Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ILMU LINGKUNGAN

KONDISI LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR PANTAI LOANG BALOQ


Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Ilmu Lingkungan
Dosen Pengampu :
Dr. Dining Aidil Candri, S.Si, M.Si
A.A. Ngurah Nara Kusuma, S.Pd., M.Si.

DISUSUN OLEH :
ANANDA MAULIDA PUTRI (G1A020006)
DEANDRA ALMA THALITA (G1A020012)
GUSTI NGURAH EKA PUTRA (G1A020026)
HERILDA DINIATI (G1A020028)
MEYSYA PUTRI (G1A020038)
MUHAMMAD RIZKI PUTRA IRAWAN (G1A020040)
NURMALIANA ASMAYANI (G1A020052)
PUTRI RAHMA PRAPTIWI (G1A020054)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGAANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas


selesainya tugas ini dengan baik dan tepat waktu berkat hidayah dan inayah-Nya.

Sholawat dan Salam semoga Allah limpahkan kepada Rasulullah


Muhammad SAW atas nikmat yang telah tercurahkan.Terima kasih Kami
sampaikan atas bimbingan Dr. Dining Aidil Candri, S. Si., M. Si. dan A.A. Ngurah
Nara Kusuma, S.Pd., M.Si. sebagai dosen pengampuh mata kuliah Ilmu
Lingkungan, atas bimbingan beliau selama ini hingga penyusun bisa menyelesaikan
tugas makalah ini. Besar harapan Kami tugas ini akan memberi manfaat sebagai
sarana belajar bagi peserta didik ataupun menjadi pegangan bagi pengajar.

Tentunya makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh


karena itu Kami membutuhkan saran dan masukan. Akhir kata, semoga tugas ini
bisa memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Mataram, 31 Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Permasalahan lingkungan merupakan isu yang tidak bisa di hindarkan.
Saat ini sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang di
hadapi masyarakat Indonesia pada umumnya. Bisa dikatakan sampah setiap hari
di hasilkan oleh ibu-ibu rumah tangga, Baik itu sampah organik maupun
anorganik. Namun yang memprihatinkan, sampah-sampah yang dihasilkan
tersebut malah dibuang sembarangan di berbagai tempat, dan efeknya akan
merusak lingkungan yang ada di sekitarnya. Jumlah produksi sampah setiap
tahun akan bertambah seiring dengan bertambah jumlah penduduk.
Indonesia dikenal sebagai negara yang tangguh dalam pelayaran, baik
nasional maupun internasional, yang diperlihatkan dengan banyaknya kota-kota
pesisir di Indonesia. Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan bertambah
luasnya kota pesisir di Indonesia, maka pertambahan ini akan berdampak pada
perubahan pengunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan terutama
penggunaan lahan hutan, akan meningkatkan penggunaan tanah permukiman
dan pertanian, yang berdampak pada peningkatkan cemaran yang masuk ke
dalam badan air atau sungai. Pada akhirnya menyebabkan cemaran yang masuk
ke dalam laut juga meningkat, terutama berdampak pada kondisi lingkungan
pantai di sekitar kota pesisir.
Pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap perubahan, baik
perubahan yang terjadi karena proses alami dan perubahan karena campur
tangan manusia. Kegiatan-kegiatan di kawasan pesisir seperti perikanan
tangkap, perikanan budidaya (tambak), pelabuhan, pariwisata, permukiman dan
suaka alam dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem dan geomorfologi
kawasan pesisir. Konversi lahan dan pemanfaatan lahan di kawasan pesisir
menjadi salah satu penyebab utama terjadinya permasalahan pada kawasan
pesisir yang mempengaruhi ekosistem pada pesisir tersebut.
Menurut Undang – Undang pokok pengelolaan Lingkungan Hidup
nomor 4 Tahun 1982, polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkan–nya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan
hidup mengalami perubahan sehingga keseimbangan dalam hal struktur
maupun fungsinya terganggu. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi di
mana saja dengan laju yang sangat cepat termasuk pada pesisir pantai dan
daerah estuari, dengan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah
industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Pencemaran wilayah perairan (laut) sebagai peristiwa masuknya
partikel kimia limbah industri, limbah pertanian, perumahan, dan kebisingan,
dan atau penyebaran organisme invasif kedalam laut, yang berpotensi memberi
efek berbahaya. Kasus pencemaran kelautan banyak diakibatkan bahan kimia
yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton
dan binatang yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder, dengan
cara ini racun terkonsentrasi dalam laut masuk kedalam rantai lingkungan
pemanfaatan laut yang membahayakan makhluk termasuk kerusakan dan
pencemaran laut.
Pertambahan jumlah penduduk dan aktivitas di sepanjang daerah
aliran sungai memberikan dampak dalam perubahan kualitas sungai. Semakin
banyak aktivitas di sepanjang daerah aliran sungai tersebut maka semakin besar
pula potensi pencemaran yang mungkin terjadi. Pencemaran ini mengakibatkan
menurunnya kualitas kesehatan masyarakat terutama masyarakat yang berada
di sekitar daerah aliran sungai yang kesehariannya memanfaatkan sungai
tersebut. Pencemaran tersebut juga mengakibatkan rusaknya ekosistem sungai,
dimana biota–biota sungai yang semakin berkurang. Hal ini tentunya juga akan
mempengaruhi perekonomian masyarakat daerah aliran sungai tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana pencemaran sampah di wilayah pesisir Pantai Loang Baloq?
2. Bagaimana kondisi abrasi di wilayah pesisir Loang Baloq?
3. Bagaimana dampak pembangunan Taman Loang Baloq terhadap
lingkungan sekitar?
4. Bagaimana Respon masyarakat sekitar terhadap pembangunan Taman
Loang Baloq?
1.3 TUJUAN
Adapun Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk:
1. Mengetahui Kondisi pencemaran sampah di wilayah pesisir Pantai Loang
Baloq.
2. Mengetahui kondisi abrasi di wilayah pesisir Loang Baloq.
3. Mengetahui dampak pembangunan Taman Loang Baloq terhadap
lingkungan sekitar.
4. Mengetahui Respon masyarakat sekitar terhadap pembangunan taman
Loang Baloq.
1.4 MANFAAT
Dengan pembuatan makalah ini, dapat diperoleh manfaat bagi
penyusun dan pembaca sebagai penambah wawasan terhadap kondisi
lingkungan di sekitar, terutama daerah wisata taman loang baloq. Bagi instansi
pemerintah atau pihak terkait lainnya makalah ini dapat digunakan sebagai
tambahan data dan informasi mengenai kebijakan yang akan diambil untuk
pengelolaan taman loang baloq kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROFIL TAMAN WISATA LOANG BALOQ


Taman Loang Baloq merupakan salah satu tempat wisata di Kota
Mataram yang terletak di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela,
Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Karena lokasinya yang
strategis, dan cukup dekat dengan pusat kota, membuat Taman Loang Baloq
menjadi salah satu pariwisata andalan oleh hampir semua kalangan. Wisata
Taman Loang Baloq menjadi tempat wisata favorit karena fasilitasnya yang
cukup lengkap dan terdapat spot-spot tertentu seperti menara pandang, yang
dimanfaatkan banyak wisatawan sebagai lokasi menikmati pemandangan
sekitar serta melihat momen matahari terbenam. Ada juga plaza pengunjung
dan panggung hiburan yang biasa dijadikan tempat penyelenggaraan berbagai
acara, serta danau buatan yang dijadikan lokasi aneka pilihan aktivitas, seperti
becak air. Bahkan pada tahun 2022, Taman Loang baloq ini merupakan salah
satu desa wisata terbaik yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata
Indonesia (ADWI) 2022.
Nama loang baloq ini sendiri berasal dari makam atau petilasan di
pulau Lombok yang terdapat di sebelah timur pantai yang merupakan penyebar
agama islam di pulau Lombok yang datang dari timur tengah yakni Syeikh
Gauz Abdurrazak. Nama Loang Baloq ini sendiri memiliki multi tafsir atau arti
di kalangan masyarakat luas. Bagi pemahaman masyarakat yang secara umum,
Loang dalam bahasa sasak yang berarti lubang, sedangkan Baloq dalam bahasa
sasak yang berarti buaya (Pratama, 2023).
Dalam Bahasa Indonesia, Loang Baloq memiliki arti sebagai lubang
buaya. Namun menurut Bapak Jamali selaku juru kunci Makam Loang Baloq
mengatakan bahwa Loang dalam bahasa sasak artinya lubang, sedangkan
Baloq artinya Buyut, dengan demikian beliau mengatakan diksi yang benar
adalah bebaloq yang artinya buaya, dan penyebutan yang benar adalah Loang
Bebaloq dan tafsir loang baloq itu sendiri lebih condong kepada lubang buaya
karena di areal makam tersebut terdapat banyak buaya pada zaman dahulu dan
ditumbuhi sebuah pohon beringin yang memiliki lubang tempat berdiam
dirinya buaya yang konon berumur (Nugroho, 2019).
2.2 PENCEMARAN SAMPAH DI WILAYAH PESISIR LOANG BALOQ
Masalah lingkungan yang banyak ditemukan di kawasan wisata pantai
adalah masalah sampah yang mengotori pantai. Terdapat dua jenis sampah yang
mengotori pantai, yaitu sampah dari aktivitas wisata dan sampah kiriman dari
sungai. Hingga saat ini permasalahan sampah di lokasi wisata pantai masih
belum ditangani dengan efektif. Sampah apabila dibiarkan dapat menjadi
ancaman serius bagi kelangsungan dan kelestarian kawasan wisata alam.
Berdasarkan perda kota mataram nomor 10 tahun 2008 “bahwa pola
pengelolaan kebersihan lingkungan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang serasi dan selaras dengan memperhatikan tingkat perkembangan
masyarakat yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan kesadaran
masyarakat mengenai kebersihan dan pengelolaan kebersihan lingkungan yang
merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah Kota Mataram dan
Masyarakat”, dan perda kota mataram pasal 7 nomor 10 tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah dimana “Setiap penduduk atau pemilik/ penghuni
bangunan dilarang membuang sampah atau yang dianggap sampah kedalam
sungai, bantaran sungai, got, saluran–saluran air, gang-gang, taman,
lapangan serta tempat-tempat umum lainnya”.
2.2.1. Kondisi dan Jenis Sampah

Gambar 2.1 Kondisi sampah yang ada di pesisir Pantai Loang Baloq
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Kondisi sampah yang ada di Pantai Loang Baloq dapat dikatakan
memiliki intensitas yang cukup tinggi dengan jenis sampah yang sangat
beragam. Sampah begitu banyak tersebar di pesisir pantai dan daerah
sekitaran pantai. Sampah di sekitar pantai sebagian besar didominasi oleh
sampah organic seperti ranting pohon, dedaunan dan sampah yang
mudah terurai lainnya, namun sampah anorganik seperti plastic, sepatu
bekas, pakaian bekas dan botol minuman juga dapat ditemukan.
Timbunan sampah pada hari libur cenderung lebih banyak dibandingkan
hari kerja.
2.2.2. Asal Sampah
Sampah yang berada di Pantai Loang Baloq berasal dari berbagai
sumber. Sebagian besar adalah sampah kiriman yang berasal dari aliran
sungai dan bermuara di bibir pantai.

Gambae 2.2 Sampah kiriman dari sungai


(Sumber: dokumentasi pribadi)
Sampah-sampah yang ada di pantai, walaupun didominasi oleh
adanya proses kiriman sampah melalui aliran sungai, sampah juga
disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang
membuang sampah sembarangan di sekitaran pantai. Selain itu sampah
juga berasal dari wisatawan yang berkunjung. Sampah-sampah ini
memiliki jenis sampah yang berbeda-beda yaitu sampah anorganik yang
secara teknis lebih lama proses penguraiannya.
Gambar 2.3 Sampah yang berasal dari pengunjung
(Sumber: dokumentasi pribadi)
2.2.3. Kondisi Tempat Pembuangan Sampah
Kondisi tempat pembuangan sampah di Pantai Loang Baloq
masih belum jelas keberadaannya. Tempat membuang sampah (tong
sampah) sejauh pengamatan yang dilakukan tidak ditemukan
keberadaannya di sekitar pantai. Karena ketidakjelasan mengenai tempat
pembuangan sampah, mengakibatkan banyaknya tempat pembuangan
liar di dekat pesisir Pantai Loang Baloq.

Gambar 2.4 Tumpukan sampah di wilayah pesisir pantai


(Sumber: dokumentasi pribadi)
Sementara di lingkungan taman loang baloq tersedia
fasilitas/tempat pembuangan sampah.
Gambar 2.5 Tersedia fasilitas pembuangan sampah di lingkungan taman
(Sumber: dokuemntasi pribadi)
2.2.4. PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan sampah yang ada di wilayah pesisir dilakukan
dengan berbagai cara. Umumnya dilakukan berupa perwadahan,
pengumpulan dan pengangkutan belum berbasis 3R (Reduce,Reuse,
Recycle). Sampah kering ditimbun dan dibakar di tepi pantai, sementara
sampah plastik umumnya dikumpulkan untuk kemudian diangkut oleh
Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup ke tempat pembuangan akhir
(TPA). Pengangkutan sampah ini dilakukan tidak menentu terkadang
setiap hari namun, tumpukan sampah masih belum dapat dikendalikan.

Gambar 2.6 Kegiatan bersih pantai


(Sumber: dokumentasi pribadi)
Selain dari pihak pemerintah, peranan dari mahasiswa maupun
instansi dalam mengatasi permasalahan sampah adalah dengan
melakukan kegiatan bersih pantai yang ssekiranya dapat dilakukan
selama seminggu sekali.
2.3 ABRASI DI WILAYAH PESISIR PANTAI
2.3.1 Penyebab abrasi yang dipengaruhi iklim global:
Perubahan iklim adalah perubahan pada pola cuaca jangka
panjang yang terjadi dalam skala global. Penyebab mendasar terjadinya
fenomena perubahan iklim adalah adanya perubahan pada total masukan
dan keluaran energi di permukaan planet bumi. Efek dari perubahan
iklim global ini bersifat multisectoral dan memengaruhi kualitas hidup
manusia dan lingkungan secara umum. Berbagai studi yang telah
dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa selain dampak lingkungan
yang dapat diamati secara langsung, fenomena ini juga memengaruhi
beberapa sektor kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta memiliki implikasi
global ada kelangsungan kehidupan di permukaan bumi secara umum.
Salah satu dampak lingkungan yang terlihat jelas misalnya pada sektor
kehidupan di pesisir pantai yaitu adanya abrasi. Hal ini karena perubahan
iklim mempengaruhi kehidupan di wilayah daratan, wilayah laut,
ataupun wilayah peralihan daratan dan lautan (pesisir).
Abrasi yang terjadi merupakan salah satu bentuk dinamisasi
kawasan pantai yang terjadi secara terus menerus akibat dari pergerakan
sedimen, arus, dan gelombang yang berinteraksi dengan kawasan pantai
secara langsung. Gelombang laut disebabkan oleh kecepatan angin, jarak
hembusan angin, hingga bentuk topografi pantai. Factor lainnya yang
memengaruhi gelombang pantai adalah perubahan iklim, jadi perubahan
iklim akan mengakibatkan kenaikan permukaan air laut akibat global
warming. Kenaikan permukaan air laut akan menyebabkan perubahan
arah gelombang bergerak dari perairan dalam ke dangkal, seperti halnya
perubahan kedalaman pantai yang secara langsung berdampak pada
kondisi abrasi.
Dampak perubahan iklim global terhadap wilayah pesisir diantaranya
perubahan salinitas, ataupun perubahan cuaca ekstrem yang kemudian
mengakibatkan tingginya gelombang, meningkatkan kecepatan arus,
serta meningkatnya intensitas badai di laut. Perubahan tersebut
mengakibatkan perubahan rantai makanan pada ekosistem laut,
bergesernya musim ikan, serta berubahnya fishing ground ikan tertentu.
Naiknya muka air laut juga berdampak pada masyarakat yang
mengandalkan kawasan pesisir dan lautan sebagai sumber kehidupan.
Pada prinsipnya, perubahan iklim mengakibatkan biota laut yang
tergolong sensitif akan terancam mengalami kepunahan. Sedangkan,
biota yang adaptif akan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang
terjadi pada perairan. Jika kondisi tersebut terus-menerus terjadi, sangat
dimungkinkan populasi dari ikan jenis tertentu akan terus berkurang.
Selain itu, di wilayah pesisir pengaruh perubahan iklim juga berdampak
terhadap cuaca. Hal ini ditunjukkan dari pergeseran musim hujan dan
jumlah curah hujan. Hal ini tentunya berdampak kepada sistem hidrologi
di kawasan pesisir. Terjadinya hujan asam yang mengakibatkan
penurunan kualitas lingkungan dan mengganggu ekosistem pesisir,
seperti berkurangnya biota laut tertentu yang sensitif terhadap hujan
asam.
2.3.2 Kondisi Abrasi
Abrasi merupakan istilah untuk menggambarkan pengikisan
daerah pantai yang terjadi karena gelombang dan arus laut destruktif,
angin di atas lautan yang menghasilkan gelombang serta arus laut yang
berkekuatan merusak hingga faktor manusia. Fenomena-fenomena alam
yang menyebabkan abrasi di antaranya adalah pasang surut air.
Pengikisan yang demikian menyebabkan berkurangnya daerah pantai
mulai dari yang paling dekat dengan air laut karena menjadi sasaran
pertama pengikisan. Jika dibiarkan, abrasi akan terus menggerogoti
bagian pantai sehingga air laut akan menggenangi daerah-daerah wisata
ataupun pemukiman penduduk dan wilayah pertokoan di pinggir pantai
(Apriyanti, dkk., 2022). Salah satu contoh kondisi abrasi yang diamati
pada pengamatan kali ini yaitu abrasi di pantai Loang Baloq.
Pantai loang baloq terletak di Kelurahan Tanjung Karang,
Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kondisi abrasi di pantai Loang Balok dikutip dari artikel lombokpost
yang mengatakan bahwa Pantai Loang Baloq saat ini sudah terkikis
abrasi sekitar 40 meter dengan kedalaman empat meter, kondisi seperti
ini kemungkinan akan terus terjadi sejalan dengan adanya pasang surut
air laut dan upaya pencegahan yang belum sepenuhnya dilakukan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui juga bahwa abrasi
pantai di Loang Balok menjadi semakin besar karena dulu permukaan air
laut hanya sampai di batas muara sungai, tetapi sekarang menjadi makin
menepi dan makin maju permukaan abrasinya mendekati kawasan taman
di Loang Baloq. Faktor lain yang menyebabkan abrasi di pantai Loang
Balok yaitu tidak adanya mangrove yang mencegah terjadinya abrasi dan
tidak ditemukan juga terumbu karang yang akan menghambat proses
abrasi disekitar pantai. Dampak apabila abrasi terus terjadi akibat
gelombang pasang bisa membuat bagian pinggir objek wisata akan
terkikis dan merusak fasilitas di area tersebut. Abrasi yang terjadi
merupakan salah satu bentuk dinamisasi kawasan pantai yang terjadi
secara terus menerus akibat dari pergerakan sedimen, arus, dan
gelombang yang berinteraksi dengan kawasan pantai secara langsung.

Gambar 2.7 Abrasi pantai


(Sumber: dokumentasi pribadi)
Dampak-dampak yang dapat ditimbulkan oleh abrasi
diantaranya (Sukandarrumidi, 2010:246-247):
1. Luasan daratan/pulau berkurang. Apabila hal ini terjadi, akan
berdampak pada keterbatasan pengadaan lahan untuk pertanian,
permukiman, dan dermaga.
2. Topografi pantai menjadi terjal sehingga mengurangi tempat
pendaratan kapal nelayan.
3. Tiang dermaga sedikit demi sedikit terkikis atau mengalami korosi
sehingga memperpendek usia dermaga, dan akhirnya tidak layak
difungsikan.
4. Rusaknya tanggul pantai. Bagian dasar tanggul terabrasi, terkikis, dan
akhirnya tanggul tidak berfungsi lagi karena roboh.
5. Berubahnya fungsi pantai, yang semula kawasan wisata terpaksa
dialihfungsikan menjadi hutan lindung.
2.3.3 Penanganan Abrasi
Penanganan untuk kondisi abrasi ini masih dalam tahap
perencanaan, dikutip dari artikel Lombok post, menyatakan bahwa Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram akan
memasang riprap atau batu-batu besar di Pantai Loang Baloq.
Rencananya kegiatan ini akan dilakukan di tahun ini untuk mencegah
terjadinya abrasi yang semakin parah di wilayah pantai Loang Baloq.
Langkah-langkah lain yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resiko
abrasi adalah dengan melakukan upaya mitigasi bencana. Mitigasi
bencana dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mitigasi struktural dan
mitigasi non struktural. Mitigasi struktural ialah upaya untuk
meminimalisir bencana dengan melakukan berbagai pembangunan
prasarana fisik maupun dengn pendekatan teknologi, seperti
pembangunan talud, groin, breakwater, dan lainnya. Sedangkan mitigasi
non struktural merupakan upaya yang dilakukan dengan pembuatan
kebijakan maupun penguatan kapasitas masyarakat seperti sosialisasi,
simulasi, dan lain sebagainya (Maulana, dkk., 2016).
2.4 DAMPAK PEMBANGUNAN TAMAN LOANG BALOQ
Sebagai tempat wisata, Loang Baloq menyediakan berbagai sarana
rekreasi yang dapat dinikmati pengunjung, salah satunya ialah pembangunan
taman di pesisir Pantai Loang Baloq. Taman ini berada di dekat area parkir
yang berada tidak jauh dari batas pasir pantai. Taman merupakan fasilitas yang
baru direalisasikan pada tahun 2021 yang berfungsi sebagai titik kumpul utama
para wisatawan dimana terdapat lapangan yang luas dengan berugak di setiap
sudutnya. Di titik tengah taman terdapat panggung yang berfungsi sebagai
tempat pergelaran kegiatan seni dan budaya. Event-event lokal maupun luar
daerah kerap diselenggarakan di area taman sehingga Pantai Loang Baloq
memiliki keunikan tersendiri dalam menarik para wisatawan. Pengelolaan
Taman Loang Baloq dikerjasamakan oleh pihak Dinas Pariwisata Kota
Mataram dengan Pokdarwis di Kelurahan Tanjung Karang. Pemeliharaan
fasilitas wilayah taman dan pantai dilakukan setiap seminggu sekali oleh
pengelola setempat. Konsep wisata taman terbuka persis di pesisir pantai
membuat Taman Loang Baloq menjadi lebih indah. Kemudian deretan berugak
akan dengan hembusan udara segar pantai membuat wisatawan merasa tenang
dan senang.

Secara ekonomi, pembangunan taman wisata loang baloq ini memiliki


dampak positif, salah satunya yaitu berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi
masyarakat sekitar. Masyarakat dikawasan tersebut memanfaatkan taman
wisata loang balok sebagai tempat berjualan sehari-hari. Kegiatan
perekonomian seperti perdagangan tersebut tentunya dapat meningkatkan
penghasilan dari masyarakat. Selain mendapatkan penghasilan dari kegiatan
berdagang sehari-hari, taman wisata loang baloq juga kerap menjadi tempat
dilaksanakan event besar yang tentunya dapat menarik wisatawan lebih banyak
lagi. Event besar yang diadakan tentunya menambah sumber pemasukan
masyarakat lebih besar lagi.

Walaupun demikian, hal tersebut justru mendatangkan kendala baru


bagi pantai itu sendiri. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang ke
Loang Baloq, tentunya volume sampah juga akan bertambah. Kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan tampaknya masih rendah
dengan terlihatnya banyak tumpukan sampah yang menumpuk di muara pantai.
Jumlah sampah yang didatangkan para wisatawan tampak tidak terkendali
bahkan dengan upaya pembersihan rutin yang dilakukan pihak pengelola
pantai. Hingga saat ini, permasalahan akan sampah di Pantai Loang Baloq
masih belum tuntas.

2.5 RESPON MASYARAKAT


2.5.1 Tanggapan Masyarakat Terhadap Sampah
Sampah yang ada pada sekitaran pantai dan taman memiliki
jumlah yang sangat banyak dan terus bertambah setiap harinya. Menurut
para pedagang dan penjaga taman yang merupakan warga sekitar,
sampah-sampah tersebut kebanyakan berasal dari sampah masyarakat
yang mendiami wilayah pesisir pantai. Masyarakat kebanyakan akan
membuang sampah rumah tangga ke kali yang dimana aliran kali tersebut
langsung menuju ke laut. Sampah-sampah yang ada pada kali akan
terserat arus pantai dan tergulung oleh ambak sehingga terus menumpuk
pada mulut pantai. Selain itu, menurut para pedagang, sampah yang
berada pada sekitaran taman dan pantai juga berasal dari pengunjung
yang datang untuk berwisata di Taman Loang Baloq. Para pengunjung
yang datang kurang memperhatikan kebersihan wilayah taman dan
pantai sehingga membuang sampah sembarangan, padahal pemerintah
dan pengelola taman sudah menyediakan tempat pembuangan sampah.
Akibatnya, setiap harinya walaupun sudah dibersihkan oleh petugas,
sampah-sampah baru yang berasal dari limbah rumah tangga selalu
datang dan menumpuk pada pinggir pantai.
Pemerintah dan badan pengelola Taman Loang Baloq sudah
melakukan upaya bersih-bersih sampah setiap harinya, tetapi tetap saja
jumlah sampah baru yang datang tidak dapat dikendalikan. Banyak dari
instansi pemerintah atau kelompok pelajar seperti mahasiswa melakukan
kegiatan event pembersihan sampah setiap satu bulan sekali juga tidak
membuahkan hasil. Menurut para pedagang, sampah yang dapat
dibersihkan oleh petugas hanya pada sekitaran taman saja, sedangkan
sampah yang berasal dari kali yang terbawa ombak ke pinggir pantai
tidak dapat dikendalikan atau dibersihkan secara tuntas karena sampah
baru yang datang semakin banyak dan menjadi tertumpuk pada pinggir
pantai.
Para nelayan juga mengeluhkan keberadaan sampah yang begitu
banyak dan menumpuk pada pinggir pantai. Menurut para nelayan,
keberadaan sampah yang banyak pada pantai cukup mengganggu
keberadaan ikan-ikan yang ada disana, walaupun jenis ikan yang
didapatkan oleh para nelayan cukup banyak. Jenis ikan yang paling
banyak didapatkan oleh nelayan antara lain Ikan Jipi dan Ikan Baronang,
terkadang para nelayan juga mendapatkan jenis ikan yang berukuran
cukup besar seperti Ikan Kerapu dan Ikan Kakap Putih. Meskipun begitu,
keberadaan sampah cukup mengganggu para nelayan dan pemancing
ikan karena jumlah sampah yang semakin hari semakin meningkat yang
takutnya akan mengganggu jumlah populasi dari ikan-ikan tersebut.
Upaya yang dilakukan petugas kebersihan seperti melakukan
pembersihan sampah sebanyak 3 kali seminggu tetap tidak mampu
membersihkan sampah yang terus-menerus berasal dari kali. Sampah
yang ada pada pinggir pantai paling sulit dikendalikan karena masyarakat
sekitar membuang sampah pada kali dan kurangnya edukasi dari
pemerintah setempat sehingga kesadaran masyarakat menjadi kurang dan
terus menerus membuang sampah pada kali. Para pedagang yang
berjualan pada sekitaran taman juga kerap membersihkan sampah yang
ada pada sekeliling tempat mereka berjualan, tetapi karena ramainya
pengunjung yang datang dan membuang sampah tidak pada tempatnya
menyebabkan penumpukan sampah kembali terjadi, sehingga para
petugas kebersihan ataupun para pedagang sangat mengharapkan upaya
pemerintah untuk lebih mengedukasi masyarakat akan pentingnya
membuang sampah pada tempatnya.
2.5.2 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pembangunan Taman Loang
Baloq
Taman Loang Baloq sudah berdiri sejak lama sekitar tahun 2010
dan dilakukan renovasi dan pembangunan besar-besaran sejak tahun
2021. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk menarik minat
wisatawan untuk berkunjung ke Taman Loang Baloq. Selain itu, karena
adanya pembangunan tersebut menjadikan Taman Loang Baloq menjadi
tempat yang dapat digunakan untuk mengadakan event atau acara-acara
yang dapat menarik minat pengunjung. Akibat dari pembangunan
tersebut, terdapat beberapa dampak yang terjadi seperti yang dikeluhkan
oleh petugas pengelolaan taman. Para pengunjung yang datang
cenderung tidak membuang sampah pada tempatnya yang
mengakibatkan para petugas sampah kewalahan dalam melakukan
pembersihan, apalagi pada saat event besar diadakan.
Menurut petugas pengelolaan taman, selain dari masyarakat yang
berkunjung ke Taman Loang Baloq, sampah juga berasal dari jalanan.
Sampah dari jalanan akan masuk ke area taman karena terbawa oleh air
hujan. Lokasi taman yang lebih rendah dari jalanan menyebabkan aliran
air hujan akan menggenangi area taman yang menyebabkan banjir pada
area taman tersebut. Banjir yang terjadi menyebabkan rendahnya
pengunjung yang datang, sehingga dapat dikatakan pengunjung akan
cenderung lebih ramai pada hari-hari dengan cuaca cerah.
Selain adanya sampah, hal yang dikeluhkan oleh para masyarakat
sekitar adalah terjadinya abrasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Petugas mengharapkan pemerintah segera melakukan tindakan
pencegahan agar abrasi yang terjadi dapat teratasi. Petugas dan
masyarakat berharap pemerintah dapat membuat tanggul pada pinggir
pantai untuk pencegahan abrasi. Penanaman pohon pinggir pantai seperti
pohon waru, cemara, dan kelapa sudah dilakukan tetapi tanaman tersebut
tidak ada yang hidup karena kondisi lingkungan pantai yang berpasir.
Maka dari itu, masyarakat sangat berharap adanya tindakan cepat yang
dilakukan oleh pemerintah.
2.5.3. Upaya Mengatasi Rendahya Kesadaran mengenai Kebersihan oleh
Pengunjung Taman Loang Baloq

Taman Loang Baloq merupakan salah satu destinasi wisata andalan


kota mataram. Pemerintah kota Magtaram seringkali mengadakan event di
Taman Loang Baloq untuk memperkenalkannya sebagai salah satu objek
wisata yang layak dan aman untuk dikunjungi. Namun, faktor kebersihan
sering kali menjadi salah satu masalah yang mengganggu di kawasan wisata.
Seharusnya pengunjung bisa menikmati pemandangan yang indah maupun
sarana yang disediakan di Kawasan Taman Loang Baloq, tapi karena adanya
sampah maka keindahan tempat wisata pun berkurang.

Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk di tempat wisata bukan


hanya tanggung jawab petugas kebersihan saja. Menjaga kebersihan sekitar
adalah kewajiban dan tanggung jawab kita semua terhadap lingkungan.
Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui cara menjaga kebersihan
lingkungan, khususnya di tempat wisata. Selama ini banyak pengunjung
tempat wisata yang menyalahkan pihak pengelola, bahkan tak jarang juga
menyalahkan pemerintah atas ketidaknyamanannya terhadap sampah di
tempat wisata.

Padahal hal tersebut juga berasal dari pengunjung itu sendiri.


Perilaku Pengunjung yang membuang sampah sembarangan merupakan
salah satu indikasi kurangnya pengetahuan atau rendahnya SDM yang
dimiliki oleh pengunjung tersebut tentang pentingnya menjaga kebersihan
Lingkungan. Dengan alasan letak sampah yang jauh, para pengunjung pun
dengan sesuka hati membuang sampah di mana saja. Jika ada kesadaran
membuang sampah pada tempatnya, atau menyimpannya terlebih dahulu
sampai ditemukannya tempat sampah, maka fenomena menumpuknya
sampah di tempat wisata tentu tidak akan ada lagi. Sehingga diperlukan
strategi atau cara-cara yang harus ditempuh agar kesadaran masyarakat
tentang pentingnya menjaga kebersihan tertanam dalam masing-masing
pengunjung.

1. Membuat kelompok Sadar wisata (Pokdarwis) yang dapat mengelola


Kawasan wisata loang baloq termasuk kondisi lingkungan.
Pokdarwis adalah kelompok yang bergerak secara swadaya artinya
pengembangan kepariwisataan yang dilakukan di desa itu bersumber dari
kekuatan desa sendiri dengan segala potensinya. Dengan membentuk dan
aktifnya Pokdarwis di Loang Baloq, akan membuat segala pengelolaan
wisata Taman Loang Baloq berjalan dengan baik, termasuk pengeloaan
kebersihan.
2. Melakukan edukasi kepada pengunjung betapa pentingnya menjaga
kebersihan Lingkungan.
Pokdarwis yang sudah terbentuk dapat melakukan pengelolaan terhadap
kebersihan Taman Loang Baloq salah satunya dengan melakukan
edukasi terhadap para pengunjung tentang pentingnya menjaga
Kebersihan Lingkungan demi terjaganya lingkungan loang baloq dan
untuk kebaikan pengunjung itu sendiri. Selain pokdarwis/pengelola
taman, kita sebagai sesama pengunjung sendiri dapat melakukan edukasi
kecil dengan mengingatkan apabila melihat pengunjung yang menbuang
sampah sembarangan.
3. Membuat peraturan tertulis tentang Kebersihan Lingkungan.
Untuk membuat efek jera terhadap perilaku masyarakat yang tidak
menjaga kebersihan lingkungan, pengelola dapat membuat peraturan
mengenai kewajiban pengunjung untuk menjaga kebersihan lingkungan
dan juga membuat peraturan tentang ganjaran atau hukuman bagi
pengunjung yang dengan sengaja tidak menaati peraturan kebersihan
yang telah dibuat.
4. Melakukan control/Pengawasan terhadap aktivitas kebersihan
pengunjung.
Bentuk mengontrolan yang dapat dilakukan oleh pokdarwis/pengelola
yaitu dengan menilai apakah proses pengelolaan kebersihan di tempat
wisata ini sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana atau
masih perlu adanya perbaikan-perbaikan.

2.6 Dampak Pencemaran Udara dari PLN Tanjung Karang

Taman Loang Baloq terletak di Kelurahan Tanjung Karang, yang di


mana di kelurahan Tanjung Karang ini terdapat juga pangkalan PLN. Lokasi
pangkalan tersebut terletak sekitar 650 m dari taman Loang Baloq. Hal ini
menjadikan dampak pencemaran udaranya belum terlihat secara langsung.
Dampak secara langsung belum terlihat karena apabila dilihat dari kodisi
fisik yang ada seperti warna langit, kondisi udara sekitar daerah loang baloq,
dan aroma udaranya tidak ada dampak yang berbeda ataupun pengaruh yang
signifikan. Keadaan warna langit di daerah Loang Baloq masih terlihat cerah
serta tidak terlihat adanya tanda-tanda pencemaran udara, kemudian kondisi
udara kita menghirup udara di daerah Loang Baloq masih baik-baik saja tetapi
tetap kerasa adanya bau sampah akibat pencemaran sampah di daerah itu.

2.7 Kaitan antara Asas Lingkungan dengan Kondisi Sampah di Loang Baloq

Kondisi pencemaran di wilayah pesisir Loang Balok ini berkaitan


dengan Asas ke-12 Ilmu Lingkungan.

Asas 12: “Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada
kepentingan relatifnya dalam keadaan satu lingkungan”.

Kondisi Pencemaran yang terjadi pada pesisir loang baloq erat


kaitannhya dengan asas tersebut. Suatu lingkungan yang tercemar akan
membahayakan biota yang hidup di dalamnya sehingga berpengaruh terhadap
kemampuan adaptasinya. Jika terjadi perubahan kondisi fisik seperti abrasi dan
tercemarnya lingkungan pesisir oleh sampah, amaka akan berpengaruh
terhadap kemampuan adaptasi dan mengancam spesies yang tidak dapat
berdaptasi pada daerah pesisir.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari data yang telah di dapatkan kita bisa memberikan kesimpulan
bahwa di daerah wilayah pantai Loang Baloq, Pengelolaan sampahnya di
daerah studi umumnya berupa pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan
belum berbasis 3 R. (Reduce, Reuse, Recycle). Pengelolaan sampah di pesisir
pantai Loang baloq hanya mengandalkan penimbunan di pulau dan
pengangkutan yang dilakukan oleh kapal pengangkut sampah ke TPA. Sampah
pantai terdiri atas sampah dari daratan yang timbul akibat aktivitas sekitar
pantai yang jumlahnya tergantung pada jumlah pengunjung, sampah bawaan
dari laut yang dipengaruhi musim,dan juga yang point utamanya yaitu sampah
masyarakat yang di buang ke sungai, dan sungai itupun arusnya menju ke
wilayah pantai. Berdasarkan perda kota mataram nomor 10 tahun 2008 “bahwa
pola pengelolaan kebersihan lingkungan bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang serasi dan selaras dengan memperhatikan tingkat
perkembangan masyarakat yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan
kesadaran masyarakat mengenai kebersihan dan pengelolaan kebersihan
lingkungan yang merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah Kota
Mataram dan Masyarakat”. Namun belum ada kebijakan khusus terkait
pengelolaan sampah kawasan pesisir. Dan pihak dari DLH/Dinas Kebersihan
dan atau penyedia jasa swasta untuk pengangkutan sampah sudah menjalankan
tugas sebagaiman mestinya, tetapi kembali lagi ke kesadaran masyarakatnya
yang juga sebagai pelaku utamanya.
3.2 SARAN
Dihaapkannya kesadaran semakin tumbuh dari diri mereka sendiri,
yaitu dari para pengunjung, pedagang, serta pemancing yang di sanan, agar
lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan pesisir pantai, yang juga
nantinya itu sangat bermanfaat dan dampak baiknya bisa mereka rasakan
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, D., Hartadi, J., dan Putro, R. W., 2021, Dampak dan Upaya
Penanggulangan Terjadinya Abrasi Menggunakan Citra Satelit Studi Kasus
Di Wilayah Pesisir Tanjung Benoa Bali, Jurnal Ilmiah Teknik Geomatika
1(1): 39-47.

Isnaini, F.M. 2022. Masuk ADWI 2022, Desa Wisata Taman Loang Baloq Punya
Wisata Religi.
(https://travel.kompas.com/read/2022/06/29/120600727/masuk-adwi-
2022-desa-wisata-taman-loang-baloq-punya-wisata-religi?page=all.),
diunduh tanggal 29/3 2023

Maulana, E., Wulan, T. R., Wahyuningsih, D. S., Mahendra, I W. W. Y., Siswanti,


E., 2016, Strategi Pengurangan Risiko Abrasi Di Pesisir Kabupaten
Rembang, Jawa Tengah, Seminar Nasional Geografi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Megawan, M.B., dan Suryawan, I.B., 2019, Pengelolaan sampah di daya tarik
wisata Pantai Candikusuma, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya,
Kabupaten Jembrana, Jurnal Destinasi Pariwisata, 7 (2):239-244.

Munandar dan Kusumawati, I., 2017, Studi Analisis Faktor Penyebab dan
Penanganan Abrasi Pantai di Wilayah Pesisir Aceh Barat, Jurnal Perikanan
Tropis, 4(1): 47-56.

Nugroho, M. S, 2019, Identifikasi Komponen Pendukung Daya Tarik Wisata Loang


Baloq Sebagai Wisata Pesisir Di Kota Mataram. Media Bina Ilmiah, 13(9),
1619-1628.

Pratama, D.A.P. 2023. Strategi Pengembangan Destinasi Wisata Pantai Loang


Baloq Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram,
Nusa Tenggara Barat (Doctoral dissertation, UIN Mataram).

Rangkuti, A. F., dan Susilawati, S., 2022, Strategi Pengelolaan Sampah di Kawasan
Pesisir Pantai Sibolga, Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
1(4):176-179.
Redaksi Lombok Post., 2023, Lombok Post: Cegah Abrasi Dinas PUPR Mataram
Pasang Riprap di Pesisir Loang Baloq
(https://lombokpost.jawapos.com/metropolis/14/03/2023/cegah-abrasi-
dinas-pupr-mataram-pasang-riprap-di-pesisir-loang-baloq/), diunduh
tanggal 14/3/2023.

Rukman, W. Y., Safitri, D., Thahir, R., dan Magfirah, N., 2021, Reboisasi Sebagai
Penanganan Dampak Abrasi Akibat Pembukaan Tambak Garam Di
Pallengu Kab Jeneponto, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(1): 50-
56.
Sukandarrumidi., 2010, Bencana Alam dan Bencana Antropogene, Kanisius,
Yogayakarta.

Yulianti, F., Zulfan, Zalmita, N., Irawan, L. Y., dan Diah, H., 2022, Kesiapsiagaan
Masyarakat Menghadapi Bencana Abrasi Pantai di Gampong Kedai Palak
Kerambil, Jurnal Media Komunikasi Geografi, 23(2): 227-235.
Hasil Diskusi

Yeni Asmita : Bagaimana kontribusi kelompok kalian terhadap sampah-sampah


yang ada disana ?

Jawaban : Tidak ada kontribusi yang besar yang kami lakaukan, hanya mengambil
sampah yang ada di sekitar saja dan dalam jumlah sedikit. Kami
melakukan langkah kecil dengan memungut sampah dari makanan yang
kami makan saat berkunjung ke sana. Sebab, pada saat kami datang ke
lokasi, jumlah sampah di kawasan taman sudah berkurang karena ada
kegiatan pemungutan sampah oleh ICV DJP BUGAR (kPP pratama
Mataram barat) dan kebetulan juga saat itu sudah selesai. Namun sampah
yang menumpuk di wilayah pesisir di dekat muara, tidak kami pungut
karena sampah anorganik berukuran cukup besar dan bercampur dengan
sampah organik yang mulai mengalami pembusukan serta berdatangan
terus menerus dari aliran muara dan membutuhkan alat yang memadai
untuk membersihkannya.

Gina Latifa : Bagaimana solusi untuk pantai Loang Baloq terhadap Masalah
sampah dari pemerintah ?

Jawaban : Pemerintah dapat membuat aturan mengenai aturan kebersihan di


Kawasan taman Loang Baloq. Aturan yang dapat dibuat mengenai
himbauan dan sanksi berkenaan dengan pelanggaran kebersihan. Tapi
sebelum itu, pemerintah dapat menempatkan penjaga yang bertugas
mengawasi perilaku kebersihan masyarakat. Bila pengunjung melakukan
pelanggaran, dapat ditegur oleh penjaga tersebut. Namun, bila
pelanggaran kebersihan yang dilakukan sudah sangat buruk, pengunjung
dapat dikenakan sanksi berupa denda. Diharapkan dengan adanya aturan
ini, diharapkan dapat mengubah mindset masyarakat untuk lebih peduli
terhadap lingkungan.

Sely Wulan W : Bagaimana tanggapan kalian terhadap pembangunan tersebut,


apakah positif atau negative dan jelaskan alasannya !
Jawaban : Pembangunan taman wisata loang baloq berdampak positif, karena
dengan adanya pembangunan taman semakin meningkatkan daya tarik
pengunjung ke daerah pantai loang balok sehingga menambah
pendapatan ekonomi di daerah taman ataupun pantai loang balok.
Semakin banyak pengunjung yang hadir, maka semakin maju sektor
ekonomi di sekitar taman. Dengan adanya pembangunan tersebut,
pemerintah menjadi lebih melirik permasalahan di wilayah pesisir yaitu
abrasi. Rencananya, pemerintah akan membangun tanggul untuk
mengatasi abrasi tersebut. Berdampingan dengan dampak positif,
terdapat juga dampak negatif yang timbul akibat kurangnya kesadaran
mengenai pentingnya menjaga kebersihan oleh pengunjung taman
Loang baloq, yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Sehingga
saat terjadi hujan, saluran air yang ada di daerah Loang baloq tertutup
oleh sampah tersebut. Akibatnya, penyerapan air ke dalam
tanah akan terhambat.

Anda mungkin juga menyukai