KABUPATEN MUNA
La Welendo
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Haluoleo
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu
Kendari 93721
wlawel@yahoo.com
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang menyebabkan peningkatan arus lalu lintas. Untuk itu
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar pendistribusian barang dan jasa dapat berjalan lancar.
Seiring dengan hal itu, maka diperlukan jaringan jalan yang baru dan perbaikan jalan yang rusak. Agar jalan
yang dibuat memberikan pelayanan yang optimal pada arus lalu lintas, maka perlu dibuat perencanaan
pembangunan jalan. Jalan poros Lawa-Lasehao adalah klasifikasi jalan Propinsi. Namun bebrapa periode
berjalan tidak ada perhatian dari pemerintah sehingga kondisi jalan poros Lawa-Lasehao yang perkerasannya
mengalami kerusakan berat sehingga sering terjadi kecelakaan, maka perlu dilakukan perbaikan dengan cara
memperkuat struktur perkerasannya dengan material yang berkualitas baik.
Penelitian dilakukan adalah indentifikasi awal dari permasalahan yang ada dan selanjutnya survey
secara langsung di lapangan yaitu sepanjang jalan poros Lawa-Lasehao meneganai kondisi perkersan yang
ada sekarang, volume lalulintas, serta kondisi lingkungan untuk data curah hujan diperoleh Dari instansi
terkait. Dari pengamatan visual di lapangan, kemudian diformulasikan ke dalam kriteria-kriteria sesuai yang
tercantum dalam kajian teori untuk mengidentifikasi kerusakan jalan dan menentukan teknik perbaikan yang
tepat, kemudian setelah itu hasil penelitian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran untuk
menentukan suatu kebijakan dalam merencanakan pekerjaan peningkatan jalan.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Dalam peningkatan jalan Poros Lawa –Lasehao
didapatkan susunan tebal lapis perkersan yang terdiri dari : Lapisan perkersaan permukaan = 5 cm dengan
bahan material Lasbutag; Lapisan Pondasi atas = 15 cm dengan bahan material agregat kelas A ; Lapis
pondasi bawah = 20 cm dengan bahan material agregat kelas A.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang menyebabkan peningkatan arus lalu
lintas. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar pendistribusian
barang dan jasa dapat berjalan lancar. Seiring dengan hal itu, maka diperlukan jaringan
jalan yang baru dan perbaikan jalan yang rusak. Agar jalan yang dibuat memberikan
pelayanan yang optimal pada arus lalu lintas, maka perlu dibuat perencanaan pembangunan
jalan.
Perencanaan pembangunan jalan dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik
sehingga dapat memberikan rasa aman, nyaman dan memaksimalkan perbandingan tingkat
penggunaan biaya dan pelaksanaan pekerjaan jalan. Pemakai jalan dapat merasa aman bila
jalan mempunyai bentuk dan ukuran jalan yang disyaratkan. Pertumbuhan kendaraan yang
begitu cepat berdampak pada kepadatan lalu lintas baik di jalan dalam kota maupun luar
kota, hal itu menuntut mutu dan kualitas infrastruktur jalan yang memadai.
Jalan poros Lawa-Lasehao adalah klasifikasi jalan Propinsi yang pengelohanya
diatur oleh pemerintah Daerah Tingkat I. Namun bebrapa periode berjalan tidak ada
perhartian dari pemerintah sehingga kondisi jalan poros Lawa-Lasehao yang
perkerasannya mengalami kerusakan berat sehingga sering terjadi kecelakaan, maka perlu
dilakukan perbaikan dengan cara memperkuat struktur perkerasannya dengan material
yang berkualitas baik. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk menetukan
tebal lapis perkerasan berdasarkan metode bina Marga
KAJIAN PUSTAKA
1. Perencanaan Proyek
Secara umum definisi perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang
mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program
teknis dan administratif agar dapat direalisasikan. Tujuan perencanaan adalah
melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan
dalam batasan biaya, mutu dan waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan
(safety).
Produk dari perencanaan adalah dasar acuan bagi kegiatan selanjutnya seperti
pelaksanaan dan pengendalian. Proses perencanaan harus dapat mengantisipasi situasi
proyek yang belum jelas dan penuh ketidakpastian. Ini karena aspek utama proses
perencanaan adalah peramalan, yang bergantung pada pengetahuan teknis dan
subyektivitas perencana. Karena itu pada periode selanjutnya, masih dibutuhkan
penyempurnaan dan tindakan koreksi sesuai dengan perkembangan kondisi proyek.
4. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah lapis-lapis material yang dipilih dan dikerjakan menurut
peraturan tertentu sesuai dengan macam dan fungsinya untuk menyebarkan roda
kendaraan sedemikian rupa sehingga dapat ditahan oleh tanah dasar sesuai daya
dukungnya.
Perkerasan jalan diletakkan diatas tanah dasar, dengan demikian secara keseluruhan
mutu dan daya tahan konstruksi tidak lepas dari tanah dasar yang berasal dari lokasi itu
sendiri atau tanah dari lokasi didekatnya yang telah dipadatkan sampai tingkat
kepadatan tertentu sehingga mempunyai daya dukung yang baik serta berkemampuan
mempertahankan perubahan volume selama masa pelayanan walaupun terdapat
perbedaan kondisi lingkungan dan jenis tanah setempat (Sukirman, 1999).
Berdasarkan bahan pengikatnya kontruksi perkerasan jalan dapat dibedakan atas: (silvia
sukirman, 1999) :
a. Konstruksi perkerasan lentur yaitu kontruksi perkerasan yang terdiri dari lapisan-
lapisan perkerasan yang dihampar diatas tanah dasar yang dipadatkan. Lapisan
tersebut dapat menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Kekuatan konstruksi
perkerasan ini ditentukan oleh kemampuan penyebaran tegangan tiap lapisan, yang
ditentukan oleh tebal lapisan tersebut dan kekuatan tanah dasar yang diharapkan.
=
E Beban sumbu ganda (kg) :
= 4 0,086
2. Faktor Regional:
Kelandaian 6-10 %
Curah hujan rata-rata 900 mm/tahun
Persentase kendaraan berat :
+
= 100 %
+ +
2 + 82
= 100 %
383 + 2 + 82
84
= 100 %
467
= 17,99 %
Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis
mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
a. Dalam merencanakan pekerjaan peningkatan jalan sebaiknya dilakukan dengan
meninjau langsung lokasi pekerjaan yang akan direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997,
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
Agus Iqbal Manu 1987, Pelaksanaan Konstruksi jalan raya, PT. Mediatama Septakarya
Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan. Bina Marga
1998
Ibrahim, Bahtiar (2003), Rencana dan Estimate Real of Cost, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Zainal (2001), Menghitung Rencana Anggaran Biaya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama