Disusun Oleh :
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
berkat Rahmat dan Ridha-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengembangan
Sumber Daya Air.
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat memberi
pengetahuan tentang pengertian siklus Hidrologi, proses siklus Hidrologi,
pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS), jenis-jenuis bentuk Daerah Aliran Sungai
(DAS), proses pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS), serta contoh Daerah
Aliran Sungai (DAS) pada peta. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu
saja bukan hanya karena usaha penulis semata-mata. Namun, berkat dukungan dan
bantuan dari pihak-pihak terkait.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu,
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapakan demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga malakah ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
ARBI YUWANDA AM
ii
DAFTAR ISI Hal
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.1.1.Siklus Hidrologi 1
1.1.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) 2
1.2. Rumusan Masalah 3
1.2.1. Siklus Hidrologi 3
1.2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) 3
1.3. Tujuan 4
1.4. Manfaat 4
1.4.1. Siklus Hidrologi 4
1.4.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) 4
BAB II DASAR TEORI 5
2.1. Siklus Hidrologi 5
2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) 6
BAB III PEMBAHASAN 8
3.1. Siklus Hidrologi 8
3.1.1. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi 8
3.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) 14
3.2.1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS) 14
3.2.2. Jenis-Jenis Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) 15
3.2.3. Proses Pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) 17
3.2.4. Contoh Daerah Aliran Sungai (DAS) Pada Peta 18
BAB IV PENUTUP 19
4.1. Kesimpulan 19
DAFTAR PUSTAKA 20
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Siklus Hidrologi
Bumi merupakan planet yang memiliki banyak kandungan air didalamnya.
Semua air yang terdapat dalam bumi atau melapisi bumi disebut dengan lapisan
hidrosfer. Luas air yang menutupi permukaan bumi berkisar 70% dari keseluruhan
(Dimyati, 2013: 4). Hidrosfer adalah lapisan yang terdapat di bagian luar bumi yang
terdiri dari aiar laut, danau, sungai, ai dalam tanah, dan lain-lain.
Air adalah suatu komponen abiotik dan menjadi salah satu unsur yang
sangat memiliki peran penting di bumi bagi seluruh makhluk hidup. Apabila
dikaitkan dengan manusia, air merupakan 80% pengisi tubuh sehingga manusia
wajib memenuhi kebutuhan air setiap harinya (Nurlita, 2016). Apabila dikaitkan
dengan tubuhan, maka tumbuhan pun selalu membutuhkan air untuk membuat
makanan. Sementara bagi hewan, air memiliki fungsi yang hampir sama dengan
yang ada pada manusia. Dengan demikian, peran pentingnya air bagi kelangsungan
makhluk hidup selalu ada sehingga adanya siklus air atau siklus hidrologi.
Siklus hidrologi sendiri adalah siklus yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui beberapa proses (Juleha,
Rismalinda, & Rahmi, 2016: 2).
Siklus hidrologi adalah salah satu dari enam siklus biogeokimia yang
berlangsung dan berada di bumi. Kata hidrologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
“Hydrologia” yang berarti ilmu air. Hidrologi ialah cabang ilmu geografi yang
membahas tentang distribusi, kualitas dan pergerakan air di bumi.
Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup
organisme yang ada di bumi. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air
yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui
tahap kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Karena bentuknya memutar
dan berlangsung secara berkelanjutan inilah yang menyebabkan air seperti tidak
pernah habis.
Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga,
proses siklus hidrologi juga berdampak pada teraturnya suhu lingkungan, cuaca,
2
hujan dan keseimbangan ekosistem bumi. Pemanasan air laut oleh paparan sinar
matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara
terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan. Tahapan-tahapan
tersebut apabila tergabung antara satu dengan yang lainnya maka akan terciptalah
sebuah siklus. Dengan kata lain, siklus ini terjadi karena adanya tahapan-tahapan
yang saling berkaitan satu sama lain dan bentuknya memutar.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian di intersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Uap air ini bergerak ke atas ke ketinggian yang lebih
tinggi membentuk awan. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi terus bergerak
secara berkelanjutan dalam berbagai tahapan yang berbeda
berdasar air bawah tanah karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan
musim dan tingkat kegiatan pemakaian.
Daerah Aliran Sungai berfungsi sebagai penampung air hujan, daerah
resapan, daerah penyimpanan air, penangkap air hujan dan pengaliran air.
Wilayahnya meliputi bagian hulu bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa
wilayah lindung, wilayah budidaya, wilayah pemukiman dan lain-lain. Daerah
aliran sungai ditentukan berdasarkan topografi daerah tersebut. Pada peta topografi
batas DAS dapat ditentukan dengan cara membuat garis imajiner yang
menghubungkan titik yang memiliki elevasi kontur tertinggi disebelah kanan dan
kiri sungai yang ditinjau. Untuk menentukan luas daerah aliran sungai dapat
ditentukan dengan planimeter.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang
unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta
sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut.
Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya
kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat
rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa
kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat
pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelembagaan
(institutional arrangement).
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah : mengkaji tentang siklus hidrologi dan
Daerah Aliran Sungai (DAS).
1.4. Manfaat
1.4.1. Siklus Hidrologi
1. Untuk memahami pengertian siklus hidrologi.
2. Untuk memahami tahapan dalam proses siklus hidrologi.
1.4.2. Daerah Aliran Sungai (DAS)
1. Untuk memahami pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS).
2. Untuk memahami jenis-jenis bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS).
3. Untuk memahami proses pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS).
4. Untuk memahami contoh Daerah Aliran Sungai (DAS) pada peta.
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Siklus Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai
terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat – sifatnya dan hubungan dengan
lingkungannya terutama dengan makhluk hidup (Triatmodjo, 2008:1). Secara
umum hidrologi dimaksudkan sebagai ilmu yang menyangkut masalah air, baik di
atmosfer, di bumi, dan di dalam bumi, tentang bagaimana siklusnya, kejadiannya,
serta pengaruh terhadap kehidupan yang ada di alam ini.
Siklus hidrologi merupakan proses kontinyu dimana air bergerak dari bumi
ke atmosfer dan kemudian kembali ke bumi lagi. Air di permukaan tanah, sungai,
danau, dan air laut menguap ke udara. Uap air tersebut bergerak dan naik ke
atmosfer, yang kemudian mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air
yang berbentuk awan. Selanjutnya titik-titik air tersebut jatuh sebagai hujan ke
permukaan laut dan daratan. Hujan yang jatuh sebagian tertahan oleh tumbuh-
tumbuhan (intersepsi) dan selebihnya sampai ke permukaan tanah. Sebagian air
hujan yang sampai ke permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi)
dan sebagian lainnya mengalir di atas permukaan tanah (aliran permukaan atau
surface runoff) mengisi cekungan tanah, danau dan masuk ke sungai dan akhirnya
mengalir ke laut. Air yang mengalir ke dalam tanah sebagian mengalir di dalam
tanah (perkolasi) mengisi air tanah yang kemudian keluar sebagai mat air dan
mengalir ke sungai. Akhirnya aliran air di sungai akan sampai di sungai sampai ke
laut. Proses tersebut berlangsung terus menerus yang disebut dengan siklus
hidrologi. (Triatmodjo, 2008:2)
Siklus hidrologi adalah suatu siklus air atau jalannya air di lingkungan,
mulai dari air yang menguap ke udara hingga kembali ke dalam tanah. Menurut
(Nugroho, 2010) siklus hidrologi adalah proses transportasi air secara berlanjut dari
laut ke atmosfer dan dari atmosfer ke permukaan tanah yang akhirnya kembali lagi
ke laut. Adapun siklus hidrologi yang dapat dijelaskan menurut (Nugroho, 2010)
adalah sebagai berikut:
1. Proses penguapan air permukaan seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan
air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Siklus Hidrologi
3.1.1. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi
Evaporasi adalah Suatu proses yang mengubah air yang berwujud cair
menjadi air dalam wujud gas atau biasa disebut dengan penguapan, sehingga
memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari
(misalnya saat musim kemarau), maka jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke
atmosfer bumi.
Faktor - faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah sebagai berikut :
a. Faktor meteorologis : terdiri atas suhu air, suhu udara/atmosfer,
kelembapan, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar Matahari (radiasi).
b. Banyaknya air, misalnya penguapan pada permukaan tanah yang jenuh air
berbeda dengan permukaan tanah yang tidak jenuh air.
2. Transpirasi
Penguapan air ini bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air
juga dapat berlangsung di jaringan makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan.
Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi. Selain itu, transpirasi
juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan makhluk hidup menjadi uap
air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer.
Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi
umumnya jauh lebih sedikit dan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uap air
yang dihasilkan melalui proses evaporasi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi transpirasi adalah sebagai berikut :
a. Faktor meteorologis, yaitu sinar Matahari karena transpirasi berlangsung
pada siang hari, sedangkan pada malam hari stomata akan tertutup.
10
4. Sublimasi
Tahapan yang lainnya adalah sublimasi yaitu proses naiknya uap air ke atas
atmosfer bumi. Sumblimasi merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak
gunung menjadi uap air, tanpa harus melalui proses pencairan. Sublimasi ini juga
tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun meski sedikit
tetap saja sublimasi ini tetap berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang naik
ke atmosfer, namun jumlah air yang di hasilkan menjadi lebih sedikit.
Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini
berjalan lebih lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap siklus
hidrologi panjang.
5. Adveksi
Adveksi merupakan perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun
masih dalam satu horizontal. Jadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah
12
awan yang hitam dan gelap, awan tersebut dapat berpindah dari satu titik ke titik
yang lain dalam satu horizontal.
Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan
udara sehingga mengakibatkan awan tersebut berpindah. Adveksi adalah proses
perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin
atau perbedaan tekanan udara.
Proses adveksi ini memungkinkan awan yang terbentuk dari proses
kondensasi akan menyebar dan berpindah dari atmosfer yang berada di lautan
menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun perlu diketahui bahwa tahapan
adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses hidrologi, tahapan ini tidak terjadi
dalam siklus hidrologi pendek.
6. Presiptasi
Awan yang terbuat dari titi-titik air dan telah melawati fase adveksi,
kemudian akan mengalami fase presipitasi. Presipitasi adalah proses turunnya hujan
atau proses mencairnya awan akibat suhu udara yang tinggi, dimana segala materi
yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk cair (hujan)
maupun padat (salju).
13
7. Run off
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap run off. Tahapan
run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Run off (limpasan) ialah suatu
proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju tempat rendah di permukaan
bumi.
Proses pergerakan air ini berlangsung melalui saluran-saluran air
contohnya: danau, got, muara, sungai, laut hingga samudra. Dalam proses inilah air
yang mengalami siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.
8. Infiltrasi
Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di bumi
akibat proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan bumi dan
mengalami run off. Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori-
pori tanah, merembes, dan menumpuk menjadi air tanah.
14
Proses pergerakan air ke dalam pori-pori tanah ini disebut sebagai proses
infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah untuk menuju
kembali ke laut.
Setelah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah
mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang
berangsur- angsur, air tersebut akan kembali mengalami siklus hidrologi yang baru,
dimana diawali dengan evaporasi. Dan itulah beberapa dari tahapan siklus
hidrologi.
3.2. Daerah Aliran Sungai (DAS)
3.2.1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kawasan wilayah yang mana
titik-titik tertinggi gunung menjadi acuan pembatas, sehingga apabila saat air hujan
turun pada kawasan wilayah tersebut, maka akan menampung, menyimpan, serta
mengalirkan menuju sungai kemudian menuju danau bahkan laut. Pada peta
topografi DAS dilengkapi berupa garis-garis kontur (Triatmodjo, 2008).
Garis-garis kontur berperan penting dalam penentuan arah limpasan
permukaan (run off). Limpasan bergerak tegak lurus terhadap garis kontur dari titik
tertinggi menuju titik terendah. Suatu DAS dibatasi dan dikelilingi oleh titik-titik
tertinggi. Air hujan yang mengalir menuju sungai utama yang ditinjau berasal dari
hujan yang jatuh di dalam kawasan DAS, sedangkan yang jatuh di luar kawasan
DAS akan mengalir ke sungai sebelahnya (Triatmodjo, 2008).
Menurut Slamet (2006), batas suatu DAS tidak hanya batas permukaan
tanah saja, akan tetapi terdapat pula batas di dalam tanah. Hal ini didasarkan pada
sistem hidrologi bahwa air selain berasal dari permukaan tanah, juga berasal dari
aliran di dalam tanah yaitu aliran bawah permukaan dan aliran bumi. Oleh karena
batas di dalam tanah relatif sulit ditetapkan dan sifatnya dinamis, maka untuk
kegiatan praktis batas suatu DAS hanya menggunakan batas di permukaan tanah.
Istilah “one river, one plan, one management” begitu popular akan
pentingnya pengelolaan DAS sebagai satuan perencanaan terkecil. Daerah Aliran
Sungai (DAS) memiliki komponen-komponen masukan yaitu curah hujan,
komponen keluaran yaitu debit aliran dan komponen proses yaitu manusia,
vegetasi, tanah, iklim dan topografi, oleh karena itu pengelolaan DAS dianggap
15
sebagai proses yang bersifat manipulasi sumberdaya alam dan manusia guna
mendapatkan manfaat produksi dan jasa (Slamet, 2006).
3.2.2. Jenis-Jenis Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS)
Menurut Sosrodarsono (2003), DAS adalah daerah tempat presipitasi
mengkonsentrasi ke sungai. Daerah Aliran Sungai, topografi, tumbuh-tumbuhan
dan geologi mempunyai pengaruh terhadap debit banjir, bentuk banjir, debit
pengaliran dasar dan seterusnya.
Berikut ini adalah bentuk karakteristik Daerah Aliran Sungai:
c. DAS Paralel
Bentuk ini mempunyai corak dimana dua jalur daerah pengaliran yang
bersatu di bagian pengaliran yang bersatu di bagian hilir. Banjir itu terjadi
di sebelah hilir titik pertemuan sungai-sungai (Gambar 2.1c).
Gambar. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Pulau Sumatera Bagian Utara
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
a. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup
organisme yang ada di bumi. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi
air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer melalui tahap kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Karena bentuknya memutar dan berlangsung secara berkelanjutan inilah
yang menyebabkan air seperti tidak pernah habis.
b. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kawasan wilayah yang mana
titik-titik tertinggi gunung menjadi acuan pembatas, sehingga apabila saat
air hujan turun pada kawasan wilayah tersebut, maka akan menampung,
menyimpan, serta mengalirkan menuju sungai kemudian menuju danau
bahkan laut.
d. Jenis-Jenis Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu : DAS Berbentuk
Bulu Burung, DAS Radial atau Menyebar, DAS Paralel.
20
DAFTAR PUSTAKA