Anda di halaman 1dari 18

BANGUNAN

TERJUN
NAMA ANGGOTA KELOMPOK & NIM
ANANDA KRISHNA 1805511075
I GN AGUNG KUSUMA PUTRA 1805511085
AGUNG SULANTO 1805511095
UMUM
• Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan
tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan.
Bangunan semacam ini mempunyai empat bagian fungsional, masing-
masing memiliki sifat-sifat perencanaan yang khas.
1. bagian hulu pengontrol, yaitu bagian dimana aliran menjadi superkritis
2. bagian dimana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah
3. bagian tepat di sebelah hilir potongan U dalam Gambar 1., yaitu tempat dimana energi
diredam
4. bagian peralihan saluran memerlukan lindungan untuk mencegah erosi
ILUSTRASI PERISTILAHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN BANGUNAN PEREDAM
ENERGI
BAGIAN PENGONTROL
• Pada bagian pertama dari bangunan ini, aliran diatas ambang dikontrol. Hubungan
tinggi energi yang memakai ambang sebagai acuan (h 1) dengan debit (Q) pada
pengontrol ini bergantung pada ketinggian ambang (p 1), potongan memanjang
mercu bangunan, kedalaman bagian pengontrol yang tegak lurus terhadap aliran,
dan lebar bagian pengontrol ini. Untuk bagian pengontrol ada dua alternatif:
• Mempersempit luas basah tanpa ambang.
• Pemakaian ambang dengan permukaan hulu miring.
Contoh flum tumpu
BAGIAN PENGONTROL SEGIEMPAT

Q=Cd2/3(2/3)0,5gBH1,5

Dimana:
Q = debit (m3/dt)
B = lebar bagian pengontrol (m)
H = kedalaman energi (m)
g = gravitasi konstan (9,8 m/dt2)
Cd = 0,93 + 0,10 H/L
L = panjang bagian pengontrol (m)
Lebar Bagian Pengontrol
BAGIAN PENGONTROL TRAPESIUM

Q = Cd (byc + syc2)(2g(Hyc))0,5 

Dimana:
Cd = koefisien debit (=1,05)
b = lebar dasar celah (m)
yc = kedalaman kritis pada bagian pengontrol (m)
s = kemiringan samping celah
H = tinggi energi saluran (m)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
Penampang Trapesium
PERHITUNGAN HIDROLIS
RUMUS

Dimana:
• B = Lebar bukaan efektif (m)

• Q = Debit (m3/dt)
• m = Koefisien aliran = 1
• H = Tinggi garis energi di udik (m)
• h1 = Tinggi muka air di udik (m)
• v1 = Kecepatan aliran saluran di hulu (m/dt)
TINGGI AMBANG DIHILIR A
• RUMUS

• Dimana:
• a = Tinggi ambang hilir (m)
• dc = Kedalaman air kritis (m)

• Q = Debit rencana (m3/dt)


• B = Lebar bukaan efektif (m)
• g = Percepatan gravitasi, m/dt2 (≈ 9,8 m/dt2)
GAMBAR 4. PENGGABUNGAN KURVA Q – Y1 DAN Q – H1 SEBUAH
BANGUNAN
BANGUNAN TERJUN TEGAK
• Bangunan terjun tegak menjadi lebih besar apabila ketinggiannya ditambah. Juga
kemampuan hidrolisnya dapat berkurang akibat variasi di tempat jatuhnya pancaran di
lantai kolam jika terjadi perubahan debit. Bangunan terjun sebaiknya tidak dipakai
apabila perubahan tinggi energi,diatas bangunan melebihi 1,50 m.
• Bangunan terjun dengan bidang tegak sering dipakai pada saluran induk dan sekunder,
bila tinggi terjun tidak terlalu besar.
 Menurut Perencanaan Teknis Direktorat Irigasi (1980) tinggi terjun tegak dibatasi
sebagai berikut:
 Tinggi terjun maksimum 1,50 meter untuk Q < 2,50 m3/dt.
 Tinggi terjun maksimum 0,75 meter untuk Q > 2,50 m3/dt

Perencanaan hidrolis bangunan dipengaruhi oleh besaran-besaran berikut:


H1 =tinggi energi di muka ambang, m
∆H =perubahan tinggi energi pada bangunan, m
Hd = tinggi energi hilir pada kolam olak, m
q =debit per satuan lebar ambang, m2/dt
g =percepatan gravitas, m/dt2 (≈9,8m/dt2)
n = tinggi ambang pada ujung kolam olak, m

 Besaran-besaran ini dapat digabungkan untuk membuat perkiraan awal tinggi


bangunan terjun:
 Untuk perkiraan awal Hd, boleh diandaikan, bahwa

 Kemudian kecepatan aliran pada potongan U dapatdiperkirakan dengan

 dan selanjutnya

 Aliran pada potongan U kemudian dapat dibedakansifatnya dengan bilangan Froude tak berimensi:
Geometri bangunan terjun tegak dengan perbandingan panjang yd/∆z dan Lp/ ∆z
kini dapat dihitung dari Gambar berikut :

Grafik Tak Berdimensi dan Geometri Bangunan Terjun Tegak


BANGUNAN TERJUN MIRING
• Permukaan miring yang menghantar air ke dasar kolam olak adalah praktek perencanaan
yang umum, khususnya jika tinggi energi jatuh melebihi 1,5 m. Pada bangunan terjun,
kemiringan permukaan belakang dibuat securam mungkin dan relatif pendek. Jika
peralihan ujung runcing dipakai di antara permukaan pengontrol dan permukaan
belakang (hilir), disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 1:2

Alasannya adalah untuk mencegah pemisahan aliran pada sudut miring. Jika
diperlukan kemiringan yang lebih curam, sudut runcing harus diganti dengan kurva
peralihan dengan jari-jari r  0,5 Hlmaks. Harga-harga yu dan Hd, yang dapat digunakan
untuk perencanaan kolam di belakang potongan U, mungkin dapat ditentukan dengan
menggunakan Tabel A.2.6, Tinggi energi Hu pada luapan yang masuk
kolam pada potongan U mempunyai harga yang jauh lebih tinggi jika digunakan
permukaan hilir yang miring, dibandingkan apabila luapan jatuh bebas seperti pada
bangunan terjun tegak. Sebabnya ialah bahwa dengan bangunan terjun tegak, energi
diredam karena terjadinya benturan luapan dengan lantai kolam dan karena pusaran
turbulensi air di dalam kolam dibawah tirai luapan. Dengan bangunan terjun miring,
peredaman energi menjadi jauh berkurang akibat gesekan dan aliran turbulensi diatas
permukaan yang miring
PERBANDINGAN TAK BERDIMENSI UNTUK LONCATAN AIR
PERBANDINGAN TAK BERDIMENSI UNTUK LONCATAN AIR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai