Anda di halaman 1dari 12

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1191561005-3-4.%20BAB%20II%208-96.

pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1104105078-3-BAB%20II.pdf ,
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1219151044-3-BAB%20II%20KASUMADEWI%20PDF.pdf
2.2 TipePersimpangan
Persimpangan dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis (Morlok,1991), yaitu persimpangan sebidang(At
Grade Intersection) dan persimpangan tak sebidang(Grade Separated Intersection).
2.2.1 Persimpangan sebidang (at Grade Intersection) Persimpangan sebidang memiliki kaki simpang
berada pada satu bidang sama. Kadaan ini akan menimbulkan berbagai masalah bila terjadi arus
kendaran yang melebihi kapasitasnya.Di daerah persimpangan terjadi gerakan membelok atau
memotong arus lalu-lintas.Dilihat dari bentuknya ada beberapa macam jenis persimpangan
sebidang yaitu antara lain:
a.Pertemuan/persimpangan sebidang bercabang 3

b.Pertemuan/persimpangan sebidang bercabang 4

c.Pertemuan/persimpangan sebidang bercabang banyak

d.Bundaran ( Rotary Intersection )

Beberapa jenis pertemuan sebidang dapat dilihat pada Gambar 2.4sampai dengan Gambar 2.10.

Gambar2.4 Persimpangan Tipe ”T” tanpa kanal dan dengan


lebar tambahan(Flare)
Gambar2.5 Persimpangan Tipe ”T” dengan kanal dan
tanpa lebar tambahan(Flare)

Gambar 2.6 Persimpangan Tipe”Y”tanpa kanal dan


tanpa lebar tambahan (Flare)

Gambar 2.7Persimpangan Tipe”Y”dengan kanal dan


dengan lebar tambahan (Flare)
Gambar 2.8 Persimpangan Tipe”Y”dengan kanal dan
Tanpa lebar tambahan (Flare)
Gambar2.9Persimpangan 4 (empat) kaki tanpa kanalisasi,
melebar dan dengan kanalisasi

Gambar 2.10 Persimpangan jalan berkaki banyak


dan bundaran

Gambar2.4 sampai Gambar 2.10,di atas menggambarkan tipe persimpangan sebidang


secara skematik mulai dari bentuk yang sederhana sampai yang kompleks.Persimpangan
jalan tanpa kanalisasi adalah yang termurah dan paling sederhana.Pada jenis ini, titik
pertemuan jalan dibuat melengkung untuk memudahkan kendaraan yang akan membelok
kiri. Pada jalan dengan volume lalu lintas atau kemungkinan pemasangan kerb agar
kendaraan tidak keluar dari lapis kendaraan.
Pada persimpangan jalan berbentuk Y atau yang serupa, sebaiknya disediakan kanalisasi
mengingat kendaraan bertemu pada sudut yang kurang menguntungkan. Pada bentuk
melebar diperlukan:
1. Jalan masuk untuk memungkinkan perlambatan kendaraan menjelang aliran lalu lintas
lurus
2. Pelebaran jalur untuk penggabungan ke dalam aliran lalu lintas.
Permasalahan yang sering terjadi pada arus pertemuan sebidang adalah timbulnya titik
konflik dalam pergerakan kendaraan.

2.2.2 Persimpangan tak sebidang


Persimpangan tak sebidang disebut juga dengan jalan bebas hambatan dimana tidak terdapat
jalur gerak kendaraan yang berpapasan dengan jalur gerak lainnya pada persimpangan tak
sebidang.
Keuntungan dari persimpangan tak sebidang adalah
1. Dengan adanya jalur gerak yang saling memotong pada persimpangan tak sebidang, maka
tingkat kecelakaan akan dapat dikurangi.
2. Kecepatan kendaraaan akan dapat bertambah besar dikarenakan arus lalu lintas terganggu.
3. Kapasitas akan meningkat oleh karena tiadanya gangguan dalam setiap jalur lalu lintas.
Persimpangan ini bertujuan untuk mengurangi titik konflik atau bahaya belok kanan yang
selalu menghambat lalu lintas jalan tersebut, mengurangi kemacetan lalu lintas dan lain-lain.
Perencanaan persimpangan ini memerlukan lahan yang cukup luas serta biaya yang cukup
besar.Perencanaan ini harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Berikut akan diperlihatkan jenis-jenis persimpangan tak sebidang mulai dari Gambar
2.11samapai dengan Gambar 2.17

Gambar2.11 Persimpangan tidak sebidang Tipe Diamond

Gambar 2.12 Persimpangan tidak sebidang Tipe Semanggi Parsial


Gambar 2.13 Persimpangan tidak sebidang Tipe Semanggi

Gambar2.14 Persimpangan tidak sebidang


Tipe Directional

Gambar2.15 Persimpangan tidak sebidang Tipe“Y”

Gambar2.16 Persimpangan tidak sebidang Tipe“T”atau Terompet


Gambar2.17 Persimpangan tidak sebidang TipeBundaran
Bentuk pertemuan tak sebidang yang paling sederhana dan umumnya paling murah
adalah belah ketupat (diamond) yang dapat dilihat pada Gambar2.11.Bentuk ini terutama
digunakan pada situasi dimana jalan bebas hambatan tak terputus, kecuali apabila terdapat lalu-
lintas lain yang keluar atau masuk melalui ramp,tetapi lalu-lintas pada jalan arteri cukup
kompleks, karena jalan harus melayani 2 buah gerakan terus dan 4 gerakan belok kanan. 2
diantara gerakan membelok kiri harus mengunakan lajur dalam atau lajur membelok terpisah.
Bila volume lalu-lintas cukup besar,umumnya diperlukan lampu lalu-lintas.

Bentuk setengah semanggi (Gambar 2.12)memungkinkan kendaraan bergabung ke dalam


jalan bebas hambatan utama, tetapi kendaraan yang berbelok ke kenan harus menantang arus
lalu-lintas yang berlawanan pada arteri kecil.Simpang susun jenis ini dapat di bangun dalam
berbagai bentuk dengan menetapkan loop dikuadran yang berlainan di sesuaikan dengan kondisi
topografi dan polalalu-lintas.

Mungkin bentuk yang paling umum untuk perpotongan antara jalan bebas hambatan dan
jalan arteri adalah bentuk semanggi (Gambar 2.13). Pada persimpangan susun ini, jalan arteri
memotong letaknya terpisah dan selain itu kedelapan gerakan membelok dapat dilakukan bebas
dari perpotongan dimana lintasan kendaraan harus memotong.Kendaraan yang membelok keluar
dari bagian kiri jalan,kemudian memasukisimpang susundanselanjutnyabergabunglalu-
lintaspadajalanyang dimasuki.

Gambar 2.14 adalah bentuk diagram simpang susun directional yang sesuai untuk
simpang susun antara jalan hambatan dengan jalan bebas hambatan lain. Gambar tersebut
dengan jelas menunjukkan konsep dasar bahwa gerakan belok kanan yang padat dapat diatasi
dengan menyediakan belokan 90º kearah kanan. Ini diperlihatkan dengan adanya hubungan
antara bagian kanan atas dengan kiri atas
Gambar 2.15 mengambarkan susunan simpangan susun bentuk Y. Disini hanya 1
pemisahan tak sebidang yang d butuhkan untuk menghindari perpotongan-perpotongan arus
lalu-lintas sebidang. Tetapi perlu dicatat bahwa kendaraan yang berjalan dari atas kekanan
bahwa adalah harus memutar. Juga di butuhkan 2 buah gerakan menyelip dan keluar dari 1 jalan
dan memasuki yang lainnya pada bagian kanan. Cara demikian sebenarnya kurang baik
sehingga gerakan ini sepenuhnya harus dilarang.

Gambar2.16 memperlihatkan pola simpang bentuk T atau terompet yang cocok untuk
pertigaan. Perhatikan bahwa lalu-lintas yang berasal dari kiri atas ke kiri bahwa harus melalui
belokan sebesar 270º, tetapi gerakan membelok lainnya memiliki sudut kelengkungan yang
lebih kecil dari90º.Suatu variasi bentuk terompet menggantikan loop sebesar 270 dengan sebuah
jalan langsung (directionalroadway).

Gambar2.17 adalah diagram sebuah bundaran (rotary intercection) yang di gabungkan


dengan sebuah “lalu-lintas atas tanpa hambatan”(overcrossing) atau“lalu-lintas bawah tanpa
hambatan”“(undercrossing) untuk jalan bebas hambatan.Bentuk ini efektif hanya bila digunakan
untuk menarik volume lalu-lintas yang relative rendah dari beberapa jalan lokal.

2.4 Tahapan pengendalian persimpangan

Pengendalian simpang Menurut Wibowo, dkk., (cit., Atisusanti, 2009), sesuai dengan kondisi lalu
lintasnya, dimana terdapat pertemuan jalan dengan arah pergerakan yang berbeda,simpang sebidang
merupakan lokasi yang potensial untuk menjadi titik pusat konflik lalu lintas yang bertemu,
penyebab kemacetan, akibat perubahan kapasitas, tempat terjadinya kecelakaan, konsentrasi para
penyeberang jalan atau pedestrian. Masalah utama yang saling mengkait di persimpangan adalah :
1. volume dan kapasitas, yang secaralangsung mempengaruhi hambatan,
2. desain geometrik, kebebasan pandangan dan jarak antar persimpangan,
3. kecelakaan dan keselamatan jalan,kecepatan, lampu jalan,
4. pejalan kaki, parkir, akses danpembangunan yang sifatnya umum.

Menurut Abubakar, dkk., (1995), sasaran yang harus dicapai pada pengendalian persimpangan antara
lain adalah :
1. mengurangi atau menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh
adanya titik-titik konflik seperti : berpencar (diverging), bergabung (merging), berpotongan
(crossing), dan bersilangan (weaving),
2. menjaga agar kapasitas persimpangan operasinya dapat optimal sesuai dengan rencana,
3. harus memberikan petunjuk yang jelas dan pasti serta sederhana, dalam mengarahkan arus
lalu lintas yang menggunakan persimpangan.

Menurut Abubakar, dkk., (1995), dalam upaya meminimalkan konflik dan melancarkan arus lalu
lintas ada beberapa metode pengendalian persimpangan yang dapat dilakukan, yaitu :

1. persimpangan prioritas

Metode pengendalian persimpangan ini adalah memberikan prioritas yang lebih tinggi
kepada kendaraan yang datang dari jalan utama dari semua kendaraan yang bergerak dari
jalan kecil (jalan minor),

2. persimpangan dengan lampu pengatur lalu lintas

Metode ini mengendalikan persimpangan dengan suatu alat yang sederhana (manual,
mekanis dan elektris) dengan memberikan prioritas bagi masing masing pergerakan lalu
lintas secara berurutan untuk memerintahkan pengemudi berhenti atau berjalan,

3. persimpangan dengan bundaran lalu lintas

Metode ini mengendalikan persimpangan dengan cara membatasi alih gerak kendaraan
menjadi pergerakan berpencar (diverging), bergabung (merging),berpotongan (crossing), dan
bersilangan (weaving) sehingga dapat memperlambat kecepatan kendaraan,

4. persimpangan tidak sebidang

Metode ini mengendalikan konflik dan hambatan di persimpangan dengan cara menaikkan
lajur lalu lintas atau di jalan di atas jalan yang lain melalui penggunaan jembatan atau
terowongan.

Menurut Abubakar, dkk., (1995), perlengkapan pengendalian simpang salah satunya perbaikan kecil
tertentu yang dapat dilakukan untuk semua jenis persimpangan yang dapat meningkatkan untuk kerja
(keselamatan dan efisien) yang meliputi :

1. kanalisasi dan pulau-pulau

Unsur desain persimpangan yang paling penting adalah mengkanalisasi (mengarahkan)


kendaraan-kendaraan ke dalam lintasan-lintasan yang bertujuan untuk mengendalikan dan
mengurangi titik-titik dan daerah konflik. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan marka-
marka jalan, paku-paku jalan (road stud), median-median dan pulau-pulau lalu lintas yang
timbul,

2. pelebaran jalur-jalur masuk

Pelebaran jalan yang dilakukan pada jalan yang masuk ke persimpangan, akan memberi
kemungkinan bagi kendaraan untuk mengambil ruang antar (gap) pada arus lalu lintas
disuatu bundaran lalu lintas, atau waktu prioritas pada persimpangan berlampu pengatur lalu
lintas,

3. lajur-lajur percepatan dan perlambatan

Pada persimpangan-persimpangan antar jalan minor dengan jalan-jalan kecepatan tinggi,


maka merupakan suatu hal yang penting untuk menghindarkan adanya kecepatan relatif yang
tinggi dari kendaraan kendaraan. Cara yang termudah adalah dengan menyediakan lajur-lajur
tersendiri untuk keperluan mempercepat dan memperlambat kendaraan,

4. lajur-lajur belok kanan

Marka lalu lintas yang membelok ke kanan dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan atau
hambatan bagi lalu lintas yang bergerak lurus ketika kendaran tersebut menunggu adanya
ruang yang kosong dari lalu lintas yang bergerak dari depan. Hal ini membutuhkan ruang
tambah yang kecil untuk memisahkan kendaraan yang belok kanan dari lalu lintas yang
bergerak lurus ke dalam suatu lajur yang khusus,

5. pengendalian terhadap pejalan kaki

Para pejalan kaki akan berjalan dalam suatu garis lurus yang mengarah kepada tujuannya,
kecuali apabila diminta untuk tidak melakukannya. Fasilitas penyeberangan bagi pejalan
kaki harus diletakkan pada tempat-tempat yang dibutuhkan, sehubungan dengan daerah
kemana mereka akan pergi. Digunakan pagar dari besi untuk mengkanalisasi (mengarahkan)
para pejalan kaki dan penyeberangan bawah tanah (subway) serta jembatan-jembatan
penyeberangan untuk memisahkan para pejalan kaki dari arus lalu lintas yang padat, dengan
mengarahkan dan memberikan fasilitas khusus. Penyediaan fase khusus pada persimpangan
berlampu lalulintas mungkin diperlukan jika:
a) arus pejalan kaki yang menyeberangi setiap kaki persimpangan lebih besar dari 500
smp/jam,
b) lalu lintas yang membelok ke setiap kaki persimpangan mempunyai waktu antara
rata-rata kurang dari 5 detik, tepat pada saat arus lalu lintas tersebut bergerak dan
terjadi konflik dengan arus pejalan kaki yang besarnya lebih dari 150 orang/jam.

Menurut Wells (1993), walaupun lampu lalu lintas adalah alat yang sangat baik dalam pengendalian
lalu lintas pada persimpangan-persimpangan yang ada dengan memprioritaskan membuat pulau-
pulau penyalur pada persimpangan persimpangan dapat mengurangi titik-titik konflik. Bentuk
sederhana dalam penyaluran lalu lintas adalah dengan menggunakan cat putih pada jalan. Pulau
pulau lalu lintas hanyalah perkembangan garis-garis cat tadi dan fungsi utamanya, sebagaimana
halnya tanda-tanda garis, adalah :
1. memisahkan arus lalu lintas secara terarah (dan kadang-kadang juga kecepatannya),
2. mengarahkan pengemudi ke jalur yang benar sesedikit mungkin pengemudi menentukan
keputusan pilihan,
3. menghindarkan pengemudi melakukan gerakan-gerakan terlarang,
4. melindungi (memberikan keamanan) pengemudi yang bermaksud belok ke kanan,
5. menyediakan ruang lindung bagi para pejalan
satu “keuntungan” lain adalah bahwa pulau lalu lintas seringkali merupakan tempat yang
ideal untuk menempatkan peraturan lalu lintas dan rambu-rambu pengarah dan lain
sebagainya.

https://core.ac.uk/download/pdf/225832515.pdf
2.5. Volume lalu lintas
Volume lalu lintas merupakan jumlah kendaraan yang melewati satu titik tertentu dari suatu segmen
jalan selama waktu tertentu. Dinyatakan dalam satuan kendaraan atau satuan mobil penumpang
(smp). Satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubungan dengan penentuan jumlah
dan lebar lajur adalah:
1. Volume Jam Rencana
Volume jam perencanaan (VJP) adalah prakiraan volume lalu lintas pada jam sibuk rencana
lalu lintas dan dinyatakan dalam smp/jam. Arus rencana bervariasi dari jam ke jam berikut
dalam satu hari, oleh karena itu akan sesuai jika volume lalu lintas dalam 1 jam dipergunakan.
VJP dapat di hitung dengan menggunakan :
VJP = VLHR x (K / F)
Dimana:
VLHR = Volume Lalu lintas harian (kend/hari)
K= disebut faktor K adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk
F = disebut faktor F adalah faktor variasi tingkat lalu lintas per seperempat jam, dalam
satu jam

Anda mungkin juga menyukai