Anda di halaman 1dari 40

TUGAS ILMU DAN TEKNOLOGI BAHAN

BETON
Disusun Oleh :
Novera Kresiariati 5111418030 TEKNIK SIPIL S1
Akmal Hilmi R. 5111418086 TEKNIK SIPIL S1
Muhammad Nauval I. 5111418088 TEKNIK SIPIL S1
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ilmiah tentang beton.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan

tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat

memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang beton ini dapat

memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Semarang, 1 Oktober 2018

Penyusun

BETON Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................4

1.2 Tujuan .................................................................................................5

1.3 Rumusan Masalah ...............................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Beton …............................................................................7

2.2 Sifat-sifat Beton .................................................................................7

2.3 Jenis-jenis Beton ................................................................................9

2.4 Kekuatan Beton ……………………................................................16

2.5 Aplikasi Beton pada Konstruksi Bangunan Gedung …………...….18

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Beton …………………………………22

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Bahan-bahan Penyusun Beton ...........................................................24

3.2 Tahap Pembuatan Beton ……………………………………………34

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan …………………………………………………………38


4.2 Saran ………………………………………………………………..38

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................39

PERTANYAAN DAN JAWABAN ……………………………………………40

BETON Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat

banyak dipakai dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah

dan kemudahan dalam pelaksanaannya membuat beton semakin tak

tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan yang

dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan

tarik yang rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang

bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan

pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan dasarnya,

cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar

dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.

Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat

dipengaruhi oleh keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan.

Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang disuplai oleh

perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman

bahan dasarnya. Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton

sesuai seperti yang disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan beton

harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur. Yang

dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini adalah

kuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas

maka diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat mengetahui

BETON Page 4
kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai dengan yang

disyaratkan sedini mungkin.

Pada zaman dahulu nenek orang-orang merekatkan batu-batu

raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya.

Perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran

batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan

Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas

dinamai pozzuolana.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a) Memperdalam pengetahuan kita mengenai macam bahan pembuatan

beton.

b) Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun beton

c) Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi

d) Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung

e) Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton

pada kontruksi bangunan gedung

BETON Page 5
1.3. Rumusan Masalah

a) Apa sajakah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan dinding

bangunan ?

b) Apa saja bahan dasar penyusun beton?

c) Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi?

d) Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?

e) Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi

bangunan gedung?

BETON Page 6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Beton

Dalam KBBI, Beton adalah campuran semen, kerikil, dan pasir yg


diaduk dengan air untuk tiang rumah, pilar, dinding, dsb. Dalam pengertian
umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau
koral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat
semen, agregat dan air, maupun perbandingan pencampurannya. Untuk
mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih
bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat. Seiring dengan penambahan
umur,beton akan semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana
(f’c) pada usia 28 hari.

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik


lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan yang membentuk massa padat (SNI-03-2847-2002). Beton juga dapat
didefinisikan sebagai bahan bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya dapat
ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan
yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih (Dr. Wuryati Samekto, M.Pd dan
Candra Rahmadiyanto, S.T.,2001).

2.2. Sifat-sifat Beton

Sifat dan karakteristik beton :

1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan

yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah

BETON Page 7
2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang

memikul momen lengkung atau tarikan

3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan

terjadi retak yang makin lama makin besar

4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas

dan dikenal dengan proses hidrasi

5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan

antar butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah

6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan

butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton

akan berkurang.

7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk

memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar

dihasilkan kekuatan beton yang tinggi.

8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton

harus dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.

9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen

konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya

10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang

balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik

11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam

menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya

tarik.

BETON Page 8
12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga

yang relative rendah.

13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa

konstruksinya mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang

mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya

kebakaran.

14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri

konstruksi dengan massa jenis γc sekitar 2400 kg/m3 bahan ini

memiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg setara dengan 1 kN,

di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan beton

sangat berat

15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi

waktu berupa susut dan rangkak.

2.3. Jenis-jenis Beton

Beton dibedakan dalam 2(dua) kelompok besar yaitu :

1. Beton Keras

Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatan

karakteristik, kekuatan tekan, tegangan dan regangan, susut dan

rangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan dan kekedapan

terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalah

kekuatan tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton

BETON Page 9
yang ada kaitannya dengan struktu beton. Berbagai test uji kekuatan

dilakukan pada beton keras ini antara lain :

a. Uji kekuatan tekan ( compression test)

b. Uji kekuatan tarik belah ( spillting tensile test )

c. Uji kekuatan lentur

d. Uji lekatan antara beton dan tulangan

e. Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.

2. Beton Segar

Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh mana

mempengaruhi pemilihan peralatan yang dibutuhkan untuk

pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi sifat-

sifat beton pada saat mengeras. Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika

membuat beton :

a. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama

oleh beton yang mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dan

kestabilan volume.

b. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek

ketika beton dalam kondisi plastis (workability) atau

BETON Page 10
kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding dan

segregation.

Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan

beberapa cara, tetapi kebanyakan dari pengetesan tersebut hanya

bersifat empiris. Hanya sedikit yang memenuhi standart, dan

semua test tersebut bersifat ‘a single point test’ jadi tidak dapat

dibandingkan satu samalainnya karena mereka mengukur sifat-

sifat beton yang berbeda. Walaupun begitu adalah penting untuk

mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas karena penting

untuk control kualitas. Pengukuran workabilitas yang telah

dikembangkan antara lain:

a. Slump test

b. Compaction test

c. Flow test

d. Remoulding test

e. Penetration test

f. Mixer test

BETON Page 11
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, jenis beton dapat

dibedakan menjadi sepuluh macam yaitu:

a. Beton Mortar

Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir,

dan air. Ada tiga ragam mortar yang sering digunakan antara lain

semen, kapur, dan lumpur. Beton mortar semen yang dipasangi

anyaman tulangan baja di dalamnya dikenal sebagai ferro cement.

Beton ini memiliki kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.

b. Beton Ringan

Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai

agregat yang berbobot ringan. Beberapa orang juga kerap

menambahkan zat aditif yang bisa membentuk gelembung-

gelembung udara di dalam beton. Semakin banyak jumlah

gelembung udara yang tersimpan pada beton, maka pori-porinya

pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya juga bakal kian

membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada

beton lain yang memiliki ukuran sama persis. Beton ringan biasanya

diaplikasikan pada dinding non-struktur.

BETON Page 12
c. Beton Non-Pasir

Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak

menggunakan pasir, melainkan hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini

menyebabkan terbentuknya rongga udara di celah-celah kerikil

sehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena tidak

memakai pasir, kebutuhan semen pada beton ini juga lebih sedikit.

Penggunaan beton non-pasir misalnya pada struktur ringan, kolom

dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton.

d. Beton Hampa

Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan

penyedotan air pengencer adukan beton memakai vacuum khusus.

Akibatnya beton pun hanya mengandung air yang telah bereaksi

dengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat tinggi.

Tak heran, beton hampa banyak sekali dimanfaatkan dalam

pendirian bangunan-bangunan pencakar langit.

e. Beton Bertulang

Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dan

tulangan baja. Perlu diketahui, beton mempunyai sifat kuat terhadap

gaya tekan, tetapi lemah dengan gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan

baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan beton tersebut

terhadap gaya tarik meningkat. Beton bertulang biasanya dipasang

BETON Page 13
pada struktur bentang lebar seperti pelat lantai, kolom bangunan,

jalan, jembatan, dan sebagainya.

f. Beton Pra-Tegang

Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali

dengan beton bertulang. Perbedaan tipis hanyalah terletak pada

tulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton harus ditegangkan

terlebih dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami keretakan

walaupun menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-

tegang juga banyak dilakukan untuk menyangga struktur bangunan

bentang lebar.

BETON Page 14
g. Beton Pra-Cetak

Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek

pembangunan disebut beton pra-cetak. Beton ini memang sengaja

dibuat di tempat lain agar kualitasnya lebih baik. Selain itu,

pemilihan beton tersebut juga kerap didasari pada sempitnya lokasi

proyek dan tidak adanya tenaga yang tersedia. Beton pra-cetak

biasanya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di

bidang pembangunan dan pengadaan material.

h. Beton Massa

Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang

cukup banyak. Penuangan beton ini juga sangat besar di atas

kebutuhan rata-rata. Begitu pula dengan perbandingan antara

volume dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Pada umumnya,

beton massa memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm.

Beton ini banyak diaplikasikan pada pembuatan pondasi besar, pilar

bangunan, dan bendungan.

BETON Page 15
i. Beton Siklop

Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat

cukup besar sebagai bahan pengisi tambahannya. Ukuran

penampang agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm. Bahan ini

lantas ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapat

meningkatkan kekuatannya. Beton siklop seringkali dibangun pada

bendungan, jembatan, dan bangunan air lainnya.

j. Beton Serat

Secara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkan

serat-serat tertentu ke dalam adukan beton. Contoh-contoh serat

yang lumrah dipakai di antaranya asbestos, plastik, kawat baja,

hingga tumbuh-tumbuhan. Penambahan serat dimaksudkan untuk

menaikkan daktailitas pada beton tersebut sehingga tidak mudah

mengalami keretakan.

2.4. Kekuatan Beton


Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton.

Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk dapat menerima gaya

per satuan luas (Tri Mulyono, 2004). Nilai kekuatan beton diketahui

dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap benda uji silinder

ataupun kubus pada umur 28 hari yang dibebani dengan gaya tekan

sampai mencapai beban maksimum. Beban maksimum didapat dari

BETON Page 16
pengujian dengan menggunakan alat compression testing machine.Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton, yaitu :

1. Faktor air semen (FAS)

Faktor air semen (FAS) merupakan perbandingan

antara jumlah air terhadap jumlah semen dalam suatu campuran

beton. Fungsi FAS, yaitu :

a. Untuk memungkinkan reaksi kimia yang

menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya

pengerasan.

b. Memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton

(workability) Semakin tinggi nilai FAS,

mengakibatkan penurunan mutu kekuatan beton.

Namun nilai FAS yang semakin rendah tidak selalu

berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi.

Umumnya nilai FAS yang diberikan minimum 0,4

dan maksimum 0,65 (Tri Mulyono, 2004).

2. Sifat agregat

Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu

campuran beton. Adapun sifat-sifat agregat yang perlu

diperhatikan seperti, serapan air, kadar air agregat, berat jenis,

gradasi agregat, modulus halus butir, kekekalan agregat,

kekasaran dan kekerasan agregat.

3. Proporsi semen dan jenis semen yang digunakan

BETON Page 17
Berhubungan dengan perbandingan jumlah semen

yang digunakan saat pembuatan mix design dan jenis semen

yang digunakan berdasarkan peruntukkan beton yang akan

dibuat. Penentuan jenis semen yang digunakan mengacu pada

tempat dimana struktur bangunan yang menggunakan material

beton tersebut dibuat, serta pada kebutuhan perencanaan apakah

pada saat proses pengecoran membutuhkan kekuatan awal yang

tinggi atau normal.

4. Bahan tambah

Bahan tambah (additive) ditambahkan pada saat pengadukan

dilaksanakan. Bahan tambah (additive) lebih banyak digunakan untuk

penyemenan (cementitious), jadi digunakan untuk perbaikan kinerja.

Menurut standar ASTM C 494/C494M – 05a, jenis bahan tambah kimia

dibedakan menjadi tujuh tipe, yaitu :

1. water reducing admixtures

2. retarding admixtures

3. accelerating admixtures

4. water reducing and retarding admixtures

5. water reducing and accelerating admixtures

6. water reducing and high range admixtures

7. water reducing, high range and retarding admixtures

2.5. Aplikasi Beton pada Konstruksi Bangunan Gedung


Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengkapi

dengan besi tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi

BETON Page 18
dengan besitulangan yang memiliki kuat tarik yang baik. Beton bertulang hampir dapat

di jumpai padasemua elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom,

balok, dan pelat lantai.Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Pondasi

Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu

jenis konstruksi yang menjadi dasardan pondasi ini berfungsi sebagai

penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini bertujuanuntuk

diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun

terdapat juga pengertian pondasi yang lain yang

mengatakan bahwa pondasi adalah konstruksi yang telah

diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin

keseimbangan dankestabilan bangunan terhadap berat yang akan

dibebankan pada pondasi tersebut.

2. Tie Beam/Sloof

BETON Page 19
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi

bangunan. Jenis Konstruksi Beton Bertulang ini biasanya dibuat

pada bangunan Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada

Lantai 1 atau Orang-orang biasa menyebutnya Lantai Dasar. Inilah

sebabnya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan

sudah “Berdiri” tegak.

3. Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang

memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur

tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,

sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang

dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan

dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,

1996).

BETON Page 20
4. Balok

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang

kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban

menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring balok juga

berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi

pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu

mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat

dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring

balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah

bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok

melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal

material.

BETON Page 21
5. Pelat lantai beton

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-

sama balok penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian

akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan,

hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang

tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan

momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit,

tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok

penumpu.

2.6. Kelebihan dan Kekurangan Beton

Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat

(terkadang bahan tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia

tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia) pada perbandingan tertentu.

Kelebihan dari beton adalah:

a. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari

bahan lokal, kecuali semen Portland.

BETON Page 22
b. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan

termasuk rendah

c. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai

sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.

d. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau

pasangan batu.

e. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk

apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan

Kekurangan dari beton adalah:

a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh

karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.

b. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika

basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang

panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan

pengembangan beton.

c. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu

sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya

retak-retak akibat perubahan suhu.

d. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki

air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.

e. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail

secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi

bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

BETON Page 23
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Bahan-bahan Penyusun Beton

1. Semen

Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampuran

dengan air atau larutan garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah :

a. Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu

kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar

kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan

tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester.

Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5

(lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.

b. Semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen

abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti

sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit

(calcite) limestone murni.

BETON Page 24
c. Oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang

digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di

darat maupun di lepas pantai.

d. Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan

buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari

pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium

oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah.

Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga

menjadi lebih keras.

Semen yang biasa digunakan pada teknik sipil adalah semen portland.

Semen portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang

dihasilkan dengan cara menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri

dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis) dengan batu gips sebagai

tambahan.

2. Agregat

Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi

dalam campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber

BETON Page 25
daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui

proses pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat

juga diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat

halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi

alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-

alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm. Agregat kasar untuk

beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil disintegrasi alami dari

batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu,

memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang

diizinkan tergantung pada maksud pemakaian.

Pada teknologi beton, agregat terdiri dari banyak klasifikasi, yaitu;

Ditinjau dari asalnya

1. Agregat alam

Pada umumnya agregat alam menggunakan bahan baku alam atau hasil

penghancurannya. Jenis batu alam yang baik untuk agregat adalah batuan

beku. Jenis batu endapan atau metamorph juga dapat dipakai meskipun

kualitasnya masih perlu dipilih. Batuan yang abaik untuk agregat adalah

butiran-butiran yang keras kompak, tidak pipih , kekal (volume tidak mudah

berubah karena perubahan cuaca), serta tidak terpengaruh keadaan

sekelilingnya.

Agregat alam dapat dibedakan atas tiga kelompok.

BETON Page 26
a. Kerikil dan pasir alam agregat jenis ini merupakan hasil

penghancuran oleh alam dari batuan induknya. Seringkali agregat ini

terdapat jauh dari asalnya karena terbawa arus air atau angin, dan

mengendap di suatu tempat. Pada umumnya pasir dan kerikil yang

terbawa arus air berbentuk bulat, sehingga dianggap baik untuk agregat

aduk atau beton. Umumnya pula jenis agregat ini bentuknya berubah-

ubah dan tidak homogen sehingga dalam penggunaannya untuk beton

diperlukan perhatian khusus. Karena perubahan susunan butir agregat

sangat berpengaruh terhadap sifat beton yang dibuat agregat tersebut.

b. Agregat batu pecah,Jenis batu yang baik untuka agregat ini

adalah batuan beku yang kompak. Di dalam pemakaiannya, batu pecah

membutuhkan air lebih banyak karena luas bidang permukaannya relatif

lebih luas. Dengan demikian untuk mendapatkan kelecakan aduk tertentu

dan faktor air semen sama, beton dengan agregat batu pecah akan

menggunakan semen sedikit lebih banyak daripada beton dengan

menggunakan pasir atau kerikil alam. kekuatan beton dengan batu pecah

biasanya juga lebih tinggi , karena daya lekat perekat pada permukaan

batu pecah lebih baik daripada butiran yang halus.

c. Agregat batu apung ,merupakan agregat alamiah yang ringan

dan umum digunakan. Penggunaan batu apung harus bebas dari debu

volkanik halus dan bahan-bahan yang bukan volkanik, misalnya

lempung. Batu ini memiliki sifat isolasi panas yang baik.

BETON Page 27
2. Agregat buatan

Agregat buatan adalah suatu agregat yang dibuat dengan tujuan

penggunaan khusus, atau karena kekurangan agregat batuan-batuan alam.

Berikut adalah contoh agregat buatan:

a. Klinker dan Breeze

Pada umumnya klinker dianggap sebagai bahan yang dibakar

sempurna, massanya mengeras dan berinti, serta terisi bahan yang

sedikit terbakar. Adapun breeze merupakan bahan residu yang

kurang keras dan kurang baik pembakarannya, sehingga

mengandung lebih banyak bahan yang mudah terbakar. Kuantitas

bahan yang mudah terbakar akan mempengaruhi rambatan

kelembapan. Makin banyak bahan yang mudah terbakar semakin

besar pula terjadinya rambatan kelembapan.Sumber utama jenis

agregat ini adalah stasiun pembangkit tenaga dimana ketel uap

dipanasi dengan bahan bakar padat. Agregat jenis ini banyak

dipergunakan untuk memproduksi blok dan pelat untuk

partisi/penyekat dalam dan tembok interior lainnya.

b. Agregat yang berasal dari bahan-bahan yang mengembang tanah liat

dan batu tulis yang terjadi secara alamiah dapat dipergunakan unytuk

membuat bahan berpori yang ringan, dengan permukaan yang

berbentuk sel-sel dengan pemanasan sampai suhu sekitar 1000 0C –

2000 0C.

BETON Page 28
c. Cooke breeze

Cooke breeze adalah hasil tambahan dari sisa bakaran bahan

bakar batu arang yang kurang sempurna pembakarannya, biasanya

terdapat pada dapur-dapur rumah tangga di negara-negara Eropa dan

Amerika. Cooke breeze mengandung banyak sekali arang, kadang

mencapai 75 %. Kandungan arang yang banyak tadi akan

menghambat pengerasan semen sehingga dalam pemakaiannya

perlu

d. Hydite

Agregat jenis ini dibuat dari tanah liat (shale) yang dibakar

dalam dapur berputar. Tanah liat kering atau yang bergumpal –

gumpal atau pecahan shale dibakar mendadak dalam dapur berputar

pada suhu tinggi. Dengan demikian bahan akan membengkak.

Hasilnya merupakan bongkahan-bongkahan tanah yang

mengembang serta hampir leleh, kemudian dihancurkan dan diayak

hingga mencapai susunan butir yang diperlukan.

e. Lelite

Lelite dibuat dari batu metamorpora atau shale yang

mengandung senyawa-senyawa karbon. Bahan dasarnya dipecah

kecil-kecil, kemudian dilakukan pembakaran dalam dapur vertikal

pada suhu yang tinggi (± 1550oC). Pada suhu ini butiran-butiran

akan mengembang dan terkumpul di bawah (dasar) dapur berupa

lempeng-lempeng yang berlubang seperti rumah lebah. Dari

BETON Page 29
lempeng-lempeng ini dibuat bahan tambah dengan memecah dan

mengayaknya untuk mendapatkan butiran-butiran dengan ukuran

tertentu. Lempeng itu sendiri dapat dipergunakan untuk unsur

bangunan guna menghambat suara dan panas.

Ditinjau dari berat jenisnya

1. Agregat Ringan

Agregat ini adalah agregat yang memiliki berat jenis kurang dari

2,0, dan biasanya digunakan untuk beton non struktural. Agregat ini juga

dapat digunakan untuk beton struktural atau blok dinding tembok.

Kelebihan agregat ini adalah memiliki berat yang rendah , sehingga

strukturnya ringan dan fondasinya dapat lebih kecil. Agregat ini dapat

diperoleh secara alami maupun buatan. Beberapa contoh agregat ringan :

agregat batu apaung, rocklite, lelite, dan sebagainya.

2. Agregat Normal

Agregat normal adalah agregat yang memiliki berat jenis antara 2,5

sampai 2,7. agregat ini berasal dari batuan granit, basalt, kuarsa, dan

sebagainya. Beton yang dihasilkan memiki berat jenis sekitar 2,3 dengan

kuat tekan antara 15 Mpa sampai 40 Mpa. Betonnya dinamakan beton

norma

3. Agregat Berat

Agregat ini memilik berat jenis lebih dari 2,8. contoh agregat berat

, misalnya magnetik (Fe2O4), barytes (BaSO4), dan serbuk besi. Beton

BETON Page 30
yang dihasilkan juga memiliki berat jenis tinggi (sampai 5,0), yang efektif

sebagai pelindung sinar radiasi sinar X.

Ditinjau dari Bentuknya

1. Bulat

Agregat jenis ini biasanya berasal dari sungai atau pantai dan

mempunyai rongga udara minimum 33%. Agregat ini hanya memerlukan

sedikit pasta semen untuk menghasilkan adukan beton yang baik. Agregat

jenis ini tidak cocok untuk beton mutu tinggi maupun perkerasan jalan

raya. Agregat berbentuk bulat sebagian mempunyai rongga udara yang

lebih besar daripada agregat bulat, yaitu berkisar 35-38%. Dengan

demikian agregat jenis ini membutuhkan pasta semen lebih banyak untuk

mendapatkan beton segar yang baik (dapat dikerjakan).

2. Bersudut

Bentuk ini tidak beraturan, memiliki sudut-sudut yang tajam dan

permukaannya kasar. Termasuk jenis ini adalah semua jenis batu pecah

hasil pemecahan dengan mesin. Agregat ini memiliki rongga yang lebih

besar, yaitu antara 38% sampai 40%. Ikatan antar butirnya baik sehingga

membentuk daya lekat yang baik. Agregat jenis ini baik untuk membuat

beton mutu tinggi maupun lapis perkerasan jalan.

3. Pipih

Agregat jenis ini adalah agregat yang memiliki perbandingan

ukuran terlebar dan tertebal pada butiran itu lebuh dari 3. Agregat ini

berasal dari batu-batuan yang berlapis.

BETON Page 31
4. Memanjang (Lonjong)

Butiran agregat dikatakan memanjang jika perbandingan ukuran

yang terpanjang dan terlebar lebih dari 3.

Ditinjau dari tekstur permukaan

1. Agregat dengan permukaan seperti gelas, mengkilat. Contoh: flint hitam,

obsidian.

2. Agregat dengan permukaan kasar. Umumnya berupa pecahan batuan,

permukaan tampak kasar tampak jelas bentuk kristalnya. Contoh jenis

ini: basalt, felsite, batu kapur, dan sebagainya.

3. Agregat denga permuakaan licin. Biasa ditemukan pada batuan yang

butiran-butirannya sangat halus. Contoh: kerikil sungai, chart, batu lapis,

dan sebagainya.

4. Agregat dengan permukaan berbutir. Pecahan dari batuan ini

menunjukan adanya butir-butir bulat yang merata. Misalnya batuan

pasir, colite.

5. Agregat berpori dan berongga.

3. Air dan Bahan Campuran

Beton menjadi keras karena reaksi antara semen dan air. Oleh karena

itu, air yang dipakai untuk mencampur kadang-kadang mengubah sifat

semen. Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung

minyak, lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton.

Untuk itu diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu cocok untuk

BETON Page 32
dipakai sebagai campuran beton atau tidak. Cara berikut ini dipergunakan

untuk pemeriksaan tersebut: Waktu set semen dan kekuatan tekan diukur

untuk mortar yang dicampur dengan air bersih dan yang dicampur air yang

diuji, hasil pengukurannya dibandingkan. Sedangkan air laut hanya dapat

dipakai untuk beton yang tidak mempergunakan baja tulangan karena

mengandung garam yang dapat menyebabkan baja berkarat.

Bahan campuran ditambahkan dengan maksud agar dapat

memperbaiki sifat beton yang lemah dan mengeras. Bahan campuran dibagi

menjadi dua kelompok: yang pertama ialah bahwa volume yang

ditambahkan harus diperhitungkan pada pengadukan beton dan yang

ditambahkan tidak perlu diperhitungkan. Yang pertama disebut bahan

campuran dan yang kedua disebut zat campuran. Ada beberapa macam bahan

campuran. Contoh khas adalah bahan yang memiliki sifat hidrolik

tersembunyi seperti pozolan, abu terbang, slag tanur tinggi, dan berbagai

bahan penambah. Ada beberapa jenis zat campuran yang digolongkan

menurut fungsinya yaitu zat pembawa dan zat untuk pendispersi (zat

penghilang air). Zat pembawa dipakai untuk memperbaiki kemampuan

pengerjaan dengan mencampur sejumlah optimum udara ke dalam beton.

Termasuk ke dalam golongan ini adalah resin vinol. Zat untuk pendispersi

dipergunakan untuk mencegah tersetnya partikel dalam semen. Jika zat ini

dibubuhkan dalam beton, kecairan beton akan bertambah. Garam kondensat

tinggi dari asam sulfonat melamin dan sebagainya temasuk golongan zat

pendispersi.

BETON Page 33
3.2. Tahap Pembuatan Beton

Dalam proses pembuatan beton normal hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain :

1. Pemeriksaan bahan atau material beton harus sesuai dengan standar

pemeriksaan beton seperti SNI, SKSNI, ASTM DAN AASHTO

2. Pemeriksaan Agregat Kasar

Pemeriksaan Agregat kasar yang digunakan dam proses

campuran beton meliputi :

a. Pemeriksan berat isi

b. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan

c. Pemeriksaan menggunakan analisa saringan

d. Pemeriksaan agregat dengan mesin Los Angeles

3. Pemeriksaan Agregat Halus

Pemeriksaan Agregat Halus yang digunakan dam proses

campuran beton meliputi :

a.Pemeriksan berat isi

b.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan

c.Pemeriksaan menggunakan analisa saringan

d.Pemeriksaan Organik Im Purities

BETON Page 34
4. Pemeriksaan Air

Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas

dan tidak boleh mengandung asam, alkalin, bahan padat, bahan

organik,minyak, lumut, gula, sulfar dan chlorida.

5. Tahapan Pembuatan

a. Perencanaan Rancangan Campuran Beton(Job Mix Design

Concrete) Tujuan dari proses perencanaan campuran beton

adalah untuk mendapatkan komposisi atau proporsi campuran

beton yang sesuai standar mutu beton sehingga beton

yang digunakan pada konstruksi adalah mutu beton sesuai

dengan rencana.

b. Percobaan Campuran ( Trial Mix )

Setelah diketahui komposisi atau proporsi

campuran beton selanjutnya dilakukan percobaab campuran (

Trial Mix ) pada mesin pengaduk sehingga diperoleh contoh –

contoh uji yang dicetak sesuai kebutuhan yaitu kubus atau

silinder.

c. SlumpTest

Percobaab Slump Test pada beton merupakan salah satu metoda

yang digunakan untuk mengetahui Viscositas atau Kekentalan

BETON Page 35
beton segar. Percobaab Slump Test dilakukan sebelum

percetakan benda uji.

d. Perendaman Benda Uji

Beton yang telah dicetak dalam benda uji, kemudian

dikeluarkan dari cetakan setelah beton berumur 24 jam,

kemudian benda uji direndalam bak air. Proses perendaman

benda uji sesuai dengan umur beton yang direncanakan,

misalnya 3, 7, 14, 21, 28 hari.

e. Uji Kuat Tekan

Benda uji baik berupa kubus atau silinder selanjutnya dapat di

BETON Page 36
uji tekan pada mesin tekan sesuai dengan umur beton yang

telah direncanakan seperti diatas. Setelah benda uji kuat tekan

dilakukan maka didapat atau dihasilkan Kuat Tekan Beton (α

hancur).

f. Pelaporan

Dari evaluasi uji kuat tekan tersebut akan didapat Nilai “Kuat

Tekan Beton” yang dirancang, sehingga dapat diketahui tercapai

atau tidaknya Kuat Tekan yang ditargetkan ( f’cr ). Dari hasil

pemeriksaan keseluruhan dirangkum dalam bentuk laporan.

g. Pemeriksaan Beton Dengan Concrete Hammer Test

Pengujian kuat tekan beton dengan Concrete Hammer Test

(Baca : Pengujian Beton Dengan Concret Hammer Test ).

Maksud pengujian beton dengan alat Concrete Hammer test

adalah untuk mengetahui kuat tekan beton yang telah di cor

dilapangan. Pengujian beton dengan Concret Hammer Test

dilakukan pada umur diatas 14 hari.

BETON Page 37
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,

agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran

tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton, yaitu

semen, agregat, air dan bahan adiktif, dan bahan penyusun lainnya yang

telah diuraikan dalam makalah ini.

4.2. Saran

1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur,

pekerjaan penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena

jika tidak kualitas beton menurun.

2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan

peraturan dan pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur,

sehingga bangunan yang dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan

yang terbaru yang ada ( up to date ) seperti dalam hal peraturan perencanaan

struktur tahan gempa, standar perencanaan struktur beton, harga matrial

terbaru dan sebagainya.

3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan

berpedoman pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di

lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.

BETON Page 38
DAFTAR PUSTAKA

https://sastrasipilindonesia.wordpress.com

http://agusimanuddin22.blogspot.com

http://tosimasipil.blogspot.com

http://asrinurdin96.blogspot.com

https://www.academia.edu

http://sang-pemujarahasia.blogspot.com

https://baturisit.blogspot.com

http://strong-indonesia.com

BETON Page 39
Pertanyaan dan Jawaban

1. Shanty Andriani Novita ; 5111418018


Pertanyaan :
Mengapa pengujian kekuatan tekan beton umumnya dilakukan
setelah 28 hari?
Jawaban :
Pengujian beton sebenarnya tidak hanya dilakukan pada umur 28
hari, tetapi biasa dilakukan pada umur 7 dan 14 hari. Tujuannya dapat
bermacam-macam, bisa untuk memprediksi kekuatan beton yang akan
dihasilkan. Jadi bila diperkirakan kekuatan beton yang ada terlalu rendah
bisa diantisipasi sedini mungkin. Bisa juga untuk menentukan apakah
bekisting sudah dapat dibuka, atau apakah struktur sudah cukup kuat untuk
menerima beban. Umur 28 hari dipakai sebagai acuan karena beton pada
umur tersebut sudah benar-benar kering.

2. Zenni Suryaningrum ; 5111418020


Pertanyaan :
Apa yang dimaksud dengan mutu beton K-125, K-225, K-250, dan
sebagainya?
Jawaban :
Yang dimaksud dengan mutu beton K-125, K-225, K-250, dan
sebagainya adalah mutu atau kuat tekan beton yang telah berumur 28 hari.
Huruf “K” menunjukkan jenis benda uji yang dipaki yaitu kubus biasa juga
disebut karakteristik, dan angka dibelakangnya menunjukkan kuat tekan
beton dalam satuan kg/m2 . jadi K-125 berarti kekuatan beton 125 kg/m2

3. Muhammad Nur Fakhrizal ; 5111418021


Pertanyaan :
Mengapa bangunan kuno seperti bangunan beton romawi lebih kuat
daripada bangunan masa kini? Apakah ada bahan yang tersembunyi? Atau
bahannya sama tetapi takarannya berbeda?
Jawaban :
Bahan yang digunan bangunan kuno romawi berbeda dengan bahan
yang digunakan bangunan masa kini. Bahan yang digunakan pada bangunan
kuno romawi yaitu abu vulkanik, air kapur, dan air laut. Campuran tersebut
dilebur pada suhu rendah untuk mengurangi kadar karbon dalam semen.
Orang-orang romawi mengandalkan reaksi campuran batu vulkanik dengan
air laut untuk menghasilkan semen mineral baru. Di dalam semen mineral
terdapat kristal aluminat tobermorite yang memiliki peran penting dalam
memperkuat beton.

BETON Page 40

Anda mungkin juga menyukai