Nusa Tenggara Barat atau yang biasa disebut dengan NTB merupakan
NTB sendiri beribukota di Mataram dan memiliki 10 Kabupaten dan Kota, dua
pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di Barat dengan luas
4.738,70 km² dan Sumbawa yang terletak di Timur dengan luas 15.414,5 km²,
selain itu terdapat pulau-pulau kecil sekitar 378 pulau. Untuk luas wilayah
Provinsi NTB mencapai sekitar 49.312,19 km² terdiri dari daratan seluas
20.153,15 km² (40,87%) dan perairan laut seluas 29.159,04 km² (59,13%)
Timur dan 8º10’-9º5’ Lintang Selatan dengan batas wilayah di sebelah utara Laut
Jawa dan Laut Flores, sebelah Selatan Samudra Hindia, sebelah barat Selat
Lombok & Provinsi Bali dan Sebelah Timur Selat Sape & Provinsi Nusa
1
Gambar 3.1
Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kabupaten dan 2 Kota dengan 116 Wilayah Kecamatan dan 1.146 desa
2
Tabel 3.1
Luas
No Kabupaten / Kota Kecamatan Desa /Kelurahan Wilayah
(km²)
1. Kab. Lombok Barat 10 122 1.053,92
2. Kab. Lombok Utara 5 33 809,53
3. Kab. Lombok Tengah 12 139 1.208,40
4. Kab. Lombok Timur 20 254 1.605,55
5. Kab. Sumbawa 24 165 6.643,98
6. Kab. Dompu 8 81 2.324,60
7. Kab. Bima 18 191 4.389,40
8. Kab. Sumbawa Barat 8 64 1.849,02
9. Kota Mataram 6 50 61,30
10. Kota Bima 5 38 207,50
Jumlah 116 1.137 20.153,15
Sumber : DPMPD Dukcapil Provinsi NTB, 2017
Kabupaten Sumbawa yang paling luas yaitu dengan luas 6.643,98 km.
ketinggian wilayah sekitar 0-100 mdpl atau seluas 478.911 Ha, ketinggian 100-
500 mdpl luasnya sekitar 753.612 Ha, ketinggian 500-1000 mdpl luasnya
3
15-40% seluas 704.619 Ha sedangkan yang paling sempit termasuk klasifikasi
waktu dan dapat dihitung sebagai adanya perubahan baik peningkatan maupun
penurunan jumlah individu dalam sebuah populasi berdasarkan “per waktu unit”
Tabel 3.2
Jumlah penduduk Provinsi NTB Tahun 2013-2017
2013 sampai tahun 2017 menunjukan trend menurun, hal ini menunjukan
4
pertambahan jumlah penduduk NTB selama kurun waktu 5 tahun terakhir
Tabel 3.3
Distribusi Penduduk Provinsi NTB Berdasarkan Kabupaten/Kota
Tahun 2013-2017(Jiwa)
5
Dari data di atas persebaran penduduk di Provinsi NTB tergolong
belum merata karena lebih dari 70% penduduk bertempat tinggal di pulau
yang mendiami pulau Lombok dan Pulau Sumbawa tidak sebanding dengan
luas wilayah dan daya tampung lahan dikedua pulau tersebut. Pulau Sumbawa
dengan luas wilayah 15.414.05 km² (76,49%) didiami hanya oleh 1.481.331
Jiwa penduduk. Sementara pulau Lombok yang luasnya hanya 4.738.80 km²
beberapa aspek antara lain agama dan pendidikan. Yang pertama adalah
aspek agama, Provinsi NTB dikenal sebagai daerah agamis, dengan mayoritas
6
Tabel 3.4
Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Agama yang
Dianut di Provinsi NTB 2016
Kabupaten / Kong-
No Islam Kristen Katalok Hindu Budha Jumlah
Kota Hu Cu
1 Lombok 94,33 0,19 0,07 5,14 0,27 0,00 100,00
Barat
2 Lombok 99,65 0,03 0,01 0,29 0,01 0,00 100,00
Tengah
3 Lombok 99,92 0,02 0,01 0,06 0,00 0,00 100,00
Timur
4 Sumbawa 96,45 0,42 0,47 2,55 0,06 0,03 100,00
5 Dompu 97,96 0,24 0,17 1,62 0,00 0,00 100,00
6 Bima 99,50 0,14 0,29 0,07 0,00 0,00 100,00
7 Sumbawa 98,44 0,33 0,29 0,01 0,00 0,01 100,00
Barat
8 Lombok 92,19 0,02 0,01 4,21 0,00 0,00 100,00
Utara
9 Kota 82,00 1,60 0,86 14,47 1,06 0,01 100,00
Mataram
10 Kota Bima 98,51 0,81 0,49 0,17 0,03 0,00 100,00
NTB 96,78 0,26 0,19 2,45 0,32 0,00 100,00
Sumber : DPMD, Kependudukan dan Catatan Sipil
penganutnya terlebih di Kota Mataram yaitu 14,47%. Melihat hal tersebut sangat
terlihat bahwa agama islam di provinsi NTB sangat menonjol, dan didukung
7
komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dari indeks harapan hidup,
indeks pendidikan dan indeks standar hidup layak. Indeks pendidikan diukur
dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang dihitung berdasarkan
memperoleh data rata-rata lama sekolah secara global maka UNDP dalam
pengganti rata-rata lama sekolah. Indikator angka melek huruf diperoleh dari
manusia di masa yang akan datang. Ukuran yang digunakan untuk mengkaji
Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan Angka Partisipasi
Murni (APM). Berikut adalah perkembangan angka buta huruf penduduk usia 15
8
Tabel 3.5
Perkembangan Angka Buta Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Keatas
Di Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2013-2017
sebanyak 0,18 persen. Penurusnan angka buta huruf ini sebagai implikasi dari
meningkatnya rata-rata lama sekolah. APS, APK dan APM serta menurunnya
angka drop out. Program yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan untuk memerangi buta huruf bagi penduduk usia 15 tahun ke atas
9
3.1.5 Potensi Pengembangan Wilayah
Berbagai potensi dan sumber daya alam yang dimiliki Provinsi Nusa
bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat. Untuk itu Pemerintah Provinsi NTB
masyarakat ini akan terjadi kalau ekonomi Nusa Tenggara Barat terus tumbuh
Hijau dan Dodo Rinti; 8) Teluk Saleh; 9) Agropolitan Manggalewa; 10) Hu’u;
11) Teluk Bima; 12) Waworade Sape. Dua belas daerah strategis tersebut
memiliki berbagai sumber daya baik dari segi pertanian, industri, pariwisata,
destinasi dan keragaman potensi wisata kelas dunia, mulai dari Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan
10
gili kekayaan tradisi, seni budaya, sejarah, dan industri kerajinan rakyat yang
Tabel 3.6
Angka Kunjungan Wisatawan Dan Rata-Rata Lama Menginap Pada Hotel
Bintang Tahun 2013-2017
Jumlah
Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Kunjungan 1.357.602 1.629.122 2.210.527 3.094.437 3.508.903
Wisatawan
-Mancanegara 565.944 752.306 1.149.235 1.404.328 1.430.429
-Nusantara 791.658 876.816 1.061.292 1.690.109 2.078.654
Rata-rata Lama 3.07 4.37 2.82 2.02 2.64
Menginap
(Malam)
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi NTB, 2017
Lombok Sumbawa yang mengantarkan NTB pada jumlah kunjungan satu juta
11
3.1.6 Perekonomian di Provinsi NTB
jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan dari berbagai unit
produksi yang ada di wilayah NTB. Perkembangan nilai PDRB Provinsi NTB
Provinsi NTB.
peningkatan nilai tambah dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah
daerah. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS diketahui bahwa PDRB
Provinsi NTB atas dasar harga konstan tahun 2010 selalu meningkat yaitu dari
2017. Tabel berikut menyajikan nilai tambah yang dihasilkan oleh masing
masing sektor dalam periode tahun 2013 – 2017. Berikut adalah PDRB
ADHK tahun 2010 menurut lapangan usaha provinsi NTB Tahun 2013-2017:
12
Tabel 3.7
PDRB ADHK tahun 2010 menurut lapangan usaha provinsi NTB
Tahun 2015-2017
Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai tambah terbesar berasal dari
13
sedangkan pada sektor pertambangan dan penggalian yang setiap tahunnya
tidak stabil yaitu pada tahun 2015 sebesar 23.267.235,76 namun pada tahun
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Maka visi Bappeda Provinsi NTB harus
misi tersebut. Oleh karena itu Bappeda telah merumuskan visi untuk kurun
YANG ANDAL”. Penjabaran dari Visi Bappeda Provinsi NTB diatas adalah
sebagai berikut :1) Lembaga adalah wadah dimana orang berkumpul, bekerja
14
memanfaatkan sumber daya untuk satu tujuan yang sudah ditetapkan; 2)
Provinsi NTB harus selaras dengan visi dan memiliki relevansi dengan
pencapaian misi Kepala Daerah Provinsi NTB periode 2013 – 2018. Untuk
itu, Bappeda Provinsi NTB menetapkan MISI 2013 – 2018 sebagai berikut :
data dan informasi yang akurat, mutakhir dan akuntabel untuk perencanaan
Provinsi NTB menetapkan tujuan dan sasaran yang merupakan derivasi dari
masing – masing tujuan. Sebagai pernyataan dari misi dan tujuan menjadi
hasil akhir yang dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan
dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi sehingga rumusannya harus
Tujuan dari misi Bappeda Provinsi NTB antara lain : Misi 1 : Merumuskan
15
berbasis masyarakat, tata ruang, dan teknologi informasi; Misi 2 :
berkelanjutan baik secara ekonomi, sosial, politok dan lingkungan hidup; Misi
16
Penetapan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), serta penyusunan Kebijakan
Umum Anggaran (KUA).
Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) Provinsi dan
rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Provinsi.
2. Penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Provinsi
3. penyusunan program tahunan sebagai pelaksanaan rencana program yang
dibiayai oleh daerah sendiri ataupun yang diusulkan kepada pemerintah
untuk dimasukkan dalam program tahunan nasional
4. pengkoordinasian perencanaan pembangunan pada lembaga teknis
daerah, dinas-dinas daerah, dan satuan organisasi lain dalam lingkungan
pemerintah daerah provinsi.
5. Penyusunan rencana anggaran pemerintah provinsi bersama-sama dengan
biro keuangan, dengan koordinasi sekda provinsi, disamping
mengkoordinasikan penyusunan APBN Provinsi bersama Departemen
Keuangan/DJA dan Instansi Sektoral.
6. Pelaksanaan koordinasi dan atau mengadakan penelitian untuk
kepentingan perencanaan pembangunan di daerah;
7. penyiapan dan pengembangan, rencana pelaksanaan pembangunan di
daerah untuk penyempurnaan rencana lebih lanjut;
8. pengkoordinasian perencanaan pembangunan lintas sektoral dan wilayah
provinsi, kabupaten/kota
9. pelaksanaankegiatan lain dalam perencanaan atau bidang lain sesuai
dengan petunjuk Gubernur.
17
B. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari :
1. Kepala Badan
2. Sekretariat, terdiri dari:
a) Sub bagian Program dan Pelaporan
b) Sub bagian Keuangan
c) Sub bagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi, terdiridari:
a) Sub bidang Pangan dan Pertanian
b) Sub bidang Investasi dan Keuangan
c) Sub bidang Industri Perdagangan dan Pariwisata
d) Bidang Perencanaan Tata Ruang dan, terdiri dari:
1. Sub bidang Perencanaan Wilayah
2. Sub bidang Pekerjaan Umum Permukiman dan Transportasi
3. Sub bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam
e) Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya, terdiri dari:
1. Sub bidang Sosial Ketenaga kerjaan dan Kependudukan
2. Sub bidang Pendidikan dan Kesehatan
3. Sub bidang Pemerintahan dan Politik
6. Bidang Pemantauan Evaluasi dan Pengendalian Perencanaan
Pembangunan, terdiri dari:
18
pembangunan daerah, menyiapkan bahan pengendalian pemantauan,
supervisi dan tindak lanjut penyimpangan terhadap pencapaian tujuan
dan sasaran, menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan daerah di
bidang pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan
rencana pembangunan daerah, menyiapkan bahan evaluasi rencana dan
pelaksanaan pembangunan secara bulanan, triwulan, semester dan
tahunan untuk menjadi bahan penyusunan program pembangunan
daerah selanjutnya
b). Sub bidang Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan bertugas Menghimpun
data hasil evaluasi pembangunan daerah sesuai program/kegiatan
sebagai bahan penyusunan pelaporan, menyusun laporan hasil evaluasi
rencana dan pelaksanaan pembangunan daerah sebagai bahan penilaian,
menindaklanjuti laporan hasil evaluasi secara berjenjang sebagai bahan
penyusunan program lanjutan, melaksanakan monitoring, evaluasi dan
pelaporan program; dan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Bidang.
c). Sub bidang Pendataan dan Sistem Informasi bertugas menyiapkan bahan
penyusunan kebijakan bidang data dan informasi, melakukan
pengumpulan data perencanaan pembangunan daerah, mengelola data
pembangunan daerah sesuai jenisnya sebagai bahan penyusunan rencana
pembangunan daerah, mengelola hasil analisis atas hasil evaluasi untuk
penyiapan pelaporan program dan kegiatan pembangunan daerah,
menyusun hasil evaluasi dan laporan pelaksanaan program
pembangunan daerah, menyusun rencana kegiatan pengolahan data
sesuai kebutuhan sebagai acuanpelaksanaantugas unit terkait,
menyajikan data pembangunan daerah sesuai kebutuhan sebagai bahan
informasi, melakukan pengamanan data hasil pembangunan daerah,
mengoordinasikan data dan pelaporan atas capaian pelaksanaan rencana
pembangunan daerah, menyusun laporan hasil pelaksanaan
19
pembangunan daerah secara periodic sebagai bahan evaluasi, menyusun
laporan hasil pelaksanaan tugas secara berkala sebagai bahan evaluasi,
mengelola data dan informasi pembangunan daerah melalui Sistem
Informasi Pembangunan Daerah, melaksanakan monitoring, evaluasi
dan pelaporan dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang
7. Bidang Penelitian dan Pembangunan, terdiri dari:
Gambar 3.2
20