Kedalaman dasar saluran pengarah diambil minimal 20% dari tinggi rencana limpahan
diatas mercu ambang pelimpah.
Gambar 5.2 Sketsa Saluran Pengarah Aliran
C. SALURAN TRANSISI
Saluran ini berfungsi menghubungkan bangunan pelimpah dengan saluran peluncur.
Saluran ini sangat sangat mempengaruhi rezim aliran di saluran peluncur. Untuk
menghindari aliran yang helisoidal, bentuknya diusahakan sesimetris mungkin terutama
pada penampang melintang dan tampak atasnya. Untuk bangunan pelimpah yang relatif
kecil, biasanya saluran ini dibuat dengan dinding yang tegak yang makin menyempit ke
hilir dengan inklinasi 12 30’ terhadap sumbu saluran peluncur.
Adapun tipe kolam olak berdasarkan bilangan froude (Kp 04 hal 99) :
1. Untuk Fr<1.7 tidak diperlukan kolam olak, pada saluran tanah bagian hilir
harus dilindungi dari bahaya erosi, saluran pasangan batu atau beton tidak
memerlukan perlindungan khusus.
2. Bila 1.7<Fr<2.5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara
efektif. Pada umumnya kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan
baik. Untuk penurunan muka air DZ < 1.5 m dapat dipakai bangunan terjun tegak.
3. Jika 2.5<Fr<4.5 maka akan timbul situasi yang paling sulit dalam memilih
kolam olak yang tepat. Loncatan air tidak berbentuk dengan baik dan menimbulkan
gelombang sampai jarak yang jauh. Digunakan blok yang berukuran besar (Tipe IV).
4. Bila Fr>4.5 ini merupakan kolam olak paling ekonomis karena kolam olak ini
pendek, termasuk kolam olak tipe III yang dilengkapi blok depan dan blok halang.