Anda di halaman 1dari 35

BANGUNAN

• BANGUNAN PENGUKUR DEBIT


Agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif, maka debit harus diukur (dan diatur)
pada hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan sadap tersier
Rekomendasi penggunaan bangunan tertentu didasarkan pada faktor penting
antara lain :
- Kecocokan bangunan untuk keperluan pengukuran debit
- Ketelitian pengukuran di lapangan
- Bangunan yang kokoh, sederhana dan ekonomis
- Rumus debit sederhana dan teliti
- Operasi dan pembacaan papan duga mudah
- Pemeliharaan sederhana dan murah
- Cocok dengan kondisi setempat dan dapat diterima oleh para petani.
JENIS BANGUNAN PENGUKUR DEBIT
1.Alat Ukur Ambang Lebar (Drempel)
Bangunan ukur ambang lebar ini dianjurkan karena bangunannya kokoh dan mudah dibuat. Dan karena bisa
mempunyai berbagai bentuk mercdibawah ini. Persamaan debit

Dimana : Q = debit m3/dt


Cd = koefisien debit
Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0
H1 adalah tinggi energi hulu, m
L adalah panjang mercu, m
Cv = Koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈9,81)
bc = lebar mercu, m
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang
bangunan ukur, m
Karakteristik alat ukur ambang lebar
1. kehilangan tinggi energi pada alat ukur cukup untuk menciptakan aliran krisis
2. Sudah ada teori hidrolika untuk menghitung kehilangan tinggi energy yang diperlukan ini
3. Pembacaan debit dilapangan mudah, khusus jika papan duga diberi satuan debit (misal m3/dt)
4. Bangunan kuat, tidak mudah rusak
5. Dibawah kondisi hidrolis dan batas yang serupa, ini adalah yang paling ekonomis dari semua jenis bangunan
lain untuk pengukuran debit secara tepat
6. Alat ukur ini hanya dapat dipergunakan untuk aliran yang tidak tenggelam
Kelebihan alat ukur ini
1. Bentuk hidrolis luwes dan sederhana
2. Konstruksi kuat, sederhana dan tidak mahal
3. Benda – benda hayut bisa dilewatkan dengan mudah
4. Eksploitasi mudah
Kelemahan alat ukur ini
1. Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur saja
2. Hanya untuk aliran yang tidak tenggelam
ALAT UKUR AMBANG TAJAM
Ambang tajam adalah salah satu alat pengukur debit yang cukup mudah dalam pembuatan dan
pengoperasiannya. Ambang ini menggunakan prinsip aliran kritis untuk mengukur aliran dimana debit yang mengalir dapat
dihitung dengan hanya mengukur tinggi muka air di hulu ambang. Ambang tajam yang sering digunakan memiliki
penampang berbentuk segi tiga (V-Notch), segi empat (rectangular), trapezium (Cipoletti) atau bentuk lain
A. Alat Ukur Cipoletti
Alat ukur ini merupakan penyempurnaan dari alat ukur ambang tajam yang dikontraksi sepenuhnya.

dimana:Q = debit (m3/detik)


Cd = koefisien debit = 0,68,
Cv = koefisien kecepatan ≈ 1,
g = percepatan gravitasi
b1 = lebar mercu alat ukur
h1 = tinggi air diatas alat ukur
z = kehilangan tinggi energi

Alat Ukur Cipoletti


Karakteristik Alat Ukur Cipoletti
1. Alat ukur ini sederhana dan mudah dibuat.
2. Biaya pelaksanaannya tidak mahal.
3. Bila papan duga diberi skala liter, para petani pemakai air dapat mengecek persediaan air yang ada.
4. Kehilangan energi besar: z = h1 + 0,05
5. Khususnya di daerah datar di mana kehilangan energi kecil sekali, alat ukur tipe ini tidak dapat digunakan.
6. Pengukuran debit tak mungkin dilakukan bila muka air hilir naik di atas mercu

B.Ambang Tipis/ Ambang Tajam Segi Empat


Bentuk penampang pelimpah aliran dari ambang tajam penampang berbentuk empat persegi panjang.

Gambar ambang tajam persegi empat


• dimana :
Skema Alat Ukur Ambang Tipis Segi Empat
C = Koefisien debit
B = Panjang pelimah (m)
H = Tinggi muka air di depan ambang (m)
g = Percepatan grafitasi (m2/s)
Besarnya koefisien debit C merupakan fungsi dari tinggi muka air
di depan ambang H dan tinggi ambang terhadap dasar saluran p.
C. Ambang Tajam
Segitiga/ Thompson
Alat ukur Thomson termasuk alat ukur
ambang tipis. Pada daerah dengan
kemiringan relatif terjal dipakai alat ukur
Cipoletti atau alat ukur Thomson. Untuk Di mana:
daerah datar sebaiknya dipakai alat ukur
Drempel, Romijn, atau Vlughter. Rechboch Q = debit (m3/detik)
• b = lebar alat ukur (m) • B = lebar dasar Cc = koefisien → lihat tabel
saluran (m) H = tinggi air di atas ambang alat ukur (m)
P = tinggi ambang alat ukur (m)
Besarnya debit yang melalui pada pelimpah ambang tajam
penampang segi tiga dapat ditulis dalam persamaan sebagai
berikut
Harga Cc tertera pada tabel sebagai berikut:
Alat Ukur Parshall Flume
Parshall flume adalah alat ukur debit
dengan cara membuat aliran kritis yang
dapat dilihat dengan terjadinya loncatan air
pada bagian tenggorokan (throat section).
Bila terjadi aliran tenggelam yang dapat
dilihat dengan mengecilnya loncatan air
pada bagian tenggorokan (submerged flow),
maka perlu diadakan koreksi debit pada
debit yang diukur.

Bangunan itu terdiri dari sebuah peralihan penyempitan


dengan lantai yang datar, leher dengan lantai miring ke bawah,
dan peralihan pelebaran dengan lantai miring ke atas. karena
lereng-lereng lantai yang tidak konvensional ini, aliran tidak
diukur dan diatur di dalam leher, melainkan didekat ujung lantai
datar peralihan penyempitan .Dengan adanya lengkung garis
aliran tiga-dimensi pada bagian pengontrol ini, belum ada teori
hidrolika untuk menerangkan aliran melalui alat ukur Parshal
Alat Ukur Romijn
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur dan mengukur
debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan
dipasang di atas pintu sorong

• Tipe – tipe alat ukur Romijn :


i. Bentuk mercu datar dan lingkaran gabungan
untuk peralihan penyempitan hulu (Gambar
3.8A)
ii. Bentuk mercu miring ke atas 1:25 dan
lingkaran tunggal sebagai peralihan
penyempitan (Gambar 3.8B)
iii. Bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal
sebagai peralihan penyempitan (Gambar 3.8 C)
Mercu horisontal & lingkaran gabungan :
Dipandang dari segi hidrololis, ini merupakan
perencanaan yang baik.
Perencanaan Hidrolis
Pintu Romijn dengan mercu horisontal dan peralihan penyempitan lingkaran tunggal
adalah serupa dengan alat ukur ambang lebar.

dimana : Q = debit m3/dt, Cd = koefisien debit, Cv = Koefisien kecepatan datang, g = percepatan


gravitasi, m/dt2 (≈9,8), bc = lebar meja (m), h1 = tinggi energi hulu di atas meja( m), di mana
koefisien debit sama dengan Cd = 0,93 + 0,10 H1/L, dengan H1 = h1 + v12/2g dimana : H1 = tinggi
energi diatas meja, m v1 = kecepatan di hulu alat ukur, m/dt
Sketsa isometris alat ukur Romijn Dimensi alat ukur Romijn dengan pintu
bawah
Untuk pengukuran debit secara sederhana, ada tiga papan duga yang harus dipasang, yaitu:
- Skala papan duga muka air disaluran
- Skala sentimeter yang dipasang pada kerangka bangunan
- Skala liter yang ikut bergerak dengan meja pintu Romijn
Kelebihan yang dimiliki alat ukur Romijn Kekurangan yang dimiliki alat ukur Romijn
1. Bangunan mengukur dan mengatur sekaligus Pembuatan rumit dan mahal
2. Dapat membilas endapan sedimen halus Bangunan itu membutuhkan muka air yang tinggi di saluran
3. Kehilangan tinggi energi relatif kecil Biaya pemeliharaan bangunan itu relatif mahal
4. Ketelitian baik Bangunan itu dapat disalahgunakan dengan jalan membuka pintu
5. Eksplotasi mudah Bangunan itu peka terhadap fluktuasi muka air di saluran
pengarah.
BANGUNAN PENGATUR TINGGI MUKA AIR
1. pintu skot balok Kelebihan – kelebihan yang dimiliki pintu skot
2. pintu sorong, balok
3. mercu tetap
4. kontrol celah trapesium - Kontribusi ini sederhana dan kuat
A. Pintu Skot Balok - Biaya pelaksanaannya kecil Kelemahan
Pintu skot balok merupakan peralatan yang sederhana. Kelemahan yang dimiliki pintu skot balok
Balok – balok profil segi empat itu ditempatkan tegak - Pemasangan dan pemindahan balok
lurus terhadap potongan segi empat saluran. memerlukan sedikit–dikitnya dua orang dan
- memerlukan banyak waktu .
- tinggi sebuah balok.
- Ada kemungkinan dicuri orang
- Skot balok bisa dioperasikan oleh orang yang
tidak berwenang
- Karakteristik tinggi
- debit aliran pada balok belum diketahui
secara pasti
Aliran di bawah pintu sorong dengan dasar
B.Pintu Sorong horisontal

Kelebihan – kelebihan yang dimiliki pintu pembilas


bawah
Kelemahan–kelemahannya
- Tinggi muka air hulu dapat dikontrol dengan tepat
- Pintu bilas kuat dan sederhana.
- Kebanyakan benda
- benda hanyut bisa tersangkut di pintu
- Kecepatan aliran dan muka air hulu dapat
dikontrol dengan baik jika aliran module
C. Pintu Radial
Pintu khusus dari pintu sorong adalah pintu radial. Pintu ini dapat dihitung dengan
persamaan Q =K μ a b √𝟐𝒈𝒉
Kelebihan – kelebihan yang
• Koefisien debit µ masuk permukaan pintu datar atau dimiliki pintu radial
lengkung
• Hampir tidak ada gesekan pada pintu
• Alat pengangkatnya ringan dan mudah
diekplotasi
• Bangunan dapat dipasang di saluran yang
lebar
Kelemahan – kelemahan yang dimiliki
pintu radial
• Bangunan tidak kedap air
• Biaya pembuatan bangunan mahal
• Paksi (pivot) pintu memberi tekanan
horisontal besar jauh di atas pondasi
C. Mercu Tetap
Jika panjang mercu rencana seperti tampak pada gambar sebelah kanan adalah sedemikian rupa
sehingga H1/L ≤ 1,0 maka bangunan tersebut dinamakan bangunan pengatur ambang lebar
• Kelebihan – kelebihan yang dimiliki mercu tetap
• Bentuk – bentuk mercu bangunan pangatur ambang
tetap yang lazim dipakai - Karena peralihannya yang bertahap, bangunan
pengatur ini tidak banyak mempunyai
- masalah dengan benda – benda terapung.
- Bangunan pengatur ini dapat direncana untuk
melewatkan sedimen yang terangkut oleh
- saluran peralihan
- Bangunan ini kuat ; tidak mudah rusak
• Kelemahan – kelemahan yang dimiliki mercu tetap
- Aliran pada bendung menjadi nonmoduler jika nilai
banding tenggelam H2/H1 melampaui - 0,33
- Hanya kemiringan permukaan hilir 1 : 1 saja yang
bisa dipakai
- Aliran tidak dapat disesuaikan
BANGUNAN BAGI DAN SADAP
Bangunan Bagi
Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan mengatur air yang mengalir ke
berbagai saluran. Salah satu dari pintu-pintu bangunan bagi berfungsi sebagai pintu pengatur muka air,
sedangkan pintu-pintu sadap lainnya mengukur debit.
GAMBAR Saluran dengan bangunan pengatur dan sadap ke saluran sekunder
Di saluran-saluran sekunder dimana kehilangan tinggi energi tidak merupakan
hambatan, bangunan pengatur dapat direncana tanpa menggunakan
pertimbanganpertimbangan di atas. Satu aspek penting dalam perencanaan bangunan
adalah kepekaannya terhadap variasi muka air. Gambar 3.18. memberikan ilustrasi
mengenai perubahan– perubahan debit dari variasi muka air untuk pintu – pintu tipe
aliran atas dan aliran bawah. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa alat ukur aliran
atas lebih peka terhadap fluktuasi muka air dibanding dengan pintu aliran bawah.
Kadang – kadang lebih menguntungkan dengan menggabung beberapa tipe bangunan
utama : mercu tetap dengan pintu aliran bawah atau skot balok dengan pintu.
Kombinasi ini terutama antara bangunan yang mudah dioperasikan dengan tipe yang
tak mudah atau sulit dioperasikan . Oleh sebab itu, mercu tetap kadang – kadang
dikombinasi dengan salah satu dari bangunan – bangunan pengatur lainnya, misalnya
sebuah pintu dapat dipasang di sebelah mercu tetap.
Bangunan Sadap
A. Bangunan Sadap Sekunder
Bangunan sadap sekunder akan memberi air ke saluran sekunder dan oleh sebab itu, melayani lebih dari
satu petak tersier. Kapasitas bangunan – bangunan sadap ini secara umum lebih besar daripada 0,250
m3/dt. Bangunan ini dapat direncana dengan pintu tunggal atau banyak pintu dengan debit sampai
sebesar 0,9 m3/dt setiap pintu.
B. Bangunan Sadap Tersier
Bangunan sadap tersier akan memberi air kepada petak-petak tersier. Kapasitas bangunan sadap ini
berkisar antara 50 l/dt sampai 250 l/dt Bangunan sadap yang paling cocok adalah alat ukur Romijn, jika
muka air hulu diatur dengan bangunan pengatur dan jika kehilangan tinggi energi merupakan masalah. Bila
kehilangan tinggi energi tidak begitu menjadi masalah dan muka air banyak mengalami fluktuasi, maka
dapat dipilih alat ukur Crump-de Gruyter. Harga antara debit Qrnaks/Qmin untuk alat ukur Crump-de
Gruyter lebih kecil daripada harga antara debit untuk pintu Romijn
BANGUNAN PERSILANGAN
Dalam jaringan irigasi dan drainase, sering dijumpai kondisi persilangan antara jaringan tersebut
dengan bangunan lain seperti jalan raya, jalan kereta api atau saluran/sungai lain. Untuk mengatasi hal ini
maka diperlukan suatu bangunan silang, sehingga bangunan-bangunan tersebut tetap berfungsi sesuai dengan
fungsinya masingmasing dan tidak saling mengganggu. Untuk jaringan irigasi teknis, bangunan persilangan
biasanya berupa gorong-gorong (mengalirkan air dibawah jalan raya), talang (mengalirkan air diatas melewati
sungai) dan atau siphon (mengalirkan air di bawah penampang sungai/bila melewati alur/cekungan)
Kehilangan Energi Akibat Bangunan
Untuk membatasi biaya pelaksanaan bangunan, maka kecepatan aliran di dalam bangunan tersebut dibuat
lebih besar daripada kecepatan di ruas saluran hulu maupun hilir. Selain itu untuk menghindari terjadinya
gelombang-gelombang tegak di permukaan air dan untuk mencegah agar aliran tiodak menjadi kritis akibat
berkurangnya kekasaran saluran atau gradien hidrolis yang lebih curam, maka bilangan froude dari aliran yang
dipercepat tidak boleh lebih dari 0,5
Dalam perencanaan bangunan silang di sepanjang saluran, yang terpenting adalah pembatasan kehilangan
energi. Dalam jaringan saluran kehilangan energi ini harus dipertahankan sekecil mungkin, karena sekali energi
ini diturunkan tidak mungkin untuk menaikkannya kembali.
Secara umum ada tiga jenis kehilangan energi, yaitu : • Kehilangan energi akibat gesekan. • Kehilangan
energi pada peralihan. • Kehilangan energi akibat belokan.
• Kehilangan Energi Akibat Gesekan. • Kehilangan Energi pada Peralihan.
Untuk peralihan dalam saluran terbuka , dimana
bilangan froude aliran yang dipercepat tidak
melebihi 0,5, kehilangan energi pada peralihan
masuk dan keluar dapat dinyatakan dengan
rumus Borda

• dimana : ∆Hf = kehilangan energi akibat


gesekan, m.
• V = kecepatan aliran di dalam bangunan.
dimana : ∆Hm = kehilangan energi pada
• L = panjang bangunan, m/dt2
pemasukan, m.
• R = jari-jari hidrolis, m.
∆Hk = kehilangan energi pada pengeluaran,
• A = luas penampang basah, m2 m.
• P = keliling basah, m. Va = kecepatan aliran rata-rata di dalam
• C = koefisien Chezy = k . R1/6 bangunan, m/dt.

• k = koefisien kekasaran Strickler V1,V2 = kecepatan aliran rata-rata di saluran


hulu dan hilir, m/dt.
g = percepatan gravitasi, m/dt2
Kehilangan Energi Pada Belokan.
• Adanya belokan pada sipon atau pipa, menyebabkan perubahan arah aliran dan mengakibatkan
perubahan pembagian kecepatan pada umumnya. Akibat perubahan dalam pembagian kecepatan ini,
ada peningkatan tekanan pisometris di luar bagian tikungan, dan ada penurunan tekanan di dalam.
Penurunan ini bisa sedemikian sehingga aliran terpisah dari dinding padat, dan dengan demikian
menyebabkan bertambahnya kehilangan tinggi energi akibat turbulensi/olakan
• a. Belokan Menyudut.
• Untuk perubahan arah aliran yang
mendadak (belokan yang menyudut),
koefisien kehilangan energi Kb.
• Hal ini disebabkan oleh pembagian
kecepatan yang kurang baik dan
turbulensi yang timbul di dalam
potongan segi empat

• b. Belokan Bulat ( Berjari-Jari ).


Kehilangan energi pada belokan bulat di dalam saluran pipa tekan yang mengalirkan air secara penuh,
disamping kehilangan akibat gesekan, dapat dinyatakan sebagai fungsi nilai banding Rb/D, dimana Rb
adalah jari-jari belokan dan D adalah diameter pipa atau tinggi saluran segi empat pada belokan tersebut.
Gorong-Gorong.
Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuang),
melewati bawah saluran lain, jalan atau jalan kereta api. Goronggorong dibuat dengan potongan
melintang yang lebih kecil dari luas basah saluran hulu maupun hilir. Sebagian dari potongan melintang
mungkin berada di atas muka air.
Kecepatan Aliran.
Kecepatan aliran yang dipakai dalam perencanaan gorong-gorong, bergantung pada besar kehilangan
energi yang tersedia dan geometri lubang masuk dan keluar. Untuk tujuan-tujuan perencanaan, kecepatan
aliran diambil 1,5 m/dt. untuk gorong-gorong di saluran irigasi dan 3 m/dt
Ukuran - Ukuran Standar
Diameter dan panjang standar biasanya mempunyai ukuran-ukuran praktis. Penutup di atas gorong-gorong
pipa dibawah jalan atau tanggul yang menahan berat kendaraan harus paling tidak sama dengan
diameternya, dengan tebal minimum 0,60 m. Gorong-gorong pembuang yang dipasang di bawah saluran
irigasi, harus memakai penyambung yang kedap air, yaitu dengan ring penyekat dari karet.
Gorong-Gorong Segi Empat
Gorong-gorong ini dibuat dari beton bertulang atau pasangan batu dengan penutup pelat beton
bertulang. Gorong-gorong beton bertulang terutama digunakan untuk debit-debit yang besar, atau bila yang
diutamakan adalah kedap air. Sedangkan gorong-gorong pasangan batu dengan penutup pelat beton
bertulang cukup kuat dan pembuatannya lebih mudah dan sangat cocok pada daerahdaerah yang terpenciegi
Empat.
• Gorong-Gorong Pasangan Batu dengan Penutup
Pelat Boton dan GorongGorong Beton. • Kehilangan Energi Pada Gorong-Gorong
Aliran Penuh
Untuk gorong-gorong pendek, L < 20 m, seperti yang
biasa direncanakan dalam jaringan irigasi
Talang
Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan batu, beton, baja atau kayu, untuk melewatkan air diatas
bangunan lain atau rintangan seperti jalan raya, jalan kereta api, saluran, sungai, lembah dsb.
Potongan Melintang dan Memanjang Talang
Potongan melintang bangunan, ditentukan oleh nilai banding antara lebar b dan tinggi/kedalaman air h.
Potongan melintang hidrolis yang ekonomis biasanya dari nilai banding b/h yang berkisar antara 1 sampai dengan
3. Kecepatan di dalam bangunan dibuat lebih tinggi daripada kecepatan didalam saluran biasa. Tetapi kemiringan
memanjang dan kecepatan aliran dipilih sedemikian rupa, sehingga tidak akan terjadi kecepatan super-kritis
Standar dan Ukuran Talang
1. Panjang Talang Panjang talang atau panjang box talang satu ruas untuk membuat standarisasi penulangan
beton maka dibuat konstruksi maksimum 10 m dan minimum 3 m.
2. Panjang Peralihan (L1) Panjang peralihan adalah panjang transisi antara saluran dengan box talang. Panjang
saluran transisi ditentukan oleh sudut antara 12o30’ – 25o garis as.
Kehilangan Tinggi Muka Air di Talang
Total kehilangan tinggi muka air di talang (∆h) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ∆h = h1 + h2 + h3
dimana : h1 = kehilangan tinggi muka air di bagian masuk (m)
h2 = kehilangan tinggi muka air di sepanjang talang (m) = L2 x S2
h3 = kehilangan tinggi muka air di bagian keluar (m)
S2 = kemiringan memanjang talang
h1 = ƒo . (hv2 – hv1)
dimana : ƒo = koefisien kehilangan tinggi muka air dibagian masuk
hv2 = L1 . (S1 – S2)
dimana : S1 = kemiringan memanjang saluran di hulu
S2 = kemiringan dasar talang
hv1 = 𝑉12 2𝑔
dimana :V1 = kecepatan aliran di saluran bagian hulu
g = kecepatan gravitasi (= 9,8 m/dt)
Kehilangan tinggi muka air di sepanjang talang :
h2 = Ltalang x S2
Kehilangan tinggi muka air dibagian keluar :
h3 = ƒ1 . (hv2 – hv3) / hv2 = 𝐿3 (𝑆2+𝑆3) /2
Dimana: S3 = kemiringan dasar saluran dibagian hilir
ƒo /ƒ1 = koefisien tinggi energi untukperalihan dari bentuk trapesium ke bentuk segi empat dengan permukaan
bebas.
Peralihan dan Jagaan
Sedangkan tinggi jagaan untuk air yang mengalir dalam talang, didasarkan pada debit, kecepatan dan faktor-faktor
lain dan disesuaikan dengan tinggi jagaan untuk saluran, khususnya saluran pasangan.
Bahan Talang
Pipa-pipa baja sering digunakan untuk talang-talang kecil, karena mudah dipasang dan cukup kuat. Untuk debit kecil,
talang pipa ini lebih ekonomis dibandingkan dengan tipetipe bangunan atau bahan lainnya. Tetapi baja memiliki satu
ciri khas yang harus mendapat perhatian khusus, yaitu pemuaian baja akibat kena panas lebih besar daripada
bahan-bahan lain. Oleh karena itu harus dibuat sambungan ekspansi, yang dapat dibuat pada salah satu sisi saja
atau di tengah pipa, bergantung dari bentang dan jumlah titik dukung

Contoh Talang
Sipon
Sipon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah bangunan lain dengan aliran air dibawah
tekanan. Karena sipon hanya memiliki sedikit fleksibilitas dalam mengangkut lebih banyak air
daripada yang direncanakan, maka bangunan ini sedapat mungkin tidak dipakai dalam jaringan
pembuang, karena walaupun debit tidak diatur, ada kemungkinan bahwa pembuang mengangkut
lebih banyak benda-benda hanyut. Agar pipa sipon tidak mudah tersumbat dan tidak ada orang atau
binatang yang dapat masuk, maka mulut pipa ditutup dengan kisi-kisi penyaring.

• Kecepatan Aliran pada Sipon. • Kehilangan Energi pada Sipon


Untuk mencegah sedimentasi, kecepatan aliran di Kehilangan energi pada sipon terdiri dari ;
dalam sipon harus dibuat tinggi. Akan tetapi a. Kehilangan pada pemasukan.
kecepatan yang tinggi akan meyebabkan
bertambahnya kehilangan energi. Oleh sebab itu b. Kehilangan akibat gesekan.
keseimbangan antara kecepatan yang tinggi dan c. Kehilangan akibat belokan.
kehilangan energi yang diizinkan harus tetap dijaga.
Kecepatan aliran di dalam sipon harus dua kali lebih d. Kehilangan akibat pengeluaran.
tinggi dari kecepatan normal di dalam saluran, dan
tidak boleh kurang dari 1,00 m/dt. Sedangkan
kecepatan maksimum sebaiknya tidak melebihi 3,00
m/dt Bagian atas lubang pipa dipasang sedikit
dibawah permukaan air normal untuk mengurangi
kemungkinan berkurangnya kapasitas sipon akibat
masuknya udara kedalam sipon. Kedalaman
tenggelamnya bagian atas lubang sipon disebut air
perapat.
• Contoh Sipon

• Kisi - Kisi Penyaring


harus dipasang pada bukaan/lubang masuk bangunan dimana benda-benda yang menyumbat menimbulkan
akibat-akibat yang serius, misalnya pada sipon atau gorong-gorong yang panjang. Kisi-kisi penyaring dibuat dari
jeruji-jeruji baja dan mencakup seluruh bukaan. Jeruji tegak dipilih agar bisa dibersihkan dengan penggaruk.
Akibat adanya kisi-kisi penyaring ini akan menambah kehilangan energi, yang besarnya dapat dihitung sebagai
berikut
dimana :
hf = kehilangan tinggi energi, m
v = kecepatan melalui kisi – kisi, m/dt
g = percepatan gravitasi, m/dt² (≈ 9,8)
c = koefisien berdasarkan :
β = fakor bentuk (2,4 untuk segi empat, dan 1.8 untuk jeruji bulat)
s = tebal jeruji, m
b = jarak bersih antar jeruji, m
δ = sudut kemiringan dari bidang horisontal

Kisi - Kisi Penyaring


BANGUNAN TERJUN
Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada
kemiringan maksimum saluran yang diizinkan.

• Bangunan semacam ini mempunyai empat bagian


fungsional, masing-masing memiliki sifat-sifat
perencanaan yang khas 1. Bagian hulu pengontrol, Dimana:
yaitu bagian di mana aliran menjadi superkritis 2. • Im = Kemiringan medan
bagian di mana air dialirkan ke elevasi yang lebih
rendah 3. bagian tepat di sebelah hilir potongan U • IR = Kemiringan rencana
dalam Gambar 3.35, yaitu tempat di mana energi • L = Panjang Saluran
diredam 4. bagian peralihan saluran memerlukan
lindungan untuk mencegah erosi • t= Tinggi terjunan Jumlah Bangunan Terjun = n = ∆H/t

Contoh Bangunan Terjun


Bangunan Terjun Tegak
Bangunan terjun tegak menjadi lebih besar apabila ketinggiannya ditambah. Juga kemampuan
hidrolisnya dapat berkurang akibat variasi di tempat jatuhnya pancaran di lantai kolam jika terjadi
perubahan debit.
• Bangunan terjun sebaiknya tidak dipakai apabila
Bangunan Terjun Miring
perubahan tinggi energi,diatas bangunan melebihi 1,50 Permukaan miring, yang menghantar air ke dasar
m. Dengan bangunan terjun tegak, luapan yang jatuh kolam olak, adalah praktek perencanaan yang
bebas akan mengenai lantai kolam dan bergerak ke hilir umum, khususnya jika tinggi energi jatuh melebihi
pada potongan U Akibat luapan dan turbulensi (pusaran 1,5 m. Pada bangunan terjun, kemiringan
air) di dalam kolam di bawah tirai luapan, sebagian dari permukaan belakang dibuat securam mungkin dan
energi direndam di depan potongan U. Energi relatif pendek. Jika peralihan ujung runcing dipakai
selebihnya akan diredam di belakang potongan U. Sisa di antara permukaan pengontrol dan permukaan
tinggi energi hilir yang memakai dasar kolam sebagai belakang (hilir), disarankan untuk memakai
bidang persamaan, Hd, tidak berbeda jauh dari kemiringan yang tidak lebih curam dari 1: 2
perbandingan ∆Z/H1, dan kurang lebih sama dengan
1,67H1. Harga Hd ini dapat dipakai untuk menentukan
∆Z sebuah bangunan terjun tegak.
• Bangunan terjun dengan bidang tegak sering dipakai
pada saluran induk dan sekunder, bila tinggi terjun tidak
terlalu besar. Menurut Perencanaan Teknis Direktorat
Irigasi ( 1980 ) tinggi terjun tegak dibatasi sebagai
berikut : (1) Tinggi terjun maksimum 1,50 meter untuk
Q < 2,50 m3 / dt. (2) Tinggi terjun maksimum 0,75
meter untuk Q > 2,50 m3 / dt
• Sketsa dimensi untuk Tabel A. 2.6 (Lampiran 2) Buku KP 04

• Alasannya adalah untuk mencegah pemisahan aliran pada sudut miring. Jika diperlukan kemiringan yang
lebih curam, sudut runcing harus diganti dengan kurve peralihan dengan jari-jari r ≈0,5 Hlmaks (lihat
Gambar 5.16). Harga-harga yu dan Hd, yang dapat digunakan untuk perencanaan kolam di belakang
potongan U, mungkin dapat ditentukan dengan menggunakan Tabel A2.6, Lampiran 2 (pada KP 04)
Tinggi energi Hu pada luapan yang masuk kolam pada potongan U mernpunyai harga yang jauh lebih
tinggi jika digunakan permukaan hilir yang miring, dibandingkan apabila luapan jatuh bebas seperti
pada bangunan terjun tegak. Sebabnya ialah bahwa dengan bangunan terjun tegak, energi diredam
karena terjadinya benturan luapan dengan lantai kolam dan karena pusaran turbulensi air di dalam
kolam di bawah tirai luapan

Anda mungkin juga menyukai