Anda di halaman 1dari 17

RESPON SPEKTRUM GEMPA DI PASAR SENTAL GORONTALO

UNTUK KEBUTUHAN DESAIN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Oleh

MUHAMMAD GERLAN TANTU


NIM : 511418039

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i


KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 1
C. Rumusan Masalah.............................................................. 2
D. Batasan Masalah ............................................................... 2
E. Tujuan Penelitian .............................................................. 3
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Gempa Bumi ........................................................................
B. Pernyebab Gempa Bumi ......................................................
C. Jenis-jenis Patahan Penyebab Gempa .................................
D. Kelompok Gempa ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Wilayah Studi ......................................................................
B. Metode Pengumpulan Data .................................................
C. Pelaksanaan Penelitian ........................................................

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas proposal dengan
judul “Respon Spektrum Gempa Di Pasar Sentral Untuk kebutuhan Desain
Bangunan Tahan Gempa”. Tugas proposal ini disusun sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Metodologi Penelitian di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Gorontalo.
Penulis menyadari dalam penyusunan tugas proposal ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Indriati Martha Paatuti, S.T,. M.eng. selaku Dosen Pengajar Mata
Kuliah Metodologi Penelitian Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri
Gorontalo.
2. Orang tua, saudara - saudara, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang
selalu tercurah selama ini. Terutama kepada Alm. Bapak yang telah
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis agar tetap melanjutkan
perkuliahan.
3. Teman – teman Teknik Sipil Angkatan 2018 Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Gorontalo yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari tugas proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan saran
dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya tugas proposal
ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan
serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin.

Gorontalo, mei 2022

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dampak yang ditimbulkan gempa bumi sangat beragam, mulai dari tanah
longsor, tsunami, likuifaksi, hingga kerusakan pada bangunan, jalan dan jembatan
serta infrastruktur lainnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
menetapkan suatu acuan nilai gempa yang akan menjadi sebuah nilai masukan
dalam merencanakan suatu infrakstruktur, tentu saja nilai percepatan gempa ini
berbeda antara wilayah satu dengan wilayah lainnya karena selain lokasi, struktur
komponen tanah juga merupakan salah satu penyebab besar kecilnya percepatan
gempa di daerah tersebut
Untuk mengetahui besar kecilnya percepatan gempa dalam hal ini
percepatan tanah dasar di daerah tersebut, dibutuhkan beberapa tahap, yang pertama
yaitu dengan “memprediksi” kapan dan letak gempa bumi dengan kekuatan terbesar
yang akan terjadi berikutnya dengan metode probabilitas dimana dengan
menggunakan data-data gempa bumi sebelumnya pada daerah tersebut dan
memprogramkannya menggunakan software EZ-FRISK, berikutnya dengan
program yang sama untuk mencari Respon Spektra pada wilayah atau lokasi
tersebut dengan menggunakan data tanah pada wilayah tersebut. Hasil dalam
bentuk Respon Spektra inilah yang akan menjadi acuan sebagai nilai masukan
dalam perencanaan infrstruktur berupa data percepatan tanah
permukaan.Indentifikasi Masalah

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan :
1. Berapa besar Peak Ground Acceleration dengan metode pada probabilitas
terlampaui 2% pada 50 tahun dan periode ulang 2500 tahun.

1
2. Bagaimana analisis Respon Spektra di kota Gorontalo
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas pembahasannya maka perlu dilakukan
pembatasan masalah, yaitu :
1. Lokasi studi di jalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar Rabu, Desa Motilango.
Kecamatan Tibawa.
2. Aktivitas kegiatan pasar (penyeberang jalan) diambil di depan Pasar Desa
Motilango yang paling besar pengaruhnya terhadap kecelakaan lalu lintas.
3. Studi meliputi kecepatan penyeberang jalan dan kecepatan kendaraan sesuai
dengan metode MKJI 1997.
4. Kondisi inventarisasi jalan berdasarkan kenyataan di lapangan.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan nilai atau grafik Respon Spektra pada kota Gorontalo dengan
metode Probability Seismic Hazard Analysis dengan probalitas terlampaui 2 %
pada 50 tahun dan kala ulang 2500 tahun dengan menggunakan data tanah lokal
pada lokasi tersebut dan data gempa terbaru.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data Respon Spektra terbaru sehingga

dapat dilakukan upaya mitigasi atau pencegahan yang nantinya akan dipakai dalam

perencanaan pembangunan infrastruktu di daerah tersebut .

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Gempa Bumi
Gempa bumi (earthquake) adalah getaran yang terasa dari permukaan
bumi, cukup kuat untuk menghancurkan bangunan utama dan membunuh ribuan
orang. Tingkat kekuatan getaran berkisar dari tidak dirasakan hingga cukup kuat
untuk melemparkan orang di sekitar. Gempa bumi merupakan hasil dari pelepasan
tibatiba energi dalam kerak bumi yang menciptakan gelombang seismik.
Kegempaan, seismism atau aktivitas seismik pada suatu daerah mengacu pada
frekuensi, jenis dan ukuran gempa bumi yang terjadi selama periode waktu
tertentu. Ketika episentrum gempa besar terletak di lepas pantai, dasar laut akan
tergerus dan cukup untuk menimbulkan tsunami. Gempa bumi juga bisa memicu
tanah longsor, dan aktivitas vulkanik sesekali.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat dari seismometer. Moment
magnitude adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi dengan
magnitude sekitar (skala) 5 dilaporkan untuk seluruh dunia. Sedangkan banyaknya
gempa bumi kecil kurang dari 5 magnitude dilaporkan oleh observatorium
seismologi nasional diukur sebagian besar pada skala magnitude lokal, atau
disebut juga sebagai Skala Richter. Kedua ukuran itu sebenarnya sama selama
rentang pengukurannya valid.
Besaran gempa dengan skala 3 magnitude atau kurang kebanyakan sering
tidak dapat dirasakan dipermukaan atau disebut lemah. Namun jika besaran
magnitude dengan skala 7 atau lebih besar akan berpotensi menyebabkan
kerusakan serius disebuah daerah, tergantung pada kedalaman mereka. Gempa
bumi terbesar yang terjadi pada dekade ini dengan skala lebih dari 9 magnitude
atau lebih adalah terjadi di Jepang pada tahun 2011 (semenjak tulisan ini dibuat),
dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran

3
diukur pada skala Mercalli yang dimodifikasi. Karena merupakan gempa dangkal
sehingga gempa tersebut menyebabkan semua struktur bangunan rata dengan
tanah.
B. Penyebab Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama
tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan
tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa
bumi akan terjadi. Gempa tektonik terjadi di mana saja di bumi di mana ada energi
yang tersimpan regangan elastis yang cukup untuk mendorong perambatan fraktur
disepanjang bidang patahan (seperti gelang karet yang ditarik kemudian dilepas
tiba-tiba).
Sisi patahan bergerak melewati satu sama lain dengan lancar dan secara
seismik hanya jika tidak ada penyimpangan atau asperities (tingkat kekasaran
permukaan lempeng di zona subduksi) sepanjang permukaan patahan yang
meningkatkan hambatan gesek. Kebanyakan permukaan patahan memiliki
asperities tersebut dan ini mengarah ke bentuk stick-slip behaviour. Kadangkala
ketika patahan terkunci, dan terus terjadi gerakan relatif antara lempeng akan
menyebabkan meningkatnya tekanan dan karenanya energi regangan tersimpan
dalam sekitar permukaan patahan. Ini terus berlanjut sampai tekanan telah
meningkat cukup untuk menerobos asperity, kemudian secara tiba-tiba
memungkinkan meluncur di atas bagian yang terkunci dari patahan, dan
melepaskan energi yang tersimpan (Ohnaka, 2013). Energi ini dilepaskan sebagai
kombinasi dari radiasi gelombang seismik regangan (elastis), panas dari gesekan
permukaan patahan, dan retakan dari batuan, sehingga menyebabkan gempa bumi
(Ohnaka, 2013).
C. Jenis-jenis Patahan Penyebab Gempa
Ada tiga jenis patahan, yang semuanya dapat menyebabkan interplate
gempa (merupakan gempa yang terjadi dibatas dua lempeng) yaitu: normal, reverse
(thrust) dan strike-slip. Patahan normal dan reverse adalah contoh dip-slip (patahan
menukik), di mana perpindahan sepanjang patahan dalam arah dip dan gerakan pada

4
mereka melibatkan komponen vertikal. Sesar normal terjadi terutama di daerah di
mana kerak sedang diperluas seperti batas divergen. Sedangkan Thrust patahan
terjadi di daerah di mana kerak sedang dipersingkat seperti di batas konvergen.
Patahan Strike-slip adalah struktur curam di mana kedua belah pihak dari patahan
menyelinap horizontal melewati satu sama lain. Banyak gempa bumi disebabkan
oleh gerakan pada patahan yang memiliki komponen baik dip-slip (normal dan
thrust) dan strike-slip; ini dikenal sebagai oblique-slip.

D. Kelompok Gempa
Kebanyakan gempa bumi merupakan bagian dari urutan, berhubungan
satu sama lain dalam hal lokasi dan waktu. Sebagian besar kelompok gempa
terdiri dari tremor kecil yang menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan, tapi
ada teori bahwa gempa bumi dapat kambuh dalam pola yang teratur (USGSa ,
2015).
1) Aftershock
(Gempa Susulan) Aftershock adalah gempa yang terjadi setelah gempa
sebelumnya (mainshock). Gempa susulan berada di kawasan yang sama dari
shock utama tetapi magnitudenya selalu lebih kecil. Jika gempa susulan lebih
besar dari shock utama, gempa susulan yang kembali sebagai shock utama dikenal
dengan istilah foreshock. Gempa susulan terbentuk karena kerak bumi di sekitar
bidang patahan tergusur menyesuaikan dengan efek shock utama (USGSc , 2015).
2) Kawanan (Swarms)
Gempa Kawanan gempa adalah rangkaian gempa bumi menyerang di
kawasan tertentu dalam waktu singkat. Mereka berbeda dari gempa bumi diikuti
dengan rangkaian gempa susulan dengan kenyataan bahwa ada gempa tunggal
dalam urutan jelas shock utama, karena itu tak satu pun memiliki magnitude yang
lebih tinggi (yang tercatat) dari yang lain.
3) Badai (Strom)
Gempa Kadang-kadang serangkaian gempa bumi terjadi dalam
semacam badai gempa, di mana gempa bumi menyerang patahan dalam
kelompok, masing-masing dipicu oleh tekanan atau tegangan disebarkan ulang

5
gempa sebelumnya. Mirip dengan aftershock namun segmen terjadinya
berdekatan dari patahan, badai ini terjadi selama bertahun-tahun, dan dengan
beberapa gempa bumi susulan sama daya rusaknya seperti gempa awalnya. Pola
seperti diamati pada sekitar selusin gempa yang melanda Utara Anatolia Patahan
di Turki pada abad ke-20 dan telah disimpulkan untuk cluster anomali yang lebih
tua dari gempa bumi besar di Timur Tengah (Amos & Cline, 2000).

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Wilayah Studi
Wilayah studi ini dilakukan di Pasar Sentral Gorontalo

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (Sumber Goggle Maps)

7
B. Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 macam
yaitu data primer dan sekunder.
1. Data Primer
Data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, yaitu :
a. Data N – Standard Penetration Test (SPT)
b. Data Tanah
2. Data Sekunder
Data yang tidak langsung diperoleh dari lapangan maupun laboratorium, tetapi
mengambil data yang sudah jadi.
a. Data Gempa

23
Mulai

Indentifikasi masalah

Study litelatur

Survey Pendahuluan

Pengambilan
data

Data sekunder : Data primer :


 Data N-SPT
 Data gempa  Data Tanah

Rekapitulasi
data

Pengolahan data

Analisis dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.2. Skema Metode Penelitian

24
C. Pelaksanaan Penelitian
Untuk memperoleh data primer maka dilakukan penelitian sebagai berikut :
1. Dilakukan Pengeboran
Tahapan-tahapan :
1. Survei pendahuluan
Bertujuan untuk mengetahui lokasi penelitian, gambaran data awal mengenai
karakteristik tanah yang akan dibor
2. Dilakukan Pengeboran
Tujuan pengeboran ini adalah untuk mendapatkan atau mendiskripsikan susunan
lapisan tanah dan juga untuk mendapatkan nilai N-SPT. Dari pengeboran ini dapat
dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan untuk penelitian tanah
selanjutnya di laboratorium.
Suatu metode uji yang dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk
mengetahui, baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh
terganggu dengan teknik penumbukan.

25
Gamabar 3.3 Data N-SPT Pasar Sentral Gorontalo

26
3. Memasukkan Data N-SPT Ke Aplikasi Rpektra Desing Indonesia

Gambar 3.4 Spektrum Resopon Desain

27
DAFTAR PUSTAKA

Fadly Achmad, Spektral Percepatan Wilayah Kota Timur, Kota Selatan, dan
Tilong Kabila untuk Kebutuhan Desain Bangunan Tahan Gempa (Berdasarkan
SNI 1726 tahun 2019)

Indonesian Design Response Spectrum Application 2021

Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.9 September 2019 (1169-1178) ISSN: 2337-6732

SNI 4153-2008 Uji Penetrasi Lapangan SPT

28
29

Anda mungkin juga menyukai