Anda di halaman 1dari 17

TUGAS STRUKTUR BETON BERTULANG II

“RANGKUMAN MATERI KULIAH PRATISI”


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Struktur Beton II

Dosen Pengampu:
Ir.H.ZAINUDDIN,MT
NIDN. 07.2509.6304

Oleh:
YOGA DWI SAPUTRA
NIM .21222011240

KELAS 5D ( EKSEKUTIF )
PRODI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS SAINSTEK UNIVERSITAS BOJONEGORO
UNIVERSITAS BOJONEGORO
TAHUN 2023/2024
Beton bertulang ialah material yang digunakan pada banyak konstruksi bangunan,

seperti gedung, bendungan, jembatan, perkerasan jalan dan lainnya.

Jenis beton yang satu ini diklaim bisa bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur,

khususnya dalam mengemban tugas menahan gaya tarik.

Perlu diketahui, beton memang mampu menahan beban daya tekan yang kuat.

Namun, ia lemah dalam menahan gaya tarik yang melebihi kapasitas struktur bangunan.

Dengan begitu, beton perlu dibantu dengan memberinya baja tulangan untuk menanggung

gaya tarik yang bekerja.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang beton bertulang, kamu bisa simak uraian di

bawah ini!

1. Pengertian Beton Bertulang

Yoga Dwi Saputra


Beton bertulang (reinforced concrete) dikenal sebagai beton yang dikombinasikan

dengan tulangan baja. Material ini dibuat menggunakan prinsip-prinsip berikut:

 Luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum

 Disyaratkan dengan atau tanpa prategang

 Direncanakan berdasarkan asumsi bahwa batang-batang baja yang ditanamkan

pada beton bisa memberikan kekuatan tarik yang maksimum

Kemudian, ada beberapa alasan yang menguatkan bahwa baja tulangan dan beton bisa

bekerjasama dalam menahan beban.

Dilansir dari pengadaan.web.id, berikut penjelasannya:

 Kekuatan lekatan (bond) antara baja dan beton bisa berinteraksi mencegah selip pada

beton keras

 Campuran beton yang baik dinilai memiliki sifat kedap air yang dapat mencegah

korosi pada baja tulangan

 Angka kecepatan mulai antara baja dan beton hampir sama, yaitu antara 0,000010-

0,000013 untuk beton per derajat Celcius sedangkan baja 0,000012 per derajat

Celcius

Yoga Dwi Saputra


Kelebihan dan Kekurangan Beton Bertulang

Kelebihan

Jenis beton yang satu ini memiliki beberapa keunggulan yang baik untuk konstruksi

bangunan. Penjelasan kelebihannya bisa kamu simak pada rincian berikut:

 Bahan mudah didapat

 Harganya relatif lebih ekonomis dan tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang

tinggi

 Mudah dibentuk

 Memiliki kekuatan tekan tinggi

 Strukturnya memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap api dan air

Yoga Dwi Saputra


 Bisa dicetak menjadi bentuk yang beragam, mulai dari pelat, balok, kolom beton

bertulang yang sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar

Kekurangan

Walaupun memiliki banyak kelebihan, beton tersebut pun tak luput dari beberapa

kelemahan seperti berikut:

 Memerlukan bekisting untuk menahan beton sampai beton tersebut mengeras

 Memiliki kekuatan per satuan berat yang rendah, sehingga berat beton bertulang

menjadi besar

 Membutuhkan acuan (cetakan) dan perancah (tiang acuan) selama pengerjaan adonan

 Memiliki kekuatan per satuan volume yang rendah sehingga membuat ukurannya

relatif besar.

 Sifat-sifat yang dihasilkan sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi campuran

dan pengadukannya

 Proses pembuatan adonan, penuangan, dan perawatan beton bertulang tidak bisa

ditangani dengan teliti seperti yang dilakukan pada proses produksi baja dan kayu

lapis

Yoga Dwi Saputra


Pengelompokan Baja Tulangan pada Beton Bertulang

Menurut SII 0136-80, pengelompokan baja tulangan untuk beton bertulang dibagi

menjadi beberapa kategori.

Berikut rinciannya.

sumber: pengadaan.web.id

Yoga Dwi Saputra


Lalu, mengacu pada SNI 03-2847-2002, untuk melindungi baja tulangan terhadap

bahaya korosi, selimut beton perlu diberikan di sebelah tulangan luas. Tebal selimut

tersebut harus memenuhi ketentuan berikut :

Yoga Dwi Saputra


Jenis-Jenis Struktur Beton Bertulang

Beton ini dibuat dari beberapa elemen struktur, seperti balok, kolom, dan pelat.

Berikut penjelasannya :

1. Balok

Balok dari jenis beton ini merupakan salah satu komponen struktur yang bisa menyalurkan

beban-beban dari pelat ke kolom.Material ini dibuat dengan cara dicor secara monolit dengan

pelat.

2. Kolom

Kolom ialah komponen struktur dari bangunan gedung yang berfungsi sebagai penyalur

beban yang berasal dari pelat.

Yoga Dwi Saputra


3. Pelat

Pelat adalah sebuah struktur yang dibuat untuk membuat lantai bangunan atau atap

dengan bidang permukaan yang arahnya horizontal.

Tahap Pengecoran Beton Yang Benar Sesuai SOP Dan SNI

Melakukan Tahapan Pengecoran Beton yang Benar memang seperti mudah, namun

apabila tidak tahu caranya bisa jadi hasil pengecoran tidak bagus, mudah retak dan bisa jadi

mudah ambruk. Agar kita tidak mengalami hal semacam itu maka kita penting untuk

membahas tips pekerjaan cor beton yang benar sesuai standar literatur yang ada di Indonesia.

Sebelumya perlu kita ketahui bersama, seperti apa beton ready mix yang bagus. Karena

material ini adalah faktor penting dan paling utama untuk mendapatkan hasil pengecoran

yang terbaik. Berikut ciri-ciri beton yang bagus;

 Kuat

 Murah

 Permukaan rata dan halus

 Datar dan tegak

 Cepat pembuatanya

 Tidak keropos atau retak

Yoga Dwi Saputra


Gambar pengecoran manual

Tips Pekerjaan Pengecoran Ready Mix

Beton Siap Pakai adalah beton yang diproduksi di batching plant yang diaduk dalam suatu

mesin pengaduk stasioner dan/atau dalam truk mixer/pengaduk. Kemudian dikirim kepada

konsumen beton dalam keadaan segar menggunakan truk mixer dengan kualitas tertentu

sesuai dengan persyaratan atau spesifikasi teknis yang diinginkan oleh konsumen.

Untuk memperoleh mutu beton yang beragam sangat dipengaruhi perbandingan bahannya.

Bagi beton kualitas rendah atau sedang, misalnya K 200 hingga K 250 dapat menggunakan

metode perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 agregat kasar hingga perbandingan 1 semen : 1,5

pasir : 2,5 agregat kasar.

Yoga Dwi Saputra


Sedangkan untuk beton kualitas tinggi seperti K 400 menggunakan metode perbandingan

berat dan memerlukan perencanaan khusus. Di sini penggunaan jumlah semen sangat

berpengaruh terhadap kualitas beton, karena sebagai perekat material yang lain. Perbandingan

bahan dari tiap campuran beton adalah perbedaan jumlah pemakaian semennya, sedangkan

volume pasir dan agregat kasar tidak banyak berubah.

Penambahan semen pada campuran beton memang dapat meningkatkan kualitasnya, namun

perbandingan penggunaan air dengan semen juga sangat menentukan, selain tingkat

kekerasan, bentuk, gradasi, permukaan dan ukuran maksimum dari agregat yang digunakan.

Penggunaan volume air yang berlebihan dapat berisiko menurunkan kuat tekan beton,

bleeding, shrinkage/susut, atau terjadinya pemisahan antara agregat kasar dan halus. Namun,

untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal, proses pengecoran, pemadatan dan perawatan

beton juga harus diperhatikan.

Tahapan Pengecoran Beton yang Benar

1. Desain struktur harus benar dulu, meliputi dimensi beton dan bahan yang kita

gunakan. Karena jika perhitungan strukturnya sudah salah walaupun dikerjakan

sebaik apapun juga akan roboh.

2. Menggunakan material beton sesuai dengan hasil perhitungan batas minimal kuat.

misalnya jika sebuah struktur beton bertulang akan kuat jika menggunakan beton

K350 jika dalam pengecoran menggunakan K250 maka besar kemungkinan akan

terjadi kegagalan struktur.

3. Bekisting kita persiapkan dengan benar, posisi dan jumlah perancah kita hitung sekuat

dan semurah mungkin. Sehingga tidak terjadi kerobohan akibat penyangga tidak kuat,

Yoga Dwi Saputra


namun tidak terjadi pemborosan karena penggunaan perancah terlalu banyak melebihi

kebutuhan.

4. Papan bekisting atau triplek harus dalam kondisi bersih sebelum kita gunakan.

Bekisting bekas seringkali masih tersisa beton lama yang menempel. Hal ini jika

langsung kita gunakan sebagai cetakan maka bisa menyebabkan beton keropos.

5. Pembongkaran bekisting tidak boleh terlalu cepat sebelum beton mampu menahan

beban sendiri.

6. Pembersihan beton tercecer harus kita lakukan langsung saat proses pengecoran

berlangsung. Karena membersihkan pada lain waktu berarti beton tercecer sudah

mengeras dan akan lebih sulit serta membutuhkan biaya besar.

7. Jika menggunakan beton Ready Mix maka perlu berkoordinasi dengan perusahaan

penyedia beton cor tersebut. Tujuanya untuk memastikan bahwa material beton

terkirim pada tanggal dan jam yang telah terjadwalkan. Kemunduran kedatangan

material beberapa jam atau bahkan hari bisa mempengaruhi kualitas pekerjaan beton.

8. Selalu cek ketegakan dan kedataran beton dengan alat ukur seperti water pass atau

teodolit.

9. Untuk pengecoran beton yang menyambung dengan beton lama maka harus

menggunakan lem beton. Dan melakukan ketrik beton lama agar menyatu dengan

yang baru.

Yoga Dwi Saputra


Pengecoran beton ready mix

Pengambilan Sample Beton dengan Core Drill


Pengambilan sampel beton dengan metode Core Drill atau coring beton adalah suatu

proses mendapatkan sampel beton berbentuk silinder yang selanjutnya sampel tersebut

dibawa ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan beton (concrete compresion test).

Alat Core Drill

Core Drill merupakan bor berbentuk silinder yang digunakan untuk membuat lobang

di permukaan, terbuat dari logam dan pada ujung bor biasanya dilapisi dengan berlian atau

karbida.

Yoga Dwi Saputra


Sebuah Cor Drill terdiri atas motor, pegangan dan mata bor. Perbedaan core drill

dengan alat pemotong semen lainnya adalah core drill dapat membuat ekstrak sampel dari

material yang diambil. Pada bagian tengah bor coring dapat membuat semacam ukiran

berbentuk silinder dari media material yang dibor. Sampel beton yang diambil melalui proses

core drilling inilah yang disebut dengan sampel beton inti.

Core drill yang dilakukan pada struktur beton

Yoga Dwi Saputra


Alat core drill yang umum digunakan dalam proses coring beton:

Sampel Beton Hasil Core Drilling

Yoga Dwi Saputra


Syarat Pengambilan Sampel Beton dengan Core Drill
Hal-hal yang patut diperhatikan dalam pengambilan sample beton adalah sebagai berikut:

1. Umur beton minimal 14 hari.

2. Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan,

biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur,

atau dari hasil NDT (Non Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun

UPVT (Ultrasonic Pulse Velocity Test). Dari satu daerah beton diambil satu titik

pengambilan contoh. Pengambilan contoh pada bangunan sudah lama berdiri, maka

biasanya core drill dilakukan pada bagian-bagian elemen struktur beton yang ingin

diketahui kuat tekannya

3. Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat

yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan,

momen maksimum, dan tulangan utama.

4. Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan/agregat

kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh

digunakan untuk

5. Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm;

6. Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 ,

dimana L = panjang dan D =diameter benda uji;

7. Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton.

8. Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal

sama.

9. Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak

lurus terhadap sumbu benda uji;

Yoga Dwi Saputra


10. Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2

batang;

11. Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2

batang, benda uji harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga

memenuhi ketentuan dan bila tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak boleh

digunakan untuk uji kuat tekan

Benda uji beton inti sesudah kaping yaitu harus memenuhi ketentuan 2,00 ≥ L/D ≥ 1,00

dimana tebal lapisan untuk kaping tidak boleh melebihi 10 mm.

Yoga Dwi Saputra

Anda mungkin juga menyukai