1. PENDAHULUAN
Setiap kota, sesuai dengan skala kawasan dan pendukungnya, setting tata ruangnya dan
karakter fisik, sosial, dan ekonominya, akan memiliki jenis dan skala permasalahan
transportasi yang berbeda-beda. Perkembangan Kabupaten Sukoharjo yang cukup pesat
mendorong pengembangan wilayah terutama pusat-pusat kegiatan menjadi lebih luas dan
berkembang ke wilayah-wilayah luar wilayah.
Sebagai akibat dari pola pengembangan wilayah yang semakin luas mengakibatkan
pergerakan lalu lintas perkotaan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan semakin tinggi.
Lalu lintas perkotaan yang semakin besar dengan intensitas yang tinggi menyebabkan pada
jam-jam sibuk terjadi kemacetan pada ruas-ruas jalan utama perkotaan terutama pada
jaringan jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Kondisi kemacetan yang
semakin besar di kawasan perkotaan Kabupaten Sukoharjo perlu segera ditangani melalui
peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan.
Dengan tersedianya aksesibilitas dan mobilitas yang memadai dari pusat-pusat kegiatan
akan memudahkan masyarakat dan meningkatkan kegiatan perekonomian setempat. Salah
satu upaya untuk memperlancar lalu lintas di kawasan perkotaan adalah pembangunan
jalan lingkar yang terintegrasi antar wilayah bagian-bagian pusat pertumbuhan di Kabupaten
Sukoharjo. Dengan adanya jalan lingkar ini diharapkan pergerakan kendaraan dapat
berjalan dengan lancar dan mengurangi kemungkinan terjadinya kemacetan.
Selain faktor pengalihan arus lalu lintas, rencana pembangunan jalan lingkar juga
diharapkan mampu memberikan dukungan aksesibilitas ke arah pusat-pusat kegiatan
sectoral produktif lainnya, seperti halnya sektor industri. Adanya konsentrasi pengembangan
pertumbuhan industri manufaktur di daerah selatan, maka peningkatan aksesibilitas di
daerah selatan perlu dilakukan.
Pembangunan jaringan jalan yang tidak optimum, serta kesalahan didalam perencanaan
desain jaringan jalan akan memberikan pengaruh pada semakin meningkatnya
1
permasalahan-permasalahan lalu lintas dan transportasi dalam suatu kawasan. Lebih lanjut
di dalam skema perencanaan transportasi, jaringan jalan akan memberikan pengaruh
signifikan terhadap semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah, diataranya akan
pertumbuhan aktivitas-aktivitas baru, meningkatkan sistem distribusi barang dan komoditas.
Percampuran lalu lintas dan besarnya volume kendaraan yang tidak dilakukan manajemen
secara baik menjadi salah satu penyebab semakin meningkatnya permasalahan transportasi
pada kawasan perkotaan. Hal inilah kemudian memunculkan skema perencanaan melalui
pembangunan jaringan jalan yang berfungsi sebagai pemecah arus lalu lintas dengan
konsep jalan sebagai penyangga ruas jalan utama pada kawasan perkotaan atau sebagai
alternative pemecahan masalah transportasi dan lalu lintas melalui pembangunan jaringan
jalan lingkar.
Jalan lingkar merupakan jalan yang berfungsi untuk mengalihkan sebagai arus lalu lintas
terusan dari pusat kota. Biasanya merupakan bagian jaringan jalan dengan pola radial
membentuk ring radial. Semakin besar kota semakin banyak ring digunakan, mengingat
semakin besar kapasitas ruas jalan sebagai penyangga ruas jalan utama di kawasan
perkotaan, maka akan memberikan pengaruh signifikan terhadap upaya penurunan
permasalahan lalu lintas. Jalan lingkar secara prinsip akan memecah pergerakan dan
menjadi alternative aksesibilitas. Jalan lingkar dengan komposisi kapasitas yang lebih besar,
serta tata guna lahan yang belum berkembang menjadikan jalan lingkar efektif dalam kinerja
mendukung penganan permasalahan lalu lintas.
Secara garis besar, berdasarkan beberapa pernyataan di atas maka rencana pembangunan
jalan lingkar di Kabupaten Sukoharjo didasarkan atas pertimbangan:
1. Pengalihan kepadatan arus arus lalu lintas antar kota yang melalui Kawasan Perkotaan
Surakarta dan Kawasan Solo Baru;
2. Peningkatan aksesibilitas terhadap wilayah yang memiliki aktivitas ekonomi tinggi non
perdagangan/jasa, yaitu di wilayah kawasan peruntukkan industri, khususnya industry
manufaktur;
3. Perlu adanya perencanaan konstruksi jalan yang mampu terbebani oleh angkutan berat
dari aktivitas industri;
4. Pengembangan daerah hinterland sekitar kawasan perkotaan, khususnya wilayah timur
dan selatan.
Pada Tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo telah melakukan Studi Kelayakan
Pembangunan Jalan Lingkar, yang lebih dikenal dengan sebutan Jalan Lingkar Barat. Trase
rencana jalan lingkar mencapai 24.360 meter yang akan melalui wilayah Kecamatan
Sukaharjo, Kecamatan Grogol, Kecamatan Baki dan Kecamatan Gatak. Inletnya di
2
perempatan Begajah sedang outlet di pertigaan Hotel Kendedes (Desa Sanggung). Pada
perkembangannya, rencana trace tersebut sebagian besar ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Pusat untuk dialokasikan sebagai rencana Jalan Lingkar Selatan Surakarta (JLSS).
Pada Tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo telah melakukan Studi Kelayakan
Pembangunan Jalan Bagian Timur. Rencana tersebut merupakan tindak lanjut rencana
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk memiliki Jalan Lingkar Barat dan Timur.
Dikarenakan jalan lingkar barat sebagian besar akan ditangani oleh Pemerintah Pusat,
maka Pemerintah Daerah lebih memfokuskan implementasi rencana di jalan lingkar timur.
Tujuan utama pengembangan jalan lingkar timur ini adalah selain untuk memperlancar
akses bagi kegiatan manufactur di wilayah tenggara Kabupaten Sukoharjo, juga untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan perikehidupan penduduk di bagian wilayah tersebut.
Jalan lingkar timur tersebut direncanakan memiliki trace sepanjang 25,69 km. Pangkal jalan
lingkar timur di awali pada Pertigaan Ruas Jalan Provinsi Solo – Wonogiri dgn Ruas Jalan
Songgorunggi – Malangsari, sedangkan ujung jalan lingkar adalah ruas pertemuan dengan
rencana JLSS.
Berikut ini adalah peta rencana jalan lingkar yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo :
3
Gambar 1. Peta Rencana Jalan Lingkar di Wilayah Kabupaten Sukoharjo
Menindaklanjuti hasil dari studi kelayakan tersebut, maka pada Tahun 2017 Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo menyusun DED Pembangunan Jalan Lingkar Timur sebagai dasar
pelaksanaan pembangunan.
1.2.1 Maksud
Maksud penyusunan Detail Enginering Design (DED) Pembangunan jalan lingkar timur
Kabupaten Sukoharjo tahun 2017 adalah mempermudah dan memperlancar proses
perwujudan pembangunan jalan lingkar Kabupaten Sukoharjo.
4
1.2.2 Tujuan
Tujuan penyusunan Detail Enginering Design (DED) Pembangunan Jalan Lingkar Timur
Kabupaten Sukoharjo tahun 2017 adalah Menyusun Dokumen Perencanaan berupa Desain
dan Dokumen Lelang bagi pembangunan jalan lingkar Kabupaten Sukoharjo.
Pekerjaan disain dan penyediaan dokumen lelang tersebut dapat dibagi dalam beberapa
tahapan proses yaitu :
1. Tahap pengumpulan data lapangan.
2. Tahap analisis data lapangan perencanaan dan penggambaran.
3. Pembuatan dokumen lelang.
4. Penggandaan dokumen DED.
1.2.3 Sasaran
Sasaran penyusunan Detail Enginering Design (DED) Pembangunan jalan lingkar timur
Kabupaten Sukoharjo tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Tersusunnya Kajian yang bersifat teknis dan bisa diterapkan di lapangan di sepanjang
ruas yang telah ditetapkan.
2. Tersusunnya desain rute jalan, alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dan jenis
serta tebal perkerasan di sepanjang ruas yang telah ditetapkan beserta dengan semua
atribut perencanaan jalan yang memadai.
3. Tersusunnya sistem manajemen lalu lintas sepanjang ruas yang telah ditetapkan,
meliputi semua desain simpang baik sebidang maupun tidak sebidang, desain rambu,
marka dan alat kelengkapan manajemen lalu lintasnya.
4. Tersusunnya konstruksi pelengkap ruas yang meliputi jembatan, gorong-gorong, saluran
drainase maupun talud penahan di sepanjang ruas yang telah ditetapkan dengan
meminimasi permasalahan dan dampak yang ditimbulkan.
5. Tersedianya gambar teknis yang memenuhi syarat kelengkapan pembangunan jalan
lingkar Kabupaten Sukoharjo.
6. Tersedianya dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) sebagai pendukung
spesifikasi konstruksi yang dibutuhkan pada pembangunan jalan lingkar timur
Kabupaten Sukoharjo.
7. Tersedianya perhitungan anggaran biaya yang diperlukan untuk pembangunan ruas
yang telah ditetapkan.
Melihat tingkat kepentingan dan dukungan masukan sumber daya maka lingkup ruas yang
akan dilakukan dalam penyusunan Detail Enginering Design (DED) Pembangunan Jalan
5
Lingkar Timur (Bendosari – Plumbon) Kabupaten Sukoharjo mulai Persimpangan Ruas
Jalan Sugihan – Paluombo sampai dengan pertemuan dengan rencana trace JLSS.
Perencanaan detail termasuk DED jembatan, fly over dan gorong-gorong yang terdapat
disepanjang trace rencana. Untuk detail rencana trace, calon penyedia diberi kesempatan
untuk melakukan rapat pembahasan awal dengan mengikutsertakan tim teknis terkait dan
konsultan studi kelayakan jalan lingkar. Kebutuhan biaya untuk acara tersebut tertuang di
dalam RAB.
Lingkup Lokasi
Perencanaan
Gambar 2. Peta Tahapan Pembangunan Rencana Jalan Lingkar di Wilayah Kabupaten Sukoharjo
6
Terdapat Dua penggal trace
alternatif yang harus
diDEDkan keduanya
7
1.4 Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: dari APBD Kab. Sukoharjo Tahun Anggaran
2017 untuk pelaksanaan pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Jalan Lingkar Timur
(Bendosari – Plumbon) Kabupaten Sukoharjo ini diperlukan biaya dengan nilai Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp. 680.260.000,- (enam ratus delapan puluh juta dua
ratus enam puluh ribu rupiah) termasuk PPN.
Nama Organisasi Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Sukoharjo
2. Data Penunjang
8
2.3 Studi-Studi Terdahulu
Dokumen perencanaan dan atau studi terdahulu yang perlu dijadikan acuan di dalam
Penyusunan DED Pembangunan Jalan Lingkar Timur (Bendosari – Plumbon) Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2017 ini adalah :
1. Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2031 (Th.
2010);
2. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Th. 2013);
3. Penyiapan Citra Tegak Resolusi Tinggi untuk Pembuatan Peta Dasar 1 : 5.000 (Th.
2014);
4. Studi Kelayakan dan Perencanaan Pembangunan Jalan Lingkar Kabupaten Sukoharjo
(Th. 2015);
5. Study Master Plan Trayek Umum (Th. 2015);
6. Dokumen Risiko Bencana Kabupaten Sukoharjo (Th. 2015);
7. Review Studi Kelayakan dan Perencanaan Pembangunan Jalan Lingkar Kabupaten
Sukoharjo (Th. 2016);
8. Studi Kelayakan dan Perencanaan Pembangunan Jalan Lingkar Timur Kabupaten
Sukoharjo (Th. 2016).
Dasar hukum untuk melaksanakan DED Pembangunan Jalan Lingkar Timur (Bendosari –
Plumbon) Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana;
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
11. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum;
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
9
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Daerah, Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan;
22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Garis
Sempadan;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 – 2031.
3. RUANG LINGKUP
2) Pengukuran Topografi
10
b) Pengukuran situasi
(1) Pengukuran situasi daerah sepanjang jalan harus mencakup semua keterangan
yang ada di daerah sepanjang jalan, misalnya rumah, pohon, pohon pelindung
jalan, pinggir selokan, letak gorong-gorong, tiang listrik, tiang telepon, jembatan,
batas sawah, batas kebun, arah aliran air dan lain sebagainya. Untuk itu
pengukuran dapat dilakukan dengan cara tachimetri.
(2) Patok Km dan Hm yang ada pada jalan tepi harus diambil dan dihitung
koordinatnya. Ini dimaksudkan untuk memperbanyak titik referensi pada
penemuan kembali sumbu jalan yang direncana kan.
c) Pengukuran penampang
(1) Pengukuran penampang memanjang
Pengukuran penampang memanjang adalah memanjang sumbu jalan yang
ada, kecuali pada tempat dimana kemungkinan diadakan realinyemen harus
diadakan tambahan. Untuk pengukuran penampang memanjang ini peralatan
yang digunakan sama yang dipakai untuk kontrol tinggi.
(2) Pengukuran penampang melintang
Pengukuran penampang melintang diambil setiap jarak 50 M pada bagian jalan
lurus dan landai dan setiap jarak 25 M untuk daerah-daerah tikungan dan
berbukit. Lebar pengukuran harus mengikuti daerah sejauh 50 M sebelah kiri
kanan sumbu jalan pada bagian yang lurus dan 25 M ke sisi luar dan 75 M ke
sisi dalam pada bagian jalan yang menikung.
Titik yang perlu diperhatikan adalah tepi perkerasan, dasar atau gorong-gorong
tepi bahu jalan, dasar permukaan selokan, saluran, saluran irigasi, lantai
jembatan dan tebing sungai. Peralatan yang digunakan untuk pengukuran
situasi dapat digunakan untuk pengukuran penampang ini.
d) Patok-patok
Patok beton untuk Bench Mark (patok BM) dengan ukuran 20 x 20 x 75 cm harus
ditanam sedemikian rupa sehingga bagian patok yang ada di atas tanah adalah
kurang lebih 20 cm. Patok poligon dan profil dibuat dari kayu dengan ukuran 5 x 7 x
60 cm. Patok beton dan kayu harus diberi tanda BM dan nomor urut.
Untuk memperbanyak titik tinggi yang tetap, perlu ditempelkan titik tinggi referensi
pada tempat lain yang permanen dan mudah ditemukan kembali. Baik patok poligon
maupun patok profil diberi tanda cat kuning dengan tulisan merah yang diletakkan di
sebelah kiri ke arah jalannya pengukuran.
Khusus untuk profil memanjang titik yang terletak di sumbu jalan diberi paku payung
dengan dilingkari cat kuning sebagai tanda.
11
e) Perhitungan dan penggambaran peta
Titik poligon utama harus dihitung koordinatnya berdasarkan titik ikat yang
dipergunakan. Perhitungan harus berdasarkan pada metode kwadrat terkecil.
Penggambaran titik poligon harus berdasarkan pada hasil perhitungan koordinat.
Penggambaran titik poligon tersebut tidak diperkenankan secara grafis.
Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus digambar pada kertas standar
dengan skala 1 : 500 dan garis tinggi dengan interval 0,50 m. Ketinggian titik detail
harus tercantum dalam : gambar ukur, begitu pula semua keterangan yang penting.
Titik ikat atau titik mati serta titik ikat baru harus dimasukkan dalam gambar dengan
diberi tanda khusus.
Ketinggian titik tersebut perlu juga dicantumkan. Daftar koordinat beserta ketinggian
titik poligon utama harus dilampirkan.
3) Pemeriksaan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk jalan yang belum beraspal, baik
jalan tanah maupun jalan kerikil, pada panjang jalan efektif untuk peningkatan jalan.
a) Sirtu
(1) CBR lengkap
(2) Abrasi
(3) PI
(4) Gradasi / analisis saringan
(5) Berat isi
b) Pasir
(1) Sand equivalent
(2) Gradasi / analisis saringan
(3) Berat jenis
(4) Berat isi
c) Agregat
(1) Abrasi
(2) Gradasi / analisis saringan
(3) Berat isi
12
d) Tanah urugan biasa / pilihan
(1) CBR lengkap
(2) PI
(3) Berat isi
7) Mengumpulkan data perhitungan lalu lintas, peta lokasi dan data-data lain yang perlu
untuk pembuatan disain, meliputi semua desain simpang baik sebidang maupun tidak
sebidang, desain rambu, marka dan alat kelengkapan manajemen lalu lintasnya.
a) Menentukan CBR rencana dari data pemeriksaan tanah di laboratorium serta hasil
DCP.
c) Menentukan tebal lapisan tambahan perkerasan jalan untuk setiap Unique Section
yang telah ditentukan.
13
Bab VI : Bentuk Dokumen Penawaran
Bab VII : Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikas
Bab VIII : Tata Cara Evaluasi Kualifikasi
Bab IX : Bentuk Kontrak
Bab X : Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK)
Bab XI : Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
Bab XII : Spesifikasi Teknis Dan Gambar
Bab XIII : Daftar Kuantitas Dan Harga
Bab XIV : Bentuk Dokumen Lain
e) Mencetak dokumen lelang sebanyak 1 (satu) set untuk setiap paket kontrak.
Selama berlangsungnya pekerjaan, setiap kemajuan pekerjaan sesuai dengan
lingkup tugasnya harus dilaporkan kepada PPTK / Pengawas Pekerjaan (Tim
Direksi) dalam bentuk laporan Konsultasi pekerjaan.
Setiap hasil disain harus diketahui oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sukoharjo setelah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran
Kegiatan, sebelum hasil tersebut dituangkan dalam dokumen lelang.
Laporan akhir dituangkan dalam Laporan Perencanaan.
3.2 Keluaran
Desain perencanaan teknik jalan yang optimal, efisien dan feasible untuk dilaksanakan
sesuai kondisi riil lapangan yang mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
Penyedia Jasa Konsultansi bertanggung jawab atas hasil yang telah direncanakan, dan
tetap memberikan pelayanan informasi sewaktu dibutuhkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
14
3.5 Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan DED Pembangunan Jalan Lingkar Timur
Timur (Bendosari – Plumbon) Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 ditetapkan 5 (lima) bulan
terhitung setelah diterimanya SPMK.
3.7 Personil
15
Teknik Jalan (202) serta mempunyai NPWP, mengetahui dengan baik proses
perencanaan dengan permasalahannya.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan selama masa pelaksanaan
penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Menguasai metoda disain jalan atau Road Design System yang sedang dikembangkan
oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo, maupun metoda teknik perkerasan
khusus yang dipakai pada kondisi tertentu.
a) Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga bisa
menghasilkan pekerjaan seperti tertuang dalam Dokumen KAK ini.
Disyaratkan Sarjana Teknik Sipil/Transportasi lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan dan disyaratkan memiliki pengalaman 3 tahun, mempunyai SKA Muda Ahli
Teknik Jalan (202) serta mempunyai NPWP
c) Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan analisa dari data lalu lintas
yang dibutuhkan.
Disyaratkan Sarjana Teknik Sipil/Transportasi lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan dan disyaratkan memiliki pengalaman 3 tahun, mempunyai SKA Muda Ahli
Teknik Jalan (202) serta mempunyai NPWP
b) Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan analisa dari data lalu lintas
yang dibutuhkan.
16
4. Tenaga Ahli Structure Engineer
Disyaratkan Sarjana Teknik Sipil/Transportasi lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan dan disyaratkan memiliki pengalaman 3 tahun, mempunyai SKA Muda Ahli
Teknik Jembatan (203) serta mempunyai NPWP.
Tenaga ahli teknik Sipil/Geologi/Geodesi lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan yang disyaratkan disyaratkan S1 pengalaman 3 tahun, mempunyai SKA
Muda Ahli Geoteknik(216) serta mempunyai NPWP
Tenaga ahli teknik geodesi lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan yang
disyaratkan S1 pengalaman 3 tahun, mempunyai SKA Muda Ahli Geodesi (217) serta
mempunyai NPWP
c) Bertanggung jawab pada hasil pengumpulan data, perhitungan yang diperlukan dan
hasil penggambarannya.
17
7. Tenaga Ahli Cost & Doc. Spec. Engineer
Disyaratkan Sarjana Teknik Sipil/Transportasi lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan dan disyaratkan memiliki pengalaman 3 tahun, mempunyai SKA Muda Ahli
Teknik Jalan (202) serta mempunyai NPWP.
b) Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai dengan disain
yang ada.
c) Bertanggung jawab atas perhitungan harga dan biaya konstruksi sesuai dengan
disainnya.
Disyaratkan Sarjana Teknik Arsitektur lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan dan disyaratkan memiliki pengalaman 3 tahun, mempunyai SKA Muda Ahli
Arsitek (101) serta mempunyai NPWP
c) Bertanggung jawab pada hasil pengumpulan data, perhitungan yang diperlukan dan
hasil penggambarannya.
Disyaratkan Sarjana Ilmu Sosial dan Politik lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan dan disyaratkan memiliki pengalaman 3 tahun serta mempunyai NPWP
18
b) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak pembangunan jalan
lingkar, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Disyaratkan Sarjana Teknik Elektro lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan dan disyaratkan memiliki pengalaman 3 tahun, mempunyai SKA Muda
Teknik Tenaga Listrik (AE 100) atau Ahli Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik (404) serta
mempunyai NPWP
5) Pesuruh
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini meliputi perangkat komputer, GPS, kamera,
counter, rol meter, waterpas, Total Station dan peralatan penunjang lainnya. Penyediaan
alat dapat berupa sewa maupun milik sendiri (pemakaian).
19
3.10 Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan DED Pembangunan Jalan Lingkar Timur
(Bendosari – Plumbon) Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 ditetapkan 5 (lima) bulan
terhitung setelah diterimanya SPMK. Rincian jadwal pelaksanaan dapat dilihat berikut ini :
20
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
BULAN
NO KEGIATAN I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Mobilisasi Tenaga Pelaksana
2. Koordinasi dengan pemberi tugas (Pembahasan Pra – Pelaksanaan)
3. Penyusunan Rencana Kerja dan Metodologi Pelaksanaan
4. Survey Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Awal
5. Penyusunan Laporan Pendahulaun
6. Pembahasan Laporan Pendahuluan
7. Penyerahan Laporan Pendahuluan
B. LAPORAN ANTARA
1. Survey Instansional
2. Pengukuran Topografi/Pemetaan
3. Survey Lalu Lintas dan Data-data Lainnya
4. Penyelidikan Tanah dan Survey Material
5. Uji Laboratorium
6. Survei Hidrologi
7. Konsultasi Pusat
8. Penyusunan Laporan Antara
9. Pembahasan Laporan Antara
10. Penyerahan Laporan Antara
C. LAPORAN AKHIR
C.1 Tahap Awal
1. Analisis dan Penggambaran Hasil Survey Topografi/Pemetaan
2. Analisis Data Penyelidikan Tanah
3. Analisis Data Lalu Lintas
4. Penentuan Tipe Bahan Perkerasan
5. Penentuan Geometrik Jalan
21
BULAN
NO KEGIATAN I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
6. Menganalisis dan Menghitung RAB
C.2. Tahapan Akhir
1. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
2. Pembuatan Gambar Perencanaan
3. Penyusunan Dokumen Pelelangan
4. Focus Grup Discusion (FGD)
5. Penyusunan Laporan Perencanaan
6. Penyerahan Pelaporan
22
4. Laporan
1) Laporan Perencanaan
a) Daftar lsi
c) Data perencanaan
d) Perhitungan teknis
e) Rekomendasi teknis
23
g) Lampiran :
(1) Laporan survai topografi dan bench mark
(2) Data-data hasil penelitian laboratorium tanah
(3) Reproduksi gambar rencana
2) Dokumen Pelelangan
Master Gambar rencana harus dibuat di atas kerta HVS ukuran A3 dan A0.
Semua hasil laporan pekerjaan harus dijilid rapi dan diberi sampul Sof Cover dengan
ukuran sebagai berikut:
4.4 Diskusi
Diskusi diagendakan empat kali pertemuan bersama tim teknis dari unsur DPU
Kabupaten Sukoharjo dan Satuan Kerja (SKPD) terkait, membahas Draft Laporan
Pendahuluan, Draft Data dan Analisa serta Draft Laporan Akhir (Materi Perencanaan).
24
Setelah dokumen telah disetujui tim teknis, selanjutnya dijilid dengan format kertas A4
dan A3 sesuai jenis laporannya serta sampul depan berupa soft cover dan digandakan
(berwarna jika terdapat foto/peta).
Selain diskusi bersama tim teknis akan dilkukan pula konsultasi publik yang melibatkan
pemangku kepentingan di tingkat kabupaten termasuk masyarakat.
2) Selain data dan informasi penting sebagai masukan serta ketentuan khusus yang
diberikan proyek, berlaku pula ketentuan, peraturan, persyaratan, standart dan
pedoman lainnya, antara lain :
a) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan atau Surat Perintah Kerja untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan;
4) Untuk mencapai target, Konsultan harus menyediakan, tenaga dan peralatan yang
kualifikasi dan klasifikasinya sesuai persyaratan, baik untuk bidang teknis,
Admnistrasi dan Keuangan.
25
7) Hasil perencanaan yang telah dibahas dan disetujui Team Teknis akan menjadi
penilaian untuk penyelesaian pekerjaan yang dilaksanakan oleh Tim Pemeriksa /
Penerima pekerjaan.
8) Pekerjaan lain yang belum dimasukkan dalam TOR ini akan dibahas dan disepakati
dalam perjanjian.
9) Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
Ir. JUMADI
NIP. 19640424 199303 1 012
26