KELOMPOK III
AGREGAT KASAR
Syafiq Alam Aulia 1a,Zulma Baraddinul2b,Laura Aulia3c,Qahtan Lukman4d,Muhammad Fadel 5e,
12345
Dept of Civil Engineering, Universitas Pertamina, Jakarta, Indonesia
b
siregarzulma@gmail.com, clauraaulia1999@gmail.com,eraymanmuhammadfadel@gmail.com
Abstrak : Dalam pembangunan infrastruktur jalan diperlukan perancangan yang sangat matang dalam memahami
setiap material agregat ataupun aspal yang akan digunakan. Dalam melakukan Perancangan tersebut dibutuhkan
pengujian terhadap material-material agregat ataupun aspal tersebut. Dalam praktikum kali ini akan dilakukan
pengujian berat jenis dan penyerapan dari agregat kasar, berat jenis yang ditinjau ialah berat jenis curah, berat jenis
kering permukaan jenuh dan semu. Agregat yang kami gunakan ialah batu pecah yang lolos saringan ¾ dan ½ masing-
masing 500 gram. Kedua agregat tersebut akan diukur masing-masing berat dalam air, berat permukaan kering dan
berat setelah dioven. Dari analisis yang didapat bahwa besar persentase penyerapan pada batu pecah ¾ dan ½ masing
- masing memenuhi persyaratan kelayakan, sedangkan berat jenis tidak mememnuhi kondisi tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa agregat kasar tersebut tidak dapat digunakan dalam pencampuran aspal.
Abstrack : in the construction of road infrastructur, a very mature design is needed in understanding any aggregate
or asphalt material that will be used. In carrying out the design required testing of aggregate or asphalt materials. In
this practicum, a specific gravity and absorption test will be carried out from the coarse aggregate, the specific gravity
observed is the bulk density, saturated and apparent surface dry density. The agregate we use is crushed stone that
passes throught the ¾ and ½ sieve of 500 gram each. The two aggregates will be measured respectively by weight in
water, dry surface weight and wight after roasting. From the analysis it was found that the percentage of absorption
in broken stones ¾ and ½ each met the eligibility requirements, while the specific gravity did not fulfill the condition.
So it can be concluded that the coarse aggregate cannot be used in asphalt mixing.
Keyword : Specific gravity, bulk saturated, pseudo, absorption, aggregate.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan merupakan sebuah prasarana transportasi yang fungsinya menahan beban kendaraan
yang melintas diatasnya. Diperlukan perencanaan yang matang dalam merancang jalan yang
kuat atau tahan terhadap beban kendaraan itu sendiri. Dalam perencanaan pembuatan jalan,
salah satu bagian dari jalan yang paling sering mengalami kerusakan adalah bagian perkerasan
jalan. Sehingga sangat diperlukan perencanaan membuat lapisan perkerasan jalan dengan
melakukan pengujian terhadap material penyusun perkerasan jalan tersebut. Pada praktikum
kali ini akan dilakukan pengujian berat jenis dan penyerapan dari agragat kasar. Pengujian
berat jenis tersebut bertujuan untuk mengetahui berapa banyak agregat yang dibutuhkan dalam
perencanaan campuran aspal dalam lapisan perkerasan jalan, pengujian penyerapan tersebut
bertujuan untuk mengetahui berapa banyak air yang diserap atau fluida lain yang diserap
bahkan aspal itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Berapakah besar berat jenis curah yang akan dihasilkan dari agregat kasar ?
2. Berapakah besar berat jenis kering yang akan dihasilkan dari agregat kasar?
3. Berapakah besar berat jenis semu yang dihasilkan dari agregat kasar?
4. Berapakah persentase penyerapan yang akan dihasilkan dari agregat kasar?
5. Bagaimana kelayakan agregat kasar tersebut dalam pencampuran terhadap aspal?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya praktikum pengujian agregat adalah untuk menentukan berat jenis
curah, kering, dan semu dari agregat kasar dan halus, menentukan besarnya nilai penyerapan
agregat kasar dan menganalisis kelayakan agregat kasar tersebut dalam pencampuran terhadap
aspal.
1.4 Teori Dasar
Pada perkerasan jalan, selain aspal, material yang memiliki peranan penting adalah agregat.
Sifat perkerasan jalan ditentukan oleh sifat-sifat agregat yang digunakan. Untuk mengetahui
bagaimana sifat dari agregat dibutuhkan pengujian terhadap agregat yang akan digunakan.
Sifat-sifat yang harus dilakukan pengujian antara lain:
1. Ukuran butir agregat
2. Gradasi agregat
3. Kebersihan agregat
4. Kekerasan agregat
5. Bentuk butir agregat
6. Tekstur permukaan agregat
7. Berat jenis agregat
8. Daya serap agregat
Berat jensi agraegat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan berat volume
air. Berat jenis ini digunakan dalam perencanaan untuk lapisan perkerasan lentur karena
dengan berat jenis aspal ini akan dapat menentukan besar kecilnya volume dari aspal tersebut.
Berat jenis agregat berbeda satu sama lain tergantung dari jenis batuan, susunan, material,
struktur dan porositas batuannya. Menurut SN-M-10-1989-F tentang berat jenis penyerapan
agregat kasar ialah sebesar < 3% dan berat jenis >2,8
𝐵𝐾
Berat jenis curah (Bulk Specify Grafity) = (𝐵𝐽−𝐵𝐴) (1.1)
𝐵𝐾
Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity) = (𝐵𝐾−𝐵𝐴) (1.3)
Penyerapan (Absortion) merupakan persentase dari perbandingan berat air yang dapat
diserap quarry terhadap berat kering, pengertian tersebut dapat direpresentasikan kedalam
persamaan berikut.
𝐵𝑗−𝐵𝐾
Penyerapan (Absorption ) = x 100 % (1.4)
𝐵𝐾
Keterangan :
METODE PENELITIAN
2.1 Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan praktikum pengujian berat
jenis dan penyerapan agragat kasar ialah keranjang kawat dengan ukuran 3,55 mm atau
2,36 berkapasitas 5000 gram, tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk
pemeriksaan, timbangan gantung (crane scale) dengan ketelitian 0,2 % berkapasitas
20.000 gr, timbangan labolatorium dengan ketelitian 0,01 gram, oven pengering dilengkapi
dengan pengatur suhu pemanas (160±5)℃, cawan, saringan ¾ dan ½, air dan kain lap.
3.2 Pembahasan
Berikut akan disajikan pengolahan data, hasil perhitungan beserta analisis dari data yang
telah didapat di labolatorium.
𝐵𝑗−𝐵𝐾
• Penyerapan (Absorption ) = x 100 %
𝐵𝐾
498 𝑔𝑟𝑎𝑚−491 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100 %
491 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1.425661914 %
b. Batu Pecah ½
𝐵𝐾
• Berat jenis curah (Bulk Specify Grafity) = (𝐵𝐽−𝐵𝐴)
490 𝑔𝑟𝑎𝑚
= (498 𝑔𝑟𝑎𝑚−320 𝑔𝑟𝑎𝑚)
= 2.544041451 gram
𝐵𝐽
• Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD) = (𝐵𝐽−𝐵𝐴)
498 𝑔𝑟𝑎𝑚
= (498 𝑔𝑟𝑎𝑚−320 𝑔𝑟𝑎𝑚)
= 2.797752809 gram
𝐵𝐾
• Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity) = (𝐵𝐾−𝐵𝐴)
490 𝑔𝑟𝑎𝑚
= (490 𝑔𝑟𝑎𝑚−320 𝑔𝑟𝑎𝑚 )
= 2.882352941 gram
𝐵𝑗−𝐵𝐾
• Penyerapan (Absorption ) = x 100 %
𝐵𝐾
498 𝑔𝑟𝑎𝑚−490 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100 %
490 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1.632653061 %
3.2.2 Hasil Pengolahan Data
Tabel 3. 3 Data hasil pengolahan data batu pecah ¾
gram 2.544041451
Berat jenis curah (Bulk Specific Gravity)
gram 2.797752809
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)
gram 2.882352941
Berat jenis semu (Apparen Specific gravity)
% 1.632653061
Penyerapan (Absorption)
KESIMPULAN
Nilai berat jenis curah, kering permukaan dan semu pada batu pecah ¾ ialah masing-
masing 2,54 gram, 2,58 gram, 2,63 gram sedangkan persentase penyerapannya ialah 1,4 %. Nilai
berat jenis curah, kering permukaan dan semu pada batu pecah ½ ialah masing-masing 2,54 gram,
2,79 gram dan 2,8 gram sedangkan persentase penyerapanya ialah 1,6 %. Persentasi penyerapan
pada batu pecah ¾ dan ½ memenuhi standar kelayakan SN-M-10-1989-F karena nilai persentase
penyerapan masing-masing < 3%, sedangkan berat jenis dari batu pecah ¾ dan ½ tidak memenuhi
standar kelayakan SN-M-10-1989-F karena tidak > 2,8. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
agregat batu pecah ¾ dan ½ tersebut tidak layak dilakukan pencampuran terhadap aspal.
DAFTAR PUSTAKA
Sukma premana, gading. 2015. Pengujian Berat Jenis Agregat. Diakses dari
file:///C:/Users/hp/Downloads/252992301-1-1-Pengujian-Berat-Jenis-Agregat.pdf
Departemen pekerjaan umum. 1989. SK SNI M-10-1989-F. Metode Pengujian Berat Jenis dan
Penyerapan Air Agregat Kasar. Yayasan LPMB. Bandung.
LAMPIRAN