Anda di halaman 1dari 31

PENGENDALIAN

SIMPANG SEBIDANG

Dr. Ir. Nusa Sebayang, MT


Simpang

Lalu lintas yang melintas


pada jaringan jalan dari
Ruas zona asal menuju zona
tujuan akan melalui ruas
dan simpang. Ketika lalu
lintas melintasi
persimpangan maka
akan mengalami konflik
dengan lalu lintas dari ruas
jalan lain yang mengalami
perpotongan arus di titik
persimpangan

Persimpangan: pertemuan dua atau lebih ruas jalan yang fungsinya untuk
melakukan perubahan arah arus lalu-lintas
Jenis Persimpangan dikelompokkan atas :

a. Persimpangan jalan sebidang ( at grade junctions ), persimpangan yang


lalu lintasnya mengalami titik konflik pada bidang datar. Untuk mencegak
terjadinya tabrakan antara kendaraan yang melintasi persimpangan
maka harus dilakukan pengendalian arus lalu lintas yang melintasi
persimpangan tersebut.
b. Persimpangan jalan tak sebidang ( grade separated junctions ),
persimpangan yang dirancang sedemikian sehingga kendaraan yang
melintasi persimpangan pada arah yang berlainan tidak mengalami titik
konflik. Biasanya jenis persimpangan ini dibangun untuk mengatasi
kemacetan lalu lintas akibat volume lalu lintas yang tinggi.
c. Kombinasi persimpangan jalan sebidang dan persimpangan jalan tak
sebidang. Jenis persimpangan ini disediakan jalur jalan flyover yang
melintasi persimpangan eksisting, sehingga lalu lintas di flyover tidak
mengalami gangguan (konflik). Sedangkan persimpangan eksisting yang
sebidang tetap beroperasi, dengan membangun flyover maka kemacetan
di persimpangan dapat direduksi.
Bentuk persimpangan sebidang, antara lain :
a. Simpang tiga lengan
b. Simpang empat lengan
c. Persimpangan dengan banyak lengan

Plain Flared Channelised

Gambar 1.Three-Leg Intersection

Plain Flared Channelised

Gambar 2. Four-Leg Intersections


Flyover
Plain

Roundabout

Gbr 3. Multi-Leg Intersection

Gerakan dan Manuver

Bergabung
(Merging)

Berpencar
(Diverging)

Memotong Menyalip
(weavinga)
(crossing)
Konflik di persimpangan

Kemungkinan terjadinya titik-titik konflik dan tabrakan kendaraan pada suatu


persimpangan tergantung pada:
• Jumlah cabang jalan pada persimpangan
• Jumlah jalur pada masing-masing cabang jalan
• Penggunaan pulau-pulau
• Pergerakan yang diijinkan
• Jenis kontrol lampu lalu lintas yang ada.
16 titk konflik memotong (crossing)

8 titik konflik memisah (diverging)

8 titik konflik bergabung (merging)

Total 32 titik konflik

Gambar Titik konflik pada persimpangan empat lengan


GAMBAR TITIK KONFLIK
PADA SIMPANG 3 LENGAN U

Jumlah Titik konflik pada


simpang 3 lengan adalah 9
buah :

B 3 titik bergabung

3 titik berpisah

3 titik memotong

S
METODE PENGENDALIAN
SIMPANG
Tujuan Pengendalian Simpang:
a. Mengurangi dan mencegah terjadinya kecelakaan
b. Memperlancar pergerakan lalu lintas dan mengurangi
kemacetan
c. Menambah kapasitas kendaraan yang melalui
persimpangan

Prinsip Dasar Perencanaan Pengendalian Persimpangan:


a. Memberikan jarak pandang yang memenuhi
b. Menghindari penggunaan manuver ganda
c. Meminimumkan Jumlah Titik Konflik
Memberikan jarak pandang yang memenuhi
Bangunan disekitar
persimpangan harus
dikendalikan
sehingga jarak
pandang memenuhi
syarat.
Menghindari penggunaan manuver ganda

Multiple Manoeuvres Elemental Manoeuvres

Pergerakan ganda dapat dikonversi kepada


pergerakan sederhana
MENGURANGI JUMLAH TITIK KONFLIK PERGERAKAN PADA SIMPANG
DENGAN MEMASANG RAMBU DILARANG BELOK KANAN DARI ARAH UTARA
DAN DARI ARAH SELATAN

U 8 titk konflik memotong (crossing)


6 titik konflik memisah (diverging)
6 titik konflik bergabung (merging)

Total 20 titik konflik

B T

S
Metode Pengendalian Persimpangan:
a. Persimpangan tanpa pengendalian atau tanpa
pengaturan lalu lintas
b. Persimpangan dengan pengendalian prioritas
c. Persimpangan dengan pengendalian ruang
(dengan bundaran, dan lain-lain)
d. Persimpangan dengan pengendalian lampu lalu
lintas (traffic ligth)
a. Persimpangan tanpa pengendalian atau tanpa
pengaturan lalu lintas
Perpotongan jalan lokal dengan jalan lokal atau perpotongan jalan daerah
pemukiman biasanya merupakan persimpangan tanpa pengendalian

Jika terjadi suatu konflik, hak berjalan di persimpangan diperoleh


berdasarkan aturan kebiasaan umum. Kendaraan yang terlebih
dahulu berada di persimpangan mempunyai hak berjalan terlebih
dahulu daripada kendaraan yang akan memasuki persimpangan.
Aturan berlalu lintas melalui Persimpanga:
Berikan Prioritas kepada kendaraan yang datang dari sebelah kiri

Mendapat
Prioritas
b. Pengendalian simpang dengan Pemasangan
Rambu Prioritas

Rambu Larangan Berjalan Terus


karena Wajib Memberi Prioritas Kepada
Arus Lalu Lintas dari Arah yang Diberi
Prioritas
Persimpangan dengan pengendalian prioritas

Pengaturan yang berlaku adalah arus kendaraan dari arah yang


mempunyai fungsi lebih tinggi (jalan mayor) akan memperoleh prioritas
untuk melewati simpang terlebih dahulu dibandingkan kendaraan dari
arah jalan yang lebih kecil (jalan minor)

Mendapat
Prioritas

Jalan
Mayor

Jalan minor
Untuk arus kendaraan dari jalan yang lebih kecil dikendalikan
dengan rambu lalu lintas atau marka jalan

Pada persimpangan prioritas diusahakan tercapai


suatu kondisi dimana tidak terjadi tundaan terhadap
arus kendaraan pada jalan utama
Tundaaan yang dialami arus kendaraan pada
jalan minor secara langsung berhubungan
dengan besaran waktu antara jalan kendaraan
pada jalan mayor.
Sementara itu waktu antara tersebut
berhubungan dengan volume lalu lintas yang
melewati jalan mayor.

Apabila volume lalu lintas pada jalan mayor


bertambah besar, maka tundaaan yang terjadi
pada jalan minor akan bertambah pula. Untuk itu
pada kondisi dimana tundaan di jalan minor sudah
melebihi ketentuan maka perlu dikendalian
dengan lampu isyarat lalu lintas.
c. Metode Pengendalian Persimpangan
dengan Pengendalian Ruang

• Persimpangan jenis ini memberikan


prioritas yang sama dan pergerakan yang
terus menerus untuk arus kendaraan dari
semua arah pada persimpangan

• Pengendalian dilakukan dengnan


ditandai adanya bundaran
(roundabout) dan daerah keluar masuk
(weaving area)
• Arus kendaraan saling
berpotongan pada kecepatan
relatif rendah dan dapat bergerak
melewati persimpangan tanpa berhenti

• Adapun kelemahan dari


persimpangan dengan bundaran
adalah kendaraan yang akan bergerak
lurus dan belok kanan akan mempunyai
jarak tempuh yang lebih panjang, dan
juga pada persimpangan jenis ini
memerlukan lahan yang lebih luas.
Aturan lalu lintas pada roundabout

Ketentuan:
Berikan prioritas kepada
kendaraan yang datang dari
sebelah kanan

Lalu lintas di bundaran harus terus berputar


untuk menghindari terjadinya kemacetan.
Untuk menjamin tidak terjadi kemacetan
maka lalu lintas yang memasuki bundaran
harus memberikan prioritas kepada
kendaraan dalam bundaran untuk melintas
lebih dahulu.
Bundaran harus dirancang dengan dimensi yang memenuhi syarat
sehingga memberikan kinerja yang baik. Metode Perencanaan
Bundaran dapat dilakukan menggunakan MKJI-97.
d.Pengendalian Dengan Lampu Isyarat
Lalu Lintas ( Traffic Light )
Sistim Pengendalian Lampu Lalu Lintas biasa
disebut Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL).
Sistem kenja pengendali simpang dengan lampu isyarat
lalu lintas dibedakan atas:
a. Sistem Sinyal Isolated, sistem sinyal yang pengaturan
sinyalnya tidak dipengaruhi oleh lampu isyarat lalu
lintas simpang lainnya. Sistem ini biasa dipakai pada
simpang bersinyal yang jaraknya jauh dari simpang
bersinyal sekitarnya.
b. Sistem Sinyal Terkoordinasi, sistem ini biasanya
digunakan apabila simpang bersinyal letaknya
berdekatan (jaraknya kurang dari 800 meter).
Pengaturan sinyal dilakukan terkoordinasi sehingga
tundaan dapat diminimalkan.
Sedangkan cara kerja dari pengatur lampu lalu
lintas itu sendiri dapat dibedakan atas tiga
macam, yaitu :
a.Fixed-time control (Pengendalian Dengan
waktu tetap )
b.Traffic actuated control (Pengendali Sinyal
Oleh lalu lintas )
c. Semi actuated control (pengendali Sinyal
Semi lalu lintas ), pengendalian waktu sinyal
mengikuti perubahan Waktu yang dirancang
berdasarkan pola fluktuasi volume lalu lintas di
Persimpangan
Sistem Isolated

Jarak > 800 m

Sistem Sistem
Isolated Isolated
Jarak > 800 m

Sistem Sistem
Isolated Isolated
Sistem Sinyal Terkoordinasi

Jarak < 800 m

Sistem Un- Sistem Un-


Isolated Isolated
Jarak < 800 m

Sistem Un Sistem Un
- Isolated -Isolated

Jarak < 800 m

Sistem Sinyal Terkoordinasi, sinyal lampu isyarat lalu lintas


antar simpang dikoordinasikan
Kinerja Simpang
Pengendalian persimpangan dilakukan
sehingga tidak terjadi kemacetan (tundaan yang
besar) dan mencegah terjadinya kecelakaan lalu
lintas. Kinerja simpang biasanya diukur dengan
besar tundaan dan panjang antrian kendaraan.
Apabila kendaraan yang melintasi simpang
mengalami tundaan yang besar maka kinerja
simpang buruk.
Pada Peraturan Menteri Perhungan no 96
tahun 2015, dijelakan ukuran kinerja simpang
sebagai berikut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan no 96/2015, Tingkat
pelayanan pada persimpangan diklasifikasikan atas:

1) Tingkat pelayanan A, dengan kondisi tundaan kurang dari 5 detik


perkendaraan;
2) Tingkat pelayanan B, dengan kondisi tundaan lebih dari 5 detik
sampai 15 detik perkendaraan;
3) Tingkat pelayanan C, dengan kondisi tundaan antara lebih dari 15
detik sampai 25 detik perkendaraan;
4) Tingkat pelayanan D, dengan kondisi tundaan lebih dari 25 detik
sampai 40 detik perkendaraan;
5) Tingkat pelayanan E, dengan kondisi tundaan lebih dari 40 detik
sampai 60 detik perkendaraan;
6) Tingkat pelayanan F, dengan kondisi tundaan lebih dari 60 detik
perkendaraan.
Peryaratan Tingkat Jalan Pada Pelayanan Persimpangan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan no
96/2015:

Tingkat pelayanan yang diinginkan pada ruas jalan


pada sistem jaringan jalan primer sesuai
fungsinya, meliputi:
1) Jalan arteri primer, tingkat pelayanan sekurang-
kurangnya B;
2) Jalan kolektor primer, tingkat pelayanan sekurang-
kurangnya B;
3) Jalan lokal primer, tingkat pelayanan sekurang-
kurangnya C;
4) Jalan tol, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya B.
Tingkat pelayanan yang diinginkan pada ruas
jalan pada sistem jaringan jalan sekunder sesuai
fungsinya meliputi:
1) jalan arteri sekunder, tingkat pelayanan
sekurang- kurangnya C;
2) jalan kolektor sekunder, tingkat pelayanan
sekurang-kurangnya C;
3) jalan lokal sekunder, tingkat pelayanan sekurang-
kurangnya D;
4) jalan lingkungan, tingkat pelayanan sekurang-
kurangnya D.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai