Anda di halaman 1dari 29

TSDA

BANGUNAN PENUNJANG
SIPHON
OLEH :
- Tomy Frasetyana
- Viqi Khoiruddin
- Wahyu Hidayat
- Widhi Arifanda
DEFINISI SIPHON
Menurut KP 04 :
Siphon adalah bangunan yang membawa air
melewati bawah saluran lain (biasanya
pembuang) atau jalan.
Menurut Pusdata DPU 1994 :
Siphon adalah bangunan air yang digunakan
untuk menyalurkan air irigasi dengan
menggunakan gravitasi melalui bagian bawah
saluran pembuang, cekungan, anak sungai
atau sungai.
BENTUK HIDROLIS DAN
KRITERIA PERENCANAAN
SIPHON
Pengalirannya bersifat penuh dengan saluran
tertutup.
Trase dari siphon sedapat mungkin tegak lurus
dengan konstruksi yang dilewati, agar panjang
trase seekonomis mungkin.
Kecepatan aliran dalam sipon harus dua kali lebih
tinggi dari kecepatan normal aliran dalam saluran,
dan tidak boleh kurang dari 1 m/dt, lebih disukai
lagi kalau tidak kurang dari 1,5 m/dt.Kecepatan
maksimum sebaiknya tidak melebihi 3 m/dt
BENTUK HIDROLIS DAN
KRITERIA PERENCANAAN
SIPHON
Diameter minimum siphon 0.6 m untuk
memungkinkan pembersihan dan inspeksi.
Siphon yang panjangnya lebih dari 100 m harus
dilengkapi dengan manhole, pintu pembuang, dan
jembatan siphon.
Di saluran-saluran yang lebih besar, sipon dibuat
dengan pipa rangkap (double barrels) untuk
menghindari kehilangan yang lebih besar di dalam
siphon jika bangunan itu tidak mengalirkan air
pada debit rencana
BENTUK HIDROLIS DAN
KRITERIA PERENCANAAN
SIPHON
Siphon tidak banyak dipakai pada saluran pembuang
Mulut pipa ditutup dengan kisi-kisi penyaring
(trashrack). Kisikisi penyaring harus dipasang pada
bukaan/lubang masuk bangunan dimana bendabenda
yang menyumbat menimbulkan akibatakibat yang
serius.Kisikisi penyaring dibuat dari jerujijeruji
baja dan mencakup seluruh bukaan.Jeruji tegak
dipilih agar bisa dibersihkan dengan penggaruk
(rake)
Biasanya pipa sipon dikombinasi dengan pelimpah
tepat di sebelah hulu agar air tidak meluap di atas
tanggul saluran hulu
BENTUK HIDROLIS DAN
KRITERIA PERENCANAAN
SIPHON
Water seal/air perapat: Kedalaman tenggelamnya
bagian atas lubang sipon disebut tinggi air
perapat, dimana tinggi air perapat ini bergantung
kepada kemiringan dan ukuran sipon.
Umumnya: 1,1 hv < air perapat < 1,5 hv (sekitar
0,45 m, minimum 0,15 m)
Dengan hv = beda tinggi kecepatan pada
pemasukan
Untuk memperkecil kehilangan energi maka lokasi
siphon diusahakan pada bentang sungai terpendek
seta memperkecil jumlah belokan pada konstruksi
siphon.
KEHILANGAN ENERGI YANG
DIALAMI OLEH SIPHON
Kehilangan energi minor :
a. Kehilangan tinggi energi pada inlet akibat
peralihan

Dengan : f = koefisien
V1 = kecepatan disaluran
V2 = kecepatan disiphon
g = gravitasi
KEHILANGAN ENERGI YANG
DIALAMI OLEH SIPHON
b. Kehilangan tinggi energi pada
belokan siphon

Dengan Kb adalah koefisien kehilangan energi,


yang harga-harganya dapat dilihat pada tabel
berikut :
KEHILANGAN ENERGI YANG
DIALAMI OLEH SIPHON
Bagian siku siphon
Harga-harga Kb untuk bagian siku sebagai fungsi sudut
dan potongannya.

Tikungan siphon
Dengan Rb adalah jari-jari
tikungan dan D adalah
diameter pipa
KEHILANGAN ENERGI YANG
DIALAMI OLEH SIPHON
c. Kehilangan tinggi energi pada outlet akibat
peralihan

d. Kehilangan Tinggi Energi seal inlet

Dengan :
hf= minor losses
n = jumlah fitting/valve untuk diameter yang sama
k = koefisien gesekan
V = kecepatan rata-rata aliran
g = gaya gravitasi
KEHILANGAN ENERGI YANG
DIALAMI OLEH SIPHON
e. Kehilangan tinggi energi trash rack

Dimana :
hc = kehilangan tinggi
Cc= Koefisien kontraksi
V = kecepatan aliran
g = gaya gravitasi
Gambar trash rack
KEHILANGAN ENERGI YANG
DIALAMI OLEH SIPHON
f. Kehilangan tinggi energi akibat kisi penyaring

hf : kehilangan tinggi energi (m)


V : kecepatan melalui kisi-kisi (m/dt)
g : percepatan gravitasi, m/dt2 (9,81)
c : koefisien kisi penyaring
: faktor bentuk (1,8 untuk jeruji bulat)
s : tebal jeruji (m)
b: jarak bersih antar jeruji (m)
: sudut kemiringan dari bidang horizontal
KEHILANGAN ENERGI YANG
DIALAMI OLEH SIPHON
Kehilangan energi mayor :
Kehilangan tinggi energi akibat gesekan

dimana :
Hf = kehilangan akibat gesekan, m
v = kecepatan dalam bangunan, m/dt
L = panjang bangunan, m
R = jari jari hidrolis,m (A/P)
A = luas basah, m
P = keliling basah, m
C = koefisien Chezy (=k R1/6)
k = koefisien kekasaran Strickler, m1/3/dt

g = percepatan gravitasi, m/dt ( 9,8)


Pengukuran debit siphon
Pengukuran debit kondisi air Pengukuran debit kondisi air
tenggelam melalui siphon tenggelam

Pengukuran debit kondisi bebas


Dimensi siphon
Dimensi siphon dapat dihitung dengan persamaan
kontinuitas
Q = A.V
= D2 .V
Dengan:
Q : kecepatan air buangan
V : Kecepatan air dalam siphon
D : Diameter siphon
BANGUNAN PENUNJANG
SIPHON
1. Inlet chamber
Berfungsi sebagai bangunan peralihan dari pipa air buangan
yang sifat alirannya terbuka menuju pipa siphon yang sifat
alirannya tertekan
2. Outlet chamber
outlet chamber merupakan kebalikan dari inlet chamber ,
dengan dimensi yang sama namun dilengkapi dengan sekat
dan terjunan agar air tidak kembali ke pipa siphon lainya
3. Pipa Drain
merupakan pipa yang berfungsi mengalirkan kotoran ke bak
penampungan yang terdapat dalam manhole dan selanjutnya
dipompa
Contoh siphon pada saluran primer
1. Siphon Sedau
1. Siphon Sedau
2. Siphon Wika
2. Siphon Wika
Contoh siphon pada saluran sekunder
1. Siphon Gebong
1. Siphon Gebong
1. Siphon Gebong
2. Siphon Otak Desa
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai