Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS TEBAL PERKERASAN (OVERLAY)

MENGGUNAKAN METODE ANALISIS


LENDUTAN (PD T-05-2005 B (Studi kasus :
Ruas Jalan Sp. Tuan – Bts. Kab. Muaro
Jambi)
Ir. Ade Nurdin, S.T., M.T. Ir. Dila Oktarise Dwina, S.T., M.T.
Pembimbing I Penguji I
Ir. Dyah Kumala Sari, S.T., M.T.
Dr. Drs. Harmes, M.T. Penguji II
Pembimbing II
Dr. Ir. Fetty Febriasti Bahar, S.T., M.T.
Penguji III
Farhan Ahimsa Falah
M1C119012
Pembahasan

BAB 1
Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Mafaat Penelitian,
dan Batasan Masalah

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 4 Hasil Dan Pembahasan

BAB 5 Kesimpulan Dan Saran


BAB 1
Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Mafaat Penelitian,
dan Batasan Masalah
Latar Belakang
Jalan sebagai sarana utama transportasi mempunyai peranan penting yaitu
sebagai penghubung antara satu wilayah dengan wilayah yang lain.
Pembangunan jalan diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
sehingga tercapainya hasil yang di inginkan sesuai dengan rencana baik secara
kualitas maupun kuantitas. Jalan mengalami kerusakan dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain adalah perencanaan yang tidak tepat, air naik
sampai ke permukaan jalan karena tidak sempurnanya dalam penyusunan
maupun perawatan pada sistem drainase di sepanjang jalan. Ruas jalan Sp.
Tuan – Bts. Kab. Muaro Jambi baru dilaksanakan perbaikan dengan
melakukakan pekerjaan perkerasan. Tebal perkerasan yang direncanakan
untuk lapisan AC-WC dan AC-BC adalah 10 cm. Namun dalam pengerjaannya
terdapat ketidaksesuaian antara tebal lapisan yang dikerjakan dilapangan
dengan manual perkerasan jalan 2017 dan disaat dilaksanakan pekerjaan
proyek tersebut, banyak kendaraan dengan beban sumbu diluar perencanaan
melintasi jalan tersebut, dimana perencanaan untuk beban sumbu kendaraan
yang dapat melintasi jalan tersebut adalah truk dengan 2 sumbu 6 roda.
Rumusan Masalah Tujuan Peneletian
Bagaiamana evaluasi Tujuan penelitian ini
tebal perkerasan adalah untuk
(overlay) jalan pada menganalisis tebal
proyek tersebut dengan perkerasan (overlay) jalan
menggunakan metode dengan menggunakan
lendutan? metode lendutan.

Manfaat Penelitian Batasan Masalah


Dapat menjadi pertimbangan 1. Lokasi penelitian dilakukan pada ruas
bagi pihak terkait dalam jalan N 029.1.
perencanaan tebal perkerasan 2. Menggunakan umur rencana 10 tahun
pada jalan lentur (Flexible 3. Hanya menghitung tebal perkerasan
Pavement). Dan Mengetahui untuk tebal lapis tambah.
tabal perkerasan minimum 4. Menganalisis tebal perkerasan dengan
pada jalan tersebut. menggunakan metode lendutan (PD
T-05-2005-B).
Jalan, Perkerasan Jalan, Perkerasan

BAB 2 Lentur, Beban Sumbu Kendaraan,


Analisis Falling Weight Deflectometer,
Kumulatif Beban Sumbu Kendaraan,
Keseragaman Lendutan
Tinjauan Pustaka

Jalan
Menurut UU RI Nomor 38 tahun 2004 jalan merupakan prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang
diperuntukkan bagi lalulintas umum, jalan khusus adalah jalan yang
dibangun oleh lembaga, badan usaha, perseorangan, atau kelompok
masyarakat untuk kepentingan sendiri. Ketersediaan jalan dalam kondisi
mantap mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang
ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui
pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan
pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh
kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan
nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan
sasaran pembangunan nasional. Berikut merupakan jalan mantap dan
standar menurut PERMEN PU Nomor 19/PRT/M/2011
Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan agregat dan aspal atau semen
(Portland Cement) sebagai bahan ikatnya sehingga lapis konstruksi tertentu, yang memiliki
ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban
lalu lintas di atasnya ke tanah dasar secara aman. Fungsi utama dari perkerasan sendiri adalah
untuk menyebarkan atau mendistribusikan beban roda ke area permukaan tanah dasar (sub-
grade) yang lebih luas dibandingkan luas kontak roda dengan perkerasan, sehingga mereduksi
tegangan maksimum yang terjadi pada tanah dasar. Perkerasan harus memiliki kekuatan dalam
menopang beban lalu lintas. Permukaan pada perkerasaan haruslah rata tetapi harus mempunyai
kekesatan atau tahan gelincir (skid resistance) di permukaan perkerasan.
Perkerasan
Lentur
Perkerasan lentur adalah
perkerasan yang menggunakan
aspal sebagai bahan pengikat.
Lapisan-lapisan perkerasan
bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke
tanah dasar.
Beban Sumbu
Kendaraan
Perencanaan struktur jalan dilakukan
dengan menggunakan beban kendaraan
yang melewati struktur tersebut. Beban ini
disebut Equivalent Standard Axle Load
(ESAL) atau beban Sumbu Standar. Beban ini
adalah beban per sumbu roda yang
diberikan oleh mobil penumpang kepada
struktur jalan. Peningkatan beban akan
merusak jalan empat kali lipat dari
pembebanan normal. Apabila jumlah berat
total truk dan muatan dua kali lipat dari
berat yang diijinkan maka kerusakan jalan
yang ditimbulkan tidak dua kali lipat
melainkan 16 kali lipat.
Umur Rencana jalan Kumulatif Ekivalen beban
Sumbu Kendaraan
Kumulatif ekivalen beban sumbu
Kendaraan (CESA) adalah prediksi
jumlah kumulatif beban sumbu lalu
Analisis Falling Weight
lintas desain pada lajur desain selama
Deflectometer umur rencana.
FWD adalah suatu alat untuk mengukur
lendutan jalan secara dinamik dan tidak
merusak (non destructive test), dimana
pengoperasian dan evaluasinya dilakukan Keseragaman Lendutan
secara komputerisasi. FWD adalah alat uji
Perhitungan tebal lapis tambah dapat dilakukan pada setiap titik
untuk mengevaluasi sifat fisik perkerasan
pengujian atau berdasarkan panjang segmen (seksi). Apabila
jalan.
berdasarkan panjang seksi maka cara menentukan panjang
seksi jalan harus dipertimbangkan terhadap keseragaman
lendutan. Keseragaman yang dipandang sangat baik
mempunyai rentang faktor keseragaman antara 0 sampai
dengan 10, antara 11 sampai dengan 20 keseragaman baik dan
antara 21 sampai dengan 30 keseragaman cukup baik.
Lokasi dan Waktu Penelitian, Metode

BAB 3
Penelitian, Variabel Penelitian, Studi
Literatur, Teknik Pengumpulan Data,
Rencana Bagan Alir Penelitian
Lokasi
Penelitian

Penelitian mengenai ANALISIS


TEBAL PERKERASAN (Overlay)
MENGGUNAKAN METODE
LENDUTAN (PD T-05-2005 B)
(Studi kasus : Ruas Jalan Sp.
Tuan – Bts. Kab. Muaro Jambi)
Ruas N.
029.1
Metode Penelitian

Penelitian mengenai ANALISIS TEBAL PERKERASAN DAN UMUR RENCANA


AKIBAT BEBAN SUMBU KENDARAAN (Studi kasus : Ruas Jalan Sp. Tuan –
Bts. Kab. Tanjung Jabung Timur) dilakukan dengan metode Deskriptif Analitis
yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat
suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data,
menganalisis data dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam
pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus (bedakan dengan
suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah
laku, dan analisis dokumenter.
Variabel
PenelitianRencana
jalan

Variabel Bebas Variabel Terikat

Variabel bebas yang digunakan Variabel terikat pada penelitian ini


pada penelitian ini adalah nilai adalah tebal perkerasan lapis tambah
ekivalen beban sumbu (Overlay) jalan.
kendaraan dan nilai lendutan
langsung.
Studi Literatur

Dalam melakukan studi literatur dilakukan kajian


secara ilmiah mengenai teori dan penelitian yang
berkaitan dengan permasalahan yang ditinjau.
Pada penelitian dilakukan pengumpulan data
pustaka, mengolah bahan penelitian serta
membaca dan mencatat kajian pustaka yang
berkaitan dengan tebal perkerasan lapis tambah
pada jalan.
Teknik Pengumpulan
Datajalan
Penelitian ini melakukan pengumpulan data dengan cara observasi langsung
yang dilakukan selama proses magang pada Proyek Preservasi Jalan Sp. Tuan -
Bts. Kab. Muaro Jambi - Sp. Tiga Batara Gas Plant (Pematang Lumut) - Kuala
Tungkal dan Jalan Dalam Kota Kuala Tungkal dan mengumpulkan dokumen
yang berkaitan dengan topik yang dibahas pada penelitian ini sebagai berikut.

● Data perencanaan awal Proyek Preservasi


● Data survey lalu lintas dan Jalan Sp. Tuan - Bts. Kab. Muaro Jambi - Sp.
Tiga Batara Gas Plant (Pematang Lumut) -
data lendutan didapat dari
Kuala Tungkal dan Jalan Dalam Kota Kuala
UPTD Balai Pengujian Tungkal didapat dari instansi Perencanaan
Provinsi Jambi. dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN)
Provinsi Jambi.
Rencana Bagann Alir
Penelitian
BAB 4 Hasil dan Pembahasan
Jumlah Lajur dan Koefisien Distribusi Kendaraan

Pada Proyek Preservasi Jalan Sp. Tuan – Bts. Kab. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa ruas
Muaro Jambi – Sp. Tiga Batara Gas Plant jalan Sp. Tuan – Bts. Kab. Tanjung Jabung Timur
(Pematang Lumut) – Kuala Tungkal dan Jalan memiliki 2 lajur 2 arah dengan koefisien distribusi
Dalam Kota Kuala Tungkal, terdapat 2 lajur kendaraan 0,50 untuk kendaraan ringan dan 0,50
dengan lebar 6 m. untuk kendaraan berat.
Lalu lintas Harian Rata - rata

jumlah lalu lintas harian pada Ruas Jalan Sp. Tuan –


Bts. Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2020 dengan
total 4670 kendaraan/hari dengan rincian sebagai
berikut. Kendaraan golongan 2 yaitu sedan, jeep, dan
wagon sebanyak 1371 kendaraan/hari, kendaraan
golongan 3 yaitu minibus sebanyak 1297
kendaraan/hari, kendaraan golongan 4 yaitu mobil
pick up sebanyak 547 kendaraan/hari, kendaraan
golongan 5a yaitu bus kecil sebanyak 12
kendaraan/hari, kendaraan golongan 5b yaitu bus
besar sebanyak 2 kendaraan/hari, kendaraan
golongan 6a yaitu truk 2 sumbu 4 roda sebanyak 29
kendaraan/hari, kendaraan golongan 6b yaitu truk 2
sumbu 6 roda sebanyak 1351 kendaraan/hari,
kendaraan golongan 7a yaitu truk 3 sumbu 8-10 roda
sebanyak 47 kendaraan/hari, dan kendaraan
golongan 7c yaitu truk semi trailer sebanyak 14
kendaraan/hari.
Tingkat Pertumbuhan Lalu Lintas

Perhitungan tingkat pertumbuhan lalu


lintas dihitung dengan menggunaakan data
perencanaan yang didapat pada tahun
2020 dan menggunakan data survey pada
tahun 2022.
LHRi = 4670 (data perencanaan)
LHRn = 6411 (Data Survey)
N = 2022 – 2020 = 2
1
LHRn 𝑛
i = –1
LHRi
1
6411 2
i = –1
4670
= 0.17 %
Nilai Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan

Untuk menentukan nilai ekivalen beban sumbu kendaraan, diperlukan menghitung nilai faktor
perusak jalan. Pada penelitian ini, kendaraan yang akan dihitung adalah kendaraan dengan
golongan 6b, 7a, 7b, dan 7c. Berikut merupakan perhitungan faktor perusak jalan dan
perhitungan nilai ekivalen beban sumbu kendaraan.

Kendaraan Golongan 6b Kendaraan Golongan 7b


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 4 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 4
Nilai VDF = ( ) Nilai VDF = ( )
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
16 𝑥 34% 4 16 𝑥 34% 4 36 𝑥 18% 4 36 𝑥 28% 4 36 𝑥 27% 4 36 𝑥 27% 4
=(
8,16
) +(
8,16
) =( ) +( ) +( ) +( )
8,16 8,16 8,16 8,16
= 3,0023 = 6,7528
Kendaraan Golongan 7a Kendaraan Golongan 7c
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 4
Nilai VDF = (
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 4
) Nilai VDF = ( )
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
40 𝑥 18% 4 40 𝑥 28% 4 40 𝑥 27% 4 40 𝑥 27% 4
=(
25 𝑥 25% 4
) + 0,086 (
25 𝑥 75% 4
) =( ) +( ) +( ) +( )
8,16 8,16 8,16 8,16
8,16 8,16
= 2,7416 = 10,2923
Nilai Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan

Nilai Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan Tahun 2020 dan Rekapitulasi NIlai
Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan tahun 2020 - 2030
Nilai Kumulatif Beban Sumbu Kendaraan

Nilai kumulatif beban sumbu kendaraan


(CESA) adalah prediksi beban lalu lintas
yang akan melewati suatu ruas jalan.
Perhitungan nilai kumulatif beban sumbu
kendaraan dalam penelitian ini untuk
mendapatkan nilai pemicu ketidak rataan
dan lendutan, yang mana nilai ketidak
rataan dan lendutan ini digunakan untuk
menentukan jenis penanganan jalan.
Ruas jalan yang diteliti merupakan 2 lajur, 2
arah. Maka nilai faktor distribusi lajur (DL)
untuk kendaraan ringan adalah 0,50, dan
untuk kendaraan berat nilai yang digunakan
adalah 0,50. Berikut merupakan tabel nilai
kumulatif beban sumbu kendaraan dengan
umur rencana 10 tahun.
Koreksi Nilai Lendutan
Keseragaman Lendutan

FK = (s/dR) x 100% < FK Ijin


= (0,172/0,420) x 100 %
=40

Jadi, 21<FK>30 yang mana berarti


terdapat ketidakseragaman
lendutan.
Lendutan Wakil dan Lendutan Rencana

Dwakil = dR + 2 S Drencana = 17,004 x CESA-0,2307

= 0,420 + 2 x 0,172 = 17,004 x 10858127,0-0,2307

= 0,764 mm = 0,4 mm
Menghhitung Tebal Lapis Tambah (Ho)

Ho = { Ln(1,0364) + Ln(Dsbl ov) – Ln(Dslt ov )}/0,0597

= { Ln(1,0364) + Ln(0,764) – Ln(0,4)}/0,0597

= 11,44 cm
Menentukan Koreksi Tebal Lapis Tambah (Fo)

Fo = 0,5032 x EXP (0,0194 x TPRT)

= 0,5032 x EXP(0,0194 x 28,9)

= 0,9
Menentukan Tebal Lapis Tambah Terkoreksi (Ht)

Ht = Ho x Fo 10 cm

= 11,44 x 0,9

= 10,2 cm ≈ 10 cm
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan

1. Tingkat pertumbuhan lalu lintas pada ruas jalan Sp. Tuan – Bts. Kab. Muaro Jambi
selama 10 tahun dihitung dari tahun 2020 dan survey LHR tahun 2022 adalah 0,17 %.
2. Nilai faktor perusak jalan kendaraan golongan 6b adalah 3,0023, kendaraan golongan
7a adalah 2,7416, golongan 7b adalah 6,7528. Dan kendaraan golongan 7c adalah
10,2923.
3. Nilai ekivalen beban sumbu kendaraan selama umur rencana 10 tahun adlah
118993,173.
4. Nilai kumulatif beban sumbu kendaraan selama umur rencana 10 tahun adalah
10858127,07 ESAL.
5. Hasil perhitungan tebal perkerasan lapis tambah pada penelitian ini adalah 10 cm.
Saran

1. Dalam melakukan survey volume lalu lintas harus dilakukkan selama kurun
waktu 7 hari agar dapat mengetahui kondisi lalu lintas secara maksimal
sehingga dapat memperloeh nilai CESA yang lebih tepat dan akurat.
2. Dalam merencanakan tebal lapis tambah,, sebaiknya menggunakan
perencanaan tebal yang optimum agar memperoleh ketebalan yang kuat
sehingga dapat memikul beban selama umur rencana.
3. Disarankan untuk menggunakan metode lain seperti AASHTO, TRRL,
Austroads, dan laim-lain agar mendapatkan hasil yang sebih sempurna dan
dapat membandingkan metode yang lebih akurat dalam menghitung tebal
lapis tambah.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai