BANGUNAN TERJUN
4. Kriteria Perancangan
a. Menurut Perencanaan Teknis Direktorat Irigasi (1980) tinggi terjun tegak dibatasi
sebagai berikut :
• Tinggi terjun maks 1,50 meter untuk Q < 2,50 m3/det.
• Tinggi terjun maks 0,75 meter untuk Q > 2,50 m3/det.
c. Perhitungan hidrolis :
Lebar bukaan efektif
Q
B= 3/2
1 ,71 m H
H=h₁+ v ₁ /2 g
Dimana :
Q = Debit (m³/dt)
m = Koefisien aliran = 1
2 1/ 3
d c =Q ² /( g . B )
Panjang Olakan
L=C ₁ Z d c +0 , 25
L2=C ₁ √ ∆ Zx hc +0 , 25
Dimana:
PENYELESAIAN
diketahui :
Q = 0,935 m³/det
h1= 0,9 m
v = 0,39 m/det
m=1
z = 1,00 m
1
a= d c
2
a= ½ x 0,56
a= 0.28 m
C₁ = 3,238
L=C ₁ Z d c +0 , 25
L= 3,238x1x0,56+0,25
L= 2,063 m
L = 2,25 m
Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton bertulang,
kayu atau baja maupun beton ferrocement, didalamnya air mengalir dengan permukaan
bebas, dibuat melintas lembah dengan panjang tertentu (umumnya dibawah 100 m),
saluran pembuang, sungai, jalan atau rel kereta api,dan sebagainya. Dan saluran talang
minimum ditopang oleh 2 (dua) pilar atau lebih dari konstruksi pasangan batu untuk
tinggi kurang 3 meter (beton bertulang pertimbangan biaya) dan konstruksi pilar dengan
beton bertulang untuk tinggi lebih 3 meter. (Menurut KP 04)
Tinggi jagaan untuk air yang mengalir dalam talang atau flum didasarkan
pada debit, kecepatan dan faktor-faktor lain. Harga-harga tinggi jagaan dapat diambil dari
KP - 03 Saluran, subbab 4.3.6 Saluran Pasangan. Untuk talang yang melintas sungai atau
pembuang, harus dipakai harga-harga ruang bebas berikut
- sungai: Q25 + ruang bebas bergantung kepada keputusan perencana, tapi tidak kurang
dari 1,50 m. Perencana akan mendasarkan pilihannya pada karakteristik sungai yang akan
dilintasi, seperti kemiringan, benda-benda hanyut, agradasi atau degradasi.
2. FUNGSI TALANG
Talang memiliki fungsi utama yakni sebagai jembatan penyebrang air irigasi
yang lewat diatas saluran lainnya, sungai,lembah- lembah dan jalan- jalan, aliran
didalam talang adalah aliran bebas atau aliran terbuka
Data-data :
Penyelesaian
A =Bxh
1,92 m² = B x 1,27, sehingga B = 1,51 m
P = B +2 h
= 1,51 + (2 x1,27)
= 4,05 m
A
R=
P
= 1,92/4,05
= 0,47 m
Kemiringan dasar bangunan talang yang diperlukan bisa dihitung dengan rumus
kecepatan aliran menurut Strickler :
2/ 3 1/ 2
v=K . R . i atau
2
v
i=⌈ 2 /3
⌉
k .R
2
0 , 46
Sehingga, i=⌈ 2/3
⌉
70. 0.47
i= 0,0013
Bilangan Froude menjadi :
v 1,5
Fr= = =0 , 41< 0 ,70 ↔ ok
√ g . h √ 9 , 81.(1 ,27)
Kehilangan energi pada bagian peralihan antara saluran dan bagian talang
dihitung dengan rumus :
∆ H masuk ¿ 0 , 20 ( vtalang−vsaluran )2 /2 g
( 1 , 5−0 , 46 )2
∆ H masuk ¿ 0 , 20 =0,011m
2g
Elevasi muka air ditalang bagian hulu = elevasi muka air disaluran - ∆ H masuk
= +14,44 – 0,011 = +14,43
Elevasi dasar talang dibagian hulu = elevasi muka air talang -kedalaman air
= +14,43 -1,27 = +13,36
Elevasi muka air ditalang hilir = elevasi muka air talang hulu – (i x L)
= +14,13 – (0,0013 x 31) = +14,38
Elevasi dasar talang bagian hilir = elevasi muka air talang hilir – kedalam aliran
= +14,38 -1,27 = +13,11
∆ H keluar ¿ 0 , 40 ( vtalang−vsaluran )2 /2 g
( 1 ,5−0 , 46 )2
∆ H keluar ¿ 0 , 40 =0,022 m
2g
Elevasi muka air disaluran hilir = elevasi muka air talang hilir - ∆ H keluar
= +14,38 – 0,022 = +14,36
Elevasi dasar saluran hilir = elevasi muka air saluran hilir – kedalaman
air
= +14,36 – 1,27 = +13,09
Kehilangan energi total ditalang menjadi :
∆ H =i x L+ ∆ Hmasuk + ∆ Hkeluar
3. PERHITUNGAN SIPON
Contoh Kasus
+ 42, 25
+ 41, 48 + 40 ,68
L 1=10 , 20 m L 3=9 , 20 m
L 2=32 ,14 m
Berdasarkan hasil survey di suatu lokasi yang akan di bangun siphon, maka di peroleh data teknis
berupa :
Debit saluran ( Qmaksimum ) = 3,83 m³/dtk
Lebar dasar saluran ( b ) =2m
Kedalaman aliran ( h ) = 1,57 m
Kecepatan aliran di saluran ( v ) = 1,13 m/dtk
Elevasi dasar saluran hilir = + 40,68
Elevasi air di hilir = + 42,25
Elevasi dasar saluran hulu = + 41,48
Panjang siphon = 51,54 m
Sudut pada belokan =
Siphon direncanakan mempunyai 2 jalur ( double barrel ).
a. Dimensi Siphon ( A )
Untuk menentukan dimensi siphon, kecepatan aliran di dalam siphon direncanakan 2
m/dtk ( Kriteria Perencanaan Bagian Saluran KP – 03 ).
Q
A= Rumus Kontinuitas
V
Diketahui :
Q=3 ,83 m ³ /dtk
v=2 m/dtk
Q
A=
V
3 , 83
A=
2
A=1 ,92 m ²
A 1 2
= πd
2 4
( )
0, 5
A
d=
1
2x x π
4
( )
0 ,5
1 , 92
d=
1
2 x x 3 , 34
4
d=1, 1
d ≈1m
Jadi, diameter yang dipakai untuk pembangunan siphon adalah 1 m.
b. Kecepatan Aliran di Dalam Siphon ( V aliran )
Penentuan kecapatan aliran di dalam siphon dihitung dengan menggunakan diameter siphon
( d ) = 1 m.
Q
V=
A
Diketahui :
Q=3 ,83 m ³ /dtk
2
A=1/4 π d
Karena siphon direncanakan mempunyai 2 jalur ( double barrels ), maka :
A=(1/ 4 πd ²) x 2
A=(1/ 4 x 3 , 14 x 1²) x 2
A=0 ,79 x 2
A=1 ,58 m ²
Q
V=
A
3 , 83 m m
V= V =2 , 42 <3 … … … … … … .OK
1 , 58 dtk dtk
c. Kehilangan Energi Akibat Gesekan (∆ Hf )
Kehilangan energi akibat gesekan yang terjadi sepanjang siphon dihitung dengan
persamaan :
V ².L
∆ Hf =
C ². R
V ².L
∆ Hf =
C ². R
2
2 , 42 x 51 ,54
∆ Hf =
55 , 56 x 0 ,25
301 , 84
∆ Hf =
771 , 73
∆ Hf =0 ,39 m
d. Kehilangan Energi Akibat Belokan (ΔHb)
Kehilangan energi akibat belokan pada siphon dihitung dengan menggunakan
persamaan :
V²
ΔHb=Kb
2. g
Diketahui :
Kb = 0,24 untuk belokan 45° ( Tabel 5.2 hal 64 KP – 04 )
= 0,36 untuk belokan 50° ( Tabel 5.2 hal 64 KP – 04 )
V²
ΔHb=Kb
2. g
2 , 42²
ΔHb=(0 ,24 +0 , 36)
2.9 , 81
5 , 86
ΔHb=0 , 6 ΔHb=0 , 18 m
19 , 62
s = 19 mm
b = 100 mm
α = 50°
Hitung nilai c dengan menggunakan persamaan :
( ) sin α
4 /3
s
c=β .
b
c=1 , 8. (
0,1 )
4 /3
0,019
50°
c=0,151m
Nilai c yang diperoleh dari hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaaa :
2
v
Hf =c .
2g
2
2 , 42
Hf =c .
2 x 9 , 81
Hf =0,045 m
GORONG-GORONG
1. PENGERTIAN
2. FUNGSI GORONG-GORONG
a. Mengalirkan air di sisi jalan ke sisi lainnya.
Untuk itu disainnya harus mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktur,
supaya gorong – gorong dapat berfungsi mengalirkan air dan mempunyai daya
dukung terhadap beban lalu lintas dan timbunan tanah
b. Sebagai jalan penghubung atau jembatan
b. Ukuran-ukuran Standar
Hanya diameter dan panjang standar saja yang mempunyai harga praktis.
Diameter minimum pipa yang dipakai di saluran primer adalah 0,60 m.
c. Penutup Minimum
Penutup di atas gorong-gorong pipa di bawah jalan atau tanggul yang menahan
berat kendaraaan harus paling tidak sama dengan diameternya, dengan minimum
0,60 m. Gorong-gorong pembuang yang dipasang di bawah saluran irigasi harus
memakai penyambung yang kedap air, yaitu dengan ring penyekat dari karet.
Seandainya sekat penyambung ini tidak ada, maka semua gorong-gorong di bawah
saluran harus disambung dengan beton tumbuk atau pasangan.
d. Gorong-gorong Segiempat
Gorong-gorong segi empat dibuat dari beton bertulang atau dari pasangan batu
dengan pelat beton bertulang sebagai penutup. Gorong-gorong tipe pertama
terutama digunakan untuk debit yang besar atau bila yang dipentingkan adalah
gorong-gorong yang kedap air. Gorong-gorong dari pasangan batu dengan pelat
beton bertulang sangat kuat dan pembuatannya mudah. Khususnya untuk tempat-
tempat terpencil, gorong – gorong ini sangat ideal. Berikut gambar yang
menyajikan contoh tipe gorong-gorong yang telah dijelaskan di atas.
2. . Penulangan
Q=μA√ 2 gz
dimana :
Q = debit, m3/dt
A = luas pipa, m3
Untuk gorong – gorong yang lebih panjang dari 20 m atau di tempat – tempat
di mana diperlukan perhitungan yang lebih teliti, kehilangan tinggi energi berikut
dapat diambil :
( Va−v )2
Kehilangan masuk ΔHmasuk = ζmasuk
2g
2 2L
V V
Kehilangan akibat gesekan ΔHf = Cf = 2R
2g C
dimana :
C = kR1/6, k adalah koefisien kekasaran Strickler (k = 1/n = 70
untuk pipa beton)
R = jari – jari hidrolis, m untuk pipa dengan diameter D : R = ¼ D
L = panjang pipa, m
v = kecepatan aliran dalam pipa, m/dt
va = kecepatan aliran dalam saluran, m/dt
2
(Va−V )
Kehilanagan keluar : ΔHkeluar = ζkeluar
2g
DENAH GORONG-GORONG
POTONGAN MEMANJANG
Perhitungan
Kecepatan Aliran
Grong-gorong pada saluran irigasi ,v= 1,5-2,0 m/dt
Gorong-gorong pada saluran pembuang, v= 3m/dt
Ukuran Standart
Diameter pipa minimum, dmin= 0,6m (dipakai di saluran primer)
Untuk gorong-gorong segi empat, dapat dibuat dari:
-Beton Bertulang
-Pasangan batu dengan plat betonm bertulang sebagai penutup
Data Saluran
Q = 4,262 m3/dt
b = 4,05 m/dt
h = 1,15 m
V = 0,7 m/dt
K = 40
A = 6,641 m2
w = 0,6
I = 0,0004
Data Jalan
Lebar jalan = 10 m ( termasuk bahu jalan)
Elevasi muka jalan = 1,5 m (dari tinggi muka air saluran pada bagian
persilangan)
Lebar bahu jalan diasumsikan = 2 m (bahu jalan kiri+kanan)
Panjang gorong-gorong , L=10 m, Karen L<20m , maka termasuk gorong-
gorong pendek.
V gorong direncanakan = 2 m/dt
A = Q / V gorong = 2,131 m2
A = b h , dengan b=2h
A = 2h2 , 2,131=2h2
h=1,032 m
dipakai, h= 1,1 m
b= 2h = 2,2 m
A = b h =2,42 m2
Kontrol Kecepatan
P = 2(b+h) = 6,6 m
=0,0086
( )
2
SL v
z= 1+α + λ
4 F 2g
Keterangan:
α = 0,5
α = 1,5
Sehingga
( )
0,0005078
λ= 0,01989+ α
4 xF
S
( )
0,0005078
λ= 0,01989+ α
4 xF
S
λ=0,0299
z=0,276 m
PERENCANAAN BANGUNAN IRIGASI
GOT MIRING
1. PENGERTIAN
Got miring adalah bangunan air yang berfungsi mengalirkan air yang dibuat
jika trase saluran melewati medan dengan kemiringan yang tajam dengan jumlah
perbedaan tinggi energi yang besar. Got Miring berupa potongan saluran yang diberi
pasangan (lining) dan umumnya mengikuti medan alamiah. Bila saluran mengikuti
kemiringan lapangan yang panjang dan curam , maka sebaiknya dibuat got miring.
Aliran dalam got miring adalah superkritis dan bagian peralihannya harus licin dan
berangsur agar tidak terjadi gelombang. Gelombang ini bisa menimbulkan masalah
di dalam potongan got miring dan kolam olak karena gelombang sulit diredam .
(sumber : KP-04)
4. Bila kecepatan di dalam got miring lebih dari 9 m/dt, maka kemungkinan
volume air tersebut bertambah akibat penghisapan udara oleh air. Peninggian
dinding dalam situasi ini termasuk persyaratan yang harus dipenuhi, di samping
persyaratan bahwa kedalaman air tidak boleh kurang dari 0,4 kali kedalaman
kritis
5. Jika kemiringan got miring ini kurang dari 1:2 , maka bagian potongan curam
yang pendek harus dibuat untuk menghubungkannya dengan kolam olak.
Kemiringan potongan curam ini sebaiknya antara 1:1 dan 1:2 diperlukan kurva
vertikal di antara potongan got miring dan potongan berkemiringan curam
tersebut.
Denah dan Potongan Memanjang :
Perhitungan Hidrolis :
Bagian Masuk :
Q = Cd x 1,71 x bc x h11,5----------> (KP-04 hal. 7)
dimana :
Q = debit rencana, m3/dt
Cd = koefisien debit (diambil 1,05)
Bc = lebar bukaan
h1 = kedalaman air
bc = 1 ,446m ----------> bc = 1,5 m, ditetapkan
z1 = 2/3 . h= 2/3 x 0,9 = 0,6 m
A1 = bc x z1= 1,5 x 0,6 = 0,9 m2
V1 = Q/A1= 2,216 / 1,005 = 2,46 m/dt