air
hujan
SISTEM
DRAINASE
AIR
STORM
PERKOTAAN
• Stormwater-‐hujan
sangat
lebat/badai
sumber
daya
air
untuk
daerah
perkotaan.
• Air
murni
dari
curah
hujan
memperbaharui
badan
air
di
danau,
sungai,
jalur
hijau,
dan
area
lahan
basah.
• Proses
acak
dalam
curah
hujan
dan
limpasan,
tantangan
dalam
pengelolaan
air
hujan
adalah
mengatasi
variasi
musiman
dan
distribusi
spasial
yang
Hdak
merata.
Sistem
drainase
air
hujan
• Sistem
drainase
air
hujan
merupakan
salah
satu
sistem
infrastruktur
dasar
di
suatu
wilayah
perkotaan.
• Aspek
pengendalian
kuanHtas
air
hujan,
sistem
air
hujan
harus
dirancang
Hdak
hanya
untuk
menghilangkan
air
hujan
dari
daerah
perkotaan
dengan
cepat
tetapi
juga
untuk
menyimpan
volume
limpasan
dalam
jangka
waktu
yang
lama
dan
dapat
digunakan
kembali.
• Pengendalian
kualitas
air
hujan,
untuk
meningkatkan
efisiensi
hidrolik
keHka
merencanakan
sistem
drainase
air
hujan.
• Pelestarian
lingkungan
air
lebih
memilih
pergerakan
aliran
lambat
untuk
meminimalkan
erosi
permukaan
dan
gangguan
lapisan
tanah
atas.
• Jalan-‐jalan
perkotaan
dirancang
untuk
memenuhi
fungsi
utama
kebutuhan
lalu
lintas.
Namun,
saat
terjadi
badai,
jalan
juga
berfungsi
sebagai
saluran
air
untuk
menampung
dan
menyalurkan
kelebihan
limpasan
badai.
• KeHka
aliran
limpasan
terakumulasi
di
jalan,
kedalaman
dan
kecepatan
aliran
air
dapat
menimbulkan
potensi
bahaya
bagi
lalu
lintas.
Misalnya,
lapisan
air
Hpis
antara
ban
dan
permukaan
jalan
dapat
menyebabkan
hydroplaning-‐(kenderaan
roda
4
Hdak
bisa
membelah
air).
• Penyebaran
limpasan
badai
mengganggu
Hngkat
pelayanan
jalan
raya
dan
jalan
raya.
Oleh
karena
itu,
perlu
saluran.
FASILITAS
DRAINASE
STORM
• Limpasan
badai
di
jalan
dihasilkan
dari
daerah
anak
sungai.
• Talang
jalan
membawa
air
hujan
mengalir
menuju
masuk
saluran.
• Sebuah
saluran
masuk
terhubung
ke
lubang
got.
• Di
antara
dua
lubang
got
yang
berdekatan
terdapat
saluran
pembuangan.
• Saluran
pembuangan
badai
disejajarkan
dengan
jalan
dan
akhirnya
mengalir
ke
badan
air
alami
di
hilir.
Sistem
drainase
air
hujan
perkotaan
diklasifikasikan
menjadi
empat
kategori
berdasarkan
fungsinya:
1) fasilitas
kualitas
air
untuk
peningkatan
kualitas
air
hujan,
2) fasilitas
pengumpulan
untuk
memindahkan
air
hujan
permukaan
ke
dalam
sistem,
3) fasilitas
pengangkut
untuk
mengalirkan
air
hujan
ke
pintu
keluar
sistem,
dan
4) fasilitas
penyimpanan
untuk
mengendalikan
pelepasan
aliran
ke
badan
air
alami.
• Meskipun
fasilitas
drainase
ini
dirancang
dan
dibangun
untuk
tujuan
yang
berbeda,
namun
tujuan
sama
yaitu
mempertahankan
lingkungan
air
perkotaan
yang
sehat
dan
fungsional.
Fasilitas
kualitas
air
• Erosi
permukaan
keHka
air
hujan
mengalir
dari
permukaan.
• Di
daerah
perkotaan,
aliran
air
hujan
sering
kali
dipenuhi
sampah,
puing-‐puing,
benda
padat,
bahan
kimia,
dan
polutan
minyak
bumi.
• Pengendalian
70–80%
padatan
sebelum
air
hujan
memasuki
sistem
drainase.
Contoh
1
• Gambar
lahan
seluas
2
hektar
telah
dikembangkan
menjadi
sebuah
kompleks
bangunan.
Pembangunan
unutk
mengurangi
kerugian
hidrologi,
termasuk
infiltrasi
dan
depresi
tanah.
Dalam
kondisi
pasca
pengembangan,
water-‐quality
control
basin
(WQCB)
melingkar
untuk
mengkompensasi
kehilangan
hidrologi
sebesar
10
mm.
Diketahui
bahwa
WQCB
direncanakan
memiliki
kedalaman
air
30
cm,
tentukan
jari-‐jari
lingkaran
tersebut
dalam
meter
penampung
berbentuk
bola
Solusi
• Dalam
hal
ini,
volume
cekungan
ditentukan
berdasarkan
kedalaman
per
DAS.
Volume
10
mm
untuk
2
hektar
dihitung
sebagai:
• Volume
cekungan
=
10/1000
×
2
(100
×
100)
=
200
m3
Fasilitas
pengumpulan
• Air
hujan
berlebih
meluap
dari
WQCB
ke
jalanan.
• Fasilitas
pengumpulan
seperH
jalan
masuk
dan
gorong-‐
gorong
dibangun
untuk
menahan
aliran
limpasan
yang
dibawa
melalui
selokan
jalan.
• Kapasitas
intersepsi
aliran
pada
saluran
masuk
bergantung
pada
apakah
saluran
masuk
tersebut
beroperasi
seperH
lubang
di
perairan
dalam
atau
bendungan
di
perairan
dangkal.
Contoh
Gambar
1.4b,
jeruji
baja
dapat
menahan
sampah
dan
puing-‐puing
perkotaan,
sebaliknya
saluran
masuk
yang
membuka
tepi
jalan,
seperH
yang
ditunjukkan
pada
Gambar
1.4a,
digunakan
karena
Hdak
hanya
efisien
secara
hidraulik
tetapi
juga
juga
lebih
aman
bagi
pengendara
sepeda
motor
Fasilitas
pengangkutan
• Fasilitas
pengangkutan
air
hujan
dirancang
untuk
menyalurkan
aliran
limpasan
yang
dikumpulkan
dari
saluran
hulu.
Contoh
fasilitas
pengangkutan
air
hujan
melipuH
selokan
pinggir
jalan,
saluran
banjir,
selokan
jalan,
selokan
badai,
dan
sengkedan
rumput.
• Aliran
air
yang
dialirkan
pada
fasilitas
pengangkut
bersifat
aliran
saluran
terbuka.
• Sistem
saluran
banjir
perkotaan
harus
dirancang
seperH
taman
sungai,
seperH
ditunjukkan
pada
Gambar
1.5a.
Selama
perisHwa
badai
ekstrem,
seluruh
dataran
banjir
yang
ditunjukkan
pada
Gambar
1.5b
menjadi
basah
dan
penuh
tepian
sungai.
Sebagai
fasilitas
penghantaran,
saluran
berukuran
untuk
melewaH
aliran
puncak
untuk
acara
desain
yang
dipilih.
Seringkali,
penampang
saluran
banjir
diukur
menggunakan
rumus
Manning
untuk
melewaH
aliran
puncak
100
tahun.
Rumus
Manning
ditulis
sebagai:
Rumus
Mainning
• dimana
• U
=
kecepatan
rata-‐rata
penampang
dalam
[L/T],
• N
=
koefisien
kekasaran
Manning,
• A
=
luas
aliran,
• P
=
keliling
basah,
• R
=
radius
hidrolik
dalam
satuan
kaki
atau
meter,
• So
=
kemiringan
elemen
pengangkut
dalam
f
/f
atau
meter/meter,
• Q
=
debit
dalam
kaki
kubik/deHk
(cfs)
atau
meter
kubik/deHk
(cms),
dan
• K
=
1
untuk
sistem
SI
atau
K
=
1,486
untuk
sistem
Inggris.
Koefisien
kekasaran
Manning
dalam
Persamaan.
1.1
adalah
parameter
sensiHf.
Nilai
koefisien
kekasaran
Manning
yang
direkomendasikan
adalah
0,012–0,014
untuk
pelapis
beton,
0,030–0,035
untuk
pelapis
rumput,
dan
0,04–0,045
untuk
pelapis
riprap
yang
diberi
grout.
Contoh
2
• Setelah
terjadinya
badai,
tanda
air
pada
dinding
tepi
sungai
pada
Gambar
1.6
menunjukkan
bahwa
luas
aliran
adalah
persegi
panjang
berukuran
5
kali
10
kaki.
Diketahui
saluran
tersebut
mempunyai
kemiringan
0,01
f/f
dengan
koefisien
Manning
0,025,
tentukan
debit
Q.
Solusi
• Daerah
aliran
:
• Perimeter
basah
:
• Radius
Hidraulik:
• Kecepatan
aliran
rata-‐rata:
• Debit
di
saluran:
Fasilitas
penyimpanan
• Dari
aspek
hidrologi,
daerah
tangkapan
air
perkotaan
terutama
dicirikan
oleh
penggunaan
lahannya.
• Berbagai
penggunaan
lahan
sering
kali
diukur
berdasarkan
persentase
kedap
air,
termasuk
atap,
trotoar,
jalan
raya,
dan
area
parkir.
• Jumlah
limpasan
badai
yang
dihasilkan
oleh
perisHwa
curah
hujan
sensiHf
terhadap
wilayah
kedap
air
di
daerah
tangkapan
air.
• KeHka
daerah
tangkapan
air
sudah
padat,
kelebihan
air
hujan
harus
dimiHgasi
di
lokasi
sebelum
dialirkan
ke
hilir.
• Fasilitas
penyimpanan
air
hujan
sering
kali
ditempatkan
di
sistem
saluran
pembuangan.
Tujuan
utama
dari
fasilitas
penyimpanan
adalah
untuk
menyimpan
air
hujan
sementara
untuk
mengurangi
aliran
puncak
dan
menunda
waktu
mencapai
puncak.
• Contoh
fasilitas
penyimpanan
adalah
kolam
retensi
dan
kolam
detensi.
Kolam
retensi,
seperH
ditunjukkan
pada
Gambar
1.7a,
memiliki
kolam
basah
permanen
yang
terhubung
dengan
air
tanah
setempat,
sedangkan
kolam
retensi,
seperH
ditunjukkan
pada
Gambar
1.7b,
merupakan
kolam
kering
hingga
hujan
turun.
Gambar
1.8
days or as a floodwater storage area durin
for a stormwater storage facility are stora
• Aliran
tak
tunak
dapat
dimodelkan
secara
numerik
through a storage
dengan
teknik
beda
hingga.
facility is unsteady and n
the storage volume continues increasing as
• Proses
aliran
konHnu
didiskriHsasikan
oleh
flow. During the recession, the stored volum
serangkaian
interval
waktu,
dan
aliran
dalam
seHap
interval
wAnaktu
unsteady flow
diasumsikan
cansama-‐steady.
hampir
be numerically
m
•
The continuous flow process is discretized
Aliran
rata-‐rata
dalam
suatu
interval
waktu
mewakili
kondisi
within
aliran.
each time interval is assumed to be q
•
interval represents the flow condition. As
SeperH
pada
Gambar
1.8,
prinsip
konHnuitas
antara
aliran
tinuity
masuk,
among inflow,
aliran
outflow,
keluar,
dan
and storage
volume
penyimpanan
digambarkan
sebagai:
∆S
I −O = Persamaan.
1.4
∆t
• Persamaan.
1.4
diseimbangkan
dengan
arus
masuk
dan
8 Urban Drainage and Storage Practices
arus
keluar
dalam
selang
waktu,
Δt
atau
dt.
Secara
numerik,
Eq. 1.4 is balancedpersamaan
with inflow andbeda
outflowhingga
untuk
over a time interval,Persamaan.
1.4
Δt or dt. Numerically,
the finite difference equation for Eq. 1.4 is written as:
ditulis
sebagai:
I (t ) + I (t + ∆t ) O (t ) + O (t + ∆t ) S (t + ∆t ) − S (t )
− = (1.5)
2 2 ∆t
• dimana
I
=
laju
aliran
masuk
di
[L3/T],
O
=
laju
aliran
where I = inflow rate in [L3/T], O = outflow rate in [L3/T], S = storage volume in [L3],
ΔS =keluar
change indi
storage
[L3/T],
volumeS
=
involume
penyimpanan
[L3], and Δt di
[L3],
or dt = time interval in [T]. ΔS
=
At each
time step, the initial condition in terms of I(t), I(t + Δt), O(t), and S(t) are known. To
perubahan
volume
penyimpanan
di
[L3],
dan
Δt
atau
dt
=
solve for the two unknowns, Q(t + Δt) and S(t, t + Δt), in Eq. 1.5, we need a second
interval
waktu
di
[T].
Pada
seHap
langkah
waktu,
kondisi
equation that can be derived from the basin geometry to represent the storage-outflow
relationship.
awal
dalam
bentuk
I(t),
I(t
+
Δt),
O(t),
dan
S(t)
diketahui.
Untuk
menyelesaikan
dua
hal
yang
Hdak
diketahui,
Q(t
+
Example 1.3: A circular 10-feet in-diameter tank has already filled with a water depth
of 2 feet. The inflow to the tank is changed from 2 cfs to 3 cfs over a time interval of
Δt)
dan
S(t,
t
+
Δt),
dalam
Persamaan.
1.5,
kita
5 minutes. The outlet is formed with a circular 6-inch in-diameter pipe. Knowing that
memerlukan
the outflow persamaan
rate from the tank can be modeled kedua
byyang
dapat
the orifice formuladiturunkan
with an orifice
coefficient, Co, of 0.65, determine the water depth after five minutes of operation.
dari
geometri
cekungan
untuk
merepresentasikan
hubungan
Solution: Accordingpenyimpanan-‐aliran
to the orifice formula, kthe eluar.
flow release from the tank is
calculated as:
Contoh
3
• Sebuah
tangki
berbentuk
lingkaran
berdiameter
10
kaki
telah
terisi
air
dengan
kedalaman
2
kaki.
Aliran
masuk
ke
tangki
diubah
dari
2
cfs
menjadi
3
cfs
dalam
selang
waktu
5
menit.
Saluran
keluarnya
dibentuk
dengan
pipa
melingkar
berdiameter
6
inci.
Mengetahui
bahwa
laju
aliran
keluar
dari
tangki
dapat
dimodelkan
dengan
rumus
lubang
dengan
koefisien
lubang,
Co,
sebesar
0,65,
tentukan
kedalaman
air
setelah
lima
menit
pengoperasian.
Solusi
• Berdasarkan
rumus
lubang,
pelepasan
aliran
dari
tangki
dihitung
sebagai: