Anda di halaman 1dari 60

IRIGASI SESI-6

Sri Eko Wahyuni, salamun.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN


No Tujuan Khusus
Pembelajaran
6.

Pokok Bahasan

Mahasiswa dapat Macam-macam


menjelaskan dan alat ukur debit.
menganalisis
tentang
bangunan pada
jaringan irigasi/
bangunan
pengukur debit :
alat ukur debit.

Sub Pokok Bahasan

Estimasi
Waktu

Referensi

Alat ukur ambang lebar,


alat ukur Romijn, alat
ukur Cipoletti, alat ukur
Crump de Gruiter, Pipa
sadap sederhana, alat
ukur Thompson, alat
ukur Rechbock, alat
ukur Orifice constant
head, alat ukur
Parschal.
Contoh soal.

2 x 50

Buku 1, 2,
3, 4, 5 dan
6.

BANGUNAN PENGUKUR DEBIT

Agar pengelolaan air


irigasi efektif,
maka debit harus diukur
pada hulu saluran primer,
pada cabang saluran dan
Bangunan pengukur debit yang
pada bangunan
sadap
dianjurkan
:
tersier.
1.Alat
ukur ambang lebar (Broad
Crest Weir).
2.Alat ukur Romijn.
3.Alat ukur Crump de Gruiter.

ALAT UKUR DEBIT

Rekomendasi pemilihan alat ukur debit


sbb.:
1. Ketelitian pengukuran cukup baik.
2. Rumus debit sederhana dan teliti.
3. Bangunan kokoh, sederhana dan
ekonomis.
4. Kecocokan bangunan untuk keperluan
pengukuran debit.
5. Mudah dioperasikan oleh petugas
dengan
pendidikan rendah.
6. Dalam satu sistem irigasi diusahakan
dipakai 1 tipe alat ukur, maximum

Note :

Aliran moduler : aliran


melalui bang.pengontrol
(bendung, ambang) di
mana aliran dihulu
tidal dipengaruhi aliran
dihilir, aliran sempurna.

1. Alat Ukur Ambang Lebar


(Broad Crest Weir).

Alat ukur ditempat


kan setelah pintu
pengambilan, sekitar
(20 30) m sebelum
bangunan bagi,
bangunan sadap atau
bangunan bagi dan
sadap yang pertama.
Bangunan kokoh &
mudah dibuat.

Pengaliran pada alat


ukur ini adalah
merupakan
pengaliran sempurna
pada ambang lebar.
Ambang depan
mempunyai jari-jari
tertentu sedangkan
bagian hilir
mempunyai dinding
tegak.
6

Merupakan tata letak alat ukurPeralihan pelebara


ambang lebar paling ekonomis jika miring 1 : 6
bangunan dibuat dari beton.
Kehilangan tinggi
energi harus dibuat
sekecil mungkin.

DATA-DATA

Pada tipe alat ukur yang dipak


saluran primer dekat pengam
kehilangan tinggi energi haru
sekecil mungkin agar mercu
bendung dapat dibuat lebih re

Ternyata
alat ukur
ambang
lebar
sangat
efektif.

Bagian hilir vertikal

Perhitungan
Hidrolis :

Persamaan Debit untuk alat ukur


ambang lebar dengan bagian pengontrol
segi empat :
Q C C 2/3 2/3g b h 3/2
d v
c 1
Cd = koefisien debit
= 0,93+0,10 H1/L untuk : 0,1< H1/L <1,0
H1 = tinggi energi di hulu ; L = panjang mercu.
Cv = koefisien kecepatan datang dari Gambar 2.3 di bawah.
bc = lebar mercu pada bagian pengontrol.
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur.

Persamaan Debit untuk alat ukur ambang lebar de


bagian pengontrol trapesium :

Q C b y m 2
d c c
c

2g H y 0,5

1
c

yc = kedalaman air pada bagian pengontrol


m = kemiringan samping pada bagian pengontrol, (1: m).

Mencari kecepatan
datang Cv.

bc = lebar mercu pada bagian pengontrol, m.

A* b xh
c 1

A b y m2 y 2
1
1 1
1

A*
C
bisa dihitung Cv dapat dicari dari Gamb
d A
1

L = panjang mercu, m.
yc = kedalaman air pada bagian pengontrol.
H1 = tinggi energi di hulu.
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur.

Besaran debit diklasifikasi dengan


perbandingan :
Qmaks

Q min

Untuk alat ukur ambang lebar dengan bagi


pengontrol segi empat = 35.

Untuk alat ukur ambang lebar dengan bagi


pengontrol trapesium = 55 untuk ala
besar, sedangkan alat ukur kecil = 21
Qmaks

Pada saluran irigasi nilai banding
Q min

jarang melebihi harga 35 .

12

2. Alat Ukur Romijn


Merupakan alat ukur ambang lebar yang bisa
digerakkan untuk mengatur & mengukur debit.
Banyak dipakai di Indonesia, dipasang pada
bangunan bagi, bangunan sadap maupun
bangunan bagi & sadap.

Gunanya : untuk membagi air saluran induk


ke

saluran sekunder atau membagi air dari


sal. sekunder ke sal. sekunder lainnya /
menyadap air & mengalirkannya ke sal. tersier.
Kedalaman air maksimum di atas ambang h = 0,35 m.
Alat ukur ini dapat mengukur dengan baik bila
kedalaman air di atas ambang minimum 0,05 m.

Bentuk Hidrolis : Pengaliran melalui alat ukur


ini adalah
pengaliran sempurna
lewat ambang
lebar sudah ada
teori hidrolika untuk
merencanakan
bangunan tersebut !!.
Alat ukur ini terdiri dari :
1.Dua plat baja (atas & bawah) ditempatkan dalam sponning.
Kedua plat ini sebagai batasan gerakan ke atas & ke bawah.
2.Plat ambang yang dapat digerakkan ke atas dan ke bawah
dan dihubungkan dengan stang pengangkat.
3.Plat bawah sebagai disebutkan pada (1) diikatkan ke dasar
dalam kedudukan di mana sisi atasnya merupakan batas paling
rendah dari gerakan ambang.
4.Plat bawah sebagai disebutkan pada (1) dihubungkan dengan
plat bawah di dalam sponning dan bertindak sebagai batas atas
dari gerakan ambang.
Dimensi tergantung pada perhitungan hidrolis dan untuk tebal
tembok sayap minimum 0,30 m.
Stabilitas pintu diperhitungkan terhadap tekanan hidrostatis
dan tekanan lumpur.

15

BANGUNAN SADAP SEKUNDER :


MEMBERI AIR DARI SAL. PRIMER KE SEKUNDER
TERLETAK DI SAL. PRIMER, MELAYANI LEBIH D
SATU PETAK TERSIER.
ADA 3 JENIS BANGUNAN SADAP SEKUNDER :

a.ALAT UKUR ROMIJN UNTUK KEHILANGAN TING


ENERGI KECIL, DIPAKAI SAMPAI DEBIT 2 M3
PAKAI 23 P.ROMIJN.

b. ALAT UKUR CRUMP DE GRUITER UNTUK


KEHILANGAN
TINGGI lebih besar dari
P.ROMIJN DAPAT DIRENCANA
DENGAN PINTU
TUNGGAL/BANYAK, DEBIT SAMPAI 0.9
m3/det/pintu.
c. PINTU SORONG DENGAN ALAT UKUR AMBANG L
UNTUK DEBIT YANG LEBIH BESAR.

aliran

Alat ukur ini dipasang tegak lurus pada arah aliran,


dan sisi depan dari ambang dibulatkan.

a. Mercu horizontal dengan 2 R, pembuatan 2 lingkaran ga

b. Mercu dengan kemiringan 1:25 & lingkaran tunggal (1 R


Penggunaan mercu dengan kemiringan tidak dianjurk
c. Mercu horizontal dengan lingkaran tunggal tipe ini
yang dianjurkan untuk digunakan lihat slide di bawah

Perhitungan
hidrolis :
Sama dengan ambang lebar :
3/2

Q C C 2/3 2/3g b h
d v
c 1

Lihat slide berikut

3/2

Q 1,71 b H

1,71 b

2/3

2
H H
1
3
Alat ukur Romijn

Fungsi :
1.Pengatur banyaknya debit
yang akan dialirkan.
2.Pengukur debit.

Q 2/3C C 2/3g b h3/2


d v
c 1
Q = debit m3/dt.
Cd = koefisien debit
= 0,93 + 0,10 H1/L
Cv = Koefisien kecepatan datang.
g = percepatan gravitasi, 9,8 m/dt2.
bc = lebar meja, m= B.
h1 = tinggi air di atas meja, m.

v2
H h 1
1
1 2g

H1=tinggi energi diatas meja.


V1 = kecepatan di hulu alat ukur.

Pintu bawah bisa


dieksploitasi oleh
orang yang tidak
berwenang, yaitu
dengan melewatkan
air lebih banyak dari
yang diijinkan,
dengan cara
mengangkat pintu
bawah lebih tinggi
lagi.

Besaran debit yang dianjurkan


untuk alat ukur Romijn Standar.
Lebar = bc, m

H1maks, m

Besarnya Debit, m3/dt

0,50

0,33

0,000 - 0,160

0,50

0,50

0,030 0,300

0,75

0,50

0,040 0,450

1,00

0,50

0,050 0,600

1,25

0,50

0,070 0,750

1,50

0,50

0,080 0,900

Kehilangan tinggi energi h yang diperlukan di atas alat


ukur yg bisa
digerakkan = 0,11, di mana alat ukur mempunyai
saluran hilir segi-4
21
dengan potongan pendek seperti gambar di atas.

Tabel 6.1
TIPE ROMIJN STANDAR
I

II

III

IV

VI

Lebar

0,50

0,50

0,75

1,00

1,25

1,50

Kedalaman maks.aliran
pada muka air rencana.

0,33

0,50

0,50

0,50

0,50

0,50

Debit maksimum pada


muka air rencana (l/det).

160

300

450

600

750

900

Kehilangan energi

0,08

0,11

0,11

0,11

0,11

1,15+V

1,15+V

1,15+V

1,15+V

Elevasi dasar di bawah


muka air rencana.

0,81+V

0.50
0,11
0.50
1,15+V

V = Varian = 0,18 Hmaks


22

Contoh
:
Bangunan
Pengambilan
DATA-DATA
Saluran
Primer (Pintu &
Alat Ukur Romijn).
Bangunan pengambilan saluran primer
dilengkapi dengan pintu untuk
mencegah agar selama pembilasan, air
tidak mengalir kembali dari saluran
primer & mencegah masuknya air
pembilas yang mengandung sedimen
kedalam saluran.
Bang. pengambilan yang digunakan
adalah pintu Romijn dengan Qp = 3,7
m3/det = 3700 lt/det.
Elevasi muka air di saluran primer =
+253,817 m.

Dari debit sebesar 3700 lt/det maka


dipilih pintu Romijn tipe V dengan
jumlah 5 buah pintu.
Debit maksimal tiap pintu 750
liter/detik.
Debit total pintu 3750 liter/detik
Lebar Tiap Pintu = 1,25 m
Lebar total = 6,25 m.
h maks = 0,5 m.
Varian = V = 0,18 * h maks = 0,18 *0,50
= 0,09 m
H = 1,15 + V
= 1,15 + 0,09 =1,24 m

Elevasi Muka Air di Saluran Kantong Lumpur :


Elevasi muka air di saluran primer = +253,817
Kehilangan energi z
=
0,11 m
Elevasi Muka Air di kantong lumpur = +253,927

Denah Letak Pintu Romijn


pada Saluran Primer.

Potongan Melintang Pintu


Romijn.

Contoh : Debit maks. sal. primer = 2300


lt/det
Pakai 3 Pintu Romijn Tipe VI dgn debit
maksimal
Dari tabel Tipe Pintu Romijn diperoleh :
2700
lt/det
@ 900
lt/det.
- Lebar
Pintu
Romijn
(b) = 1,5 m.
- Kehilangan Energi = 0,11 m.
Pintu Romijn diletakkan di pintu air
saluran primer.
Menentukan tinggi bukaan pintu (a) :

Q ab 2 gz
2,3 0,8 a 4,5 2 9,81 0,11 a 0,46 0,50m

= Koefisien debit (diambil 0,8 utk aliran


tenggelam).
Qp = Debit saluran primer = 2,3 m3/det.
Z = Kehilangan tinggi energi (diasumsikan =
0,11 m).

Menentukan lebar total pintu saluran


primer :
Dibutuhkan 2 pilar dengan lebar = 1 m, maka
lebar total pintu saluran primer adalah :
Btotal = 3 x Beff Pintu + Lebar pilar = 3 x 1,5 + 2 x
1 = 6,5 m.

Elevasi Pintu Saluran Primer.

Penampang Memanjang Intake,


Kantong Lumpur, Saluran.

Potongan Pintu Pembilas Bendung.

3. Alat Ukur Crump De Gruyter


Alat ukur ditempatkan pada bangunan bagi
maupun bang. bagi & sadap dengan debit
pengukuran Q > 900 l/dt.
Kapasitas pengukuran maks. (Qmaks) =
kapasitas saluran.
Ketelitian pengukuran Qmaks / Qmin diambil 1
10,
jadi kedalaman air minimum (Y min) di bawah
04-23
pintu
ditentukan
alat ukur
Pengaliran
lewatoleh
alat ketelitian
ukur ini adalah
dengan ketentuan
:
Y min
= 0,02
pengaliran
lewat lubang
persegi
m.
empat.
Kedua sisi kanan dan kiri dibatasi oleh
dinding tegak, bagian bawah merupakan
suatu ambang dengan lebar pendek

Perencanaan hidrolis :
Perhitungan Debit Dengan Variasi Tinggi Bukaan

Q C bw 2 g (h w)
d
1
Q = debit, m/dt
; Cd = koefisien debit = 0,94
b = lebar bukaan, m ; w = bukaan pintu, m (w 0,63 h1).
h1 = tinggi air di atas ambang.

Kapasitas pengukuran maks. = kapasitas saluran

Qmaks = Qsaluran
3/2

Q
1,594 b h
maks
1

Q
maks
b
1,594 h 3/2
1

33

h = z ditetapkan :
Perbandingan besaran debit :
(diperoleh dari Gambar 2.12).

Qmaks

Q min

Gambar 2.12 digunakan untuk perencanaan


Crump de Gruyter yang memberikan karak
hidrolis yang didasarkan pada 2 nilai bandi

h
h

h
1
h

dan

W
K
h
1
W = Wmin = K . h1

Wmaks = 0,63 h1 Wmaks > h

Kedalaman air minimum di bawah pintu : Wmin


Dari tabel didapat dan K

34

Koefisien variasi
Bukaan.
Y=w

Z=h

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,620
0,218
0,140
0,100
0,080
0,065
0,055
0,049
0,044
0,040

0,167
0,386
0,495
0,575
0,620
0,665
0,690
0,715
0,735
0,750

H=h1

Ymax=Wmax
Ymin=Wmin

Dimensi ditetapkan dari perhitungan hidrolis.


Untuk tembok sayap minimum 0,30m.

Stabilitas diperhitungkan terhadap


tekanan hidrostatis pada saat pintu
tertutup penuh.

36

Lengkung Debit
Rumus Pintu Cump de Gruyter
37

4. Alat Ukur Cipoletti


Alat ukur ini
memerlukan
banyak
kehilangan
tekanan, jadi
lebih baik
ditempatkan
pada bangunan
bagi yang ada
terjunannya.

Pengaliran melalui alat


ukur adalah merupakan
pengaliran sempurna
lewat ambang tajam.
Alat ukur ini merupakan
dinding tegak dengan
penampang pengaliran
(penampang basah)
yang berbentuk
trapesium (sisinya 4 : 1).

Alat ukur Cipoleti merupakan


penyempurnaan
dari alat ukur
ambang tajam.
Mempunyai potongan pengontrol
trapesium dengan mercu horizontal &
sisi2nya miring kesamping dengan
kemiringan 4 vertikal
banding 1
Alat ukur Cipoleti dikombinasi dengan
horizontal.
pintu sorong dapat dipakai sebagai
bangunan sadap
tersier.
Jarak antara pintu dan bangunan ukur
jauh, sehingga eksploitasi pintu menjadi
rumit.
Pemakaian alat ukur ini tidak dianjurkan

39

Gambar A1.1 : Dimensi alat ukur


Cipoleti

Karakteristik bangunan :
1. Bangunan sederhana, mudah dibuat & tidak mahal.
2. Kehilangan tinggi energi besar sekali, sehingga tidak
dapat digunakan di daerah datar.
3. Sedimentasi terjadi di hulu bangunan, benda hanyut tidak
bisa lewat dengan mudah dapat menyebabkan
kerusakan dan mengganggu ketelitian pengukuran debit.
4. Pengukuran debit tidak bisa dilakukan jika muka air hilir
naik di atas elevasi ambang bangunan ukur tersebut.

Perencanaan hidrolis :

3/2
Q 2/3C C 2g bh
d v
1

Q = debit m/dt
;
Cd = koefisien debit 0,63
Cv = koefisien kecepatan datang dari Gambar 2.3 ambang lebar.
h1 = tinggi energi di hulu, m, lihat Gambar A1.1 di atas.
41
b = lebar mercu pada bagian pengontrol, lihat Gambar A1.1.

Kapasitas maksimum pengukuran 2160 l/dt


dengan lebar
alat ukur = 2,50 m.
Kapasitas pengukuran tergantung dari lebar
alat ukur (b)
dengan ketentuan dalamnya air
h b/2.
Maksimum h = 0,60 m dan minimum h = 0,06
m.
Muka air di hulu dihitung dari puncak alat ukur
h = 0,60 m.
Muka air di hilir 6 cm di bawah ambang alat
ukur.
Kapasitas aliran dengan variasi lebar alat ukur
(b), dalam nya air (h) dapat dilihat pd. tabel

Bangunan Ukur Cipoletti

43

5.
5. PIPA
PIPA SADAP
SADAP SEDERHANA
SEDERHANA
Bangunan pipa sadap sederhana dipakai sebagai
bangunan sadap tersier jika petak tersier mengambil
air dari saluran primer besar tanpa menimbulkan
pengaruh apapun terhadap tinggi muka air di saluran.
Terdapat beda tinggi energi yang besar, sehingga
selama muka air di saluran primer rendah, air tetap
bisa diambil, jadi diperlukan pengambilan dengan
elevasi rendah.
Aliran melalui bangunan ini tidak dapat diukur.
Untuk bangunan yang menngalirkan air ke saluran
tanpa pasangan, kecepatan maks dalam pipa dibatasi
1 m/det, sedangkan jika ke saluran pasangan
kecepatan maksimum sampai 1,5 m/det.

6. Alat Ukur Parshall


Alat ukur ini untuk mengukur aliran di saluran terbuka,
terdiri dari bagian yang menyempit dengan lantai yang
datar, bagian leher dengan lantai miring ke bawah &
bagian yg melebar dgn. lantai miring ke atas.
Dapat dipakai pada bangunan bagi, bangunan sadap
maupun bangunan bagi & sadap untuk pengukuran
pembagian maupun penyadapan air.

Bentuk Hidrolis :
Pengaliran dalam keadaan sempurna
dengan perbandingan kedalaman air
Hb/Ha 0,70. Kapasitas aliran tergantung dari
tipe alat ukur dan masing-masing tipe mempunyai
variasi kedalaman air (Ha) maksimum dan minimum
untuk mendapatkan pengaliran sempurna dengan
Hb/Ha 0,70.

Keuntungan Alat Ukur Parshall adalah :


1.Mampu mengukur debit pd tinggi
tekanan yg kecil.
2.Dapat membersihkan sendiri terhadap
endapan yang terjadi di depan alat ukur
karena kecepatan pada leher alat ukur &
bentuk geometrinya.
3.Tidak mudah diubah-ubah oleh petani
dengan tujuan untuk pembagian air yang
tidak adil.
1. Biaya pembangunan lebih besar
dibandingkan alat ukur lainnya.
2. Tidak dapat dikombinasi dengan baik
dengan bangunan sadap, karena
aliran masuk harus seragam &
memerlukan muka air yang tenang.

Alat Ukur
Parshall

48

49

Tabel Parshal

50

a. KARAKTERISTIK & DIMENSI DEBIT ALAT UKUR P


Tipe

Lebar Leher
W=b

Variasi Dalam air Ha


Max
Min,m

Variasi Debit m3/det


Max
Min

Persamaan

Q CA 2gz
0,3912 Ha1,58
0,5354 Ha1,53

0,152 (6)

0,23

0,45

0,0015

0,111

0,229 (9)

0,03

0,61

0,0250

0,251

0,305 (1)

0,03

0,76

0,0030

0,456

0,610 (2)

0,045

0,76

0,0120

0,937

0,6909 Ha1,522
1,4280 Ha1,550

0,914 (3)

0,046

0,76

0,0170

1,427

2,184 Ha1,566

1,219 (4)

0,060

0,76

0,0370

1,923

1,524 (5)

0,06

0,76

0,0450

2,424

2,952 Ha1,573
3,732 Ha1,537

1,829 (6)

0,076

0,76

0,0074

2,931

4,519 Ha1,595

2,134 (7)

0,076

0,76

0,0085

3,438

10

2,438 (8)

0,076

0,76

0,0990

3,950

5,312 Ha1,601
6,112 Ha1,607
51

b. KARAKTERISTIK & Dimensi DEBIT ALAT UKUR PA


A

2/3 A

0,621

0,414

0,610

0,394

0,397

0,610

0,305

0,610

0,305

0,114

0,902

0,879

0,587

0,864

0,381

0,575

0,762

0,305

0,757

0,305

0,114

1,080

1,372

0,914

1,348

0,610

0,845

0,914

0,610

0,914

0,381

0,229

1,492

1,523

1,016

1,495

0,914

1,205

0,914

0,610

0,914

0,381

0,229

1,854

1,676

1,118

1,645

1,219

1,572

0,914

0,610

0,914

0,381

0,229

2,222

1,829

1,219

1,794

1,524

1,937

0,914

0,610

0,914

0,457

0,229

2,711

1,981

1,321

1,943

1,829

2,302

0,914

0,610

0,914

0,457

0,229

3,080

2,134

1,422

2,092

2,134

2,667

0,914

0,610

0,914

0,457

0,229

3,442

2,285

1,524

2,242

2,438

3,032

0,914

0,610

0,914

0,457

0,229

3,810

2,468

1,626

2,391

2,743

3,397

0,914

0,610

0,914

0,457

0,229

4,272

52

7. Alat Ukur Orifice Constant Head


Alat ukur ini
dipakai untuk
penyadapan air
untuk areal yang
relatif kecil.
Penempatannya
diperhitungkan
terhadap
keadaan geografi
dan ekonomis
Dipasang tegak
lurus terhadap
saluran yang
di
sadap.
Pengalirannya

Kapasitas penyadapan
ditentukan atas
pembukaan pintu
penyadapan (pintu di hulu
kolam) dan membuat
perbedaan muka air (z)
konstan melalui
penyetelan pintu di hilir
kolam.
Alat ukur ini dibatasi utk :
Q 0,6 m3/dt z = 0,06 m
0,6 < Q 1,5 m3/dt z =
0,12 m

Alat ukur Orifice Constant Head


terdiri dari :
1. Kolam penenang muka air dengan dibatasi oleh
dua pintu pengatur muka air. Pintu penyadapan di
hulu kolam dan pintu pengeluaran di hilirnya, yaitu
di depan pipa. Perbedaan muka air di saluran yang
di sadap dan kolam dapat dibuat konstan dengan
penyetelan kedua pintu tersebut di atas.
2. Gorong-gorong pembawa di hilir kolam.
3. Ambang (sill) di hilir gorong-gorong pembawa yang
berfungsi untuk mengontrol muka air di bagian
dalam kolam.

Q CA 2gh

C = koefisien debit = 0,66.


A = luas bukaan pintu = bcW
W=tinggi bukaan, bc=lebar pintu.
h = perbedaan muka air (0,06 atau o,12m).

Masukkan Cd=0,66 ; h=0,12 maka : Q = 0,716 bcW

Orifice
Constant Head.

Dimensi ditetapkan
dari perhitungan
hidrolis.
Untuk tembok sayap
minimum 0,30 m.

Biasanya beda tinggi energi h :


h=0,06 m untuk Q<0,6 m/dt.
h=0,12 m untuk 0,6<Q<1,5 mdt. 55

Karakteristik bangunan :
1.Pengukuran aliran tidak tepat,
kesalahan bisa sampai 100%
2.Kehilangan tinggi energi yg
diperlukan untuk membuat aliran
moduler besar sekali, bisa lebih dari
0,25 m.
3.Tepi bawah yang tajam dari pintu
orifis bisa menjadi tumpul &
menyebabkan kesalahan pengukuran
debit.
4.Benda terapung sulit hanyut/lewat.
5.Bukaan pintu diukur dengan stang putar
Penggunaan
alat ukureksploitasinya.
Orifice
bersekrup
rumit prosedur

Constant Head tidak dianjurkan di


Indonesia karena eksploitasi dan

56

Gambar A1.3 adalah kombinasi pintu pengukur


dan pengatur dalam satu bangunan

8. Alat Ukur Thompson


Alat ukur ini juga memerlukan banyak kehilangan
tekanan seperti Cipoletti, maka lebih baik ditempatkan
pada bangunan bagi yang ada terjunannya.

Qh

2gh

. Alat Ukur Rechbock


Q = (1,72 + 0,24. he/p) he3/2 he3/2

59

Contoh bangunan pengukur air dengan Rechbock

STOP
SEE YOU NEXT WEEK
GOULBURN WEIR

Anda mungkin juga menyukai