Anda di halaman 1dari 23

TM/MR

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR


“SIKLUS HIDROLOGI DAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)”

TUGAS MANDIRI-MATERI REPORT

Dosen Pengasuh : Erin Chaniago, S.T., M.Sc.

Disusun Oleh :

NAMA : ARBI YUWANDA AM


NPM : 1807210192
KELAS : D-1 PAGI/SEMESTER VI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
berkat Rahmat dan Ridha-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengembangan
Sumber Daya Air.
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat memberi
pengetahuan tentang pengertian siklus Hidrologi, proses siklus Hidrologi,
pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS), jenis-jenuis bentuk Daerah Aliran Sungai
(DAS), proses pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS), serta contoh Daerah
Aliran Sungai (DAS) pada peta. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu
saja bukan hanya karena usaha penulis semata-mata. Namun, berkat dukungan dan
bantuan dari pihak-pihak terkait.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu,
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapakan demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga malakah ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pematangsiantar, 13 April 2021

ARBI YUWANDA AM

ii
DAFTAR ISI Hal
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.1.1.Siklus Hidrologi 1
1.1.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) 2
1.2. Rumusan Masalah 3
1.2.1. Siklus Hidrologi 3
1.2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) 3
1.3. Tujuan 4
1.4. Manfaat 4
1.4.1. Siklus Hidrologi 4
1.4.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) 4
BAB II DASAR TEORI 5
2.1. Siklus Hidrologi 5
2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) 6
BAB III PEMBAHASAN 8
3.1. Siklus Hidrologi 8
3.1.1. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi 8
3.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) 14
3.2.1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS) 14
3.2.2. Jenis-Jenis Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) 15
3.2.3. Proses Pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) 17
3.2.4. Contoh Daerah Aliran Sungai (DAS) Pada Peta 18
BAB IV PENUTUP 19
4.1. Kesimpulan 19
DAFTAR PUSTAKA 20

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Siklus Hidrologi
Bumi merupakan planet yang memiliki banyak kandungan air didalamnya.
Semua air yang terdapat dalam bumi atau melapisi bumi disebut dengan lapisan
hidrosfer. Luas air yang menutupi permukaan bumi berkisar 70% dari keseluruhan
(Dimyati, 2013: 4). Hidrosfer adalah lapisan yang terdapat di bagian luar bumi yang
terdiri dari aiar laut, danau, sungai, ai dalam tanah, dan lain-lain.
Air adalah suatu komponen abiotik dan menjadi salah satu unsur yang
sangat memiliki peran penting di bumi bagi seluruh makhluk hidup. Apabila
dikaitkan dengan manusia, air merupakan 80% pengisi tubuh sehingga manusia
wajib memenuhi kebutuhan air setiap harinya (Nurlita, 2016). Apabila dikaitkan
dengan tubuhan, maka tumbuhan pun selalu membutuhkan air untuk membuat
makanan. Sementara bagi hewan, air memiliki fungsi yang hampir sama dengan
yang ada pada manusia. Dengan demikian, peran pentingnya air bagi kelangsungan
makhluk hidup selalu ada sehingga adanya siklus air atau siklus hidrologi.
Siklus hidrologi sendiri adalah siklus yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui beberapa proses (Juleha,
Rismalinda, & Rahmi, 2016: 2).
Siklus hidrologi adalah salah satu dari enam siklus biogeokimia yang
berlangsung dan berada di bumi. Kata hidrologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
“Hydrologia” yang berarti ilmu air. Hidrologi ialah cabang ilmu geografi yang
membahas tentang distribusi, kualitas dan pergerakan air di bumi.
Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup
organisme yang ada di bumi. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air
yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui
tahap kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Karena bentuknya memutar
dan berlangsung secara berkelanjutan inilah yang menyebabkan air seperti tidak
pernah habis.
Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga,
proses siklus hidrologi juga berdampak pada teraturnya suhu lingkungan, cuaca,
2

hujan dan keseimbangan ekosistem bumi. Pemanasan air laut oleh paparan sinar
matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara
terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan. Tahapan-tahapan
tersebut apabila tergabung antara satu dengan yang lainnya maka akan terciptalah
sebuah siklus. Dengan kata lain, siklus ini terjadi karena adanya tahapan-tahapan
yang saling berkaitan satu sama lain dan bentuknya memutar.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian di intersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Uap air ini bergerak ke atas ke ketinggian yang lebih
tinggi membentuk awan. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi terus bergerak
secara berkelanjutan dalam berbagai tahapan yang berbeda

1.1.2. Daerah Aliran Sungai (DAS)


Menurut Asdak (2010), DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara
topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang mampu menampung
dan menyimpan air hujan hingga kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai
utama.
Berdasarkan sudut pandang biofisik, yang dimaksud dengan daerah Aliran
Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan tertentu yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami,
yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas di daratan (UU air Pasal 1 ayat
11 UU No. 7 Tahun 2004).
Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment, basin, watershed) merupakan
daerah dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan.
Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi, yaitu merupakan tempat
tertinggi (punggung bukit) sehingga air hujan yang jatuh didalamnya akan selalu
menuju tempat hilirnya (bagian yang lebih rendah). Batas ini tidak ditetapkan
3

berdasar air bawah tanah karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan
musim dan tingkat kegiatan pemakaian.
Daerah Aliran Sungai berfungsi sebagai penampung air hujan, daerah
resapan, daerah penyimpanan air, penangkap air hujan dan pengaliran air.
Wilayahnya meliputi bagian hulu bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa
wilayah lindung, wilayah budidaya, wilayah pemukiman dan lain-lain. Daerah
aliran sungai ditentukan berdasarkan topografi daerah tersebut. Pada peta topografi
batas DAS dapat ditentukan dengan cara membuat garis imajiner yang
menghubungkan titik yang memiliki elevasi kontur tertinggi disebelah kanan dan
kiri sungai yang ditinjau. Untuk menentukan luas daerah aliran sungai dapat
ditentukan dengan planimeter.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang
unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta
sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut.
Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya
kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat
rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa
kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat
pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelembagaan
(institutional arrangement).

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Siklus Hidrologi
1. Apakah yang dimaksud dengan siklus hidrologi?
2. Bagaimana tahapan proses siklus hidrologi?
1.2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS)
1. Apakah yang dimaksud dengan Daerah Aliran Sungai (DAS)?
2. Apa saja jenis-jenis bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS)?
3. Bagaimana proses pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS)?
4. Bagaimana contoh Daerah Aliran Sungai (DAS) pada peta?
4

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah : mengkaji tentang siklus hidrologi dan
Daerah Aliran Sungai (DAS).
1.4. Manfaat
1.4.1. Siklus Hidrologi
1. Untuk memahami pengertian siklus hidrologi.
2. Untuk memahami tahapan dalam proses siklus hidrologi.
1.4.2. Daerah Aliran Sungai (DAS)
1. Untuk memahami pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS).
2. Untuk memahami jenis-jenis bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS).
3. Untuk memahami proses pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS).
4. Untuk memahami contoh Daerah Aliran Sungai (DAS) pada peta.
5

BAB II
DASAR TEORI
2.1. Siklus Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai
terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat – sifatnya dan hubungan dengan
lingkungannya terutama dengan makhluk hidup (Triatmodjo, 2008:1). Secara
umum hidrologi dimaksudkan sebagai ilmu yang menyangkut masalah air, baik di
atmosfer, di bumi, dan di dalam bumi, tentang bagaimana siklusnya, kejadiannya,
serta pengaruh terhadap kehidupan yang ada di alam ini.
Siklus hidrologi merupakan proses kontinyu dimana air bergerak dari bumi
ke atmosfer dan kemudian kembali ke bumi lagi. Air di permukaan tanah, sungai,
danau, dan air laut menguap ke udara. Uap air tersebut bergerak dan naik ke
atmosfer, yang kemudian mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air
yang berbentuk awan. Selanjutnya titik-titik air tersebut jatuh sebagai hujan ke
permukaan laut dan daratan. Hujan yang jatuh sebagian tertahan oleh tumbuh-
tumbuhan (intersepsi) dan selebihnya sampai ke permukaan tanah. Sebagian air
hujan yang sampai ke permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi)
dan sebagian lainnya mengalir di atas permukaan tanah (aliran permukaan atau
surface runoff) mengisi cekungan tanah, danau dan masuk ke sungai dan akhirnya
mengalir ke laut. Air yang mengalir ke dalam tanah sebagian mengalir di dalam
tanah (perkolasi) mengisi air tanah yang kemudian keluar sebagai mat air dan
mengalir ke sungai. Akhirnya aliran air di sungai akan sampai di sungai sampai ke
laut. Proses tersebut berlangsung terus menerus yang disebut dengan siklus
hidrologi. (Triatmodjo, 2008:2)
Siklus hidrologi adalah suatu siklus air atau jalannya air di lingkungan,
mulai dari air yang menguap ke udara hingga kembali ke dalam tanah. Menurut
(Nugroho, 2010) siklus hidrologi adalah proses transportasi air secara berlanjut dari
laut ke atmosfer dan dari atmosfer ke permukaan tanah yang akhirnya kembali lagi
ke laut. Adapun siklus hidrologi yang dapat dijelaskan menurut (Nugroho, 2010)
adalah sebagai berikut:
1. Proses penguapan air permukaan seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan
air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar
6

matahari. Proses penguapan tersebut dengan evapotrnspirasi diman dalam


proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi uap air atau awan.
2. Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu berubah menjadi
awan dan ada yang terbawa angin ke gunung, karena pengaruh udara dingin
air berubah menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air
dari cair menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi embun. Bahkan
menjadi Kristal-krista es (padat).
3. Awan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu yang akhirnya jatuh ke
bumi dalam bentuk hujan. Dalam proses ini air yang berbentuk padat
(Kristal es) jatuh ke permukaan bumi menjadi cair. Air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi ada yang mengalir ke permukaan tanah (mengalir ke
sungai, danau dan laut) dan adapula yang meresap ke dalam tanah yang
menjadi air tanah.

2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu
hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung
bukit) yang berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan air hujan serta
mengalirkannya melalui sungai (Suryatmojo, 2016).
Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran
air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta
sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan (Peraturan Pemerintah RI No. 35
tentang sungai, 1991).
Daerah Aliran Sungai menurut PP No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, DAS merupakan suatu wilayah daratan berupa satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungai yang berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami,
dimana batas di darat adalah pemisah topografis dan batas di laut hingga daerah
perairan yang masih terpengaruh oleh aktivitas daratan.
Menurut Dharmawan, dkk (2005), DAS ialah bentang lahan yang dibatasi
oleh topografi pemisah aliran (topographic divide), yaitu punggung bukit atau
gunung yang menangkap curah hujan, menyimpan dan kemudian mengalirkannya
7

melalui saluran-saluran pengaliran ke suatu titik (outlet) yang umumnya berada di


muara sungai atau danau.
Menurut Suripin (2002), DAS merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh
batas alam, seperti punggung bukit-bukit atau gunung, maupun batas batuan, seperti
jalan atau tanggul, dimana air hujan turun di wilayah tersebut memberi kontribusi
aliran ke titik kontrol (outlet).
Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), DAS adalah suatu kesatuan
daerah / wilayah / kawasan tata air yang terbentuk secara alami dimana air
tertangkap yang berasal dari curah hujan akan mengalir dari daerah / wilayah /
kawasan tersebut menuju ke sungai.
Menurut Sugiharto (2001), DAS merupakan suatu daerah yang dibatasi oleh
pemisah topografi yang menerima air hujan, menampung, menyimpan, dan
mengalirkan ke sungai dan seterusnya menuju danau atau laut.
8

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Siklus Hidrologi
3.1.1. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi

Gambar. Siklus Hidrologi


1. Evaporasi

Siklus hidrologi berawal dengan terjadinya penguapan air yang ada di


permukaan bumi. Air-air yang tertampung di danau, sungai, laut, bendungan atau
waduk berubah menjadi uap air dengan bantuan panas matahari. Penguapan serupa
juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini
disebut dengan istilah evaporasi.
9

Evaporasi adalah Suatu proses yang mengubah air yang berwujud cair
menjadi air dalam wujud gas atau biasa disebut dengan penguapan, sehingga
memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari
(misalnya saat musim kemarau), maka jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke
atmosfer bumi.
Faktor - faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah sebagai berikut :
a. Faktor meteorologis : terdiri atas suhu air, suhu udara/atmosfer,
kelembapan, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar Matahari (radiasi).
b. Banyaknya air, misalnya penguapan pada permukaan tanah yang jenuh air
berbeda dengan permukaan tanah yang tidak jenuh air.
2. Transpirasi

Penguapan air ini bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air
juga dapat berlangsung di jaringan makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan.
Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi. Selain itu, transpirasi
juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan makhluk hidup menjadi uap
air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer.
Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi
umumnya jauh lebih sedikit dan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uap air
yang dihasilkan melalui proses evaporasi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi transpirasi adalah sebagai berikut :
a. Faktor meteorologis, yaitu sinar Matahari karena transpirasi berlangsung
pada siang hari, sedangkan pada malam hari stomata akan tertutup.
10

b. Jenis tumbuh-tumbuhan, yaitu berhubungan dengan ukuran stomata dan


kandungan air yang diperlukan tumbuh-tumbuhan.
c. Jenis tanah, yaitu kondisi kelembapan tanah membatasi persediaan air yang
diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan.
3. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel-partikel


es. Ketika uap air dari proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi
sudah mencapai ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-
partikel es yang berukuran sangat kecil melalui proses konsendasi.
Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah
saat berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel es yang terbentuk tersebut akan
saling mendekati satu sama lain dan bersatu hingga membentuk sebuah awan.
Semakin banyak partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal dan juga hitam
awan yang terbentuk. Inilah hasil dari proses kondensasi.
11

4. Sublimasi

Tahapan yang lainnya adalah sublimasi yaitu proses naiknya uap air ke atas
atmosfer bumi. Sumblimasi merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak
gunung menjadi uap air, tanpa harus melalui proses pencairan. Sublimasi ini juga
tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun meski sedikit
tetap saja sublimasi ini tetap berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang naik
ke atmosfer, namun jumlah air yang di hasilkan menjadi lebih sedikit.
Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini
berjalan lebih lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap siklus
hidrologi panjang.
5. Adveksi

Adveksi merupakan perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun
masih dalam satu horizontal. Jadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah
12

awan yang hitam dan gelap, awan tersebut dapat berpindah dari satu titik ke titik
yang lain dalam satu horizontal.
Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan
udara sehingga mengakibatkan awan tersebut berpindah. Adveksi adalah proses
perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin
atau perbedaan tekanan udara.
Proses adveksi ini memungkinkan awan yang terbentuk dari proses
kondensasi akan menyebar dan berpindah dari atmosfer yang berada di lautan
menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun perlu diketahui bahwa tahapan
adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses hidrologi, tahapan ini tidak terjadi
dalam siklus hidrologi pendek.
6. Presiptasi

Awan yang terbuat dari titi-titik air dan telah melawati fase adveksi,
kemudian akan mengalami fase presipitasi. Presipitasi adalah proses turunnya hujan
atau proses mencairnya awan akibat suhu udara yang tinggi, dimana segala materi
yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk cair (hujan)
maupun padat (salju).
13

7. Run off

Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap run off. Tahapan
run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Run off (limpasan) ialah suatu
proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju tempat rendah di permukaan
bumi.
Proses pergerakan air ini berlangsung melalui saluran-saluran air
contohnya: danau, got, muara, sungai, laut hingga samudra. Dalam proses inilah air
yang mengalami siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.
8. Infiltrasi

Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di bumi
akibat proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan bumi dan
mengalami run off. Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori-
pori tanah, merembes, dan menumpuk menjadi air tanah.
14

Proses pergerakan air ke dalam pori-pori tanah ini disebut sebagai proses
infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah untuk menuju
kembali ke laut.
Setelah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah
mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang
berangsur- angsur, air tersebut akan kembali mengalami siklus hidrologi yang baru,
dimana diawali dengan evaporasi. Dan itulah beberapa dari tahapan siklus
hidrologi.
3.2. Daerah Aliran Sungai (DAS)
3.2.1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kawasan wilayah yang mana
titik-titik tertinggi gunung menjadi acuan pembatas, sehingga apabila saat air hujan
turun pada kawasan wilayah tersebut, maka akan menampung, menyimpan, serta
mengalirkan menuju sungai kemudian menuju danau bahkan laut. Pada peta
topografi DAS dilengkapi berupa garis-garis kontur (Triatmodjo, 2008).
Garis-garis kontur berperan penting dalam penentuan arah limpasan
permukaan (run off). Limpasan bergerak tegak lurus terhadap garis kontur dari titik
tertinggi menuju titik terendah. Suatu DAS dibatasi dan dikelilingi oleh titik-titik
tertinggi. Air hujan yang mengalir menuju sungai utama yang ditinjau berasal dari
hujan yang jatuh di dalam kawasan DAS, sedangkan yang jatuh di luar kawasan
DAS akan mengalir ke sungai sebelahnya (Triatmodjo, 2008).
Menurut Slamet (2006), batas suatu DAS tidak hanya batas permukaan
tanah saja, akan tetapi terdapat pula batas di dalam tanah. Hal ini didasarkan pada
sistem hidrologi bahwa air selain berasal dari permukaan tanah, juga berasal dari
aliran di dalam tanah yaitu aliran bawah permukaan dan aliran bumi. Oleh karena
batas di dalam tanah relatif sulit ditetapkan dan sifatnya dinamis, maka untuk
kegiatan praktis batas suatu DAS hanya menggunakan batas di permukaan tanah.
Istilah “one river, one plan, one management” begitu popular akan
pentingnya pengelolaan DAS sebagai satuan perencanaan terkecil. Daerah Aliran
Sungai (DAS) memiliki komponen-komponen masukan yaitu curah hujan,
komponen keluaran yaitu debit aliran dan komponen proses yaitu manusia,
vegetasi, tanah, iklim dan topografi, oleh karena itu pengelolaan DAS dianggap
15

sebagai proses yang bersifat manipulasi sumberdaya alam dan manusia guna
mendapatkan manfaat produksi dan jasa (Slamet, 2006).
3.2.2. Jenis-Jenis Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS)
Menurut Sosrodarsono (2003), DAS adalah daerah tempat presipitasi
mengkonsentrasi ke sungai. Daerah Aliran Sungai, topografi, tumbuh-tumbuhan
dan geologi mempunyai pengaruh terhadap debit banjir, bentuk banjir, debit
pengaliran dasar dan seterusnya.
Berikut ini adalah bentuk karakteristik Daerah Aliran Sungai:

a.DAS Berbentuk b.DAS Radial atau Menyebar c.DAS yang Paralel


Bulu Burung
Gambar. Bentuk dan Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS)

a. DAS Berbentuk Bulu Burung


Jalur daerah di kiri kanan sungai utama dimana anak-anak sungai mengalir
ke sungai utama disebut Daerah Aliran Sungai berbentuk bulu burung
(Gambar 2.1a). Bentuk DAS seperti ini mempunyai debit banjir yang kecil,
oleh karena waktu tiba banjir dari anak-anak sungai itu berbeda-beda.
Sebaliknya banjirnya berlangsung agak lama.
b. DAS Radial atau Menyebar
Bentuk DAS ini seperti kipas atau lingkaran dan dimana anak-anak
sungainya mengkonsentrasi ke suatu titik secara radial. DAS dengan corak
seperti ini mempunyai banjir yang besar di dekat titik pertemuan anak-anak
sungai (Gambar 2.1b).
16

c. DAS Paralel
Bentuk ini mempunyai corak dimana dua jalur daerah pengaliran yang
bersatu di bagian pengaliran yang bersatu di bagian hilir. Banjir itu terjadi
di sebelah hilir titik pertemuan sungai-sungai (Gambar 2.1c).

a. DAS yang Melebar b. DAS yang Memanjang


Gambar. Pengaruh Bentuk DAS Terhadap Aliran (Indarto, 2010)

Menurut Indarto (2010), bentuk DAS berpengaruh terhadap besar dan


waktu terjadinya aliran puncak pada outlet DAS. Seperti pada Gambar 2.2, ada dua
DAS dengan luas yang sama tetapi bentuknya berbeda, salah satu memanjang dan
sempit, yang lain relatif melebar dan agar memendek. Apabila dibandingkan dua
titik air yang mengalir dari ujung masing-masing DAS ke muaranya, maka titik air
pada DAS yang relatif melebar akan sampai ke outlet lebih cepat. Selanjutnya, pada
kasus bentuk DAS yang melebar, maka titik air dari berbagai lokasi di bagian hulu
akan sampai di outlet pada saat yang relatif sama dan menghasilkan debit puncak
yang lebih tinggi (Gambar 2.2a). Sebaliknya, pada bentuk DAS yang memanjang,
maka titik-titik air dari berbagai lokasi di wilayah hulu DAS sangat kecil
kemungkinannya untuk sampai di outlet pada saat yang sama (Gambar 2.2b).
17

3.2.3. Proses Pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS)


1. Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara
alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari
permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi
ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan
(sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah.
2. Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk
(terserap) ke dalam tanah (infiltrasi), sedangkan air yang tidak terserap ke
dalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan
permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir di atas
permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff), untuk selanjutnya
masuk ke sungai.
3. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang
selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah.
4. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang
baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk
selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah
(subsurface flow) yang kemudian akan mengalir ke sungai.
5. Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi
di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain.
18

3.2.4. Contoh Daerah Aliran Sungai (DAS) Pada Peta

Gambar. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Pulau Sumatera Bagian Utara

Gambar. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Sumatera Utara


19

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
a. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup
organisme yang ada di bumi. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi
air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer melalui tahap kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Karena bentuknya memutar dan berlangsung secara berkelanjutan inilah
yang menyebabkan air seperti tidak pernah habis.
b. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kawasan wilayah yang mana
titik-titik tertinggi gunung menjadi acuan pembatas, sehingga apabila saat
air hujan turun pada kawasan wilayah tersebut, maka akan menampung,
menyimpan, serta mengalirkan menuju sungai kemudian menuju danau
bahkan laut.
d. Jenis-Jenis Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu : DAS Berbentuk
Bulu Burung, DAS Radial atau Menyebar, DAS Paralel.
20

DAFTAR PUSTAKA

Nurlita, S. Makalah Siklus Hidrologi. Diperoleh pada 10 Maret 2019


dari https://thegorbalsla.com/siklus-hidrologi/
Saddoen, A. (2018). Siklus Hidrologi. Diperoleh pada 10 Maret 2019
dari https://moondoggiesmusic.com/siklus-hidrologi/
https://erwinedwar.com
https://sinta.unud.ac.id
https://konservasidas.fkt.ugm.ac.id
https://onrizal.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai