Anda di halaman 1dari 37

PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

5.1. APRESIASI
5.1.1. Apresiasi Gambaran Umum Wilayah
A. Kondisi Fisik Dasar
1. Geografi dan Fisiografi
Kabupaten Tabanan, salah satu Kabupaten di Provinsi Bali, yang terletak di bagian
tengah Pulau Bali (pada arah timur barat) dan berada pada bgain selatan
pegunungan Pulau Bali. Secara geografis terletak diantara 080-14’ 30” – 080 30’ 07”
LS dan 1140 54’52” – 1150 12’57” BT. Luas wilayah Kabupaten Tabanan adalah 839,33
km2 atau sekitar 14,89% dari luas daratan Provinsi Bali. Secara administratif
Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan dan terdiri atas 123
desa. Rincian kecamatan dan desa/kelurahan di Kabupaten Tabanan dapat dilihat
pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Menurut Kecamatan


Luas Wilayah
No Kecamatan Jumlah Desa
(Km2)
1 Selemadeg 8 52,05
2 Kerambitan 15 42,39
3 Tabanan 11 51,4
4 Kediri 15 53,6
5 Marga 14 44,79
6 Baturiti 12 99,17
7 Penebel 18 141,98
8 Pupuan 12 179,02
9 Selemadeg Barat 9 120,15
10 Selemadeg Timur 9 54,78
Jumlah 123 839,33
Sumber: Kabupaten Tabanan Dalam Angka tahun 2008,

Kabupaten tabanan beribukota di Kota Tabanan dengan jarak ke Ibukota Provinsi


Bali (Kota Denpasar) sekitar 20 km yang dihubungkan oleh jalan nasional dengan
waktu tempuh perjalanan darat sekitar 30-45 menit.

USTEK V-1
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Kabupaten Tabanan terletak pada ketinggian 0 – 2.276 m diatas permukaan laut


(dpl), dimana lahan tertinggi berada di puncak Gunung Batukaru. Topografi
wilayah Kabupaten Tabanan memiliki tiga karakteristik yang berbeda.
Bagian selatan berbatasan dengan
Samudra Indonesia merupakan dataran rendah dengan topografi yang relatif datar,
di bagian tengah bergelombang, dan dibagian utara merupakan daerah perbukitan
dan pegunungan dimana terdapat beberapa gunung yaitu Gn. Batukaru (2.276 m),
Gn. Sangiang (2.097 m), Gn. Pohen (2.055 m), dan Gn. Adeng (1.811 m).
Ditinjau dari ketinggian lahannya, sebanyak 44,81% atau 378,58 km2 lahan
Kabupaten Tabanan didominasi oleh lahan bergelombang sampai berbukit yang
berada pada ketinggian 100-500 m dpl. Lahan dengan ketinggian ini tersebar di
hampir seluruh kecamatan. Lahan dataran rendah dekat pantai dengan ketinggian
0 – 25 m dpl luasnya 16,39 km2 atau 1,95% tersebar pada kecamatan berpantai yaitu
Kecamatan selemadeg Barat, Selemadeg, Selemadeg Timur, Kerambitan, Tabanan
dan Kediri. Lahan dataran rendah dengan ketinggian 25-100 m dpl luasnya 107,90
km2 atau 12,86 % juga tersebar di Kecamatan berpantai. Lahan dengan ketinggian
500 – 1000 dpl yang merupakan wilayah perbukitan luasnya 265,29 km2 atau
31,61% tersebar di Kecamatan Selemadeg, Pupuan, Penebel, Baturiti, Selemadeg
Barat dan Selemadeg Timur. Lahan dengan ketinggian di atas 1000 m dpl dengan
luas 76,17 km2 atau 9,08% tersebar di Kecamatan Pupuan, Selemadeg, Penebel dan
Baturiti.
Ditinjau dari kemiringan lahan, sebagian besar lahan Kabupaten Tabanan berada
pada kemiringan lereng 15-40% yaitu luasnya 365,67 km2 (43,57%), tersebar luas
terutama di wilayah bagian barat. Lahan dengan kemiringan lereng 2-15% dengan
luas wilayah 249,61 km2 (29,74%) tersebar luas terutama di bagian timur. Lahan
dengan kemiringan di atas 40% seluas 136,53 km2 (16,27%) terdapat di daerah
pegunungan bagian utara dan sebagian di barat. Sedangkan lahan dengan
kemiringan 0-2% seluas 10,43 km2 (10.43%) mendominasi daerah pantai seperti
yang disajikan pada Gambar 2.2.

USTEK V-2
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

D . Be r ata n > 1000 m


$ Luas : 76,17 km sq (9,08%)
G. Pohen

$ (2055 m)
G. Sangiyang $
(2097 m) G. Adeng
8 °20'

8 °20'
(1811 m)
$ KEC . B AT U R I T I
G. Bat ukaru
(2276 m)

KEC . P U PU A N
500 - 1000 m
Luas : 265,29 km sq (31,61%)

KEC . P EN E BE L

KEC . S ELE M AD E G B AR A T
DEG

RGA
EMA

KEC. MA
. SEL

UR
TIM
8 °30'

8 °30'
KEC

N
100 - 500 m
EG

ITA
AD

AN
MB

Luas : 373,58 km sq (44,81%)


LEM

BAN
RA
SE

KE

. TA
C.

C.

K EC
KE

KE

25 - 100 m
Luas : 107,90 km sq (12,86%)

I
N
DIR 0 - 25 m
KE
W E C. Luas : 16,39 km sq (1,95%)
KE
S

5 0 5

Kilometer

115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

Gambar 2.2 Peta Topografi Wilayah Kabupaten Tabanan

Sebagai salah satu untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan, maka lahan
dengan kemiringan dii bawah 40% pada umumnya dapat diusahakan asalkan
persyaratan lain untuk penentuan kesesuaian lahan terpenuhi. Sedangkan lahan
dengan kemiringan diatas 40% perlu mendapatkan perhatian bila akan disajikan
usaha budidaya.

2. Hidrologi dan Klimatografi


Kabupaten Tabanan mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam sehingga
secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di
Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air dan air
tanah. Secara umum jenis sumber mata air dapat dikatagorikan sebagai air
permukaan dan air tanah.
Air permukaan dapat berasal dari : (1) air hujan yang mengalir di permukaan bumi
dan berkumpul pada suatu tempat yang relatif rendah, seperti sungai, danau, laut
dan sebagainya; (2) air tanah yang mengalir keluar permukaan bumi, misalnya air
dari mata air yang mengalir ke permukaan bumi; dan (3) air buangan bekas
aktivitas manusia. Sedangkan air tanah adalah air permukaan yang meresap ke

USTEK V-3
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan air tanah yang disebut “aquifer”.
Jenis-jenis air tanah adalah (1) air tanah dangkal, yaitu bila air hujan/air
permukaan hanya meresap sampai muka air tanah yang berada di atas lapisan
rapat air, umumnya mempunyai kedalaman kurang dari 50 m; (2) air tanah dalam,
yaitu air tanah yang terletak di antara dua lapisan kedap air, letaknya biasanya
cukup jauh dari permukaan tanah; dan (3) mata air, yaitu air di dalam tanah
mengalir pada lapisan tanah berpasir atau berkerikil, atau mengalir melalui celah
pada lapisan kedap air. Tempat keluarnya air di permukaan tanah ini disebut mata
air.
Tipe iklim Kabupaten Tabanan secara umum termasuk tipe AW, yang merupakan
iklim hujan tropis bermusim. Tipe hujan dicirikan oleh turunnya hujan bermusim
(bulan November sampai Mei), dan adanya musim kemarau pada bulan April
sampai September.
Suhu rata-rata mencapai 270 C dengan suhu terendah 240 C dan suhu tetinggi 300
C. Kelembaban udara berkisar antara 74-77% dan curah hujan tahunan rata-rata
berkisar antara 2.155-3.292 mm. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth dan
Fergusson, Kabupaten Tabanan secara dominan termasuk kedalam tipe iklim C
dan D, hanya sebagian kecil daerahnya termasuk ke dalam tipe iklim A yaitu
wilayah pegunungan Batukaru dan Kawasan Bedugul.

Gambar 2.3 Peta Hidrologi Kabupaten Tabanan

USTEK V-4
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

3. Topografi dan Geologi


Kabupaten Tabanan terletak pada ketinggian 0 - 2.276 m di atas permukaan laut
(dpl), di mana lahan tertinggi di puncak Gunung Batukaru. Topografi wilayah
Kabupaten Tabanan memiliki tiga karakteristik yang berbeda. Bagian selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia merupakan dataran rendah dengan
topografi yang relatif datar, di bagian tengah bergelombang, dan di bagian utara
merupakan daerah perbukitan dan pegunungan di mana terdapat beberapa
gunung yaitu Gunung Batukaru (2.276 m), Gunung Sangiyang (2.097 m), Gunung
Pohen (2.055 m) dan Gunung Adeng (1.811 m).

Tabel 2.6 Luas Wilayah dan Ketinggian Tiap Kecamatan di Kabupaten Tabanan
Tahun 2007
No. Kecamatan Luas Persentase Luas Persentase Keringgian dari
Wilayah Wilayah (%) dibanding Luas Permukaan Laut
(km2) Bali (%) (dpl)
1. Selemadeg 52,05 6,20 0,92 0-1879
2. Kerambitan 42,39 5,05 0,75 0-196
3. Tabanan 51,40 6,12 0,91 0-275
4. Kediri 53,60 6,39 0,95 0-123
5. Marga 44,79 5,34 0,80 174-446
6. Baturiti 99,17 11,82 1,76 465-2082
7. Penebel 141,98 16,92 2,52 159-2276
8. Pupuan 179,02 21,33 3,18 597-1807
9. Selemadeg Barat 120,15 14,31 2,13 1-716
10. Selemadeg Timur 54,78 6,53 0,97 0-526
Kabupaten Tabanan 839,33 100,00 14,90 0-2276
Sumber: Tabanan Dalam Angka Tahun 2008

Ditinjau dari kemiringan lahan, sebagian besar lahan Kabupaten Tabanan berada
pada kemiringan lereng 15 - 40% yaitu luasnya 365,67 km2 (43,57%), tersebar luas
terutama di wilayah bagian barat. Lahan dengan kemiringan lereng 2 - 15% dengan
luas 249,61 km2 (29,74%) tersebar luas terutama di wilayah bagian timur. Lahan
dengan kemiringan di atas 40% seluas 136,53 km2 (16,27%) terdapat di daerah
pegunungan bagian utara dan sebagian di sisi barat perbatasan dengan Kabupaten
Jembrana. Sedangkan lahan dengan kemiringan 0 - 2% seluas 10,43 km2 (10,43%)
mendominasi daerah pantai.
Sebagai salah satu syarat untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan, maka lahan
dengan kemiringan di bawah 40% pada umumnya dapat diusahakan asalkan

USTEK V-5
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

persyaratan lain untuk penentuan kesesuaian lahan terpenuhi. Sedangkan lahan


dengan kemiringan di atas 40% perlu mendapatkan perhatian bila akan
difungsikan sebagai usaha budidaya.
Jenis tanah di Kabupaten Tabanan mengacu pada data tanah dari Peta Tanah (En
Explanatory Test to the Reconnaissane Soil Map of Bali, 1970) yang diterbitkan
Lembaga Penelitian Tanah Bogor. Dari data tersebut, diketahui terdapat 5 jenis
tanah utama, yaitu :
 Regosol Kelabu
Tanah ini terbentuk dari dua bahan induk abu vulkanik intermedier, fisiografi,
vulkanik, bentuk wilayah bergunung, kedalaman tanah sedang, dan drainase
agak cepat. Jenis tanah ini terdapat di pegunungan di Kecamatan Pupuan,
Penebel dan Baturiti.
 Andosol Coklat Kekelabuan
Tanah ini terbentuk dari abu dan tuf vulkanik intermedier, drainase tanah baik,
menempati punggung/puncak-puncak gunung berapi yang terdapat di
Kabupaten Tabanan bagian utara, yaitu Kecamatan Pupuan, Penebel dan
Baturiti.
 Latosol Coklat Kekuningan
Tanah ini hampir mendominasi seluruh Kabupaten Tabanan, menempati
fisiografi dataran vulkanik, dan lereng bawah/tengah. Tanah terbentuk dari
bahan induk abu dan tufa vulkan intermedier, drainase baik – agak terhambat.
Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan Pupuan, Selemadeg, Selemadeg Timur,
Kerambitan, Kediri, Tabanan, Marga, Penebel dan Baturiti.
 Litosol
Tanah ini merupakan asosiasi dengan Litosol Coklat menempati fisiografi
vulkan. Kedalaman tanah dangkal sampai sedang (25 – 50 cm). Drainase agak
cepat sampai baik. Jenis tanah ini banyak terdapat di Kecamatan Selemadeg
bagian barat dan Pupuan bagian barat.
 Alluvial Coklat Kelabu
Tanah ini berasal dari batuan sediment dan volkanik tua yang mengalami
pelapukan dan mengendap akibat terjadi sedimentasi. Jenis ini banyak terdapat
pada Kecamatan Selemadeg bagian selatan dekat pantai.

Ditinjau dari sudut geologi berdasarkan Peta Geologi Bali (Purbo-


Hadiwidjojo,1971), wilayah permukaan Kabupaten Tabanan tersusun oleh formasi
geologi yang beragam, seperti yang disajikan pada Gambar 2.4.

USTEK V-6
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

D . Be r ata n

$
Batuan G. Pohen,
G. Pohen G. Sangiyang, & G. Lesung
$ (2055 m)
G. Sangiyang $ Luas : 136,50 km sq (16,26%)
(2097 m) G. Adeng
(1811 m)
$
8 °20'

8 °20'
G. Batukaru KEC . B AT U R IT I
(2276 m)

KEC . P U PU A N

Batuan gunungapi G. Batukaru


KEC . P EN E BE L Luas : 120,79 km sq (14,39%)

Batuan g.a Jembrana, Breksi,


Tufa dari G. Klatakan &
Batuan Tergabung
KEC . S ELE M AD E G B AR A T

DEG
Luas : 118,42 km sq (14,11%)

EMA

RGA
. SEL

KEC. MA
UR
TIM
KEC
8 °30'

8 °30'
N
EG

ITA
AD

AN
MB
LEM

BAN
RA
SE

KE

. TA
Tufa Endapan Lahar Buyan,
C.

C.

K EC
Beratan & Batur
KE

KE

Formasi Palasari
Luas : 9,67 km sq (1,15%) Luas : 453,57 km sq (54,04%)

I
N DIR
KE
C.
W E
KE
S

5 0 5

Kilometer

115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

Gambar 2.4 Peta Geologi Kabupaten Tabanan

Batuan tertua yang yang ditemukan adalah batuan hasil muntahan Gunung Api
Jembrana seperti Gunung Klatakan, Gunung Merbuk, dan Gunung Patas yang
terdiri dari lava, breksi dan tufa. Batuan ini menyelimuti daerah sekitar Kaliukir,
Munduk, Tinggading hingga Surebrata. Juga ditemui di dekat Desa Kerambitan.
Batuan ini terbentuk pada era kuarter bawah sekitar 6 juta tahun lalu. Batuan yang
lebih muda adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur yang
terbentuk pada era Kwarter. Batuan ini menutupi sekitar setengah Kabupaten
Tabanan, terutama daerah bagian Selatan. Sementara pada daerah pegunungan
terdapat dua formasi batuan yaitu batuan hasil ekstrusi Gunung Batukaru dan
batuan gunung api dari kerucut – kerucut subresen Gunung Pohen, Gunung
sangiang, dan Gunung Lesong.
Jenis-jenis batuan menurut luasnya di Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut :
a. Batuan Gunung Berapi Batukaru luasnya 120,79 km2 (14,39%)
b. Tufa endapan lahar Buyan, Beratan dan Batur luasnya 453,57 km2 (54,04%)
c. Batuan Gunung Pohen dan Gunung Sangiang luasnya 136,50 km2 (16,62%)
d. Batuan Gunung Api Jembrana, Breksi, Tufa dari Gunung Klatakan dan Batuan
tergabung luasnya 118,42 km2 (14,11%)
e. Endapan Alluvial pada Danau Beratan luasnya 0,38 km2 (0,05%)
f. Formasi Palasari luasnya 9,67 km2 (1,15%)

USTEK V-7
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Berdasarkan formasi geologi di atas maka Kabupaten Tabanan merupakan wilayah


yang subur untuk pertanian karena sebagian besar berupa endapan dari serentetan
Gunung Api yang terletak disisi bagian utara memanjang dari ujung barat sampai
ujung timur wilayahnya.
Jenis tanah secara umum yang terdapat di Kabupaten Tabanan berdasarkan uraian
tanah tinjau (Bappeda Provinsi Bali, 2004) terdiri dari tanah alluvial, regosol,
andosol dan latosol, gambaran persebarannya disajikan pada Gambar 2.5.
Tanah Alluvial berasal dari bahan induk endapan laut dan endapan sungai dengan
fisiografi daratan pantai dan bentuk wilayah datar terdapat didaerah pantai
Kecamatan Selemadeg Barat dan Selemadeg. Tanah jenis regosol berasl dari bahan
induk abu vulkan dengan fisiografi vulkan, lembah dan kerucut vulkan dan bentuk
wilayah melandai sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Selemadeg, Pupuan,
Penebel dan Baturiti. Tanah jenis andosol berasl dari bahan induk abu dan tufa
vulkan denagn fisiografi lungur vulkan kerucut dan lungur dan bentuk wilayah
berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Pupuan, Penebel, Baturiti.
Sedangkan jenis tanah latosol yang merupakan sebagian besar dari jenis tanah di
Kabupaten Tabanan dan tersebar di seluruh kecamatan berupa tanah berasl dari
bahan induk abu dan tufa vulkan intermedier dengan fisiografi lungur vulkan
kerucut dan lungar vulkan dan bentuk wilayah melandai, berbukit sampai
bergunung.
115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

D . Be r ata n

$
G. Pohen Regosol
$ (2055 m)
G. Sangiyang $
(2097 m) G. A deng
(1811 m)
$
8 °20'

8 °20'
G. B at ukaru KEC . B AT U R I T I
(2276 m) Andosol
KEC . P U PU A N

KEC . P EN E B E L

Latosol

KEC . S ELE M AD E G B AR A T
DEG
EMA

RGA
. SEL

KEC. MA
UR
TIM
KEC
8 °30'

8 °30'
N
EG

ITA
AD

AN
MB
LEM

BAN
RA
SE

KE

. TA
C.

C.

K EC
KE

Alluvial
KE

I
N DIR
KE
C.
W E
KE
S

5 0 5

Kilometer

115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Tabanan

USTEK V-8
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

4. Hidrogeologi
Kabupaten Tabanan mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam sehingga
secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di
Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air tanah.
a) Sungai
Di wilayah Kabupaten Tabanan terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran
sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai
yang cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), yaitu :
1. Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas luasnya 100,82 km2. daerah aliran
sungai ini sepenuhnya berada di Kabupaten Tabanan dan bermuara di
perbatasan Desa Sudimara dan Pangkung Tibah.
2. Daerah aliran Tukad Yeh Ho luasnya 135,76 km2. Semua daerah aliran sungai
ini terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di perbatasan
Kecamatan Selemadeg Timur dan Kerambitan.
3. Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya 152,9 km2. Semua daerah aliran
sungai terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada Surabrata,
Desa Lalanglinggah Kecamatan Selemadeg Barat.
Sungai-sungai besar lainnya yang bermuara di wilayah Kabupaten Tabanan
yaitu Tukad Yeh Sungi (panjang 40,5 km) bermuara di Desa Braban (Kecamatan
Kediri), Tukad Yeh Abe (panjang 9,3 km) bermuara di perbatasan Kecamatan
Kerambitan dan Tabanan, Tukad Yeh Matan (panjang 13,5 km) bermuara di
perbatasan Desa Berembeng dan Tegalmengkeb, dan Tukad Yeh Otan (panjang
24,0 km) bermuara di Desa Antap, seperti terlihat pada Gambar 2.6.
115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

D . Be r ata n

$
G. P ohen

$ (2055 m)
G. S angiyang $
(2097 m) G. A deng
(1811 m)
$
8 °20'

8 °20'

G. B at ukaru KEC . B AT U R IT I
(2276 m)

KEC . P U PU A N

KEC . P EN E BE L
1. Tukad Yeh Sungi
2. Tukad Tantangan
3. Tukad Ketikan
4. Tukad Yeh Empas
5. Tukad Celukapuh
K E C . S E LE M A D E G B A R A T 6. Tukad Yeh Abe
DEG

19 7. Tukad Yeh Lating


EMA

RGA

18
17 8. Tukad Yeh Ho
16
. SEL

KEC. MA
UR

9. Tukad Yeh Matan


TIM
KEC
8 °30'

8 °30'

10. Tukad Yeh Otan


N

15
EG

14
ITA
AD

AN

13 11. Tukad Payan


MB
LEM

12
BAN
RA

11 12. Tukad Puleh


SE

KE

. TA

10 13. Tukad Klecu ng


C.

C.

K EC
KE

KE

9
14. Tukad Pedungan
8 15. Tukad Balian
7
16. Tukad Silah
I 17. Tukad Bakung
N 6 DIR
5 KE
4 C. 18. Tukad Meceti
W E
KE
S
19. Tukad Pesudangan
5 0 5 3

Kilometer 2
1

115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

Gambar 2.6 Peta Sungai di Wilayah Kabupaten Tabanan

USTEK V-9
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Dari sekian sungai yang ada di Kabupaten Tabanan baru 3 (tiga) sungai yang
telah di inventarisasi memiliki potensi untuk dikembangkan program
penyadapan sungai yaitu Tukad Balian, Tukad Yeh Empas, dan Tukad Sungi.
Tukad Balian mempunyai debit aliran andal sebesar 380 lt/detik, Tukad Yeh
Empas 200 lt/detik dan Tukad Sungi 430 lt/detik sehingga hasil penyadapan air
sungai dari tiga sungai tersebut adalah 1.010 lt/detik atau 31,85 juta m3/tahun
(Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali, 2000).

b) Danau
Kabupaten Tabanan memiliki sebuah danau dari empat danau yang ada di
Provinsi Bali, yaitu Danau Beratan. Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul
pada ketinggian sekitar 200 m dpl, memiliki luas permukaan air 3,85 km 2 dan
luas daerah tangkapan air 13,4 km2. Danau ini memiliki kedalaman rata-rata 12,8
m dan kedalaman maksimum 20 m, serta volume airnya 49,22 juta m3.

Gambar 2.7 Kondisi Danau Beratan di kawasan Bedugul


di Kabupaten Tabanan

c) Mata Air dan Sumur Galian


Berdasarkan data dari laporan Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Balai
(2000), sumber Mata Air yang terdapat di Kabupaten Tabanan adalah 118 buah
dan yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 82 titik mata
air, dengan debit 3,26 m3/dt atau 102,81 juta m3/tahun. Sedangkan jumlah sumur
gali sebanyak 22 buah dengan debit 14,3 lt/detik atau 450.965 m3/tahun.

d) Waduk
Kabupaten Tabanan memiliki sebuah waduk yang baru saja dibangun pada
tahun 2008 yaitu Waduk Telaga Tunjung. Waduk Telaga Tunjung terletak di
Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan dengan luas daerah tangkapan
waduk 81,50 km2, volume tampungan efektif 1.159.640 m3, dan luas genangan

USTEK V - 10
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

waduk 16,50 km2. Waduk ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi di Kecamatan Kerambitan dan sekitarnya serta sebagai sumber air bersih.

e) Potensi Air Tanah


Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi bantuan dan struktur geologi
yang ada di bawah permukaan tanah. Formasi batuan dan struktur geologi akan
mempengaruhi aquifer yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian besar
wilayah Kabupaten Tabanan struktur hidrologinya tergolong memiliki akuifer
tidak produktif yaitu debit kurang dari 2 lt/detik sehingga tidak memungkinkan
dikembangkan sebagai sumber air bersih. Demikian pula kondisi di wilayah
pesisir potensi air tanah secara kualitas tidak sesuai untuk kebutuhan air bersih.
Daerah yang hidrologinya sebagai akuifer produktif tinggi dengan debit lebih
dari 10 lt/detik, penyebarannya di Kecamatan Selemadeg Timur, Kerambitan,
Tabanan, dan Kediri, seperti terlihat pada Gambar 2.8.
115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

D . Be r ata n
8 °20'

8 °20'
KEC . B AT U R I T I

KEC . P U PU A N

KEC . P EN E BE L

KEC . S ELE M AD E G B AR A T
DEG
EMA

RGA
. SEL

KEC. MA
UR
TIM
KEC
8 °30'

8 °30'
N
EG

ITA
AD

AN
MB
LEM

BAN
RA

Keterangan:
SE

KE

. TA
C.

C.

Kualitas tidak memadai untuk air bersih


K EC
KE

KE

Kapasitas <2 lt/dt (tidak dikembangkan)


Kapasitas sumur bor 2-10 lt/dt
Kapasitas sumur bor 10-20 lt/dt
I
N DIR Kapasitas sumur bor 10-30 lt/dt
KE
C. Kapasitas sumur bor 30 lt/dt
W E
KE
S

5 0 5

Kilometer

115°00 ' 115°10 ' 115°20 '

Gambar 2.8 Peta Potensi Air Tanah di Kabupaten Tabanan

USTEK V - 11
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

5.1.2. Apresiasi Gambaran Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Tabanan

Penyediaan air bersih di Kabupaten Tabanan dikelola oleh PDAM dan saat ini
masing-masing unit pengelolaan sudah ada di tingkat Kecamatan. Penyediaan air bersih
untuk PDAM di Kabupaten Tabanan lebih banyak memanfaatkan sumber mata air.
Penyediaan air bersih di tingkat Kecamatan yang tidak dijangkau oleh PDAM, untuk
penyediaan air bersih dalam skala kecil sebagian dikelola oleh lembaga desa (PAMDES).
Penduduk desa/lembaga desa mengelola untuk memenuhi kebutuhan air minum secara
swadaya.
Perkembangan dan aktivitas masyarakat saat ini telah mengalami peningkatan
sehingga peningkatan prasarana air minum sangat mendesak dilakukan. Penyediaan air
minum baik yang dilakukan PDAM maupun PAMDES perlu dilakukan evaluasi sistem
jaringan secara menyeluruh baik menyangkut kebutuhan air baku maupun peningkatan
sistem jaringan baik di tingkat transmisi maupun distribusi.
Berdasarkan Laporan PDAM Kabupaten Tabanan tahun 2010 menunjukkan
kapasitas produksi air minum masing-masing unit bila dibandingkan dengan yang
mampu didistribusikan ke pelanggan masih tersisa sebesar 10 % hingga 15 %. Kapasitas
produksi air minum PDAM secara keseluruhan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun
mendatang sangat terbatas dan berpengaruh terhadap menurunnya tingkat pelayanan.
Gambaran umum sistem penyediaan air bersih eksisting PDAM Kabupaten
Tabanan adalah sebagai berikut :
- Unit Kota Tabanan dan Kecamatan Kediri
Untuk pelayanan kota kecamatan Tabanan sumber air baku yang digunakan dari
sumber Mata Air Gembrong, Mata Air Gangsang dan Riang Gede. Sistem
pendistribusian Kota Tabanan dan Kediri sebagian besar masih menjadi satu
kesatuan. Sumber air baku untuk pelayanan kota kecamatan Kediri dari Sumber Mata
Air Dedari, Gangsang dan IPA Nyanyi. Kapasitas produksi air minum untuk pelayanan
kota Tabanan dan Kediri saat ini sangat terbatas dan pengembangan jaringan
distribusi sangat tergantung dari pengambilan kapasitas sumber yang tersedia.
Permasalahan pengembangan SPAM Kota Tabanan adalah sebagai berikut:
 Sistem jaringan distribusi utama (JDU) eksisting sebagian kondisi pemipaan sudah
tua dan rawan kebocoran.
 Kemampuan kapasitas produksi saat ini sangat terbatas.
 Peningkatan pengambilan sumber mata air Gembrong perlu sosialisasi atau dicari
sumber mata air yang lain yang cukup potensial seperti Mata air Metaum.
 Pengembangan wilayah perkotaan dan peningkatan aktifitas masyarakat di daerah
ini sangat cepat.
 Harus segera dilakukan rencana pengembangan SPAM.

USTEK V - 12
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

- Unit Selemadeg
Unit Selemadeg meliputi : Desa Bajera, Desa Wanagiri, Desa Belimbing, Desa
Lalanglinggah, IKK Pupuan dan Mundeh. Sistem distribusi pada unit Selemadeg
memanfaatkan sumber mata air terdekat dengan daerah pelayanan. Sumber mata
yang dimanfaatkan : Mata air Arca, Kikihan, Makori, Pujungan, Dukuh. Untuk unit
Selemadeg, pengembangan daerah pelayanan terutama Selemadeg Barat perlu dicari
alternatip sumber air yang lain seperti pemanfaatan air tanah.

- Unit Kerambitan
Pada unit Kerambitan meliputi : Desa Batuaji, Desa Tanguntiti, Desa Megati, Desa
Gadungan, Desa Gunung Salak, IKK Kerambitan. Sumber air baku yang dimanfaatkan
pada sistem ini ; Mata air Beji Panes, Mata air Kelepud, Mata air Tista, Mata air Riang
Gede, Mata air Kerotok dan IPA Selemadeg. Kapasitas sumber mata air yang tersedia
pada unit ini sangat terbatas dan perlu dicari alternatip sumber air yang lain untuk
rencana pengembangan air minum.

- Unit Penebel
Yang termasuk unit Penebel : IKK Penebel, IKK Marga, Desa Penatahan dan Desa
Apuan. Sumber air baku untuk IKK Penebel dan Desa Penatahan berasal dari Sumber
mata air Gembrong. Sedangkan untuk pelayanan IKK Marga berasal dari Mata air
Gangsang, Dedari dan Desa Apuan dengan sumber mata air Pangangian. Kapasitas
produksi air minum saat ini sangat terbatas dan sangat diperlukan rencana
pengembangan SPAM IKK.

- Unit Baturiti
Pada unit Baturiti ini meliputi : Desa Perean Timur, Desa Luwus, Desa Candi Kuning,
Desa Baturiti, Desa Perean dan Desa Mekar Sari. Sumber mata air yang dimanfaatkan
pada masing – masing daerah pelayanan adalah sebagai berikut :
 Desa Perean Timur dengan sumber mata air Kacangan.
 Desa Luwus denga Sumber MA. Beji Temacun
 Desa Candi Kuning, Desa Baturiti dengan sumber air Danau Beratan.
 Desa Perean dengan sumber MA. Tasakan.
 Desa Mekar Sari dengan sumber MA. Kerobokan.
Kondisi sistem penyediaan air minum pada unit ini hampir sama dengan unit yang
lain yakni kapasitas sumber mata air dan produksi air sangat terbatas. Hal yang perlu
dilakukan mendesak adalah rencana induk pengembangan air baku dan pengembangan
SPAM Kota maupun SPAM IKK.

USTEK V - 13
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Sumber air baku untuk penyediaan air minum PDAM Kabupaten Tabanan
sebagian berasal dari sumber mata air dan air permukaan dengan sistem pengolahan IPA
Nyanyi. Gambaran umum mengenai kondisi kapasitas sumber dan produksi untuk
masing-masing unit/cabang yang ada di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel III-2 . Kapasitas sumber dan produksi untuk masing-masing unit/cabang PDAM
Tabanan
Nama Tahun Sistem Kapasitas Kapasitas Kapasitas Keterangan/
No Intake/ Pembuatan Pengaliran Sumber Terpasang Produksi Kondisi
Sumber (lt/dtk) (lt/tk) (lt/dtk)
I Kota Tabanan & Sekitarnya
1 M A Gembrong 1990 Grafitasi 264.00 181.00 72.66 Baik
2 M A Gangsang 2009 Perpompaan 30.00 30.00 28.00 Baik
3 M A Riang Gede 1932 Grafitasi+Perpompaan 85.00 85.00 55.02 Baik
Sub Jumlah 379.00 296.00 155.68
4 M A Beji Mumbul 1997 Perpompaan 12.00 12.00 10.21 Baik
5 IPA Nyanyi 1997 Perpompaan 1,200.00 50.00 33.47 Baik
6 M A Dedari 1996 Perpompaan 89.00 89.00 83.35 Baik
Sub Jumlah 1,301.00 151.00 127.03
Jumlah 1,680.00 447.00 282.71
II Unit Selemadeg
7 M A Kikihan 1984 Grafitasi 9.00 6.10 6.10 Baik
8 IPA Antap 1997 Perpompaan 250.00 5.00 3.69 Baik
9 M A Arca 1996 Grafitasi 7.00 3.40 3.40 Baik
10 M A Pangkung Kidang 1996 Grafitasi 12.00 6.30 6.30 Baik
11 M A Mekori 1991 Grafitasi 15.00 5.54 5.54 Baik
Sub Jumlah 293.00 26.34 25.03
12 IPA Lalang Linggah 1997 Perpompaan 1,700.00 5.60 5.60 Baik
13 M A Beji Pujungan 1996 Grafitasi 5.00 3.02 3.02 Baik
14 Yeh Hae 2008 Perpompaan 25.00 15.00 4.15 Baik
15 M A Beji Dukuh 1995 Perpompaan 9.00 4.00 2.31 Baik
Sub Jumlah 1,739.00 27.62 15.08
Jumlah 2,032.00 53.96 40.11
III Unit Kerambitan
16M A Beji Panes 1992 Perpompaan 30.00 30.00 30.00 Baik
17IPA Telaga Tunjung 2008 Perpompaan 250.00 20.00 6.83 Baik
18M A Kelepud Dalang 1993 Grafitasi 45.00 5.00 3.87 Baik
19M A Beji Tista 1996 Perpompaan 10.00 5.00 2.91 Baik
M A Riang Gede 1932 Grafitasi+Perpompaan 40.00 29.98 Baik
20 M A Beji Kesiut 1984 Grafitasi 5.00 3.00 3.00 Baik
21 M A Beji Krotok 1992 Grafitasi 5.00 5.00 3.74 Baik
22 IPA Selemadeg 2006 Perpompaan 7.00 5.00 2.04 Baik
Sub Jumlah 392.00 73.00 82.37
IV Unit Penebel
23 M A Katos 1984 Grafitasi 120.00 9.00 6.40 Baik
M A Gembrong 0.00 7.42 Baik
M A Gangsang 1997 Grafitasi 21.50 21.50 15.11 Baik
24 M A Pengangian 1993 Grafitasi 15.00 6.50 3.77 Baik
Sub Jumlah 156.50 37.00 32.70
V Unit Baturiti
25 Danau Beratan ( Candi Kuning ) 1993 Perpompaan 120.00 18.00 18.00 Baik
Danau Beratan ( Baturiti ) 1993 Perpompaan 17.00 17.00 Baik
26 M A Tasakan 1995 Grafitasi 12.00 6.50 6.50 Baik
27 M A Kacagan 1992 Grafitasi 9.00 8.00 8.00 Baik
28 M A Kerobokan 1998 Perpompaan 20.00 8.00 7.84 Baik
29 M A Beji Temacun 1994 Grafitasi 8.00 3.50 3.50 Baik
Sub Jumlah 169.00 61.00 60.84
Total Kapasitas 4,429.50 671.96 498.73

Sumber : PDAM, 2010

USTEK V - 14
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Pengelolaan penyediaan air bersih di Kabupaten Tabanan dilakukan oleh


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amertha Buana Kabupaten Tabanan.
Daerah pelayanan pada sistem penyediaan air minum Kabupaten Tabanan meliputi:
- Unit Kecamtan Kota Tabanan
- Unit Kecamatan Penebel
- Unit Kecamatan Selemadeg
- Unit Kecamatan Baturiti
- Unit Kecamatan Kerambitan

A. Kapasitas Sumber Air Baku


Sumber-sumber air yang digunakan dalam penyediaan air bersih oleh PDAM
memanfaatkan air permukaan dan mata air. Sumber air baku penyediaan air baku PDAM
unit Kota Tabanan, Unit Kecamatan Penebel, Unit Kecamatan Selemadeg, dan Unit
Kecamatan Kerambitan berasal dari sumber mata air. Sedangkan penyediaan air baku
PDAM unit Bturiti sebagian dari sumur bor dan beberapa memanfaatkan sumber air
permukaan.
Rincian kapasitas produksi sumber air baku untuk penyediaan air minum PDAM
Tabanan berdasarkan laporan PDAM Kabupaten Tabanan bulan Desember 2010 sebagai
berikut:
1) Unit Kota Tabanan = 634 L/dt
2) Unit Kecamatan Penebel = 47 L/dt
3) Unit Kecamatan Selemadeg = 53.96 L/dt
4) Unit Kecamatan Baturiti = 61 L/dt
5) Unit Kecamatan Kerambitan = 114 L/dt
Berdasarkan laporan (PDAM, 2010) bahwa kapasitas sumber yang didistribusikan
pada bulan Desember 2010 ke pelanggan sebesar 13.613.735,00 M3.

B. Reservoar
Kapasitas reservoar yang terdapat pada sistem penyediaan air bersih PDAM
Kabupaten Tabanan sangat tergantung pada kebutuhan air bersih dan tingkat pelayanan
pada masing-masing unit Kecamatan. Reservoar untuk menampung keperluan
penyediaan air bersih juga untuk memonitor pemakaian air bersih.

C. Transmisi dan Distribusi


Pelayanan air bersih PDAM Kabupaten Tabanan pada amsing-masing unit
pelayanan, dimana amsing-masing unit mempunyai sistem distribusi tersendiri. Sistem
pendistribusian air sebagian besar menggunakan sistem pemompaan dan selebihnya
menggunakan sistem gravitasi. Pengaliran dengan sistem pemompaan umumnya di

USTEK V - 15
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

jaringan transmisi yaitu pengaliran dari sumber berupa Mata air menuju reservoar.
Sedangkan pengaliran dengan sistem gravitasi pada pengaliran dari sumber baik mata air
maupun air sungai.
Saat ini sistem perpipaan distribusi belum menggunakan sistem Zoning sehingga
semua sumber air baku masuk ke reservoar dan dialirkan ke seluruh wilayah pelayanan,
sehingga jika terjadi kendala akan sulit untuk mendeteksi dan menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan segera. Sistem ini banyak kelemahannya terutama dalam
operasional dan untuk evaluasi kemampuan sistem serta untuk mengetahui apakah
sistem yang terpasang sudah dimanfaatkan secara optimal atau belum.
Perpipaan yang digunakan mempunyai diameter bervariasi antara 150 mm sampai
dengan 25 mm dari jenis PVC, pipa diameter 75 mm sampai dengan 350 mm dari jenis
GSP serta ada pula pipa diameter 100 mm sampai dengan 500 mm dari jenis Baja.

D. Tingkat Pelayanan
Berdasarkan laporan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Provinsi Bali (2007), tingkat cakupan pelayanan air bersih PDAM di kota Tabanan sudah
mencapai 74,57 % dan pelayanan PDAM di pedesaan baru mencapai 46.65 %, sedangkan
penyediaan air bersih yang dilakukan oleh Non PDAM pelayanan sudah mencapai 21.87
%. Tingkat pemakaian air tertinggi untuk rumah tangga di Kota Tabanan mencapai 20,1
m³/sambungan rumah/bln atau setara dengan 170 liter/orang/hari.

USTEK V - 16
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Tabel III-3 Kondisi Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Kabupaten Tabanan

Nama Tahun Sistem Kapasitas Kapasitas Kapasitas Prosentase

No Intake/ Pembuatan Pengaliran Sumber Terpasang Produksi Kondisi Distribusi Terjual Kehilangan %

Sumber (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk)

Kota Tabanan &


I
Sekitarnya

1 M A Gembrong 1990 Grafitasi 264.00 181.00 72.66 Baik

2 M A Gangsang 2009 Perpompaan 30.00 30.00 28.00 Baik 138.12 92.94 45.18 32.71

3 M A Riang Gede 1932 Grafitasi+Perpompaan 85.00 85.00 55.02 Baik

Sub Jumlah 379.00 296.00 155.68 138.12 92.94 45.18 32.71

4 M A Beji Mumbul 1997 Perpompaan 12.00 12.00 10.21 Baik 8.30 6.72 1.58 19.04

5 IPA Nyanyi 1997 Perpompaan 1,200.00 50.00 33.47 Baik 29.12 26.49 2.63 9.03

6 M A Dedari 1996 Perpompaan 89.00 89.00 83.35 Baik 66.47 39.22 27.25 41.00

Sub Jumlah 1,301.00 151.00 127.03 103.89 72.43 31.46 30.28

Jumlah 1,680.00 447.00 282.71 242.01 165.37 76.64 31.67

II Unit Selemadeg

7 M A Kikihan 1984 Grafitasi 9.00 6.10 6.10 Baik 5.80

8 IPA Antap 1997 Perpompaan 250.00 5.00 3.69 Baik 3.26


17.88 5.65 24.01
9 M A Arca 1996 Grafitasi 7.00 3.40 3.40 Baik 3.23

10 M A Pangkung Kidang 1996 Grafitasi 12.00 6.30 6.30 Baik 5.98

USTEK V - 17
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Nama Tahun Sistem Kapasitas Kapasitas Kapasitas Prosentase

No Intake/ Pembuatan Pengaliran Sumber Terpasang Produksi Kondisi Distribusi Terjual Kehilangan %

Sumber (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk)

11 M A Mekori 1991 Grafitasi 15.00 5.54 5.54 Baik 5.26

Sub Jumlah 293.00 26.34 25.03 23.53 17.88 5.65 24.01

12 IPA Lalang Linggah 1997 Perpompaan 1,700.00 5.60 5.60 Baik 5.10 4.17 0.93 18.24

13 M A Beji Pujungan 1996 Grafitasi 5.00 3.02 3.02 Baik


7.23 3.99 3.24 44.81
14 Yeh Hae 2008 Perpompaan 25.00 15.00 4.15 Baik

15 M A Beji Dukuh 1995 Perpompaan 9.00 4.00 2.31 Baik 2.24 1.83 0.41 18.30

Sub Jumlah 1,739.00 27.62 15.08 14.57 9.99 4.58 31.43

Jumlah 2,032.00 53.96 40.11 38.10 27.87 10.23 26.85

III Unit Kerambitan

16 M A Beji Panes 1992 Perpompaan 30.00 30.00 30.00 Baik


28.46 16.88 11.58 40.69
17 IPA Telaga Tunjung 2008 Perpompaan 250.00 20.00 6.83 Baik

18 M A Kelepud Dalang 1993 Grafitasi 45.00 5.00 3.87 Baik 3.11 2.23 0.88 28.30

19 M A Beji Tista 1996 Perpompaan 10.00 5.00 2.91 Baik 2.06 1.34 0.72 34.95

M A Riang Gede 1932 Grafitasi+Perpompaan 40.00 29.98 Baik 29.04 19.99 9.05 31.16

20 M A Beji Kesiut 1984 Grafitasi 5.00 3.00 3.00 Baik


6.08 4.68 1.40 23.03
21 M A Beji Krotok 1992 Grafitasi 5.00 5.00 3.74 Baik

22 IPA Selemadeg 2007 Perpompaan 7.00 5.00 2.04 Baik 1.61 1.22 0.39 24.22

USTEK V - 18
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Nama Tahun Sistem Kapasitas Kapasitas Kapasitas Prosentase

No Intake/ Pembuatan Pengaliran Sumber Terpasang Produksi Kondisi Distribusi Terjual Kehilangan %

Sumber (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk) (lt/dtk)

Jumlah 392.00 73.00 82.37 70.36 46.34 24.02 34.14

IV Unit Penebel 58.00

23 M A Katos 1984 Grafitasi 120.00 9.00 6.40 Baik


12.99 9.18 3.81 29.33
M A Gembrong 1990 Grafitasi 0.00 7.42 Baik

M A Gangsang 1997 Grafitasi 21.50 21.50 15.11 Baik 14.30 9.85 4.45 31.12

24 M A Pengangian 1993 Grafitasi 15.00 6.50 3.77 Baik 3.47 2.57 0.9 25.94

Jumlah 156.50 37.00 32.70 30.76 21.60 9.16 29.78

V Unit Baturiti

Danau Beratan ( Candi


25 1993 Perpompaan 120.00 18.00 18.00 Baik 14.86 10.37 4.49 30.22
Kuning )

Danau Beratan ( Baturiti ) 1993 Perpompaan 17.00 17.00 Baik

26 M A Tasakan 1995 Grafitasi 12.00 6.50 6.50 Baik 25.94 17.31 8.63 33.27

27 M A Kacagan 1992 Grafitasi 9.00 8.00 8.00 Baik

28 M A Kerobokan 1998 Perpompaan 20.00 8.00 7.84 Baik


9.64 6.73 2.91 30.19
29 M A Beji Temacun 1994 Grafitasi 8.00 3.50 3.50 Baik

Jumlah 169.00 61.00 60.84 50.44 34.41 16.03 31.78

Total Kapasitas 4,429.50 671.96 498.73 431.67 295.59 136.08 31.52

Sumber : PDAM Kabupaten Tabanan, 2010

USTEK V - 19
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

E. Rangkuman Kondisi Eksisting SPAM PDAM


Berdasarkan uraian beberapa sub bab sebelumnya, maka dapat dibuat suatu
rangkuman mengenai kondisi eksisting SPAM PDAM Tirta Amertha Buana Kabupaten
Tabanan. Beberapa uraian tersebut adalah mengenai kondisi unit air baku, unit produksi,
unit distribusi dan unit pelayanan dimasing-masing Unit SPAM yang ada di Kabupaten
Tabanan.
Berikut ini adalah tabel rangkuman kondisi eksisting SPAM PDAM Tirta Amertha
Buana Kabupaten Tabanan

Tabel 3.28 Rangkuman Kondisi Eksisting SPAM PDAM Tirta Amertha Buana
Kabupaten Tabanan
KONDISI

Nama Jenis Unit Unit Unit


No Cabang / Unit Unit Air Baku
Sumber Sumber Produksi Distribusi Pelayanan

Kurang Kurang Kurang Kurang


Baik Baik Baik Baik
Baik Baik Baik Baik

Unit Kota
1
Tabanan

M.A.
Mata Air √ √ √ √
Gembrong

M.A.Gangsan
Mata Air √ √ √ √
g

M.A.Riang
Mata Air √ √ √ √
Gede

M.A.Beji
Mata Air √ √ √ √
Mumbul

IPA Nyanyi √ √ √ √

M.A. Dedari Mata Air √ √ √ √

M.A. Kikihan Mata Air √ √ √ √

IPA Antap √ √ √ √

M.A. Arca Mata Air √ √ √ √


Unit
2
Selemadeg M.A.
Pangkung Mata Air √ √ √ √
Kidang

M.A. Mekori Mata Air √ √ √ √

USTEK V - 20
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

KONDISI

Nama Jenis Unit Unit Unit


No Cabang / Unit Unit Air Baku
Sumber Sumber Produksi Distribusi Pelayanan

Kurang Kurang Kurang Kurang


Baik Baik Baik Baik
Baik Baik Baik Baik

Air
IPA Lalang
Permukaa √ √ √ √
Linggah
n

M.A. Beji
Mata Air √ √ √ √
Pujungan

Air
Yeh Hae Permukaa √ √ √ √
n

M.A. Beji
Mata Air √ √ √ √
Dukuh

M.A. Beji
Mata Air √ √ √ √
Panes

Air
IPA Telaga
Permukaa √ √ √ √
Tunjung
n

M.A. Kelepud
Mata Air √ √ √ √
Dalang

M.A. Beji
Mata Air √ √ √ √
Tista
Unit
3
Kerambitan
M.A. Riang
Mata Air √ √ √ √
Gede

M.A. Beji
Mata Air √ √ √ √
Kesiut

M.A. Beji
Mata Air √ √ √ √
Krotok

Air
IPA
Permukaa √ √ √ √
Selemadeg
n

M.A. Katos Mata Air √ √ √ √

M.A.
4 Unit Penebel Mata Air √ √ √ √
Gembrong

M.A. Mata Air √ √ √ √

USTEK V - 21
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

KONDISI

Nama Jenis Unit Unit Unit


No Cabang / Unit Unit Air Baku
Sumber Sumber Produksi Distribusi Pelayanan

Kurang Kurang Kurang Kurang


Baik Baik Baik Baik
Baik Baik Baik Baik

Gangsang

M.A.
Mata Air √ √ √ √
Pengangian

Danau
Air
Beratan
Permukaa √ √ √ √
(Candi
n
Kuning)

Danau Air
Beratan Permukaa √ √ √ √
Unit Baturiti (Baturiti) n

M.A. Tasakan Mata Air √ √ √ √

M.A. Kacagan Mata Air √ √ √ √

M.A.
Mata Air √ √ √ √
Kerobokan

M.A. Beji
Mata Air √ √ √ √
Temacun

Sumber : PDAM Tabanan, 2011

F. Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)


Di Kabupaten Tabanan terdapat beberapa sistem bukan jaringan perpipaan yang
sumbernya bisa didapat dari beberapa sumber air yang ada di Kabupaten Tabanan,
misalnya Pompa Air, Sumur dangkal, Mata Air, Sungai (air Permukaan) dan sumber air
lainnya.
Berikut ini adalah uraian sistem bukan jaringan perpipaan yang ada di Kabupaten
Tabanan berdasarkan masing-masing desa yang ada di masing-masing Kecamatan.

Tabel 3.29 Sistem Bukan jaringan Perpipaan yang terdapat di Kecamatan Tabanan
Jumlah Pompa Mata
Desa PDAM Sumur Sungai Lainnya
KK Air Air
Sudimara 1920 802 262 80 - -
Bongan 1588 1392 96 64 - -
Gubug 1326 694 255 230 - -
Dauh Peken 2598 2508 62 22 - -

USTEK V - 22
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Jumlah Pompa Mata


Desa PDAM Sumur Sungai Lainnya
KK Air Air
Delod Peken 2693 2551 96 23 - -
Dajan Peken 2293 2083 161 - - -
Subamia 656 296 29 321 - -
Denbantas 1299 877 218 105 - -
Buahan 755 360 152 157 - -
Tunjuk 1167 764 294 25 - -
Wanasari 713 515 112 - - -
Sesandan 728 523 131 - - -
Sumber : Kecamatan Tabanan Dalam Angka (BPS), 2010

Tabel 3.30 Sistem Bukan jaringan Perpipaan yang terdapat di Kecamatan Tabanan
Jumlah Pompa Mata
Desa PDAM Sumur Sungai Lainnya
KK Air Air
Pangkung Tibah 362 134 102 126 - - -
Belalang 727 207 25 299 196 - -
Beraban 1435 1344 53 38 - - -
Buwit 714 474 - 236 4 - -
Cepaka 538 413 - 78 47 - -
Kaba-Kaba 1469 719 293 207 246 - -
Pandak Gede 1208 829 206 253 - - -
Bengkel 704 476 152 12 64 - -
Pejaten 953 654 - 187 112 - -
Nyitdah 927 719 17 125 16 - -
Pandak Bandung 672 342 91 227 12 - -
Nyambu 633 325 - 308 - - -
Kedriri 1434 1414 16 10 - - -
Abiantuwung 1574 579 43 952 - - -
Banjar Anyar 1658 1331 94 233 - - -
Sumber : Kecamatan Kediri Dalam Angka (BPS), 2010

Tabel 3.31 Sistem Bukan jaringan Perpipaan yang terdapat di Kecamatan Kerambitan
Jumlah Pompa Mata
Desa PDAM Sumur Sungai Lainnya
KK Air Air
Tibu Biu 560 178 40 327 15 - -
Kelating 749 671 38 40 - - -
Penarukan 859 664 - 61 21 - -
Belimbing 685 359 - 18 - - -
Tista 503 811 3 144 - - -
Kerambitan 825 855 - 13 1 - -
Pangkung 855 668 - - - - -
Karung
Kukuh 682 920 2 - 12 - -
Baturiti 920 617 - - - - -
Meliling 629 1145 5 - 7 - -
Sembung Gede 1185 834 - 20 20 - -

USTEK V - 23
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Jumlah Pompa Mata


Desa PDAM Sumur Sungai Lainnya
KK Air Air
Samsam 847 694 5 - 8 - -
Batuaji 766 763 - 2 5 - -
Kesiut 703 925 - - - - -
Timpag 951 931 - - 26 - -
Sumber : Kecamatan Kerambitan Dalam Angka (BPS), 2010

Tabel 3.32 Sistem Bukan jaringan Perpipaan yang terdapat di Kecamatan Selemadeg
Timur
Jumla Pompa Mata
Desa PDAM Sumur Sungai Lainnya
h KK Air Air
Tegal Mengkeb 768 759 - 8 1 - -
Beraban 485 300 - 185 - - -
Tangguntiti 786 730 - 26 30 - -
Mambang 974 970 - 3 1 - -
Bantas 925 859 - 35 31 - -
Gadungan 1011 961 - 35 15 - -
Megati 893 859 - 24 10 - -
Gunung Salak 539 508 - - 31 - -
Dalang 720 701 - - 19 - -
Gadung Sari 363 336 - 24 3 - -
Sumber : Kecamatan Selemadeg Timur Dalam Angka (BPS), 2010

Tabel 3.33 Sistem Bukan jaringan Perpipaan yang terdapat di Kecamatan Selemadeg
Timur
Jumlah Pompa Mata
Desa PDAM Sumur Sungai Lainnya
KK Air Air
Antap 732 708 - - 24 - -
Bajra 1299 1299 - - - - -
Berembeng 763 731 - - 32 - -
Serampingan 526 508 - - 18 - -
Selemadeg 799 732 - 54 12 - -
Pupuan 313 293 - 10 10 - -
Sawah
Wanagiri 719 688 - - 31 - -
Wanagiri 601 577 - - 24 - -
Kauh
Manikyang 304 272 - - 32 - -
Bajera Utara 376 359 - - 17 - -
Sumber : Kecamatan Selemadeg Dalam Angka (BPS), 2010

USTEK V - 24
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Tabel 3.34 Sistem Bukan jaringan Perpipaan yang terdapat di Kecamatan Selemadeg
Barat
Jumla Pompa Sumu Mata Lainnya
Desa PDAM Sungai
h KK Air r Air
Lalang Linggah 1189 750 20 100 319 - -
Antosari 570 570 - - - - -
Tiying Gading 716 400 - 220 96 - -
Lumbung 594 - - - - - -
Lumbung Kauh 360 - - - - - -
Mundeh 800 640 - 40 60 60 -
Mundeh Kangin 613 - - - 613 - -
Angkah 689 100 - 20 190 379 -
Mundeh Kauh 463 189 - - 278 - -
Selabih 448 100 - - 448 348 -
Bengkel Sari 419 - - - - 419 -
Sumber : Kecamatan Selemadeg Barat Dalam Angka (BPS), 2010

Tabel 3.35 Sistem Bukan jaringan Perpipaan yang terdapat di Kecamatan Penebel
Jumla Pompa Lainny
Desa PDAM Sumur Mata Air Sungai
h KK Air a
Penebel 994 456 - - 538 - -
Pitra 506 334 - - 172 - -
Buruan 489 142 - - 347 - -
Biaung 509 - - - 509 - -
Babahan 801 196 - - 605 - -
Senganan 1506 - - - 1506 - -
Jatiluwih 811 - - - 811 - -
Mengesta - - - - 752 - -
Wongaya Gede 752 - - 26 781 - -
Tengkuduk 807 - - - 609 - -
Penatahan 480 298 - 64 118 - -
Rejasa 410 - - - 410 - -
Riang Gede 803 - - - 803 - -
Jegu 898 - - - 898 - -
Tajen 730 - - - 730 - -
Pesagi 503 - - - 503 - -
Tinggalingah 420 - - - 420 - -
Sangketan 571 - - - 571 - -
Sumber : Kecamatan Penebel dalam Angka (BPS), 2010

Tabel 3.36 Sistem Bukan jaringan Perpipaan yang terdapat di Kecamatan Baturiti
Jumlah Pompa
Desa PDAM Sumur Mata Air Sungai Lainnya
KK Air
Perean 1008 845 163 -
Luwus 1475 1475 - -
Mekarsari 1176 728 448 -
Angseri 967 - 967 -

USTEK V - 25
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Jumlah Pompa
Desa PDAM Sumur Mata Air Sungai Lainnya
KK Air
Apuan 1079 972 107 -
Bangli 1243 500 302 441
Baturiti 4592 1132 406 54
Batunya 861 116 745 -
Antapan 868 - 868 -
Candikuning 1666 1466 - 200
Perean 589 366 223 -
Tengah
Perean 918 790 128 -
Kangin
Sumber : Kecamatan Baturiti dalam Angka (BPS), 2010

Tabel 3.37 Sistem Bukan jaringan Perpipaan yang terdapat di Kecamatan Pupuan
Jumlah Pompa Mata
Desa PDAM Sumur Sungai Lainnya
KK Air Air
Belatungan 674 - - 39 635 - -
Kebon 811 - 17 121 673 - -
Padangan
Belimbing 1263 207 - - 1056 - -
Sanda 487 - 1 - 486 - -
Batungsil 837 - - - 821 16 -
Pajugan 1517 - - - 1517 - -
Pajahan 602 - - - 602 - -
Munduk Temu 1070 - - - 1076 - -
Pupuan 771 533 - - 238 - -
Bantiran 1174 402 - - 772 - -
517 - - - 517 - -
412 - - - 412 - -
Karya Sari 538 - - - 538 - -
Sai 530 - - - 530 - -
Sumber : Kecamatan Pupuan dalam Angka (BPS), 2010

G. SPAM Perdesaan
Sistem penyediaan air minum untuk sistem perdesaan lebih banyak dikelola oleh
masyarakat dan bersifat swakelola dengan menggunakan sistem organisasi yang
sederhana. Di Kabupaten Tabanan terdapat beberapa kelompok yang mengelola SPAM
perdesaan. Sumber air yang digunakan dalam sistem penyediaan air minum perdesaan ini
lebih banyak menggunakan sumber mata air yang ada di wilayah desa setempat. Untuk
pembiayaan pembuatan jaringan pipanya ada yang bersumber dari swadaya masyarakat
desa selaku pengguna air, dan ada pula yang mengajukan usulan dana ke Pemerintah
Daerah Kabupaten Tabanan. Sedangkan untuk biaya pengelolaannya sepenuhnya di
tanggung oleh masyarakat pengguna air.

USTEK V - 26
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Berikut ini adalah tabel uraian kelompok SPAM Perdesaan yang ada di Kabupaten
Tabanan per wilayah kecamatan.
Tabel 3.38 Tabel Uraian Kelompok PAMDES di tiap Kecamatan Di Kabupaten
Tabanan

Jumlah
Nama Organisasi
Tahun Desa/Dusun Penduduk Kondisi
Pengelola
Terlayani
2004 - Dsn. Antagana, Desa Tiying 65 KK Dusun Antagana Baik
Gading, Kec. Selemadeg
Barat
2005 - Desa Belatungan, Kec. - Perkebunan untuk -
Pupuan Pencucian kopi

- Desa Mengesta, Kec. Penebel 70 KK Desa Mengesta Baik

- Desa Timpag, Kec. 160 KK Desa Timpag Baik


Kerambitan
2006 - Desa Luwus, Kec. Baturiti 560 KK Desa Luwus Baik

- Dsn. Cepaka, Desa Pupuan 90 KK Dsn. Cepaka Baik


Sawah, Kec. Selemadeg

- Desa Lumbung, Kec. 150 KK Desa Lumbung Baik


Selemadeg Barat

- Dsn. Bengkel Anyar, Desa 60 KK Dsn. Bengkel Anyar Baik


Sangketan, Kec. Penebel

- Dsn. Asah, Desa Pitra, Kec. 70 KK Dsn. Asah Pitra Baik


Penebel
2007 - Desa Selemadeg, Kecamatan 700 KK - Baik
Selemadeg

- Desa Wangaya, Kec. Penebel 650 KK Desa Selemadeg Baik

- Desa Tegal Mengkeb, Kec. 60 KK Desa Wangaya Baik


Selemadeg Timur

- Desa Angkah, Kec. 75 KK Desa Tegal Baik


Selemadeg Barat Mengkeb

- Desa Senganan, Kec. Penebel 180 KK Desa Angkah Baik

USTEK V - 27
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Jumlah
Nama Organisasi
Tahun Desa/Dusun Penduduk Kondisi
Pengelola
Terlayani
2008 - Desa Angsri, Kec. Baturiti 110 KK Desa Angsri Baik
- Desa Bantiran, Kec. Pupuan 400 KK Desa Bantiran Baik
- Desa Gunung Salak, Kec. 100 KK Desa Gunung Salak Baik
Selemadeg Timur
- Br. Gunung Sari, Uma Kayu, 280 KK Br. Gunung Sari Baik
Desa Jatiluwih, Kec. Penebel
- Desa Riang Gede, Kec. 350 KK Desa Riang Gede Baik
Penebel
- Desa Tangguntiti, Beraban, 850 KK PDAM Baik
Tegal Mengkeb, Kec.
Selemadeg Timur
- Dsn. Antagana, Desa tiying 65 KK Dsn. Antagana Baik
Gading, Kec. Selemadeg
Barat
- Desa Tua, Kec. Marga 190 KK Desa Tua Baik
2009 - Dsn. Singin dan Gamongan, 260 KK PDAM Baik
Kec. Selemadeg

- Desa Angsri Kauh, Kec. 230 KK Desa Angsri Kauh Baik


Baturiti

- Desa Senganan, Kec. Penebel 300 KK Desa Senganan Baik

- Dsn. Banyusari, Desa 85 KK Dsn. Banyuasri Baik


Pajahan, Kec. Pupuan

- Desa Pesagi, Kec. Penebel 340 KK Desa Pesagi Baik

- Desa Batunya, Kec. Baturiti 60 KK PDAM Baik

- Desa Bantiran, Kec. Pupuan 450 KK Desa Bantiran Baik

- Dsn. Tegeh Pondokan, Desa 75 KK - -


Angsri, Kec. Baturiti

- Dsn. Tegeh Pondokan, Desa Dsn. Tegeh Baik


Angsri, Kec. Baturiti Pondokan
2010 - Br. Dinas Mangesta, Desa 65 KK Br. Dinas Mengesta Baik
Mengesta, Kec. Penebel

- Dsn. Ampadan, Desa Tiying 90 KK Dsn. Ampadan Baik

USTEK V - 28
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Jumlah
Nama Organisasi
Tahun Desa/Dusun Penduduk Kondisi
Pengelola
Terlayani
Gading, Kec. Selemadeg
Barat

- Dsn. Apityeh, Desa Gunung 95 KK Dsn. Apityeh Baik


Salak, Kec. Selemadeg Timur

- Br. Blanban, Desa Petiga, 125 KK Br. Blanban Baik


Kec. Marga

- Dsn. Apityeh, Desa Bangli, 47 KK Dsn. Apityeh Baik


Kec. Baturiti

- Br. Kemetug, Desa Gunung 75 KK Br. Kemetug Baik


Salak, Kec. Selemadeg Timur

- Dsn. Tagtag, Desa Tegal 85 KK Dsn. Tagtag Baik


Linggah, Kec. Penebel

- Dsn. Uma Poh, Desa Bangli, 224 KK Dsn. Uma Poh Baik
Kec. Baturiti
2011 - Dsn. Apit Yeh, Desa Bangli, 224 KK Dsn. Apit Yeg Baik
Kec. Baturiti

- Desa Wangaya Gede, Kec. 130 KK Desa Wangaya Baik


Penebel Gede

- Dsn. Den Carik, Desa 375 KK -


Subamia, Kec. Tabanan

- Dsn. Kesambi, Desa 280 KK Dsn. Kesambi, Baik


Jatiluwih, Kec. Penebel Desa Jatiluwih

- Dsn. Munduk Juwet, Desa 250 KK Dsn. Munduk Baik


Pesagi, Kec. Penebel Juwet, Desa Pesagi
Sumber : DPU Kabupaten Tabanan, 2010

USTEK V - 29
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Gambar Sistem Penyediaan Air Minum PDAM dan Non PDAM Kabupaten Tabanan

USTEK V - 30
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

USTEK V - 31
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

5.2. INOVASI GIS (Geographic Information System)


5.2.1. Pendahuluan
Dalam perkembangan teknologi informasi orang hanya mengenal dua macam
bentuk penyimpanan data, yaitu database teks dan angka (alphanumeric) dan
penyimpanan data pictorial secara elektronik (disebut computer graphics), yang mana
diantara keduanya saling terpisah. Sampai kemudian orang melihat potensi untuk
menggabungkan keduanya, yang luar biasa bila keduanya digabungkan secara paralel
sehingga memiliki nilai tambah. Akhirnya muncul konsep program komputer yang
canggih yang menggabungkan data peta dengan kemampuan database manajemen, yaitu
peta dengan built-in database. Sebagai ilustrasi kita dapat menunjuk suatu daerah maka
semua informasi yang ada dan terkait dengan daerah itu akan muncul.
Pemakaian aplikasi geografis ini didasari oleh kebutuhan akan pentingnya
pengetahuan tentang lokasi. Tergantung kebutuhan, Sistem Informasi Geografis dengan
demikian bisa mempunyai kemampuan yang konsentrasinya pada pemakaian aplikasi
tertentu. Pada permulaan abad informasi, teknologi manajemen sistem informasi geografi
muncul sebagi alat untuk mengatur (manage) data geografi yang besar, menanggulangi
ledakan informasi, dan menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan planet
bumi dan inhabitatnya (lingkungan tak hidup). Sistem informasi geografis haruslah
dibedakan dengan komputer grafis, karena komputer grafis lebih ditekankan pada
penampilan dan pengolahan bahan-bahan layak (visible material). Sedangkan sistem
informasi geografis merupakan perpaduan dari berbagai macam aspek yaitu, pemetaan,
teknik sipil, geografi, fotografi, katografi dan analisa image seperti terlihat pada gambar
berikut.

Kartografi

Photogrametri

Komputer Grafik Sistem


Informasi
Spasial Analisis Geografis

Interpolasi

Interpolasi

USTEK V - 32
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Gambar 3.1 Aspek - Aspek yang Tergabung Dalam SIG


5.2.2. Gambaran Umum GIS
GIS didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen database yang terkomputerisasi
untuk mendapatkan data, mengumpulkan data, mengolah kembali, mentransformasikan
dan melakukan analisis sekaligus menampilkan obyek baik secara spasial maupun dalam
bentuk tabel. Secara lebih komprehensif GIS didefinisikan sebagai suatu sistem yang
terintegrasi menggunakan perangkat komputer untuk melakukan proses yang
berkelanjutan dan menyeluruh yang meliputi pengumpulan data (capture), penyimpanan
data (storage), pengaksesan data (retrieval), analisis dan menampilkan data (display)
menggunakan posisi obyek di permukaan bumi yang terintegrasi untuk mendukung
pengambilan keputusan.
Sistem informasi geografis atau Geographic Information System (GIS) menawarkan
suatu sistem yang mengintegrasikan data yang bersifat keruangan (spasial/geografis)
dengan data tekstual yang merupakan deskripsi menyeluruh tentang obyek dan
keterkaitannya dengan obyek lain. Dengan sistem ini data dapat dikelola, dilakukan
manipulasi untuk keperluan analisis secara komprehensif dan sekaligus menampilkan
hasilnya dalam berbagai format baik dalam bentuk peta maupun berupa tabel atau
report. Konsep GIS dapat digambarkan sebagai berikut:

Ilmu Komputer/MIS
Bidang Aplikasi:
graphics
Manajemen SDA
visualization
Perencanaan
database GIS
Geologi
system administration
Eksplorasi Mineral
security
Ilmu Kebumian : Kehutanan

Kartografi Site Planning

Geodesi Pemasaran

Pertanahan Teknik Sipil

Gambar 3.2. Konsep GIS dalam Hubungannya


Statistik Spatial
dengan Disiplin Ilmu Lain
Lingkungan

Dalam gambar di atas dapat dipahami bahwa GIS memerlukan pemahaman secara
multi disiplin untuk dapat dikembangkan secara optimal. Penguasaan bidang aplikasi
tertentu masih memerlukan penguasaan bidang lain seperti ilmu Kartografi dan ilmu

USTEK V - 33
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

komputer, demikian juga sebaliknya. Penguasaan GIS tidak dapat dilakukan hanya
dengan menguasai satu atau dua bidang saja dan mengabaikan bidang lain..Langkah
dasar pembuatan GIS adalah membuat klasifikasi semua obyek yang ada di permukaan
bumi berdasarkan kriteria atau topik tertentu. Klasifikasi data akan sangat tergantung
pada sistem GIS yang akan dikembangkan. Sedangkan langkah pembuatan GIS
diterangkan seperti pada gambar berikut :

Wilayah Admistrasi
Struktur dan
Infrastruktur
Karakteristik Hidrologi

Stasiun
Monitor
Master Plan, Land Use
Kenampakan
alam
Jalan
Data Raster
Orthophoto

Gambar 3.3. Proses Pembuatan GIS

INPUT DATA

INPUT QUERY DATABASE


GEOGRAFIS

TAMPILAN DAN
PELAPORAN TRANSFORMASI DAN

ANALISIS

Gambar 3.4. Alur Konsep GIS

5.2.3. Gambaran Umum Perangkat Lunak Map Info


Pembuatan GIS yang ditawarkan menggunakan perangkat lunak MapInfo dengan
versi yang lebih baru sebagai basisnya. Perangkat lunak ini adalah salah satu perangkat
lunak GIS yang banyak berada di pasaran. Perangkat lunak ini dipilih berdasarkan
berbagai pertimbangan antara lain yaitu :

USTEK V - 34
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

a.
Mudah dipelajari dan dioperasikan sehingga pengembangan di kemudian hari
tidak mengalami kesulitan khususnya menyangkut sustainability dan
operasionalnya.
b. Perintah-perintah dilakukan dengan mudah tanpa harus selalu menghafalkan
perintah. Icons dan
c. Space file data yang dibutuhkan relatif kecil sehingga dapat menampung
ribuan jenis data sehingga tidak memerlukan hard disk dengan kapasitas
sangat besar atau menetapkan suatu komputer khusus.
Kemampuan MapInfo secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan melakukan import file grafis dalam berbagai macam
format.
b. Fungsi-fungsi database dapat dilakukan secara langsung di dalam program
MapInfo
c. Mempunyai berbagai macam kemampuan tampilan, yaitu : Map, Browser, dan
Grafik. Selain itu juga dapat secara bersamaan menampilkan sekaligus
beberapa file dan melakukan updating data secara otomatis bilamana pada
tampilan lain ada data yang dirubah.
d. Dapat membuat suatu tampilan beberapa file (layer) seolah-olah menjadi satu
layer (Seamless layer).
e. Mempunyai kemampuan untuk membuat peta berdasarkan tema tertentu
(thematic map) dengan berbagai macam tipe dan template tematik dengan
menggunakan atribut data yang ada pada obyek layer yang bersangkutan.
f. Mempunyai kemampuan untuk membuat workspace yang akan menyimpan
semua setting dan tampilan baik map, browser, maupun grafis dan
membukanya kembali di lain waktu, dimana kesemuanya akan ditampilkan
dengan setting yang sama saat disimpan dalam workspace.
g. Mempunyai sistem perintah yang komprehensif yang ditampilkan dalam
bentuk icons maupun pull down menu.
h. Menyediakan ribuan peta siap pakai yang sudah jadi dan fungsi yang
memungkinkan untuk membuat peta lain berdasarkan peta tersebut.
i. Mempunyai kemampuan untuk menampilkan layout window, yaitu suatu
tampilan yang akan digunakan untuk mengatur tata letak dan skala peta serta
browser-nya dan selanjutnya dicetak menggunakan media printer atau plotter.

5.2.4. Peta dan Sistem Geografis


Peta adalah gambaran spasial tentang obyek di permukaan bumi yang
ditampilkan dengan menggunakan sistem proyeksi dan referensi tertentu dimana aspek
detail obyek ditentukan oleh skala obyek yang tergambarkan.

USTEK V - 35
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Proyeksi peta adalah suatu usaha untuk menggambarkan permukaan bumi atau
bagian permukaan bumi yang lengkung ke suatu bidang datar. Beberapa distorsi yang
mencakup konformalitas (conformalicy), jarak, arah, skala dan area akan dihasilkan oleh
proses ini. Beberapa metoda proyeksi akan meminimalisasikan beberapa distorsi namun
juga akan memaksimalkan distorsi lain. Sehingga sistem proyeksi akan berusaha
mempertahankan satu aspek namun mengabaikan aspek yang lain. Ada beberapa metoda
proyeksi yang berusaha untuk mendapatkan agar distorsi yang terjadi sekecil mungkin.
Seperti diterangkan di atas, peta adalah media untuk menampilkan obyek di
permukaan bumi di atas bidang datar (kertas atau media lain). Untuk itu, maka suatu
peta harus mempunyai syarat syarat tertentu sebagai berikut:
a.Mempunyai sistem koordinat dan proyeksi tertentu.
Gambar Proyeksi Silindris Gambar Proyeksi Kerucut

Gambar Proyeksi Azimuthal Gambar Tidak terproyeksi

Gambar 3.5. Proyeksi Untuk Bidang Permukaan Bumi

b. Mempunyai Petunjuk arah utara. Sebuah peta yang tidak mempunyai petunjuk
arah utara tidak bisa disebut sebagai peta meskipun gambar yang ditampilkan
di atasnya sangat lengkap. Hal ini dikarenakan peta tersebut akan menyulitkan
pemakainya khususnya dalam melakukan orientasi terhadap daerah yang
bersangkutan. Sering dijumpai sebuah peta tidak mempunyai petunjuk arah
utara, namun orientasinya ditentukan oleh arah grid pada peta tersebut baik
berupa graticule Lintang dan Bujur maupun grid Easting (X) maupun Northing
(Y).
c. Mempunyai keterangan (legenda) dan notasi. Sebuah peta harus mempunyai
keterangan yang menyangkut semua obyek yang disajikan dalam lembar peta.

USTEK V - 36
PENDATAAN AIR MINUM BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN TABANAN

Semua obyek yang ditampilkan baik menggunakan simbol, jenis garis, warna
dan bentuk arsiran (shading) suatu luasan tertentu harus dilengkapi
keterangan yang menyangkut obyek yang digambarkan tersebut.
d. Mempunyai Keterangan skala. Sering dijumpai peta tidak mempunyai
keterangan mengenai skala baik itu skala garis atau teks yang menerangkan
tentang skala peta yang digunakan. Nilai skala peta sering ditunjukkan dengan
nilai grid di peta, sehingga jarak antara dua grid dapat diukur jaraknya di atas
peta dan jarak sebenarnya berdasarkan nilai grid yang dituliskan dalam lembar
peta tersebut. Perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya merupakan
nilai skala peta yang bersangkutan.

USTEK V - 37

Anda mungkin juga menyukai