Kelompok 2 :
1) ALHAMDI ALDHI (218190045)
2) KURNIAWAN (218190052)
3) MUH. ILHAM (218190062)
4) MUH. RIDHA ABD RAHIM (218190060)
5) MUH. FAIZAL (218190056)
6) ILHAM (218190066)
Outline dari Materi ini
Pendahuluan • Pendahuluan
• Persimpangan sebidang
• Bundaran
• Persimpangan tidak sebidang
Referensi yang digunakan
Pendahuluan • Direktorat Jenderal Bina Marga, 1992, Tatacara Perencanaan
Geometrik Persimpangan Sebidang Jalan Perkotaan
• Direktorat Jenderal Bina Marga, 2002, Tatacara Perencanaan
Geometrik Persimpangan Sebidang
• Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004,
Perencanaan Bundaraan untuk Persimpangan Sebidang, Pedoman
Konstruksi dan Bangunan
• Direktorat Jenderal Bina Marga, 2005, Tatacara Perencanaan
Geometrik Persimpangan Tak Sebidang
• American Association of State Highway and Transportation
Officials (AASHTO), 1994,A Policy on Geometric Design of Highways
and Streets
Persimpangan
Pendahuluan • Tempat bertemunya dua ruas jalan atau lebih merupakan tempat
titik konflik dan tempat kemacetan
• Pada sistem jaringan jalan, terutama pada jalan perkotaan, kinerja
keseluruhan sistem tergantung bagaimana pengelolaan konflik antar
pergerakan yang terjadi.
• Konflik akan terjadi pada persimpangan/persilangan antara dua atau
lebih pergerakan lalu lintas
Konflik dari
pergerakan lalu
lintas
Konflik pada persimpangan
Pendahuluan
Konflik pada persimpangan
Pendahuluan
Jenis-jenis konflik
Pendahuluan • Jenis konflik: diverging, merging, crossing, weaving
1. crossing
2
2. merging
3. merging
4. diverging
5 5. merging
4 1 3
6. weaving
6
Pengaturan Persimpangan
Pendahuluan • Q: Bagaimana cara pengaturan konflik?
A: Dengan pengaturan pergerakan lalu lintas di persimpangan
• Q: Bagaimana menentukan jenis pengaturan lalu lintas?
A: Tergantung macam-macam faktor seperti:
- lokasi sempit atau luas
- tipe jalan dan volume lalu lintas beda tipe jalan, beda
pengaturan lalu lintasnya
- komposisi lalu lintas penentuan radius belok pada
persimpangan
- kecepatan rencana sebagai acuan beberapa parameter
pengaturan lalu lintas
- ekonomi dana tidak mencukupi, pengaturan lalu lintas
yang dikehendaki tidak bisa terwujud.
Pertimbangan antara benefit dan cost
Jenis pengaturan lalu lintas
Pendahuluan • Persimpangan sebidang
– Simpang tidak bersinyal
“give way”, “yield” dan “Stop”.
– Bundaran (roundabout)
o Merupakan pulau di tengah-tengah simpang di mana pengemudi
akan terkondisi untuk memperlambat laju kendaraannya.
o Bundaraan juga dapat berfungsi mengarahkan dan melindungi
kendaraan belok kanan.
o Aturan awal pengaturan lalu lintas dengan bundaran adalah
kendaraan yang berada di dalam bundaran harus mendapat
prioritas untuk meninggalkan bundaran terlebih dahulu.
– Simpang bersinyal
Merupakan level tertinggi dari pengaturan lalu lintas pada
persimpangan sebidang, dimana pergerakan kendaraan
diatur/dikoordinasikan secara sistematik menggunakan sinyal.
Give Way
Persimpangan Kaliwiru
Jenis-jenis persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang
empat lengan
Jenis-jenis persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang
banyak
lengan
Bersudut tajam
Tegak lurus
Staggered-intersection
Staggered-intersection
Pertimbangan dalam desain
persimpangan sebidang
Persimpangan • Peningkatan kualitas pergerakan
sebidang
– Utamakan pergerakan jalan mayor, upayakan sudut
simpang min 650
CT / ST
Jarak antar persimpangan
Persimpangan
sebidang
Jarak minimum antara persimpangan harus lebih besar
dari jumlah komponen-komponen berikut ini :
• Panjang jalinan
• Perkiraan panjang antrian yang terjadi selama satu
siklus periode berhenti
• Panjang lajur perlambatan
Jarak antar persimpangan
Persimpangan
sebidang
• Jarak antar persimpangan harus lebih besar dari jarak pandang
minimum, panjang jalinan, panjang antrian, panjang jalur
perlambatan
Jari-jari pada persimpangan sebidang
Persimpangan
• Kecepatan rencana minimum 20 km/jam
sebidang • Perbedaan antara kecepatan di ruas dengan di persimpangan
maksimum 20 km/jam
• Jari-jari minimum pada jalan mayor dan minor untuk
mengakomodasikan pergerakan membelok
Komponen persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang
Lajur pada persimpangan sebidang
Persimpangan • Lebar lajur bervariasi: 2.75, 3.0, 3.25 atau 3.5 meter
sebidang (tergantung pada kelas jalan)
• Lebar lajur pada simpang dibuat sedikit lebih kecil daripada di
ruas:
– Pengendalian kecepatan
– Menghindari kecenderungan antrian berdampingan
• Landai maksimum pada persimpangan: maks 2%.
• Jumlah lajur mengacu pada MKJI
• Banyaknya lajur yang masuk ke area simpang sebaiknya sama
dengan lajur menerus yang keluar dari area simpang.
Penempatan dua lajur belok kanan pada simpang tidak
diperbolehkan apabila kaki simpang lain hanya memiliki satu
lajur.
• Lajur masuk dan lajur keluar berada pada satu lintasan garis
lurus.
Lajur belok kanan
Persimpangan
sebidang
Dw min 2,75 m
(Median + 4 m)
Lajur belok kanan
Persimpangan • Lt = max (Lc, Ld)
sebidang
Lc = panjang untuk pergeseran lajur (lihat tabel)
Ld = panjang untuk perlambatan kendaraan (lihat tabel)
• Ls = 2 x M x S (untuk simpang tanpa sinyal)
Ls = 1.5 x N x S (untuk simpang dengan sinyal)
M atau N = jumlah kendaraan yang belok kanan
S = jarak antar kendaraan (12 m untuk bus/truk, 6 m untuk
kendaraan lainnya)
Lajur belok kanan
Persimpangan
Vr (km/jam) Rasio lebar- Panjang taper
sebidang
panjang taper minimum (m)
60 1/30 40
50 1/25 35
40 1/20 30
30 1/15 25
20 1/10 20
Beberapa tipikal lajur belok kanan
Beberapa tipikal lajur belok kanan
Beberapa tipikal lajur belok kanan
Lajur belok kiri
Persimpangan
sebidang
Lajur belok kiri
Persimpangan • Lajur belok kiri bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas
sebidang
simpang dan membuat pergerakan pada simpang menjadi
lebih teratur
Bundaran kalibanteng
Bundaran
Contoh
bundaran
AASHTO
Parameter perencanaan pada bundaran
Bundaran • Jumlah lajur lingkar, tergantung pada nilai LHR rencana.
– LHR < 20.000 kend/hari, lajur lingkar berjumlah 1
– LHR > 20.000 kend/hari, lajur lingkar berjumlah 2
• Diameter bundaran