DAFTAR ISI
BAB II ..................................................................................................................................................................... 1
i
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
BAB II
PROFIL KABUPATEN KOTA
Kabupaten Minahasa. .Luas wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah sebesar1.059,24 km2
yang terbagi menjadi 10 kecamatan. Likupang Timur adalah kecamatan terluas dengan wilayah
290,84 km 2 (sekitar 27,46 persen dari total luas wilayah kabupaten Minahasa Utara) dan
Likupang Selatan menjadi kecamatan dengan luas wilayah terkecil, yaitu hanya 11,82 km 2
(atau 1,12 persen dari luas wilayah Minahasa Utara). Sebagai Kabupaten yang terletak di wilayah
pesisir, ada tiga kecamatan yang sebagian wilayahnya terpisah dari pulau Sulawesi, yaitu
kecamatan Wori (Mantehage dan Nain), Kecamatan Likupang Timur (Bangka), dan dan Kecamata
Likupang Barat (Gangga, Talise, Kinabuhutan)
Gambar 2.1 Luas Daerah Kab. Minahasa Utara
1
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Daerah aliran sungai merupakan tempat presipitasi air hujan yang kemudian berkonsentrasi ke
sungai. Garis batas daerah aliran yang berdampingan disebut batas daerah pengaliran
Kemiringan lahan bervariasi dari datar sampai kemiringan 35º. Sama seperti wilayah sekitarnya,
pola drainase di Kabupaten Minahasa Utara sebagian besar adalah dendritis dengan pola
percabangan pohon. Tidak diketemukan pola aliran sungai, keseluruhannya merupakan aliran
yang unik dan tidak berulang.
Tidak ada data yang menunjukkan aliran debit sungai utama tersebut. Namun dari pengamatan
di dapat informasi bahwa sungai utama mengalir setiap tahun sedang anak sungai dan
percabangannya sebagian besar mengalami debit yang fluktuatif bahkan kering di masa kemarau.
Sungai-sungai tersebut berfungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu dan
mengalirkannya ke laut.
Data Luas DAS di wilayah 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Kauditan, Kecamatan Airmadidi
dan Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara dari data perencanaan saluran adalah
sebagai berikut :
Pembagian DAS, panjang sungai dan luasan dari masing-masing setiap DAS 3 (tiga) Kecamatan di
Minahasa Utara dibagi menjadi 22 bagian sebagai berikut :
3
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
4
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Air Doud Waidan, dan Mata Air Malinow dengan luas kawasan sekitar mata air secara
keseluruhan adalah 351,68 Ha.
Tabel 2.5 Kondisi Air Tanah
LOKASI Debit Pemanfaatan
No Nama Sumber Desa Kecamatan (m3/ Dtk) Air Kolam
Minu Ikan
1 Mata Air Airmadidi Aimadidi Airmadidi 50 v v
2 Mata Air Tatelu – Tatelu Dimembe 20 vm v
3 Mata
Klabat Air Wori Wori Wori 10 v v
4 Mata Air Minawerot Minawerot Kauditan 10 v v
Sumber : RPJM Kabupaten Minahasa Utara, 2005 - 2010
2.1.4 Gambaran Geologi
Struktur geologi merupakan pencerminan seberapa besar suatu wilayah mengalami “deraan”
tektonik. Semakin rumit struktur geologi yang berkembang di suatu wilayah, maka menunjukkan
bahwa wilayah tersebut cenderung sebagai wilayah yang tidak stabil.
Daerah Kabupaten Minahasa Utara memiliki kondisi Geologis yang terbagi atas beberapa jenis
yaitu, batuan Endapan, batuan Organic dan batuan Beku/Vulkanik yang persebarannya ada pada
bagian selatan Kabupaten Minahasa Utara ini, yaitu meliputi kecamatan Kauditan, Airmadidi, dan
kecamatan Kalawat, yang merupakan jenis batuan gunung api, sedangkan pada bagian
kecamatan Talawaan, Wori dan Likupang Barat adalah batuan sedimen
2.1.5 Gambaran Klimatologi
Tipe iklim di daerah ini adalah type A (iklim basah), dengan musim kemarau pada bulan Mei –
Oktober dan iklim hujan pada bulan-bulan November – April. Curah hujan maksimum pada bulan
Desember – Maret yang sering dibarengi dengan angin kencang sehingga sering mengakibatkan
banjir dan gelombang laut maksimum dengan angka curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar
2.000 – 3.000 mm dengan jumlah hari hujan 90 – 130 hari per tahun.Secara umum, suhu udara
rata-rata per bulan pada tahun 2014 pada pengukuran Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado
adalah 26,6 0C, dengansuhu terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu mencapai 25,4 0C dan
5
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Dari gambaran iklim ini menunjukan kondisi daerah di mana sebagian besar wilayah merupakan
wilayah yang subur dan potensial untuk dimanfaatkan bagi pengembangan pertanian pangan,
perkebunan, peternakan, kehutanan, dan secara keseluruhan bagi kepentingan masyarakat dan
pembangunan.
Gambar 2.2 Jumlah hari hujan dan rata-rata suhu udara di Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 2.3 Rata-rata tekanan udara dan kecepatan angin per bulan Kabupaten Minahasa Utara
6
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 2.6 Rata-rata Suhu Udara dan Kelembaban Relatif di Kabupaten Minahasa Utara
7
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 2.7 Rata-rata Tekanan Udara dan Kecepatan Angin Setiap Bulan Kab. Minahasa Utara
8
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 2.8 Rata-rata Curah Hujan Setiap Bulan di Kabupaten Minahasa Utara
9
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM). Di Kabupaten Minahasa Utara, jumlah murid sekolah mencapai 35.955 murid,
dengan jumlah kelas sebanyak 1.273 ruang kelas dan ruang belajar 1.444 ruang. Secara
keseluruhan terdapat 107 buah TK dengan jumlah murid 2.503 murid dan 152 guru. SD sebanyak
188 buah dengan jumlah murid 21.675 murid dan guru sebanyak 1.130 guru. SLTP sebanyak 54
sekolah dengan jumlah murid 7971 murid dan guru sebanyak 612 guru, sedangkan SLTA sebanyak
19 sekolah dengan murid sebanyak 3.563 murid dan 340 guru. Selain itu, terdapat sekolah
internasional (Manado Internasional School-MIS), SMK Kelautan dan Perikanan, serta 3
Perguruan Tinggi yaitu Universitas Klabat (Unklab). Akademi Keperawatan, dan sekolah Tinggi
Alkitab Airmadidi.
Kondisi kesehatan dilihat dari sarana, prasarana dan SDM kesehatan, adalah sebagai berikut:
Rumah Sakit (RS) swasta sebanyak 2 RS, masing-masing di Kecamatan Airmadidi dan Kecamatan
Kauditan. Pelayanan kesehatan melalui PKM (Pusat Kesehatan Masyarakat) Rawat Jalan
sebanyak 6 buah, melalui PKM rawat Inap sebanyak 4 buah, dan PKM pembantu 31 buah yang
tersebar di seluruh kecamatan. Selain itu terdapat 2 klinik umum dan 2 klinik Bersalin, toko
obat/Apotek sebanyak 5 buah.
Kasus infeksi saluran Pernapasan Akut sebanyak 22.622 kasus, diikuti oleh hypertensi dengan
5.193 kasus, penyakit kulit dengan 3.894 kasus, malaria dengan 3.477 kasus, penyakit usus
dengan 3.129 kasus, rematik sebanyak 2.587 kasus, penyakit telinga 2.517 kasus, penyakit mulut
2.101 kasus, dan penyakit lainnya dengan jumlah kasus di bawah 2.000 kasus. Kunjungan ke PKM
sebanyak 84.160 orang. Khusus penduduk miskin yang berkunjung ke PKM mencapai 63.186
orang.
Kerukunan umat beragama senantiasa terwujud dan terpelihara dengan baik, sebagai ciri
masyarakat yang religius. Penduduk menurut agama yang dianut menunjukkan bahwa Agama
Kristen terbanyak dianut penduduk yaitu 112.800 orang. Kemudian berturut-turut Agama Islam
sebanyak 34.551 orang, agama Katolik sebanyak 13.763 orang, dan sisinya beragama Hindu
sebanyak 14 orang. Sarana keagamaan yang ada, yaitu Gereja 544 buah bangunan, Mesjid
sebanyak 50 buah bangunan.
Adanya kemiskinan masyarakat merupakan fenomena yang diutamakan penanggulangannya
secara nasional. Terdapat 20.487 orang (11.74 persen dari penduduk) penduduk miskin yang
perlu mendapat perhatian. Kenyataan bahwa sekitar 89,70 persen penduduk miskin hanyalah
berpendidikan maksimum tamatan SD. Kebanyakan penduduk miskin, yaitu 20.269 orang bekerja
sebagai petani penggarap/buruh tani, sebagai petani sebanyak 1.716 orang, sebagai nelayan 327
orang dan sebagai buruh bangunan sebanyak 853 orang.
10
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
11
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
12
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
13
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
keseluruhan kurang lebih 54.222,94 Ha, dengan komoditas unggulan Kelapa, Pala, Kakao
dan Jambu Mente.
2.2.3 Kawasan Peternakan
Kawasan peternakan adalah kawasan yang secara teknis dapat di manfaatkan untuk
pengembangan kegiatan peternakan dengan meminimalisir dampak pencemaran, yaitu
minimal 500 meter dari lokasi pemukiman terdekat, tersebar di seluruh wilayah
kecamatan dengan luas keseluruhan sama dengan kawasan pertanian tanaman pangan
lahan kering yaitu kurang lebih 27.721,62 Ha, dengan komoditas unggulan Sapi, Babi, Ayam
dan Itik.
2.2.4 Kawasan Perikanan
Kawasan peruntukkan perikanan adalah kawasan yang secara teknis dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan :
a. perikanan darat;
b. perikanan air payau;
c. perikanan air laut; dan
d. budidaya perikanan.
Kawasan perikanan darat sebagaimana yang dimaksud adalah kawasan yang secara
teknis sesuai untuk pengembangan budidaya perikanan air tawar disawah, kolam dan
perairan yang tersebar dikecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan dengan luas
keseluruhan kurang lebih 2.549,56 Ha.
Kawasan perikanan air payau adalah kawasan yang secara teknis sesuai untuk
pengembangan budidaya perikanan air payau di tambak sepanjang pantai yang tersebar
di Kecamatan Kema, Kecamatan Wori dan Kecamatan Likupang Timur dengan luas
keseluruhan kurang lebih 117,12 Ha.
Kawasan perikanan laut adalah kawasan yang secara teknis seusia untuk
pengembangan kegiatan budidaya perikanan laut maupun untuk kegiatan perikanan
tangkap jalur IA. Pengelolaan laut untuk kegiatan penangkapan ikan wilayah kurang dari 4
mil di wilayah laut Kecamatan Wori, Likupang Barat, Likupang Timur dan Kema.
Kawasan budidaya perikanan yang dimaksud didukung oleh Loka Budidaya Air tawar
di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe dan Balai Benih Ikan Pantai di Desa Likupang II
Kecamatan Likupang Timur. Pengembangan budidaya tawar yaitu di Kecamatan Kema,
Kecamatan Kauditan, Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Dimembe,
Kecamatan Talawaan, dan Kecamatan Likupang Selatan. Kawasan perikanan sentra
pengolahan sebagaimana sesuai untuk pengembangan pengolahan hasil perikanan yang
tersebar di Kecamatan Kema, Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan
Likupang Barat dan Kecamatan Wori.
14
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Potensi dan Objek Wisata Budaya antara lain : Taman Purbakala di Desa Sawangan
Kecamatan Airmadidi, Taman Waruga di Kelurahan Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi,
Mata Air Tumatenden di Kelurahan Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi, Goa Jepang di
Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Waruga di Desa Kokoleh Satu Kecamatan
Likupang Selatan, Penjara Tua di Desa Kema Dua Kecamatan Kema. Potensi dan objek
wisata agro antara lain : kebun kelapa hibrida di Kecamatan Wori dan Kecamatan
Likupang Barat, kebun rambutan di Kecamatan Dimembe dan Kecamatan Talawaan, kolam
ikan mas dan nila di Kecamatan Dimembe. Potensi dan objek wisata lainnya antara lain
: Gangga Island Resort di Kecamatan Likupang Barat, Pulisan Jungle Resort di Desa Pulisan
Kecamatan Likupang Timur, Kima Bajo Resort di Desa Kima Bajo di Kecamatan Wori,
penangkaran satwa langka di Desa Pimpim Kecamatan Kema.
2.2.9 Kawasan Perdagangan dan Jasa
Potensi perdagangan dan jasa di wilayah Kabupaten Minahasa Utara yaitu
kawasan yang dapat memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan jasa antar
masyarakat yang membutuhkan (sisi permintaan) dan masyarakat yang menjual jasa (sisi
penawaran). Kawasan perdagangan dan jasa menyerap tenaga kerja di perkotaan dan
memberikan kontribusi yang dominan terhadap PDRB yaitu di sepanjang kawasan
perkotaan Manado – Bitung.
2.2.10 Flora dan Fauna
Keadaan flora di Kabupaten Minahasa Utara didominasi oleh tanaman kelapa yang
ditanam oleh masyarakat mulai dari garis pantai sampai ke bukit dengan ketinggian 500 m
dpl mencakup kurang lebih 40.776 Ha. Tanaman Pala dan Mangga Damar Merah
terdapat di Kecamatan Airmadidi dan Kauditan juga terdapat tanaman Kopi, Cengkeh, Vanili
dan Kakao tersebat di beberapa kecamatan. Disamping itu terdapat pula hutan lindung
terutama di kawasan gunung dan daerah aliran sungai.
Fauna di Kabupaten Minahasa Utara memiliki hewan langka seperti Burung Maleo
dan Burung Taong juga terdapat Kera terkecil di dunia yakni Tarsius Spectrum atau
dikenal dengan nama Tangkasi. Perairan Laut di Kabupaten Minahasa Utara menyimpan
berbagai jenis ikan antara lain Ikan Cakalang, Tuna dan Malalugis. Saat ini mulai
dibudidayakan Rumput Laut, Kerang Mutiara, Ikan Laut (Ikan Bobara dan Ikan Kerapu
16
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
adalah 196.419 jiwa (50,82 persen adalah laki-laki) dengan kepadatan penduduk 185,43 jiwa/km 2.
Pada tahun 2014, Kalawat adalah kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu
mencapai 29.743 jiwa (15,14 persen) yang tersebar di 12 desa dengan kepadatan penduduk 762,05
jiwa/km2 (kepadatan tertinggi). Kecamatan dengan penduduk paling sedikit adalah Likupang Selatan,
yaitu hanya 4.958 jiwa (2,52 persen) yang tersebar di 7 desa.
Jika dilihat menurut kelompok umur, jumlah penduduk usia produktif (umur 15 – 64 tahun) ada
sekitar 67,96 persen. Tahun 2014, nilai sex rasio kabupaten Minahasa Utara adalah 103,32 yang
berarti bahwa jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Pada tahun 2014,
semua kecamatan di Minahasa Utara memiliki nilai sex rasio di atas 100. Kecamatan dengan nilai
sex rasio tertinggi adalah Talawaan, yaitu mencapai 106,53
17
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Gambar 2.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Kab. Minahasa Utara 2014
Tabel 2.9 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kab. Minahasa Utara 2014
18
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 2.10 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Minahasa Utara
Tabel 2.11 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kab. Minahasa Utara 2014
19
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 2.12 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Kab Minahasa
Utara 2014
Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Minahasa Utara
20
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
BPS menyajikan data dan informasi kemiskinan untuk tingkat kabupaten/kota dengan menggunakan
data Susenas Kor (kecuali tahun 2008). Dalam lima tahun terakhir, persentase penduduk miskin di
Minahasa Utara mengalami fluktuasi. Tahun 2010, persentase penduduk miskin sebesar 8,39
persen. Tahun 2011, angka ini turun menjadi 7,38 persen kemudian turun lagi di tahun 2012
menjadi 6,69 persen. Tahun 2013 naik menjadi 8,02 persen dan pada tahun 2014 kembali turun
menjadi 7.75 persen.
Tiga tahun terakhir jumlah keluarga pra sejahtera terus menurun. Pada tahun 2012 jumlah
keluarga pra sejahtera berjumlah12.409 keluarga, angka ini kemudian turun 0,61 persen menjadi
12.333 keluarga pada tahun 2013. Pada tahun 2014, jumlah keluarga pra sejahtera turun sebesar
3,03 persen menjadi
11.959 keluarga.
21
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Gambar 2. 9 Pentahapan Keluarga Menurut Klasifikasi keluarga Kab. Minahasa Utara, 2012-2014
Tabel 2.14 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Minahasa Utara 2005-2014
22
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Pn = P0 ( 1 + r )n dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Tingkat pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
23
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 2.16 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Minahasa Utara Sampai Tahun 2019
Laju
Luas Penduduk Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi
Kecamatan Pertumbuhan
Wilayah 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Penduduk
Kema 78.76 16205 3.57% 16783.52 17382.69 18003.25 18645.97 19311.63
Kauditan 108.2 24263 2.33% 24828.33 25406.83 25998.81 26604.58 27224.47
Airmadidi 86.66 28153 3.11% 29028.56 29931.35 30862.21 31822.03 32811.69
Kalawat 39.03 29743 4.39% 31048.72 32411.76 33834.63 35319.97 36870.52
Dimembe 166.43 23568 2.51% 24159.56 24765.96 25387.59 26024.82 26678.04
Talawaan 82.51 19932 4.67% 20862.82 21837.12 22856.91 23924.33 25041.6
Wori 90.7 17288 0.70% 17409.02 17530.88 17653.6 17777.17 17901.61
Likupang Barat 104.29 16404 0.80% 16535.23 16667.51 16800.85 16935.26 17070.74
Likupang Timur 290.84 15905 0.73% 16021.11 16138.06 16255.87 16374.54 16494.07
Likupang Selatan 11.82 4958 0.95% 5005.101 5052.649 5100.65 5149.106 5198.022
Jumlah 1059.24 196419 201682 207124.8 212754.4 218577.8 224602.4
2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW
2.4.1 Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dilakukan atas dasar harga berlaku (ADHB) dan
harga konstan (ADHK). PDRB ADHB Kabupaten Minahasa Utara tahun 2014 mencapai 8.252,76 miliar
rupiah, sedangkan PDRB ADHK mencapai 6.790,12 miliar rupiah. Perkembangan PDRB ADHB maupun
ADHK selama 5 tahun dapat dilihat pada Gambar dibawah. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari
nilai PDRB ADHK. Tahun 2013, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Minahasa Utara sebesar 6,92
persen. Tahun 2014, pertumbuhan ekonomi meningkat dibandingkan tahun 2013, menjadi 7,45
persen. Jika dilihat menurut sektor, maka sektor konstruksi, pengadaan listrik dan gas, serta sektor
informasi dan komunikasi tumbuh paling tinggi, yaitu masing-masing 10,29 persen, 10,26 persen, dan
10,25 persen.
Struktur perekonomian Kabupaten Minahasa Utara tahun 2014 didominasi oleh sektor pertanian,
yaitu mencapai 30,50 persen dari total PDRB, diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 12,94 persen.
Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi terkecil adalah sektor jasa perusahaan yang hanya
mencapai 0,02 persen.
24
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 2.17 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Minahasa Utara
25
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 2.18 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kab. Minahasa Utara
26
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
kerjasama serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, utamanya pemerintah (nasional
dan lokal), masyarakat sipil, akademis, media, sektor swasta dan lembaga donor. Secara kolektif
kelompok ini akan memastikan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai tersebar merata di
seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah Indonesia tetap memegang komitmennya untuk
melaksanakan dan melaporkan kemajuan pencapaian MDGs. MDGs menempatkan pembangunan
27
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
manusia sebagai fokus utama pembangunan, dengan memiliki tenggat waktu dan kemajuan yang terukur.
Komitmen bersama terhadap pemenuhan hak-hak dasar manusia, dirumuskan dalam delapan Tujuan
Pembangunan Milenium, yakni:
1. Penghapusan kemiskinan (Eradicate extreme poverty and hunger),
2. Pendidikan untuk semua (Achieve universal primary education),
3. Persamaan gender (Promote gender equality and empower women)
4. Perlawanan terhadap penyakit (Combat HI V/AIDS, malaria, and other diseases),
5. Penurunan angka kematian anak (Reduce child mortality),
6. Peningkatan kesehatan ibu (Improve Maternal Health),
7. Pelestarian lingkungan hidup (Ensure Environmental Sustainability),
8. Kerja sama global (Develop a global partnership for development)
28
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
daya saing wilayah; (7) mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung hingga mencapai
luasan minimal 40% dari luas Pulau Sulawesi dalam rangka mengurangi resiko dampak bencana
lingkungan yang dapat mengancam keselamatan masyarakat dan asset-asset sosial- ekonominya
yang berbentuk prasarana, pusat permukiman maupun kawasan budidaya; (8) mempertahankan dan
merehabilitasi kawasan cagar budaya sebagai asset sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai-
nilai budaya tradisional dan kearifan lokal; (9) mengembangkan industri pengolahan yang berbasis
pada sektor kelautan, pertanian, perkebunan, pertambangan, dan kehutanan secara berkelanjutan;
dan (10) mengembangkan pemanfaatan ruang untuk mewadahi dinamika kehidupan ekonomi,
sosial, dan budaya.
Pusat-pusat pengembangan di Pulau Sulawesi yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
diarahkan untuk: (1) mendorong optimalisasi pengembangan kawasan perkotaan Maminasata
(Makassar–Maros–Sungguminasa–Takalar) dan Manado-Bitung sebagai pusat pelayanan primer
yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya; dan (2) mendorong pengembangan kota-kota
Gorontalo, Palu, Kendari dan Mamuju sebagai pusat pelayanan sekunder.
Kebijakan pengembangan wilayah Sulawesi secara nasional juga
diarahkan pada optimalisasi peran strategis kelautan dalam meningkatkan interaksi perdagangan intra
pulau (antar provinsi di Sulawesi) maupun dalam mendukung peran wilayah Sulawesi sebagai
penggerak Kawasan Timur Indonesia. Untuk itu strategi yang diterapkan adalah: (1) peningkatan
sistem transportasi laut yang menghubungkan provinsi-provinsi di Pulau Sulawesi; (2) pemantapan
sistem transportasi laut untuk memperkuat fungsi intermediasi Sulawesi bagi KBI dan KTI; (3)
pembangunan pelabuhan-pelabuhan ikan dalam klaster-klaster industri pengolahan hasil laut;
(4) pengembangan pelabuhan hubungan ekspor komoditas unggulan; (5) peningkatan pengawasan
jalur pelayaran internasional untuk mencegah aktivitas penyelundupan; (6) pengembangan lembaga
pendidikan dan kurikulum berbasis kelautan (perikanan, pariwisata, perkapalan); (7) pengembangan
industri angkutan laut (perkapalan); dan (8) pengembangan wisata bahari.
29
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
30
RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
4. Perubahan iklim akibat pemanasan global yang akan menjadi ancaman bagi
keselamatan penduduk yang bermukim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
5. Pengembangan kebudayaan daerah dan pariwisata.
6. Pengembangan fasilitas dan infrastruktur publik.
7. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.
8. Perdagangan perempuan dan anak (Trafficking).
31