Anda di halaman 1dari 3

BAB XI

KEHILANGAN BERAT ASPAL

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kehilangan minyak pada aspal


akibat pemanasan berulang. Pengujian ini pun adalah untuk mengukur
perubahan kinerja aspal akibat kehilangan berat. Untuk mengevaluasi hanya
pada beberapa karakteristik aspal, seperti kehilangan berat dan penetrasi,
daktailitas dan titik lembek setelah kehilangan berat, dimana cara tersebut
dinamakan Thin Film Over Test ( TFOT). Besarnya nilai penurunan berat,
selisih nilai penetrasi sebelum dan sesudah pemanasan menunjukan bahwa
aspal tersebut peka terhadap cuaca dan suhu.
Pengujian kehilangan berat ini, umumnya tidak terpisah dengan evaluasi
karakteristik aspal setelah kehilangan berat. Dalam evaluasi ini dilakukan
perbandingan karakteristik sebelum dan sesudah kehilangan berat.
Karakteristik yang dilihat adalah nilai penetrasi, titik lembek dan daktailitas.
Untuk itu sangat dianjurkan dalam penyiapan sample dilakukan dibuat dua
jenis sample, yaitu kehilangan berat dan satu kelompok lainnya yang diuji
TFOT sebagai yang telah kehilangan berat.
Cahaya diketahui memiliki efek yang merusak pada aspal. Kerusakan
yang timbul sering berasal dari sinar mata hari , yang akan merusak aspal,
dengan di bantu oleh faktor air dan cairan pelarut lainnya. Kerusakan molekul
dengan cara ini disebut factor oksidasi, untungnya sinar yang merusak ini
hanya dapat mempengaruhi beberapa lapisan molekul lapisan atas aspal. Oleh
karena itu, foto oksidasi dianggap kecil pengaruhnya apabila dilihat dari table
aspal keseluruhan. Namun proses di atas tidak dapat di abaikan dalam
konstribusinya terhadap proses pengrusakan akibat cuaca pada pad alapisan
permukaan tipis aspal
Karakteristik campuran aspal khususnya mengenai durabilitas sangat
tergantung Pada karakteristik yang tersedia pada lapisan tipis aspal. Untuk
mengevaluasi durabitas material aspal tersedia prosedur yang disebut Thin film
Oven Test (TFOT) dengan melakukan pembatasan evaluasinya hanya pada
karakteristik aspal, seperti kehilangan berat.
Pada pengujian ini kita menggunakan metoda TFOT , dimana suatu
sampel tipis di panaskan dalam oven selama periode tertentu, dan karakteristik
sampel sesudah dipanaskan kemudian diperiksa untuk meneliti indikasi adanya
proses pengerasan dari material aspal. Pengujian TOFT bertujuan mengetahui
kehilangan minyak pada aspal akibat pemanasan berulang, pengujian ini
mengukur perubahan kenerja aspal akibat kehilangan berat. Cahaya diketahui
mempunyai efek yang merusak pada aspal karena kerusakan yang ditimbulkan
sering berasal dari matahari dan dibantu oleh aspek air dan cairan pelarut
lainnya.
Kerusakan molekul aspal ini dinamakan oksidasi. Ini dianggap kecil
pengaruhnya apabila dari tebak aspal keseluruhannya, namun proses diatas
akibat cuaca pada lapisan permukaan agregat. Karakteristik campuran
khususnya durabilitas aspal sangat tergantung pada karakteristik lapis tipis
aspal. Pada Pengujian ini, suatu sampel tipis dipanaskan. Kemudian diperiksa
untuk meneliti adanya proses pengerasan atau proses pelapukan atau proses
pelapukan material aspal.
Pengujian kehilangan berat ini, umumnya tidak terpisah dengan evaluasi
karhakteristik sebelum dan sesudah kehilangan berat yang dilihat adalah nilai
penetrasi titik lembek dan daktalitas. Untuk itu sangat dianjurkan saat
penyiapan sampel dibuat 2 buah sampel. Untuk mendapatkan material aspal
yang akan dipakai untuk campuran, diharapkan pengujian TFOT dan
penurunan berat ini tidak terlalu besar, besarnya nilai penurunan berat ini tidak
terlalu besar , selisih dari nilai penetrasi sebelum dan sesudah menunjukkan
bahwa aspal tersebut peka terhadap cuaca dan suhu.
Untuk menentuakan nilai kehilangan berat akibat pemanasan dapat
menggunakan rumus:

A-B ............................(11.1)
Penurunan Berat = ×100%
A

Dimana : A = Berat sampel + cawan sebelum pemanasan


B = Berat sampel + cawan sesudah pemanasan
Nilai kehilangan berat ini tidak boleh terlalu besar, karena dalam
pemakaian akan berdampak pada kehilangan berat yang berakibat pada
hilangnya berat minyak yang minyak pada aspal ini sangat penting karena
sebagai pelapis nantinya. Apabila pada jalan yang sudah dipakai lama maka zat
minyaknya sudah hilang dan mengakibatkan jalan tersebut menjadi getas/
pecah-pecah dan berlubang. Zat minyak pada aspal ini berfungsi sebagai
pelapis pekerasan jalan dari suhu yang berubah-ubah.
Macam–macam Aspal:
1. Aspal Makadam (macadam penetrasi) Aspal yang digunakan untuk
menambal tebal kontruksi pondasi dan untuk memperbaharui
permukaan.Terdiri dari lapisan batuan dengan butir yang lebih besar
diletakan diatas permukaan jalan, dengan tebal kurang lebih 1,5 x ukuran
batuan terbesar, kemudian dipadatkan sehingga menjadi kompak dan
stabil, selanjutnya dipenetrasi agar saling mengikat.
Kesalahan aspal macadam :
 penggunaan batuan yang tidak benar
 penyebaran aspal yang tidak benar

2. Beton Aspal
Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas dengan aspal
panas dalam pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan.
 kepadatan tinggi dengan ruang kosong yang rendah (3-8 %)
 kadar aspal rendah (4-6%)
 permukaan lapisan lebih tahan lama

3. Butas (Buton aspal)


Aspal yang tergolong aspal batu/rock aspal, banyak di temui di pulau
buton, sulawesi tenggara. Bentuknya seperti batu cadas berwarna hitam
Kesalahan pada butas :
 waktu pengeraman terlalu singkat / lama
 pengadukan tidak homogen
 terjadi segregasi
 komposisi campuran tidak benar.

Anda mungkin juga menyukai