Anda di halaman 1dari 35

1.

PENGERTIAN

Pertemuan / persimpangan jalan (junction) adalah pertemuan dari


ruas-ruas jalan yang fungsinya untuk melakukan perubahan arah
lalulintas. Pertemuan jalan atau persimpangan jalan dapat
bervariasi bentuknya, dari yang sederhana (terdiri dari pertemuan
dua ruas jalan) sampai pertemuan jalan yang kompleks yang terdiri
dari pertemuan banyak ruas jalan.

Pertemuan atau persimpangan jalan sebagai bagian dari suatu


jaringan jalan dan merupakan lokasi yang penting sekali
mendapatkan perhatian (kritis) dalam melayani arus lalulintas.
2. TIPE-TIPE PERTEMUAN JALAN

Ada 3 (tiga) tipe umum pertemuan jalan, yaitu ;

1)Pertemuan / persimpangan sebidang (at grade junction)


Pertemuan / persimpangan sebidang adalah perpotongan jalan
pada satu bidang datar.

2)Pertemuan / persimpangan tak sebidang (grade separated


junction)
Pertemuan / persimpangan tak sebidang adalah perpotongan
jalan yang tidak sebidang (jalan yang satu diatas atau dibawah
jalan yang lain) baik dengan atau tanpa fasilitas persimpangan
tak sebidang (interchange)

3)Kombinasi dari tipe (a) dan tipe (b)


3. PENGOPERASIAN PERSIMPANGAN
Pengoperasian suatu persimpangan jalan sangat dipengaruhi
oleh volume lalulintas total, jenis kendaraan dan gerakan
membelok yang terdapat pada arus yang terpisah. Nilai
pengaruh diatas masing-masing ditentukan dalam studi
lalulintas.
Tujuan utama dari pengaturan lalulintas umumnya adalah untuk
menjaga keselamatan arus lalulintas dengan memberikan
petunjuk-petunjuk yang jelas dan terarah yang tidak
menimbulkan keraguan.
Pengaturan lalulintas di persimpangan dapat dicapai dengan
menggunakan : lampu lalulintas (traffic light), marka dan rambu-
rambu yang mengatur dan mengarahkan atau memperingatkan
serta dengan pulau-pulau jalan.
Pengaturan lalulintas di persimpangan dipilih cara-cara
tertentu agar tujuan berikut ini tercapai :

1.Mengurangi / menghindari kemungkinan terjadinya


kecelakaan yang berasal dari berbagai kondisi titik-titik konflik.

2.Menjaga kapasitas persimpangan agar sesuai dengan


rencana.

3.Memberikan petunjuk yang jelas, pasti dan sederhana


(mudah dimengerti) untuk mengarahkan arus lalulintas pada jalur
yang
4. semestinya. PENGEMUDI DAN KENDARAAN
KARAKTERISTIK

Kaitan karakteristik pengemudi dan karakteristik kendaraan


dengan persimpangan jalan disini terutama dalam standar
perencanaan. Standar perencanaan persimpangan adalah sebagai
berikut :
a) Dipilih nilai 85% dari distribusi penampilan (responce)
pengemudi.
b) Digunakan kendaraan rencana yang terbesar bila kendaraan
terbesar yang ada berkisar antara 5 sampai 10%.

5. PERSYARATAN JARAK PANDANG


Persyaratan jarak pandang berkaitan dengan tugas yang
dilakukan oleh pengemudi yang tergantung pada pengamatan,
pemikiran dan pelaksanaan sertaketersediaan jarak pandang.
Persyaratan jarak pandang yang diambil perlu disesuaikan
dengan kondisi sebagai berikut :
a)Karakteristik pengemudi
b)Kebutuhan jarak pandang
c)Volume arus dan gerakan pejalan kaki
d) Sudut dan kecepatan arus yang dating (mendekat) dan yang pergi
(memjauh)

e) Gerakan dan manuver kendaraan yang dapat dibagi dalam kategori


sebagai berikut :

- Pemisahan (diverging)

- Penggabungan (merging)

- Menyalip berpindah lajur (weaving), dan

- Penyilangan (crossing).
 6. TITIK-TITK KONFLIK PADA SIMPANG

Titik-titik konflik yang timbul pada simpang bervariasi menurut


jumlah lajur masing-masing kaki simpang dan jenis manuver
kendaraan seperti pada contoh gambar berikut.

KETERANGAN :
Titik Konflik Primer

Titik Konflik sekunder

Arus Kendaraan
Arus Penyeberang Jalan

Gambar : Jenis-jenis titik konflik di persimpangan


Jumlah dari potensi titik-titik konflik pada simpang tergantung
pada :

•Jumlah kaki simpang


•Jumlah lajur dari setiap kaki simpang
•Jumlah pengaturan simpang
•Jumlah arah pergerakan.
 
7. PERSIMPANGAN SEBIDANG
Pada simpang sebidang pemilihan jenis pengaturan didasarkan
pada karakteristik fisik dari simpang dan kondisi lalulintasnya.
Tipe-tipe persimpangan sebidang seperti pada contoh gambar-
gambar berikut.
Un Cannalized T Flared T

T with turning roadways


Y with turning roadways
Un canalized Y
Un channalized 4 leg intersection

4 Leg intersection with flared


4 Leg intersection with channalized

Multi leg intersection


Rotary intersection
Jenis-Jenis Pengaturan Simpang
Bila semakin besar volume arus lalulintas dan semakin banyak kaki
simpang, maka semakin sulit / komplek persimpangan tersebut dan
membutuhkan pengaturan yang semakin teliti dan rumit.

Ada beberapa jenis pengaturan simpang yang biasa digunakan


selama ini adalah :

1.Yield Sign (pengaturan dengan signal mengalah)

2.Stop Sign (pengaturan dengan signal berhenti)

3.Channalization (pengaturan dengan pulau-pulau jalan)

4.Traffic Signals pengaturan dengan signal lalulintas.


Pengaturan dengan jenis-jenis dimuka dapat dikelompokkan
menjadi :
- Pengaturan simpang tanpa signal lalulintas
- Pengaturan simpang dengan signal lalulintas.
 

a)Yield Signs
Pengaturan dengan yield sign digunakan untuk melindungi arus
lalulintas dari salah satu ruas jalan dari dua ruas jalan yang berpotongan
tanpa berhenti sama sekali, sehingga pengendara tidak terlalu terhambat
bila dibandingkan dengan pengaturan stop sign.

Yield sign digunakan pada persimpangan yang diatur dengan


kanalisasi yang digunakan untuk mengatur kendaraan belok ke kiri pada
lajur percepatan terutama bila lajur percepatan tersebut kurang panjang.
Ukuran : 36” x 36” x 36”

Gambar : YIELD SIGN

b) Stop Sign
Pengaturan lalulintas di persimpangan dengan menggunakan “Stop
Signs” digunakan bila pengendara pada kaki simpang harus berhenti
secara penuh sebelum memasuki simpang.

Pengaturan dengan stop sign ini biasanya digunakan pada pertemuan


antara “Minor Road” dengan “Major Road”.
Gambar ; Stop Sign

C) Channalization
Kanalisasi terutama digunakan untuk memisahkan lajur lalulintas
menerus dan lajur belok. Bentuk fisik kanalisasi dapat berupa marka
(garis-garis) atau pulau-pulau (islands) lalulintas. dengan pengaturan
pakai kanalisasi ini arah pergerakan lalulintas lebih dipertegas,
sehingga kendaraan dapat dengan mudah dan aman memasuki simpang
pada lajurnya sesuai arah yang dituju.
Pulau-pulau lalulintas ini juga dapat digunakan sebagai
pelindung bagi penyeberang jalan dan pejalan kaki. Dimensi
dari pulau-pulau lalulintas seperti panjang, lebar, jari-jari
ujung dan tingginya berdasarkan Standar Perancanaan
Geometrik Jalan Perkotaan dari Bina Marga.

8. PERSIMPANGAN TAK SEBIDANG


Persimpangan / pertemuan jalan tak sebidang (interchange)
biasanya digunakan untuk pertemuan jalan-jalan yang penting
dengan kepadatan lalulintas yang besar dan kebutuhan untuk
membelok arah tanpa berpotongan dengan arus lain.
Persimpangan jalan tak sebidang membutuhkan lahan yang
luas serta tata letaknya dipengaruhi oleh kondisi topografi
setempat.
Persimpangan jalan tak sebidang dengan kaki simpang
lebih dari 4 (empat) buah tidak dianjurkan, karena
pertimbangan biaya dan lalulintas.
Jarak minimum antara persimpangan tak sebidang yang
satu dengan persimpangan tak sebidang berikutnya tidak
boleh kurang dari :
 Pada daerah pusat kota lebih besar atau sama
dengan 1000 meter
Di daerah tepi kota lebih bersar atau sama dengan
2000 meter.
Ada 3 (tiga) tipe jalan penghubung (slip road) pada
persimpangan tak sebidang, yaitu :
1. Tipe langsung
2. Tipe semi langsung
3. Tipe tak langsung atau kalang (loop).
Slip road tipe langsung membutuhkan radius yang
terbesar pada lahan tertentu. Tipe ini dirancang untuk lajur
berkecepatan tinggi.

Tipe lingkaran (loop) cocok untuk jalan belokan


kecepatan rendah. Kecepatan rencana sebaiknya ½ atau 2/3
dari kecepatan jalan besar, dengan minimum 25 km/jam untuk
jalan penghubung lingkar (loop).

Kelandaian sebaiknya dibatasi sampai 5% dan tidak


lebih dari 8%, tetapi bila komposisi kendaraan banyak
kendaraan berat maka kelandaian maksimum sebesar 4%.
Tipe-tipe persilangan tak sebidang dan tabel nilai perencanaan
tipikalnya seperti berikut ini.
Tabel : Kemiringan Ramp

Kecepatan Operasi Prosentase Maksimum


(km/jam) Hanya Mobil 10% Truk 25% Truk

Kemiringan 70 5 4 3
ramp 55 6 5 4
Naik 40 7 6 5(110 m)*
Turun +1% 25 5 (75 m)*
Keterangan : * panjang maksimum
DIAMOND (BELAH KETUPAT) INTERCHANGE
CLOVERLEAF INTERCHANGE
PARTIAL CLOVERLEAF
ROTARY INTERSECTION
T JUNCTION (BENTUK TEROMPET)
Y JUNCTION (BENTUK Y)
DIRECTIONAL
COBA BERI KOMENTAR
Surabaya Interchange, Los Angeles
Nanpu Bridge Interchage
Shanghai, 2004
Judge Harry Pregerson Interchange, Los Angeles

Anda mungkin juga menyukai