BAB 1
Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Mafaat Penelitian,
dan Batasan Masalah
Jalan
Menurut UU RI Nomor 38 tahun 2004 jalan merupakan prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang
diperuntukkan bagi lalulintas umum, jalan khusus adalah jalan yang
dibangun oleh lembaga, badan usaha, perseorangan, atau kelompok
masyarakat untuk kepentingan sendiri. Ketersediaan jalan dalam kondisi
mantap mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang
ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui
pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan
pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh
kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan
nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan
sasaran pembangunan nasional. Berikut merupakan jalan mantap dan
standar menurut PERMEN PU Nomor 19/PRT/M/2011
Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan agregat dan aspal atau semen
(Portland Cement) sebagai bahan ikatnya sehingga lapis konstruksi tertentu, yang memiliki
ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban
lalu lintas di atasnya ke tanah dasar secara aman. Fungsi utama dari perkerasan sendiri adalah
untuk menyebarkan atau mendistribusikan beban roda ke area permukaan tanah dasar (sub-
grade) yang lebih luas dibandingkan luas kontak roda dengan perkerasan, sehingga mereduksi
tegangan maksimum yang terjadi pada tanah dasar. Perkerasan harus memiliki kekuatan dalam
menopang beban lalu lintas. Permukaan pada perkerasaan haruslah rata tetapi harus mempunyai
kekesatan atau tahan gelincir (skid resistance) di permukaan perkerasan.
Perkerasan
Lentur
Perkerasan lentur adalah
perkerasan yang menggunakan
aspal sebagai bahan pengikat.
Lapisan-lapisan perkerasan
bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke
tanah dasar.
Beban Sumbu
Kendaraan
Perencanaan struktur jalan dilakukan
dengan menggunakan beban kendaraan
yang melewati struktur tersebut. Beban ini
disebut Equivalent Standard Axle Load
(ESAL) atau beban Sumbu Standar. Beban ini
adalah beban per sumbu roda yang
diberikan oleh mobil penumpang kepada
struktur jalan. Peningkatan beban akan
merusak jalan empat kali lipat dari
pembebanan normal. Apabila jumlah berat
total truk dan muatan dua kali lipat dari
berat yang diijinkan maka kerusakan jalan
yang ditimbulkan tidak dua kali lipat
melainkan 16 kali lipat.
Umur Rencana jalan Kumulatif Ekivalen beban
Sumbu Kendaraan
Kumulatif ekivalen beban sumbu
Kendaraan (CESA) adalah prediksi
jumlah kumulatif beban sumbu lalu
Analisis Falling Weight
lintas desain pada lajur desain selama
Deflectometer umur rencana.
FWD adalah suatu alat untuk mengukur
lendutan jalan secara dinamik dan tidak
merusak (non destructive test), dimana
pengoperasian dan evaluasinya dilakukan Keseragaman Lendutan
secara komputerisasi. FWD adalah alat uji
Perhitungan tebal lapis tambah dapat dilakukan pada setiap titik
untuk mengevaluasi sifat fisik perkerasan
pengujian atau berdasarkan panjang segmen (seksi). Apabila
jalan.
berdasarkan panjang seksi maka cara menentukan panjang
seksi jalan harus dipertimbangkan terhadap keseragaman
lendutan. Keseragaman yang dipandang sangat baik
mempunyai rentang faktor keseragaman antara 0 sampai
dengan 10, antara 11 sampai dengan 20 keseragaman baik dan
antara 21 sampai dengan 30 keseragaman cukup baik.
Lokasi dan Waktu Penelitian, Metode
BAB 3
Penelitian, Variabel Penelitian, Studi
Literatur, Teknik Pengumpulan Data,
Rencana Bagan Alir Penelitian
Lokasi
Penelitian
Pada Proyek Preservasi Jalan Sp. Tuan – Bts. Kab. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa ruas
Muaro Jambi – Sp. Tiga Batara Gas Plant jalan Sp. Tuan – Bts. Kab. Tanjung Jabung Timur
(Pematang Lumut) – Kuala Tungkal dan Jalan memiliki 2 lajur 2 arah dengan koefisien distribusi
Dalam Kota Kuala Tungkal, terdapat 2 lajur kendaraan 0,50 untuk kendaraan ringan dan 0,50
dengan lebar 6 m. untuk kendaraan berat.
Lalu lintas Harian Rata - rata
Untuk menentukan nilai ekivalen beban sumbu kendaraan, diperlukan menghitung nilai faktor
perusak jalan. Pada penelitian ini, kendaraan yang akan dihitung adalah kendaraan dengan
golongan 6b, 7a, 7b, dan 7c. Berikut merupakan perhitungan faktor perusak jalan dan
perhitungan nilai ekivalen beban sumbu kendaraan.
Nilai Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan Tahun 2020 dan Rekapitulasi NIlai
Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan tahun 2020 - 2030
Nilai Kumulatif Beban Sumbu Kendaraan
= 0,764 mm = 0,4 mm
Menghhitung Tebal Lapis Tambah (Ho)
= 11,44 cm
Menentukan Koreksi Tebal Lapis Tambah (Fo)
= 0,9
Menentukan Tebal Lapis Tambah Terkoreksi (Ht)
Ht = Ho x Fo 10 cm
= 11,44 x 0,9
= 10,2 cm ≈ 10 cm
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Tingkat pertumbuhan lalu lintas pada ruas jalan Sp. Tuan – Bts. Kab. Muaro Jambi
selama 10 tahun dihitung dari tahun 2020 dan survey LHR tahun 2022 adalah 0,17 %.
2. Nilai faktor perusak jalan kendaraan golongan 6b adalah 3,0023, kendaraan golongan
7a adalah 2,7416, golongan 7b adalah 6,7528. Dan kendaraan golongan 7c adalah
10,2923.
3. Nilai ekivalen beban sumbu kendaraan selama umur rencana 10 tahun adlah
118993,173.
4. Nilai kumulatif beban sumbu kendaraan selama umur rencana 10 tahun adalah
10858127,07 ESAL.
5. Hasil perhitungan tebal perkerasan lapis tambah pada penelitian ini adalah 10 cm.
Saran
1. Dalam melakukan survey volume lalu lintas harus dilakukkan selama kurun
waktu 7 hari agar dapat mengetahui kondisi lalu lintas secara maksimal
sehingga dapat memperloeh nilai CESA yang lebih tepat dan akurat.
2. Dalam merencanakan tebal lapis tambah,, sebaiknya menggunakan
perencanaan tebal yang optimum agar memperoleh ketebalan yang kuat
sehingga dapat memikul beban selama umur rencana.
3. Disarankan untuk menggunakan metode lain seperti AASHTO, TRRL,
Austroads, dan laim-lain agar mendapatkan hasil yang sebih sempurna dan
dapat membandingkan metode yang lebih akurat dalam menghitung tebal
lapis tambah.
THANKS