Dosen :
Disusun oleh :
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Asisten Dosen
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena
hanya atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
ini. Laporan ini disusun untuk menyelesaikan mata kuliah Pengembangan Sumber
Daya Air pada semester 7 tahun ajaran 2018/2019. Tujuan dari diberikannya kuliah
ini adalah agar mahasiswa dapat lebih memahami dan mendapat gambaran
mengenai Teknik Sipil di pekerjaan nantinya.
Laporan kerja praktek ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Maka dari itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada :
Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam proses
menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
Dr. Ir. Agung Wiyono HS, MS., M.Engselaku dosen pembimbing kerja
praktekyang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan kerja
praktek ini.
Teman-teman Teknik Sipil 2015 yang saling memberi dukungan dan
semangat.
Penulis
2
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
DAFTAR ISI
3
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
4
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Luas DAS Sungai Comal - Kecepit.................................................. 11
5
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
DAFTAR TABEL
6
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
BAB I
PENDAHULUAN
PSDA kerat kaitannya dengan air, sumber daya air sendiri adalah air, sumber
air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Sumber daya air merupakan sumber
daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia sepanjang masa dan menjadi
bagian dari kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Semua kegiatan
kehidupan manusia dari pangan hingga industri memerlukan air dengan kuantitas
yang cukup dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhannya. Sumber daya air yang
terdiri atas air, sumber air, dan daya air memberikan manfaat untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi masyarakat di segala bidang baik sosial, ekonomi, budaya,
politik maupun ketahanan nasional.
Dalam UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air juga sudah ditegaskan
bahwa pada hakikatnya air tersebut mempunyai fungsi sosial, ekonomi dan
lingkungan.
a. Fungsi sosial yang dimaksud dalam UU No.7 tahun 2004 ini adalah pemanfaatan
sumber daya air untuk kepentingan umum (minum, memasak, mencuci, mandi, dan
pertanian);
b. Fungsi lingkungan adalah pemanfaatan sumber daya air menjadi bagian dari
ekosistem sekaligus sebagai tempat kelangsungan flora dan fauna;
c. Fungsi ekonomi adalah pemanfaatan sumber daya air untuk menunjang kegiatan
usaha.
Mengingat akan pentingnya fungsi dan keberadaan air bagi manusia dalam
menunjang kehidupan maka diperlukan suatu upaya dalam mengembangkan air
sebagai sumber daya bagi manusia. Cara tersebut sering disebut sebagai PSDA
(Pengembangan Sumber Daya Air). PSDA mempunyai pengertian sebagai ilmu
yang mempelajari tentang Teknik Sumber Daya Air yaitu cara-cara memahami
kuantitas, kualitas, jadwal ketersediaan, dan kebutuhan sumber daya air serta
penanggulangan permasalahan yang ada. Hal ini merupakan upaya pendayagunaan
7
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Keberlanjutan adalah kata yang paling tepat dalam PSDA. Seperti yang kita
ketahui bahwa air merupakan sumber daya alam yang melimpah dan terbaharui di
bumi. Hal ini merupakan keuntungan untuk menjadikan air sebagai sumber energi
yang berguna memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang telah dijelaskan
sebelumnya. Pengembangan sumber daya air diharapkan dapat dikembangkan lebih
jauh dalam pemanfaatan, kelestarian, dan pengelolaan sumber daya air tersebut
untuk kesejahteraan kehidupan manusia beserta alamnya.
1. Kendala teknis
Kendala teknis adalah kendala yang berkaitan dengan hal-hal teknis dalam
perencaaan PSDA. Kendala dalam hal ini mengacu kepada kendala dalam
perancangan dan pelaksanaan dari rencana tersebut, dapat berupa pencarian data
yang kurang aktual membuat pada akhirnya hasil perencanaan menjadi kurang
akurat, hingga tingginya biaya konstruksi yang disebabkan oleh besarnya bahaya
atau tingkat kesulitan dalam perencanaan.
2. Kendala non-teknis
8
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Pihak – pihak yang berkepentingan dalam penggunaan sumber daya air, antara lain:
2. Perencana (konsultan);
3. Pelaksana (kontraktor);
Setiap pihak dan hubungannya dengan pihak lain mungkin terdapat konflik.
Namun, potensi konflik terbesar terdapat pada pihak masyarakat sekitar yang
merasa dirugikan dengan pembangunan infrastruktur sehingga terjadi
keterlambatan pembangunan dan pemeliharaan yang buruk. Selain itu, masalah
biaya sering menjadi kendala dalam mencapai kondisi yang optimum dan kontrol
yang buruk.
Pihak yag terkait dengan pengelolaan sumber daya air seperti pemerintah,
perencana, pelaksana, Ditjen SDA, Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan,
serta BBWS merupakan sebagai pihak penyelenggara. Di sisi lain, masyarakat dan
pihak-pihak pengguna jasa merupakan sebagai pengguna. Maka, terdapat tiga
kemungkianan pihak yang akan mengalami konflik, seperti:
9
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
10
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
BAB II
DAERAH ALIRAN SUNGAI COMAL - KECEPIT
DAS Kali yang menjadi objek pengamatan pada tugas besar irigasi dan
drainasi ini adalah DAS Sungai Comal – Kecepit. Objek pengamatan tersebut
memiliki spesifikasi letak geografis sebagai berikut:
11
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
12
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Selain data curah hujan, diperlukan juga data temperatur rata-rata, data lamanya
penyinaran matahari rata-rata, data kelembaban rata-rata, dan data kecepatan angin.
13
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
14
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
BAB III
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PADA DAS
SUNGAI COMAL - KECEPIT
3.1 Tata Guna Lahan pada DAS Sungai Comal – Kecepit
15
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
3.2 Alternatif Skenario Pengembangan Sumber Daya Air DAS Sungai Comal
- Kecepit
Dalam laporan ini hanya akan ditinjau kebutuhan air minum dan irigasi.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air minum dan irigasi diperlukan sebuah
waduk. Selain itu waduk yang direncanakan diasumsikan hanya untuk memenuhi
kebutuhan air Kabupaten Pemalang untuk proyeksi 50 tahun.
16
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
BAB IV
PERHITUNGAN KETERSEDIAAN DAN
KEBUTUHAN AIR
4.1 Perhitungan Ketersedian Air Sungai Comal – Kecepit
Ketersediaan air pada sungai dapat dihitung dengan berbagai cara, di antaranya
menggunakan Metode Rasional, NRECA, dan F. J. Mock.
Metode rasional adalah salah satu metode empiris yang sering digunakan
untuk memperkirakan debit puncak (peak discharge). Dalam metode rasional,
terdapat asumsi dasar yang digunakan yaitu bahwa curah hujan terjadi secara
merata di seluruh daerah aliran dan waktu konsentrasi sama dengan durasi
hujan.
Metode Rasional menyatakan bahwa puncak limpasan pada suatu DAS akan
diperoleh pada intensitas hujan maksimum yang lamanya sama dengan waktu
konsentrasi (Tc). Waktu konsentrasi merupakan lamanya waktu yang
diperlukan untuk pengaliran air dari yang paling ujung dari suatu DAS sampai
ke outlet. Berikut merupakan persamaan yang digunakan dalam Metode
Rasional.
𝑐×𝐼×𝐴
𝑄=
3,6
Keterangan:
koefisien pengaliran yang tergantung pada tata guna lahan, kondisi tanah,
kemiringan dan vegetasi penutup lahan
17
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Intensitas hujan dapat dihitung melalui rumus empiric dari dr. Mononobe.
Rumus tersebut digunakan untuk [endugaan intensitas hujan dengan lama
hujan kurang dari 24 jam. Rumus tersebut adalah sebagai berikut.
𝑅𝑡 24 24 2/3
𝐼𝑡 = ( )( )
24 𝑇
Keterangan:
𝐿
𝑇= (𝑗𝑎𝑚)
𝑊
ℎ 0,6
𝑊 = 72 × ( ) (𝑘𝑚 / 𝑗𝑎𝑚)
𝐿
18
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Jenis Tanah
Tata Guna
Kemiringan Loam Lempung Lempung
Lahan
Berpasir Sitloam Padat
10% - 30% 0.5 0.7 0.8
Sumber : Sosrodarsono, S. Kensaku, T. 2006
19
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
a. Zona atas yang dianggap sebagai tampungan air yang terjadi akibat
adanya kapasitas tanah dalam menahan air sampai jenuh. Tampungan
ini biasanya dinyatakan dalam tingkat kelengasan tanah.
b. Zona bawah yang dianggap sebagai tampungan air yang terjadi akibat
kapasitas tanah dalam menahan air pada saat tanah tersebut jenuh.
Tingkat kelengasan ditentukan oleh neraca air hujan dan evapotranspirasi
aktual. Ketika curah hujan yang terjadi lebih besar dari evapotranspirasi
aktual, akan terdapat kelebihan air yang mampu menambah kelengasan tanah
sehingga tanah menjadi jenuh dan akan melimpahkan kelebihan airnya dalam
dua bentuk, yaitu sebagai aliran yang akan langsung menjadi aliran
permukaan dan aliran yang mengisi tampungan air tanah. Aliran permukaan
yang terjadi dari tampungan air tanah yang keluar kembali disebut base flow.
20
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
𝐸𝐴𝐶𝑇 = 𝐾1 × 𝐸𝑃𝑂𝑇
Keterangan:
2𝑆𝑀𝑂𝐿𝐷
𝐸𝑆𝑀 = 0.5 × [ 1 + 𝑡𝑔ℎ ( − 2) × (𝑅𝐴𝐼𝑁 − 𝐸𝐴𝐶𝑇)]
𝑆𝑀𝑁𝑂𝑀
21
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Keterangan:
Keterangan:
3. Total Runoff
Dengan diketahuinya besaran kedua tampungan tersebut, besarnya total
Runoff pada model NRECA dapat diekspresikan dalam bentuk :
22
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Baris 1 - 7
Berisikan data mengenai evapotranspirasi stasiun Pekalongan berupa: suhu, sinar
matahari, kelembaban, dan kecepatan angin, serta dibutuhkan data curah hujan yang
sudah dikalibrasi dan jumlah hari hujan per tahunnya. Semua data tersebut diambil
pada bulan Januari 1979.
Baris 8
23
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Radiasi matahari (R) bergantung pada letak lintang. Nilai R akan bervariasi setiap
bulannya bergantung pada tabel di bawah ini.
Baris 9 – 11
Penentuan nilai A (Slope vapor pressure curve), B (Suhu udara rata-rata), dan ea
(Tekanan uap air jenuh) menggunakan prinsip interpolasi dari data tabel berikut ini.
Pada bulan januari, suhu rata rata 26.84 derajat celcius, dengan interpolasi
didapat nilai A = 0.86538, B = 16.41, dan ea = 26.502.
Baris 12
ed = h x ea
Baris 13
Baris 14
24
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
𝐴 × 𝐵(0,56 − 0,092√𝑒𝑑 )
𝐹2 = 𝑓(𝑇, ℎ) =
𝐴 + 0,27
0,86538 × 16.41 (0,56 − 0,092√22.12917)
= = 1,59117
0.86538 + 0,27
Baris 15
Baris 16
Baris 16 berisi koefisien refleksi yaitu r = 0.1. Dalam perhitungan ini nilai r sama
untuk tiap bulannya dengan asumsi bahwa perubahan land use selama satu tahun
tidak terlalu besar.
Baris 17
Baris 18
Baris 19
Menurut Mock, harga evaporating surface (k) untuk permukaan vegetasi adalah 1.
DAS Sungai Pemali Juana dan daerah dekat sungai lain umumnya memiliki
permukaan yang ditutupi oleh vegetasi tumbuhan.
Baris 20
Baris 21
25
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Baris 22
Exposed surface yaitu proporsi permukaan luar yang tidak tertutupi tumbuhan hijau
pada musim kering. Besarnya exposed surface diambil sebesar 45%, atau hampir
sebagian wilayah tertutupi tumbuhan hijau pada saat musim kering.
Baris 23
Baris 24
∆𝐸 𝑚 45
= ( ) (18 − 𝑛) = ( ) (18 − 15) = 6,75
𝐸𝑝𝑚 20 20
Baris 25
𝑚
∆𝐸 = 𝐸𝑝𝑚 ( ) (18 − 𝑛) = 122,568 × 6,75 = 8,273 𝑚𝑚/𝑚𝑜𝑛𝑡ℎ
20
Baris 26
Baris 27
Baris 28
26
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Dimana ISMS adalah initial soil moisture storage (mm/bulan), merupakan soil
moisture capacity bulan sebelumnya. Pada bulan Januari 1979 diasumsikan ISMS
sebesar 200 𝑚𝑚/𝑚𝑜𝑛𝑡ℎ.
Baris 29
Baris 30
Soil storage (SS), yaitu kemampuan tanah untuk menyerap air. Nilainya ditentukan
dari syarat berikut.
a. Jika pada bulan yang bersangkutan nilai P – Ea bernilai positif atau SMC
bernilai 200 mm bulan (maksimum) maka soil storage bernilai 0 (tidak ada
air tersimpan)
b. Jika P – Ea bulan yang bersangkutan bernilai negatif maka soil storage sama
dengan P – Ea ini.
Pada bulan Januari 1979, SS = 0, karena P - Ea ≥ 0
Baris 31
Water Surplus (WS), yaitu presipitasi yang telah mengalami evapotranspirasi dan
disimpan dalam tanah. Water surplus tersedia ketika SMC terpenuhi atau tidak ada
soil storage. Asumsi yang dipakai oleh Mock adalah bahwa air yang memenuhi
SMC terlebih dahulu sebelum water surplus tersedia untuk infiltrasi dan perkolasi
yang lebih dalam atau mengalami direct runoff. Water surplus bulan Januari 1979
dihitung sebagai berikut.
27
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Baris 32
Baris 33
Baris 34
Konstanta resensi aliran (K) adalah proporsi dari air tanah bulan lalu yang masih
ada bulan sekarang. Nilai K cenderung besar pada bulan basah. Nilai konstanta ini
berada pada 0,70 sampai 0,95. Pada bulan Januari 1979 diambil K = 0,9.
Baris 35
Baris 36
1
× (1 + 𝐾) × 𝑖 = 0,5 × (1 + 0,9) × 58,852 = 55.909
2
Baris 37
Baris 38
28
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
1
𝐺𝑆 = { × (1 + 𝐾) × 𝑖} + {𝐾 × 𝐺𝑠𝑜𝑚} = 55,909 + 180
2
= 235,909 𝑚𝑚/𝑚𝑜𝑛𝑡ℎ
Baris 39
Perubahan groundwater storage (ΔGS) pada bulan Januari 1979 adalah selisih
antara nilai asumsi (200) dengan nilai groundwater storage yang didapat pada baris
ke 38, yaitu didapat 35,909 mm/bulan. Untuk bulan selanjutnya, nilai asumsi ini
tidak digunakan, melainkan digunakan nilai GS pada bulan sebelumnya.
Baris 40
Baris 41
Direct Run Off merupakan water surplus yang telah mengalami infiltrasi. Direct run
off (DRO) bulan Januari 1979 adalah
Baris 42
Baris 43
Baris 44
Luas catchment area untuk DAS Sungai Pemali Juana adalah 142,35 km2.
Baris 45
29
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
30
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Kebutuhan air dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebutuhan air
minum, irigasi, perikanan, evaporasi, sungai, industri, dan pembangkit listrik.
Namun pada tugas besar Pengembangan Sumber Daya Air Daerah Aliran Sungai
Comal-Kecepit hanya akan membahas kebutuhan air untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), air minum, dan irigasi.
4.2.1 PLTA
𝑃 = 𝜇×𝜌×𝑔×𝐻×𝑄
Keterangan:
μ = efisiensi PLTA
g = gravitasi
H = head
Tabel
31
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Data tersebut diambil asumsi dan penyesuaian terhadap data yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah.
Berdasarkan rumus di atas, kebutuhan daya total dari rumah penduduk maupun
industri adalah sebesar 1,3 × 106 Watt.
2. Menentukan Head
Berdasarkan Google Earth Pro, topografi yang didapat untuk pemilihan lokasi
turbin adalah seperti di bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas, elevasi intake yang akan dibangun berada pada
ketinggian +152 m di atas permukaan air laut, sedangkan elevasi turbin yang
akan dibuat adalah +119 m di atas permukaan air laut. Dengan demikian, Head
dapat dihitung sebagai berikut.
𝐻𝑒𝑎𝑑 = 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑖𝑛𝑡𝑎𝑘𝑒 − 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛
𝐻𝑒𝑎𝑑 = 152 − 119 = 33 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Maka, head yang didapat adalah 33 meter.
32
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
33
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
4.2.3 Irigasi
Data irigasi didapat dari hasil perhitungan Tugas Besar Mata Kuliah SI-3131
Irigasi dan Drainase. Data yang dibutuhkan untuk menentukan kebutuhan irigasi
adalah nilai DR dan luas sawah yang akan dialiri air. Data tersebut tercantum pada
tabel di bawah ini.
Kebutuhan Irigasi
DR 1.49 lt/ha/s
Luas Layan (A) 232 ha
Kebutuhan Irigasi (Q) 0.34568 m3/s
Setelah didapatkan data kebutuhan air dan ketersediaan air maka kita dapat
mengetahui apakah waduk yang kita buat sudah dapat mencukupi kebutuhan
tersebut atau belum mencukupi dengan menggunakan konsep water balance.
34
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Berikut adalah tabel kebutuhan air setiap bulan dan ketersediaan air tiap
bulan menggunakan metode F.J. Mock:
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada beberapa bulan yaitu dari bulan
Mei hingga Desember akan terjadi kekurangan air, karena debit andalan pada
beberapa bulan tersebut kurang dari kebutuhan airnya. Hal ini bisa disiasati dengan
menambahkan power pada turbin PLTA sehingga air kurangnya akan berkurang,
selain itu bisa juga dengan menghemat air pada bulan yang memiliki curah hujan
tinggi, contohnya bulan Maret.
35
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
𝑨 = 𝑹 × 𝑲 × 𝑳𝑺 × 𝑪 × 𝑷
Keterangan:
A = laju erosi (erotion rate) (ton/ha/tahun)
R = faktor erosivitas curah hujan dan air larian
K = Koefisien erodibilitas tanah untuk horizon tertentu
LS = Faktor kemiringan lahan
𝛂 𝐧 𝟒𝟑𝟎(𝐬𝐢𝐧 𝛉)𝟐 + 𝟑𝟎𝟓, 𝟔𝛉 + 𝟎, 𝟒𝟑
𝐋𝐬 = ( ) ( )
𝟕𝟐, 𝟔 𝟔, 𝟔𝟏𝟒
C = Faktor (pengelolaan) cara bercocok tanam
P = Faktor praktik konservasi tanah
Setelah mengetahui besarnya tingkat erosi (erotion rate) maka volume dari
dead storage dapat ditentukan sebagai berikut:
Asumsi dan data yang digunakan dalam perhitungan dead storage adalah:
36
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
3. Nilai Rb= 20,33 cm/bulan. Data ini adalah data rata-rata curah hujan pada DAS
Comal-Kecepit.
4. Nilai C= 0.3 asumsi yang digunakan adalah jenis vegetasi di dalam Daerah
DAS Comal-Kecepit.
5. Nilai N=9 hari. Data ini adalah data rata-rata hari hujan pada DAS Comal-
Kecepit.
6. Nilai Rmax= 66,68 cm/bulan. Data ini adalah data maksimal curah hujan pada
DAS Comal-Kecepit.
7. Nilai S%=0.0045. Data ini adalah data kemiringan lereng yang didapatkan dari
aplikasi WMS.
8. Nilai P= 0.9 karena contour cropping di daerah Comal-Kecepit diasumsikan
adalah lebih dari 20%.
9. Umur Rencana diasumsikan 10 tahun.
10. Berat jenis tanah adalah 2.546 ton/m3.
11. Panjang kemiringan lereng adalah 25000 meter (dari data WMS)
12. Luas DPS adalah 125,46 km2.
13. Karena S<20%, maka faktor kemiringan lahan atau LS dihitung dengan rumus:
𝐿𝑆 = 0.01 √𝐿 × (1.38 + 0.965𝑆 − 0.138𝑆 2 )
ton
A = K × R × Ls × C × P = 136,061 /tahun
ha
ton
136,061
ha × 125,46 𝑘𝑚2 × 10 tahun × 10−4
Volume Dead Storage = tahun
2.546 t/𝑚3
37
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
DEAD STORAGE
Parameter Waduk
%debu 42
%pasir 12
%bahan organik 6
Permeabilitas Tanah sedang (3)
Struktur Tanah No.3
K 0.3
Rb (cm/bln) 20.33176856
N (hari) 9.00
R max (cm) 66.68110155
R 767.4236478
S% 0.0045
L (m) 25000
LS 2.188842099
C (kerapatan sedang) 0.3
P (lereng) 0.9
A (laju sedimentasi (ton/ha/tahun)) 136.0613042
Umur Rencana (tahun) 10
Berat Jenis (t/m3) 2.546
2
Luas DPS (km ) 142.35
Vol min (x106 m3/bln) 7.607355326
Life Storage adalah besar kapasitas storage yang bisa dimanfaatkan dalam
operasi waduk selama umur layannya. Life Storage dapat diartikan juga sebagai
volume di antara elevasi muka air minimum dengan elevasi mercu pelimpah
(spillway). Pada tugas besar kali ini, digunakan perhitungan life storage dengan
metode kurva massa.
1. Urutkan data dari tabel data curah hujan rata-rata yang telah dihitung
sebelumnya.
2. Hitung besar QDPS dengan menggunakan persamaan
38
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
m3
QDPS = c × I x A DPS ( )
s
Dimana :
Dimana :
Gambar 4. 1 Waduk
4. Hitung Debit Total setiap bulan.
𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄 𝑤𝑎𝑑𝑢𝑘 + 𝑄 𝐷𝑃𝑆
39
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
7. Tarik 2 garis sejajar asimtot yang bersinggungan dengan bagian atas dan
bagian bawah kurva.
8. Hitung selisih maksimum dan minimum.
𝑆𝑒𝑖𝑠𝑖ℎ = 𝑄𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 − 𝑄(𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
Data yang dibutuhkan pada perhitungan Life Storage adalah sebagai berikut.
Berikut adalah tabel perhitungan Life Storage pada DAS Sungai Comal-Kecepit:
40
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
41
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
42
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
43
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
BAB V
OPTIMASI PEMANFAATAN AIR
5.1 Alternatif Tata Letak Bangunan Air
Tata letak bangunan air tergantung dari kebutuhan air yang diperlukan di
suatu daerah tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan, urutan prioritas pemanfatan air adalah sebagai berikut.
1. Air Minum
Kebutuhan air rumah tangga dan perkotaan (domestic and municipal) disebut
juga dengan nama air baku (sebelum diolah), air bersih atau air minum (setelah
diolah). Kebutuhan air bersih dan air minum yang didapatkan dari perhitungan
kebutuhan air pada bab sebelumnya adalah 0,103 m3/s setiap bulan.
2. Pertanian
Untuk perencanaan perlu dihitung dengan seksama, dengan
mempertimbangkan faktor-faktor persiapan lahan, penggunaan konsumtif,
perkolasi dan rembesan, curah hujan efektif, penggantian lapisan air setelah
44
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
pemupukan dan efisiensi saluran irigasi. Pada perhitungan kebutuhan air untuk
irigasi pada bab sebelumnya, didapatkan nilai kebutuhan air untuk irigasi sebesar
0,345 m3/detik.
3. Pembangkit Listrik
Kebutuhan akan listrik berkaitan erat dengan dengan perkembangan industri.
Perkiraan kebutuhan listrik dapat dilakukan dengan melaksanakan survei pasaran
listrik dan peramalan. Peramalan hendaknya mencakup pertumbuhan industri yang
normal dan akselerasi pertumbuhan yang diakibatkan oleh adanya listrik tenaga air
yang murah. Untuk memenuhi kebutuhan air di hilir waduk (irigasi, air domestik,
dan sebagainya) dan pada saat yang sama memaksimumkan LTA yang harus
dihasilkan dapat dilakukan dengan melakukan studi simulasi optimasi
pengoperasian waduk. Pada bab sebelumnya, telah dihitung kebutuhan untuk PLTA
setiap bulannya adalah 4,72 m3/detik.
Ketiga kebutuhan tersebut kemudian disusun untuk menjadi alternatif tata letak
bangunan air. PLTA ditempatkan sebagai intake pertama berdasarkan kebutuhan
topografi. Selanjutnya, kebutuhan air minum ditempatkan setelah PLTA karena
kebutuhan air minum merupakan prioritas yang utama. Setelah mendapatkan
topografi yang baik untuk pesawahan, intake ketiga digunakan untuk kebutuhan
irigasi persawahan tersebut.
45
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
46
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Berdasarkan tabel 5.1, hubungan antara elevasi muka air waduk dengan volume
tampungan adalah sebagai berikut.
47
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
L = Lebar spillway
C = Koefesien fungsi bendung
A = Luas Bendungan
Y = 1/3
48
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Berikut ini adalah routing saluran dengan melakukan langkah di atas untuk
elevasi berikutnya.
49
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
50
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
2𝑆2 2𝑆1
+ 𝑂2 = 𝐼1 + 𝐼2 + − 𝑂1
𝑑𝑡 𝑑𝑡
2𝑆2
+ 𝑂2 = 0 + 0,4144 + 0 = 0,11852001 𝑚3 /𝑠
𝑑𝑡
𝑂2 = (−0.0000000006 𝑥 (0,11852001^3))
+ ((0.000002) 𝑥(0,11852001^2))
+ (0.0042 𝑥 0,11852001)
𝑂2 = −0,006 𝑚3 /𝑠
51
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
3) Menentukan Elevasi
Dari grafik Q bendung terhadap elevasi, dapat dicari nilai elevasinya
dengan persamaan pada trendline yaitu sebagai berikut.
52
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
53
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
180
Routing Reservoir
160
140
120
Q (m3/s)
100
80 Inflow
60
Outflow
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60
t(jam)
Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa Qp akan mengalami penurunan
dan pergeseran tp yang cukup signifikan, hal ini disebabkan oleh dimensi
penampang bendungan yang terlalu besar sehingga kehilangan energi aliran air
yang terjadi juga sangat besar.
Setelah mendapat debit inflow dan outflow, kita dapat mencari tinggi waduk
berdasarkan hubungan matematis berikut:
2
Qmax outflow = 3 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 𝑏 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝐻 3/2
dengan Cd = 0,745, lebar spillway = 3 meter, g = 9,81 m/s2, dan Qmax outflow = 26,735
m3/s, didapat:
H = 2,54 meter
54
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Dengan asumsi bahwa nilai tampungan awal dan akhir pada bulan April
adalah maksimum dari waduk. Berikut kami tampilkan contoh perhitungan operasi
waduk pada bulan Mei.
= (6,705 + 240,02)𝑥106 𝑚3
= 246,72 𝑥106 𝑚3
= (67059 + 18,8)𝑥106 𝑚3
= 25,5 𝑥106 𝑚3
55
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
56
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
=2,15
𝑇𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑙 𝐴𝑝𝑟𝑖𝑙 +𝑇𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝐴𝑝𝑟𝑖𝑙 0.4523
[ ]
2
= 26,1 x 104 m2
• Kolom 21 : Head
= (C . Vrd)+ e
57
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
+ 0,6214
= 20.93 m
= 20 x 106 m3/bulan
• Kolom 15 : ∆𝑆
= Ketersediaan air – kebutuhan rencana
58
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
59
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
mm /bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 W att x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln x106 m 3/bln Ha m
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
60
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Dari subbab operasi waduk, dapat dilihat bahwa skenario operasi waduk
yang dipilih ternyata menghasilkan limpasan air pada beberapa bulannya. Hal ini
disebabkan karena ketersediaan air melebihi kebutuhan air yang didesain. Oleh
karena itu, diperlukan perubahan skenario operasi yakni berupa optimasi. Artinya,
skenario dapat menghasilkan volume limpasan dan volume air kurang sebesar nol
(kebutuhan tercukupi dan ketersediaan air tidak berlebih).
61
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3
mm /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 W att x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln x10 m /bln Ha m
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
62
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
63
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
BAB VI
ANALISIS FINANSIAL
6.1 Analisis Harga
Untuk melakukan analisis harga dilakukan kajian literature yang direkap pada
tabel- tabel berikut.
Untuk pendapatan yang diterima dari operasi waduk tersebut berdasar dengan
pemenuhan kebutuhan waduk pada air baku, PLTA, dan irigasi diperoleh sebagai
berikut.
64
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Pendapatan PLTA
Harga jual listrik Rp 1,300.00 per kWh
Kebutuhan listrik Rp 4,800,000.00 kWh
Pendapatan PLTA Rp 6,240,000,000.00 pertahun
Untuk analisis Arus Kas pada tugas ini, pembangunan waduk diasumsikan
selama 3 tahun dari tahun 2017 sehingga operasi waduk dimulai pada tahun 2020.
Untuk pengeluaran investasi, dilakukan hanya satu kali di awal. Sedangkan untuk
biaya operasi dan pemeliharaan serta pemasukkan diperoleh setiap tahun setelah
waduk mulai beroperasi. Setiap tahunnya nilai ini akan mengalami peningkatan
akibat inflasi yang diasumsikan sebesar 10% selama umur rencana yakni 50 tahun.
Berikut merupakan tabulasi lengkap arus kas lengkap yang terjadi.
65
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
66
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Tabel 6.7 tersebut dapat diringkas untuk biaya pengeluaran dan pemasukan sebagai
berikut.
67
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Arus kas tersebut dapat ditampilkan ke dalam grafik cashflow sebagai berikut.
𝑵𝑷𝑽 = 𝑹𝒑 𝟒𝟖𝟔, 𝟓𝟐 𝑴
68
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
Net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara
present value dari net benefit yang positif dengan present value dari
net benefit yang negatif (Kadariah,1986). Jika Net B/C ratio > 1,
proyek tersebut layak untuk diusahakan karena setiap pengeluaran
sebanyak Rp. 1 akan menghasilkan manfaat sebanyak Rp. 1. Jika
Net B/C < 1, proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan karena
setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil
dari pengeluaran. Dengan menggunakan bantuan program Microsoft
Excel, berdasar arus kas pemasukan dan pengeluaran diperoleh nilai
NPV sebagai berikut.
𝑁𝑃𝑉 Cash In
BCR =
𝑁𝑃𝑉 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑂𝑢𝑡
𝑹𝒑 𝟏𝟏𝟐𝟓,𝟓𝟓 𝑴
BCR = = 𝟏, 𝟔𝟔
𝑹𝒑 𝟔𝟕𝟎,𝟏𝟖 𝑴
Maka, berdasar analisis BCR, karena BCR yang didapat lebih besar
dari 1, maka Pembangunan Waduk layak untuk dilaksanakan.
69
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
dan investasi dan bisnis baru sampai pada tingkat pulang modal
(Gittinger, 1986).
𝑁𝑃𝑉1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + (𝑖 − 𝑖1 )
(𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2 ) 2
50,88
𝐼𝑅𝑅 = 12% + (16% − 12%)
(50,88 − (−341,4)
𝑰𝑹𝑹 = 𝟏𝟐, 𝟑𝟒 %
70
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. DAS Pemali Juana merupakan daerah aliran sungai Pemali dengan luas
DAS sebesar 125,46 km2 yang berlokasi di Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa
Tengah.
2. Stasiun hujan yang digunakan untuk pengukuran curah hujan DAS Pemali
Juana yaitu Stasiun Stasiun Warungpring, Stasiun Kemantran dan Stasiun
Danawarih.
3. Tata guna lahan di sekitar DAS Pemali Juana adalah sebagai berikut.
71
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
72
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
10. Debit puncak inflow yang didapat dari perhitungan reservoir routing adalah
157,45 m3/detik saat jam ke-26, sedangan Debit puncak outflow 26,57
m3/detik saat jam ke-48.
11. Pada simulasi operasi waduk, terdapat limpasan di bulan Maret, dan April.
12. Langkah optimasi yang dilakukan terhadap limpasan adalah meningkatkan
daya untuk kebutuhan listrik.
13. Hasil kelayakan finansial pembangunan Waduk Pemali Juana adalah
sebagai berikut:
NPV sebesar Rp. 486 Miliyar atau NPV lebih besar dari 0 atau
bernilai positif (NPV>0), sehingga proyek layak untuk
dilaksanakan.
BCR bernilai 1,66 atau bernilai lebih dari 1, menunjukkan proyek
layak untuk dilaksanakan.
IRR bernilai 12,34% dan bernilai lebih dari MARR sebesar 12%,
sehingga proyek layak untuk dilaksanakan.
7.2 Saran
73
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
74
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
DAFTAR PUSTAKA
75
Laporan SI-4131 Pengembangan Sumber Daya Air 2018
LAMPIRAN
76