Anda di halaman 1dari 32

Irigasi dan

Bangunan Air
09
Modul ke:

JENIS – JENIS BANGUNAN SILANG


MORFOLOGI SUNGAI
PERKUATAN LERENG DAN TANGGUL
Fakultas
Teknik Gneis Setia Graha, ST., MT.
Letakkan foto
Program Studi Terbaik anda
Teknik Sipil disini 
JENIS-JENIS BANGUNAN
SILANG
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
JENIS – JENIS BANGUNAN SILANG
MORFOLOGI SUNGAI
PERKUATAN LERENG DAN TANGGUL
Gorong - Gorong

Gorong-gorong :
Bangunan untuk membawa aliran air (saluran irigasi
atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya,
bawah jalan, atau jalan kereta api.
Gorong - Gorong
Kecepatan dalam perencanaan :
• 1,5 m/s (saluran irigasi)
• 3 m/s (saluran pembuang)

Penutup di atas gorong-gorong pipa di bawah jalan atau


tanggul yang menahan berat kendaraaan : paling tidak
sama dengan diameternya, dengan minimum 0,60 m.

Diameter minimum di saluran primer : 0,60 m

Potongan melintang gorong-gorong < luas basah saluran


hulu maupun hilir (Gambar 1)
Gorong - Gorong

Gambar 1 Gorong - gorong


Gorong - Gorong
• Gorong-gorong segi empat dibuat dari beton bertulang atau
dari pasangan batu dengan pelat beton bertulang sebagai
penutup.
• Gorong-gorong tipe pertama digunakan untuk debit yang
besar atau bila yang dipentingkan adalah gorong-gorong
yang kedap air.
Gorong - Gorong
Kehilangan tinggi energi untuk gorong-gorong yang
mengalir penuh :
• Gorong-gorong pendek (L<20 m)
• Gorong-gorong panjang (L>20 m)

Untuk L < 20 m:
Keterangan :
Q : debit [m3/s]
 : koefisien debit (lihat Tabel 1)
A : luas pipa [m2]
g : percepatan gravitasi [9,8 m/s2]
z : kehilangan tinggi energi pada
gorong-gorong [m]
Gorong - Gorong
Tabel 1 Harga – harga  dalam gorong – gorong pendek
Gorong - Gorong
Untuk L > 20 m:

g
Gorong - Gorong
Keterangan :
C : kR1/6, k adalah koefisien kekasaran
Strickler
(k = 1/n = 70 untuk pipa beton)
R : jari – jari hidrolis [m], untuk pipa dengan
diameter D, R = ¼ D
L : panjang pipa [m]
v : kecepatan aliran dalam pipa [m/s]
va : kecepatan aliran dalam saluran [m/s]
g : percepatan gravitasi [9,8 m/s2]
Sipon
Sipon :
Bangunan membawa air melewati bawah saluran lain
(biasanya pembuang) atau jalan (Gambar 2)
Sipon
• Dalam sipon air mengalir karena tekanan.
• Perencanaan hidrolis sipon harus mempertimbangkan:
Kecepatan aliran
Kehilangan pada peralihan masuk
Kehilangan akibat gesekan
Kehilangan pada bagian siku sipon
Kehilangan pada peralihan keluar
• Diameter minimum sipon : 0,60 m
• Mulut pipa sipon harus ditutup dengan kisi-kisi penyaring
(trashrack).
• Biasanya pipa sipon dikombinasi dengan pelimpah tepat di
sebelah hulu agar air tidak meluap di atas tanggul saluran
hulu.
Sipon

Di Saluran Lebih
Menghindari
Besar
kehilangan air

Sipon Rangkap Menguntungkan segi


(double barrels) pemeliharaan

Mengurangi biaya
pelaksanaan
bangunan
Sipon
Pasang lubang periksa (manhole)
Sipon > 100 m
Pasang pintu pembuang

Kecepatan
• Kecepatan aliran dalam sipon harus dua kali lebih tinggi dari
kecepatan normal aliran dalam saluran, dan tidak boleh kurang
dari 1 m/s, lebih disukai lagi kalau tidak kurang dari 1,5 m/s.
• Kecepatan maksimum sebaiknya tidak melebihi 3 m/s.

Letak Bagian Atas Lubang Pipa :


Sedikit di bawah permukaaan air normal.
Tujuan : mengurangi kemungkinan berkurangnya kapasitas sipon
akibat masuknya udara ke dalam sipon.
Sipon
Air perapat (water seal): kedalaman tenggelamnya bagian atas
lubang sipon

Tinggi air perapat bergantung kepada kemiringan dan ukuran


sipon, pada umumnya:
1,1 hv < air perapat < 1,5 hv (sekitar 0,45 m, minimum 0,15
m) di mana hv = beda tinggi kecepatan pada pemasukan

Kehilangan tinggi energi pada sipon terdiri dari :


1. kehilangan masuk
2. kehilangan akibat gesekan Kehilangan – kehilangan ini
3. kehilangan pada siku dapat dihitung dengan kriteria
4. kehilangan keluar yang dijelaskan diawal.
Sipon

Gambar 2 Contoh Sipon


Talang
Talang (Gambar 4):
• Saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton bertulang,
kayu atau baja maupun beton ferrocement.
• Di dalamnya air mengalir dengan permukaan bebas.
• Dibuat melintas lembah dengan panjang tertentu (umumnya di
bawah 100 m ), saluran pembuang, sungai, jalan atau rel kereta
api,dan sebagainya.

Saluran talang minimum ditopang oleh :


• Dua pilar atau lebih dari konstruksi pasangan batu (tinggi < 3 m)
• Konstruksi pilar dengan beton bertulang (tinggi > 3 m)
Talang
• Potongan melintang talang → b/h
b = lebar bangunan
h = kedalaman air
b/h → 1 – 3 (ekonomis)

• Kemiringan dan kecepatan dipilih sedemikian


rupa agar tidak terjadi kecepatan superkritis
atau mendekati kritis.
Kemiringan max (I = 0,002)
Talang
Peralihan masuk dan keluar dapat diperkirakan dengan Gambar 3
dan kehilangan tinggi energy dapat dihitung dengan persamaan 5.3
dan 5.4.
…………………..(5.3)

…………………..(5.4)

Keterangan :
masuk, keluar : faktor kehilangan energi, tergantung dari bentuk hidrolis
perlihan dan apakah kehilangan itu pada peralihan masuk atau
keluar (lihat Gambar 5-1).
va : kecepatan rata-rata yang dipercepat dalam bangunan
pembawa [m/s]
v1, v2 : kecepatan rata-rata dalam saluran hulu (v1) atau hilir (v2)
[m/s]
Talang

Gambar 3 Koefisien kehilangan tinggi energi untuk peralihan-peralihan dari bentuk


trapesium ke segi empat dengan permukaan air bebas (dan sebaliknya)
Talang

Gambar 3
Talang

Harga ruang bebas / tinggi jagaan → melewati sungai atau pembuang :


 Pembuang intern Q5 + 0,50 m
 Pembuang ekstern Q25 + 1,00 m
 Sungai: Q25 + ruang bebas bergantung kepada keputusan
perencana, tapi tidak kurang dari 1,50 m. Perencana akan
mendasarkan pilihannya pada karakteristik sungai yang
 Akan dilintasi, seperti kemiringan, benda – benda hanyut,
agradasi atau degradasi.
Talang

Gambar 4 Contoh Talang


MORFOLOGI SUNGAI
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
JENIS – JENIS BANGUNAN SILANG
MORFOLOGI SUNGAI
PERKUATAN LERENG DAN TANGGUL
MORFOLOGI SUNGAI

Gambar 5 Morfologi Sungai


MORFOLOGI SUNGAI

Sungai berkelok-kelok membentuk meander.


PERKUATAN LERENG
DAN TANGGUL
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
JENIS – JENIS BANGUNAN SILANG
MORFOLOGI SUNGAI
PERKUATAN LERENG DAN TANGGUL
Perkuatan Lereng dan
Tanggul
Gaya – gaya yang bekerja pada dinding penahan :
• Gaya tekan air
• Gaya tekanan tanah
• Gaya angkat atas (uplift) – jika ada
• Berat dinding penahan sendiri
• Tekanan lumpur (sediment pressure) – jika ada
• Gaya gempa
Perkuatan Lereng dan
Tanggul
Pengontrolan terhadap stabilitas :

 Stabilitas terhadap guling


Guling → momen yang terjadi oleh gaya – gaya yang
bekerja tidak dapat diimbangi oleh reaksi yang ditimbulkan
dinding penahan.
  𝑀𝑡
𝑆𝑓 =
𝑀𝑔
Sf = faktor keamanan terhadap guling (safety factor)
Mt = jumlah momen tahanan (kg.m)
Mg = jumlah momen guling (kg.m)
Perkuatan Lereng dan
Tanggul
 Stabilitas terhadap geser
Geser → gaya horizontal yang bekerja ditahan oleh gaya
normal (vertikal) dari berat dinding penahan dan koefisien
geser antara permukaan dasar bangunan dengan
permukaan tanah.
  𝑓 𝑥𝑉
𝑆𝑓 =
𝐻
Sf = faktor keamanan terhadap guling (safety factor)
V = jumlah gaya-gaya vertikal
H = jumlah gaya-gaya horizontal
f = koefisien geser antar konstruksi terhadap dasarnya
Perkuatan Lereng dan
Tanggul
 Stabilitas terhadap daya dukung tanah

maks = tegangan maksimum yang terjadi


 t = tegangan tanah dasar
Terima Kasih
Gneis Setia Graha, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai