Anda di halaman 1dari 49

MAKSUD DAN TUJUAN

PERENCANAAN
DRAINASE
PERHITUNGAN AIR YANG PERLU
DIBUANG

 Persamaan kontinuitas:
 Untuk suatu aliran tunak (steady)

Q = A x V = Konstan

Q = Debit aliran (m3/detik)


 A = Luas penampang melintang saluran (m2)

 V = Kecepatan aliran (m/detik)


DIMENSI SALURAN

 Hal yang pertama kali dilakukan dalam


pendimensian adalah menghitung kemiringan tanah

St = E1-E2/L

 St = Slope tanah
 E1 = Elevasi tanah hulu (m)
 E2 = Elevasi tanah hilir (m)
 L = jarak (m)
 Perhitungan dimensi pipa secara detail
dilakukan setelah didapat kecepatan aliran
yang memenuhi syarat.
 Persamaan Manning ini paling umum dan
cocok dipakai dalam pipa riol aliran terbuka
atau aliran penuh.

V = 1/n x R^2/3 x S^1/2


FLUKTUASI PENGALIRAN

Beberapa hal yang dapat mempengruhi


kuantitas air buangan dan menjadi
pertimbangan dalam perhitungan, yaitu:

 Sumber air buangan


 Besarnya pemakaian air minum

 Besarnya curah hujan


DEBIT RATA-RATA AIR BUANGAN
(QR)
 Debit rata-rata air buangan berasal dari rumah
tangga, fasilitas umum, dan fasilitas komersil
dalam sebuah kota.
 Faktor timbulan air buangan berkisar 50%-80%
Qr = Fab x Qam
 Qr = Debit rata-rata air buangan (L/detik)
 Fab = Faktor timbulan air buangan
 Qam = Kebutuhan rata-rata air minum (L/detik)
DEBIT INFILTRASI (QINF)

 Pada pengaliran air buangan, air yang masuk


ke dalam jalur perpipaan juga akan
bertambah, yaitu air yang berasal dari
infiltrasi tanah, air hujan,dan air permukaan.
Qinf = L x q inf
 Qinf = debit tambahan dari infiltrasi
limpasan air hujan (l/detik)
L = panjang lajur pipa (m)
 qinf = debit satuan infiltrasi dalam pipa.
DEBIT HARIAN MAKSIMUM HARIAN
(QMD)

 Besarnya harga debit harian maksimum (Qmd)


bervariasi antara 1,1 – 1,25 dari debit rata-rata air
buangan

Qmd = fmd x Qrata-rata

 Qmd = Debit air buangan maksimum dalam


1 hari (l/detik)
 fmd = Faktor debit hari maksimum
= 1,1-1,25
 Qrata-rata = Debit rata-rata air buangan (l/detik)
DEBIT PUNCAK AIR BUANGAN
(QPEAK)
 Debit puncak diperoleh dari hasil perkalian antara faktor puncak
dengan debit rata-rata.
Qpeak = Fp x Qmd + Cr.P.Qr +L/1000.qinf

 P = Jumlah Populasi yang dilayani


(dalam ribuan jiwa)
 Qmd = Debit maksimal = 1.15 Qr (L/detik)
 Qr = Debit rata-rata (L/detik)
 L = Panjang pipa(m)
 Cr = Koefisien infiltrasi daerah persil = 0.2
 qinf = Debit infiltrasi
 Berdasarkan penelitian yang ada, besarnya faktor puncak (fp)
mencapai 1,2-2
DEBIT MINIMUM AIR BUANGAN
(QMIN)
 Debit minimum adalah debit air buangan pada saat
pemakaian air minimum. Debit minimum ini
digunakan dalam menentukan kedalaman minimum,
untuk menentukan perlu tidaknya penggelontoran.
Qmin = 0,2 x P^1,2 x Qr
 Qmin = Debit minimum (L/detik)
 Qr = Debit rata-rata air buangan
(L/detik/ribuan jiwa)
P = Jumlah penduduk (dalam ribuan jiwa)
DEBIT PERENCANAAN

 Dalam desain penyaluran dan instalasi pengolahan air buangan


debit perencanaan yang merupakan akumulasi debit puncak
dengan debit infiltrasi

Qdesain = Qp + Qinf

Qp = debit pada saat puncak


Qinf = debit infiltrasi
RINGKASAN RUMUS-RUMUS
YANG DIGUNAKAN
No. Parameter Persamaan Sumber
1 Debit Rata-rata, Qr 0,8 X Qam Metcalf and Eddy,1991
2 Debit Puncak, Qp 1,5 X Qr MODUTO, 2000
3 Debit Infiltrasi, Qinf 2 l/detik/1000 m MODUTO, 2000
4 Debit Desain, Qdes Qp + Qinf MODUTO, 2000
2/3 1/2
5 Kontrol Kecepatan V = 1/n .R .S MODUTO, 2000
6 Kecepatan Minimum 0,3 m/detik MODUTO, 2000
7 Kecepatan Maksimum 3,0 m/detik MODUTO, 2000
8 Diameter Pipa, D MODUTO, 2000
9 Debit saat penuh, Qfull A X Vfull MODUTO, 2000
Kedalaman air pada
10 awal pipa d/D = 0,6 MODUTO, 2000
BANGUNAN PELENGKAP ADALAH
BANGUNAN YANG DIBUAT SEBAGAI SARANA
PENDUKUNG SALURAN IRIGASI.

 ADA BEBERAPA BANGUNAN PELENGKAP SALAH SATUNYA ADALAH


BANGUNAN SILANG. BANGUNAN SILANG TERDIRI DARI BEBERAPA TIPE
BANGUNAN ANTARA LAIN
 Gorong-gorong
Gorong-gorong berupa saluran tertutup, dengan peralihan pada bagian
masuk dan keluar. Gorong-gorong akan sebanyak mungkin mengikuti
kemiringan saluran. Gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka
selama bangunan tidak tenggelam.
 Talang
Talang atau flum adalah penampang saluran buatan di mana air
mengalir dengan permukaan bebas, yang dibuat melintas
cekungan, saluran, sungai, jalan atau sepanjang lereng bukit.
 Sipon
Sipon dipakai untuk mengalirkan air lewat bawah
jalan, melalui sungai atau saluran pembuang yang
dalam. Aliran dalam sipon mengikuti prinsip aliran
dalam saluran tertutup.
 Got Miring

Pada medan terjal di mana beda tinggi energi yang


besar harus ditanggulangi dalam jarak pendek dan
saluran tersier mengikuti kemiringan medan, akan
diperlukan got miring.
 Jembatan

Jembatan dipakai hanya apabila tinggi energi


yang tersedia terbatas. Kriteria perencanaan
berikut dianjurkan untuk jembatan:
1. Jembatan tidak boleh mengganggu aliran air
saluran atau pembuang di dekatnya
2. beton bertulang sebaiknya dibuat dari beton
Mutu K 175 (tegangan lentur rencana 40
kg/cm2).
3. Untuk jembatan-jembatan kecil, daya dukung
maksimum pondasi tidak boleh lebih dan 2
kg/cm2.
LANGKAH-LANGKAH MENGATASI
BANJIR DI PERKOTAAN

 Membuat lubang-lubang serapan air


 Memperbanyak ruang terbuka hijau

 Mengubah perilaku masyarakat agar tidak


lagi menjadikan sungai sebagai tempat
sampah raksasa
 Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya
dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan
awal dan mengatur peran serta masyarakat
dalam penanggulangan banjir.
DRAINASE JALAN
RAYA
Jenis Drainase Jalan
 Drainase permukaan : ditujukan untuk
menghilangkan air hujan dari permukaan
jalan sehingga lalu lintas dapat melaju
dengan aman dan efisien serta untuk
meminimalkan penetrasi air hujan ke dalam
struktur jalan.
 Drainase bawah permukaan : berfungsi untuk
mencegah masuknya air dalam struktur jalan
dan/atau menangkap dan mengeluarkan air
dari struktur jalan.
DRAINASE PERMUKAAN
 Fungsi utama:
1. Membawa air hujan dari permukaan jalan ke
pembuangan air
2. Menampung air tanah (dari subdrain) dan air
permukaan yang mengalir menuju jalan
3. Membawa air menyeberang alinemen jalan
secara terkendali
 Fungsi 1 & 2 dikendalikan oleh komponen
drainase MEMANJANG, fungsi 3 memerlukan
bangunan drainase MELINTANG.
Drainase
permukaan
tepi jalan raya
Periode Ulang Debit Rencana

Periode Ulang
Klas Jalan
(tahun)
Jalan tol (expressways) 100
Jalan arteri (arterial roads) 50
Jalan pengumpul (collector roads) 50
Jalan penghubung (access roads) 25
Drainase Memanjang
 Permukaan jalan harus dibuat dengan kemiringan
melintang yang cukup untuk membuang air hujan
secepatnya, dan permukaan jalan harus berada di
atas permukaan air tanah setempat.
 Bangunan drainase memanjang :
1. Parit/selokan (ditch)
2. Talang (gutters)
3. Saluran menikung keluar (turnouts)
4. Saluran curam (chutes)
5. Parit intersepsi (intercepting ditch)
Parit/selokan (ditch)
Talang (gutters)
Saluran menikung
keluar (turnout)
Saluran curam (chute)
Drainase Melintang
 Tipe drainase melintang :
1. Fords
2. Drifts
3. Gorong-gorong (culvert)
4. Jembatan
Fords Fords
Gorong-gorong
(culvert)
Drainase Bawah Permukaan
Jalan Raya

 Drainase bawah permukaan jalan raya


terutama berfungsi untuk menampung dan
membuang air yang masuk ke dalam struktur
jalan sehingga tidak sampai menimbulkan
kerusakan pada jalan.
Cara Air Masuk
 Air masuk ke dalam struktur perkerasan
berupa penetrasi air hujan melalui retak-
retak, sambungan, permukaan perkerasan,
bahu jalan, hasil infiltrasi air tanah dari muka
air tanah yang tinggi, akuifer yang terpotong,
dan sumber air lokal.
Pengaruh Air pada Perkerasan
Jalan
 Air menurunkan kekuatan material butiran lepas dan
tanah subgrade.
 Air menyebabkan penyedotan (pumping) pada
perkerasan beton yang dapat menyebabkan retakan
dan kerusakan bahu jalan.
 Tekanan hidrodinamik yang tinggi akibat pergerakan
kendaraan menyebabkan penyedotan material halus
pada lapisan dasar perkerasan fleksibel yang
mengakibatkan hilangnya daya dukung.
 Kontak dengan air yang menerus dapat menyebabkan
penelanjangan campuran aspal dan daya tahan
keretakan beton.
 Air menyebabkan perbedaan tekanan pada tanah
yang bergelombang.
Metode Pengendalian Air Pada
Perkerasan
1. Mencegah air masuk ke dalam perkerasan
2. Menyediakan sistem drainase yang dapat
membuang air secepatnya
3. Membangun perkerasan yang cukup kuat
untuk bertahan terhadap kombinasi
pengaruh beban dan air.
1. Pencegahan
a. Memerlukan penangkap air tanah (interceptor).
b. Memerlukan penutup permukaan perkerasan

Untuk meminimalkan infiltrasi air permukaan ke


dalam perkerasan, diperlukan sistem
drainase permukaan yang bagus. Untuk
melayani drainase permukaan, permukaan
jalan ke arah melintang pada semua
penampang dibuat miring ke arah luar,
kecuali superelevasi pada tikungan yang
mengarahkan semua air ke arah dalam.
Kemiringan Melintang Jalan
Bagian Konstruksi Jalan Kemiringan

 Perkerasan jalan 1,5 – 3 %


 Bahu jalan 3–6%
 Parit 25 – 50 %
2. Pembuangan Air
Pada peristiwa masuknya air ke dalam struktur
perkerasan melalui infiltrasi atau air tanah, air
tersebut harus dibuang secepatnya sebelum
menyebabkan kerusakan. Ada 3 jenis yang dapat
diterapkan, secara individu atau kombinasi, yaitu :
a. Lapisan drainase atau blanket
b. Drainase memanjang
c. Drainase melintang
Bahu

Base course sbg


drainage blanket Subbase sbg filter

(a) Drainase memanjang (b) Drainage Blanket


dg pipa pengumpul diperpanjang sampai
sisi
 Lapisan drainase yang berfungsi menangkal
infiltrasi permukaan dapat dikombinasikan
dengan drainase memanjang dan pipa outlet
(Gambar a).
 Lapisan drainase dapat diperpanjang sampai
ke sisi paling luar dari jalan (Gambar b).
 Untuk mengurangi intrusi material lembut,
semua material di sekeliling lapisan drainase
dan drainase memanjang dilapisi filter.
Perkerasan yang Kuat
 Penggunaan HMA dan PCC yang tebal dapat mengurangi
tekanan hidrodinamis dan pengaruh perusaknya secara
signifikan.
 Sangat dianjurkan untuk membuat perkerasan aspal untuk
keseluruhan ketebalan.
 Pergerakan uap dapat menjadi penyebab utama masuknya
kelengasan dan menjenuhkan butiran dasar.
 Jika tak dilengkapi lapisan drainase, perencanaan
ketebalan harus berdasarkan tanah dasar jenuh.
 HMA : Hot Mixed Asphalt
PCC : Portland Cement Concrete
Muka air tanah asli
Tanah Asli Pemotongan lereng
rencana

Lengkung drawdown

Lengkung drawdown dg
3 drainase Lengkung drawdown dg
hanya 2 drainase tepi
(bagian putus-putus
memperlihatkan lokasi
teoritis garis preatik)

Batuan dasar
Prosedur Perencanaan
 Dua langkah utama :
1. Memperkirakan inflow
2. Menentukan kapasitas drainase
1. Memperkirakan Inflow
 Sumber utama inflow adalah
1. Infiltrasi
2. Rembesan air tanah.
Infiltrasi
 Laju infiltrasi :

 Nc W 
qi  I c   c   kp
W 
 p W p Cs 
Ic : laju infiltrasi retakan
Nc : jumlah retak memanjang
Wp : lebar perkerasan yang menyumbang infiltrasi
Wc : panjang retakan atau sambungan (joint)
Cs : jarak antar retakan atau sambungan
Kp : laju infiltrasi melalui permukaan perkerasan yang tidak
mengalami retak-retak yang besarnya sama dengan
koefisien permeabilitas HMA atau PCC
Asumsi (menurut Ridgeway, 1982)
 Nc = N + 1
 Wc = Wp
 Kp = 0
 Laju infiltrasi = 0,01

 Wp 
q  qiW p  0,01 N  1  
 Cs 
 q : debit (m3/jam/m)
 Cs : jarak sambungan perkerasan beton, untuk
perkerasan aspal Cs = 12,2 m.
Contoh hitungan
 Perkerasan jalan dua jalur mempunyai lebar 7,5 m dan jarak
antar sambungan 5,0 m. Hitung infiltrasi permukaan q.
 Penyelesaian :
N=2
Wp = 7,5 m
Cs = 5,0 m

 7,5 
q  0,01 2  1    0,045 m / jam / m
3

 5 
= 0,045 m3/jam/m2 ≈ 45 mm/jam
Rembesan Air Tanah
 Dibedakan menjadi 2 :
1. aliran di atas dasar lapisan drainase, q1
2. aliran di bawah lapisan drainase, q2
k (H  H o ) 2
q1 
2 L1

q2 dicari dari grafik.


 Drainase merupakan salah satu faktor
terpenting dalam perencanaan jalan raya
 Faktor drainase jalan belum mendapatkan
perhatian yang cukup dari para ahli jalan.

Anda mungkin juga menyukai