Anda di halaman 1dari 17

KONSTRUKSI RUMAH

DENGAN BAHAN BAKU BAMBU


Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
untuk mengikuti kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
Monika Aldi Widya
NIM: 5150811101/Kelas B

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
Tahun Akademik 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konstruksi
Rumah dengan Bahan Baku Bambu ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk membahas mengenai potensi bambu terhadap
kontruksi sebuah bangunan menggantikan kontruksi yang berbahan baku kayu
Ucapan terima kasih tak lupa penyusun ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Bambang Hartadi,Ph.D, MM, CA, CPA selaku rektor
Universitas Teknologi Yogyakarta.
2. Bapak Ir.Dibyo Susilo,MM.MT selaku dosen wali kelas C.
3. Bapak Drs.Purwito selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Yogyakarta, November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
A. Pengertian Bambu ..................................................................................3
B. Bambu sebagai Konstruksi Bahan ..........................................................3

C. Variasi Desain Rumah Bambu ................................................................3


D. Contoh Desain Rumah Bambu................................................................4
E. Kelebihan dan Kekurangan Bambu ........................................................5
F. Sistem Konstruksi Bambu.......................................................................6
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................7
A. Mengalihkan Konstruksi Kayu ke Bambu..............................................7
B. Pemanfaatan Bambu ...............................................................................9
C. Cara Pemanfaatan Limbah Bambu.......................................................11
BAB IV PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin maju dan pertumbuhan populasi
manusia membuat industri permukiman semakin berkembang dengan pesat.
Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan pesat rumah-rumah atau gedunggedung baru. Salah satu bahan bangunan yang dipakai dalam membuat
bangunan- bangunan adalah kayu.
Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan sumber daya alam,
termasuk kayu (Purwantoro, 2007). Akan tetapi penggunaan kayu yang terlalu
berlebihan dapat mengancam populasi kayu dan kelestarian hutan di
Indonesia. Salah satu bahan bangunan yang dapat menggantikan kayu adalah
bambu. Bambu tergolong hasil hutan non kayu yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan. Salah satu contoh adalah untuk bahan konstruksi
bangunan.
Di Indonesia bambu dapat tumbuh di daerah gersang dan di daerah yang
mempunyai curah hujan tinggi. Sebagai material bangunan, bambu sangat
mudah didapatkan bahkan di pelosok-pelosok desa bambu telah menjadi
tanaman penghias pekarangan. Tanaman rakyat ini dikenal dengan
pertumbuhan yang cepat, dimana bambu dengan kualitas baik dapat diperoleh
antara umur 3.5-5 tahun. Sedangkan kayu hutan kebanyakan baru siap tebang
setelah lebih dari 30 tahun (Morisco, 2006 dalam Purwantoro, 2007)
B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil keputusan
masalah sebagai berikut:
1. Mengapa kita perlu memikirkan konstruksi yang biasa menggunakan kayu
beralih ke bambu?
2. Apa manfaat dari limbah bahan baku bambu?
3. Bagaimana cara pengolahan dari limbah bahan baku bambu?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang disusun dalam bentuk makalah ini adalah untuk
memaparkan pemahaman tentang:
1

1.
2.
3.
4.

Memberikan variasi jenis bahan baku bangunan alternatif dari bambu.


Memberikan contoh desain rumah modern dari bahan baku bambu.
Keunggulan dan kelemahan dari penggunaan bahan baku bambu.
Sistem konstruksi bambu.

D. Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pemanfaatan bangunan yang terbuat
dari bambu.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bambu
Bambu adalah sejenis tanaman yang memiliki rongga dan ruas di batangnya,
bambu merupakan salah satu tanaman yang memiliki sistem rhizoma dependent
yang unik karena mampu tumbuh dengan cepat yaitu sekitar 60 cm per-hari.
(https://ahmadsamantho.wordpress.com/2013/08/26/jatnika-nanggamiharja-ahlibambu-indonesia/)
B. Bambu Sebagai Bahan Konstruksi
Konstruksi bambu adalah ilmu yang sangat kompleks. Pada tahun 1980-an
konstruksi bambu mengalami perkembangan yang luar biasa, walaupun pada
pembangunan di Indonesia hal itu belum terwujud.
Bambu memiliki 50 - 55% lebih banyak selulosa daripada kayu. Tanpa
perhatian pada pengawetan maka konstruksi bambu tahan lama 2-3 tahun saja.
Sedangkan dengan pengawetan dan pemeliharaan yang memadai dapat
bertahan lebih dari 15 tahun.
Penentuan sifat- sifat mekanis bambu berdasarkan prasyarat bahwa bambu
yang digunakan dalam pembangunan merupakan bahan bangunan yang kering
dengan kadar air 12%. Dalam penentuan sifat mekanika selalu perlu
ditentukan nilai rata- rata sebagai berikut:
1. Pada bagian batang yang diperhatikan ( = 570 - 760 kg/m3)
2. Pada bagian dinding batang dalam ( = 370 - 830 kg/m3)
3. Pada bagian luar ( = 700 - 850 kg/m3).
4. Berat jenis bambu di Indonesia dianggap rata- rata sebagai 700 kg/m3.
C. Variasi Desain Rumah Bambu
Bambu merupakan salah satu tanaman lingkungan yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan alam. Dengan banyaknya bambu yang ditanam, tentu
saja akan menjaga keselamatan lingkungan.
Di siang hari, pori-pori alami bambu mampu melepaskan udara dingin
yang disimpannya pada malam hari. Hasilnya, siang hari di dalam rumah tetap
terasa sejuk. Sebaliknya di malam hari, pori-pori mampu melepaskan panas
yang ditabungnya pada siang hari.

Selain bernilai artistik, alasan penggunaan rumah bambu sebagai material


bangunan memang atas dua hal tersebut. Bambu mampu meredam panasnya
matahari siang, sebaliknya menghangatkan rumah di dinginnya malam. Tidak
heran bila di Jawa Barat banyak bangunan yang memakai bambu sebagai
material bahkan interiornya. Walaupun tidak seluruhya mendominasi,
beberapa restoran tradisional sunda pun banyak menggunakan konsep bambu
sebagai daya tariknya.
Bagi yang tertarik dengan konsep rumah bambu ini tentu tidak sulit
memilih. Model rumah bambu memiliki beberapa variasi, mulai rumah bambu
berarsitektur tradisional, modern standar, serta semi permanen. Berdasarkan
variasi tersebut, penggunaan bambu bisa begitu dominan, separuh, atau
sekadar

pemanis

di

beberapa

sudut

http://www.ilmusipil.com/desain-rumah-bambu)

D. Contoh Desain Rumah Bambu


1. Desain Tradisional

Sumber: Google

bagian

tertentu.(

2. Desain Modern

Sumber: Google
3. Semi Modern

Sumber:
Google

E. Kelebihan dan Kekurangan Bambu:


Kelebihan bambu sebagai bahan material:
1. Mudah digunakan dan murah.
2. Cara penyambungan cukup dengan paku dan ijuk yang kuat.
3. Material yang sangat lentur dan dapat dengan mudah kita bentuk sesuai
dengan keinginan kita.
Kekurangan bambu sebagai bahan material:
1. Memiliki nilai keawetan yang cukup terbatas.
5

2. Kanji atau serbuk bambu biasanya sangat digemari rayap.


3. Mutu bambu biasanya dipengaruhi oleh masa potong bambu (pemanenan),
perawatan, pengeringan bambu, dan pengawetan bambu.
F. Sistem Konstruksi Bambu
Sistem rangka batang bambu merupakan struktur bangunan yang sangat
efisien terhadap penurunan dan getaran tanah dan terhadap tekanan dinamis.
Sebagai konstruksi ringan (bobot konstruksi lantai, dinding, maupun atap)
menjadi sedikit dan dengan titik buhul pada sistem rangka batang yang
bekerja sebagai engsel. Semua batang dapat bergerak sedikit tanpa
mempengaruhi kestabilan konstruksi. Bahan bangunan bambu dan strukturnya
dapat berubah- ubah bentuknya secara luas dan dengan demikian akan
mengurangi energi.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka sistem rangka batang bambu dapat
diterapkan untuk kerangka rumah di daerah rawan gempa bumi, pembangunan
rumah panggung, konstruksi dinding rangka, pelat lantai, maupun atap.
Bambu juga dapat dimanfaatkan sebagai tulangan beton. Selain untuk bahan
bangunan struktur, bambu dapat digunakan sebagai perlengkapan bangunan
seperti pintu dan jendela maupun perlindungan pembukaan dinding terhadap
matahari (sirip, krepyak, kerai, pipa, dan pompa air serta konstruksi pagar).

BAB III
PEMBAHASAN
A. Memikirkan Konstruksi Yang Biasa Menggunakan Kayu Beralih Ke
Bambu
Krisis Global yang berkepanjangan memang meresahkan masyarakat di
seluruh dunia. Harga-harga kebutuhan pokok terus meningkat seiring
perubahan ketidakstabilan nilai rupiah di pasar dunia. Tidak terkecuali harga
bahan bangunan yang tentunya menyebabkan harga pembangunan sebuah
gedung ikut meningkat pula. Kalau dahulu, membangun rumah dengan harga
1 juta rupiah per meter persegi masih dapat dilakukan. Sedangkan sekarang,
paling tidak untuk membangun rumah tinggal dengan standar mutu yang
bagus dan representatif bisa mencapai angka 2.5 3 juta rupiah per meter
perseginya.
Untuk itu, kita sebaiknya perlu mencari cara yang pas agar kita dapat
menekan ongkos konstruksi rumah tinggal yang akan kita bangun. Kita perlu
mencari cara dan kreasi yang lebih unik agar hemat namun tetap terlihat sedap
dipandang mata. Caranya adalah dengan pengguanaan material yang tepat
guna, hemat, dan terjangkau. Misalnya dengan menggunakan dinding batako
yang lebih murah daripada batu bata. Lalu dengan cara merancang dinding
yang bervariasi dalam artian tidak semua dinding diplester dengan acian
semen halus dan cat, tapi ada variasi dan komposisi dinding yang mana yang
memang merupakan ekspose kasar dan yang mana yang halus. Dengan cara
penggunaan atap gelombang non-asbestos yang tentu saja jauh lebih murah
dan ramah lingkungan ketimbang genteng beton ataupun genteng keramik.
Namun, ada cara yang lebih mudah lagi. Dengan melihat potensi Indonesia
sebagai negara tropis yang kaya akan sumber daya alam. Kita seharusnya
dapat cukup jeli melihat potensi sumber daya alam kita yang beraneka ragam
ini. Sumber daya alam kita, khususnya yang merupakan material bangunan
yang paling banyak ditemui adalah kayu. Akan tetapi, karena kayu harganya
begitu mahal di pasaran, kayu menjadi material yang terasa cukup mewah
khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah yang ingin membangun

rumah tinggal. Selain itu, isu lingkungan seperti penebangan hutan secara liar
membuat kita cenderung untuk prihatin terhadap sumber daya alam kita yang
semakin menipis ini.
Selain kayu, sebenarnya bahan lain yang sering ditemui dan tumbuh
dengan mudah di Indonesia adalah bambu. Bambu dapat dengan mudah
tumbuh dan berkembang di alam negara kita ini. Harganya pun murah dan
terjangkau bagi siapa saja. Namun, memang benar belum banyak orang yang
melirik potensinya sebagai material alternatif yang dapat kita gunakan sebagai
elemen dekorasi rumah kita. Selain itu, pengetahuan kebanyakan masyarakat
kita terbatas tentang bambu pun agaknya cukup terbatas. Kebanyakan dari kita
hanya tahu bahwa bambu hanya sebagai penghias rumah makan ataupun
saung yang berada di desa-desa. Padahal, kekuatan bambu yang misalnya
digunakan sebagai struktur utama memiliki kekuatan yang tidak kalah jauh
kalau dibandingkan dengan kayu. Bahkan dalam beberapa kasus tertentu
bambu kekuatannya lebih lentur daripada kayu.
Dari berbagai penelitian, struktur bambu terbukti memiliki banyak
keunggulan. Seratnya yang liat dan elastis sangat baik dalam menahan beban
(baik beban tekan atau tarik, geser, maupun tekuk). Fakultas Kehutanan IPB
mengungkapkan fakta bahwa kuat tekan bambu (berkualitas) sama dengan
kayu, bahkan kuat tariknya lebih baik daripada kayu. Dengan kekuatan seperti
ini, jenis bambu tertentu bisa menggantikan baja sebagai tulangan beton.
Sudah waktunya Indonesia mempunyai standar bambu yang berlaku secara
nasional dengan merujuk pada standar bambu internasional yang sudah ada
seperti, ISO 22156 (2004) dan ISO 22157-1: 2004 (E) yang disesuaikan
dengan jenis bambu yang ada di Indonesia. Langkah awal untuk maksud ini
sudah dimulai dari di Puslitbang Permukiman dengan menghadirkan para
peneliti bambu dari UGM, ITB, IPB, LIPI, PROSEA dan Puslitbang
Permukiman yang hasilnya dapat dipakai sebagai informasi awal untuk
langkah selanjutnya dalam merealisasikan standar bambu. Dengan tersedianya
standar bambu untuk bangunan diharapkan produk yang menggunakan bambu
dapat lebih berkualitas, lebih lama umur pakainya, seragam dalam

penggunaannya, dapat meningkatkan nilai tambah bambu sehingga dapat


menggantikan peran kayu di masa mendatang.

B. Pemanfaatan Bambu

Memiliki rumah merupakan kebutuhan semua orang. Jika permasalahan


yang muncul adalah keterbatasan dana, membangun rumah tumbuh bisa
menjadi solusi. Namun, satu opsi yang tak kalah menarik adalah
menggabungkan konstruksi permanen dengan semi permanen. Misalnya,
untuk kamar tidur dan kamar mandi sebagai ruang dengan privasi tinggi,
menggunakan tembok batako atau batu bata. Namun, untuk ruang lain, seperti
ruang tamu, ruang makan, dan dapur, bisa dibuat dengan bangunan semi
permanen, berbahan bambu. Kecuali fondasi, penggunaan bambu sebagai
bahan bangunan umum dipraktekan, terutama elemen pokok, seperti dinding
dan kolom.
1. Bambu sebagai Dinding
Anyaman bambu adalah sebagai alternatif pengganti batu bata.
Faktanya, bambu tidak tahan air hujan, dan plester itu cukup melindungi.
Sungguh lumayan, karena perpaduan itu bisa menghemat hingga setengah
biaya pembangunan.
Dinding bambu tidak hanya berupa anyaman atau pelupuh, bisa juga
berupa gelondongan bambu utuh, setengah gelondongan, juga bilah bambu
yang disusun berjajar. Fungsinya tidak hanya sebagai dinding utama,
namun bisa sebagai secondary skin (kulit kedua) yang mengontrol

inflitrasi sinar matahari. Bisa pula sebagai partisi dalam ruang yang
fungsional dan dekoratif.
2. Bambu sebagai Kolom
Kolom, juga fondasi merupakan struktur utama bangunan. Fungsinya
seperti tulang pada tubuh manusia, membuat bangunan berdiri tegak.
Sayangnya, bambu tidak bisa digunakan sebagai fondasi yang ditanam
dalam tanah karena sifatnya yang antilembab. Fondasi yang bisa
digunakan adalah fondasi umpak. Sedangkan untuk kolom, bambu bisa
dipakai sebagai pengganti kolom baja, batu bata, ataupun kolom dari kayu
glugu. Di sini, bambu berfungsi menggantikan tulangan beton. Besarannya
ditentukan beban yang harus ditopang, baik beban mati maupun beban
hidup, serta gaya lateral atau tekanan angin.
3. Bambu sebagai Elemen Bangunan Lain
Selain dinding dan kolom, bambu mewarnai berbagai elemen lain.
Atap tersusun dari bilah-bilah bambu. Untuk kuda-kuda, bambu gombong
atau bambu andong adalah pilihan tepat. Untuk membuat efek skylight,
kita bisa memadukan kisi-kisi bambu dengan kaca (fiberglass). Plafon
muncul dalam bentuk lembaran anyaman gedeg, sasak, atau bronjong.
Anyaman bambu sendiri tampil cantik sebagai wallpaper atau karpet.
Bambu juga bisa difungsikan untuk membuat tangga, anak tangga, railing
(pegangan tangga), sopi-sopi (dinding yang menyangga atap, bentuknya
mengikuti kemiringan atap), lantai parket bambu, daun pintu, daun
jendela, dsb.
Jenis fondasi pada rumah semi permanen tetap memakai fondasi batu
kali, dan batako. Dinding peralihan dari batako ke dinding bambu harus
dibuat tingginya minimal setengah meter dari tanah untuk menjaga
anyaman bambu tetap kering sepanjang tahun.
Bangunan permanen menelan biaya pembangunan sekitar 1,7 juta/m2
hingga 2 juta/m2 untuk satu lantai, sedangkan bangunan semi permanen
yang menggunakan material bambu jatuh sekitar harga 800 ribu/m2 s.d. 1,2
juta/m2. Cukup signifikan sebagai langkah penghematan.
Rumah bambu, representasi budaya yang membumi. Pasca gempa,
rumah dengan rangka batu bata atau beton banyak yang runtuh, sementara
10

rumah bambu atau kayu tetap berdiri utuh. Udara saling-silang, sejukan
rumah, sejukan hati. Sungguh tak putus berharap, bambu adalah material
bangunan masa depan.
C. Cara Pemanfaatan Limbah Bambu
Ternyata limbah bambu yang selama ini tidak termanfaatkan mempunyai
manfaat yang cukup besar dan menguntungkan untuk para petani, khususnya
mereka yang tinggal di pedesaan. Hal ini karena limbah bambu dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Selain lingkungan menjadi bersih
karena sampah-sampah tersebut dimanfaatkan, hasilnya juga dapat digunakan
untuk menyuburkan tanaman, khususnya untuk tanaman kebun atau
pekarangan.
Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut:
1.

Si

apkan sebuah lubang.


2. Kemudian cari juga daun serta ranting bambu yang sudah dibersihkan,
keringkan, kemudian potong kecil-kecil.
3.

asukkan ke dalam kantong plastik berukuran besar.


4.

Ca

mpur dengan sedikit saja pupuk buatan.


5.

Ta

mbahkan kotoran kambing yang sudah disiapkan, campurkan.


6.

Se

telah tercampur tambahkan pula tanah kemudian campurkan.


7. Setelah semuanya tercampur, baru masukkan kedalam lubang yang tadi
sudah digali, setelah itu timbun kurang lebih 2 bulan.
Setelah tertimbun dua bulan, ambil campuran limbah bambu, kotoran
kambing, dan tanah yang telah membusuk dengan cara mengangkat kantong
plastik. Kemudian aduk campuran hingga merata, jemur dengan cara
dianginkan supaya kalor berkurang.
Sesudah melewati proses-proses tersebut, pupuk kompos dari limbah
bambu sudah dapat digunakan. Hal ini tentu sangat membantu para petani

11

khususnya dalam mensiasati tingginya harga pupuk. Pupuk kompos ini secara
ekonomis sangat murah karena dikerjakan dengan cara-cara tradisional dan
berbahan baku limbah-limbah yang ada di sekitar kita. Dengan begitu, kita
dapat menggunakan pupuk tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Selain
ekonomis pupuk kompos ini juga ramah lingkungan, tidak akan mencemari
tanah dan habitat di sekitarnya, karena pupuk ini sama sekali tidak
menggunakan bahan kimia. Dengan demikian kita banyak mendapatkan
keuntungan di antaranya: biaya produksi yang rendah, mudahnya pembuatan,
lingkungan yang terjaga kebersihannya karena adanya pemanfaatan sampah,
serta ramah lingkungan.

12

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah bambu tidak hanya identik dengan bangunan desa atau kuno.
Namun dengan seiring berkembangnya zaman, rumah bambu dapat di
modifikasi sedemikian rupa sehingga rumah bambu juga mendapat kesan
minimalis, modern, dan natural. Walaupun rumah bambu dianggap bangunan
tidak kokoh oleh masyarakat awam tetapi sebenarnya rumah bambu sangatlah
kokoh karena dapat meredam gempa.
B. Saran
Untuk kedepannya diharapkan Indonesia mempunyai standar bambu yang
berlaku secara nasional dengan merujuk pada standar bambu internasional
yang sudah ada seperti, ISO 22156 (2004) dan ISO 22157-1: 2004 (E) yang
disesuaikan dengan jenis bambu yang ada di Indonesia.
Dalam membuat konstruksi bangunan jangan hanya terpaku pada kayu
atau bahan lain yang sifatnya terbatas tapi kita juga harus melirik bambu
dikarenakan bambu juga tidak kalah mutunya dengan yang lain dan
harganyapun cukup terjangkau.

13

DAFTAR PUSTAKA
Arafuru. Desain Rumah Bambu Tradisional, Modern, dan Semi Permanen. Dapat
diakses di: http://arafuru.com/desain/desain-rumah-bambu-tradisional-moderndan-semi permanen.html (Diakses pada 20 November 2015)

Santoz, Budi. 2011. Manfaat Limbah Bambu sebagai Pembuatan Pupuk Kompos.
Dapat

diakses

di:

http://furniture83.blogspot.co.id/2011/12/manfaat-limbah-

bambu-sebagai-pembuatan.html (Diakses pada 19 November 2015)

Ahadi. 2009. Desain Rumah Bambu. Dapat diakses di: http://ilmusipil.com/desainrumah-bambu (diakses pada 19 November 2015)

Hindarto, Probo. 2012. Konstruksi Dinding Bambu Plaster, Alternatif Dinding Bata
Biasa. Dapat diakses di: http://astudioarchitect.com/2012/2/03/konstruksidinding-bambu-plaster.html (diakses pada 19 November 2015)

14

Anda mungkin juga menyukai