Anda di halaman 1dari 22

2.

BANGUNAN PENGATUR
TINGGI MUKA AIR
2.1 (02 November 2012)
Umum
Jaringan saluran irigasi dieksploitasi sedemikian rupa sehingga muka air di
saluran primer dan saluran cabang dapat diatur pada batas-batas tertentu
oleh bangunan-bangunan pengatur yang dapat bergerak. Dengan keadaan
eksploitasi demikian, muka air dalam hubungannya dengan bangunan sadap
(tersier) tetap konstan.
Bangunan pengatur muka air, yaitu : pintu skot balok, pintu sorong, mercu
tetap dan kontrol celah trapesium.
Kedua bangunan pertama dapat dipakai sebagai bangunan pengontrol untuk
mcngendalikan tinggi muka air di saluran. Dua bangunan terakhir hanya
mempengaruhi tinggi muka air.
1. Pintu Skot
Balok

Gambar 2.1
Koefisien debit
utk aliran di atas
skot balok
Persegi (Cv = 1,0)

Balok-balok profil segi empat itu ditempatkan tegak lurus saluran.


Balok-balok disangga di dalam sponeng/alur yang lebih lebar 0,03 m
sampai 0,05 m dari tebal balok. Lebar bukaan (b) = ≤ 2,0 m (Lihat
gambar 2.1)
1.1 Perencanaan
hidrolis

di mana:
g = percepatan
Q = debit, m³/dt
gravitasi, m/dt² (=
Cd = koefisien debit
9.8)
Cv = koefisien,
b = lebar normal, m
kecepatan datang
h1 = kedalaman air di
atas skot balok, m.
Koefisien debit (Cd) potongan persegi dengan tepi hulu yang
tajamnya 90 derajat, untuk nilai banding H1/L dapat diperoleh dari
Gambar 2.1.

1.2 Kelebihan pintu skot balok :

 Konstruksi sederhana dan kuat.


 Biaya pelaksanaan murah.
1.3 Kelemahan pintu skot balok :
 Pemasangan dan pemindahan balok memerlukan sedikitnya dua
orang dan butuh banyak waktu.
 Tinggi muka air diatur selangkah demi selangkah sama dengan
tinggi sebuah balok.
 Ada kemungkinan dicuri orang.
 Skot balok bisa dioperasikan oleh orang yangtidak berwenang.
 Karakteristik tinggi-debit aliran pada balok tidak pasti.
2. Pintu Sorong
2.1 Perencanaan hidrolis

di mana:
Q = debit, m³/dt
K = fak. aliran tenggelam (lihat Gambar 2.3)
µ = koefisien debit (lihat Gambar 2.4)
a = bukaan pintu, m
b = lebar pintu, m
g = percepatan gravitasi, m/dt² (= 9,8)
h1 = kedalaman air di hulu pintu, m.
Lebar standar (b) pintu pembilas bawah (undersluice) : 0,50; 0,75;
1,00; 1,25 dan 1,50 m. Kedua ukuran yang terakhir memerlukan dua
stang pengangkat (ditentukan oleh beban-beban yang bekerja pada
pintu.

Gambar 2.2 Aliran di bawah pintu sorong dengan dasar horisontal


2.2 Kelebihan pintu pembilas bawah
- Tinggi muka air hulu dapat dikontrol dengan tepat.
- Pintu bilas kuat dan sederhana.
- Sedimen yang diangkut dapat melewati pintu bilas

Gambar 2.3 Koefisien K untuk debit tenggelam (dari Schmidt)


3. Pintu radial
pintu radial adalah tipe khusus dari pintu sorong.

harga koefisiennya (µ) diberikan pada gambar 2.4b,

Gambar 2.4 Koefisien masuk µ permukaan pintu datar atau lengkung


3.1 Kelebihan pintu radial
- hampir tidak ada gesekan pada pintu
- alat pengangkatnya ringan dan mudah dieksploitasi
- bangunan dapat dipasang di saluran yang lebar

3.2 Kelemahan pintu radial


- biaya pembuatan bangunan mahal
4 Mercu Tetap
Jenis mercu tetap yang umum digunakan seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Bentuk-bentuk mercu bangunan pengatur


ambang tetap yang lazim dipakai
4.1 Perencanaan hidrolis

Pada rumus di atas diandaikan koefisien kecepatan datang (Cv) = 1,0.


3.4.2 Kelebihan mercu tetap
- tidak bermasalah dengan benda-benda terapung.
- dapat melewatkan sedimen yang terangkut saluran peralihan.
- kuat dan tidak mudah rusak.
3.4.3 Kelemahan mercu tetap
- aliran menjadi nonmoduler jika nilai H1/H, melampaui 0,33.
- Pemakaian terbatas pada kemiringan permukaan hilir 1 : 1.
- aliran tidak dapat disesuaikan.
3.5 Celah Kontrol Trapesium
Pengaturan tinggi muka air dengan alat ini didasarkan pada pencegahan
terjadinya fluktuasi yang mengakibatkan berubah-ubahnya debit.
Hal ini dicapai dengan jalan menghubung-hubungkan tinggi muka air
dengan lengkung debit untuk saluran dan pengontrol atau bangunan
pcngatur (lihat Gambar 317).
3.51 Perencanaan hidrolis

dimana, Cd = koefisien debit (≈ 1,05)


b = lebar dasar, m
yc = kedalaman kritis pada pengontrol, m
m = kemiringan dinding samping celah, m
H = kedalaman energi di saluran, m
g = percepatan gravitasi, m/dt² (≈ 9,8)
3.5.2 Kelebihan celah kontrol trapesium
- tidak menaikkan atau menurunkan muka air di saluran
- kuat dan memberikan panjang ekstra di sebelah hulu
bangunan terjun dan dapat dengan mudah dilengkapi dengan
pelimpah searah saluran.
- tidak memakai ambang dan oleh karena dapat melewatkan
benda-penda terapung dan sedimen dengan baik.

3.5.3 Kelemahan celah kontrol trapesium


- Bangunan ini hanya baik untuk aliran tidak tenggelam
melalui celah kontrol
Tabel 4.1 Perbandingan antara bangunan-bangunan pengatur muka air
4. BANGUNAN BAGI DAN SADAP

4.1 Bangunan Bagi


Apabila air irigasi dibagi dari saluran primer sekunder, maka akan dibuat
bangunan bagi.
Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan
mengatur air yang mengalir ke berbagai saluran. Pintu bangunan bagi
berfungsi sebagai pengatur muka air, dan mengukur debit (Gambar 4.3)
4.3 Bangunan Sadap
4.3.1 Bangunan sadap sekunder
Bangunan sadap sekunder akan memberi air ke saluran sekunder
dan, oleh sebab itu, melayani lebih dari satu petak tersier. Kapasitas
bangunan-bangunan sadap ini lebih dari sekitar 0,250 m³/dtk
Ada tiga tipe bangunan yang dapat dipakai untuk bangunan sadap
sekunder, yakni:
- alat ukur Romijn
- alat ukur Crumpde Gruyter
- pintu aliran bawah dengan alat ukur ambang lebar.
Tipe mana yang akan dipilih bergantung pada ukuran saluran
sekunder yang akan diberi air serta besarnya kehilangan tinggi energi
yang diizinkan. Untuk kehilangan tinggi energi kecil, alat ukur Romijn
dipakai hingga debit sebesar 2 m³/dt; dalam hal ini dua atau tiga pintu
Romijn dipasang bersebelahan. Untuk debit-debit yang lebih besar,
harus dipilih pintu sorong yang dilengkapi dengan alat ukur yang
terpisah, yakni alat ukur ambang lebar.
TUGAS KELOMPOK :
• Kel.1 : Materi : Long Storage (Waduk Lapangan) Lokasi Sp.8/Sp/. 9 Tanah
Miring
No. Abnsen 1 – 8
• Kel 2 : Materi : Box Culvert/Pintu Air
Lokasi : Serapu
No. Absen : 9 – 16
• Kel. 3 : Materi Pintu Klep
Lokasi : a. Buti (1 bh); b. Mangga Dua (1 bh); dan Gudang Arang (2 bh)
No. Absen : 17 - 23
• Kel. 4 : Materi Bangunan Pintu Air Lokasi Transito
No. Absen : 24 - 30

Merauke, 01 November 2012

Anda mungkin juga menyukai