Anda di halaman 1dari 14

Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Pengaruh Pembangunan Taman Kota


Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan pada Ruas Jalan Sam Ratulangi Baturaja

Oleh: Iskandar

Abstract

Zones based activity as a towing zone trips. One such activity is the park zone. The park is
located in the center of Baturaja had a fairly high intensity activities. The interaction that
occurs between the seller and the buyer in the park will generate traffic movements around the
park complex that will cause problems such as an increase in volume of traffic on the roads
around the park are. This study aims to determine the level of service and future service
condition where the level of critical path and predicted level of service for the 10 years to
come to be able to take measures to address the resolution of traffic problems caused by the
construction of City Park.

Keywords: City park, level of service, traffic

Pendahuluan

Taman Kota Baturaja dibangun dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan
adanya tempat hiburan, rekreasi, juga olahraga. Akan tetapi, akibat dari pembangunan taman
tersebut menimbulkan tarikan dan bangkitan lalu-lintas pada jalanjalan sekitar taman dan
berdampak menambah volume lalu lintas. Meskipun bukan satu-satunya penyebab utama
penurunan kapasitas jalan, terjadinya penambahan volume lalu lintas jalan akan
mengakibatkan kemacetan lalu lintas pada ruas jalan di sekitar taman. Hal ini juga diakibatkan
oleh perilaku manusia yang kurang mematuhi rambu-rambu lalu lintas serta adanya angkutan
umum yang berhenti menunggu penumpang.
Kondisi di atas mengakibatkan penurunan tingkat pelayanan jalan di sekitar taman.
Sehingga perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui besarnya tingkat
pelayanan jalan dan waktu kondisi dimana tingkat pelayanan jalan kritis serta memprediksikan
tingkat pelayanan jalan untuk 10 tahun yang akan datang agar dapat dilakukan langkah-
langkah penyelesaian untuk mengatasi permasalahan lalu lintas pada jalan Sam Ratulangi
akibat adanya pembangunan Taman Kota.

Tinjauan Pustaka

Pengertian Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin)

Dikun dan Arif (1993) mendefinisikan analisis dampak lalu-lintas sebagai suatu studi
khusus dari dibangunnya suatu fasilitas gedung dan penggunaan lahan lainnya terhadap sistem
transportasi kota, khususnya jaringan jalan di sekitar lokasi gedung.

Dosen Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Baturaja

Iskandar, Hal; 36-49 36


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Menurut Tamin (2000), analisis dampak lalu lintas pada dasarnya merupakan analisis
pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu-lintas
disekitarnya yang diakibatkan oleh bangkitan lalu-lintas yang baru, lalulintas yang beralih, dan
oleh kendaraan keluar masuk dari/ke lahan tersebut.

Fenomena Dampak Lalu Lintas

Menurut Murwono (2003), fenomena dampak lalu-lintas diakibatkan oleh adanya


pembangunan dan pengoperasian pusat kegiatan yang menimbulkan bangkitkan lalu lintas
yang cukup besar, seperti pusat perkantoran Taman, terminal, dan lain-lain. Lebih lanjut
dikatakan bahwa dampak lalu lintas terjadi pada 2 (dua) tahap, yaitu:
1) Tahap konstruksi/pembangunan. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalulintas akibat
angkutan material dan mobilisasi alat berat yang membebani ruas jalan pada rute material;
2) Tahap pasca konstruksi/saat beroperasi. Pada tahap ini akan terjadi bangkitkan lalu-lintas
dari pengunjung, pegawai dan penjual jasa transportasi yang akan membebani ruas-ruas
jalan tertentu, serta timbulnya bangkitan parkir kendaraan.

Perencanaan Transportasi dan Kinerja Jalan

Menurut Salter (1989), hubungan antara lalu-lintas dengan tata guna lahan dapat
dikembangkan melalui suatu proses perencanaan transportasi yang saling terkait. Volume lalu-
lintas ruas jalan adalah jumlah atau banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik tertentu
pada ruas jalan dalam suatu satuan waktu tertentu (MKJI, 1997). Volume lalu-lintas pada jam
paling sibuk dalam sehari dipakai sebagai dasar untuk analisa unjuk kerja ruas jalan dan
persimpangan yang ada.
Untuk analisis, kendaran yang disurvai diklasifikasikan atas:
1) Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV), terdiri dari Bus > 8 penumpang;
2) Kendaraan Ringan (Light Vehicle/LV) yang terdiri dari Jeep, Station Wagon, Colt, Sedan,
Bus mini < 8 penumpang, Combi, Pick Up, Dll;
3) Becak/Bentor, dan;
4) Sepeda motor (Motorcycle/MC).
Data hasil survai per-jenis kendaraan tersebut selanjutnya dikonversikan dalam Satuan
Mobil Penumpang (SMP) guna menyamakan tingkat penggunaan ruang keseluruhan jenis
kendaraan. Untuk keperluan ini, MKJI (1997) telah merekomendasikan nilai konversi untuk
masing-masing klasifikasi kendaraan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini.
Tabel 1.
Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (EMP) untuk Ruas Jalan
Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (EMP)
Lebar Total Arus Faktor EMP
Tipe jalan
jalur (M) (Km/Jam) HV MC
4/2 UD < 3.700 1,3 0,40
4/2 UD > 3.700 1,2 0,25
2/2 UD < 1.800 1,3 0,40
>6
> 1.800 1,2 0,25
2/2 UD < 1.800 1,3 0,5
<6
> 1.800 1,2 0,35
Sumber: Manual Kapasitas Jalan lndonesia, 1997

Iskandar, Hal; 36-49 37


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Tabel 2.
Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (EMP) untuk Persimpangan
Faktor EMP untuk Tipe Pendekat
Jenis Kendaraan
Terlindung Terlawan
Kendaraan Ringan (LV) 1,0 1,0
Kendaraan Berat (HV) 1,3 1,3
Sepeda Motor (MC) 0,2 0,4
Sumber : Manual Kapasitas Jalan lndonesia, 1997

Menurut MKJI (1997), kinerja ruas jalan dapat diukur berdasarkan beberapa parameter,
diantaranya :
1) Derajat Kejenuhan (DS), yakni rasio, antara arus lalu-lintas (smp/jam) terhadap kapasitas
(smp/jam) pada bagian jalan tertentu.
2) Kecepatan tempuh (V), yakni kecepatan rata-rata (km/jam) arus lalu-lintas dihitung dari
panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata yang melalui segmen.

Metodologi Penelitian

Alur Kegiatan

Secara keseluruhan kegiatan penelitian ini dapat dijabarkan ke dalam bagan alur seperti
pada Gambar 1 sebagai berikut:

KAJIAN PUSTAKA
PERUMUSAN MASALAH
PENYUSUNAN
METODOLOGI

SURVEI PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS / KAPASITAS JALAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 1.
Bagan Alur Penelitian

Iskandar, Hal; 36-49 38


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Kebutuhan Data Penelitian

Data penelitian ini meliputi data sekunder dan data primer. Data-data sekunder didapat
dari penelitian-penelitian terdahulu dan dari instansi-instansi terkait yang meliputi:

1) Data tingkat pertumbuhan lalu lintas sangat berguna untuk memprediksi pertumbuhan lalu
lintas yang akan datang, data ini didapat dari Dinas Perhubungan Kota Baturaja.
2) Data jumlah penduduk kota Baturaja/Kabupaten OKU yang digunakan untuk menentukan
angka faktor penyesuaian kota. Data ini didapat dari Kantor BPS Baturaja.

Sedangkan data primer didapat dengan melaksanakan survai langsung di lapangan yang
meliputi:

1) Inventarisasi tata guna lahan, inventarisasi ini dilakukan untuk melihat peruntukan dan
potensi penggunaan lahan yang ada disekitar kawasan Jalan Sam Ratulangi yang
memberikan pengaruh terhadap bangkitan dan tarikan perjalanan yang ada dan akan
mempengaruhi volume lalu lintas.
2) Survai jaringan jalan, survai yang dilakukan adalah melakukan identifikasi terhadap pola
jaringan yang ada di sekitar Jalan Sam Ratulangi, dimensi ruas jalan, Lintas Harian Rata-
Rata (LHR).
3) Survai hambatan samping yang diakibatkan oleh pejalan kaki, parkir pada badan jalan,
kendaraan keluar-masuk, kendaraan lambat dan lain-lain.
4) Survai manajemen lalu lintas kondisi eksisting, yaitu survai volume lalu lintas ruas jalan,
survai yang dilakukan adalah menghitung volume lalu lintas kendaraan secara
terklasifikasi, yang lewat pada ruas jalan.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data baik data sekunder maupun
data primer melalui pengamatan lapangan. Pengumpulan data sekunder dapat dilaksanakan
dengan mengumpulkan hasil-hasil penelitian terdahulu atau langsung ke instansi-instansi
terkait. Sedangkan pengumpulan data primer dapat dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu:

1) Persiapan, meliputi pembuatan format blanko survai, penentuan titik-titik lokasi survai,
menentukan jumlah tenaga survai, menentukan waktu pelaksanaan dan mengkalkulasi
besarnya biaya yang diperlukan.
2) Uji coba survai, setelah tahap persiapan selesai selanjutnya diadakan uji coba survai
selama satu jam guna mengetahui efektifitas pelaksanaan survai, penyempurnaan metode
dan pelaksanaan survai sehingga hasil yang diharapkan pada penelitian sesungguhnya
dapat maksimal.
3) Apabila penelitian pendahuluan sudah baik, maka dilanjutkan dengan pengumpulan data
primer yang diambil dari survai lapangan sesuai dengan waktu dan lokasi yang telah
ditentukan sebelumnya, yang meliputi Survai volume lalu lintas ruas jalan, Survai
hambatan samping, Survai Inventarisasi.

Iskandar, Hal; 36-49 39


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambaran Umum Tata Guna Lahan dan Wilayah Studi

Taman kota Baturaja berdasarkan fungsi tata guna lahan merupakan pusat rekreasi yang
sebelumnya adalah lapangan sepak bola yang dikenal oleh masyarakat Baturaja dengan
sebutan Lapangan A. Yani dengan batas-batas sebagai berikut:
1) Sebelah Utara berbatas dengan jalan Sam Ratulangi
2) Sebelah Timur berbatas dengan jalan Gajah Mada
3) Sebelah Selatan berbatas dengan jalan Jend. A. Yani
4) Sebelah Barat berbatas dengan jalan Dr. Moh. Hatta
Jarak taman kota dengan pusat kegiatan lainnya adalah sebagai berikut:
1) Pemukiman Penduduk : 100 meter
2) Pasar : 500 meter
3) Pompa Bensin : 1.000 meter
4) Kantor Polisi : 500 meter
5) Sekolah : 200 meter
6) Terminal : 3.000 meter

Kegiatan Ikutan

Yang dimaksud kegiatan ikutan dalam penelitian ini adalah aktivitas yang bersifat
mengganggu yang timbul sebagai dampak beroperasinya suatu pusat kegiatan. Dalam
pengertian di atas yang termasuk aktifitas ikutan adalah:
1) Parkir kendaraan tidak bermotor, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah para pengemudi
becak.
2) Parkir kendaraan bermotor di pinggir jalan dalam hal ini yang dimaksud adalah mobil
pribadi, taksi dan angkutan umun/angkot yang parkir di badan jalan sehingga menggangu
kapasitas jalan dalam menampung kendaraan yang lewat.
3) Pedagang asongan/PKL.

Dari hasil pengamatan dilokasi penelitian diketahui bahwa kegiatan ikutan yang terjadi
pada lokasi penelitian adalah sangat besar dan bahkan sudah mengganggu arus lalu lintas.
Karena Jalan Samratulangi merupakan jalan yang di sisi kanan dan kirinya terdapat aktivas
seperti di atas sehingga dengan demikian adanya kegiatan ikutan di sekitar taman akan
membuat kurang lancarnya arus lalu lintas di jalan Sam Ratulangi. Hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kegiatan ikutan antara lain:
1) Letak Taman yang dekat dengan pemukiman penduduk sehingga membuat banyak
pengunjung menggunakan jasa pengemudi becak/Bentor untuk alat transportasi dari rumah
menuju taman maupun sebaliknya.
2) Belum tersedianya parkir khusus motor/mobil sehingga pengemudi kendaraan
menggunakan badan jalan untuk memarkir kendaraannya.
3) Belum adanya tempat khusus untuk menampung para pedagang asongan sehingga
membuat para pedagang menggelar dagangannya di sekitar pelataran taman yang
menimbulkan bangkitkan parkir.

Iskandar, Hal; 36-49 40


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Data Hasil Survey

Data hasil survei disusun dalam bentuk Tabel yang berupa volume arus lalu-lintas yang
dilaksanakan pada tanggal 8 9 Juli 2012. Survai dilaksanakan selama 15 jam mulai pukul
06.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB. Pelaksanaan survai dilakukan selama dua hari
yaitu pada hari Minggu untuk perwakilan hari libur dan Senin untuk perwakilan hari kerja.
Pelaksanaan survai selama tujuh hari ini bertujuan agar dapat mewakili keadaan
sebenarnya dan diketahui perbedaan volume lalu-lintas pada hari libur maupun pada hari
kerja. Data volume lalu-lintas selama periode pengamatan disusun dalam bentuk tabel yang
digolongkan dalam kendaraan berat (Angkutan barang/mobil box, angkutan penumpang/mobil
engkel), kendaraan ringan (angkutan penumpang, mobil pribadi), becak/bentor dan sepeda
motor.
Hasil survai volume lalu-lintas menggunakan satuan unit kendaraan. Selanjutnya dari
data jumlah kendaraan yang diperoleh kemudian diolah dijadikan satuan jumlah kendaraan ke
dalam satuan mobil penumpang (SMP) agar memudahkan dalam perhitungan selanjutnya.
Berikut disajikan rekapitulasi data hasil survei lalu lintas pada ruas Jalan Sam Ratulangi
sebagai berikut:

Tabel 3.
Volume Lalu Lintas pada Ruas Jalan Sam Ratulangi

HARI MINGGU, 8 JULI 2012


JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR
NO WAKTU KEND. KEND. BENTOR/ SEPEDA
BERAT RINGAN BECAK MOTOR
1 06.00 - 07.00 10 281 72 2264
2 07.00 - 08.00 9 259 69 2085
3 08.00 - 09.00 9 258 67 2082
4 09.00 - 10.00 8 235 61 1901
5 10.00 - 11.00 7 202 52 1629
6 11.00 - 12.00 7 200 51 1620
7 12.00 - 13.00 9 259 66 2080
8 13.00 - 14.00 8 235 61 1901
9 14.00 - 15.00 10 270 71 2170
10 15.00 - 16.00 13 358 93 2896
11 16.00 - 17.00 11 270 72 2175
12 17.00 - 18.00 9 255 65 2079
13 18.00 - 19.00 8 234 60 1900
14 19.00 - 20.00 12 335 87 2714
15 20.00 - 21.00 8 237 63 1903
JUMLAH 139 3888 1010 31398

Iskandar, Hal; 36-49 41


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

HARI SENIN, 9 JULI 2012


JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR
NO WAKTU KEND. KEND. BENTOR/ SEPEDA
BERAT RINGAN BECAK MOTOR
1 06.00 - 07.00 5 134 35 1086
2 07.00 - 08.00 9 258 67 2082
3 08.00 - 09.00 8 235 61 1901
4 09.00 - 10.00 7 202 52 1629
5 10.00 - 11.00 9 256 64 2071
6 11.00 - 12.00 10 280 73 2263
7 12.00 - 13.00 9 256 66 2073
8 13.00 - 14.00 8 237 63 1904
9 14.00 - 15.00 9 258 67 2082
10 15.00 - 16.00 10 270 71 2250
11 16.00 - 17.00 9 257 68 2082
12 17.00 - 18.00 7 204 55 1630
13 18.00 - 19.00 8 236 63 1910
14 19.00 - 20.00 9 258 67 2082
15 20.00 - 21.00 10 279 71 2259
JUMLAH 128 3628 941 29314
Sumber: Hasil Survey 2012

Data volume lalu-linta seperti yang telah ditampilkan pada Tabel 4. menggunakan satuan
unit kendaraan. Untuk kebutuhan analisis mengenai kapasitasnya perlu dilakukan penyesuaian
satuannya karena mengingat satuan yang digunakan untuk menentukan kapasitas jalan adalah
Satuan Mobil Penumpang (SMP). Berikut Tabel Nilai Ekivalen Mobil Penumpang.

Tabel 4.
Nilai Ekivalen Mobil Penumpang

Jenis Kendaraan Nilai Ekivalem Mobil Penumpang (EMP)


Kendaraan Berat 1,3
Mobil Penumpang 1
Becak/Bentor 0.65
Sepeda Motor 0.4
Sumber: MKJI 1997

Data volume lalu lintas yang didapat pada tabel 4 disesuaikan menjadi satuan mobil
penumpang dengan mengalikannya dengan angka Ekivalen Mobil Penumpang (EMP) pada
tabel 5. Perkalian ini disesuaikan dengan kategori masing-masing kendaraan. Apakah itu
kendaraan berat, kendaraan ringan, becak/bentor, maupun sepeda motor. Dibawah ini adalah
data hasil perhitungan volume kendaraan total pada hari libur dan hari kerja dalam SMP.

Iskandar, Hal; 36-49 42


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Tabel 5.
Volume Lalu Lintas pada Ruas jalan Sam Ratulangi SMP/Jam

HARI MINGGU, 8 JULI 2012


JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR
NO WAKTU KEND. KEND. BENTOR/ SEPEDA JUMLAH
BERAT RINGAN BECAK MOTOR
1 06.00 - 07.00 13 280 47 905 1245
2 07.00 - 08.00 12 258 43 833 1146
3 08.00 - 09.00 12 258 43 833 1146
4 09.00 - 10.00 10 235 40 760 1045
5 10.00 - 11.00 9 202 34 652 896
6 11.00 - 12.00 9 202 34 652 896
7 12.00 - 13.00 12 258 43 833 1146
8 13.00 - 14.00 10 235 40 760 1045
9 14.00 - 15.00 12 269 45 869 1195
10 15.00 - 16.00 17 358 60 1158 1594
11 16.00 - 17.00 12 269 45 869 1195
12 17.00 - 18.00 12 258 43 833 1146
13 18.00 - 19.00 10 235 40 760 1045
14 19.00 - 20.00 16 336 57 1086 1494
15 20.00 - 21.00 10 235 40 760 1045
JUMLAH 178 3886 654 12561 17.280

HARI SENIN, 9 JULI 2012


JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR
NO WAKTU KEND. KEND. BENTOR/ SEPEDA JUMLAH
BERAT RINGAN BECAK MOTOR
1 06.00 - 07.00 6 134 23 434 598
2 07.00 - 08.00 12 258 43 833 1146
3 08.00 - 09.00 10 235 40 760 1045
4 09.00 - 10.00 9 202 34 652 896
5 10.00 - 11.00 12 258 43 833 1146
6 11.00 - 12.00 13 280 47 905 1245
7 12.00 - 13.00 12 258 43 833 1146
8 13.00 - 14.00 10 235 40 760 1045
9 14.00 - 15.00 12 258 43 833 1146
10 15.00 - 16.00 13 280 47 905 1245
11 16.00 - 17.00 12 258 43 833 1146
12 17.00 - 18.00 9 202 34 652 896
13 18.00 - 19.00 10 235 40 760 1045
14 19.00 - 20.00 12 258 43 833 1146
15 20.00 - 21.00 13 280 47 905 1245
JUMLAH 167 3629 611 11729 16.135
Sumber: Hasil pengolahan data 2012

Iskandar, Hal; 36-49 43


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Dari data tabel di atas dapat dilihat Arus lalu lintas total untuk hari Minggu/Libur
sebesar 17.280 SMP/hari atau 1.152 SMP/Jam dan hari Senin/Kerja sebesar 16.135
SMP/Hari atau 1.075 SMP/Jam. Untuk lebih jelas hasil survey lalu lintas kedua hari tersebut
dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

1200
1000
KEND. BERAT
800
KEND. RINGAN
600
BECAK/BENTOR
400 MOTOR
200
0
00

00

00

0
00

00

00

00
.0
7.

9.

1.

6.

8.

0.

3.
14
-0

-0

-1

-1

-1

-2

-2
-
0

0
.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0
06

08

10

13

15

17

19

22

Gambar 2.
Volume Lalu Lintas pada Jalan Sam Ratulangi
Pada Hari Minggu/Libur dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP/Jam)

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa volume lalu-lintas di jalan Sam Ratulangi
pada hari libur mengalami jam puncak pada pukul 16.00-17.00 WIB yaitu sebesar 1.594
SMP/jam karena pada jam tersebut orang melakukan perjalan menuju taman untuk refreshing,
atau rekreasi. Berikut juga disajikan grafik arus lalu lintas pada hari Senin/Kerja tanggal 9 Juli
2012.

1200
1000
KEND. BERAT
800
KEND. RINGAN
600
BECAK/BENTOR
400 MOTOR
200
0
00

00

00

00

00

00

00

00
7.

9.

1.

4.

6.

8.

0.

3.
-0

-0

-1

-1

-1

-1

-2

-2
0

0
.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0
06

08

10

13

15

17

19

22

Gambar 3.
Volume Lalu Lintas pada Jalan Sam Ratulangi
Pada Hari Senin/Kerja dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP/Jam)

Iskandar, Hal; 36-49 44


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Dari Gambar di atas juga dapat disimpulkan bahwa volume lalu-lintas di jalan Sam
Ratulangi pada hari Senin/Kerja mengalami dua periode jam puncak yaitu pada pukul 11.00
12.00 Wib dan pukul 15.00-16.00 WIB masing-maisng sebesar 1.245 SMP/jam dan 1.246
SMP/jam. Periode puncak pada jam tersebut terjadi dikarenakan pada jam tersebut orang
melakukan perjalan menuju ke sekolah atau tempat kerja masing-masing.
Analisis mengapa banyak pengguna sepeda motor, karena sepeda motor merupakan
sarana transportasi yang paling dominan digunakan orang untuk melakukan perjalanan karena
sepada motor membutuhkan bahan bakar yang tidak terlalu banyak, sehingga dengan
menggunakan sepeda motor orang akan dapat menekan pengeluaran, di samping itu
pertimbangan menggunakan sepeda motor karena mudah melakukan manuver-manuver untuk
menghindari kemacetan lalu-lintas.

Pengolahan Data lalu Lintas dan Kapasitas Jalan

Volume lalu-lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam
satuan waktu. Perhitungan volume dilakukan perjam untuk satu atau lebih periode, misalnya
didasarkan pada kondisi arus lalu-lintas rencana jam puncak pada pagi, siang atau sore.
Adapun data data yang dapat diambil adalah arus lalu-lintas total, jumlah kendaraan berat,
kendaraan ringan, becak/bentor dan sepeda motor.
Dalam analisis ini perlu dilakukan pengolahan data mengenai kapasitas jalan. Dimana
data jalan Sam Ratulangi adalah sebagai berikut : jalan tipe C panjang jalan + 200 m, lebar
jalan efektif + 6 m dengan faktor penyesuaian = 0.87, split/pemisah arah tidak ada dengan
faktor penyesuaian = 1, faktor hambatan samping dengan faktor penyesuaian = 0.91, faktor
ukuran kota atau jumlah penduduk kota Baturaja sebesar + 335.000 dengan faktor penyesuaian
sebesar 0.90, Kapasitas dasar jalan sebesar 2.900 SMP/Jam.

Kapasitas Jalan

Kapasitas jalan perkotaan dihitung dari kapasitas dasar. Kapasitas dasar adalah jumlah
kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang pada suatu jalur atau jalan
selama 1 (satu) jam, dalam keadaan jalan dan lalu-lintas yang mendekati ideal dapat dicapai.
Besarnya kapasitas jalan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs


Di mana :
C = kapasitas ruas jalan (SMP/Jam)
Co = kapasitas dasar
FCw = faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas
FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah
FCsf = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping
FCcs = faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.

Dengan memasukkan nilai yang ada yang di dapat dari penyesuaian kondisi jalan dengan
peraturan MKJI 1997 maka di dapat:
C = 2900 x 0.87 x 1 x 0.91 x 090 = 2.066
Jadi kapasitas jalan Sam Ratulangi adalah sebesar 2.066 SMP/JAM

Iskandar, Hal; 36-49 45


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Tingkat Pelayanan

Untuk menganalisis tingkat pelayanan jalan maka perlu dilakukan perhitungan derajat
kejenuhan dimana derajat kejenuhan merupakan perbandingan antara jumlah lalu-lintas yang
melewati ruas jalan total dua arah dengan kapasitas total ruas jalan yang ditinjau atau untuk
jelasnya dapat dilihat pada persamaan berikut:

DS = Qtotal / C
Di mana :
Qtotal = Volume total (SMP/Jam).
C = Kapasitas jalan (SMP/Jam).

Diketahui Qtotal pada hari Minggu/Libur sebesar 1.152 SMP/Jam sedangkan kapasitas jalan
sebesar 2.066 SMP/Jam sehingga Derajat Kejenuhannya (DS) adalah 0.56. Untuk Qtotal pada
hari Senin/Kerja sebesar 1.075 SMP/Jam sedangkan kapasitas jalan sebesar 2.066 SMP/Jam
sehingga Derajat Kejenuhannya (DS) adalah 0.52.

Dari perhitungan data di atas dapat dilakukan analisis tingkat pelayanan jalan dengan
menggolongkan perbandingan volume kendaraan pada ruas jalan tersebut dengan kapasitas
jalan tersebut ke dalam tabel penggolongan tingkat pelayanan jalan yang dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini.

Tabel 6.
Tingkat Pelayanan Jalan

Batas
Tingkat
Karakteristik Lalu Lintas Lingkup
Pelayanan
V/C
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan
A 0,00 - 0,20
tinggi, volume lalu lintas rendah.
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi
B 0,20 - 0,44
oleh kondisi lalu lintas
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
C 0,45 - 0,74
dikendalikan
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dapat
D 0,75 - 0,84
dikendalikan, V/C masih dapat ditolerir
Arus tidak stabil kecepatan terkadang terhenti,
E 0,85 - 1,00
permintaan sudah mendekati kapasitas
Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume di atas
F > 1,00
kapasitas, antrian panjang (macet)
Sumber: Traffic Planning and Engineering, 2nd Edition Pergamon Press Oxword, 1979

Dilihat dari tabel tingkat pelayanan jalan kondisi arus lalu lintas pada jalan Sam
Ratulangi baik hari Libur maupun hari Kerja termasuk dalam Tingkat Pelayanan C di mana
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan.

Iskandar, Hal; 36-49 46


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Prediksi 10 Tahun Berikutnya

Untuk mengukur umur kelayakan kapasitas jalan maka diperlukan analisis untuk waktu
mendatang. Dalam penelitian ini akan dianalisis sampai 10 tahun mendatang atau sampai
tahun 2021. Untuk menghitung kapasitas jalan pada tahun mendatang dapat digunakan
persamaan sebagai berikut:

P = Po (1+ i)n
Keterangan :
P = Jumlah lalu lintas pada tahun ke-n
Po = Jumlah lalu lintas pada tahun awal
I = Tingkat petumbuhan kendaraan
N = Waktu (tahun)

Data untuk memprediksi kapasitas jalan digunakan data lalu lintas pada hari libur, data
hari minggu/libur diambil mewakili lalu lintas terbesar/maksimum yaitu sebesar 1.152
SMP/jam. Data ini dianggap sebagai tahun awal dimana tingkat pertumbuhan kendaraan
diperkirakan 6% pertahun. Dengan memasukkan nilai tersebut pada persamaan di atas maka
dapat diketahui jumlah lalu lintas pada waktu ke-n seperti di bawah ini:

Prediksi volume lalu lintas untuk tahun Ke-1 atau tahun 2013

P = Po (1+ i)n = 1.152 (1+0,06)1 = 1.152 (1,06)1 = 1.221 SMP/Jam

Sehingga predikasi lalu lintas tahun 2012 adalah sebesar 1.221 SMP/Jam. Rekapitulasi
hasil perhitungan selanjutnya adalah sebagai berikut:

Tabel 7.
Prediksi Derajat Kejenuhan Arus Lalu Lintas pada Jalan Sam Ratulangi
ARUS ARUS
KAPASITAS DS DS
TAHUN LALIN LALIN
LIBUR KERJA SMP/JAM LIBUR KERJA
2012 1152 1075 2066 0.56 0.52
2013 1221 1208 2066 0.59 0.58
2014 1294 1280 2066 0.63 0.62
2015 1372 1357 2066 0.66 0.66
2016 1454 1439 2066 0.70 0.70
2017 1542 1525 2066 0.75 0.74
2018 1634 1616 2066 0.79 0.78
2019 1732 1713 2066 0.84 0.83
2020 1836 1816 2066 0.89 0.88
2021 1946 1925 2066 0.94 0.93
2022 2063 2041 2066 1.00 0.99
Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa pada tahun ke-5 atau tahun 2017
tingkat pelayanan jalan sudah mulai bermasalah, diamana angka derajat kejenuhan pada hari
Libur sudah mencapai 0.75. Jika kita lihat Tabel 7. maka tingkat pelayanan jalan pada tahun
2017 masuk dalam kategori Tingkat D dimana arus lalu lintas mendekati tidak stabil.

Iskandar, Hal; 36-49 47


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Beradasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Arus lalu lintas pada jalan Sam Ratulangi pada hari Minggu/Libur sebesar 1.152 SMP/Jam
dan pada hari Senin/Kerja sebesar 1.075 SMP/Jam.
2. Kapasitas jalan Sam Ratulangi sebesar 2.066 SMP/Jam.
3. Derajat kejenuhan (DS) pada hari Minggu/Libur sebesar 0.56 dan pada hari Senin/Kerja
sebesar 0.52.
4. Kinerja/Tingkat Pelayanan pada saat survey termasuk dalam kategori C dimana arus stabil
tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan.
5. Prediksi pada 10 tahun mendatang tingkat pelayanan mulai bermasalah atau Derajat
Kejenuhan (DS) pada hari Libur telah mencapai 0.75 terjadi pada tahun 2017 dan pada
tahun 2018 untuk hari kerja mencapai 0.78. Dimana Tingkat Pelayanan masuk dalam
kategori D di mana arus mendekati tidak stabil.

Saran-Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas disarankan:

1. Dalam perencanaan pengembangan suatu kawasan atau perencanaan tata ruang suatu
wilayah hendaknya selalu terintegerasi dengan perencanaan jaringan transportasi kawasan
tersebut, sehingga dampak lalu lintas yang timbul dapat diminimalkan dan memudahkan
dalam penanganan.
2. Diperlukan kajian lebih lanjut dari penelitian ini terutama dampak pengoperasian taman
terhadap aspek lalu lintas dan parkir.
3. Solusi yang dapat dilakukan adalah:
a) Mengatur ruas jalan dengan cara menata para pedagang yang ada dipinggir jalan;
b) Menyediakan lahan parkir khusus bagi kendaraan pengunjung taman;
c) Untuk penelitian yang sama agar menggunakan durasi lebih pendek misal per 15 menit
dalam pengambilan data volume lalu lintas;
d) Perlunya diadakan penelitian lanjutan yang menganalisa dampak lalu lintas terhadap
pembebanan jalan.

Iskandar, Hal; 36-49 48


Teknika; Vol: 3, No: 5, Maret 2013 ISSN: 2087 1902

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum RI

Black, J.A. and Blunden,W.R. 1984. The Land Use/Transport System. Australia: Pergamos
Press

Dikun, S. dan Arief, D. 1993. Strategi Pemecahan Masalah Luas Bangunan dan Lalu Lintas.
Bahan Seminar Dampak Pemanfaatan Intensitas Lahan Gedung Tinggi/Superblok di
Jakarta Terhadap Lalu Lintas Disekitarnya, Universitas Tarumanegara Bekerjasama
dengan Pemerintah DKI Jakarta

Hobbs. 1995. Perencanan dan Teknik Lalu-Lintas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers

Morlok,E.K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga

Murwono, D. 2003. Perencanaan Lingkungan Transportasi. Bahan Kuliah, Magister Sistem


dan Teknik Transportasi UGM. Yogyakarta: UGM

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia

Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia

Pemerintah Republik Indonesia. 1993. PP Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan
Lalu-Lintas Jalan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia

Salter, R.J. 1989. Highway Traffic Analysis and Design. Second Edition. London: Mac Millan
Education, Ltd

Standly. 2004. Analisis Dampak Lalu Lintas Pada Pusat Perbelanjaan Yang Telah
Beroperasi. Tesis. Yogyakarta : Program Studi Sistem dan Teknik Transportasi, UGM

Sugiono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit CV. Alfabeta

Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB

Syahidin. 2005. Analisis Dampak Lalu-Lintas Akibat Pengoperasian Mal Jogjatronik


Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Teknik Transportasi, Program Studi Sistem dan Teknik
Transportasi, UGM

Iskandar, Hal; 36-49 49

Anda mungkin juga menyukai