BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
Tabel 2.1
Batas Wilayah Kabupaten Lombok Barat
Letak Geografi
No Batas Wilayah
Lintang Selatan Bujur Timur
Berdasarkan peta wilayah Kajian SSK Kabupaten Lombok Barat terdiri dari
Sepuluh kecamatan, yaitu Kecamatan Sekotong, Kecamatan Lembar, Kecamatan Gerung,
Kecamatan Labuapi, Kecamatan Kediri, Kecamatan Kuripan, Kecamatan Narmada,
Kecamatan Lingsar, Kecamatan Gunungsari, dan Kecamatan Batu Layar. Luas wilayah dan
jumlah desa masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel. 2.2
Luas Wilayah dan Luas Daerah Terbangun diperinci Perkecamatan Tahun 2015
Luas Wilayah
Jumlah Administrasi Terbangun
Nama
No Kelurahan/
Kecamatan (%) thd total (%) thd total
Desa Area(Ha) Area(Ha)
administrasi administrasi
1 Sekotong 9 52.938 50,23 1.827 3,45
2 Lembar 10 6.266 5,95 1.290 20,59
3 Gerung 14 6.230 5,91 980 15,72
4 Labuapi 12 2.833 2,69 861 30,39
5 Kediri 10 2.164 2,05 562 25,97
6 Kuripan 6 2.156 2,05 348 16,12
7 Narmada 21 10.762 10,21 1.675 15,56
8 Lingsar 15 9.658 9,16 5.190 53,74
9 Gunungsari 16 8.958 8,51 713 7,96
10 Batu Layar 9 3.411 3,24 1.056 30,96
TOTAL 122 105.376 100 14.502 13,76
Sumber: Lombok Barat Dalam Angka, 2015
Pt = Po (1 + r)t
Keterangan:
Po = jumlah penduduk tahun dasar
Pt = jumlah penduduk akhir (tahun proyeksi)
r = laju pertumbuhan penduduk (%)
t = waktu (tahun)
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Wilayah Perdesaaan Wilayah Perkotaan Total
Nama Tahun Tahun Tahun
No
Kecamatan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Sekotong 61.673 62.308 62.950 63.598 64.254 64.915 0 0 0 0 0 0 61.673 62.308 62.950 63.598 64.254 64.915
2 Lembar 48.889 49.446 50.010 50.580 51.157 51.740 0 0 0 0 0 0 48.889 49.446 50.010 50.580 51.157 51.740
3 Gerung 60.401 61.222 62.055 62.899 63.754 64.622 34.253 43.715 55.945 71.779 92.316 118.994 94.654 104.938 118.000 134.678 156.071 183.615
4 Labuapi 66.726 67.413 68.107 68.809 69.517 70.233 0 0 0 0 0 0 66.726 67.413 68.107 68.809 69.517 70.233
5 Kediri 59.482 60.106 60.737 61.375 62.020 62.671 0 0 0 0 0 0 59.482 60.106 60.737 61.375 62.020 62.671
6 Kuripan 37.412 37.831 38.255 38.683 39.117 39.555 0 0 0 0 0 0 37.412 37.831 38.255 38.683 39.117 39.555
7 Narmada 95.878 96.530 97.186 97.847 98.512 99.182 0 0 0 0 0 0 95.878 96.530 97.186 97.847 98.512 99.182
8 Lingsar 69.855 70.679 71.513 72.357 73.211 74.075 0 0 0 0 0 0 69.855 70.679 71.513 72.357 73.211 74.075
9 Gunungsari 86.345 87.268 88.202 89.146 90.100 91.064 0 0 0 0 0 0 86.345 87.268 88.202 89.146 90.100 91.064
10 Batu Layar 49.881 50.429 50.984 51.545 52.112 52.685 0 0 0 0 0 0 49.881 50.429 50.984 51.545 52.112 52.685
Total 636.540 643.234 650.000 656.839 663.753 670.741 34.253 43.715 55.945 71.779 92.316 118.994 670.793 686.949 705.945 728.618 756.069 789.735
Tabel 2.4. Jumlah Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
1 Sekotong 17.392 17.571 17.752 17.935 18.120 18.306 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 17.392 17.571 17.752 17.935 18.120 18.306
2 Lembar 14.215 14.377 14.541 14.706 14.874 15.044 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 14.215 14.377 14.541 14.706 14.874 15.044
3 Gerung 17.476 17.713 17.954 18.199 18.446 18.697 9.493 12.137 15.559 19.996 25.757 33.248 26.968 29.851 33.514 38.194 44.203 51.945
4 Labuapi 18.466 18.656 18.848 19.042 19.238 19.436 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 18.466 18.656 18.848 19.042 19.238 19.436
5 Kediri 15.418 15.580 15.743 15.909 16.076 16.244 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 15.418 15.580 15.743 15.909 16.076 16.244
6 Kuripan 10.458 10.576 10.694 10.814 10.935 11.057 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 10.458 10.576 10.694 10.814 10.935 11.057
7 Narmada 27.225 27.410 27.596 27.784 27.973 28.163 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 27.225 27.410 27.596 27.784 27.973 28.163
8 Lingsar 20.849 21.095 21.344 21.596 21.851 22.109 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 20.849 21.095 21.344 21.596 21.851 22.109
9 Gunungsari 23.534 23.785 24.040 24.297 24.557 24.820 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 23.534 23.785 24.040 24.297 24.557 24.820
10 Batu Layar 14.188 14.344 14.502 14.661 14.823 14.986 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 14.188 14.344 14.502 14.661 14.823 14.986
Total 179.220 181.107 183.014 184.943 186.892 188.862 9.493 12.137 15.559 19.996 25.757 33.248 188.712 193.244 198.574 204.939 212.648 222.110
3 Gerung 1.36 % 1.36 % 1.36 % 1.36 % 1.36 % 1.36 % 97 107 120 137 159 187
5 Kediri 1.05 % 1.05 % 1.05 % 1.05 % 1.05 % 1.05 % 106 107 108 109 110 112
6 Kuripan 1.12 % 1.12 % 1.12 % 1.12 % 1.12 % 1.12 % 108 109 110 111 113 114
9 Gunungsari 1.07 % 1.07 % 1.07 % 1.07 % 1.07 % 1.07 % 121 122 124 125 126 128
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2015 dilihat
dari individu dengan kondisi kesejahteraan 40% terendah di Indonesia sebesar 349.367
jiwa. Secara rinci dapat dilihat tabel 2.6
Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2015 dirinci perkecamatan
∑ Penduduk
No Kecamatan
Miskin
1 Sekotong 42.604
2 Lembar 32.182
∑ Penduduk
No Kecamatan
Miskin
3 Gerung 43.879
4 Labuapi 35.064
5 Kediri 32.027
6 Kuripan 24.504
7 Narmada 43.205
8 Lingsar 35.525
9 Gunungsari 41.165
10 Batu Layar 19.212
Total 349.367
Sumber: Data Agregat PDRT Lobar, 2015.
Pada tingkat Kabupaten Lombok Barat, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Lombok Barat Lebih berwawasan Fisik, sedangkan pada tingkat Nasional,
Strategi Nasional Pengembangan Tata Ruang (SNPPTR) lebih berwawasan social ekonomi.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Barat tersebut diatur
setelah memperhatikan keberadaan kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan kota,
termasuk pengembangan kawasan perioritas. Kawasan lindung diarahkan untuk
memelihara dan menjaga kelestarian fungsi kawasan lindung untuk menjamin
ketersediaan dan menjaga fungsi hidrologi tanah, unsure hara air tanah dan air
permukaan. Adapun tujuan pengembangan Tata Ruang Kabupaten Lombok Barat adalah
Menyeimbangkan pertumbuhan antar dan inter wilayah melalui pemerataan
pembangunan, peningkatan perdagangan antar daerah serta peningkatan peluang
investasi.
Akselerasi pembangunan ekonomi pada era otonomi daerah yang berorientasi
pada peningkatan daya serap investasi daerah di Kabupaten Lombok Barat,
menyebabkan terjadinya ekpansi aktivitas ekonomi yang cukup signifikan. Hal ini
terutama terjadi pada ruang-ruang wilayah tempat terkonsentrasinya sumberdaya alam
dan alokasi-alokasi sumberdaya ekonomi, kondisi ini sangat berpengaruh pada pola
struktur ruang wilayah dan distribusi penggunaan lahan daerah.
Distribusi alokasi fasilitasi dan utilitas daerah sebagai upaya pemenuhan tingkat
pelayanan pada daerah-daerah terpencil juga merupakan tantangan yang sangat berarti
bagi penataan ruang di Kabupaten Lombok Barat. Tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk dari tahun ke tahun sangat berpengaruh pada melonjaknya kebutuhan akan
perumahan dan infrastruktur lainnya. Secara kualitas hal ini berdampak pada ekpansi
penggunaan ruang untuk kebutuhan konservasi alam dan lahan pertanian yang dijadikan
areal perumahan.
Tabel 2.7 Luas Tanah di Kabupaten Lombok Barat Dirinci Menurut Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan / Land Usage (Ha)
Lahan Bukan
Kecamatan Jumlah/
No Sawah / Bukan Sawah/ Pertanian/
District Total
Wetland Non Wetland Non Agricultural
Land
Strategi Penataan Ruang Kabupaten Lombok Barat yang tertuang dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2011 – 2031 adalah sebagai berikut :
1. Strategi pengembangan wilayah yang berbasis tanaman pangan dan holtikultura.
2. Strategi peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep
agroindustri di kecamatan Narmada, Lingsar, Gerung, Labuapi, Lembar dan Gunung
Sari.
3. Strategi pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya
4. Strategi pengembangan kawasan potensi pertambangan dengan berwawasan ramah
lingkungan dan berkelanjutan
5. Strategi penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan
6. Strategi pengembangan sistim prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil
pertanian
7. Strategi pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan
8. Strategi pengembagan kawasan budidaya
9. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan.
Rencana Pola Ruang Kabupaten Lombok Barat secara lengkap dapat dilihat pada
peta 2.2
Rencana Struktur Ruang wilayah Kabupaten Lombok Barat dilihat dari wilayah
pusat-pusat kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) yaitu di kota Gerung
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi Lembar dan Narmada
c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) meliputi Gunungsari, Kediri dan Sekotong
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Batulayar, Lingsar, Labuapi, Kuripan dan
Pelangan.
e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi Labuahan Poh, Kedaro, Sekotong Barat,
Batu Putih, Buwun Mas, Sekotong Timur, Mareje, Kebun Ayu, Tempos, Banyumulek,
Karangbongkot, Bengkel, Dasan Tereng, Keru, Lembah Sempage, Batukumbung,
Segerongan, Duman, Penimbung, Mambalan dan Senggigi.
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Lombok Barat secara lengkap dapat dilihat
pada peta 2.3
Buku Putih dan SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2015 SSK (saat ini)
b. Pengelolaan persampahan
Informasi mengenai status implementasi SSK periode sebelumnya untuk persampahan
seperti pada tabel berikut ini :
c. Drainase perkotaan
Informasi mengenai status implementasi SSK periode sebelumnya untuk drainase
perkotaan pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.10. Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase Perkotaan
SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2015 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
1 2 3 4
Mengurangi daerah Berkurangnya daerah banjir Daerah banjir dan Adanya pendataan ulang
banjir dan genangan dan genangan dari 225ha genangan di mengenai luas daerah
sebagai upaya untuk menjadi 100ha sebagai Kabupaten lombok rawan banjir dan genangan
mengurangi sumber upaya untuk mengurangi barat mencapai 225
sumber penyebaran sumber sumber penyebaran ha
penyakit di lokasi penyakit
pada tahun 2016
Meningkatkan Tersedianya sapras drainase Adanya review masterplan
cakupan pelayanan sesuai masterplan drainase
drainase sesuai
masterplan
Meningkatnya cakupan
layanan pembersihan
sedimen drainase pada
saluran tersier, sekunder
maupun primer
Pemerataan Mempercepat Adanya koordinasi antar
pembangunan pembangunan drainase di SKPD dalam penanganan
drainase di daerah daerah rawan banjir dan banjir sehingga daerah
rawan banjir dan genangan yang sudah tertangani bisa
genangan terdata
Meningkatkan Meningkatnya budaya hidup Adanya sosialisai secara
budaya hidup bersih bersih terutama dalam berkala tentang fungsi dan
dan sehat melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase
pengelolaan dan pemanfaatan drainase kepada masyarakat
pemanfaatan
drainase dengan
benar
Meningkatkan Tersosialisasinya dan Adanya Perda yang
ketaatan masyarakat meningkatnya kesadaran mengatur tentang
terhadap peraturan masyarakat terhadap tanggung jawab
pengelolaan dan peraturan pengelolaan dan desa/kelurahan dalam
SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2015 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
pemanfaatan pemanfaatan drainase pengelolaan drainase
drainase diwilayah masing-masing
Optimalnya pengawasan
dan penegakan peraturan
pengelolaan dan
pemanfaatan drainase
Melibatkan seluruh Terlibatnya seluruh elemen Adanya keterlibatan
elemen masyarakat masyarakat dan pemerintah masyarakat dalam
untuk bersama untuk turut serta dalam pembangunan drainase
melakukan pengelolaan dan untuk memicu rasa
pengelolaan dan pemanfaatan drainase sd th memiliki terhadap sarana
pemanfaatan 2016. terbangun sehingga
drainase masyarakat berperan aktif
dalam pengelolaan dan
perawatan
Hingga saat ini kondisi pengelolaan sanitasi kabupaten Lombok Barat sendiri masih
tergolong rendah, ini dapat dilihat dari Kondisi eksisting pengelolaan sanitasi Kabupaten
Lombok Barat dari tiap-tiap sub sektor sanitasi, antara lain:
Gambar 2.7 Diagram Sistem Sanitasi Pengolahan Limbah Domestik Kabupaten Lombok Barat
Praktek buang air besar sembarangan (BABs) menjadi salah satu faktor penyebab
tercemarnya lingkungan termasuk sumber air. Yang dimaksud dengan BABs bukan saja
masyarakat membuang BAB di ruang terbuka seperti di sungai/kali/got/kebun, tetapi
bisa juga termasuk yang dilakukan di sarana jamban yang nyaman di rumah. walaupun
BAB dilakukan di rumah dengan jamban yang nyaman, namun bila sarana
penampungan dan pengolahan tinjanya tidak memadai, misalnya karena tidak kedap
air, maka risiko pencemaran akan tetap tinggi. Selain itu, kondisi jamban juga
mempengaruhi resiko kejadian penyakit, semakin bersih kondisinya, tentunya semakin
kecil resiko kejadian penyakitnya.
Untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat air limbah domestik
yang umumnya terdiri atas black water dan grey water, dimana black water berasal dari
tinja dan grey water berasal dari kamar mandi dan air buangan dari dapur. Pemerintah
Kabupaten Lombok Barat telah membangun beberapa prasarana pengolahan air limbah
BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI 20
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN ( SSK )
POKJA AMPL KABUPATEN LOMBOK BARAT – 2016
Tabel 2.11 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini Kabupaten Lombok Barat
Akses Layak
Akses Dasar
(KK)
Kecamatan Jumlah On Site Off site
BABs
NO Penduduk (KK)3
Tangki MCK Septik
(KK) Tangki (KK) Tangki IPAL IPAL Individual
Septik 4 Komunal Kawasan IPAL Cubluk
Septik *** Septik Kota Belum (KK)6
Komunal (SR)
Individual Komunal Aman
(≤ 5
10 (>10 KK SR **
(i) (ii) (iii ) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii) (xiii)
Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Lombok Barat belum berjalan
efektif sebagaimana diharapkan, dimana IPLT yang ada belum dimanfaatkan sampai
sekarang karena beberapa Faktor, diantaranya lokasi IPLT yang ada lokasinya dianggap
terlalu dekat dengan pemukiman warga. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
pentingnya prasarana pengolahan air limbah juga menjadi salah satu factor penyebab
tidak berfungsinya prasarana pengolahan air limbah yang ada. Walaupun IPLT belum
berfungsi namun beberapa prasarana seperti IPAL Komunal dan MCK++ yang ada sudah
mulai difungsikan oleh warga. Jumlah IPAL Komunal yang ada di Kabupaten Lombok Barat
berjumlah 6 unit dan MCK+ sebanyak 91 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2.12
Tabel 2.12 Kondisi Sarana dan Prasarana Air Limbah saat ini di Kabupaten Lombok Barat
Kondisi
Jumlh/
Satuan Kapasitas Tdk
No Jenis Berfungsi berfu Keterangan
ngsi
1 Tangki septik - -
unit
komunal >10 KK
6 unit/
80 m3
2 IPAL Komunal unit Black 6 0
Water
/hari
1/ 26 m3
3 IPAL Kawasan unit Black - 1
Water
4 IPAL Terpusat unit 0 0 0
Sumber: Dinas PU Kabupaten Lombok Barat, Satker PSPLP NTB, 2016.
Gambar 2.6 Peta Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik Perkecamatan
BATU LAYAR
BABS = 0.00 % dari total KK
On Site = 7.63 % dari total KK
Komunal = 0.02 % dari total KK
LABUAPI
BABS = 0.03 % dari total KK
NARMADA
On Site = 9.78 % dari total KK
BABS = 3.70 % dari total KK
Komunal = 0.07 % dari total KK
On Site = 10.98 % dari total KK
Komunal = 0.13 % dari total KK
KEDIRI
BABS = 0.88 % dari total KK
KURIPAN
On Site = 7.39 % dari total KK
BABS = 2.27 % dari total KK
Komunal = 0.06 % dari total KK On Site = 3.35 % dari total KK
Komunal = 0.02 % dari total KK
GERUNG
BABS = 0.60 % dari total KK
On Site = 11.84 % dari total KK
Komunal = 0.17 % dari total KK
SEKOTONG LEMBAR
BABS = 2.61 % dari total KK BABS = 3.00 % dari total KK
On Site = 6.71 % dari total KK On Site = 4.59 % dari total KK
Komunal = 0.07 % dari total KK Komunal = 0.07 % dari total KK
2.4.2 PERSAMPAHAN
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Lombok Barat saat ini ditangani oleh Dinas
Kebersihan dan Tata Kota dan Pertamanan Kabupaten Lombok Barat dan didukung oleh
masyarakat. Sampai saat ini Dinas Kebersihan Kabupaten Lombok Barat baru mengelola
cakupan wilayah antara lain: perumahan, pasar, tempat umum, perhotelan dan ruas
jalan. Minimnya sarana dan prasarana persampahan menjadi salah satu penyebab
penanganan sampah masih belum bisa ditangani sepenuhnya, disamping kemampuan,
wawasan dan kesadaran masyarakat yang juga masih rendah teruatama penerapan
konsep 3R belum terinternalisasi dalam pengelolaan sampah. Disisi lain, pihak swasta
maupun lembaga non pemerintah sampai saat ini belum memperlihatkan partisipasi,
inisiatif dan kontribusi nyata terhadap pengelolaan persampahan. Dalam Diagram Sistem
Sanitasi pengelolaan persampahan dapat dilihat alur pengelolaan persampahan
diKabupaten Lombok Barat.
Jumlah volume sampah di Kabupaten Lombok Barat tiap tahunnya terus mengalami
peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Peningkatan volume
sampah ini tidak diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan
sampah yang ada, sehingga pencemaran akibat sampah yang tidak dikelola dikhawatirkan
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Berikut kami uraikan cakupan layanan
persampahan di Kabupaten Lombok Barat pada tabel 2.11
Kondisi
No Jenis Ritasi
Satuan Jumlah Kapasitas Rusak Rusak Ket*
Prasarana /hari Baik
ringan Berat
/ Sarana
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (
- ITF unit
Kondisi
No Jenis Ritasi
Satuan Jumlah Kapasitas Rusak Rusak Ket*
Prasarana /hari Baik
ringan Berat
/ Sarana
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (
Design
Controlled
Luas total lahan Ha - - landfill- Kondisi
TPA -
sekarang open
dumping
Luas sel
Landfill Ha 0 0 0 0 0 0 Tidak ada
Daya tampung (m 3/hari) -
TPA
6 Alat Berat
- Bulldozer 0
unit 0 -
- Excavator /
backhoe unit 0 - 0 0
- Truk tanah
unit 0 0 0 0 0 0 Tidak tersedia
Gambar 2.8 Peta Cakupan Akses Pengelolaan Persampahan Kabupaten Lombok Barat
NARMADA
LABUAPI
Kelola Mandiri = 0%
Kelola Mandiri = 0%
3R = 1.9 %
3R = 0 %
TPA = 6.8 %
TPA = 16 %
Tidak dioroses = 91.3 %
Tidak dioroses = 84 %
KURIPAN
KEDIRI Kelola Mandiri = 0%
Kelola Mandiri = 0% 3R = 0 %
3R = 0 % TPA = 0 %
TPA = 15.6 % Tidak dioroses = 100 %
Tidak dioroses = 84.4 %
GERUNG
Kelola Mandiri = 0%
3R =2.3 %
TPA = 15.9 %
Tidak dioroses = 81.8 %
SEKOTONG
Kelola Mandiri = 0%
3R = 0 % LEMBAR
TPA = 0 % Kelola Mandiri = 0%
Tidak dioroses = 100 % 3R = 0 %
TPA = 0 %
Tidak dioroses = 100 %
2.4.3 Drainase
Kabupaten Lombok Barat menempati bentang alam dengan topografi datar, elevasi
berkisar antara 2-4 meter di atas permukaan laut (dpl). Wilayah ini hampir 50%
lahannyan berupa rawa dengan air yang cenderung stagnan (tidak mengalir), sehingga
pada musim penghujan sering terjadi air pasang. Periode air pasang pada umumnya
berkisar antara 1-12 jam. Fenomena alam seperti ini tentunya memerlukan sistem
drainase yang baik agar aliran permukaan (run off) dapat terkontrol dengan baik pula.
Pada saat ini, sistem drainase yang ada di Kabupaten Lombok Barat dapat
dibedakan menjadi 4 (empat) tipe, yaitu:
tanah yang sebelumnya lolos air (permeable) menjadi bersifat kedap air (impermeable).
Kondisi ini sering ditunjukkan dengan fenomena luapan air (overtapping) dari saluran
drainase yang memenuhi jalan-jalan, sehingga terjadi banjir dan/atau aliran air sepanjang
jalan, maupun genangan-genangan yang sangat menggangu aktivitas warga sehari-hari
terutama daerah yang memiliki kemiringan yang landai dengan kisaran 0 – 5 %.
Wilayah Kabupaten Lombok Barat memiliki 4 (empat) buah sungai yang merupakan
drainase utama untuk mengalirkan air hujan yang berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS)
dan air limbah dari masyarakat kota. Keempat sungai yang mengalir di dalam Kabupaten
Lombok Barat merupakan muara dari saluran drainase yang ada di Kabupaten Lombok
Barat dengan hirarki saluran drainase sebagai berikut :
Saluran induk (primer) adalah saluran drainase yang bermuara pada sungai atau badan
air lainnya;
Saluran sekunder adalah saluran drainase yang bermuara pada saluran induk atau
saluran primer drainase;
Saluran tersier adalah saluran drainase yang bermuara pada saluran skunder drainase.
Secara Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat dalam pelaksanaan
program penyehatan lingkungan permukiman melakukan penanganan drainase untuk
pemeliharaan saluran drainase alam, rehabilitasi saluran dan pembuatan saluran
drainase pada beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Barat. Selain itu Badan
penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga berperan aktif dalam penanggulangan
banjir. Setiap tahun BPBD Kabupaten Lombok Barat secara rutin melakukan pencegahan
terhadap ancaman banjir dengan membangun saluran drainase ( lihat tabel 2.13 ).
Keterlibatan masyarakat didalam melakukan pemeliharaan saluran drainase
merupakan suatu kewajaran yang semestinya dilakukan, mengingat pemeliharaan
saluran drainase ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dari
tempat tinggal masyarakat setempat, terutama di musim penghujan. Keterlibatan
masyarakat dengan memberikan dukungan dan bantuan tenaga saat pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan yang cukup baik.
Tabel 2.13 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Kabupaten Lombok Barat
Daerah dan data Genangan Data Saluran Biaya &Thn pembangunan
Panjan Bahan Sumb
No Luas Tinggi Lama Lebar (cm) Biaya
g / er Tahu
Nama Daerah
Konst n
(ha) (cm) (jam) (m) max min (Rp.Jt) Dana
r
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Daerah dan data Genangan Data Drain Polder + Pompa Biaya &Tahun pembangunan
Kondisi
Luas dan
No Luas Tinggi Lama Pompa Pintu Biaya Sumber
Nama Kolam Masala
Air Tahun
Daerah h
(ha) (cm) (jam) (ha) (m3/det) (unit) (Rp.Jt) Dana
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Batu
2 50 1.5 0.43 1 3.810,784 APBN 2014
Layar
Keberadaan sistem drainase tersebut ternyata belum mampu mencegah luapan air
pada musim penghujan. Data dari BPBD Kabupaten Lombok Barat melalui Rencana
Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Lombok Barat tahun 2013-2017 pada revisi
tahun 2015 menyebutkan bahwa dari periode tahun 2011-2015 telah terjadi banjir dan
genangan sebanyak 71 kejadian. Hasil analisis peta ancaman banjir dan genangan
Kabupaten Lombok Barat juga menunjukkan bahwa luas wilayah 7.1 km², 37.100 jiwa dan
8.500 bangunan memiliki resiko tinggi terhadap ancaman banjir dan genangan. Daerah
yang memiliki resiko ancaman banjir dan genangan dapat dilihat pada Peta 2.16
Gambar 2.16 Peta Indek Ancaman Banjir dan Genangan Kabupaten Lombok Barat
Resiko 3 (Tinggi)
1 Pelangan Sekotong
2 Sekotong Barat Sekotong
3 Buwun Mas Sekotong
4 Kedaro Sekotong
5 Mareje Lembar
6 Sekotong Timur Lembar
7 Lembar Lembar
8 Labuan Tereng Lembar
9 Mareje Timur Lembar
10 Lembar Selatan Lembar
11 Eyat Mayang Lembar
12 Banyu Urip Gerung
13 Kebunayu Gerung
14 Tempos Gerung
15 Giri Tembesi Gerung
16 Mekar Sari Narmada
17 Kuranji Labuapi
18 Bajur Labuapi
19 Telaga Waru Labuapi
20 Labuapi Labuapi
21 Kuranji Dalang Labuapi
22 Montong Are Kediri
23 Dasan Baru Kediri
Peta 2.16 Peta Area Berisiko Air Limbah Kabupaten Lombok Barat
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Lombok Barat tahun 2016 diolah
0 10 20 30 40
Keterangan :
Waktu pengurasan tangki septik 0-12 bulan 8.7%, 1-5 tahun 37.0%, 5-10 tahun
28.5%, lebih dari 10 tahun 17.3%.
Jadi dapat diasumsikan kondisi tangki septik aman atau kedap air 45,7% dan
masih sebesar 54.3% tangki septik belum/tidak aman (bocor)
Pengumpulan & Berdasarkan hasil Study EHRA Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016 :
Penampungan /
Pengolahan Awal Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja Rumah Tangga
: EHRA Kabupaten Lombok Barat 2016
Keterangan :
Jumlah kepemilikan tangki septik = 64.3%
Jadi KK yang tidak memiliki tangki septik = 85.3% (Kepemilikan jamban pribadi
dan MCK/WC Umum) – 64.3% (Kepemilikan tangki septik) = 21%
Pengangkutan /
Pengaliran :
Pengolahan Akhir Berdasarkan data sekunder :
Terpusat
IPLT Ireng tidak berfungsi
Kabupaten Lombok Barat sampai dengan penyusunan Pemutahiran SSK ini memiliki
6 unit IPAL Komunal dengan 175 KK yang terkoneksi, dan masih banyak wilayah
yang belum terkoneksi IPAL Komunal
B. Lain-lain
Dokumen Sudah memiliki masterplan air limbah
Perencanaan
Pendanaan : Rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah untuk pengelolaan dan pengembangan
air limbah permukiman.
Kurang tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi di bidang air limbah.
Rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah permukiman baik di
tingkat pemerintah pusat maupun daerah
Anggaran sektor sanitasi belum menjadi prioritas oleh para pengambil kebijakan
Belum adanya retribusi yang ditarik oleh pemerintah terkait dengan pengelolaan air
limbah. Retribusi yang ada selama ini berupa jasa retribusi dalam pengurasan tanki
septick tank yang dibebankan kepada masyarakat.
Kelembagaan
Peraturan Belum ada peraturan bupati yang mengatur tentang pengelolaan limbah cair domestik
Undang- Masih lemahnya penegakan hukum yang terkait pencemaran air limbah
Undang
Peran Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah
permukiman yang berbasis masyarakat.
Masyarakat
Sangat kurangnya sosialisasi penanganan air limbah permukiman.
dan dunia Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah
permukiman.
usaha / swasta
Peran aktif kader kesehatan desa kurang
Resiko 3 (Tinggi)
1 Pelangan Sekotong
2 Sekotong Barat Sekotong
3 Buwun Mas Sekotong
4 Kedaro Sekotong
5 Mareje Lembar
6 Sekotong Timur Lembar
7 Lembar Lembar
8 Labuan Tereng Lembar
9 Lembar Selatan Lembar
10 Eyat Mayang Lembar
11 Banyu Urip Gerung
Wilayah prioritas
No Area Beresiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
12 Babussalam Gerung
13 Kebunayu Gerung
14 Tempos Gerung
15 Giri Tembesi Gerung
16 Gerung
Mesanggo
17 Labuapi
Kuranji
18 Labuapi
Karang Bongkot
19 Labuapi
Bajur
20 Labuapi
Telaga Waru
21 Merembu Labuapi
23 Kediri
Jagaraga Indah
24 Kediri
Montong Are
25 Kediri
Banyumulek
26 Kediri
Ombe Baru
27 Kediri
Dasan Baru
28 Kediri
Kediri Selatan
29 Kediri
Lelede
30 Kuripan
Kuripan Selatan
31 Kuripan
Kuripan
32 Kuripan
Kuripan Utara
33 Kuripan
Jagaraga
34 Kuripan
Giri Sasak
35 Kuripan
Kuripan Timur
36 Narmada
Sembung
37 Narmada
Badrain
38 Narmada
Batu Kuta
39 Narmada
Tanak Beak
40 Narmada
Peresak
41 Narmada
Keru
42 Narmada
Sedau
Wilayah prioritas
No Area Beresiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
43 Narmada
Lebah Sempage
44 Narmada
Sesaot
45 Narmada
Suranadi
46 Narmada
Selat
47 Narmada
Nyurlembang
48 Narmada
Lembuak
49 Narmada
Dasan Tereng
50 Narmada
Krama Jaya
51 Narmada
Gerimax Indah
52 Narmada
Narmada
53 Narmada
Golong
54 Narmada
Pakuan
55 Narmada
Buwun Sejati
56 Narmada
Mekar Sari
57 Lingsar
Peteluan Indah
58 Lingsar
Lingsar
59 Lingsar
Batu Kumbung
60 Lingsar
Batu Mekar
61 Lingsar
Karang Bayan
62 Lingsar
Langko
63 Lingsar
Sigerongan
64 Lingsar
Duman
65 Lingsar
Dasan Geria
66 Lingsar
Gegerung
67 Lingsar
Giri Madia
68 Lingsar
Gegelang
69 Lingsar
Gontoran
70 Lingsar
Saribaye
71 Lingsar
Bug Bug
72 Gunung Sari
Jati Sela
73 Gunung Sari
Sesela
Wilayah prioritas
No Area Beresiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
74 Gunung Sari
Midang
75 Gunung Sari
Kekeri
76 Gunung Sari
Penimbung
77 Gunung Sari
Mambalan
78 Gunung Sari
Dopang
79 Gunung Sari
Taman Sari
80 Gunung Sari
Gunung Sari
81 Gunung Sari
Kekait
82 Gunung Sari
Mekar Sari
83 Gunung Sari
Guntur Macan
84 Gunung Sari
Gelangsar
85 Gunung Sari
Ranjok
86 Gunung Sari
Bukit Tinggi
87 Gunung Sari
Jeringo
88 Batu Layar
Sandik
89 Batu Layar
Meninting
90 Batu Layar
Batu Layar
91 Batu Layar
Lembah Sari
92 Batu Layar
Senteluk
93 Batu Layar
Senggigi
94 Batu Layar
Batu Layar Barat
95 Batu Layar
Bengkaung
96 Batu Layar
Pusuk Lestari
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi dan hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Lombok Barat tahun 2016 diolah
Pengangkutan Biaya operasional pemeliharaan dan perawatan yang tinggi untuk moda
pengangkutan sampah.
Jumlah armada pengangkutan yang kurang karena baru terdapat 8 truk
bak terbuka hidrolik (Dump Truck)
(Semi) Tingkat peran serta masyarakat yang masih kurang untuk ikut dalam
Pengolahan pengelolaan sampah 3R. Hal ini dapat dilihat dari perilaku masyarakat
Akhir yang masih belum memilah sampah
Terpusat
Pengelolaan TPS masih bersifat sebagai tempat penampungan
sementara, belum dikembangkan sebagai tempat pengelolaan sampah
terpadu sehingga bisa mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA
Daur Ulang / Tempat pengelolaan akhir sampah yang ada di Kabupaten Lombok
Tempat Barat adalah TPA Kebon Kongok
Pemrosesan Pengolahan sampah di TPA Kebon Kongok menggunakan sistem
Akhir:
Sanitary Landfill
Keterbatasan sarana dan prasarana yaitu alat berat, truk pengangkut
sampah, jalan masuk ke TPA rusak
Dokumen
Perencanaan
B. Lain-lain
Kurangnya sarana dan prasarana persampahan
Kapasitas
Belum maksimalnya usaha pengurangan sampah dari sumbernya
Pengelolaan
Sampah
Wilayah prioritas
No Area Beresiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
10 Eyat Mayang Lembar
11 Kebun Ayu Gerung
12 Giri Tembesi Gerung
13 Kuranji Labuapi
14 Parampuan Labuapi
15 Terong Tawah Labuapi
16 Bajur Labuapi
17 Labuapi Labuapi
18 Kuranji Dalang Labuapi
19 Jagaraga Indah Kediri
20 Kediri Kediri
21 Banyu Mulek Kediri
22 Ombe Baru Kediri
23 Dasan Baru Kediri
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi dan hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Lombok Barat tahun 2016 diolah
Penampungan /
Belum ada sumur resapan
Pengolahan Awal
Tidak terkelolanya air limbah rumah tangga (Greywater, yang berasal dari buangan air cuci
dan air mandi), sehingga drainase lingkungan masih bercampur antara air hujan dengan air
limbah rumah tangga.
Pengangkutan /
Pengaliran:
Data lain
B. Lain-lain
Dokumen Kabupaten Lombok Barat belum memiliki masterplan drainase
Perencanaan
Peraturan Belum ada regulasi daerah yang mengatur tentang drainase.
Perundangan dan
penegakan hukum
Belum maksimalnya penyerapan dana APBN dari Pusat dan Provinsi.
Pendanaan
Anggaran APBD terbatas (biaya operasional)
Peran Masyarakat Peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase masih kecil.
Kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya masih kurang (masih ada
masyarakat yang membuang sampah di saluran drainase).
Kurangnya kepedulian warga akan kebersihan lingkungan, saluran pembuang.
Belum ada CSR drainase