1
3. Bangunan harus memperhitungkan gaya uplift terhadap apron dan
kolam olak.
4. Perlu diperhatikan kekuatan tanah untuk pondasi pada saat
perencanaan.
II. Pembuatan
Jumlahnya tergantung pada kemiringan areal lahan di lapangan, dan sangat
berbeda dari satu areal ke areal yang lain. Di tempat yang datar mungkin
tidak diperlukan sama sekali, akan tetapi di medan yang terjal, untuk 1
hektar dapatlah dibangun lebih dari 10 bangunan terjun. Kemiringan lahan
rata-rata dapat digunakan sebagai indikator untuk perkiraan indikasi kira-
kira jumlah bangunan terjun yang dibutuhkan didalam suatu hektar areal
irigasi. Sebagai contoh, jika kemiringan rata-rata lahan adalah 10 %, maka
hal itu secara kasar menunjukan bahwa 1 hektar memerlukan 10/2 = 5
bangunan terjun (5 buah/ha).
2
III. Fungsi
Mengurangi energi dan kecepatan aliran air yang tinggi yang mengalir
melalui saluran yang miring.
IV. Kegunaan
Menahan arus dan menghindari kerusakan dasar saluran.
VI. Bagan
3
VII. Aplikasi
4
IX. Dimensi bangunan
a. Bagian pengontrol
Pada bagian ini berfungsi sebagai pengontrol aHran. Hubungan tinggi
energi yang memakai ambang sebagai acuan (hi) dengan debit (Q) pada
pengontrol ini bergantung ketinggian ambang (PI)' Potongan memanjang
mercu bangunan, kedalaman bagian yang tegak lurus terhadap aliran, dan
lebar bagian pengontrol ini. Untuk bagian pengontrol ada dua altematif :
I. Mempersempit luas basah tanpa ambang.
2. Pemakaian ambang dengan permukaan hulu miring. Mempersempat
luas basah berarti memperbaiki kurve Q-h bahkan bagian pengontrol
segitiga bisa sesuai dengan kurve Q-h saluran,
tetapi bagian pengontrol segiempat lebih murah. Pemberian ambang
memberikanpengaruh yang baikterhadap besaran debit disebelah hulu
pada debit rendah. Untuk saluran yang mengangkut aliran dengan
kandungan sedimen tinggi, tidak perludibuat ambang agar tidak terjadi
sedimentasi, dengan
demikian mengurangi biaya pemeliharaan.
IX.I. Bagian pengontrol segiempat.
Kurve Q-h saluran diberikan pada lebar bagian pengontrol segiempat
ditentukan dengan menggunakan kriteria bahwa pada 70% dari debit
rencana saluran (0,7 x QIOO%tid)ak diperkenankan
terjadi penurunan muka air.
Q70% = 0,7 X QIOO%= 5,300m3/dt.
Y70% = 1,36 m
A70% = by70%+ my\O%
= 5,77 x 1,36 x 1,5 x 1,5 x 1,36 = 10,62 m2
v70% = Q70% 1 A70% =5,3/10,62 =0,50
H70% = = Y17,30 6++v07,0520/22/g19,6 1,37 m.
Untuk bagian pengontrol kurve Qh ditentukan dengan hubungan sebagai
berikut :
Q = Cd2l3-Y2/3 g B HI,5 (6.17)
dimana :
5
Q = debit, m3/dt
B = lebar bagian pengontrol, m
H = kedalaman energi, m
g = gravitasi konstan, 9,8 mIdt2
Cd = 0,93 + 0,10 H/L
L = panjang bagian pengontrol (m)
Q70' penurunan muka air dapat terjadi maximum 0,07 m.
6
Untuk saluran-saluran irigasi, harga-harga ini adalah marginal, dengan
mempertimbangkan asumsi-asumsi mengenai kekasaran saluran
danketelitian dimensi setelah pelaksanaan.
7
B = lebar dasar celah, m
Yc = kedalaman kritis pada bagian pengontrol, m
S = kemiringan samping celah
H = tinggi energi di saluran, m
G = percepatan gravitasi, m/dt2
Untuk mempermudah perencanaan, telah dikembangkan beberapagrafik.
Kisaranvaliditasdiambildari Q20% sampai QIOO% (atau 1,51 sampai 7,57
m3/dt). Untuk kondisi tertentu
biasanya terdapat lebih dad satu celah yang dapat memberikan kontrol
yang kurang lebih sarna untuk besaran debit yang dikontrol.
Untuk memulai proses pemilihan celah kontrol yang akan dipakai,
ambillah grafik yang mempunyai harga b terkecil yang akan memberikan
besaran debit penuh dari 1,57 sampai yang akan memberikan besaran debit
penuh dari 1,57 sampai 7,57 m3/det. Dalam contoh ini akan dipilih dahulu
grafik
dengan b = 100 m.
8
mengontrol Q = 1,51 m3/det dan H = 0,64 m. lnilah kurva S =1. Kurva
kemiringan ini hams sarna untuk kedua debit, namun ni tidak akan terjadi.
Oleh sebab itu perlu dicoba grafik lain dengan harga yang lebih tinggi b =
1,25. Dengan prosedur yang sarna seperti yang sudah diuraikan,
kemiringan celah dapat ditentukan S=0,50 untuk ke dua debit.
b. Bagian Pembawa
Pemilihan bagian pembawa hanya bergantung kepada tinggi terjun saja.
Jika tinggi terjun lebih dari 1,50m akan dipakai bangunan terjun. Untuk
tinggi terjun yang lebih rendah, dapat dipakai bangunan terjun tegak.
c. Kolam olak untuk bangunan terjun miring segiempat.
Untuk menentukan tipe kolam olak yang akan dipakai, pertama-tama hams
dihitung bilangan Froude pada bagian masuk kolam olak.
Fr = u vul..Jgy u
Vu = q/yu
q = QIB
Dimana :
H" = tinggi energi pada u, m.
Q = debit, me/det.
q = debit,persatuan lebar m2/detik
B = lebar bukan bangunan terjun, m
y" = kedalaman air di bagian masuk kolam olak
9
Contoh soal :
Diketahui :
H = 1,61 m
HI = 1,65 m
H2 = 1,65m
maka:
H/H( = 1,61/1,65 = 0,976
d. Bangunan terjun tegak.
Bangunan terjun tegak menjadi lebih besar apabila ketinggiannya
ditambah, juga kemampuan hidrolisnya dapat berkurang akibat variasi di
tempat jatuhnya pancaran di lantai kolam jika terjadi perubahan debitl.
Bangunan terjun tegak sebaiknya tidak dipakai apabila perubahan tinggi
energi diatas bangunan melebihi 1,50 m. Dengan bangunan terjun tegak,
luapan yang jatuh bebas akan
mengenai lantai kolam dan bergerak kehilir pada potongan U (gambar
6.5). Akibat luapan dan turbulensi (pusaran air) di dalam kolam di bawah
tirai luapan, sebagian dari energi diredam di depan potongan U. Sisa
energi hilir yang memakai dasar kolam sebagai bidang persamaan Hd
tidak berbeda
jauh dari perbandingan ~z/H(. Harga Hd ini dapat dipakai untuk
menentukan ~z untuk sebuah bangunan terjun tegak. Perencanaan
hidraulis bangunan dipengaruhi oleh besaranbesaran
berikut :
HI = tinggi energidi muka ambang,m
~H = perubahan tinggi energi pada bangunan, m
Hd = tinggi energi hilir pada kolam olak,m
Q =debit persatuan lebar ambang m3/dtk/m1
g = percepatan gravitasi m/det2
n = tinggi ambang pada ujung kolam olak, m
10
11
e. Bangunan terjun miring
Permukaan miring yang menghantar air ke dasar kolam olak adalah
praktek perencanaan yang umum, khususnya jika tinggi jatuh melebihi
1,5m pada bangunan terjun, kemiringan permukaan belakang dibuat
securam mungkin dan relat pendek. Jika peralihan ujung runcing dipakai
diantara permukaan pengontrol dan permukaan belakang (hilir).
disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 12 m.
12