Disusun Oleh :
MUHAMMAD ABIDZAR
(20160110174)
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga Laporan Hidrologi Terapan dapat penyusun selesaikan.
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Pendidikan
Strata 1 (S1), di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Atas segala bimbingan, petunjuk, dan saran hingga terselesainya
Laporan Praktikum ini.
Laporan ini dikerjakan berdasarkan teori yang kami dapatkan di mata kuliah
Hidrologi Terapan. Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Namun,penyusun merasa
puas karena dapat memperoleh gambaran tentang Hidrologi Terapan yang nantinya
akan diterapkan dalam lapangan.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dan saran yang
bersifat membangun agar dalam laporan berikutnya penyusun dapat lebih baik.
Akhir kata, penyusun berharap semoga Laporan ini berguna bagi para pembaca dan
bagi kami, Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
BAB I DAERAH ALIRAN SUNGAI……………………………………..
1. Latar Belakang……………………………………………………….
2. Peta Daerah Aliran Sungai…………………………………………...
BAB II KETERSEDIAAN DATA HUJAN………………………………
1. Analisa Ketersediaan Data…………………………………………...
2. Analisa Polygon Thiessen Hujan Rata-Rata…………………………
BAB III ANALISA FREKUENSI………………………………………...
1. Analisa Pemilihan Distribusi………………………………………...
2. Analisa Uji Distribusi………………………………………………..
a. Analisa Chi Square (Chi Kuadrat) Distribusi Gumbel…………..
b. Analisa Distribusi Uji Smirnov Kolmogorov…………………….
3. Hujan Kala Ulang……………………………………………………
a. Hujan Kala Ulang 50 Tahun……………………………………..
b. Hujan Kala Ulang 100 Tahun……………………………………
BAB IV ANALISA HIDROGRAF………………………………………..
1. Analisa Durasi Hujan………………………………………………..
2. Analisa Hujan Jam-Jaman ABM…………………………………….
a. Hujan Jam-Jaman ABM 50 Tahun……………………………...
b. Hujan Jam-Jaman ABM 100 Tahun ……………………………
3. Analisa Hujan Efektif (Pe) SCS-CN………………………………...
a. Hujan Efektif (Pe) SCS-CN 50 Tahun…………………………..
b. Hujan Efektif (Pe) SCS-CN 100 Tahun…………………………
4. Analisa Metode HSS Nakayasu……………………………………..
5. Analisa Hidrograf Banjir……………………………………………
a. Hidrograf Banjir 50 Tahun……………………………………...
b. Hidrograf Banjir 100 Tahun…………………………………….
PENUTUP………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
BAB I
DAERAH ALIRAN SUNGAI
1. Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem
yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan
vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya
alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat
berat sehubungan dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat
tinggi dan pemanfaatan sumberdaya alamnya yang intensif sehingga
terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi DAS semakin menurun
dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi dan
sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan terhadap
kemampuannya dalam menunjang system kehidupan, baik masyarakat di
bagian hulu maupun hilir demikian besarnya.
Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian
hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air
yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini
mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku,
keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya
dengan pengaturan kelembagaan (institutional arrangement).
Tidak optimalnya kondisi DAS antara lain disebabkan tidak adanya
adanya ketidakterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan DAS tersebut. Dengan kata lain, masing-
masing berjalan sendiri-sendiri dengan tujuan yang kadangkala bertolak
belakang. Sulitnya koordinasi dan sinkronisasi tersebut lebih terasa dengan
adanya otonomi daerah dalam pemerintahan dan pembangunan dimana
daerah berlomba memacu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada.
Berdasarkan sudut pandang biofisik, yang dimaksud dengan daerah
Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan tertentu yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas di daratan (UU air Pasal 1 ayat 11 UU No. 7 Tahun
2004) .
Sementara dari sudut pandang pengelolaan, Daerah Aliran Sungai
(DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur - unsur utamanya
terdiri atas sumberdaya alam (tanah, air dan vegetasi) serta sumberdaya
manusia sebagai pelaku pemanfaat dan pengelola sumberdaya alam
tersebut. DAS dipandang sebagai basis utama yang tepat dalam membentuk
unit pembangunan berkelanjutan yang berpilarkan ekologi, ekonomi dan
sosial dikarenakan beberapa hal, yaitu : DAS merupakan sistem alami yang
jelas batas-batasnya, rentang area dimulai dari pegunungan sampai dengan
pesisir beserta area diantaranya, dapat memberikan pandangan secara
holistik dari berbagai komponen pembentuknya, memperlihatkan
bagaimana ekosistem dataran tinggi, rendah dan pesisir saling berhubungan
dan sederhana dalam memonitoring pengaruh berbagai aktifitas/kegiatan
terhadap lingkungan. Sebagai sebuah unit pembangunan berkelanjutan
sistem DAS mempunyai kerangka kerja yang mendorong kolaborasi atau
kerjasama diantara stakeholder (pemangku kewajiban) untuk mengelola,
mempertahankan dan mendistribusikan manfaat kepada stakeholder
generasi sekarang dan mendatang, diantara dan diluar unit tersebut.
Sehingga sangatlah tepat apabila dikatakan bahwa suatuDaerah
Aliran Sungai merupakan suatu megasistem kompleks yang dibangun atas
sistem fisik (physical systems), sistem biologis (biological systems) dan
sistem manusia (human systems) dimana setiap sistem dan sub-sub sistem
di dalamnya saling berinteraksi. DAS sebagai suatu sistem akan memelihara
keberadaannya dan berfungsi sebagai sebuah kesatuan melalui interaksi
antar komponennya. Kualitas output dari suatu ekosistem sangat ditentukan
oleh kualitas interaksi antar komponennya, sehingga dalam proses ini
peranan tiap-tiap komponen dan hubungan antar komponen sangat
menentukan kualitas ekosistem DAS (Senge, 1994 dan Kartodihardjo et al.,
2004).
Pada data ketersediaan hujan karena data hujan yang tersedia tidak
ada yang kurang, maka data yang dipakai adalah data keseleruhan dari tahun
1998-2007.
Tahun 1998
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 70 13 0 0 0 36,73
Gembongan 7 105 0 0 0 5,74
Sayegan 0 0 98 0 0 16,02
Kalijoho 1 2 20 76 97 28,67
Sanden 1 2 20 76 97 28,67
Tinggi Hujan Yang Dipakai 36,73
Tahun 1999
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 58 53 17 17,5 0 37,28
Gembongan 43 109 0 12,3 11 28,07
Sayegan 0 0 120 0 0 19,61
Kalijoho 8 101 12 79,5 87 32,48
Sanden 7 86 60 17 114 30,99
Tinggi Hujan Yang Dipakai 37,28
Tahun 2000
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 53 0 0 1,5 29 31,11
Gembongan 25 85 0 11,5 0 16,85
Sayegan 45 46 75 0 3 36,79
Kalijoho 0 0 0 137,8 0 25,42
Sanden 0 0 0 54 107 21,85
Tinggi Hujan Yang Dipakai 36,79
Tahun 2001
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 187 2 4 3,5 17 100,65
Gembongan 52,3 119 5 0,3 0 30,49
Sayegan 27 18 95 0 0 29,95
Kalijoho 1,5 1 0 122 180 43,37
Sanden 1,5 1 0 122 180 43,37
Tinggi Hujan Yang Dipakai 100,65
Tahun 2002
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 67 19 0 9,7 9 38,07
Gembongan 22 95 45 0 16 22,48
Sayegan 25 17 65 24,4 59 35,05
Kalijoho 0 7 10 210,7 3 40,97
Sanden 0 0 0 9,4 125 15,63
Tinggi Hujan Yang Dipakai 40,97
Tahun 2003
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 78 89 100 83,4 89 84,03
Gembongan 13 135 0 1 5 10,13
Sayegan 78 89 100 83,4 89 84,03
Kalijoho 0 0 0 147,2 23 29,71
Sanden 0 2 5,7 17,2 90 14,15
Tinggi Hujan Yang Dipakai 84,03
Tahun 2004
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 48 40 4 0 0 26,45
Gembongan 18 76 28 0,6 0 15,57
Sayegan 0 1 109 1,6 0 18,12
Kalijoho 0 2 8 75,6 26 18,18
Sanden 23 14 0 23,2 94 26,99
Tinggi Hujan Yang Dipakai 26,99
Tahun 2005
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 126 151 50 129,5 84 110,05
Gembongan 126 151 50 129,5 84 110,05
Sayegan 19 12 71,8 11,3 16 25,73
Kalijoho 27 2 28,5 148,5 145 62,28
Sanden 27 2 28,5 148,5 145 62,28
Tinggi Hujan Yang Dipakai 110,05
Tahun 2006
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 52 0 57,5 0 0 36,48
Gembongan 0 88 43 71,5 140 37,53
Sayegan 52 0 57,5 0 0 36,48
Kalijoho 0 42 14 85,7 27 21,93
Sanden 0 88 43 71,5 140 37,53
Tinggi Hujan Yang Dipakai 37,53
Tahun 2007
Stasiun Hujan Harian Maks Hujan Rata-
Acuan Kenteng Gembongan Sayegan Kalijoho Sanden Rata DAS
Kenteng 67 70 0,5 0,2 0 36,42
Gembongan 31 102 21 17,8 0 24,89
Sayegan 9 0 91 2,2 0 19,96
Kalijoho 3 12 0 90 0 18,40
Sanden 0 0 0 0 80 8,89
Tinggi Hujan Yang Dipakai 36,42
Analisa frekuensi dapat diterapkan untuk data debit sungai atau data hujan.
Data yang digunakan adalah debit atau hujan maksimum tahunan, yaitu data
terbesar selama satu tahun yang terukut selama beberapa tahun.
Analisa frekuensi juga dapat digunakan untuk menetapkan besaran hujan
atau debit dari kala ulang tertentu. Didasarkan pada sifat statik data yang tersedia
untuk memperoleh probabilitas besaran hujan atau debit dari masa yang akan
datang.
Tujuan dari analisa frekuensi adalah mencari hubungan antara besarnya
kejadian ekstrik terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi
probabilitas. Dalam melakukan analisa frekuensi sering dihadapkan pada kejadian
– kejadian ekstrim seperti banjir dan kekeringan.
Keterangan :
(1) = No
(2) = Log (𝑥_𝑖)
(3) = Log (𝑥) ̅
(4) = Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥) ̅
(5) = (Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥))^2
(6) = Σ_(𝑖=1)^9▒ Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥)^2
(7) = n - 1
(8) = √((Σ_(𝑖=1)^9▒ Log (𝑥_𝑖)− Log (𝑥)^2)/8)
Keterangan :
(1) = No
(2) = 𝑥_𝑖 --> data ke i
(3) = 𝑥 ̅ --> rata - rata
(4) = 𝑥_𝑖 − 𝑥 ̅
(5) = (𝑥_𝑖 − 𝑥 )^3
(6) = Σ_(𝑖=1)^9▒(𝑥_𝑖 − 𝑥)^3
(7) = 𝑛/((𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑠^3 )
(8) = 𝑛/((𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑠^3 ) - Σ_(𝑖=1)^9▒(𝑥_𝑖 − 𝑥)^3
Jumlah Data (n) : 10
Nilai Rata – Rata : 54.7476
Standar Deviasi (S) : 30.855
Koefisien Skewness (Cs) : 1.129
Keterangan :
(1) = No
(2) = Log (𝑥_𝑖) --> data ke i
(3) = Log (𝑥) ̅ --> rata - rata
(4) = Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥) ̅
(5) = (Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥))^3
(6) = Σ_(𝑖=1)^9▒Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥)^3
(7) = 𝑛/((𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑠^3 )
(8) = 𝑛/((𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑠^3 ) - Σ_(𝑖=1)^9▒Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥)^3
Keterangan :
(1) = No
(2) = 𝑥_𝑖 --> data ke i
(3) = 𝑥 ̅ --> rata - rata
(4) = 𝑥_𝑖 – 𝑥 ̅
(5) = (𝑥_𝑖 – 𝑥)^3
(6) = Σ_(𝑖=1)^9▒〖((𝑥_𝑖 − 𝑥 ̅)) / 𝑠^4 〗^4
(7) = (9(9 + 1)) / ((9 − 1)(9 − 2)(9 − 3))
(8) = (3〖(9 − 1)〗^2)/((9 − 2)(9 − 3))
(9) = (9(9 +1)) / ((9 −1 )(9 − 2)(9 − 3)) –
Σ_(𝑖=1)^9▒〖((𝑥_𝑖 − 𝑥 ̅)) / 𝑠^4 〗^4 –
(3〖(9 − 1)〗^2) / ((9 − 2)(9 − 3))
Jumlah Data (n) : 10
Nilai Rata – Rata : 54.7476
Standar Deviasi (S) : 30.855
Koefisien Kurtois (Ck) : -0.5667
Keterangan :
(1) = No
(2) = Log (𝑥_𝑖) --> data ke i
(3) = Log (𝑥) ̅ --> rata - rata
(4) = Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥) ̅
(5) = (Log (𝑥_𝑖) – Log ( ))^3
(6) = Σ_(𝑖=1)^9▒〖((𝑥_𝑖 − 𝑥 ̅)) / 𝑠^4 〗^4
(7) = (9(9 + 1)) / ((9 − 1)(9 − 2)(9 − 3))
(8) = (3〖(9 − 1)〗^2) / ((9 − 2)(9 − 3))
(9) = (9(9 + 1)) / ((9 − 1)(9 − 2)(9 − 3)) -
Σ_(𝑖=1)^9▒〖((𝑥_𝑖 − 𝑥 ̅)) / 𝑠^4 〗^4 -
(3〖(9 − 1)〗^2) / ((9 − 2)(9 − 3))
Jumlah Data (n) : 10
Nilai Rata – Rata : 1.6851
Standar Deviasi Log (S) : 0.2171
Koefisien Kurtois (Ck) : -0.9223
Keterangan :
(1) = No
(2) = 𝑥_𝑖 --> data ke i
(3) = 𝑥 ̅ --> rata - rata
(4) = 𝑥_𝑖 – 𝑥 ̅
(5) = (𝑥_𝑖 – 𝑥)^3
(6) = Σ_(𝑖=1)^9▒〖((𝑥_𝑖 − 𝑥 ̅)) / 𝑠^4 〗^4
(7) = √((Σ_(𝑖=1)^9▒(𝑥_𝑖 − 𝑥)^2) / 8)
(8) = √((Σ_𝑖^𝑛▒〖(𝑥_𝑖 − 𝑥 ̅)〗^2 ) / (𝑛 − 1)) / 𝑥 ̅
Keterangan :
(1) = No
(2) = Log (𝑥_𝑖) --> data ke i
(3) = Log (𝑥) --> rata - rata
(4) = Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥)
(5) = ((Log 𝑥_𝑖) – ( Log 𝑥))^3
(6) = Σ_(𝑖=1)^9▒〖(Log (𝑥_𝑖)− Log (𝑥))/𝑠^4 〗^4
(7) = √((Σ_(𝑖=1)^9▒( Log (𝑥_𝑖) – Log (𝑥))^2)/8)
(8) = √((Σ_𝑖^𝑛▒〖Log (𝑥_𝑖)− Log (𝑥 ̅)〗^2 )/(𝑛−1)) / Log (𝑥) ̅
Log
Standar Deviasi (S) = 0.22
Koefisien Skewness (Cs) = 0.90
Koefisien Kurtois (Ck) = -0.92
Koefisien Variasi (Cv) = 0.13
G = 1 + 3,322 log 10
= 4,322 selalu dibulatkan ke atas
=5
Δx = (110.055 - 26.992)/(5-1)
= 20.766
Data
Peringkat peluang kejadian peluang teoritis
diurutkan
No. D
P'(x)=m/(n-
Xi m P(x)=m/(n+1) P(x)< P'(x)<
1)
(8)=(5)-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (7)
1 26.992 1 0.091 0.909 0.111 0.889 0.020
2 36.42 2 0.182 0.818 0.222 0.778 0.040
3 36.729 3 0.273 0.727 0.333 0.667 0.061
4 36.795 4 0.364 0.636 0.444 0.556 0.081
5 37.281 5 0.455 0.545 0.556 0.444 0.101
6 37.536 6 0.545 0.455 0.667 0.333 0.121
7 40.978 7 0.636 0.364 0.778 0.222 0.141
8 84.034 8 0.727 0.273 0.889 0.111 0.162
9 100.656 9 0.818 0.182 1.000 0.000 0.182
10 110.055 10 0.909 0.091 1.111 -0.111 0.202
Dmax 0,202
Dmax kritis 0,409
Diterima
Tc = 181,0714 menit / 60
= 3,017857 jam
Dipakai durasi hujan (Td)
Td = 3 jam
Hujan rancana kala ulang :
Kala ulang 50 tahun = 165.76 mm
Kala ulang 100 tahun = 188.28 mm
2. Analisa Hujam Jam – Jaman ABM
a. Hujan Jam – Jaman ABM 50 Tahun
Dengan
140.00
120.00
100.00
Tinggi Hujan (mm)
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
1 2 3
Jam ke
Tabel 4.2 Hasil Analisa hujan jam-jaman kala ulang 100 tahun
R24 = 188.28 Mm
Td It It * Td P % % P jam-jaman
Dengan
140.00
120.00
100.00
Tinggi Hujan (mm)
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
1 2 3
Jam ke
Nilai CN Komposite
CN Komposite = (A1 * CN1 + A2 * CN2 + …) / (A1 + A2 +…)
= (19.44*68 + 20.14*81 + 10.96*71 + 2.36*66 + 17.13*71
+ 0.007*95 + 0.08*58) / (19.44 + 20.14 + 10.96 + 2.36 +
17.13 + 0.007 + 0.08)
= 72.86
t (jam) Q(m3/d)
0 0.000
1 0.468
2 2.469
t (jam) Q(m3/d)
2.304 3.468
4 2.293
5 1.797
6 1.408
7 1.103
8 0.865
3) Pada kurva turun ( Tp + T0,3 < t < Tp + T0,3 + 1,5 * T0,3) 14.648
t (jam) Q(m3/d)
9 0.782
10 0.664
11 0.565
12 0.480
13 0.408
14 0.347
15 0.295
16 0.251
Q(m3/d
t (jam) Q(m3/d) t (jam) t (jam) Q(m3/d)
)
17 0.234 33 0.033 49 0.005
18 0.207 34 0.029 50 0.004
19 0.184 35 0.026 51 0.004
20 0.163 36 0.023 52 0.003
21 0.144 37 0.020 53 0.003
22 0.127 38 0.018 54 0.003
23 0.113 39 0.016 55 0.002
24 0.100 40 0.014 56 0.002
25 0.088 41 0.013 57 0.002
26 0.078 42 0.011 58 0.002
27 0.069 43 0.010 59 0.001
28 0.061 44 0.009 60 0.001
29 0.054 45 0.008 61 0.001
30 0.048 46 0.007 62 0.001
31 0.043 47 0.006 63 0.001
32 0.038 48 0.005 64 0.001
HSS Nakayasu
4.0
3.5
3.0
2.5
Q (m3/d)
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
0 10 20 30 40 50 60 70
t (Jam)
HSS NAKAYASU
Pe1 Pe2
Jam UH Qtotal (m3/s)
89.30 76.46
0 0.000 0.000 0.000 0.000
1 0.468 41.769 0.000 41.769
2 2.469 220.456 35.765 256.221
2.304176 3.468 309.661 188.770 498.431
4 2.293 204.786 265.154 469.940
5 1.797 160.473 175.352 335.825
6 1.408 125.748 137.408 263.157
7 1.103 98.538 107.675 206.213
8 0.865 77.215 84.375 161.591
9 0.782 69.803 66.117 135.920
10 0.664 59.330 59.770 119.100
11 0.565 50.428 50.802 101.231
12 0.480 42.862 43.180 86.042
13 0.408 36.431 36.702 73.133
14 0.347 30.965 31.195 62.160
15 0.295 26.319 26.515 52.834
16 0.251 22.371 22.537 44.907
17 0.234 20.921 19.155 40.077
18 0.207 18.520 17.914 36.434
19 0.184 16.394 15.858 32.252
20 0.163 14.512 14.038 28.550
21 0.144 12.847 12.427 25.273
22 0.127 11.372 11.000 22.372
23 0.113 10.067 9.738 19.804
24 0.100 8.911 8.620 17.531
25 0.088 7.889 7.631 15.519
26 0.078 6.983 6.755 13.738
27 0.069 6.182 5.979 12.161
28 0.061 5.472 5.293 10.765
29 0.054 4.844 4.686 9.529
30 0.048 4.288 4.148 8.436
31 0.043 3.796 3.672 7.467
32 0.038 3.360 3.250 6.610
33 0.033 2.974 2.877 5.852
34 0.029 2.633 2.547 5.180
35 0.026 2.331 2.255 4.585
36 0.023 2.063 1.996 4.059
37 0.020 1.826 1.767 3.593
38 0.018 1.617 1.564 3.181
39 0.016 1.431 1.384 2.816
40 0.014 1.267 1.225 2.492
41 0.013 1.122 1.085 2.206
42 0.011 0.993 0.960 1.953
43 0.010 0.879 0.850 1.729
44 0.009 0.778 0.753 1.530
45 0.008 0.689 0.666 1.355
46 0.007 0.610 0.590 1.199
47 0.006 0.540 0.522 1.062
48 0.005 0.478 0.462 0.940
49 0.005 0.423 0.409 0.832
50 0.004 0.374 0.362 0.736
51 0.004 0.331 0.321 0.652
52 0.003 0.293 0.284 0.577
53 0.003 0.260 0.251 0.511
54 0.003 0.230 0.222 0.452
55 0.002 0.203 0.197 0.400
56 0.002 0.180 0.174 0.354
57 0.002 0.159 0.154 0.314
58 0.002 0.141 0.137 0.278
59 0.001 0.125 0.121 0.246
60 0.001 0.111 0.107 0.218
61 0.001 0.098 0.095 0.193
62 0.001 0.087 0.084 0.171
63 0.001 0.077 0.074 0.151
64 0.001 0.068 0.066 0.134
500
Debit (m3/s)
400
300
200
100
0
0 20 40 60 80
Waktu (Jam)
Pe1 Pe2
Jam UH Qtotal (m3/s)
108.65 79.62
0 0.000 0.000 0.000 0.000
1 0.468 50.820 0.000 50.820
2 2.469 268.227 37.244 305.472
2.304176 3.468 376.763 196.576 573.339
4 2.293 249.162 276.119 525.281
5 1.797 195.247 182.604 377.850
6 1.408 152.998 143.091 296.088
7 1.103 119.891 112.127 232.018
8 0.865 93.948 87.864 181.812
9 0.782 84.929 68.852 153.780
10 0.664 72.186 62.242 134.428
11 0.565 61.356 52.903 114.259
12 0.480 52.150 44.966 97.116
13 0.408 44.326 38.219 82.545
14 0.347 37.675 32.485 70.161
15 0.295 32.023 27.611 59.634
16 0.251 27.218 23.469 50.687
17 0.234 25.455 19.947 45.402
18 0.207 22.533 18.655 41.188
19 0.184 19.947 16.514 36.461
20 0.163 17.657 14.618 32.276
21 0.144 15.631 12.941 28.571
22 0.127 13.836 11.455 25.292
23 0.113 12.248 10.140 22.389
24 0.100 10.842 8.976 19.819
25 0.088 9.598 7.946 17.544
26 0.078 8.496 7.034 15.530
27 0.069 7.521 6.227 13.748
28 0.061 6.658 5.512 12.170
29 0.054 5.894 4.879 10.773
30 0.048 5.217 4.319 9.536
31 0.043 4.618 3.823 8.442
32 0.038 4.088 3.385 7.473
33 0.033 3.619 2.996 6.615
34 0.029 3.204 2.652 5.856
35 0.026 2.836 2.348 5.184
36 0.023 2.510 2.078 4.589
37 0.020 2.222 1.840 4.062
38 0.018 1.967 1.629 3.596
39 0.016 1.741 1.442 3.183
40 0.014 1.541 1.276 2.818
41 0.013 1.365 1.130 2.494
42 0.011 1.208 1.000 2.208
43 0.010 1.069 0.885 1.955
44 0.009 0.947 0.784 1.730
45 0.008 0.838 0.694 1.532
46 0.007 0.742 0.614 1.356
47 0.006 0.657 0.544 1.200
48 0.005 0.581 0.481 1.062
49 0.005 0.515 0.426 0.940
50 0.004 0.455 0.377 0.833
51 0.004 0.403 0.334 0.737
52 0.003 0.357 0.295 0.652
53 0.003 0.316 0.262 0.577
54 0.003 0.280 0.232 0.511
55 0.002 0.248 0.205 0.453
56 0.002 0.219 0.181 0.401
57 0.002 0.194 0.161 0.355
58 0.002 0.172 0.142 0.314
59 0.001 0.152 0.126 0.278
60 0.001 0.135 0.111 0.246
61 0.001 0.119 0.099 0.218
62 0.001 0.105 0.087 0.193
63 0.001 0.093 0.077 0.171
64 0.001 0.083 0.068 0.151
Hidrograf Banjir Kala Ulang 100 tahun
700
600
500
Debit (m3/s)
400
300
200
100
0
0 20 40 60 80
Waktu (Jam)
Gambar 4.6 Grafk hidrograf banjir kala ulang 100 tahun
PENUTUP