BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
Kabupaten Malaka dimekarkan dari KabupatenBelu sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2013
dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Teba Timur, Desa Oerinbesi, Desa
Oekkopa, dan Desa Teba Kecamatan Biboki Tan Pah; Desa
Nansean, Desa Susulaku B, Desa Loeram, Desa Oenbit, dan
Kelurahan Ainiut Kecamatan Insana; Desa Maurisu Selatan,
Kecamatan Bikomi Selatan KabupatenTimor Tengah Utara (TTU);
Desa Koloto, Desa Lotas, Desa Benahe, Desa Obaki, Desa Sapnala,
dan Desa Niti Kecamatan Kokbaun; Desa Besnam dan Desa
Nunfutu Kecamatan Fatukopa; Desa Bokong, Desa Tuataum, Desa
1
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Keadaan topografi Kabupaten Malaka bervariasi antara ketinggian 0 sampai dengan +806 m.dpal
(meter di atas permukaan air laut). Variasi ketinggian rendah (0-269 m.dpal) mendominasi wilayah
bagian selatan, yaitu Kecamatan Wewiku, Malaka Barat, sebagian Malaka Tengah dan Kobalima.
Sementara pada bagian tengah wilayah ini terdiri dari area dengan dataran sedang (270-537 m.dpal),
yaitu sebagian Kecamatan Weliman, Malaka Tengah, Kobalima, dan Botin Loebele. Dataran tinggi (538-
806 m.dpal) di kabupten Malaka menempati kawasan bagian utara, yakni Kecamatan Laenmanen, Io
Kufeu, sebagian Kecamatan Sasitamean, Malaka Timur dan Kobalima Timur.
Bentuk topografi wilayah Kabupaten Malaka merupakan daerah datar berbukit-bukit hingga
pegunungan dengan sungai-sungai yang mengalir dari utara ke selatan mengikuti arah kemiringan
lerengnya. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Malaka mengalir dari bagian utara dan bermuara di
Laut Timor.
Secara administratif, Kabupaten Malaka yang memiliki luas wilayah mencapai 1.160,63km2,
terbagi atas 12 Kecamatan serta 127 Desa. Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan
Malaka Tengah dengan luas wilayah 168,69 km2 atau 14,53% dari luas wilayah Kabupaten Malaka.
Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Botin Loebele dengan luas wilayah 39,03 km2 atau 3,36%
dari luas wilayah Kabupaten Malaka. Wilayah kajian SSK merupakan seluruh wilayah administrasi
Kabupaten Malaka (Lihat Peta 2.1 Peta Wilayah Kajian SSK Kabupaten Malaka dan Tabel 2.1 nama dan
Luas Wilayah per-Kecamatan serta Jumlah Kelurahan)
2
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
3
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.1
Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta jumlah Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah Administrasi Terbangun
Nama
Kelurahan/
Kecamatan (%) Terhadap
Desa (%) Terhadap
(Ha) Total (Ha)
Luas Adminitrasi
Administrasi
Malaka Barat 16 8741 7.53 3496 39.995
2.1.2 Kependudukan
Data menunjukan Jumlah Penduduk Kabupaten Malaka pada tahun 2015 sebanyak 174.668 yang
tersebar di 12 Kecamatan. Kecamatan Malaka Tengah merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk
tertinggi, yakni mencapai 37. 265 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 9202 KK.
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Malaka setiap tahun mengalami peningkatan, baik yang
disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk Kabupaten Malaka maupun disebabkan oleh adanya
migrasi dari daerah sekitar Kabupaten Malaka. Pada dasarnya tingkat perkembangan jumlah penduduk
dapat digunakan untuk mengestimasi perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Proyeksi
jumlah penduduk di masa yang akan datang dilakukan dengan pendekatan matematik dan
menggunakan kecendrungan pertumbuhan penduduk 5 tahun terakhir.
4
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Metode proyeksi yang digunakan adalah metode matematik dengan rumus geometeri. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Pt = Po (1 + r) t
Pt/Po = (1 + r) t
log Pt/Po = log (1 + r) t
log Pt/Po = t log (1 + r)
1/t log Pt/Po = log (1 + r)
Antilog 1/t log Pt/Po = (1 + r)
Antilog 1/t log Pt/Po – 1 = r
Keterangan :
Po : Jumlah penduduk tahun dasar
Pt : Jumlah penduduk akhir (tahun proyeksi)
r : Laju pertumbuhan penduduk (%)
t : Waktu (Tahun)
Kabupaten Malaka memiliki rata – rata pertumbuhan penduduk sebesar 0.304 % per tahun
(Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Malaka Tahun 2016 – 2035). Proyeksi penduduk untuk 5 tahun ke
depan tahun 2020 diprediksikan penduduk Kabupaten Malaka mencapai 177. 333 Jiwa dengan jumlah
rumah tangga sebanyak 46. 607 KK, di mana setiap keluarga rata - rata memiliki anggota keluarga
sebanyak 4 orang. Kecamatan Malaka Tengah memiliki jumlah penduduk terbesar di tahun 2020 yakni
37.835 jiwa sedangkan Kecamatan Botin Leobele memiliki jumlah penduduk terendah yakni 4. 978 jiwa
(Lihat Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun dan Tabel 2.3 Jumlah Kepala
Keluarga Saat ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun)
5
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
1 Malaka Barat 0 0 0 0 0 20,492 20,554 20,617 20,680 20,742 20,492 20,554 20,617 20,680 20,742
2 Rinhat 0 0 0 0 0 14,879 14,924 14,970 15,015 15,061 14,879 14,924 14,970 15,015 15,061
3 Wewiku 0 0 0 0 0 18,239 18,295 18,350 18,406 18,462 18,239 18,295 18,350 18,406 18,462
4 Weliman 0 0 0 0 0 18,133 18,188 18,243 18,299 18,354 18,133 18,188 18,243 18,299 18,354
5 Malaka Tengah 18,019 18,073 18,128 18,183 18,239 19,360 19,419 19,478 19,537 19,596 37,378 37,492 37,606 37,720 37,835
6 Sasita Mean 0 0 0 0 0 8,508 8,534 8,560 8,586 8,612 8,508 8,534 8,560 8,586 8,612
7 Io Kufeu 0 0 0 0 0 7,785 7,808 7,832 7,856 7,880 7,785 7,808 7,832 7,856 7,880
8 Botin Leobele 0 0 0 0 0 4,918 4,933 4,948 4,963 4,978 4,918 4,933 4,948 4,963 4,978
9 Malaka Timur 0 0 0 0 0 9,504 9,533 9,562 9,591 9,620 9,504 9,533 9,562 9,591 9,620
10 Laen Manen 0 0 0 0 0 11,442 11,476 11,511 11,546 11,581 11,442 11,476 11,511 11,546 11,581
11 Kobalima 0 0 0 0 0 17,539 17,592 17,646 17,700 17,753 17,539 17,592 17,646 17,700 17,753
12 Kobalima Timur 0 0 0 0 0 6,376 6,396 6,415 6,435 6,454 6,376 6,396 6,415 6,435 6,454
Total 18,019 18,073 18,128 18,183 18,239 157,174 157,652 158,131 158,612 159,094 175,193 175,726 176,260 176,796 177,333
Sumber : Data Malaka Dalam Angka 2015, Data diolah
6
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
Tabel 2.3 Jumlah Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Jumlah KK Total
No Nama Kecamatan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020
1 Malaka Barat 0 0 0 0 0 5,384 5,401 5,417 5,434 5,450 5,384 5,401 5,417 5,434 5,450
2 Rinhat 0 0 0 0 0 4,091 4,104 4,116 4,129 4,141 4,091 4,104 4,116 4,129 4,141
3 Wewiku 0 0 0 0 0 5,246 5,262 5,278 5,294 5,310 5,246 5,262 5,278 5,294 5,310
4 Weliman 0 0 0 0 0 5,171 5,186 5,202 5,218 5,234 5,171 5,186 5,202 5,218 5,234
5 Malaka Tengah 4,073 4,086 4,098 4,111 4,123 5,157 5,172 5,188 5,204 5,220 9,230 9,258 9,286 9,314 9,343
6 Sasita Mean 0 0 0 0 0 1,443 1,448 1,452 1,457 1,461 1,443 1,448 1,452 1,457 1,461
7 Io Kufeu 0 0 0 0 0 2,330 2,337 2,344 2,351 2,359 2,330 2,337 2,344 2,351 2,359
8 Botin Leobele 0 0 0 0 0 1,443 1,448 1,452 1,457 1,461 1,443 1,448 1,452 1,457 1,461
9 Malaka Timur 0 0 0 0 0 2,536 2,543 2,551 2,559 2,567 2,536 2,543 2,551 2,559 2,567
10 Laen Manen 0 0 0 0 0 3,226 3,236 3,245 3,255 3,265 3,226 3,236 3,245 3,255 3,265
11 Kobalima 0 0 0 0 0 4,214 4,227 4,239 4,252 4,265 4,214 4,227 4,239 4,252 4,265
12 Kobalima Timur 0 0 0 0 0 1,730 1,736 1,741 1,746 1,751 1,730 1,736 1,741 1,746 1,751
Total 4,073 4,086 4,098 4,111 4,123 41,971 42,099 42,227 42,355 42,484 46,045 46,185 46,325 46,466 46,607
Sumber : Data Malaka Dalam Angka 2015, Data diolah
7
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
8
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Miskin Per-Kecamatan
Jumlah Keluarg
Nama
No Miskin (Rumah
Kecamatan
Tangga)
1 Malaka Barat 3190
2 Rinhat 2819
3 Wewiku 2828
4 Weliman 2599
5 Malaka Tengah 5193
6 Sasita Mean 1546
7 Io Kufeu 920
8 Botin Leobale 1774
9 Malaka Timur 2088
10 Laen manen 2466
11 Kobalima 2448
12 Kobalima Timur 1259
Total 29 131
Sumber : Data Malaka Dalam Angka Tahun 2015
9
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 6,46 persen; lapangan usaha Jasa Keuangan dan
Asuransi sebesar 6,01 persen; lapangan usaha Jasa Perusahaan sebesar 5,60 persen; lapangan usaha
Konstruksi sebesar 5,55 persen; lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor sebesar 5,30 persen; lapangan usaha Jasa Informasi dan Komunikasi mencatat sebesar
4,94 persen; lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 4,73 persen; lapangan usaha
Industri Pengolahan sebesar 4,70 persen; lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 4,45
persen; lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 4,42; lapangan usaha Jasa
Lainnya sebesar 4,06 persen; dan lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang sebesar 3,53 persen.
10
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
b. Pengembangan dan peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan transportasi, energi listrik,
telekomunikasi, dan sumber daya air untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah
d. Pelestarian lingkungan hidup dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan daya dukung
lingkungan demi kelangsungan di masa mendatang
11
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
i. Mengembangkan kawasan pertambangan yang berbasis pada teknologi yang ramah lingkungan,
dengan strategi pengembangan
12
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
n. Melakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di sekitar
bangunan bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu
dengan membuat ketentuan-ketentuan yang perlu perhatian
Kabupaten Malaka sebagai salah satu wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki posisi
strategis dan dalam lingkup pengembangan wilayah merupakan salah satu potensi dasar yang sangat
menguntungkan dari segi pengembangan ekonomi maupun pengembangan tata ruang wilayah di masa
mendatang. Sesuai dengan peran dan fungsi wilayah Kabupaten Malaka, maka kebijakan pembangunan
ekonomi wilayah diarahkan pada pengembangan potensi di sektor pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, pertambangan, dan pariwisata yang telah terbukti mampu menjadi salah satu penunjang
perekonomian yang cukup besar kontribusinya untuk wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur dan
berorientasi pada pengembangan industri pengolahan hasil-hasil pertanian dan perkebunan. Rencana
struktur ruang wilayah Kabupaten Malaka digambarkan dalam peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten
Malaka seperti ditampilkan pada Peta 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Malaka.
13
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
14
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Pola Perangkutan jalan raya di Kabupaten Malaka dilayani oleh Bis AKDP (Antar Kota Dalam
Propinsi) dan angkutan perdesaan. Jenis kendaraan yang digunakan sebagai moda angkutan adalah bis
mini. Selain bis mini, kendaraan yang digunakan sehari – hari hanyalah ojek.
Terminal
Terminal yang ada di Kabupaten Malaka sampai saat ini hanyalah terminal Tipe C yang ada di Desa
Wehali Kecamatan Malaka Tengah.
Sistem Rute
2. Transportasi Laut
Walaupun sebagian wilayah Kabupaten Malaka adalah daerah pantai dan berbatasan dengan laut,
namun di Kabupaten Malaka tidak ada pelabuhan sebagai bagian dari system transportasi.
15
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
kapasitas yang cukup terbatas maka penggunaan daya listrik di Kabupaten Malaka masih sering terjadi
gangguan. Oleh karena itu mulai tahun 2014 pelanggan PLN jenis ini diminta menggantinya dengan jenis
Meteran Token (Pulsa Listrik) yang lebih efisien.
16
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Hal ini dimaklumi dengan baru berdirinya Kabupaten Malaka sebagai Daerah Otonom Baru berdasarkan
Undang – Undang No 3 Tahun 2013.
Rencana pola ruang wilayah di Kabupaten Malaka dibagi menjadi dua jenis, yaitu kawasan lindung
dan budidaya. Pola pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Malaka diarahkan untuk menciptakan
keseimbangan antara fungsi kawasan sebagai kawasan lindung dengan kawasan budidaya. Pemanfaatan
kawasan lindung terdiri atas kawasan hutan lindung dan resapan air, kawasan perlindungan setempat,
kawasan hutan mangrove dan sempadan pantai, kawasan suaka, serta kawasan rawan bencana. Adapun
kawasan budidaya terdiri atas kawasan budidaya kehutanan, kawasan budidaya pertanian, kawasan
budidaya perikanan, kawasan pertambangan, kawasan industri, kawasan pariwisata, serta kawasan
permukiman.
A. Rencana Kawasan Lindung
Wilayah kawasan lindung yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya diarahkan untuk
tetap direhabilitasi dan konservasi dalam program agroforestry.
B. Rencana Kawasan Budidaya Pertanian
Rencana pengembangan kawasan budidaya diarahkan pada kegiatan pertanian (utamanya
perkebunan dan kehutanan) dan perikanan, Luas lahan yang paling besar adalah lahan budidaya untuk
kehutanan, perkebunan dan pertanian tanaman pangan.
Rencana pola ruang Kabupaten Malaka sebagaimana terlihat pada gambar 2.3.
17
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
18
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
19
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
20
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
21
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
22
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
23
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
24
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
25
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.6
Tabel Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik
SSK Tahun 2015 – Tahun 2020 SSK Tahun 2016
Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini
1 2 3 4
Terwujudnya tanki septic yang 75 % rumah tangga memiliki Tanki septic suspek aman
sesuai standar untuk jamban tanki septic yang sesuai sebesar 80.9%
dan MCK tahun 2015 standar kesehatan
Meningkatkan PHBS melalui PHBS pengelolaan air limbah Status PHBS saat ini 66.12 %
peran serta masyarakat sebesar 50 %
Meningkatkan kualitas
(Rumah tangga dan sekolah)
lingkungan dengan pengelolaan
Peningkatan pengelolaan air BABs sebesar 75 % akibat Berdasarkan hasil study
limbah rumah tangga maupun
limbah melalui akses cakupan layanan air limbah EHRA masyarakat yang
limbah industrI, tingkat
masyarakat terhadap masih melakukan praktek
kesejahteraan masyarakat dan
informasi dan pelayanan BABs sebesar 68.1 %
PHBS
pengelolaan air limbah
permukaan
Tersedianya MasterPlan air Belum tersedia MasterPlan air Belum tersedia MasterPlan
limbah tingkat limbah tingkat kabupaten air limbah tingkat
Kabupatentahun 2015 kabupaten
Peningkatan jumlah pengolahan Pengendalia dan penanganan Belum ada IPAL Komunal Belum ada IP{AL Komunal
air limbah yang ramah dampak pencemaran pada
lingkungan dan berbasis kawasan pemukiman padat
masyarakat penduduk
Pengembangan perencanaan Belum ada Perda yang Belum ada Perda yang
dan penataan peraturan mengatur tentang mengatur tentang
Menata pengembangan
perundang – undangan air pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah
perencanaan, peraturan
limbah
perundang – undangan,
Peningkatan tata kelola Belum ada lembaga yang Belum ada lembaga yang
kelembagaan dan keuangan
kelembagaan pemerintah secara khusus menangani secara khusus menangani
pengelolaan air limbah
dalam pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah
yang baik
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Malaka Tahun 2015
26
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
b. Persampahan
Pada saat ini pengelolaan sampah di Kabupaten Malaka dikelola oleh
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malaka. Tapi sebagian besar sampah masih dibuang secara langsung
ke halaman rumah, saluran drainase, sungai, maupun dibakar. Untuk penanganan sampah, baru
mencakup beberapa desa di Kecamatan Malaka Tengah yang dekat dengan Ibukota Kabupaten yaitu
tersedianya tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dengan jumlah sebanyak 29 buah tong/drum
sampah di desa Wehali (lokasi menyebar), 2 buah container di desa Wehali, 7 buah bak sampah di desa
wehali dan Umanenlawalu. Untuk kegiatan pengangkutannya di layani oleh 2 buah motor sampah dan 2
unit truck sampah yang beroperasi setiap hari. Pengelolaan sampah di Kabupaten Malaka, dilakukan
dengan proses berikut :
27
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.7
Tabel Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan
SSK Tahun 2015 – Tahun 2020 SSK Tahun 2016
Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini
1 2 3 4
Terwujudnya jumlah TPS Adanya penambahan TPS Belum ada penambahan
yakni 7 Bak sampah dan 29 jumlah TPS
buah tong/drum sampah
Meningkatkan jumlah sarana
Terwujudnya semua sarana Sarana prasarana Belum ada penambahan
prasarana pengelolaan sampah
prasarana pengangkutan pengangkutan sampah yang jumlah sarana prasarana
sampah yang memadai memadai terdiri dari 2 truk pengangkutan sampah
sampah dan 3 motor sampah
Masyarakat mampu Sebagian masyarakat Sebagian masyarakat
mengelola sampah dengan mengelola sampah dengan mengelola sampah dengan
Peningkatan kemampuan benar cara di bakar cara di bakar
masyarakat dalam mengelola Meningkatkan peran Pemilahan sampah rumah Pemilahan sampah rumah
sampah masyarakat dalam melakukan tangga belum dilakukan tangga belum dilakukan
pemilahan sampah rumah
tangga
Penanganan persampahan di Pemberlakuan peraturan Belum ada peraturan daerah Belum ada peraturan
Kabupaten Malaka melalui daerah yang dapat yang mengatur tentang daerah yang mengatur
melalui pengelolaan sampah menunjang keberhasilan pengelolaan sampah tentang pengelolaan
secara terpadu dalam pengelolaan sampah sampah
Penanganan system Penetapan lokasi dan Sudah ada penatapan lokasi Sudah ada penatapan lokasi
pembuangan akhir sampah kebutuhan lahan TPA yang sesuai dengan TPA yang sesuai dengan
yang tidak mencemari pembuangan akhir sampah criteria dan aturan tetapi criteria dan aturan tetapi
lingkungan sekitar dengan sesuaii dengan criteria dan belum ada pembangunan belum ada pembangunan
upaya efisiensi lahan dan peraturan menyangkut TPA
pemanfaatan sisa sampah agar
lebih berguna dengan metode
tepat guna
Meningkatkan kerjasama Meningkatkan potensi Ada pihak swasta yang Ada pihak swasta yang
dengan pihak swasta dalam investasi dunia usaha /swasta berperan dalam pengumpulan berperan dalam
pengelolaan sampah sampah tetapi khusus hanya pengumpulan sampah
untuk sampah plastik tetapi khusus hanya untuk
sampah plastik
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Malaka Tahun 2015
c. Drainase
Pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kabupaten Malaka khususnya pada sektor drainase
perkotaan belum berjalan dengan baik. Banyak terjadi penyumbatan pada drainase – drainase yang ada
oleh sampah ataupun tanah dan batu. Drainase yang ada tidak dibersihkan dengan baik, sehingga tidak
dapat berfungsi maksimal. Di lokasi – lokasi tertentu, ada masyarakat yang mengalihfungsikan drainase
sebagai tempat pembuangan akhir air limbah (air cucian dan air mandi). Hal – hal ini yang merupakan
factor pemicu terjadinya genangan air pada waktu hujan.
28
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.8
Tabel Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase Perkotaan
SSK Tahun 2015 – Tahun 2020 SSK Tahun 2016
Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini
1 2 3 4
Mengatasi dan mengurangi Tersedianyan MasternPlan Sudah ada MasterPlan Sudah ada MasterPlan
genangan secara bertahap drainase tingkat Kabupaten drainase tingkat Kabupaten drainase tingkat Kabupaten
dengan mempertimbangkan tahun 2015 tahun 2015 tahun 2015
kemampuan dan ketersediaan
sumber daya yang ada
Meningkatkan sarana prasarana Berkurangnya jumlah Luas genangan di kota Betun Luas genangan di kota Betun
fisik perkotaan genangan di dalam kota Betun ± 1 Ha masih sama ± 1 Ha
Mengoptimalkan system Drainase yang sudah ada Masih banyak masyarakat Masih banyak masyarakat
drainase yang ada dalam berfungsi sesuai dengan yang membuang sampah di yang membuang sampah di
pengelolaan drainase peruntukannya dan bebas saluran drainase saluran drainase
dari sampah perkotaan
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Malaka Tahun 2015
Penilaian Profil Sanitasi merupakan gambaran lengkap dan menyeluruh baik teknis maupun non
teknis dan mencakup berbagai aspek tentang sanitasi di Kabupaten Malaka baik yang bersumber dari
data primer maupun data sekunder. Secara umum kondisi pengelolaan sanitasi Kabupaten Malaka
masih belum memadai.
Berdasarkan hasil studi EHRA tahun 2015, diketahui bahwa terjadi 100% pencemaran lingkungan
karena pembuangan air limbah/isi tanki septik (Lihat Gambar 2.1. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan
Air Limbah Domestik dan Tabel 2.9. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini Di Kabupaten
Malaka)
29
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
30
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
b. Grey Water
1. Air cucian dapur langsung dibuang ke pekarangan rumah sehingga terjadi penyerapan ke dalam
tanah
2. Air kamar mandi dibuang ke saluran drainase dan meresap ke tanah sekitar
3. Air cucian pakaian di buang ke saluran drainase dan meresap ke dalam tanah
31
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.9
Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten Malaka
Akses Layak (KK) Akses dasar (KK)
Jumla On - Site Off-site
h Tanki Tanki
Tanki Tanki
No Kec Pend septic Septik
septic MCK septic IPAL IPAL IPAL BABs
uduk Komun Individual Cubluk
Indivi Komunal Komunal Komunal Kawasan Kota (KK)
(KK) al (≥10 Belum
dual (≥10 KK)
KK) aman
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii) (xiii)
1 Malaka Barat 5368 1473 0 0 0 0 0 0 1462 239 1313
2 Rinhat 4079 750 0 0 0 0 0 0 3272 1760 2409
3 Wewiku 5230 878 0 5 0 0 0 0 1225 145 2494
4 Weliman 5155 731 0 5 0 0 0 0 1457 688 2451
5 Sasita Mean 1439 1265 0 0 0 0 0 0 1232 473 585
6 Io Kufeu 2323 1451 0 0 0 0 0 0 425 150 129
7 Botin Leobale 1439 482 0 0 0 0 0 0 934 643 478
8 Malaka Timur 2528 1292 0 0 0 0 0 0 1561 823 498
9 Laen manen 3216 1430 0 0 0 0 0 0 794 54 864
10 Kobalima 4201 1849 0 5 0 0 0 0 4444 1120 289
11 Kobalima Timur 1725 634 0 0 0 0 0 0 1231 374 611
12 Malaka Tengah 9202 2931 0 42 0 0 0 0 3674 498 2303
Sumber : Kabupaten Malaka Dalam Angka Tahun 2015 dan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2015
Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Malaka belum berjalan efektif sebagaimana yang
diharapkan. Khusus pengelolaan tanki septic, masih banyak anggapan masyarakat yang menyatakan.
bahwa semakin lama waktu yang dibutuhkan 1 tanki septic untuk penuh maka sangatlah baik tanki
septic tersebut. Jika kejadiannya seperti ini maka tanki septic yang ada telah mengalami kebocoran
sehingga limbah yang ada merembes masuk ke dalam tanah. Jika kejadianyan seperti ini maka dapat
dikatakan tanki septic yang ada tidak berfungsi baik dan tidak memenuhi criteria SNI karena aturannya
tanki septic yang ada harus di lakukan penyedotan setiap 2 tahun sekali (Undang-undang No.18 tahun
2008) dan jenis konstruksi tanki septic haruslah jenis yang kedap air sehingga air tidak mudah merembes
kedalam tanah.
32
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.10
Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kondisi
Jumlah/
No Jenis Satuan Keterangan
Kapasitas Tidak
Berfungsi
Berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
1 Berbasis Komunal
1 Berbasis Komunal
- Tangki Septik
Unit 0 0 0 Tidak ada
Komunal >10KK
IPAL
2
Kawasan/Terpusat
3
- Kapasitas M /hari 0 0 0 Tidak ada
Sistem pengolahan air limbah domestik masih dikelola secara on-site system (setempat).
Berdasarkan hasil studi EHRA tahun 2015 sistem ini meliputi kepemilikan jamban pribadi 56.36 %, WC
Umum/MCK 12.5% dan sisanya masih tidak memiliki jamban (BABs). Umumnya menggunakan jamban
leher angsa dengan kontruksi penampungan dan pengumpulan berupa tangki septik, pipa sewer dan
cubluk sedangkan Sistem pembuangan limbah non tinja ini dialirkan melalui lubang resapan yang
disalurkan melalui saluran terbuka yang dialirkan ke tanah/lingkungan tempat tinggal ataupun sistem
drainase. Tingkat cakupan layanan air limbah domestik masih cukup rendah yaitu sistem setempat (on-
site system) yaitu 41.476 KK (94.69% dari populasi) dan sistem komunal 2.201 KK (5.31% dari populasi).
(Lihat Peta 2.4. Peta Cakupan Layanan Air Limbah Domestik).
33
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
34
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Di Kabupaten Malaka belum ada institusi berwenang dan peraturan serta kebijakan yang
mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik.
b. Persampahan
Pengelolaan sampah di Kabupaten Malaka dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Malaka. Tapi sebagian besar sampah masih dibuang secara langsung ke halaman rumah, saluran
drainase, sungai, maupun dibakar. Untuk penanganan sampah, baru mencakup beberapa desa di
Kecamatan Malaka Tengah yang dekat dengan Ibukota Kabupaten. Dari data hasil study EHRA tahun
2015 diketahui pengelolaan sampah 100 % tidak memadai. Keberadaan pengolahan sampah di tingkat
masyarakat yang menjadi barometer dasar pengolahan didapati sebanyak 98.4% masyarakat tidak
mengolah sampah dan sisanya 1.6% mengolah sampah sendiri. Sampah yang di kelola pun hanyalah
sampah setempat (sampah dari tumbuhan hijau seperti daun untuk di jadikan pupuk).
35
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
36
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Berdasarkan Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Sampah di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Banyak golongan masyarakat yang tidak mengumpulkan sampah secara terpisah. Sampah rumah
tangga yang ada langsung dibakar di pekarangan rumah
2. Ada golongan masyarakat yang mengumpulkan samaph rumah tangganya di tempat sampah
tetapi kemudian langsung dibakar begitu saja di pekarangan rumah
3. Di beberapa sekolah sudah disediakan tempat sampah denag system terpisah antara organic dan
an organic. Tetapi tidak ada pengolahannya. Sehingga setelah terisi penuh maka sampah yang ada
kemudian di bakar di halaman sekolah.
4. Di daerah perkotaan Betun, masyarakat mengumpulkan sampah rumah tangganya di keranjang
sampah, kantung plasting atau karung bekas. Sampah – sampah tersebut kemudian dibawa ke
Tempat Penampungan Sampah (TPS) seperti bak sampah dan drum sampah. Setelah ditampung di
sana, setiap harinya sampah – sampah tersebut di angkut oleh motor sampah dan truk sampah.
Akan tetapi karena belum tersedianya Tempat Penampungan Akhir (TPA) maka sampah – sampah
yang diangkut dibuang begiotu saja di hutan.
37
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.11
Timbulan Sampah Per Kecamatan
5 Malaka Tengah 19,301 17,964 37,265 51.79 38.602 48.21 40.42 100 79.02
38
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.12
Kondisi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
Jumlah/ Kapasitas
Luas / Daya Kondisi
Jenis Prasarana / Tampung Ritasi
No Satuan Total Ket.
Sarana /hari
Terpaka
i 3 Rusak Rusak
m Baik
Ringan Berat
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1 Pengumpulan Setempat
- Gerobak unit 0 0 0 0 0 0 -
- Motor Sampah unit 2 1 3 6 0 0 -
- Kendaraan Pick Up unit 0 0 0 0 0 0 -
Tempat Penampungan
2
Sementara (TPS)
- Bak Sampah
unit 8 1 3 8 0 0 -
(beton/kayu/fiber)
- Container unit 2 6 3 2 0 0 -
- Transfer Stasiun unit 0 0 0 0 0 0 -
- SPA (Stasiun Peralihan
unit 0 0 0 0 0 0 -
Antara
3 Pengangkutan
- Dump Truck unit 2 3 2 2 0 0 -
- Arm Roll Truck unit 1 6 3 0 1 0 -
- Compactor Truck unit 0 0 0 0 0 0 -
4 Pengolahan Sampah
- Sistem 3R unit 0 0 0 0 0 0 -
- Incinerator unit 0 0 0 0 0 0 -
5 TPA/TPA Regional
- Luas Total TPA yang
Ha 0 0 0 0 0 0 -
terpakai
- Luas sel landfill Ha 0 0 0 0 0 0 -
3
- Daya Tampung TPA m /hari 0 0 0 0 0 0 -
6 Alat Berat
- Bulldozer unit 0 0 0 0 0 0 -
- Whell/truck loader unit 0 0 0 0 0 0 -
- Excavator /backhoe unit 0 0 0 0 0 0 -
- Truk Tanah unit 0 0 0 0 0 0 -
7 IPL:Sistem Kolam/Aerasi
Hasil pemeriksaan lab (BOD
dan COD):
- 0 0 0 0 0 0 -
- Efluen di Inlet
- Efluen di Outlet
Sumber :Dinas PU Tata Ruang Kabupaten Malaka Tahun 2015
39
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.13
Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan Kecamatan
Volume
Sampah
3R Yang
Terangkut ke Total
No Nama Kecamatan TPA
Wil. Wil. Wil.
Total
Perdesaan Perkotaan Perkotaan
(%) (m³) (%) (m³) (%) (m³) (%) (m³) (%) (m³)
1 Malaka Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Rinhat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Wewiku 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Weliman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Malaka Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sasita Mean 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Io Kufeu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Botin Leobele 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Malaka Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Laen Manen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kobalima 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kobalima Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber :Dinas PU Tata Ruang Kabupaten Malaka tahun 2015
Di Kabupaten Malaka belum ada institusi berwenang dan peraturan serta kebijakan yang
mengatur tentang pengelolaan sampah domestic.
40
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
41
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
c. Drainase Perkotaan
Secara umum kondisi jaringan drainase perkotaan belum cukup tersedia dengan layak, baik
pada ruas jalan utama maupun di unit lingkungan permukiman. Hasil kajian studi EHRA tahun 2015
menunjukkan bahwa 37.4% daerah di Kabupaten Malaka tergenang secara rutin. Hal ini dipengaruhi
juga oleh kondisi topografi Kabupaten Malaka yang relative datar.
Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan pada area terbangun seperti tabel dan peta
dibawah ini:
Tabel 2.14
Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan
42
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.15
Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kabupaten Malaka
1 Saluran Primer m
Desa Umakatahan
- Saluran Sekunder
m Trapesium 1,00 0,80 1.80 0 2 kali
Umakatahan (1479 m)
Bangunan Pelengkap
-Rumah Pompa unit - 0 0 0 0 -
2 Saluran Primer m
Desa wehali
-Saluran Sekunder
m Trapesium 1,00 0,80 1.80 0 2 kali
Wehali 1 (739.5 m)
-Saluran Sekunder
m Trapesium 1,6 1,30 1.80 0 2 kali
Wehali 2 (739.5 m)
Bangunan Pelengkap
-Rumah Pompa unit - 0 0 0 0 -
Kegiatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Malaka khususnya pada sektor drainase perkotaan
belum berjalan dengan baik. Banyak terjadi penyumbatan pada drainase – drainase yang ada oleh
sampah ataupun tanah dan batu. Drainase yang ada tidak dibersihkan dengan baik, sehingga tidak dapat
berfungsi maksimal. Di lokasi – lokasi tertentu, ada masyarakat yang mengalihfungsikan drainase
sebagai tempat pembuangan akhir air limbah (air cucian dan air mandi). Ini yang merupakan factor
pemicu terjadinya genangan air pada waktu hujan. Pemeliharaan terhadap drainase – drainase yang ada
pun tidak pernah dilakukan, sehingga terlihat banyak drainase yang mengalami kerusakan.
43
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
44
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
1. Data Sekunder
Penentuan area berisiko sanitasi dengan menggunakan data sekunder adalah kegiatan menilai
dan memetakan tingkat risiko sebuah area adminitrasi desa berdasarkan data yang telah tersedia di
SKPD dan tersedia di sumber data lainnya. Data sekunder yang dimaksud adalah data-data mengenai
ketersediaan sarana dan prasarana air limbah, persampahan, dan drainase serta data umum wilayah
yang meliputi populasi, luas wilayah, kepadatan penduduk, dan angka kemiskinan.
2. Penilaian SKPD
Penentuan area berisiko berdasarkan penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan,
pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja sanitasi Kota Parepare
yang mewakili SKPD terkait sanitasi dari Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan.
3. Studi EHRA
Penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan penilaian dan pemetaan
tingkat risiko berdasarkan kondisi sumber air, pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan
persampahan di tingkat rumah tangga, kondisi drainase, perilaku cuci tangan pakai sabun, higienitas
jamban, penanganan air minum, dan buang air besar sembarangan.
45
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2. 16
Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik
Wilayah Prioritas
No Area Beresiko
Kecamatan Desa
1 Resiko 4 Io Kufeu Tunabesi
2 Resiko 4 Kobalima Lakekun
3 Resiko 4 Laenmanen Tesa
4 Resiko 4 Rinhat Niti
5 Resiko 4 Weliman Ta Aba
6 Resiko 3 Kobalima Lakekun Barat
Lakekun Utara
Rainawe
7 Resiko 3 Kobalima Timur Alas Selatan
8 Resiko 3 Laenmanen Kapitan Meo
9 Resiko 3 Malaka Barat Umatoos
Fafoe
Lasaen
Motaulun
Oan Mane
Raimataus
10 Resiko 3 Malaka Tengah Wehali
Kamanasa
11 Resiko 3 Malaka Timur Numponi
Sanleo
12 Resiko 3 Rinhat Lotas
Biudukfoho
Nanin
Raisamane
Nabutaek
Muke
Naiusu
13 Resiko 3 Weliman Umalawain
Leunklot
Haitimuk
14 Resiko 3 Wewiku Weseben
46
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
47
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Dengan melihat kondisi sanitasi pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Makala, derajat
permasalahan yang ada tergolong sangat tinggi. Sebagian besar pengelolaan air limbah domestik di
Kabupaten Makala mennggunakan system on-site dan sebagian limbah buangan langsung dialirkan
tanpa pengelolaan terlebih dahulu sehingga mencemari air tanah dan sungai. Sistem kelembagaan
sanitasi masih lemah, kondisi ini menuntut peningkatan kapasitas cakupan layanan pengelolaan air
limbah, terutama dalam meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat, sehingga tatanan pengelolaan air limbah domestik dapat memenuhi. harapan. Dalam rangka
mendorong peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat maka perlu dukungan
media komunikasi dalam memberi informasi mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat di
masyarakat.
Permasalahan mendesak yang menjadi prioritas di Kabupaten Malaka pada sektor air limbah
domestik lebih kepada penyediaan sarana dan prasarana seperti sarana Air Bersih dan jumlah jamban
(Lihat Tabel 2.17 Permasalahan Mendesak Pengelolaan Air Limbah Domestik)
Tabel 2.17
Daftar Permasalahan Air Limbah DOmestik
No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-
pengolahan awal –pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta
Dokumen Perencanaan Teknis)
BABs sebesar 37,95 % (16.570 KK)
Akses terhadap jamban yang tidak layak sebesar 15.95% (6.966 KK)
Akses terhadap jamban bersama layak sebesar 39.74% (17.352 KK)
Belum mempunyai truck tinja
Kurang didukung dengan potensi air bersih
Belum memiliki MasterPlan air limbah
2. Aspek non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-
undangan, Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Belum adanya peraturan daerah menyangkut air limbah domestik
Peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah
domestic sangat kurang
Belum adanya pendanaan air limbah domestik
Kurangnya peranan media dalam kampanye, advokasi dan sosialisasi
masalah air limbah domestik
48
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
49
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
50
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.19
Permasalahan Mendesak Persampahan
No Permasalahan Mendesak
51
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Tabel 2.20.
Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan
Wilayah Prioritas
No Area Beresiko
Kecamatan Desa
1 Resiko 4 Kobalima Lakekun Barat
2 Resiko 4 Malaka Barat Umatoos
Fafoe
Sikun
Lasaen
3 Resiko 4 Malaka Tengah Wehali
Naimana
Fahiluka
Kamanasa
4 Resiko 3 Malaka Barat Rabasahain
Umalor
Loofoun
Rabasa Haerain
Motaain
5 Resiko 3 Malaka Tengah Umanenlawalu
Kletek
6 Resiko 3 Weliman Forekmodok
Leunklot
Lakulo
7 Resiko 3 Wewiku Weoe
52
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka2016
53
Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka 2016
Dengan melihat kondisi sanitasi pengelolaan drainase perkotaan di Kabupaten Makala, derajat
permasalahan yang ada tergolong sangat tinggi. Sebagian besar drainase perkotaan yang ada tidak
terpelihara dengan baik. Banyak drainase yang tersumbat karena sampah, batu dan kayu ada juga
drainase yang mengalami kerusakan tetapi tidak diperbaiki. Hal – hal seperti ini yang merupakan faktor
pemicu terjadinya genangan.
Permasalahan mendesak yang menjadi prioritas di Kabupaten Malaka pada sektor drainase
perkotaan lebih kepada sarana dan prasarana (Lihat Tabel 2.21 Permasalahan Mendesak Drainase
Perkotaan).
Tabel 2.21
Daftar Permasalahan Mendesak Drainase Perkotaan
No Permasalahan Mendesak
54