Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 8, No.2, Agustus 2020, Hal. 079-090

PERENCANAAN RIGID PAVEMENT DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI


JALAN BABAT – BATAS JOMBANG KABUPATEN LAMONGAN
Ricky Elyas Aditiya1, Siswoyo2
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UWKS.
2
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UWKS.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Jl. Dukuh Kupang X No. 54, Kota Surabaya, 60225, Jawa Timur, Indonesia
Email: 1 rickyelyasaditiya@gmail.com 2 siswoyosecure@gmail.com

Abstrak. Jalan Babat – Bts. Jombang Kab. Lamongan adalah fungsi jalan kolektor yang menghubungkan
Kabupaten Lamongan dan Jombang, sehingga ruas jalan Babat – Bts. Jombang memiliki volume lalu lintas
yang sangat tinggi dan beban lalu lintas yang berat, dapat disimpulkan jalan tersebut dilalui kendaraan besar
sehingga menimbulkan kerusakan yang cukup signifikan. Selama ini jalan tersebut penanganannya hanya
pemeliharaan dan perbaikan fungsional pada permukaan jalan yang rusak. Penanganan ini masih kurang tepat,
sebab dalam upaya perbaikan yang dilakukan tidak dapat bertahan lama sesuai dengan umur rencana.
Pada Tugas Akhir ini, berdasarkan hasil perhitungan rencana desain untuk 40 tahun didapatkan analisa kapasitas
jalan menggunakan acuan PKJI 2014, derajat kejenuhan masih di angka 0,75 hingga tahun 2060. Perencanaan
tebal pelat menggunakan metode Manual Desain Perkerasan 2017 sebesar 295 mm, lapis pondasi LMC sebesar
100 mm dan LFA A sebesar 150 mm dengan tulangan memanjang dan melintang diameter 12 - 300 mm. Dowel
berdiameter 36 mm, panjang dowel 450 mm dan jarak dowel 300 mm. Tie bars berdiameter 16 mm, panjang
dowel 700 mm dan jarak 750 mm. Biaya yang dibutuhkan untuk perencaanaan Jalan Babat – Bts. Jombang
menggunakan acuan HSPK Lamongan sebesar Rp 148.546.645.926,74 (Seratus Empat Puluh Delapan Milyar
Lima Ratus Empat Puluh Enam Juta Enam Ratus Empat Puluh Lima Ribu Sembilan Ratus Dua Puluh Enam
Rupiah).

Kata Kunci : Jalan, Perkerasan Kaku, PKJI 2014, Manual Desain Perkerasan 2017, Rencana Anggaran Biaya.

1. PENDAHULUAN realisasikan infrastruktur peningkatan jalan yang


1.1 Latar Belakang telah memenuhi kriteria untuk memperlancar
Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional sistem perdagangan, perekonomian serta
mempunyai peran penting dalam mendukung kepentingan lain yang menunjang kesejahteraan
bidang ekonomi, sosial dan budaya serta masyarakat.
lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan Pertumbuhan ekonomi dan penduduk tiap tahun
pengembangan wilayah agar tercapai akan semakin meningkat sehingga menyebabkan
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar kenaikan jumlah kendaraan yang sangat tinggi
daerah, membentuk dan memperkokoh kesatuan serta sistem jaringan jalan yang kurang memadai
nasional untuk memantapkan pertahanan dan atau bahkan terkesan tidak teratur. Sehingga hal
keamanan nasional, serta dapat membentuk struktur tesebut dapat menyebabkan kapasitas jalan yang di
ruang dalam rangka mewujudkan sasaran rencanakan tidak sesuai dengan kondisi yang ada.
pembangunan nasional (UU Jalan No 38, 2004). Pada umumnya jalan direncanakan memiliki masa
Perkembangan jalan merupakan salah satu hal yang layanan tertentu sesuai dengan kondisi lalu lintas
selalu beriringan dengan pemikiran manusia, dan dan kebutuhan yang ada misalnya 10 tahun sampai
kemajuan teknologi untuk mendorong dengan 20 tahun, dalam mencapai pelayanan pada
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, jalan kondisi yang baik maka diperlukan adanya
merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya pemeliharaan jalan (Bina Marga, 2010).
dapat mencapai suatu daerah yang ingin dicapai Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan jalan
(Aszuzi, 2017). Untuk memenuhi kebutuhan yang dilakukan pada waktu -waktu tertentu dan
masyarakat dalam bidang transportasi, maka sifatnya meningkatkan kemampuan stuktural.
pemerintah mengarahkan Pembangunan Nasional Peningkatan adalah penanganan jalan guna
untuk penyediaan fasilitas transportasi, baik berupa memperbaiki pelayanan jalan berupa peningkatan
jalan antar kabupaten / kota, provinsi maupun jalan stuktural dan geometrik agar mencapai tingkat
tol di berbagai daerah di Indonesia untuk dapat

79
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN RIGID PAVEMENT DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI JALAN


BABAT – BATAS JOMBANG KABUPATEN LAMONGAN
(Ricky Elyas Aditiya, Siswoyo)

pelayanan sesuai dengan yang direncanakan sesuai kondisi lingkungan standar desain permukaan. Jadi
jenis dan klasifikasi jalan (Bina Marga, 2010). sebelum merencanakan jalan perlu diadakan survey
Salah satunya pada Jalan Babat – Batas. Kab. jumlah kendaraan melintas dan survey kondisi
Jombang ini merupakan ruas jalan provinsi yang jalan. Dalam menentukan tebal perkerasan yang
memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi diperlukan agar umur rencana jalan dan kualitas
dikarenakan ruas jalan ini merupakan salah satu tersebut sesuai dengan perencanaan dan biaya yang
jalur strategis yang menghubungkan Kabupaten dianggarkan (Darmadi, 2017).
Lamongan dan Kabupaten Jombang. Ruas jalan ini Alasan pemilihan lokasi ini karena Jalan Babat –
juga merupakan salah satu ruas yang sangat Bts. Kabupaten Jombang di Kabupaten Lamongan
potensial terutama pada sektor pertambangan kapur pada sta 10 + 00 – 25 + 00 merupakan akses jalan
khususnya di Kabupaten lamongan ini. Fungsi ruas kolektor yang dilalui oleh berbagai macam
jalan tersebut adalah kolektor dengan tipe jalan 2 kendaraan mulai kendaraan ringan sampai
lajur 2 arah tak terbagi dengan lebar 7 m yang kendaraan berat. Dengan berjalannya waktu dan
menggunakan lapisan perkerasan lentur atau masa layanan, pertambahan volume lalu lintas akan
flexibel pavement. Dari kondisi pada ruas jalan menyebabkan kondisi jalan mengalami penurunan
tersebut mengalami penurunan kinerja perkerasan baik ditinjau dari pelayanan maupun kondisi jalan
yang terlihat dari banyaknya jenis kerusakan yang sehingga banyak kondisi jalan yang tidak
terjadi pada permukaan jalan tersebut dan memenuhi syarat kelayakan jalan karena banyak
penanganan kerusakan pada ruas jalan tersebut yang rusak sehingga tidak mampu menampung
hanya sebatas pemeliharaan, yaitu dengan kebutuhan lalu lintas yang ada. Untuk itu
perbaikan fungsional pada permukaan jalan yang diperlukan perencanaan perkerasan yang tepat agar
rusak. Penanganan ini dirasa belum cukup tepat dapat mengakomodir kendaraan yang melintas
karena upaya perbaikan yang dilakukan tidak dapat dikarenakan perkerasan sebelumnya tidak mampu
bertahan lama sesuai dengan umur rencana. menahan beban sehingga diperlukan perencanaan
Peningkatan struktural kinerja perkerasan jalan jalan agar dapat mengurangi kemacetan lalu lintas
harus dipelihara agar mempunyai umur rencana dan kerusakan jalan tersebut, dengan harapan dapat
atau masa layan yang sesuai dengan yang meningkatkan kapasitas jalan didaerah tersebut
dirancang perkerasan sebelumnya sehingga sehingga pertumbuhan di daerah tersebut menjadi
perkerasan tersebut masih mampu menahan beban lebih baik serta pelayanan masyarakat dapat
lalu lintas. Sedangkan secara fungsional, dapat ditingkatkan.
dilihat dan diukur dari tingkat pelayanan
perkerasan tersebut. Dengan hal ini berkaitan 1.2 Rumusan Masalah
dengan kenyamanan para pengguna jalan tersebut. Rumusan masalah yang akan dibahas pada
Kedua kondisi ini harus dikoordinasikan dengan perencanaan ini adalah sebagai berikut:
baik supaya kinerja dalam perkerasan jalan dapat 1. Bagaimana hasil analisa kapasitas jalan
bekerja dengan baik (Paus, 2016). menurut PKJI 2014?
Merencanakan perkerasan jalan perlu 2. Berapa ketebalan perkerasan kaku (Rigid
diperhitungkan tingkat pertumbuhan lalu lintas. Pavement) untuk Umur Rencana jalan (UR) 40
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat mendatang dengan metode Manual Desain
pertumbuhan ekonomi dan sosial. Dalam Perkerasan 2017?
perencanaan jalan Babat – Bts. Kabupaten Jombang 3. Berapa rencana anggaran biaya untuk
ini menggunakan tebal perkerasan kaku (Rigid perencanaan menggunakan Rigid Pavement?
Pavement) karena perkerasan jenis ini mempunyai
kekuatan konstruksi yang ditentukan oleh kekuatan 1.3 Maksud dan Tujuan
pelat beton sendiri (tanah dasar tidak begitu Dengan berlandasan pada masalah diatas, maka
menentukan), biaya pemeliharaan relatif rendah maksud dan tujuan dari perencanaan ini adalah
bahkan tidak ada. Secara umum hal ini bisa sebagai berikut:
diartikan bahwa pemilihan perkerasan yang tepat 1. Untuk mengetahui kapasitas jalan pada jalan
dapat meningkatkan pertumbuhan lalu lintas yang yang di rencananakan.
di jadikan indikator pada tingkat kesejahteraan 2. Untuk mengetahui tebal perkerasan kaku untuk
masyarakat. Tebal perkerasan jalan ditentukan Umur Rencana (UR) 40 tahun mendatang.
beberapa faktor yaitu : beban lalu lintas, daya 3. Untuk mengetahui anggaran biaya yang
dukung tanah dasar yang dipikul oleh jalan selama dibutuhkan pada perencanaan tebal Rigid
umur rencana jalan. Kualitas perkerasan dan Pavement.

80
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 8, No.2, Agustus 2020, Hal. 079-090

1.4 Manfaat
Dari hasil perencanaan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang
terkait seperti :
1. Bagi Pengguna Jalan Babat – Bts. Kabupaten
Jombang
Diharapkan dari hasil perencanaan ini bagi
pengguna jalan dapat merasakan tingkat
kenyamanan dan keamanan pada saat melintasi
Jalan Babat – Bts. Kabupaten Jombang.
2. Bagi Instansi Terkait
Diharapkan dari hasil perencanaan perkerasan kaku
Babat – Bts. Kabupaten Jombang dengan Gambar 1 Diagram Alir Metodologi
menggunakan metode Manual Desain Perkerasan
2017 dapat digunakan sebagai perbandingan untuk 3. DATA DAN ANALISA
menentukan tebal perkerasan yang akan digunakan 3.1 Analisa Data
pada perencanaan perkerasan jalan. Data yang digunakan dalam data dan analisa
3. Bagi Mahasiswa perhitungan ini didapatkan dari data primer yang
Diharapkan hasil perencanaan dan ilmu yang ada diperoleh berdasarkan pengamatan yang dilakukan
dalam pembahasan ini bisa digunakan sebagai secara langsung dan data sekunder yang diperoleh
referensi untuk menambah pengetahuan guna dari dinas atau instansi terkait, Sebagai berikut :
meningkatkan proses belajar dalam merencanakan 1. Data Primer : Berupa data survey lalu lintas
perkerasan jalan. harian rata –rata (LHR) pada STA 10+00 –
25+00 pada ruas jalan Babat – Batas.
1.5 Batasan Masalah Kabupaten Jombang di Kabupaten Lamongan.
Mengingat permasalahan yang ada begitu luas, 2. Data Sekunder : Data yang didapatkan dari
maka penulis memberikan batasan permasalahan. pihak terkait atau instansi berupa data tanah,
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai data lalu lintas.
berikut :
1. Tidak merencanakan desain bangunan 3.1.1 Data CBR
pelengkap seperti jembatan, saluran drainase Data CBR yang digunakan adalah data sekunder
dan gorong-gorong. CBR yang di peroleh dari Dinas PU Bina Marga
2. Rencana anggaran biaya hanya dibatasi pada Provinsi Jawa Timur. Berikut ini adalah tabel yang
konstruksi perkerasan. berisi nilai CBR pada ruas jalan Babat –Batas Kab.
3. Metode dalam mencari tebal perkerasan kaku Jombang STA 10+000 – 25+000.
(rigid pavement ) menggunakan Manual Desain
Perkerasan 2017 Tabel 1 Data CBR
No TP CBR (%)
2. METODOLOGI 1` TP1 2,757
2 TP2 5,514
3 TP3 3,068
4 TP4 5,359
5 TP5 3,495
6 TP6 2,589
7 TP9 3,961
8 TP10 2,680
(Sumber : DPUBM-JATIM TH 2019)

3.1.2 Data Lalu Lintas Harian Rata - Rata


Data lalulintas didapat dari data sekunder dan data
primer yang diperoleh dari survey lalu lintas di jalan
Babat – Batas. Kabupaten Jombang di Kabupaten

81
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN RIGID PAVEMENT DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI JALAN


BABAT – BATAS JOMBANG KABUPATEN LAMONGAN
(Ricky Elyas Aditiya, Siswoyo)

Lamongan. Hasil survey tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 Data Lalu lintas harian tiap tahun Jalan
lampiran. Babat – Bts. Jombang

3.2 Pengolahan Data


Pengolahan data dalam perencanaan ini adalah
mengolah data sekunder maupun primer dari data
tanah , maupun data lalu lintas untuk memenuhi
standar dari sebuah perencanaan perkerasan kaku
sesuai dengan metode yang digunakan.
3.2.1 Analisa Data Lalu Lintas
Dalam analisa data lalulintas dibutuhkan hasil
perhitungan kapasitas dasar (Co), faktor
X (Sumber : DPUBM-JATIM TH 2019)
penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas (FCLJ),
faktor penyesuaian akibat pemisah arah (FCPA) dan Data pertumbuhan kendaraan dari tahun 2012 dan
faktor penyesuaian akibat hambatan samping untuk 2013
mendapatkan analisa penentuan kapasitas pada
= 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑋 𝑋𝑋 2013 – 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2012
𝑋 𝑋 𝑋

𝑥 100 %
𝑋 𝑋𝑋 𝑋

𝑋 𝑋 𝑋

kondisi lapangan. Dari data tersebut akan 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2012
14873,8−13857,7
𝑋 𝑋𝑋 𝑋

digunakan untuk menentukan nilai derajat = 𝑋 𝑥 100 % = 7,33 %


𝑋 𝑋

13857,7
kejenuhan (DS) pada kondisi jalan. Data pertumbuhan kendaraan dari tahun 2013 dan
a. Menentukan Kapasitas Dasar (Co) 2014
Kapasitas dasar jalan ditentukan dengan = 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑋 𝑋𝑋 2014 – 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2013
𝑋 𝑋 𝑋

𝑥 100 %
𝑋 𝑋𝑋 𝑋

𝑋 𝑋 𝑋

𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2013


mengetahui dan melihat tipe alinyemen Datar pada 16281,4−14873,8
𝑋 𝑋𝑋 𝑋

lokasi perencanaan diperoleh Kapasitas Dasar (Co) = 𝑋 𝑥 100 % = 9,46 %


𝑋 𝑋 𝑋

14873,8
yaitu 3100 smp/jam. Data pertumbuhan kendaraan dari tahun 2014 dan
b. Menentukan Faktor Penyesuaian Kapasitas 2015
Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas (FCLJ) = 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑋 𝑋𝑋 2015 – 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014
𝑋 𝑋

𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014


𝑋

𝑥 100 %
𝑋 𝑋𝑋 𝑋

𝑋 𝑋 𝑋

Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas


𝑋 𝑋𝑋 𝑋

16830,8−16281,4
dengan lebar jalan pada tabel sebesar 7 m, maka = 16281,4
𝑋 𝑥 100 % = 3,37 %
𝑋 𝑋

didapatkan nilai FCLJ yaitu 1,00. Data pertumbuhan kendaraan dari tahun 2015 dan
c. Menentukan Faktor Penyesuaian Kapasitas 2016
Akibat Pemisah Arah (FCPA) = 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑋 𝑋𝑋 2016 – 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2015
𝑋 𝑋

𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2015


𝑋 𝑋𝑋
𝑋

𝑥 100 %
𝑋

𝑋
𝑋𝑋 𝑋

𝑋 𝑋 𝑋

Pada data lalu lintas yang didapatkan bahwa ruas =


17897,7−16830,8
𝑥 100 % = 6,3 %
jalan Babat – Bts.Kab.Jombang STA 10+000 -
𝑋 𝑋 𝑋

16830,8
STA 25+000 untuk faktor penyesuaian kapasitas Data pertumbuhan kendaraan dari tahun 2016 dan
pemisah arah didapatkan 50% - 50%, dan untuk 2017
nilai FCPA = 1,00. = 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑋 𝑋𝑋 2017 – 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2016
𝑋 𝑋

𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2016


𝑋 𝑋𝑋
𝑋

𝑥 100 %
𝑋

𝑋
𝑋𝑋 𝑋

𝑋 𝑋 𝑋

d. Menentukan Faktor Penyesuaian Kapasitas 18938,2−17897,7


= 𝑋 𝑥 100 % = 5,81 %
𝑋 𝑋

17897,7
Akibat Hambatan Samping (FCHS)
Data pertumbuhan kendaraan dari tahun 2017 dan
Dari tabel faktor penyesuaian akibat hambatan
2018
samping (FCHS) untuk tipe jalan 2 jalur 2 arah
dengan kelas hambatan samping rendah dengan = 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑋 𝑋𝑋 2018 – 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2017
𝑋 𝑋

𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2017


𝑋 𝑋𝑋
𝑋

𝑥 100 %
𝑋

𝑋
𝑋𝑋 𝑋

𝑋 𝑋 𝑋

20292,3−18938,2
adanya bahu jalan selebar 2 m, sehingga nilai = 𝑋 𝑥 100 % = 7,15 %
𝑋 𝑋

18938,2
FCHS= 1,00. Data pertumbuhan kendaraan dari tahun 2018 dan
e. Menentukan Nilai Kapasitas (C) 2019
C = Co x FCLJ x FCPA x FCHS = 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑋 𝑋𝑋 2019 – 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2018
𝑋 𝑋 𝑋

𝑥 100 %
𝑋 𝑋𝑋 𝑋

𝑋 𝑋 𝑋

Data : 1. Sesuai nilai Co……. (Tabel 2.7) 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2018
𝑋 𝑋𝑋 𝑋

22035,2−20292,3
2. Sesuai nilai FCLJ……(Tabel 2.8) = 𝑋 𝑥 100 % = 8,59 %
𝑋 𝑋

20292,3
3. Sesuai nilai FCPA.......(Tabel 2.9) Rata – rata persentase per tahun
4. Sesuai nilai FCHS…...(Tabel 2.10) 48,06
= 𝑥 100 %
𝑋 𝑋 𝑋

= 3100 x 1,00 x 1,00 x 1,00 7


= 3100 smp/jam = 6,86 %
f. Menentukan faktor pertumbuhan lalu lintas Dari hasil perhitungan didapat angka pertumbuhan
(i) sebesar 6,86 % > dari peraturan di Manual
Desain Perkerasan 2017 yaitu 3,5% terlihat pada

82
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 8, No.2, Agustus 2020, Hal. 079-090

Tabel 2. 3.2.2 Analisa Data CBR


g. Menentukan Derajat Kejenuhan (DS) Analisa Data CBR dibutuhkan perencanaan ini
𝑄
𝐷𝑆 = dalam mengetahui besarnya DDT dasar karena
𝐶
mutu dan daya bahan dalam konstruksi perkesaran
Q = LHR x k x emp
tidak lepas dari sifat tanah dasar. Di perencanaan
Data :
ini menggunakan metode grafis 90 % dan analitis.
1. LHR sesuai data Primer lalulintas 2020
1. Perhitungan CBR segmen dengan cara
2. i = 3,50 …………………
grafis
3. k= 0,11 …………………
4. emp……………………...
Tabel 6 Perhitungan CBR secara grafis
Berikut ini adalah Tabel perhitungan DS pada
kondisi jalan. CBR Nilai CBR Jumlah Prosentase
setelah yang yang sama
Tabel 3 Hasil Perhitungan DS Pada Tahun 2020 diurutkan sama atau lebih
besar (%)
(Sumber : Analisa dan Perhitungan)
(1) (2) (3) (4)=(3)/n x
100 %
2,757 2,589 8 100
5,514 2,680 7 87,5
3,068 2,757 6 75
5,359 3,068 5 62,5
3,495 3,495 4 50
Tabel 4 Hasil Perhitungan DS Pada Tahun 2040 2,589 3,961 3 37,5
(Sumber : Analisa dan Perhitungan) 3,961 5,359 2 25
2,680 5,514 1 12,5
(Sumber : Analisa dan Perhitungan)

Tabel 5 Hasil Perhitungan DS Pada Tahun 2060

Gambar 2 CBR Desain Tanah Dasar

Dari data grafik diperolah nilai CBR 90 % sebesar


2,8 %
(Sumber : Analisa dan Perhitungan) Maka nilai Daya dukung tanah adalah :

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai


derajat kejenuhan (DS) selama umur rencana 40
tahun berada pada nilai ≤ 0,75 maka dapat
dikatakan bahwa jalan Babat – Bts. Kab. Jombang
STA 10+000 – 25+000 tidak dibutuhkan
peningkatan perencanaan jalan selama umur
rencana.

83
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN RIGID PAVEMENT DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI JALAN


BABAT – BATAS JOMBANG KABUPATEN LAMONGAN
(Ricky Elyas Aditiya, Siswoyo)

Gambar 3 Mencari Nilai DDT dari nilai CBR 2. Lebar jalan :7m
90% 3. Lebar bahu efektif :2m
4. Tipe jalan : 2/2 UD
Didapatkan nilai DDT = 3,6 5. UR : 40 tahun
2. Perhitungan CBR dengan cara analitis 6. Fungsi Jalan : Kolektor
Diketahui data CBR sebagai Berikut 7. Tipe Medan : Datar
2,589 + 2,680 + 2,757 + 3,068 + 3,495 + 3,961 + 8. Nilai CBR : 2,8%
5,359 + 5,514
CBRrata-rata= 3.3.1 Perhitungan Faktor Lajur Pertumbuhan
2,589 + 2,680 + 2,757 + 3,068 + 3,495 + 3,961 + 5,359 + 5,514
Lalu Lintas
8
= 3,678 Perhitungan faktor lajur pertumbuhan lalu lintas
CBR max = 5,514 dihitung sesuai dengan umur rencana yang sudah
CBR min = 2,589 ditentukan yaitu UR = 40 tahun (Tabel 2.2).
Untuk nilai R tergantung dari jumlah data yang Pertumbuhan lalu lintas pada Jalan Babat – Batas.
terdapat 1 segmen. Besarnya nilai R seperti yang Jombang Kabupaten Lamongan berdasarkan data
diperlihatkan pada tabel di bawah ini : MDP 2017, jalan tersebut merupakan jalan di Pulau
Jawa sehingga didapatkan sebesar i = 3,5 % (Tabel
Tabel 7 Nilai R untuk Perhitungan CBR Segmen 2.3). Berikut adalah perhitungan faktor lajur
Jumlah Titik Nilai R pertumbuhan lalu lintas dengan menggunakan
Pengujian CBR metode MDP 2017 :
2 1,41 (1 + 0,01 × 𝑖)𝑈𝑅 − 1
𝑅=
3 1,91 0,01 × 𝑖𝑋

(1+0,01×3,5%)40 −1
4 2,24 𝑅=
0,01 ×3,5%
5 2,48
𝑋

𝑅 = 40,3
6 2,67
7 2,83
3.3.2 Menentukan Nilai VDF (Vehicle Damage
8 2,96
Factor)
9 3,08
Untuk nilai VDF sendiri mengacu pada VDF dalam
>10 3,18
Manual Desain Perkerasan tahun 2017.
(Sumber : Silvia Sukirman)
CBR Segmen = Tabel 8 Nilai VDF
CBR rata – rata - 𝐶𝐵𝑅 𝑀𝑎𝑥𝑅−𝐶𝐵𝑅 𝑚𝑖𝑛
𝑋
𝑋 𝑋 𝑋

= 3,678 -
5,514 −2,589
𝑋
Jenis Kendaraan VDF
2,96
= 2,69 Gol 5a 0,3
DDT = 4,3 logCBR+1,7
= 4,3 log(2,69) + 1,7 Gol 5b 1
= 3,55 Gol 6b 0,8
Dari Perhitungan CBR segmen menggunakan Gol 7a 7,6
metode grafis dan analitis, untuk metode grafis
didapatkan cbr segmen 2,8 % > 2,69 % yang Gol 7b 36,9
menggunakan metode analitis. Sehingga dalam Gol 7c 13,6
perencanaan ini digunakan CBR segmen sebesar
2,8 % (Sumber : MDP 2017)

3.3 Perencanaan Desain Perkerasan 3.3.3 Faktor Distribusi Lajur


Dalam perencanaan desain perkerasan jalan Babat Untuk menentukan faktor distribusi lajur mengacu
– Batas. Kab. Jombang digunakan Rigid Pavement pada tabel yang ada dalam Manual Desain
dengan menggunakan Metode Manual Desain Perkerasan Tahun 2017 . bisa dilihat pada Tabel
Perkerasan 2017 (MDP 2017). Ketentuan dalam 3.9 prosentase untuk 1 lajur setiap satu arah
perencanaan tebal perkerasan kaku adalah sebagai didapatkan prosentase yang akan dipakai untuk
berikut: faktor distribusi lajur sebesar 100 % ( 𝐷𝐿 =
1. i (%) : 3,5 % 100 % ).
𝑋 𝑋

84
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 8, No.2, Agustus 2020, Hal. 079-090

Tabel 9 Faktor Distribusi Lajur (𝐷𝐿 ) f. Gol 7c


Jumlah lajur Populasi terhadap populasi 𝐸𝑆𝐴 = (𝐿𝐻𝑅𝑗𝑘 𝑥 𝑉𝐷𝐹𝑗𝑘 ) 𝑥 365 𝑥 𝐷𝐷 𝑥 𝐷𝐿 𝑥 𝑅
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋
𝑋
𝑋 𝑋 𝑋

setiap arah kendaraan Niaga (%) 𝐸𝑆𝐴 = (91 𝑥 13,6) 𝑥 365 𝑥 0,5𝑥 1 𝑥 40,3
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

𝐸𝑆𝐴 = 9102239
𝑋

1 100
2 80 Tabel 10 CESAL Rencana
3 60
4 50
(Sumber : MDP 2017)

3.3.4 Faktor Distribusi Arah


Faktor distribusi arah untuk perencanaan
perekerasan kaku dengan umumnya menggunakan
Manual Desain Perkerasan Tahun 2017 adalah
𝐷𝐷 = 0,5, kecuali pada lokasi – lokasi yang jumlah (Sumber : Hasil Perhitungan)
kendaraan niaga cenderung lebih tinggi pada satu
arah tertentu.

3.3.5 Menghitung Nilai CESAL (Cumulative


Equivalent Single Axle Load)
Beban sumbu standar kumulatif atau Cumulative
Equivalent Single Axle Load (CESAL) merupakan
jumlah kumulatif beban sumbu lalu lintas desain
pada lajur desain selama umur rencana, dapat
dilihat dari persamaan berikut :
CESAL = (𝐿𝐻𝑅𝑗𝑘 𝑥 𝑉𝐷𝐹𝑗𝑘 ) 𝑥 365 𝑥 𝐷𝐷 𝑥 𝐷𝐿 𝑥 𝑅
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋
𝑋
𝑋 𝑋 𝑋

Keterangan : Gambar 4 Nomogram Tebal perkerasan


LHRJk : LHR jenis kendaraan
VDFjk : Vehicle Damage Faktor Tebal Perkerasan Perlu
DD : Faktor Distribusi arah CBR segmen = 2,8 %
DL : Faktor Distribusi lajur CESAL = 4 x 107
R : Faktor pertumbuhan lalu lintas CBR Agregat base A = 30 %
365 : Hari dalam 1 tahun diperoleh
Tebal Agregat Base A = 150 mm
a. Gol 5a
𝐸𝑆𝐴 = (𝐿𝐻𝑅𝑗𝑘 𝑥 𝑉𝐷𝐹𝑗𝑘 ) 𝑥 365 𝑥 𝐷𝐷 𝑥 𝐷𝐿 𝑥 𝑅
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋
𝑋
𝑋 𝑋 𝑋

𝐸𝑆𝐴 = (51 𝑥 0,3) 𝑥 365 𝑥 0,5𝑥 1 𝑥 40,3


𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

𝐸𝑆𝐴 = 112528
b. Gol 5b
𝐸𝑆𝐴 = (𝐿𝐻𝑅𝑗𝑘 𝑥 𝑉𝐷𝐹𝑗𝑘 ) 𝑥 365 𝑥 𝐷𝐷 𝑥 𝐷𝐿 𝑥 𝑅
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋
𝑋
𝑋 𝑋 𝑋

𝐸𝑆𝐴 = (29 𝑥 1) 𝑥 365 𝑥 0,5𝑥 1 𝑥 40,3


𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

𝐸𝑆𝐴 = 213288
𝑋

c. Gol 6b
𝐸𝑆𝐴 = (𝐿𝐻𝑅𝑗𝑘 𝑥 𝑉𝐷𝐹𝑗𝑘 ) 𝑥 365 𝑥 𝐷𝐷 𝑥 𝐷𝐿 𝑥 𝑅
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋
𝑋
𝑋 𝑋 𝑋

𝐸𝑆𝐴 = (386 𝑥 0,8) 𝑥 365 𝑥 0,5𝑥 1 𝑥 40,3


𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

𝐸𝑆𝐴 = 2271147
𝑋

d. Gol 7a
𝐸𝑆𝐴 = (𝐿𝐻𝑅𝑗𝑘 𝑥 𝑉𝐷𝐹𝑗𝑘 ) 𝑥 365 𝑥 𝐷𝐷 𝑥 𝐷𝐿 𝑥 𝑅
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

𝐸𝑆𝐴 = (53 𝑥 7,6) 𝑥 365 𝑥 0,5𝑥 1 𝑥 40,3


𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋
𝑋

Gambar 5 Tebal pondasi bawah minimum untuk


𝐸𝑆𝐴 = 2962493
𝑋
perkerasan beton semen
e. Gol 7b
𝐸𝑆𝐴 = (𝐿𝐻𝑅𝑗𝑘 𝑥 𝑉𝐷𝐹𝑗𝑘 ) 𝑥 365 𝑥 𝐷𝐷 𝑥 𝐷𝐿 𝑥 𝑅
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋
𝑋
𝑋 𝑋 𝑋 Setelah ditentukan menggunakan 125 mm LMC
𝐸𝑆𝐴 = (102 𝑥 36,9) 𝑥 365 𝑥 0,5𝑥 1 𝑥 40,3
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 (Lean Mix Concrete) selanjutnya menentukan CBR
𝐸𝑆𝐴 = 27681808
𝑋
efektif tanah dasar.

85
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN RIGID PAVEMENT DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI JALAN


BABAT – BATAS JOMBANG KABUPATEN LAMONGAN
(Ricky Elyas Aditiya, Siswoyo)

Tabel 11 Tebal Lapisan Perkerasan Metode


Manual Desain Perkerasan 2017

(Sumber : Analisa dan Perhitungan)


Gambar 6. CBR tanah dasar efektif
Berdasarkan hasil dari tabel diatas, untuk nilai total
Hasil taksiran pada grafik menunjukkan bahwa
kumulatif yang dihasilkan dari perhitungan
CBR efektif tanah dasar 28% dengan tebal lapis
Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESAL).
pondasi 125 mm LMC.
Dengan nilai total kumulatif tersebut didapatkan
struktur perkerasan golongan R4 dengan kelompok
sumbu kendaraan berat < 43x106 sebagai berikut :
1) Struktur Perkerasan
: 42230975 < 43x106
2) Tebal Pelat Beton
: 295 mm
3) Lapisan Pondasi LMC
: 100 mm
4) Lapisan Agregat Kelas A
: 150 mm
Karena tebal perkerasan perlu < tebal perkerasan
rencana, maka untuk pelaksanaan perencanaan
perkerasan kaku di jalan Babat – Batas. Jombang
Kabupaten Lamongan menggunakan tebal
perkerasan rencana.

3.5 Perhitungan Sambungan dan Tulangan


Gambar 7. Taksiran tebal Plat Beton
Dari hasil perhitungan berdasarkan metode Manual
Desain Perkerasan 2017 didapatkan tebal pelat
Diperoleh taksiran tebal plat = 22 cm. Untuk
beton sebesar 295 mm, kemudian akan
memastikan taksiran tebal perkerasan perlu, maka
direncanakan menggunakan perkerasan kaku
menggunakan Tabel 11 tebal lapisan perkerasan
bersambung dengan tulangan.
rencana dengan menggunakan metode Manual
Desain Perkerasan 2017.
3.5.1 Sambungan
a. Sambungan memanjang ( Tie Bars ) dengan
3.4 Menentukan Tebal Lapisan Perkerasan
Spesifikasi :
Kaku dengan Metode Manual Desain
Lebar Jalan = 7m
Perkerasan 2017
Lebar Lajur (b) = 3,5m
Dari perhitungan Beban Sumbu Standar Kumulatif
Tebal Pelat (h) = 0,295 m
/ Cumulative Equivalent Single Axle Load
𝐴𝑡 = 204 × 𝑏 × ℎ
(CESAL) menggunakan metode Manual Desain
= 204 × 3,5 × 0,295
Perkerasan 2017 didapatkan total nilai kumulatif
= 210,6 mm2
sebesar 42230975. Untuk menentukan tebal lapisan
Direncanakan sambungan menggunakan tulangan
perkerasan yang akan digunakan pada perencanaan
ulir φ 16 mm dengan jarak 75 cm maka luasnya :
perkerasan kaku dapat dilihat pada Tabel 11
𝐴𝑡 = 0,25 × 𝜋 × 𝑑2
sebagai berikut :

86
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 8, No.2, Agustus 2020, Hal. 079-090

= 0,25 × 𝜋 × 162 fs = kuat-tarik ijin tulangan (MPa). Biasanya


= 200,96 mm2 0,6 kali tegangan leleh.
Kebutuhan Tie Bars didapatkan per meter nya : g = gravitasi (m/detik2).
At 210,6 h = tebal pelat beton (m)
= = 1,05 = 1 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑋

A pakai 200,96
L = jarak antara sambungan yang tidak diikat
Panjang batang pengikat : atau tepi bebas pelat (m)
𝐼 = (38,3 × φ) + 75 M = berat per satuan volume pelat (kg/m3)
= 687,8 mm ≈ 700 mm 𝜇 = koefisien gesek antara pelat beton dan
Jadi didapatkan sambungan memanjang (Tie Bars) pondasi bawah
dengan D16 – 750 dengan panjang batang pengikat
700 mm 𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋𝑋 = 0,10% 𝑥 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑥 1000
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

b. Sambungan susut melintang (dowel) 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 =0,0010 𝑥 295 𝑥 1000


𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

Sambungan susut melintang ini menggunakan ruji 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 =295 𝑚𝑚2


𝑋

polos sepanjang 45 cm dengan jarak antar ruji 30


cm lurus, untuk diameter didapatkan pada Tabel 6 Digunakan tulangan diameter ∅12 – 300 mm =>
dan bebas dari tonjolan tajam yang mempengaruhi As = 376,8 mm2
gerakan saat pelat beton menyusut. Maka Dari hasil perhitungan penulangan per segmen
didapatkan dowel sebagai berikut: diatas digunakan tulangan arah memanjang dengan
Panjang dowel = 450 mm diameter ∅12 – 300 mm dan tulangan arah
Diameter dowel = 36 mm (Tabel 2.6) melintang dengan diameter ∅12 – 300. Dari hasil
Jarak dowel = 300 mm perhitungan pada subbab 4.5.1 diatas untuk
sambungan dowel dan tie bar yang dibutuhkan
3.5.2 Penulangan sesuai dengan ketentuan
Dalam menentukan tulangan yang digunakan a) Dowel
dalam perencanaan tebal perkerasan kaku ini harus Diameter = 36 mm
memperhatikan parameter dari hasil perencanaan. Panjang = 450 mm
1) Tebal pelat = 295 mm Jarak = 300 mm
2) Lebar Pelat = 3,50 m b) Tie Bar
3) Panjang Pelat = 15 meter Diameter = 16 mm
4) Kuat tarik baja leleh (fy) = 240 Mpa Panjang = 700 mm
5) μ (koefisien gesek) = 1,0 Jarak = 750 mm
Berikut adalah perhitungan penulangan Berikut adalah hasil perencanaan tulangan dan
memanjang dan juga melintang dengan sambungan per segmen dengan menggunakan SNI
menggunakan hasil dari perhitungan perencanaan Perkerasan Jalan Beton semen 2003 dapat dilihat
sebagai berikut : pada Gambar 4.3
a) Tulangan Memanjang
𝜇. 𝐿. 𝑀. 𝑔. ℎ 𝑋

𝐴𝑠 = 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋

2. 𝑓𝑠
1 𝑥 15 𝑥 2400 𝑥 9,81 𝑥 0,295
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

= 𝑋

2 𝑥 (0,6 𝑥 240) 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

= 361,74 𝑚𝑚2 𝑋

𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 0,10% 𝑥 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑥 1000


𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

=0,0010 𝑥 295 𝑥 1000


𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋

=295 𝑚𝑚2
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋𝑋 𝑋 𝑋

Digunakan tulangan diameter


∅12 – 300 mm => As = 376,8 mm2
b) Tulangan Melintang
𝜇. 𝐿. 𝑀. 𝑔. ℎ 𝑋

Gambar 8 Perencanaan Tulangan dan


𝐴𝑠 = 𝑋 𝑋

2. 𝑓𝑠 Sambungan Tiap Segmen Berdasarkan SNI


= 1 𝑥 7 𝑥 22400
𝑋 𝑋𝑥 9,81 𝑥 0,295
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋
𝑋 𝑋

𝑥 0,6 𝑥 240 𝑋 𝑋

(
𝑋 𝑋

)
Perkerasan Jalan Beton semen 2003
2
=168,81 𝑚𝑚 𝑋 𝑋

Keterangan
As = luas penampang tulangan baja (mm2/m
lebar pelat)

87
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN RIGID PAVEMENT DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI JALAN


BABAT – BATAS JOMBANG KABUPATEN LAMONGAN
(Ricky Elyas Aditiya, Siswoyo)

3.6 Rencana Anggaran Biaya Empat Puluh Delapan Milyar Lima Ratus
3.6.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Empat Puluh Enam Juta Enam Ratus Empat
Puluh Lima Ribu Sembilan Ratus Dua Puluh
Tabel 12 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Enam Rupiah).

4.2 Saran
1. Diharapkan dalam pelaksanaan lapangan untuk
menggunakan metode yang sesuai dalam
melakukan perencanaan agar lebih efisien
untuk mengaplikasikannya karena sangat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas jalan
dengan menggunakan perkerasan kaku.
2. Untuk mendapatkan konstruksi yang dapat
bertahan dan mencapai umur rencana yang
diharapkan, hendaknya dilakukan kegiatan
perawatan secara berkala sehingga jalan dapat
berfungsi sesuai umur rencana bahkan lebih dan
dapat meminimal terjadinya kerusakan pada
konstruksi jalan tersebut.

(Sumber : Analisa dan Perhitungan) DAFTAR PUSTAKA


Aszuzi, E.N., 2017. “Perencanaan Jalan Baru
4. KESIMPULAN DAN SARAN Sreseh – Pangarengan Sta 0+000 – Sta
4.1 Kesimpulan 15+300 Kabupaten Sampang Madura
Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan Jalan Menggunakan Perkerasan Kaku”. Institut
Babat – Bts. Kab. Jombang dengan menggunakan Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Rigid Pavement kesimpulan sebagai berikut : Bina Marga, 1980. “Undang-undang Republik
1. Hasil perhitungan analisa kapasitas jalan Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang
menggunakan metode PKJI 2014 dengan lebar Jalan”, Direktorat Jendral Bina Marga,
badan jalan 7 m selama umur rencana yaitu Jakarta.
mulai tahun 2020 – 2060 ternyata tidak Bina Marga, 2017, Manual Desain Perkerasan
diperlukan pelebaran jalan karena nilai DS Jalan Nomor 04/SE/Db/2017. Departemen
sampai akhir umur rencana masih di angka Pekerjaan Umum, Jakarta.
0,75. Dayana, P.N, 2017, “Perencanaan Jalan Tol Krian
2. Hasil perhitungan tebal perkerasan kaku – Legundi – Bunder – Manyar Sta 0+000 -
menggunakan metode Manual Desain Sta 10+500 Berdasarkan Perkerasan Kaku
Perkerasan Tahun 2017 diperoleh tebal Metode Bina Marga Kabupaten Sidoarjo –
perkerasan 295 mm dengan lapis pondasi Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur”,
bawah berupa lean mix concrete setebal 100 Institut Teknologi Sepuluh Nopember
mm dan untuk Lapis Drainase (LFA Kelas A) Surabaya,
setebal 150 mm dengan tulangan memanjang Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina
dan tulangan melintang diameter 12 mm Marga “Buku Petunjuk Teknis Analisa Biaya
dengan jarak 300 mm. Sambungan melintang Harga Satuan Pekerjaan Surabaya
berdiameter 36 mm, panjang 450 mm dan jarak Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina
300 mm. Sambungan memanjang berdiameter Marga “Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia”,
16 mm, panjang 700 mm dan jarak batang 2014.
pengikat 750 mm.
3. Hasil Perhitungan biaya pada Jalan Babat – Bts.
Kab. Jombang dengan panjang 15000 meter
sebesar Rp 148.546.645.926,74. ( Seratus

88
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 8, No.2, Agustus 2020, Hal. 079-090

Google Maps, 2019. Direction to Jalan Babat – Batas.


Kabupaten Jombang di Kabupaten Lamongan,
/http/GoogleMaps.

Hadijah, I., Harizalsyah, M., 2017, “Perencanaan


Jalan Dengan Perkerasan Kaku Menggunakan
Metode Analisa Komponen Bina Marga (Studi
Kasus : Kabupaten Lampung Tengah Provinsi
Lampung)” Universitas Muhammadiyah Metro
Lampung,
Huda, Miftahul (2005), “Pengaruh Pembangunan
Jalan Lingkar Selatan Terhadap Kinerja Lalu
Lintas di Kabupaten Bojonegoro.”, ISSN
1410-9964.
Huda, Miftahul (2018), “Preleminary Cost
Estimate Model for Maintenance and
Improvement of Road Project. The
International Journal of Engineering and
Science (The IJES).”, 7 (2). pp. 41-49. ISSN
ISSN (e): 2319-1813, ISSN (p): 2319-1825
Paus, Made., 2016, “Evaluasi Kondisi Struktural dan
Umur Layanan Perkerasan Kaku (Studi Kasus :
Jalan Nasional Ruas Batang- Batas Kendal )”,
Program Studi Sistem dan Teknik Jalan Raya,
Institut Teknologi Bandung

89
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

PERENCANAAN RIGID PAVEMENT DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI JALAN


BABAT – BATAS JOMBANG KABUPATEN LAMONGAN
(Ricky Elyas Aditiya, Siswoyo)

Halaman ini sengaja dikosongkan Halaman ini sengaja dikosongkan

90

Anda mungkin juga menyukai