Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STRUKTUR BETON PRATEGANG & PRACETAK

KELOMPOK

Chresto E Nicodemus

Takeshi S Massie

Jonathan R Kembuan

Vanrennes Jacob

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Struktur Beton
Prategang Pracetak”

Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah di Universitas Katolik De La
Salle diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi penulis sendiri.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok . yang sudah mempercayakan
tugas ini kepada penulis, sehingga sangat membantu penulis untuk memperdalam
pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya
kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari
makalah ini.

Manado, 1 September 2022

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN I……………………………………………….
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………
1.3 TUJUAN PENELITIAN …………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN ……….………………………………………..

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………
4.2 Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Beton pracetak (precast) adalah komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak
terlebih dahulu sebelum dirangkai menjadi bangunan, atau sebagai komponen beton yang
dicor ditempat bukan merupakan posisi akhir didalam struktur. Beton pracetak (precast)
diproduksi secara masal dan berulang-ulang. Elemen-elemen beton pracetak (precast) yang
dibuat dilapangan (pabrik) disambung dilokasi bangunan sampai membentuk suatu struktur
yang utuh. Pabrikasi dapat dilakukan ditempat pembangunan proyek tersebut atau
diperusahaan industri beton pracetak (pracetak) yang dibuat dengan cara pre-tension
(penegangan sebelum pengecoran) maupun posttension (penegangan setelah pengecoran)
Struktur komponen beton pracetak (precast) harus direncanakan memenuhi ketentuan
kekuatan, lendutan, dan kemudahan dalam proses pabrikasi dan penyambungan diantaranya
adalah :

1. Perencanaan bangunan struktur beton harus mempertimbangkan semua kondisi


pembebanan dan kendala mulai dari saat pabrikasi awal hingga selesainya pelaksanaan
struktur, termasuk pelepasan cetakan, penyimpanan, pengangkutan, danereksi.

2. Dalam konstruksi beton pracetak (precast) yang tidak berperilaku secara monolit, pengaruh
pada semua detail sambungan dan pertemuan harus dipertimbangkan untuk menjamin
tercapainya penampilan yang baik dari sistem struktur.

3. Pengaruh dari lendutan awal dan lendutan jangka panjang harus dipertimbangkan,
termasuk pengaruh pada komponen struktur lain yang saling bersambungan.

4. perancangan dari join dan tumpuan harus mencakup pengaruh dari semua gaya yang akan
disalurkan termasuk susut, suhu, deformasi elastis, angin dan gempa.

5. semua detail harus dirancang agar mempunyai toleransi yang cukup terhadap proses
pabrikasi dan ereksi dan terhadap tegangan sementara yang terjadi pada saat ereksi.
B . RUMUSAN MASALAH

- Apa Perbedaan Struktur Prategang dengan Pracetak ?


- Bagaimanakah inovasi dalam beton prategang pracetak ?
- Apa keuntungan dalam menggunakan struktur beton pracetak prategang?

C . TUJUAN MASALAH

-Menjelaskan Perbedaan Struktur Prategang dan Pracetak

- Memberikan salah satu inovasi dalam produk beton pracetak prategang

- Menjelaskan Keuntungan maupun Kerugian dalam memakai Beton prategang dan Pracetak
dilapangan .
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam Perencanaan proyek konstruksi , tentunya mempunyai acuan standard dari SNI atau
Standard Nasional Indonesia .SNI merupakan Standard Nasional Indonesia yang berlaku di
indonesia secara nasional .biasanya ditandai dengan bilangan tahun sni itu dibuat , seperti
SNI Beton 2017 – Tulangan baja ,beton 2013 – Beton Struktural dan sebagainya .

SNI Beton Adalah serangkaian tipe beton dengan regulasi penggunaanya beserta standard
mutu yang dimiliki melalui proses pengujian agar sesuai standar/ Salah satu ciri beton
berkualitas yang dapat digunakan konsumen harus memiliki label dan Nomor SNI

SNI beton memiliki beberapa jenis Sekaligus berdasarkan standard yang berlaku oleh SNI, :

1. SNI Paving BLOCK

Paving Block SNI Beton Menurut SK SNI 0819-88 Adalah Suatu Komposisi material
Bangunan yang terbuat dari Semen Portland atau amterial Perekat lainnya seperti,
air ,agregat,dengan tambahan ataupun tanpa tambahan material lainnya yang tidak
mengurangi mutu Betpon tersebut .Paving Block Berfungsi Sebagai alternatif menutupi
jalanan yang belum dijadikan jalan aspal atau jalan beton .Paving block sebaiknya ditujuakn
pada jalanan yang dilewati oleh kendaraan ringan .

2. SNI Beton Pracetak

Menurut SNI 7832-2012 bahwa beton pracetak adalah SNI beton yang berupa material
konstruksi dengan komponen pembentuknya dicetak atau difabrikasi, Pengolahan bisa
dilakukan di lahan ataupun dilapangan yang kemudian dipasang dilapangan sehingga
membentuk sebuah bangunan .
Kemudian lebih lanjut Beton Pracetak
Berdasarkan SNI 7833-2012 yang berlaku sampai saat ini , yaitu beton pracetak memiliki
tuntutan kinerja untuk membangun bangunan tahan gempa yang mana tuntutan tersebut lebih
timggi dari peraturan sebelum pada SNI 03-1726 dan SNI 03-2847-2002

Beton Pracetak Lebih Praktis karena siap dipakai dan tidak perlu melalui proses pengecoran
selayaknya konvensional. Beton Pracetak umumnya digunakan pada proyek pembuatan jalan
jembatan, dan bangunan bertingkat

3. SNI Beton Prategang

SNI Beton selanjutnya yaitu Beton Prategang Ysng berdasarkan Perturan Beton Indonesia
( PBI) adalah beton yang diberikan tegangan agar gaya tarik didalamnya akan berkurang atau
bahkan hilang .

Menurut SNI 03-2847-2002 , Beton prategang merupakan SNI beton yang tegangan tariknya
pada kondisi pembebanan tertentu dihilangkan atau dikurangi sampai batas aman dan baja
prategang dapat digunakan untuk keperluan ini
Beton Prategang adalah perpaduan beton dengan Baja yang ditujukan untuk melengkapi
fungsi beton pada konstruksi pembangunan baja,material bangunan yang kuat terhadap gaya
Tarik , sedangkan Beton hanya kuat pada daya tekan saja . Beton Prategang dapat menahan
tarikan dan tekanan beban sekaligus

Beton Prategang (Pratekan), Keunggulan dan Pembuatan Beton Pratekan


Beton Prategang (Pratekan), Keunggulan dan Pembuatan Beton Pratekan. Perkembangan
konstruksi yang membutuhkan kuat tarik tinggi, kuat tekan yang handal, dan juga potensi
kelebihan beban, membutuhkan beton yang di treatment secara khusus.

Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang tahan terhadap tekanan,
akan tetapi tidak tahan terhadap tarikan. Sedangkan baja adalah suatu material yang sangat
tahan terhadap tarikan. Dengan mengkombinasikan antara beton dan baja dimana beton yang
menahan tekanan sedangkan tarikan ditahan oleh baja akan menjadi material yang tahan
terhadap tekanan dan tarikan yang dikenal sebagai beton bertulang ( reinforced concrete).

Jadi pada beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik
dipikul oleh baja sebagai penulangan ( rebar ). Sehingga pada beton bertulang, penampang
beton tidak dapat efektif 100 % digunakan, karena bagian yang tertarik tidak diperhitungkan
sebagai pemikul tegangan.

Gaya tarik pada beton bertulang dipikul oleh besi penulangan ( rebar ). Kelemahan lain dari
konstruksi beton bertulang adalah bera t sendiri ( self weight ) yang besar, yaitu 2.400 kg/m3,
dapat dibayangkan berapa berat penampang yang tidak diperhitungkan untuk memikul
tegangan ( bagian tarik ).
Untuk mengatasi ini pada beton diberi tekanan awal sebelum beban-beban bekerja, sehingga
seluruh penampang beton dalam keadaan tertekan seluruhnya, inilah yang kemudian disebut
beton pratekan atau beton prategang

Perbedaan Beton Prategang (Pratekan) dengan Beton Pracetak


Beton bertulang :

Cara bekerja beton bertulang adalah mengkombinasikan antara beton dan baja tulangan
dengan membiarkan kedua material tersebut bekerja sendiri-sendiri, dimana beton bekerja
memikul tegangan tekan dan baja penulangan memikul tegangan tarik. Jadi dengan
menempatkan penulangan pada tempat yang tepat, beton bertulang dapat sekaligus memikul
baik tegangan tekan maupun tegangan tarik.
Beton Prategang (Pratekan) :

Pada beton pratekan, kombinasi antara beton dengan mutu yang tinggi dan baja bermutu
tinggi dikombinasikan dengan cara aktif, sedangan beton bertulang kombinasinya secara
pasif. Cara aktif ini dapat dicapai dengan cara menarik baja dengan menahannya kebeton,
sehingga beton dalam keadaan tertekan. Karena penampang beton sebelum beban bekerja
telah dalam kondisi tertekan, maka bila beban bekerja tegangan tarik yang terjadi dapat di-
eliminir oleh tegangan tekan yang telah diberikan pada penampang sebelum beban bekerja.

Dari uraian-uraian diatas, pada prinsipnya konsep beton prategang dan beton bertulang biasa
adalah sama, yaitu sama-sama dipasangnya tulangan pada daerah-daerah dimana akan terjadi
tegangan tarik. Bedanya pada beton bertulang biasa, tulangan akan memikul tegangan tarik
akibat beban, sedangkan pada beton prategang tulangan yang berupa kabel prategang
( tendon ) ditarik lebih dahulu sebelum bekerjanya beban luar.Penarikan kabel ini
menyebabkan tertekannya beton, sehingga beton menjadi mampu menahan beban yang lebih
tinggi sebelum retak. Pada dasarnya elemen struktur beton prategang akan mengalami
keretakan pada beban yang lebih tinggi dari beban yang dibutuhkan untuk meretakan elemen
struktur dari beton bertulang biasa.

Demikian pula dengan lendutan, untuk beton prategang lendutannya relatif lebih kecil
dibandingkan dengan beton bertulang biasa, oleh karena itu konstruksi beton prategang itu
banyak dipergunakan untuk bentangan-bentangan yang panjang.
INOVASI TEKNOLOGI DAN SISTEM BETON PRACETAK DI INDONESIA
Teknologi dan Sistem Pracetak Di Indonesia Teknologi beton pracetak adalah teknologi
konstruksi struktur beton dengan komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih
dahulu pada suatu tempat khusus (off-site fabrication),

terkadang komponen-komponen tersebut disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-


assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation). Dengan demikian,
sistem pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi beton monolit pada aspek perencanaan
yang tergantung atau ditentukan oleh metoda pelaksanaan dari fabrikasi, penyatuan dan
pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem pracetak dalam hal
cara penyambungan antar komponen (joint). Beberapa prinsip beton pracetak tersebut
dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dibandingkan beton monolit antara lain
terkait dengan pengurangan waktu dan biaya, serta peningkatan jaminan kualitas,
predicability, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan,
koordinasi, inovasi, reusability, serta relocatability (Gibb, 1999). Aplikasi beton pracetak ini
telah banyak dilakukan di berbagai negara. Namun demikian tingkat penyerapan teknologi
ini masih bervariasi. Di Amerika misalnya, implementasi teknologi ini tergolong cukup
rendah dan terbatas. Konsumsi beton untuk teknologi dan sistem pracetak ini di Amerika
dapat digolongkan masih sangat rendah disebabkan antara lain oleh rendahnya sumber
daya manusia untuk melakukan perancangan serta pengelolaan proyeknya, dan
kontraktor tidak mendapatkan penghematan biaya yang signifikan (Arditi et.al., 2000).
Menurut Sacks et.al. (2004), di Amerika pangsa pasar teknologi precast ini
dibandingkan dengan produksi total beton pada tahun 1998 adalah hanya 6% saja. Hal ini
sangat berbeda dengan konsumsi beton untuk pracetak pada negara-negara Eropa yang
cukup signifikan, seperti Finlandia sebesar 56%, Jerman sebesar 28%, Inggris sebesar
26%, dan Spanyol sebesar 20%. Di Indonesia, atas kerja sama para anggota Ikatan Ahli
Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI) dengan berbagai instansi, maka sejak tahun
1979 telah banyak penggunaan beton pracetak ini beserta transfer teknologi dan
inovasinya (Gambar 3). Penerapan yang banyak dilakukan antara lain adalah pada
bangunan rusunawa dengan jumlah mencapai 12.996 unit (kurang lebih 40% dari
seluruh rusun yang dibangun di Indonesia). Dalam tiga tahun terakhir telah terlaksana
pembangunan 9.048 unit rumah susun, atau berarti 3.000 unit rusunawa setiap tahunnya
(97% dari seluruh rusun selama 3 tahun terakhir), terutama dengan adanya program
pembangunan sejuta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah dan sebagian besar
mengadopsi teknologi dan sistem beton pracetak Gambar 3 Inovasi dan transfer teknologi
beton pracetak di indonesia

Secara umum, kebanyakan sistem beton pracetak yang ada di Indonesia merupakan
sistem pracetak non-volumetrik, yaitu komponen struktur beton pracetak yang tidak
membentuk suatu volume struktur secara utuh. Kalaupun ada yang tergolong ke dalam sistem
volumetrik adalah sistem Waffle Crete yang diadopsi dari negara Amerika Serikat dan
beberapa komponen gedung seperti toilet. Sedangkan sistem beton pracetak yang
modular belum ada yang menyediakannya di Indonesia ini. Secara umum, Tabel 2
menggambarkan berbagai inovasi pada komponen struktur yang dititikberatkan oleh 14
sistem beton pracetak yang ada. Terlihat di sini bahwa inovasi banyak dilakukan pada
sistem sambungan antar komponen struktur.
Telah ada beberapa penelitian yang ditujukan untuk menilai kinerja sistem yang ada,
namum masih belum dilakukan secara komprehensif. Kebanyakan penelitian dilakukan
khusus terhadap suatu sistem beton pracetak saja. Dari penelitian yang telah dilakukan,
terdapat bukti potensial akan manfaat teknologi dan sistem beton pracetak ini.

Kelebihan dan Kekurangan Beton Prategang


1. Kelebihan

Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka di daerah tarik akibat beban kerja

Beton prategang lebih tahan terhadap korosi

Kedap air, sehingga bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan

Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana bekerja,
lendutan akhir setelah beban rencana bekerja akan lebih kecil daripada beton bertulang biasa

Lebih efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang lebih ramping

Lebih hemat dalam penggunaan baja


Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat

2. Kekurangan

- Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat dalam proses
pembuatannya

- Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal

- Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.

Kelebihan dan Kekurangan Beton Precast

Kelebihan Beton Precast

 Lebih hemat waktu dalam proses pengerjaan konstruksi


 Kualitasnya lebih baik dan terjamin dengan mutu yang sesuai standar
 Penggunaannya praktis dan efisien
 Ramah lingkungan dan tidak menimbulkan limbah pada lokasi konstruksi
 Menghemat biaya konstruksi karena penggunaannya tidak memakai perancah dan
bekisting (material yang menghabiskan biaya besar)

Kelemahan Beton Precast

1. Rawan Terjadi Deviasi ,Proses pemasangannya sangat memerlukan ketelitian yang tinggi.
Hal ini sangat penting untuk menghindari adanya deviasi yang besar antara elemen
konstruksi. Proses pemasangan akan sulit apabila terjadi deviasi yang besar.

2. Panjang dan Bentuk Elemen Terbatas Beton precast kurang fleksibel untuk diterapkan
pada banyak lokasi pembangunan. Pasalnya, pengaplikasiannya hanya bisa dilakukan di
daerah yang memiliki alat untuk erection serta handling.

3. Memerlukan Ruang yang Besar

Pemasangannya memerlukan ruang yang cukup luas.

Pada tahap ini, diperlukan ketelitian yang sangat tinggi untuk instalasi yang sempurna
BAB III

A . KESIMPULAN

SNI Beton Adalah serangkaian tipe beton dengan regulasi penggunaanya beserta standard
mutu yang dimiliki melalui proses pengujian agar sesuai standar/ Salah satu ciri beton
berkualitas yang dapat digunakan konsumen harus memiliki label dan Nomor SNI

Beton Prategang adalah perpaduan beton dengan Baja yang ditujukan untuk melengkapi
fungsi beton pada konstruksi pembangunan baja,material bangunan yang kuat terhadap gaya
Tarik , sedangkan Beton hanya kuat pada daya tekan saja . Beton Prategang dapat menahan
tarikan dan tekanan beban sekaligus

Gaya tarik pada beton bertulang dipikul oleh besi penulangan ( rebar ). Kelemahan lain dari
konstruksi beton bertulang adalah bera t sendiri ( self weight ) yang besar, yaitu 2.400 kg/m3,
dapat dibayangkan berapa berat penampang yang tidak diperhitungkan untuk memikul
tegangan ( bagian tarik ).

pada prinsipnya konsep beton prategang dan beton bertulang biasa adalah sama, yaitu sama-
sama dipasangnya tulangan pada daerah-daerah dimana akan terjadi tegangan tarik. Bedanya
pada beton bertulang biasa, tulangan akan memikul tegangan tarik akibat beban, sedangkan
pada beton prategang tulangan yang berupa kabel prategang ( tendon ) ditarik lebih dahulu
sebelum bekerjanya beban luar.Penarikan kabel ini menyebabkan tertekannya beton,
sehingga beton menjadi mampu menahan beban yang lebih tinggi sebelum retak.

Teknologi dan Sistem Pracetak Di Indonesia Teknologi beton pracetak adalah teknologi
konstruksi struktur beton dengan komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih
dahulu pada suatu tempat khusus (off-site fabrication),

sistem pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi beton monolit pada aspek perencanaan
yang tergantung atau ditentukan oleh metoda pelaksanaan dari fabrikasi, penyatuan dan
pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem pracetak dalam hal
cara penyambungan antar komponen (joint). Beberapa prinsip beton pracetak tersebut
dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dibandingkan beton monolit antara lain
terkait dengan pengurangan waktu dan biaya, serta peningkatan jaminan kualitas,
predicability, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan,
koordinasi, inovasi, reusability, serta relocatability
1. Kelebihan dari Beton Prategang

Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka di daerah tarik akibat beban kerja

Beton prategang lebih tahan terhadap korosi

Kedap air, sehingga bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan

Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana bekerja,
lendutan akhir setelah beban rencana bekerja akan lebih kecil daripada beton bertulang biasa

Lebih efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang lebih ramping

Lebih hemat dalam penggunaan baja

Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat

Kekurangan Dari Beton Prategang

- Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat dalam proses
pembuatannya

- Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal

- Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.

B . SARAN

Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari
makalah ini.
L I N K Y O U T U B E

https://www.youtube.com/watch?v=eM8_RXiNerE

Pembuatan Beton pracetak di lapangan

https://www.youtube.com/watch?v=3BxoVE8Gx3Q

Pemasangan Beton pracetak


DAFTAR PUSTAKA

https://www.builder.id/beton-prategang/

https://adoc.pub/inovasi-teknologi-dan-sistem-beton-pracetak-di-indonesia-seb.html

https://asiacon.co.id/blog/sni-beton-pracetak-dan-prategang

https://www.99.co/blog/indonesia/beton-prategang-konstruksi/

https://www.99.co/blog/indonesia/beton-precast/#:~:text=Kelebihan%20Beton
%20Precast&text=Lebih%20hemat%20waktu%20dalam%20proses,menimbulkan
%20limbah%20pada%20lokasi%20konstruksi

Anda mungkin juga menyukai