Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Bahan Jalan

3.8 PENGUJIAN KADAR AIR DAN FRAKSI ASPAL CAIR


3.8.1 Maksud
Metode Pengujian Kadar Air dan Fraksi Aspal Cair dilakukan untuk
mengetahui besarnya nilai kadar air dan memisahkan fraksi ringan dari campuran
perkerasan aspal dengan menggunakan proses destilasi (penyulingan).

3.8.2 Landasan Teori


Kadar air adalah jumlah kandungan air yang terdapat pada batuan aspal.
Standar yang digunakan dalam pengujian kadar air adalah SNI 06-2490-1991.
Kadar air dapat dipengaruhi oleh tingkat cuaca panas, yaitu semakin tinggi cuaca
panas maka semakin rendah jumlah kandungan air dalam batuan aspal. Sebaliknya
apabila sampel diambil pada musim hujan maka kandungan air dalam batuan aspal
semakin tinggi karena tinggi rendahnya kadar air bergantung pada cuaca
Proses Pengujian Kadar Air dan Fraksi Aspal Cair dilakukan dengan
memanaskan masing-masing benda uji dengan peralatan khusus. Umumnya metode
yang digunakan dalam Pengujian Kadar Air dan Fraksi Aspal Cair adalah untuk
mengekstrak yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut. Tinggi rendahnya
kadar air tidak berpengaruh pada massa jenis, hal ini disebabkan massa jenis untuk
aspal memiliki nilai yang konstan atau tetap (Suryadharma, 2008).

3.8.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam melakukan Pengujian Kadar Air dan
Fraksi Aspal Cair adalah sebagai berikut.
1. Labu ukur 500,000 ml;
2. pembakar gas;
3. tabung penerima berskala isi 2,000 ml, 10,000 ml atau 25,000 ml;
4. tabung pendingin dengan panjang 40,000 ml;
5. kompor gas;
6. batang pengaduk;
7. kaki tiga;

69
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gundarama
Laporan Praktikum Bahan Jalan

8. alat penyuling;
9. termometer;
10. stopwatch;
11. dan 2 buah saringan kaca no. 20

3.8.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan yang dilakukan dalam Pengujian Kadar Air adalah
sebagai berikut:
1. Bahan penunjang pengujian kadar aspal yaitu xylene (C8H10) atau campuran
20% toluene dan 80% xylene.
2. Pelarut dari penyulingan minyak bumi yang terdiri dari 5% dengan titik didih
(90−100) °C dan 90% dengan titik didih di bawah 210°C.
A. Penentuan Kadar Air
1. Mengaduk contoh uji dan memperkirakan kadar air untuk menentukan
kapasitas penampung yang digunakan.
2. Menimbang benda uji tidak kurang dari 500,000 gram untuk campuran
normal dan menyimpan sisa contoh uji dalam suatu tempat yang tertutup
rapat.
3. Memecahkan benda uji secara seksama agar tidak terdapat gumpalan
besar.
4. Memasukkan 500,000 gram benda uji ke dalam penyulingan, kemudian
menambahkan 200,000 ml pelarut dan mengaduk secara merata.
5. Memasang bagian-bagian alat dan membuat sambungan rapat agar uap
atau cairan tidak keluar. Kemudian menempatkan gasket yang terbuat dari
kertas tabel yang dibasahi dengan air di antara tabung penyuling dan
penutup.
6. Menutup ujung pendingin dengan kapas untuk mencegah masuknya uap
air yang mengembun di udara.
7. Mensirkulasikan air dingin ke dalam tabung luar pendingin.

70
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan

8. Menghidupkan pemanas dan mengatur agar pelarut mulai mendidih antara


5 sampai 10 menit setelah pemanas dimulai.
9. Melanjutkan penyulingan sampai tiga kali pembacaan terakhir pada
interval 15 menit, sehingga tidak menunjukkan perubahan volume air yang
mengembun.
10. Mematikan pemanas dan membiarkan isi penampung mencapai suhu
ruang.
11. Membaca volume air dalam penampung hingga skala terdekat.
12. Mencatat volume air dan menghitung sesuai dengan yang dijelaskan dalam
perhitungan.
B. Penentuan Kadar Fraksi Ringan
1. Mengaduk contoh uji dan memperkirakan kadar fraksi ringan untuk
menentukan kapasitas penampung yang digunakan.
2. Menimbang benda uji tidak kurang dari 500,000 gram untuk kondisi
normal dan menyimpan sisa contoh dalam suatu tempat yang tertutup
rapat.
3. Memecahkan benda uji secara seksama agar tidak terdapat gumpalan yang
besar.
4. Memasukkan 500,000 gram benda uji ke dalam penyulingan, kemudian
menambahkan 350,000 ml air dan ± 3,000 gram natrium karbonat.
5. Memasang bagian-bagian alat dan membuat semua sambungan rapat agar
uap atau cairan tidak keluar. Kemudian menempatkan gasket yang terbuat
dari kertas tabel yang dibasahi dengan penyuling di antara tabung
penyuling dan penutup.
6. Mensirkulasikan air dingin ke dalam tabung luar pendingin.
7. Jika benda uji mengandung banyak fraksi ringan, sebaiknya dipasang
pendingin ke dua di atas pendingin pertama atau mengurangi sedikit
kecepatan penyulingan untuk mencegah keluarnya pelarut.
8. Melanjutkan penyulingan sampai tiga kali pembacaan terakhir pada
interval 15 menit.

71
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan

9. Mematikan pemanas dan membiarkan isi penampung selama 0,5 jam agar
frkasi ringan mendingin dan memisah dari air.
10. Mencatat volume fraksi ringan dalam menampung dan menghitung sesuai
dengan yang dijelaskan.

3.8.5 Perhitungan
Perhitungan Kadar Air dan Fraksi Aspal Cair dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut.
Volume air pada penampungan (ml)
Kadar air = ×100%
Berat benda uji (gram)
Kadar fraksi ringan =
Volume fraksi ringan (ml)  berat jenis fraksi ringan pada 25°C
 100%
Berat benda uji (gram)
Berat jenis fraksi ringan diasumsikan antara 0,850 sampai 0,900.

Ketelitian
1. Kadar air.
Bila digunakan penampung 10,000 ml atau 25,000 ml, kriteria di bawah ini
dapat digunakan sebagai diterimanya hasil pengujian.
a. Hasil pengujian dua benda uji oleh teknisi yang sama terhadap contoh uji
yang sama.
Tabel 3.13 Toleran Pengujian Kadar Air oleh Teknisi yang Sama
Jumlah air yang Perbedaan hasil terbesar dari 2
ditampung benda uji
0,000 – 1,000 ml 0,100 ml
1,100 – 25,000 ml 0,100 ml atau 2,000% dari rata-rata

72
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan

b. Hasil pengujian dari dua laboratorium terhadap contoh uji yang sama.
Tabel 3.14 Toleransi Pengujian Kadar Air oleh dua Laboratorium
Jumlah air yang Perbedaan hasil terbesar dari 2
ditampung benda uji
0,000 – 1,000 ml 0,200 ml
1,100 – 25,000 ml 0,200 ml atau 10,000% dari rata-rata

2. Kadar fraksi ringan


a. Perbedaan hasil pengujian dua benda uji oleh teknisi yang sama terhadap
contoh uji yang sama harus tidak lebih dari 0,600% volume.
b. Perbedaan hasil pengujian oleh dua laboratorium yang berbeda terhadap
contoh uji yang sama tidak lebih dari 1,400% volume.

73
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai