Anda di halaman 1dari 38

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


JalanRaya Samarang No. 117 Tarogong
Kode Pos 44151 Telp. (0262) 233730 Garut

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN

PEKERJAAN :
DED PEMB. JEMBATAN DAN FLY OVER JALAN ALTERNATIF
KADUNGORA-LELES

Kuasa Pengguna Anggaran :


JUJUN JUANSYAH N, ST, MT

Pejabat Pembuat Komitmen :


GUN GUN SUKMA UTAMA, ST

TAHUN ANGGARAN 2017

1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN
DED PEMB. JEMBATAN DAN FLY OVER JALAN ALTERNATIF KADUNGORA-LELES

A. LATAR BELAKANG
Jembatan merupakan struktur yang perlu direncanakan dengan baik agar dapat
berfungsi dengan optimal. Beberapa lingkup yang menjadi persyaratan umum
perencanaan jembatan, yaitu dasar-dasar umum perencanaan, penjaminan mutu,
persyaratan lintasan air, persyaratan geometrik, pengaman lalu lintas, geometri,
persyaratan tahan gempa, persyaratan-persyaratan pemeliharaan, dan prasarana
umum (utilitas) yang terkait.
Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang mempunyai peranan sangat
penting dalam hal distribusi ekonomi mulai dari yang berskala lokal, regional
maupun Nasional, berbangsa dan bernegara, yang ditujukan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat, serta untuk menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sejalan dengan tugas pokoknya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Garut bertanggung jawab di dalam penyelenggaraan jalan sebagaimana
diamanatkan di dalam undang-undang tersebut. Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Garut berupaya untuk menciptakan penyelenggaraan
sistem jaringan jalan yang mampu menunjang, mendorong dan menggerakkan
pengembangan wilayah dan kawasan, memiliki standar dan mutu yang berkualitas
melalui pembangunan, pemeliharaan, dan untuk meningkatkan dan pengembalian
kondisi sarana dan prasarana jalan dan jembatan.
Diharapkan dalam pelaksanaan struktur jembatan mulai dari tahap perencanaan
struktur sampai dengan tahap pelaksanaan pembangunan diharapkan dapat
berlangsung sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Garut dalam rangka melaksanakan pekerjaan
Perencanaan Jembatan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan yang berwawasan
lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan
2
standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan,
tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta
memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jembatan
yang diinginkan selama ini dapat tercapai.

C. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan ini adalah :
1. Tersedianya Perencanaan Jembatan pada ruas jalan yang ada di daerah Jalan
Alternatif Kadungora-Leles yang belum ada jembatan dan jalan akses yang
pembangunan jembatannya masih sangat dibutuhkan.
2. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah sehingga tingkat pelayanan
jembatan yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.
3. Ketersediaan dokumen perencanaan teknik jembatan serta dokumen
pelelangan.

D. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna Jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Garut.

E. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia pagu anggaran sebesar Rp. 688.550.000,-
(Enam Ratus Delapan Puluh Delapan Juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
termasuk PPN, sumber dana APBD Tahun Anggaran 2017.

F. STANDAR TEKNIS
a. PerKa LKPP No. 6 tahun 2012 pengganti Permen PU No. 7 tahun 2012 tentang
standar dokumen pengadaan barang/jasa pemerintah;
b. ROK dan SOP tahun 2014;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pengawasan Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Pemeriksaan Konstruksi di
Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, serta
d. Spesifikasi Teknis Bina Marga tahun 2010 Revisi III;
e. Petunjuk Praktis bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Nomor
010/BM/2008 tentang Penggunaan Aspal Retona Blend 55 dalam campuran
Beraspal Panas.
f. Bridge Design Code Volume 1 & 2 Bridge Management System – 1992 (BMS
1992), Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen PU.

3
g. Bridge Design Manual Volume 1 & 2 Bridge Management System – 1992 (BMS
1992), Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen PU.
h. Standard Specifications for Highway Bridge 17th Edition 2002 (AASHTO).
i. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya, SNI 03-
2833-1992.
j. Standar Pembebanan untuk Jembatan, SNI T-12-2004.
k. Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI-2004.
l. Pedeoman Perencanaan Beban Gempa untuk Jembatan, Pd. T-04.2004-B..

G. REFERENSI HUKUM
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa
Konstruksi;
b. Peraturan Presiden RI Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua
Pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956);
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha
Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi;
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.04/PRT/M/2009, tentang Sistem
Manajemen Mutu.
h. PerKa LKPP no. 6 tahun 2012 sebagai pengganti Peraturan Menteri PU No.
7/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

H. RUANG LINGKUP, LOKASI KEGIATAN DAN FASILITAS PENUNJANG

H.1. RUANG LINGKUP


Lingkup jasa konsultansi berupa konsultansi teknik. Tanggung Jawab Konsultan
Perencanaan Teknis Jembatan adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan survey dan perencanaan teknis jembatan pengguna jasa
sesuai standar perencanaan;

4
b. Menyediakan dokumen pelelangan pengadaan jasa konstruksi, daftar
kuantitas dan gambar tipikal sebagai bahan pelelangan konstruksi;
c. Menyediakan perencanaan teknis detail, gambar detail, dan perhitungan
volume pekerjaan;
d. Melakukan revisi perencanaan teknis jembatan sesuai kebutuhan.
a. Konsultan juga harus berkoordinasi dengan pengguna jasa memberikan
rekomendasinya dan membantu penyediaan informasi sesuai kebutuhan.

H.2. LOKASI KEGIATAN


Lokasi Pelaksanaan Pekerjaan Terletak di Kadungora-Leles Kabupaten Garut
dengan Panjang ± 350 M’.

H.3. FASILITAS PENUNJANG


a. Penyediaan oleh PPK/PPTK.

Data dan fasilitas yang disediakan oleh PPK/PPTK yang dapat digunakan dan
harus dipelihara oleh penyedia jasa:

1) Laporan dan Data (tidak ada)

Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta


photografi yang dapat dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa tidak
ada.

2) Akomodasi dan Ruangan Kantor (tidak ada)

Akomodasi dan ruangan kantor yang akan disediakan oleh PPK/PPTK


tidak ada dan harus disediakan oleh penyedia jasa sendiri dengan cara
sewa.

3) Staf Pengawas/Pendamping

PPK/PPTK akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak


sebagai pengawas atau pendamping/counterpart atau project officer
(PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi, yang akan ditunjuk
kemudian dan apabila diperlukan.

4) Fasilitas yang disediakan oleh PPK/PPTK yang dapat digunakan oleh


penyedia jasa (tidak ada)

b. Penyediaan oleh penyedia jasa

Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan


peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
5
I. LINGKUP KEGIATAN

I.1. PERSIAPAN

I.1.1. Tujuan

Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi awal


mengenai kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalu lintas serta
lingkungan.

I.1.2. Lingkup
a. Peta Topografi berupa peta kontur, dengan skala minimum 1 : 50.000;
b. Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan,
daerah rawan kecelakaan;
c. Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250000,
daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase;
d. Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah;
e. Peta tata guna lahan;
f. Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi
proyek.

I.1.3. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi:
a. Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan);
b. Laporan studi rancang-bangun pendahuluan;
c. Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil atau lembar
rencana, bagian-bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang
dikenali dan dialokasikan); dan
d. Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.

I.2. SURVEY DAN INVESTIGASI


Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di
lapangan sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan
beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran
penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan
Pengguna Jasa harus menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu
berlebihan atau terlalu minimal.

Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung


kepada jenis pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor

6
Pelaksana Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak ditentukan lain
oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis
survey dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan adalah sebagai
berikut :

I.2.1. Survey Pendahuluan

a. Tujuan
Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey atau
Preliminary Survey adalah :

1) Untuk Jembatan Baru ;


 Pengumpulan informasi menyangkut jembatan seperti
tampang sungai, posisi renana jembatan terhadap as sungai,
tingkat pengaliran;
 Penyiapan koordinasi dengan instansi yang terkait.

2) Penggantian Jembatan;
 Pengumpulan informasi menyangkut jembatan dan bangunan
struktur yang ada, termasuk data sekunder dari berbagai
sumber yang relevan, untuk maksud menetapkan survey detail
berikutnya yang diperlukan;
 Pencatatan kondisi jembatan secara umum dan prakiraan
penyebab kerusakan yang telah terjadi dan mungkin akan
terjadi;
 Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan,
baik pada perkerasan maupun pada pekerjaan-pekerjaan
lainnya, seperti exvantion joint, platinjak, drainase, jembatan,
perbaikan oprit dan wing wall, perbaikan geometri jembatan
dan bangunan- bangunan struktur lainnya, dan peningkatan
keselamatan jembatan;
 Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.

b. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim harus
menyiapkan dan mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi
tidak terbatas pada antara lain :

7
1) dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan
atau studi lingkungan;
2) as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan
penanganan sebelumnya (jika ada);
3) peta-peta dasar yang relevan;
4) dan sebagainya.

Survey Pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh data atau


informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di dalam sasaran
tersebut di atas.

c. Keluaran
Laporan Pendahuluan merupakan laporan mengenai jenis survey detail
berikutnya yang harus dilaksanakan, yang mengutarakan antara lain
lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.

1) Laporan Pendahuluan memuat gambaran :


 Kondisi sungai di lokasi rencana jembatan baru;
 Lokasi dan kondisi jembatan dan bangunan-bangunan struktur
lainnya;
 Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang
melintang.

2) Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :


 Sketsa jembatan;
 Batas-batas ruang milik jalan dan jembatan;
 Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi
konstruksi jembatan, seperti misalnya sungai, danau, laut,
lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya;
 Lokasi bangunan-bangunan tertentu disekitar jembatan yang
diperkirakan dapat atau akan mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas.
 Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.

I.2.2. Pengukuran Topografi

a. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah

8
sepanjang rencana trase jalan di dalam koridor pengukuran (selebar 2
x 50 meter) untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang
akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan, serta 1:500 untuk
perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran.

b. Lingkup Pekerjaan

1) Pemasangan Patok-Patok.
 Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran
10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan
adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut,
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM
dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana
jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang di
setiap sisi sungai/ alur dan 1 (buah) disekitar sungai yang
posisinya aman dari gerusan air sungai.
 Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang tampak
di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang
Kementerian PU, notasi dan nomor BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
 Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok
kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm,
panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan
kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna
kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
 Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah
sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.
 Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok,
misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

9
2) Pengukuran titik kontrol horizontal.
 Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem
poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik
poligon.
 Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter,
diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis
ataupun elektronis.
 Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan
ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan
theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
 Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir
pengukuran dan untuk setiap interval + 5 km di sepanjang trase
yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan,
disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning
System). Setiap pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2
seri (4 biasa dan 4 luar biasa).

3) Pengukuran titik kontrol vertikal.


 Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/
pembacaan pergi- pulang.
 Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran
(poligon, sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
 Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik,
berskala benar, jelas dan sama.
 Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan
ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT),
dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap
pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
 Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.

4) Pengukuran situasi.
 Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang
mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun
manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, pagar, gedung dan sebagainya.

10
 Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan
gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran
harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
 Inventarisasi Bangunan Pelengkap (gorong-gorong, jembatan,
saluran air, bangunan tertentu, dll)
 Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

5) Pengukuran Penampang Melintang.


Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan
persyaratan:

Lebar Inteval, (m) Interval, (M)


Kondisi
Koridor, (m) Jalan Baru Jebatan/Longsoran
-Datar, landai, 75 + 75 50 25
dan lurus
-Pegunungan 75 + 75 25 25
-Tikungan 50 (luar) 25 25
+100
(dalam)

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat


theodolit.

6) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan


sungai atau jalan.
 Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing
minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau daerah
sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
 Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-
masing minimum 100 m dari garis tepi sungai/ jalan atau sampai
pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan
dengan interval pengukuran penampang melintang rencana
trase jalan sebesar 25 meter.

11
 Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang
melintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan
sebesar 10 m, 15 m, dan 25m.

Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang


dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut.

c. Keluaran
 Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk
jalan dan 1:500 untuk jembatan.
 Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
 Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis
(x) dan ordinat (y)-nya.
 Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter panjang
gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
 Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi
tanda khusus. Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail,
situasi, dan penampang melintang harus digambarkan pada gambar
polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.

I.2.3. Survey Geologi & Geoteknik

a. Tujuan
Tujuan penyelidikan geologi & geoteknik dalam pekerjaan ini adalah
untuk melakukan pemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk
kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai
stabilitas tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk
keperluan bahan jalan dan struktur jembatan, serta mengidentifikasi
lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya. Sangat
disarankan untuk menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu
kondisi tanah dasar yang lunak (Soft Soil).

b. Lingkup Pekerjaan
1) Penyelidikan Geologi & Geoteknik
Kegiatan penyelidikan geologi & geoteknik meliputi :

a) Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP


(Dynamic Cone Penetrometer).

12
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
- Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan ukuran yang ada.
- Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan
maksimal 200 m.
- Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada
permukaan lapisan tanah dasar.
- Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan
yang ada seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir
dan sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari
permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai
lapisan tanah yang sangat keras (lapis batuan).
- Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi
drainase, cuaca, waktu dan sebagainya.
- Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat
dengan jelas.

b) Sondir
Uji sondir adalah uji lapangan yang paling terkenal di
Indonesia, karena dapat dilakukan dengan cepat, ekonomis,
dan memberikan gambaran profil lapisan tanah yang kontinu
untuk digunakan dalam evaluasi karakteristik tanah. Uji CPT
dapat digunakan dalam tanah lempung sangat lunak sampai
pasir padat, tetapi tidak memadai untuk kerikil atau batuan.
 Pemasangan angker perlu diperhatikan agar perlengkapan
sondir dapat berdiri kokoh/stabil
 Membuat lubang bagi penusukan konus pertama dengan
ukuran ± 5 cm
 Kedudukan rangka, batang casing dan stang sondir berdiri
dalam keadaan vertikal 2%
 Pembacaan manometer dan penusukan rod dilakukan
setiap interval 20 cm
 Pekerjaan akan dihentikan bila mencapai kedalaman 20 m
atau pada qc = 150 kg/cm2.

13
c) Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40 kg untuk
setiap contoh tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas
yang jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman). Penggalian
sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang
berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan
kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan contoh
tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas
identitas nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang
1,5 m (Utara- Selatan) lebar 1,0 m, Log sumuran uji
digambarkan dalam 4 bidang, dengan diskripsi yang lengkap
dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.

d) Pengambilan contoh tanah tak terganggu


Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan
cara bor tangan menggunakan tabung contoh tanah (“split
tube” untuk tanah keras atau “piston tube” untuk tanah
lunak). Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas
(nomor bor tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran tangan
dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun
(untuk perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan
lebih dari 4 meter dan pada setiap lokasi yang diperkirakan
akan digali (untuk perhitungan stabilitas lereng) dengan
kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan interval sekurang-
kurangnya 100 meter atau setiap perubahan jenis tanah
dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter. Setiap
pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto.
Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor bor tangan, dan
lokasi.
Semua contoh tanah harus diamankan baik selama
penyimpanan di lapangan maupun dalam pengangkutan ke
laboratorium.

e) Boring Test (Pemboran Mesin)


Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan
berikut :

14
 Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94.
 Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar
(rotary drilling) dengan diameter mata bor minimum 75
mm.
 Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan
maksimum 1 putaran per detik.
 Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik
 Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang
lunak dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling
mud) atau casing dengan diameter minimum 100 mm.
 Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin
bahwa tidak terjadi tekanan yang berlebih pada tanah.
 Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai
2 m atau lebih.
 Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi
 pengambilan sampel berikutnya.
 Untuk jembatan bentang tunggal minimal setiap titik
abutment sedang untuk bentang jamak minimal 2 pien satu
titik bor.
 Kedalaman Boring yang disyaratkan maximal 60 m atau
mecapai tanah keras.

2) Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur
jembatan, maupun untuk bahan timbunan (borrow pit)
diutamakan yang ada disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak
dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi quarry lain yang
dapat dimanfaatkan. Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis
dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi
pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam
proses penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto.

3) Persyaratan Pengujian

a. Pengujian Lapangan
Metoda pekerjaan lapangan lain yang harus sesuai
dengan persyaratan seperti yang dijelaskan pada Tabel
Pengujian Lapangan pada halaman berikut ini:
15
Tabel Pengujian Lapangan
No Pengujian Acuan Keterangan

1. Resistivity ASTMG57-78
2. Standard ASTMD1586-94 Pada daerah rencana
Penetration Test jembatan, harus
termasuk Split mencapai
3. Stand
SpoonPipe
Sampling AASHTOT252- kedalamanlapisan
84 keras.
b. Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan Laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan
yang tercantum pada Tabel berikut :
Tabel Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium
NO. PENGUJIAN ACUAN KETERANGAN
SIFAT INDEKS
1 Kadar air ASTMD 2216-92
2 Batas susut ASTMD 427-93
3 Batas plastis ASTMD 4318-93 - Fresh Condition
4 Batas cair SK-SNIM-07-1989-F - ovendried 100oC
5 Analisa saringan SNI-03-3423-1994
6 Berat Jenis ASTMD 854-92 Gunakan 'Wetmethod'
7 Beratisi SNI-1742-1989
8 Chloride Content K.H.Head,Vol.1,1984
9 Carbonate Content K.H.Head,VolI,1984
10 Sulphate Content K.H.Head,Vol.1, 1984
SIFATKUAT GESER
TANAH
11 Direct Shear SNI03-2813-1992 Fresh sample dengan
ASTMD 3080-90 Fresh sampletanpa
Penjenuhan
Fresh sample dioven70oC
SIFAT
PEMAMPATAN
TANAH
12 Swelling ASTMD 4546-90 - Fresh Condition – Dioven
40oC dan 70oC
KEPADATAN
13 Pemadatan
SIFAT KELULUSAN
14 Permeabilitas KH HeadVol.21984 Manual of Soil
LaboratoryTesting.
16
4) Keluaran survey Geologi/Geoteknik
Keluaran dari survey Geologi/Geoteknik berupa :
c. Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya memuat :
 Nilai CBR
 Tanah nilai SPT, berdasarkan Borlog
 Properties tanah berupa nilai Unconfined
 Kadar air
 Berat jenis

d. Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat :


 Kondisi lapisan tanah
 Daerah rawan longsor

e. Foto dokumentasi

I.2.4. Survey Hidrologi dan Drainase

a. Tujuan
Tujuan survey hidrologi dan drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan
karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar
jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase
dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah
arus) yang diperlukan.

b. Lingkup Pekerjaan
Survey hidrologi lengkap digunakan untuk melengkapi parameter-
parameter desain jembatan yang dalam hal ini jembatan yang
dimaksud adalah jembatan di atas lalu-lintas sungai atau saluran air.
Untuk itu pengumpulan data untuk analisa hidrologi yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Karakteristik daerah aliran (Catchment Area) dari setiap gejala


aliran yang harus dipelajari dengan cermat dari peta topografi
maupun pemeriksaan langsung di tempat meliputi data curah
hujan, tata guna lahan, jenis permukaan tanah, kemiringan dan
lain-lain.

17
b. Karakteristik sungai yang meliputi:
- Kecepatan aliran dan gejala arah;
- Debit dan daerah pengaruh banjir;
- Tinggi air banjir, air rendah dan air normal;
- Lokasi penggerusan (scouring) serta jenis/sifat erosi maupun
pengendapan;
- Kondisi aliran permukaan pada saat banjir.

c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan yang melintas


sungai, sebelum tahap perhitungan/perencanaan hidrolika dari
alur sungai, adalah untuk menentukan:
- Debit banjir dalam alur sungai jembatan atau debit maksimum
sungai selama periode ulang banjir rencana yang sesuai.
- Perkiraan tinggi maksimum muka air banjir yang mungkin
terjadi dan semua karakteristiknya.
- Kedalaman air : air banjir, air rendah dan air normal.

d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan diperlukan suatu


perkiraan tinggi maksimum banjir yang mungkin terjadi,
ditetapkan dan diperhitungkan dengan periode ulang banjir
rencana atau dalam kurun waktu rencana sebagai berikut :
- Untuk jembatan panjang/besar (konstruksi khusus)
diperhitungkan dengan periode ulang 100 tahunan.
- Untuk jembatan biasa/ tetap termasuk gorong-gorong
diperhitungkan dengan periode ulang 50 tahunan.
- Untuk jembatan sementara, perlintasan saluran air dan
jembatan yang melintas di atasnya diperhitungkan dengan
periode ulang 25 tahunan.
- Untuk keperluan analisa hidrologi ditetapkan dengan periode
ulang 50 tahunan.
- Untuk perhitungan scouring berdasarkan jenis tanah dasar
sungai dan debit serta kecepatan aliran arus sungai.
- Dalam menentukan besar debit banjir maksimum dalam kurun
waktu rencana tersebut, dipakai pendekatan berdasarkan
analisa frekuensi dari suatu data curah hujan lebat. Di sini

18
perlu ditinjau hubungan/korelasi antara curah hujan dan aliran
sungai.
- Metode untuk menentukan besar debit banjir tersebut
diklasifikasikan menjadi 3 cara yaitu:
 Cara statistik/kemungkinan-kemungkinan
 Cara hidrograf/sintetik
 Rumus empiris/metode rasional
- Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang (return period)
25 tahun dan 50 tahun yang pemilihannya terlebih dulu
dikonsultasikan dengan pihak Pemberi Tugas.
- Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan, antara lain dapat
ditentukan elevasi jembatan dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, tumbukan air dan debris
-

c. Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia
(SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual Hidrolika untuk
Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.

d. Keluaran Survey Drainase


Keluaran yang dihasilkan dari survey Hidrologi berupa Laporan
Hidrologi yang didalamnya memuat:

- Data Identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan


drainase;
- Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta;
- Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan penanggalan);
- Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir, dan
- Acuan banjir/sumber informasi drainase;
- Kapasitas aliran air (run off) dan Debit aliran air yang akan
diterima oleh drainage yang akan direncanakan.
- Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase

19
- Dimensi saluran dan gorong-gorong
- Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran
baik erosi umum maupun lokal.

I.3. PENGENDALIAN SURVEY PENDAHULUAN DAN SURVEY DETAIL.


Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu pengambilan data,
kendali mutu tersebut diantaranya :
e. Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan maupun survey detail
pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian
ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan survey baik pendahuluan
maupun detail yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
f. Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib diawasi
dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses survey oleh petugas
yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
g. Data hasil pengambilan pada survey detail wajib di periksa kebenarannya
sebelum dilakukan proses desain. Proses desain dapat dilakukan apabila
data hasil survey detail sudah dapat diterima oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
h. Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan
maupun survey detail yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

I.4. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

I.4.1. Perencanaan Struktur Jembatan


Rujukan yang dipakai untuk perhitungan struktur jembatan dalam
pekerjaan ini adalah :
1. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92
dengan revisi :
(a). Bagian 2 dengan pembebanan untuk jembatan (SK SNI T-02
2005) sesuai dengan Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.
(b). Bagian 6 dengan perencanaan struktur beton untuk jembatan
(SK SNI T-12-2004) sesuai dengan Kepmen PU No.
260/KPTS/M/2004.
20
(c). Bagian 7 dengan perencanaan struktur baja untuk jembatan (SK
SNI T-03-2005) sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.
2. Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS ’92.
3. Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (SNI 03 -
1725 – 1989).
4. Pedoman Perencanaan Beban Gempa untuk Jembatan (Pd T.04.2004
B).
5. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan (SNI 2833 :
2008).
6. Atau peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas.

I.4.2. Perencanaan Jalan Pendekat dan Oprit


1. Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003).
2. Tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota No. 038/T/BM/1997.

I.4.3. Perencanaan Bangunan Atas Jembatan


1. Untuk jembatan standar harus menggunakan Bangunan Atas Standar
Bina Marga sesuai bentang ekonomisnya dan kondisi lalu lintas air di
bawahnya seperti :
(a). Box Culvert (single, double, triple) bentang 1 s.d 10 m.
(b). Gelagar Beton Bertulang Tipe T, bentang 6 s.d 25 m.
(c). Gelagar Beton Bertulang Tipe I, bentang 16 s.d 31 m.
(d). Girder Komposit, bentang 20 s.d 30 m.
(e). Rangka Baja, bentang 40 s.d 60 m.
2. Penggunaan bangunan atas diutamakan dari sistemgelagar beton
bertulang atau box culvert serta Gelagar pratekan untuk bentang
pendek dan untuk kondisi lainnya dapat menggunakan gelagar
komposit, tipe rangka baja dll.
3. Untuk jembatan non standar/khusus perencanaan bangunan atas
harus mengacu antara lain sebagai berikut :
(a). Perencanaan struktur atas menggunakan Limit States atau
Rencana Keadaan Batas berupa Ultimate Limit States (ULS) dan
Serviceability Limit States (SLS).
(b). Deformabiliti, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas
jembatan harus dihitung dengan cermat, baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang agar tidak melampaui nilai batas

21
yang diizinkan yaitu Simple Beam (SLS) < L/800 dan kantilever
L/400.
(c). Umur layan jembatan harus direncanakan 100 tahun berdasarkan
perilaku jangka panjang material dan kondisi.

I.4.4. Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan

1. Perencanaan struktur bawah menggunakan Working Strees Design


(WSD)
2. Abutment
(a). Abutment tipe cap dengan tinggi tipikal 1,5 m – 2 m.
(b). Abutment tipe kodok dengan tinggi tipikal 2 m – 3,5 m.
(c). Abutment tipe dinding penuh tinggi tipikal > 4 m.
3. Pilar

I.4.5. Penggambaran

1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)


Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap
detail perencanaan dan mengajukannya kepada pengguna jasa untuk
diperiksa dan disetujui.

Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep


perencanaannya antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala
1:1.000 untuk jalan dan 1: 500 untuk jembatan dengan interval
garis tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data yang dibutuhkan.

b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal


1:1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan dan skala vertikal
1:100 yang mencakup data yang dibutuhkan.

c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA


(interval 50 meter), namun pada segmen khusus harus dibuat
dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat
dengan skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:100. Dalam
gambar potogan melintang harus mencakup:
- Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
- Profil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencana

22
- Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
- Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).

d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar


dengan skala yang pantas dan memuat semua informasi yang
diperlukan antara lain:
- Gambar konstruksi existing yang ada.
- Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada
ketinggian yang berbeda-beda.
- Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.
- Rincian konstruksi perkerasan
- Penampang bangunan pelengkap
- Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
- Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)

e. Gambar standar yang mencakup antara lain gambar bangunan


pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan, dan sebagainya.

f. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas Jembatan.

g. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

2. Gambar Rencana (Final Desain)


Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan
perencanaan disetujui oleh pengguna jasa dengan memperhatikan
koreksi dan saran yang diberikan.

Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang


telah diperbaiki dan dilengkapi dengan:

a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.


b. Lembar Pengesahan
c. Daftar isi.
d. Legenda / Simbol
e. Peta lokasi proyek.
f. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
g. Daftar Kuantitas / Volume
h. Grafik Gitar Penanganan
i. Typical
j. Daftar bangunan pelengkap.
k. Lay Out
23
l. Plan / Situasi dan Potongan memanjang
m. Cross Section / Potongan melintang
n. Detail Bangunan Pelengkap
o. Gambar – gambar Standart.

I.4.6. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Fisik


a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai
dengan spesifikasi yang dipakai,
b. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara
keseluruhan. Tabel perhitungan harus mencakup lokasi dan semua
jenis mata pembayaran (pay item)
c. Membuat Metode Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Fisik
(Kurva ”S”) sesuai dengan waktu pelaksanaan yang di targetkan.

1. Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan


peralatan yang akan digunakan di lokasi pekerjaan.
2. Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan
untuk semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan
Analisa Harga Satuan PAHS Versi 3.2 tahun 2012 yang
diterbitkan Direktorat Jenderal Bina Marga.
3. Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya
pekerjaan konstruksi.

I.4.7. Studi-studi Terdahulu


Studi-studi terdahulu yang ada dapat digunakan sebagai pedoman atau
referensi untuk bahan masukan dalam perencanaan. Data-data tersebut
dapat dipakai sebagai data sekunder jika data terbaru belum ada, akan
tetapi data-data atau studi-studi tersebut masih dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran dan akeabsahan datanya.

I.5. PENGENDALIAN PROSES PERENCANAAN


Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar desain yang
dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses pengendalian
dilakukan terhadap:
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapat
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

24
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey detail
yang review terhadap desain awal harus diperiksa dan diasistensikan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
c) Pemeriksaan dan asistensi perencanaan secara bertahap wajib
dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus
mendapat persetujuan dari pejabat setingkat eselon II.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila diterima oleh Tim
yang dibentuk oleh pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan dari
Direktorat Jenderal Bina Marga.

I.6. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Keseluruhan jadwal waktu jasa konsultansi untuk pekerjaan perencanaan


teknik jembatan adalah selama 6,0 (enam koma nol) bulan.

I.7. KEBUTUHAN TENAGA (PERSONIL)

Kebutuhan Tenaga Ahli Perencanaan Teknik Jembatan ini terdiri dari :

Kualifikasi
Posisi Jumlah Orang
Pendididkan Keahlian Pengalaman
Tenaga Ahli
Team Leader (Ahli Teknik Ahli Teknik
S1 Teknik Sipil 7 Tahun 1 x 6,0 (OB)
Jembatan) Jembatan - Madya
Ahli Teknik
Ahli Struktur Jembatan S1 Teknik Sipil 5 Tahun 1 x 5,0 (OB)
Jembatan - Muda
Ahli Teknik Jalan -
Ahli Teknik Jalan S1 Teknik Sipil 5 Tahun 1 x 5,0 (OB)
Muda
Ahli Geoteknik -
Ahli Geoteknik S1 Teknik Sipil 5 Tahun 1 x 4,0 (OB)
Muda
S1 Teknik Ahli Geodesi -
Ahli Geodesi 5 Tahun 1 x 4,0 (OB)
Geodesi Muda

25
Ahli SDA/Ahli
Ahli Hidrologi S1 Teknik Sipil Teknik Sungai & 5 Tahun 1 x 3,0 (OB)
Drainase - Muda
Ahli Teknik
Ahli Kuantitas & Biaya S1 Teknik Sipil Jalan/Jembatan - 5 Tahun 1 x 3,0 (OB)
Muda
Tenaga Pendukung
Surveyor D3 Teknik Sipil - 3 Tahun 3 x 3,0 (OB)
CAD Operator SMK/Sederajat - 3 Tahun 3 x 4,0 (OB)
Sekretaris / Administrasi SMK/Sederajat - 3 Tahun 1 x 6,0 (OB)
Operator Komputer SMK/Sederajat - 3 Tahun 2 x 6,0 (OB)

J.6.1. Tenaga Ahli

a. Ketua Tim (Team Leader)


Adalah seorang Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang memiliki
Sertifikat Keahlian Ahli Teknik Jembatan - Madya yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang
Jasa Konstruksi (LPJK), dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan studi/perencanaan jembatan sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
tahun.

Tugas dan Tanggung jawab meliputi :

1. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua


kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil
yang diharapkan oleh Pemilik Pekerjaan.

2. Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan


baik pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir
seluruh hasil pekerjaan;

3. Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar-


gambar.

26
4. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.

b. Ahli Struktur Jembatan


Adalah Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang memiliki
Sertifikat Ahli Teknik Jembatan-Muda yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK), dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
studi/perencanaan struktur jembatan sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun.
Tugas dan Tanggung jawab meliputi :

1. Bertanggung jawab mengkoordinir penyelesaian optimasi dan


disain yang berhubungan dengan Struktur maupun Jembatan
seperti penentuan tipe, struktur bangunan atas & bawah,
perhitungan dan rekomendasi pelaksanaan.

2. Melakukan identifikasi dan optimasi Struktur dan Jembatan.

3. Melakukan kriteria desain dan pelaksanaan pembangunan


Struktur dan Jembatan.

4. Bekerjasama dengan personil lainnya dalam penyelesaian masalah


yang timbul

5. Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam


pekerjaan perencanaan teknis struktur dan jembatan, dan
bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin
bahwa rencana struktur dan jembatan yang dihasilkan adalah
pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar teknis
perencanaan.

c. Ahli Teknik Jalan


Adalah Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang memiliki

27
Sertifikat Ahli Teknik Jalan - Muda yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK), dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
studi/perencanaan jalan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

Tugas dan Tanggung jawab meliputi :

1. Bertanggung jawab mengkoordinir penyelesaian optimasi dan


disain yang berhubungan dengan jalan raya seperti geometrik,
kelengkapan jalan, perkerasan hingga laporan perhitungan dan
sebagainya

2. Bekerjasama dengan personil engineer lainya baik dalam


penentuan suatu hasil analisis yang membutuhkan multi disiplin
dan membuat pertimbangan bidang highway engineering

3. Memberikan petunjuk teknis terhadap hal-hal yang berkaitan


dengan pekerjaan desain jalan raya

4. Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam


pekerjaan perencanaan teknik jalan yang mencakup pelaksanaan
survey, pemilihan trase, perencanaan geometrik, perkerasan jalan
dan bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin
bahwa rencana jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling
ekonomis dan sesuai dengan standar teknik.

d. Ahli Geoteknik
Adalah seorang Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang mempunyai
Sertifikat Keahlian Ahli Geoteknik - Muda yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK), dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan studi/perencanaan jalan dan jembatan dan bangunan sipil
lainnya sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

Tugas dan tanggung jawab meliputi :

1. Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang


mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di
laboratorium;
28
2. Bertanggung jawab dalam pengolahan dan analisis data tanah;

3. Perhitungan-perhitungan mekanika tanah serta menjamin bahwa


data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan
adalah benar, akurat dan siap digunakan serta memberikan
masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat stabilitas badan
jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan & jembatan;

4. Bertanggung jawab atas semua ketelitian hasil kerjanya serta


mengkoordinasikan kepada Team Leader.

e. Ahli Geodesi
Adalah seorang Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik Geodesi
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang mempunyai
Sertifikat Keahlian Ahli Teknik Geodesi - Muda yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK), dan berpengalaman dalam melaksanakan
studi/perencanaan jalan dan dan jembatan sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun serta mempunyai pengalaman sebagai ahli Geodesi.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya adalah :

1. Mengidentifikasi data atau peta-peta yang diperlukan yang


berkaitan dengan kondisi topografi berdasarkan data yang ada

2. Bertanggung jawab atas pengumpulan data topografi dan


pembuatan peta topografi

3. Melakukan analisa dan pemetaan untuk mendapatkan peta


topografi rencana trase jalan & jembatan di lokasi perencanaan.
Memberikan pertimbangan dari segi topografi dalam proses
desain jalan dan jembatan

f. Ahli Hidrologi
Adalah seorang Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang mempunyai
Sertifikat Keahlian Ahli Sumber Daya Air – Muda / Ahli Teknik Sungai
& Drainase – Muda yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan

29
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK), dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan studi
lingkungan/studi kelayakan/perencanaan jalan dan jembatan
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Ahli Hidrologi mempunyai tugas
utama adalah :

1. Mengidentifikasi parameter-parameter hidrologi yang perlu


dipertimbangkan

2. Bertanggung jawab atas pengumpulan data hidrologi yang


diperlukan

3. Melakukan analisa terhadap data hidrologi dan memberikan


rekomendasi atas penyusunan sistem drainase

4. Menentukan kriteria desain dari sistem drainase untuk rencana


jalan dan jembatan, baik jalan permukaan maupun jalan layang
termasuk bangunan-bangunan struktur yang terkait
Bertanggung jawab atas desain dari sistem drainase rencana
proyek secara keseluruhan.

g. Ahli Kuantitas & Biaya


Adalah seorang Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang memiliki
Sertifikat Keahlian Ahli Teknik Jalan – Muda / Ahli Teknik Jembatan -
Muda yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK), dengan pengalaman
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam melakukan
perhitungan/estimasi biaya dalam perencanaan teknis jalan &
jembatan.

Tugas dan tanggung jawab meliputi :

1. Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data


harga satuan bahan dan upah

2. Menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan

3. Membuat perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan jembatan

30
4. Membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus
menjamin bahwa data, perhitungan analisa harga satuan dan
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan
akurat

5. Menyusun dokumen RKS & dokumen lelang untuk digunakan


dalam pelaksanaan pekerjaan fisik

6. Menyusun dokumen kontrak yang berisi syarat-syarat umum dan


syarat-syarat khusus untuk pelaksanaan pekerjaan fisik

J.6.2. Tenaga Pendukung

a. Surveyor
Surveyor adalah seorang Sarjana Muda Teknik Sipil (D3) lulusan
Universitas Negeri atau Swasta, berpengalaman dibidangnya
selama 3 (tiga) tahun. Tugas surveyor adalah melakukan survey
topografi, survey penyelidikan tanah, & mengumpulkan data-data
penunjang untuk proses perencanaan proyek dan menganalisa data
yang diperoleh dari hasil survey..

b. CAD Operator
CAD Operator disyaratkan mempunyai pengalaman selama 3 (tiga)
tahun dalam bidang gambar-gambar teknik sipil khususnya jalan
dan jembatan. Dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat
ketelitian yang tinggi dan mempunyai latar belakang pendidikan
lulusan SMK/Sederajat Negeri atau Swasta selain itu juga dapat
menguasai bahasa Program, Autocad, Land Deploment dan Corel
Draw dengan baik.

c. Sekretaris / Administrasi
Sekretaris disyaratkan Lulusan SMK/Sederajat Negeri atau Swasta,
berpengalaman dibidangnya selama 3 (tiga) tahun. Dapat bekerja
dengan cepat, ketelitian, dan menguasai Komputer terutama
Program-program adminstrasi keuangan.

d. Operator Komputer
Operator komputer disyaratkan mempunyai pengalaman selama 3
(tiga) tahun dalam bidang pengoperasian komputer dan mampu
memperbaiki komputer dengan baik, Dapat bekerja dengan cepat
dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan mempunyai latar belakang
31
pendidikan lulusan SMK/Sederajat Negeri atau Swasta selain itu
juga dapat menguasai bahasa Program, Desain Grafis dan Corel
Draw.

I.8. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Adapun Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan tersebut diurai secara singkat
sebagai berikut :

 Tahap Persiapan, yang merupakan langkah awal dari kegiatan


pelaksanaan pekerjaan, berupa mobilisasi personil, pengenalan
situasi/lingkungan lokasi pekerjaan, pembuatan program kerja,
pengurusan izin-izin survei dan mobilisasi peralatan survei, serta tahap
pengembangan metodologi perencanaan yang meliputi penyusunan
konsep dan metoda perencanaan. Hasil tahap persiapan ini disampaikan
pada Laporan Pendahuluan.

 Tahap Pengumpulan Data, berupa tahapan kegiatan pengumpulan data


sekunder dan data primer. Data-data sekunder meliputi : As-Built
Drawing, data curah hujan, data geoteknik/geologi, dan data teknis
lainnya, serta ketentuan teknis lainnya yang terkait dengan detail
perencanaan jalan dan jembatan. Sedangkan survei primer yang dilakukan
antara lain survei topografi dan situasi, Survei penyelidikan tanah dan
material. Hasil tahap pengumpulan data ini disampaikan pada Laporan
Antara.

 Tahap Analisa & Desain, yaitu meliputi pengolahan dan perhitungan data
sekunder serta data primer dari lapangan yang diikuti dengan proses
desain dan penggambaran, estimasi volume dan biaya implementasi juga
dilakukan dalam tahapan ini. Hasil tahap pengumpulan data dan tahap
desain disampaikan pada Konsep Laporan Akhir.

 Tahap Akhir/Penyempurnaan, merupakan perbaikan dan


penyempurnaan dari tahap sebelumnya berdasarkan hasil dari diskusi dan
pembahasan yang dilakukan bersama pemberi kerja. Selain laporan akhir,
sebagai dokumentasi seluruh kegiatan dan dokumen lain seperti yang
disyaratkan dalam kerangka acuan kerja dihasilkan pada akhir tahap ini.

32
I.9. KELUARAN

I.9.1. UMUM
Keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
a. Laporan Detail Desain
1) Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jembatan/jalan dalam
ukuran kertas A3, agar dapat digunakan pada saat penerapan
dilapangan.
2) Laporan perhitungan struktur Jembatan
Laporan ini berisikan perhitungan konstruksi jembatan lengkap
(bangunan atas dan bawah) dan pekerjaan lain yang memerlukan
analisa perhitungan.
3) Laporan Geologi/Geoteknik yang didalamnya memuat seluruh
penyelidikan tanah serta peta penyebaran tanah serta foto
dokumentasi.
4) Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data
pengukuran termasuk hasil perhitungan serta foto dokumentasi;
5) Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey
hidrologi termasuk analisi perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate yang berpedoman pada Panduan
Analisa Harga Satuan (PAHS) Edisi November 2010 Revisi 3 yang
dikeluarkan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan
Umum.
c. Standar Dokumen Lelang yang berpedoman Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
termasuk didalamnya Spesifikasi Umum yang berpedoman pada
Spesifikasi Umum Edisi November 2010 Revisi 3 yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum.

I.9.2. LAPORAN HASIL PEKERJAAN


Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini :

A. Laporan Administrasi antara lain :

1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan yang berisikan pemahaman terhadap
KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria
33
Desain secara detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi
Pelaksanaan kegiatan, dan Jadwal pelaksanaan termasuk
persiapan survey. Laporan diserahkan pada hari ke-30 (Tiga
Puluh) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani,
sebanyak 5 (lima) buku.

2) Laporan Antara
Laporan Antara yang berisikan rangkuman hasil pengumpulan
data sekunder maupun data primer, hasil kajian terhadap data
survey, konsep perencanaan, progres kegiatan dan rencana
selanjutnya. Laporan diserahkan 90 (sembilan puluh) hari
setelah dimulainya jasa konsultan dan dibuat sebanyak 5 (lima)
rangkap/buku.

3) Laporan Draft Akhir


Laporan draft akhir yang beriskan draft desain termasuk
memuat criteria desain yang diambil, gambar rencana, konsep
dokumen lelang, progress kegiatan, kesimpulan dan
rekomendasi. Laporan diserahkan 150 (seratus lima puluh) hari
setelah dimulainya jasa konsultan dan dibuat sebanyak 5 (lima)
rangkap/buku.

4) Laporan Akhir
Laporan Akhir yang berisikan rangkuman seluruh kegiatan yang
telah dilakukan, berisi uraian pelaksanaan survey pendahuluan,
survey detail, pengolahan data, asumsi-asumsi yang diambil,
perhitungan perencanaan serta rumus-rumusnya, perhitungan
biaya, penentuan pemakaian dokumen lelang, kriteria desain
yang diambil, kesimpulan dan rekomendasi. Laporan
diserahkan 180 (seratus enam puluh) hari setelah dimulainya
jasa konsultan dan dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap/buku.

B. Laporan Perencanaan Teknis yang dihasilkan

1) Gambar Rencana A3
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan
masing-masing laporan berisi:
 Sampul depan gambar rencana;

34
 Lembar pengesahan;
 Daftar isi;
 Legenda, simbol, singkatan;
 Peta lokasi kegiatan;
 Peta lokasi sumber material dan AMP/Batching Plant;
 Daftar kuantitas (rekapitulasi);
 Tata letak (layout) dan koordinat jembatan;
 Gambar Situasi, potongan memanjang dan potongan
melintang;
 Bangunan Bawah, Gambar Tampak dan Potongan Melintang;
 Bangunan Atas, Detail Pekerjaan/Perbaikan Expasion Joint,
Detail Bearing, Detail Railing;
 Detail-detail konstruksi lainnya;
 Gambar-gambar standar.

2) Laporan Perkiraan Kuantitas dan Biaya


Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung
untuk tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai
kesimpulan perkiraan biaya.
Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai
dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
 Daftar isi;
 Peta lokasi proyek;
 Daftar bangunan pelengkap/jembatan;
 Perhitungan perkiraan kuantitas (Back Up Quantity);
 Analisa biaya;
 Perkiraan biaya.

3) Laporan Penyelidikan Tanah


Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-
kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
 Data proyek;
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi
proyek terhadap kota besar terdekat;
 Kondisi morfologi sepanjang lokasi;
 Kondisi badan jalan yang ada di sekitar jembatan;

35
 Batuan penyusun (stratigrafi) pada lokasi jembatan. Untuk
peta penyebaran batuan disiapkan dalam kertas HVS ukuran
A3 dan diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi
dan diberi notasi;
 Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk
perbaikan hasil diskripsi secara visual;
 Penyebaran jenis tanah pada lokasi jembatan. Untuk peta
penyebaran tanah disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan
diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan
diberi notasi;
 Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas
lereng;
 Analisis longsoran pada lokasi jembatan;
 Sumber bahan konstruksi jembatan (jenisnya dan perkiraan
volume cadangan);
 Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/ patahan dsb.)
beserta lokasinya;
 Rekomendasi.

4) Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
 Data proyek;
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi
proyek terhadap kota besar terdekat;
 Kegiatan perintisan untuk pengukuran;
 Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal;
 Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal;
 Kegiatan pengukuran situasi;
 Kegiatan pengukuran penampang melintang;
 Kegiatan pengukuran khusus (bila ada);
 Perhitungan dan penggambaran;
 Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya;
 Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan
pengukuran topografi termasuk kegiatan pencetakan dan

36
pemasangan BM, pengamatan matahari, dan semua obyek
yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan;
 Deskripsi BM (sebagai lampiran);
 Data ukur hasil ploting dan negatip film harus diserahkan.

5) Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :
 Data proyek;
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi
proyek terhadap kota besar terdekat, pos pencatat curah
hujan;
 Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil;
 Analisis/ perhitungan;
 Penentuan dimensi dan jenis bangunan air;
 Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

6) Laporan Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik


Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen
pelelangan standar yang berpedoman pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
termasuk didalamnya Spesifikasi Umum yang berpedoman pada
Spesifikasi Umum Edisi November 2010 Revisi 3 yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan
Umum, adapun isi laporan ini adalah:
a. Gambar Rencana untuk pelaksanaan pekerjaan fisik dalam
kertas HVS ukuran A4, yang terdiri dari:
 Peta Lokasi;
 Lay out;
 Potongan melintang;
 Potongan memanjang;
 Detail-detail.
b. Spesifikasi Teknis
c. Daftar Kuantitas (Bill Of Quantity)
d. Dokumen Pengadaan (Dokumen Pemilihan dan Dokumen
Kualifikasi)

37
7) Semua laporan dan data dimasukkan dalam FlashDisc (mobile
disc) secara lengkap

I.9.3. PRESENTASI/ EXPOSE


Penyedia Jasa diharuskan melakukan Presentasi/Expose laporan hasil
perencanaan dari pelaksanaan pekerjaan ini di hadapan Pihak Pengguna
Jasa. Adapun produk laporan yang harus dipresentasikan yaitu :
1). Laporan Pendahuluan
2). Laporan Antara
3). Draft Laporan Akhir

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

JUJUN JUANSYAH N, ST, MT


NIP. 19700428 199803 1 005

38

Anda mungkin juga menyukai