Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS

KELOMPOK A-6

Helmy Auliya Hasyim 1102015091


Ilham Syahputra 1102015095
Alya Namira 1102016019
Annisa Nabila Asmahani 1102016028
Dina Ramayanti 1102016055
Denia Anindyaswasti Rahayu 1102016048
Ichsan Maulana 1102016086
Kevin Wira Hilardi 1102016095
Juliva Syahira 1102016094
Khaira Romadhona Yuldi 1102016096

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran umum wilayah Cempaka putih


1.1.1 Geografi
Kecamatan Cempaka Putih merupakan salah satu kecamatan di ibukota
negara, yang terletak di Kota Administrasi Jakarta Pusat. Lalu lalang kendaraan, udara
panas, dan lembab, serta orang-orang yang bergegas mengejar waktu adalah
pemandangan yang sudah biasa terlihat di Kecamatan Cempaka Putih.
Kecamatan Cempaka Putih merupakan daerah yang sebagian besar
perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pemukiman penduduk. Lokasinya dekat dengan
pemerintahan kota membuat kecamatan ini menjadi tempat ideal bagi penduduk asli
maupun pendatang untuk bermukim.
Kecamatan Cempaka Putih berbatasan langsung dengan Jalan Jendral Ahmad
Yani atau berbatasan dengan Kecamatan pulo gadung di sebelah Timur; Jalan Letjend
Suprapto atau berbatasan dengan Kecamatan Kemayoran di sebelah Utara; rel kereta
api stasiun kramat, Jalan Mardani, Jalan Percetakan Negara atau berbatasan dengan
Kecamatan Johar Baru di sebelah Barat; Jalan Pramuka raya atau berbatasan dengan
Kecamatan Matraman di sebelah Selatan. Sedangkan topografi permukaan daratan
kecamatan ini relatif datar.
Gambar 1.1.1.1 Kecamatan Cempaka Putih diantara seluruh kecamatan di
Jakarta Pusat.
Gambar 1.1.1.2 Kelurahan-Kelurahan di Kecamatan Cempaka Putih.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 171


Tahun 2007, maka luas wilayah Kecamatan Cempaka Putih adalah 4,69 km2 (9,74
persen dari total luas wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat). Secara administrasi
pemerintahan, Kecamatan Cempaka Putih terdiri dari 3 Kelurahan, yaitu Kelurahan
Rawasari, Cempaka Putih Timur, dan Cempaka Putih Barat.
Kelurahan Cempaka Putih Timur merupakan kelurahan yang terluas dengan
luas wilayah 2,22 km2 atau sekitar 47 persen dari seluruh luas Kecamatan Cempaka
Putih dan kelurahan yang terkecil luasnya adalah Kelurahan Cempaka Putih Barat
dengan luas wilayah 1,22 km2 atau sekitar 26 persen dari seluruh luas wilayah
Kecamatan Cempaka Putih.

Gambar 1.1.1.3 Persentase Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih menurut


Kelurahan.
Sumber : SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 171/2007

1.1.2 Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 10
Tahun 2008, kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Walikota/Bupati melalui Sekretaris Kota
Administrasi/Kabupaten Administrasi. Sedangkan kelurahan, berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Walikota/Bupati melalui Camat.
Secara administrasi, Kecamatan Cempaka Putih terbagi menjadi 3 kelurahan.
Dan untuk mempermudah koordinasi dan pemantauan, setiap kelurahan dibagi
menjadi beberapa rukun warga (RW) dan rukun warga terbagi menjadi beberapa
rukun tetangga (RT).
Kecamatan Cempaka Putih terdiri 30 RW dan 366 RT. Pada tahun 2013,
terdapat 38.533 rumah tangga. Kelurahan Cempaka Putih Barat memiliki RT, RW dan
rumah tangga terbanyak, yaitu 13 RW, 151 RT dan 12.533 rumah tangga.
Jumlah pegawai organik pemerintah DKI Jakarta seluruh kelurahan di
Kecamatan Cempaka Putih adalah 39 orang, sedangkan jumlah TNI/Polri mencapai 3
orang.

Tabel 1.1.2.1 Jumlah RT dan RW Menurut Kelurahan di Kecamatan Cempaka


Putih, Tahun 2014.
Sumber: Laporan Kecamatan Cempaka Putih
Rumah
Kelurahan RW RT
Tangga

(1) (2) (3) (4)

Rawasari 9 109 8672

Cempaka Putih
Timur 8 106 17112

Cempaka Putih Barat 13 151 12563

Jumlah 30 366 38 347

Tabel 1.1.2.2 Jumlah Pegawai yang Bekerja di Kantor Kelurahan, Tahun 2014
Sumber: Laporan Kecamatan Cempaka Putih
Organik
Kelurahan TNI/Polri
Pemerintah DKI Jakarta
(1) (2) (3)
Rawasari 10 1
Cempaka Putih
11 1
Timur
Cempaka Putih Barat 18 1

Jumlah 39 3

1.1.3 Penduduk
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kecamatan
Cempaka Putih adalah 84.850 orang, yang terdiri atas 43.616 laki-laki atau sekitar
51,40 persen dari seluruh jumlah penduduk kecamatan Cempaka Putih dan 41.234
perempuan atau sekitar 48,60 persen dari seluruh jumlah penduduk kecamatan
Cempaka Putih. Dari hasil SP2010 tersebut terlihat bahwa penduduk Kecamatan
Cempaka Putih paling banyak tinggal di Kelurahan Cempaka Putih Barat yakni
sebanyak 37.234 orang, kemudian diikuti oleh Kelurahan Cempaka Putih Timur
sebanyak 23.822 orang. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kelurahan
Rawasari yaitu sebanyak 23.794 orang.
Jika dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk 2000, Kecamatan Cempaka
Putih mengalami kenaikan jumlah penduduk sebesar 0,31 persen per tahun. Fenomena
kenaikan jumlah penduduk tersebut tidak terjadi di seluruh kelurahan, hanya
Kelurahan Cempaka Putih Timur yang mengalami penurunan.
Dengan luas wilayah 4,69 Km2, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Kecamatan Cempaka Putih pada tahun 2014 adalah 19.626 orang per Km 2. Kelurahan
Cempaka Putih Timur memiliki jumlah kepadatan penduduk yang tertinggi yaitu
21.900 orang per Km2. Kelurahan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah
adalah Kelurahan Cempaka Putih Barat, yaitu 17.927 orang per Km2

Tabel 1.1.3.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Putih Menurut


Kelurahan, Tahun 2000 dan 2010.
Sumber: Sensus Penduduk 2000, dan 2010 BPS Jakarta Pusat
Kecamatan 2000 2010
(1) (2) (3)
Rawasari 21 882 23 794
Cempaka Putih Timur 24 996 23 822
Cempaka Putih Barat 35 346 37 234
Jumlah 82 224 84 850

Tabel 1.1.3.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di


Cempaka Putih, Tahun 2014.
Sumber: BPS Kota Adm. Jakarta Pusat
Luas Jumlah Kepadatan
Kecamatan
(Km2) Penduduk (Orang/Km2)
(1) (2) (3)
Rawasari 1,22 24 874 20 389
Cempaka Putih Timur 1,25 27 375 21 900
Cempaka Putih Barat 2,22 39 799 17 927
Jumlah 4,69 19 626 92 048
Dilihat dari komposisi penduduk antara laki-laki dan perempuan terlihat
bahwa di Kecamatan Cempaka Putih lebih banyak penduduk laki-laki dibandingkan
perempuan dengan sex ratio 100,58.
Secara agregat, laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Cempaka Putih per
tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,31 persen.
Laju pertumbuhan penduduk tersebut berbanding terbalik dengan periode satu dekade
sebelumnya (1990-2000) yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu sebesar -1,17
persen. Laju partumbuhan penduduk Kelurahan Rawasari adalah tertinggi
dibandingkan kelurahan lainnya di Kecamatan Cempaka Putih yaitu sebesar 0,84
persen. Di sisi lain laju pertumbuhan penduduk yang terendah di Kelurahan Cempaka
Putih Timur yaitu sebesar -0,48 persen.

Tabel 1.1.3.3 Sex Ratio dan Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Putih
menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin, Tahun 2014.

Sumber: Laporan Kecamatan Cempaka Putih


Laki-
Kecamatan Perempuan Sex Ratio
laki
(1) (2) (3) (4)
Rawasari 12 409 12 465 99,55
Cempaka Putih Timur 13 669 14 706 99,73
Cempaka Putih Barat 20 080 19 719 101,83

Jumlah 46 158 45 890 100,58

Tabel 1.1.3.4 Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Cempaka Putih Menurut


Kelurahan dan Sensus Penduduk.
Sumber: Laporan Kecamatan Cempaka Putih
Kecamatan 1990-2000 2000-2010
(1) (2) (3)
Rawasari -1,16 0,84
Cempaka Putih Timur -1,42 -0,48
Cempaka Putih Barat -0,75 0,52
Jumlah/ Total -1,17 0,31

Jakarta merupakan magnet bagi penduduk dari daerah lain. Sehingga tidak
heran jika setiap tahunnya selalu saja banyak orang yang datang ke Jakarta untuk
mengadu nasib baik mereka yang memiliki keterampilan maupun tidak.
Kedatangan penduduk ini tentu saja mempengaruhi perkembangan jumlah
penduduk suatu wilayah, termasuk Kecamatan Cempaka Putih. Pada tahun 2014
kedatangan penduduk ke dalam Kecamatan Cempaka Putih tercatat sebanyak 1.118
orang. Sedangkan penduduk yang pindah meninggalkan Kecamatan Cempaka Putih
pada tahun 2014 tercatat sebanyak 1.584 orang.
Gambar 1.1.3.1 Kedatangan dan Kepindahan Penduduk di Kecamatan Cempaka
Putih, 2014.

Gambar 1.1.3.2 Kelahiran dan Kematian Penduduk di Kecamatan Cempaka


Putih, 2014.
Tabel 1.1.3.5 Jumlah Penduduk Yang Lahir, Mati, Datang dan Pindah.
Sumber: Laporan Kecamatan Cempaka Putih
Lahi Mat
Kelurahan Datang Pindah
r i
(1) (2) (3) (4) (5)
Rawasari 346 166 548 674
Cempaka Putih
26 8 41 80
Timur
Cempaka Putih
509 267 529 259
Barat
Jumlah 681 441 1118 1584

1.1.4 Pendidikan
Untuk mendukung pembangunan sumber daya manusia diperlukan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai dan mencukupi. Pada tahun 2014 terdapat 30
Sekolah Dasar Negeri (SDN), 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 3 Sekolah
Menengah Atas (SMA), dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sedangkan untuk sekolah swasta ada 28 Taman Kanak-kanak (TK), 10
Sekolah Dasar (SD), 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 10 Sekolah Menengah
Atas (SMA), 5 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan 8 Perguruan Tinggi Swasta
(PTS) atau Akademi.
Tabel 1.1.4.1 Jumlah Sekolah Negeri Menurut Kelurahan, Tahun 2014.
Sumber: Kantor Kelurahan se-Kecamatan Cempaka Putih.
Kelurahan SD SMP SMA SMK
(1) (2) (3) (4) (5)
Rawasari 7 1 - 1
Cempaka Putih Timur 6 - 3 -
Cempaka Putih Barat 17 1 - -
Jumlah 30 2 3 1

Tabel 1.1.4.2 Jumlah Sekolah Swasta Menurut Kelurahan, 2014.


Sumber: Kantor Kelurahan se-Kecamatan Cempaka Putih.
Keluraha T S SM SM SM Akademi/P
n K D P A K T
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Rawasari 8 2 2 2 1 1
Cempaka Putih
8 6 4 - 2 5
Timur
Cempaka Putih
12 2 3 1 4 4
Barat
Jumlah 28 10 9 3 7 10

1.1.5 Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, untuk itu
ketersediaan sarana kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi penduduk, Pada tahun 2014 di
Kecamatan Cempaka Putih tersedia 3 Rumah Sakit Umum, 5 Rumah Sakit
Bersalin/Rumah Bersalin, 4 Puskesmas, dan 104 tempat Praktek Dokter.
Tahun 2014 Kecamatan Cempaka Putih memiliki tenaga kesehatan yang
terdiri dari 10 orang Dokter pria, 7 Dokter wanita, 14 Dokter Gigi, 9 orang Bidan, dan
10 orang Mantri kesehatan.
Gambar 1.1.5.1 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Cempaka Putih
Tabel 1.1.5.1 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kelurahan, Tahun 2014
Sumber: Kantor Kelurahan se-Kecamatan Cempaka Putih.

Keluraha Rumah Rumah Poliklini Tempat


Puskesmas
n Sakit Bersalin k Praktek Dokter

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Rawasari 1 2 1 15 19
Cempaka Putih
2 1 1 6 61
Timur
Cempaka Putih
- 2 2 - 24
Barat
Jumlah 3 5 4 21 104

Kesehatan merupakan sumber kekuatan dari sebuah kaum (penduduk) yang


ada, dimana kita pernah dengar semboyan”Didalam tubuh yang sehat tercipta badan
(kaum) yang kuat”. Kalau kita perhatikan jumlah tenaga kesehatan diwilayah
kecamatan Cempaka Putih masih belum merata dimana kelurahan Rawasari
merupakan kelurahan yang paling sedikit jumlah tenaga kesehatannya, yaitu hanya 9
orang yang terdiri dari 3 dokter umum, 3 dokter gigi dan 3 bidan. Jika dibandingkan
dengan kelurahan lainnya.

Gambar 1.1.5.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kecamatan Cempaka Putih

Tabel 1.1.5.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kelurahan, Tahun 2014.


Sumber: Kantor Kelurahan se-Kecamatan Cempaka Putih.
Keluraha Dokte Dokte Dokte Bida Mantr
n r Pria r Wanita r Gigi n i Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Rawasari 2 1 3 3 -
Cempaka Putih
3 3 6 3 9
Timur
Cempaka Putih
5 3 5 3 1
Barat
Jumlah 10 7 14 9 10

1.2 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi


Universitas YARSI ialah universitas Islam yang berlokasi di Jalan Letjen
Suprapto RT 10/RW 5 Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 10410. Yarsi sendiri beridiri sejak tahun 1967. Visi
misi dan tujuan yarsi yaitu:
1.2.1 Visi
Terwujudnya Fakultas Kedokteran Islam yang bermutu, terpandang,
berwibawa, dan mampu berkompetisi di forum nasional dan internasional di tahun
2020.
1.2.2 Misi
Berdasarkan visi yang sudah ditetapkan, maka Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi mempunyai misi sebagai berikut:
1. Terwujudnya pendidikan kedokteran yang bermutu yang diakreditasi baik
secara nasional maupun internasional dan menghasilkan dokter muslim
yang bermutu dan mengamalkan profesinya sesuai dengan Islam.
2. Mengembangkan pendidikan kedokteran lanjutan di bidang biomedik.
3. Mengembangkan pendidikan kedokteran terpadu yang menekankan pada
belajar berdasarkan masalah (problem based learning).
4. Melaksanakan kajian dan penelitian yang bermutu, sehingga menghasilkan
pengetahuan dan teknologi baru yang bermanfaat bagi kemanusiaan sesuai
dengan Islam.
5. Melaksanakan berbagai bentuk pengabdian kepada masyarakat sehingga
mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sesuai dengan Islam.
1.2.3 Tujuan
Tujuan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI mencakup 3 aspek yaitu
program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
1.2.4 Program Pendidikan
Program pendidikan pada Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi merupakan
pendidikan akademik profesional yang bertujuan menghasilkan dokter muslim
melalui proses belajar mengajar dengan menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga
mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk dapat menguasai
pengetahuan dan keterampilan kedokteran/kesehatan dengan baik dan mengamalkan
pengetahuan dan keterampilannya tersebut sesuai dengan Islam, yaitu:
1. Mendiagnosis dan mengelola penyakit-penyakit yang banyak terdapat
dalam masyarakat, mengenal dan melakukan tindakan pertama pada
penyakit-penyakit berat dan jarang,termasuk aspek fisik, jiwa, sosial dan
spiritual.
2. Mendiagnosis dan melakukan tindakan pertama pada keadaan darurat yang
sering terjadi,baik untuk perorangan maupun untuk masyarakat.
3. Mengenal masalah kesehatan secara keseluruhan dan memperagakan
keterampilan mengolah dan menyajikan data yang menunjukkan problema
kesehatan, untuk selanjutnya memecahkan dan mengelolanya mulai dari
lingkup individu hingga lingkup keluarga, masyarakat, dan kependudukan
secara menyeluruh.
4. Memeragakan kemampuan untuk mengelola pusat-pusat kesehatan dalam
berbagai tingkat dan lingkungan serta berkerja secara efektif dan efisien
dalam kelompok kerja kesehatan baik dalam pendidikan, penelitian,
maupun pelayanan sesuai dengan fasilitas yang tersedia.
5. Mengenal, merumuskan, dan menyusun prioritas masalah-masalah
kesehatan masyarakat sekarang dan yang akan datang. Memahami dan
mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar pendidikan kesehatan, dalam
upaya membantu dan memimpin perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program-program kesehatan dan taraf peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan dan rehabilitasi, sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
6. Memeragakan kesadaran dan kepekaan terhadap nilai-nilai sosial,
keagamaan, adat istiadat, dan kebudayaan setempat yang dapat
mempengaruhi keadaan sehat dan sakit.
7. Memeragakan keterampilan dan kemampuan sebagai seorang yang
menghayati profesinya, mengenal kekurangannya, serta mempunyai
kemampuan dan minat untuk menambah pengetahuan, dan
mengembangkan kepribadiannya demi kemajuan profesinya.
8. Memperagakan penghayatan kode etik kedokteran Indonesia dan kode etik
kedokteran Islam, diantaranya dengan ciri-ciri mempunyai tanggung jawab
dan berfungsi sebagai anggota kelompok kerja yang efektif dan efisien dan
merawat penderita tanpa diskriminasi sesuai dengan Islam.
9. Memanfaatkan sebaik-baiknya sumber dan tenaga lainnya dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat.
10. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif dan bersikap
terbuka, dapat menerima perubahan dan berorientasi ke masa depan serta
mendidik dan mengajak masyarakat ke arah sikap yang sama.
1.2.5 Program Penelitian
Tujuan dari program ini adalah:
1. Meningkatnya partisipasi dosen dalam penelitian dan publikasi dengan
memberikan informasi dana-dana penelitian yang tersedia baik lokal/luar.
2. Terjalinnya kerjasama dengan lembaga penelitian
pemerintah/swasta,maupun internasional.
3. Terakreditasinya jurnal ilmiah kedokteran YARSI, dan Majalah Ilmiah
Pharmamedika oleh DIKTI.
4. Tersedianya laboratorium terpadu dengan peralatan yang memadai untuk
kegiatan penelitian.
1.2.6 Program Pengabdian Masyarakat.
Tujuan program ini adalah:
1. Peningkatan kerjasama antara mahasiswa, staf pengajar, alumni, dan
masyarakat.
2. Implementasi pengembangan profesionalisme medis mahasiswa pra
koass melalui kegiatan baksos.
3. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam bidang perekonomian
dan kesehatan, melalui kegiatan Yarsi Village Empowering Centre.
4. Menurunnya angka kebutaan karena katarak melalui program Yasrsi
Save Vision.
5. Meningkatnya peran serta civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi dalam penanggulangan bencana melalui program
YARSI Relief Agency (YARA).
6. Menurunnya angka kejadian penyakit TB Paru melalui program
YARSI TB Care.
Jumlah fakultas yang terdapat pada Universitas Yarsi yaitu terdiri dari 5
fakultas, salah satu nya Fakultas Kedokteran Umum dengan jumlah mahasiswa yang
aktif yaitu sekitar 800 orang. Sistem pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi dilaksanakan dalam bentuk kegiatan perkuliahan, diskusi, tutorial,
praktikum dan skills lab (keterampilan klinik), dengan sistem Problem Based
Learning (PBL). Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pendidikan dilaksanakan oleh
Pusat Pendidikan Kedokteran (P2K).
Untuk mencapai tujuan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas
Yarsi sesuai dengan Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Standar Kompetensi
Dokter Indonesia serta visi dan misi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi maka
disusun pokok-pokok kebijakan pendidikan dokter sebagai berikut:
1. Kurikulum disusun dengan mengacu kepada Standar Kompetensi
Dokter dan Standar Global Pendidikan Dokter (Global Standard for Basic Medical
Education).
2. Kurikulum Berbasis Kompetensi bagi Dokter Layanan Primer yang
terintegrasi horizontal dan vertikal antara Ilmu Biomedik, Ilmu Kedokteran Klinik,
dan Ilmu Kedokteran Komunitas.
3. Pelaksanaan Kurikulum mengutamakan metode pembelajaran aktif
self-directed learning dan long-life learning.
4. Kurikulum fakultas secara menyeluruh di evaluasi setiap 5 tahun serta
di evaluasi periodik setiap tahunnya terhadap pelaksanaan kurikulum.

1.3 Gambaran umum Komunitas Satpam RS YARSI


Dalam kunjungan lapangan ini, kelompok PBL A-6 mengunjungi salah satu
komunitas di YARSI, yaitu Satpam RS YARSI. RS YARSI beralamatkan di Jl.
Letjend Suprapto No.Kav 13, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Kec. Cemp. Putih,
Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10510. Menurut pengertiannya,
Satuan Pengamanan yang disingkat Satpam adalah satuan atau kelompok petugas
yang dibentuk oleh instansi/badan usaha untuk melaksanakan pengamanan dalam
rangka menyelenggarakan keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya

1.4 Gambaran Profil Komunitas Satpam RS YARSI


1.4.1 Satpam RS YARSI Saudara Isrul Sabani
Identitas Responden
Nama Responden : Isrul Sabani
Umur Responden : 30 tahun
Tanggal Lahir : 04/07/1988
Suku : Lampung
Alamat : Sumur Batu
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Telepon :-
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Satpam RS YARSI
Riwayat Penyakit : Tidak ada
Bapak Isrul Sabani bekerja sebagai anggota satpam di Rumah Sakit
Universitas YARSI dengan durasi kerja selama 12 jam setiap kerjanya. Ia
bekerja nulai pukul 08.00 hingga pukul 20.00. Bapak Isrul baru 8 bulan
bekerja menjadi satpam di Rumah Sakit Universitas YARSI. Ia bekerja dari
hari Senin sampai hari Jum’at. Saat ini, Pak Isrul menjaga di Kampus
Unversitas YARSI tapi paling sering menjaga di Gerbang hijau belakang RS
Universtas YARSI. Sebelum bekerja di Rumah Sakit Universitas YARSI ia
pernah bekerja sebagai costumer service di Lampung selama 4 tahun. Pola
dan siklus pekerjaannya terdapat pergantian shift, yaitu shift pagi pukul
08.00-20.00 dan shift malam pikul 20.00-08.00 dan begilir setiap harinya.
Bapak Isrul tidak merasa berat pada beban pekerjaannya selama ini. Kegiatan
yang dilakukan waktu bekerja yaitu pengecekan pekerja proyek dan
pemantuan area. Selama bekerja, ia lebih sering melakukan pekerjaannya
sembari duduk dengan durasi 1 jam sampai 1 jam setengah, apabila ia mersa
pegal biasanya ia akan berdiri. Namun, ia tidak mengetahui bagaimana posisi
duduk yang baik dan benar sehingga ia mersakan sedikit pegal pada
pinggangnya bila duduk terlalu lama. Selama bekerja sebagai satpam, ia tidak
memiliki keluhan berat mengenai kesehatannya. Bapak Isrul memiliki waktu
istirahat pada pukul 12.00-13.00.
Setiap hari Pak Isrul makan 3 kali sehari, sarapan pada pukul 07.00-
08.00, makan siang pada pukul 12.30 , makan malam pada pukul 20,00, jarak
dari makan terakhir ke waktu tidurnya sekitar 2-3 jam. Pak Isrul memiliki
pola makan yang teratur dan mengetahui frekuensi makan yang benar.
Makanan yang dikonsumsi setiap harinya yaitu nasi padang, nasi warteg dan
ia juga mongosumsi sayur dan buah. Pak Isrul terkadang juga mengkonsumsi
snack yaitu roti. Pak Isrul mengetahui apa yang dimaksud dengan makanan
cepat saji tapi ia jarang mengkonsumsi makanan cepat saji.
Untuk pola tidur, Pak Isrul biasa tidur sekita pukul 10-11 malam, dia
tidak mengetahui waktu dan durasi tidur yang baik karena ia merasa belum
mendapatkan kualitas tidur yang baik dan suka kurang tidur karena jaga
malam. Pak Isrul tidak memiliki gangguan terbangun pada malam hari dan
juga tidak mengalami mimpi buruk . Ia juga tidak sering bangun pada malam
hari untuk buang air kecil. Sebagai satpam, ia juga pernah tidak tidur dalam
sehari karena bertugas menjaga malam, namun itu dialaminya dalam 4 hari
dan di ganti tidur dengan durasi 1-2 jam. Pak Isrul merasa bahwa jika pola
tidurnya terganggu akan mempengaruhi semangat dan stamina untuk
menjalani rutinitas. Ia juga selalu berusaha untuk menjaga pola tidur agar
lebih baik.
Pola olahraga Pak Isrul cukup rutin, setiap seminggu sekali pada siang
hari ia melakukan lari sekitar 1 jam pada pukul 13.00-14.00. Walaupun ia
sudah bekerja menjadi satpam di Rumah Sakit Universitas YARSI dengan
durasi kerja yang lama, ia merasa bahwa belum cukup melakukan olahraga.
Pak Isrul tidak mengetahui pola olahraga yang baik namun ia menganggap
bahwa olahraga itu penting bagi kesehatan. Selama melakukan olahraga, Pak
Isrul tidak pernah merasakan keluhan yang bersangkutan dengan
kesehatannya.
Bapak Isrul juga mengonsumsi kopi dan meminumnya 2 sachet perhari
pada waktu pagi dan siang. Pak Isrul juga tidak mengalami keluhan mengenai
kesehatannya setelah minum kopi. Pak Isrul tidak memilki kebiasaan
merokok.
Kondisi rumah dan lingkungan dari Pak Isrul terholong baik dan nyaman
karena terdapat ventilasi yang baik, pencahayaan baik akan tetapi lingkungan
disekitar rumahnya padat. Sistem pembuangan dan limbahnya ada karena ada
petugas sampah yang mengambil. Pak Isrul merasa kebutuhan rumahnya
belum tercukupi. Pak Isrul jarang memeriksakan kesehatannya di puskesmas
maupun Rumah Sakit tapi jika ia tidak enak badan, ia selalu dikerok dan
minum vitamin hemaviton.
Masalah medis : Pegal akibat durasi duduk yang cukup lama
Masalah non medis : pengetahuan tentang pola duduk
1.4.2. Satpam RS YARSI Saudara Jahid
Identitas Responden

Nama : Jahid Nuryadin


Umur : 23 Tahun
TTL : Lampung, 17 Maret 1996
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Sumur Batu
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMK
Status pernikahan : Belum menikah
Suku : Lampung
Pak Jahid makan 3x sehari, makan pagi pada pukul 06.00, makan siang pada
pukul 12.00 atau paling lambat pukul 13.00, dan makan malam dilaksanakan pada
pukul 19.00. Pak jahid mengetahui jam makan yang baik dan benar yaitu makan pagi
pukul 06.00-07.00, makan siang pada pukul 12.00 dan makan malam pada pukul
19.00-20.00 dan termasuk melaksanakannya. Untuk makanannya sendiri nora
mengaku selalu membeli makanan dari warteg atau restoran padang untuk konsumsi
makan pagi, makan siang maupun malamnya.

Makanan yang biasa dikonsumsi pak Jahid adalah daging, ayam, nasi, sayur,
dan kadang ikan. Pak Jahid mengetahui asupan makan yang sehat yaitu makanan
yang mengandung karbohidrat (nasi), protein (daging, ikan, telur, tahu tempe, dan
lainnya), mineral (sayur), vitamin (buah), dan minum susu. Namun beliau kurang
memperhatikan kebersihan dari makanan yang di belinya, meskipun begitu, beliau
tetap mencuci tangannya sebelum mengkonsumsi makanan tersebut. Pak jahid hanya
mengkonsumsi minuman air mineral setiap harinya 1,5 liter, beliau tidak minum kopi
dan tidak meerokok.

Sehari – hari, pak Jahid mandi dua kali. Beliau selalu membuang sampah pada
tempatnya dan memiliki satu tempat sampah dikamar kosannya, dan sampah tersebut
diambil secara kolektif oleh penjaga kosan. Beliau bekerja menjadi satpam selama 12
jam dengan diberikan 2 hari libur setiap minggunya. Dengan jadwal beliau yang
padat, ia sekarang tidak pernah berolahraga secara rutin, padahal, dulu saat SMK
beliau senang bermain voli. Beliau mengetahui bahwa olahraga yang rutin itu penting
untuk kesehatan, namun beliau masih tidak melaksanakan olahraga dengan rutin.
Beliau memiliki pendapatan sebesar Rp. 4.200.000,00 tiap bulannya. Kebutuhan
sehari – hari beliau tercukupi.
Pak jahid dalam mengatur pola tidurnya sangat sulit, karena tidak memiliki
waktu/jam yang pas untuk bisa istirahat/tidur, dan durasi bisa tidur hanya 5 jam tapi
tergantung pada keadaan. Namun, nora tahu betul kalau waktu tidur yang baik adalah
pada pukul 22.00 dengan durasi 8 jam.

Kamar kosan pak Jahid berpenghuni dua orang dan memiliki ventilasi yang baik
sehingga beliau hanya menggunakan kipas angin, namun penduduk disekitar kamar
kos beliau cukup padat.

Masalah Medis: Tidak ada.

Masalah Non Medis: Kebiasaan olahraga

1.4.3 Satpam RS YARSI Saudara Karim

Identitas Responden
Nama : Karim
Umur : 39 tahun
Tanggal Lahir : 12-08-1980
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Bekasi, Cikarang
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMK
Status pernikahan : Sudah Menikah
Suku : Sunda

Pak Karim sudah bekerja 1,5 tahun terakhir di RS.YARSI sebagai satpam, ia
sudah berkeluarga.Biasanya dia bekerja 12 jam sehari. Pak Karim bekerja dengan
sistem rolling dan selama bekerja di RS.YARSI, bekerja di lantai 1, 2, 3, parkiran, dan
UGD . Terdapat pergantian shift selama bekerja dan pergantian shift sering tidak
menentu. Menurut Pak Karim, ia lebih sering duduk saat bekerja untuk memantau
daerah pengawasannya dan menyebabkan badannya sering pegal serta terlalu lama
duduk juga membuat punggung/pinggang pak Karim sakit.
Biasanya pak Karim bekerja di bagian UGD RS.YARSI. Pekerjaan pak
Karim biasanya hanya duduk atau berdiri memantau keadaan dan keamanan, serta
membantu para pengunjung dalam hal informasi. Pak Karim untuk sekarang ini hanya
bekerja sebagai satpam di RS.YARSI dan tidak memiliki pekerjaan lain. Setiap hari ia
biasanya makan 3 kali sehari dan untuk makan pak Karim biasa membeli makanan di
warung-warung yang berada dibelakang RS.YARSI. Ia jarang mengkonsumsi
makanan cepat saji. Makanan yang biasa di konsumsi pak Karim adalah
nasi,sayur,tahu,tempe,daging, ikan dan lain-lain, walaupun konsumsi makanan pak
Karim terbilang sehat akan tetapi pak Karim kadang mengeluhkan badannya pegal-
pegal dan punggungnya sering terasa sakit karena duduk/berdiri yang terlalu lama.
Kesehatan yang baik akan didapat bila memakan makanan yang begizi serta
berolahraga secara teratur serta tidur yang cukup. Saat saya bertanya apakah pak
Karim suka berolahraga, dia menjawab “paling main futsal sekali atau dua kali
seminggu, itu juga cuman sebentar” dan saat saya bertanya kapan terakhir berolahraga
ternyata sudah 5 tahun belakangan ini ternyata pak Karim tidak pernah melalukan
olahraga sama sekali, dulu ketika SMK dia suka bermain futsal dengan teman-
temannya tetapi semenjak lulus SMK mereka semakin jarang bermain dan lama-lama
sudah tidak pernah kagi. Dia tau manfaat dari olahraga dan mempunyai cukup waktu
untuk berolahraga tetapi dia malas untuk melakukannya. Sepulang kerja dia lebih
suka menghabiskan waktu untuk bersantai dirumah, dia biasa minum kopi 4 - 7 gelas
sehari dan itu membuatnya sulit untuk memulai tidur sehingga dalam sehari pak
Karim hanya bisa tidur 5 – 6 jam. Disaat malam hari pak Karim tidur kadang larut dan
bangun tetap awal. Terkadang dia pergi bekerja dalam keadaan yang masih
mengantuk karna kekurangan tidur. Pak Karim tidak menyangka minum kopi yang
berlebihan akan membuatnya sulit untuk tidur. Pak Karim merokok sejak SMK dan
sekarang menghabiskan sekitar setengah bungkus per hari . Pak Karim tahu dampak
buruk akan merokok tetapi dia berkata jika saat ini merokok tidak berdampak apa-apa
di kehidupan sehari-harinya, beliau tidak pernah merasakan sesak nafas atau penyakit-
penyakit berat lainnya, hanya saja sulit baginya untuk memulai aktifitas fisik seperti
olahraga karna dia berkata badan yang terasa berat dan mudah lelah.
Masalah Medis: pegal-pegal, sakit pinggang/punggung, susah tidur
Masalah Non Medis: pola olahraga, pola tidur, kebiasaan merokok dan
kebiasaan minum kopi berlebihan
1.4.4 Satpam RS YARSI Saudara Sultan
Identitas Responden
Nama Responden : Sultan Maulana
Umur Responden : 27 tahun
Tanggal Lahir : 10 Juni 1991
Suku : Sunda
Alamat : Cikarang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : SMK
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Security RS YARSI
Jam Kerja : 08.00-20.00 WIB / 20.00-08.00 WIB
Riwayat merokok : Merokok
Riwayat Penyakit : Tidak ada

Saudara Sultan merupakan seorang Security di Rumah Sakit YARSI asal


Bandung. Ia sudah bekerja sebagai Security di Rumah Sakit YARSI selama kurang
lebih satu setengah tahun, sebelumnya Ia bekerja di sebuah lembaga TKI/TKW
sebagai guru di tempat tersebut. Saudara Sultan ditugaskan di bagian ruang CCTV RS
YARSI. Pekerjaan yang biasa dilakukannya adalah memantau dan mengawasi segala
aktivitas yang terjadi di tiap-tiap area yang terjangkau oleh kamera CCTV. Saudara
Sultan bekerja selama 12 jam dalam satu hari dengan 1 jam waktu istirahat dan setiap
minggunya diberi 2 hari waktu libur. Selama bekerja sebagai security, saudari sultan
sering mengeluhkan gangguan kesehatan bila bekerja terlalu berlebihan seperti lebih
mudah lelah, radang, mata merah, kering dan perih serta sakit pinggang. Pekerjaan
memantau CCTV mengharuskan saudara Sultan untuk selalu menatap layar komputer
serta duduk yang terlalu lama sehingga menyebabkan keluhan di atas. Keluhan radang
mata merah, kering dan perih, juga sakit pinggang yang dialami ini dikarenakan setiap
bekerja, saudara Sultan harus melihat layar komputer dan duduk selama kurang lebih
11 jam dalam sehari di ruangan yang ber AC. Saudara Sultan hanya berdiri jika sudah
mulai timbul keluhan-keluhan tersebut atau pada jam istirahat. Menurut saudara
Sultan, posisi duduk yang baik adalah ketika kita nyaman dengan posisi duduk kita.
Dalam sehari, saudara Sultan mengkonsumsi makanan sebanyak 3 kali pada
jam 06.00, 12.00 dan 21.00 WIB. Makanan yang selalu Ia sertakan adalah nasi dan
sayuran, terkadang daging yang disediakan di rumahnya. Dalam satu minggu Ia selalu
mengkonsumsi sarapan dan makan siang, namun jarang mengkonsumsi makan malam
dikarenakan tidak adanya waktu untuk makan malam karena jam pulang bekerja yang
malam dan jarak dari tempat kerja ke tempat tinggal yang jauh. Karena Setiap bekerja
saudara Sultan selalu pulang malam, Ia merasa jika ia terlambat untuk tidur akan
mengganggu aktivitasnya di hari berikutnya sehingga Ia lebih memilih untuk
langsung tidur disbanding mengkonsumsi makan malam. Selain itu, sultan gemar
untuk memakan makanan ringan di waktu senggang atau ketika Ia sedang berjaga.
Saudara Sultan sudah sangat paham denagn apa yang dimaksud pola tidur
yang baik. Ia mengetahui bahwa pola tidur yang baik yaitu selama 8 jam oleh karena
itu, ia terbiasa untuk tidur pada pukul 10 malam dan terbangun kembali pada pukul
05.00 pagi. Menurutnya, memiliki pola konsumsi tidur yang cukup dapat
membuatnya semangat dan selalu sehat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sebaliknya, ia pun mengetahui risiko bila pola tidur yang kurang dan tidak teratur
dapat menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Ia merasa jika Ia kurang tidur
akan menyebabkan keesokan harinya merasa lesu dan tidak bersemangat. Tetapi, Ia
sering mengalami mimpi buruk dan sering terbangun pada malam hari karena mimipi
tersebut. Ia tidak pernah tidur siang sehingga ia tidak pernah mengalami kesulitan
tidur pada malam harinya.
Saudara Sultan tidak pernah melakukan olahraga, karena ia merasa tidak
memiliki waktu dan ia lebih memilih mengahabiskan hari liburnya untuk pulang ke
kampung halamannya. Namun walau saudara Sultan hampir tidak pernah berolahraga,
Ia sangat mengetahui seberapa pentingnya berolahraga.
Masalah Medis: Mudah lelah, radang, mata merah, kering dan perih dan sakit
pinggang.
Masalah Non Medis: Jarang berolahraga dan kurang pengetahuan akan pentingnya
posisi duduk yang benar

1.4.5 Satpam RS YARSI Saudara Yogi


Identitas Responden
Nama : M Yogi Hermansyah
Umur : 29 tahun
Tanggal Lahir : 25-03-1990
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Kayu Besar
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Status pernikahan : Belum Menikah
Suku : Betawi

Mas Yogi sudah bekerja 2tahun terakhir di RS.YARSI sebagai satpam, ia


belum berkeluarga. Mas Yogi anak ke tiga dari lima bersaudara. Biasanya dia bekerja
12 jam sehari. Mas Yogi sudah 2tahun terakhir bekerja di RS.YARSI, dia bekerja
dengan sistem rolling dan selama bekerja di RS.YARSI, Yogisudah pernah bekerja di
lantai 1, 2, 3, parkiran, dan UGD . Terdapat pergantian shift selama bekerja dan
pergantian shift sering tidak menentu. Menurut Yogi selama bekerja dia merasa kalau
bekerja di parkiran terasa lebih melelahkan karena disana merupakan tempat yang
panas dan ramai sehingga aktivitas yang dilakukan untuk memantau sekitar lebih
banyak, dan menyebabkan tubuhnya pegal-pegal, akan tetapi jika duduk terlalu sama
juga membuat pinggang/punggung mas Yogi sakit sehingga kadang-kadang dia suka
berdiri untuk meregangkan badannya.
Belakangan ini dia bekerja di bagian loby utama RS.YARSI. Pekerjaan mas
Yogi biasanya hanya duduk/berdiri memantau keadaan dan keamanan rumahsakit,
serta sesekali membantu para pengunjung rumah sakit untuk mengetahui tujuan
mereka. Mas Yogi untuk sekarang ini hanya bekerja sebagai satpam di RS.YARSI
dan tidak memiliki pekerjaan lain. Setiap hari ia biasanya makan 3 kali sehari dengan
rutin dan biasanya untuk sarapan dia biasa membawanya dari rumah dan untuk makan
siang hingga malam hari mas Yogi biasa membeli makanan di warung-warung yang
berada dibelakang RS.YARSI. Ia jarang mengkonsumsi snack, junkfood, atau
semacamnya. Makanan yang biasa di konsumsi mas yudha adalah
nasi,sayur,tahu,tempe, dan lain-lain, walaupun konsumsi makanan mas Yogi terbilang
sehat akan tetapi mas Yogi sering mengeluhkan badannya pegal-pegal dan
punggungnya sering terasa sakit karena duduk/berdiri yang terlalu lama.
Kesehatan yang baik akan didapat bila memakan makanan yang begizi serta
berolahraga secara teratur serta tidur yang cukup. Saat saya bertanya apakah mas
Yogi suka berolahraga, dia menjawab “suka sih tapi tidak pernah olahraga” dan saat
saya bertanya kapan terakhir berolahraga ternyata sudah 2tahun belakangan ini
ternyata mas Yogi tidak pernah melalukan olahraga sama sekali, dulu ketika SMA dia
suka bermain futsal dengan teman-temannya tetapi semenjak lulus SMA mereka
semakin jarang bermian dan lama-lama sudah tidak pernah kagi. Dia berkata jika
sebenarnya dia tau manfaat dari olahraga dan mempunyai cukup waktu untuk
berolahraga tetapi dia malas untuk melakukannya. Sepulang kerja dia lebih suka
menghabiskan waktu untuk menonton TV dirumahnya atau duduk dengan pemuda
sekitar untuk ngopi, dia biasa minum kopi 5-10gelas sehari dan itu membuatnya sulit
untuk memulai tidur sehingga dalam sehari mas yogi hanya bisa tidur 4-6jam. Disaat
malam hari mas yogi tidur dengan pulas tetapi susah untuk bangun dipagi hari.
Terkadang dia pergi bekerja dalam keadaan yang masih mengantuk karna kekurangan
tidur. Mas yogi tidak menyangka minum kopi yang berlebihan akan membuatnya sulit
untuk tidur. Mas Yogi mempunyai riwayat merokok, dia merokok satu bungkus
perhari sejak remaja ketika masih berada di bangku SMP hingga saat ini, ia biasanya
merokok pada waktu sehabis makan, pada jam istirahat kerja, saat menonton TV dan
saat duduk dengan teman-temannya. Mas Yogi tahu dampak buruk akan merokok
tetapi dia berkata jika saat ini merokok tidak berdampak apa-apa di kehidupan sehari-
harinya, beliau tidak pernah merasakan sesak nafas atau penyakit-penyakit berat
lainnya, hanya saja sulit baginya untuk memulai aktifitas fisik seperti olahraga karna
dia berkata badan yang terasa berat dan mudah lelah.
Masalah Medis: pegal-pegal, sakit pinggang/punggung, susah tidur
Masalah Non Medis: pola olahraga, pola tidur, kebiasaan merokok dan
kebiasaan minum kopi berlebihan
1.4.6 Satpam RS YARSI Saudara Eko
Identitas Responden
Nama Responden : Eko Prasetyo
Umur Responden : 27 tahun
Tanggal Lahir : 24 /03/1992 (dd/mm/yyyy)
Suku : Betawi
Alamat : Jl. Raya pelabuan lorong 4 No.14
RT.01 RW.05
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan Terakhir : D3
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Security RS YARSI
Jam Kerja : 12 jam (pukul 08.00-20.00)
Riwayat Penyakit :-
Eko adalah seorang Lulusan D3 yang bekerja sebagai security di RS YARSI.
Eko lahir pada tanggal 24 Maret 1992, tinggal di Jalan Raya Pelabuan lorong 4, dan
belum menikah. Eko sejauh ini tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.
Makanan yang sering dimakan oleh Eko sehari-hari adalah nasi, telur, tempe,
pete, bayam, toge dan sayur sop. Makanan tersebut biasanya ia beli di warteg
belakang RS YARSI. Sehari Eko makan 2-3 kali sehari pada pagi, siang hari dan
malam hari. Ia selalu sarapan pada pukul 7.30 pagi, makan siang saat istirahat kerja
jam 12.30 dan makan malam pada pukul 8.30 malam. Jarak antara makan malam dan
tidur Eko adalah 3-4 jam. Terkadang Eko mengkonsumsi snack berupa gorengan dan
roti disela pekerjaannya. Eko mengetahui tentang fastfood tetapi sangat jarang ia
memakannya.
Eko sangat mengetahui pola tidur yang baik, dan ia juga tahu bahwa lama
tidur yang baik adalah 8 jam dan tidur pada pukul 9 malam. Eko biasa tidur pada
pukul 11 malam. Jam kerja tidak mempengaruhi pola tidur, dan pola tidur pun tidak
mempengaruhi kinerja beliau. Apabila ingin memulai untuk tidur, Eko selalu bersiap
seperti makan dan mandi. Eko tidak pernah mengalami gangguan tidur. Di tempat
kerja, disediakan tempat dan waktu untuk beristirahat. Tempat yang disediakan
memadai untuk beristirahat dan waktu beristirahat. Menurut Eko, pola tidur yang
dilakukan olehnya saat ini sudah baik untuk kesehatannya dan ia tahu bagaimana
resiko dari pola tidur yang kurang baik. Orangtua nya pun selalu memperingati Eko
untuk memperbaiki pola tidurnya. Eko sudah merasa puas dengan tidurnya meskipun
hanya 6-8 jam dan kualitas tidurnya baik. Eko tidak pernah mengkonsumsi obat tidur.
Eko tidak pernah terbangun untuk buang air kecil pada malam hari, dan mimpi
burukpun juga jarang terjadi. Lingkungan rumah Eko sangat mendukung untuk tidur
dengan pola yang baik karena menurut beliau, lebih nyaman untuk tidur di rumah
dibandingkan dengan tempat lain. Eko pernah tidak tidur dalam sehari, tetapi sangat
jarang karena itu tergantung dengan tuntutan pekerjannya yang mengharuskannya
untuk tidak tidur. Eko tidak pernah tidur siang, dan pola tidur yang biasa beliau
lakukan tidak pernah mempengaruhi semangat dan stamina untuk menjalani rutinitas.
Eko selalu rutin berolahraga. Dan jenis olahraga yang beliau lakukan adalah
futsal. Eko selalu melakukan Olahraga duakali dalam seminggu, dan dilakukannya
pada malam hari. Intensitas waktu yang diperlukan untuk berolahraga yaitu 2 jam.
Eko mengetahui pola olahraga yang baik yaitu harus rutin. Menurut Eko, olahraga
yang dilakukannya sudah cukup. Tempat tinggal Eko tidak mendukung Eko untuk
berolahraga karena tidak disediakan fasilitas untuk berolahraga. Tetapi keluarganya
selalu mengingatkannya untuk berolahraga. Saat olahraga, Eko tidak pernah
mengalami gangguan kesehatan.
Eko sering mengkonsumsi kopi, maksimal 3 kali sehari. Kopi yang di
konsumsinya adalah kopi hitam dan susu. Eko selalu mengkonsumsi pagi saat
sarapan, siang saat istirahat dan sepulang kerja. Eko sudah mengkonsumsi Kopi hitam
sejak ia pertama kali bekerja. Eko pun mengetahui bahayanya mnegkonsumsi kopi
terlalu banyak. Eko mengaku tidak ada keluhan pencernaan yang ia alami saat
mengkonsumsi kopi hitam maupun susu.
Eko selalu merokok setiap harinya. Beliau selalu menghabiskan setengah
bungkus rokok per hari, dan ia mengkonsumsi rokok di setiap waktu senggangnya
dimana ia sempat untuk merokok. Eko mengaku mulai merokok saat ia mencoba-coba
saat sma dulu. Eko pun mengetahui bahaya rokok untuk dirinya. Eko mengaku tidak
ada keluhan yang Beliau rasakan saat ini akibat kebiasaan merokoknya.
Sebelum menjadi Security RS YARSI, Eko pernah bekerja sebagai penjagaan
barang di sebuah pelayaran. Eko bekerja di sana 2 tahun. Selama bekerja di tempat
itu, Eko tidak pernah mengalami keluhan kesehatan.
Eko sudah 3 tahun bekerja di RS YARSI sebagai Security. Selama Di RS
YARSI, Eko sudah pernah mendapatkan bagian kerja di setiap lantai RS, kecuali
Basement dan di setiap 1 minggu pekerjaannya selalu 12 jam sehari tetapi ada 4 hari
sebagai shift pagi dan malam. Selang beberapa bulan, tempat dan waktu kerjanya
akan ditukar, seperti di RSGM, dan YARSI. Saat ini, Shift kerja beliau adalah shift
pagi dan Tempat kerja beliau adalah di RS YARSI. Selama beliau bekerja di YARSI,
beliau mengaku belum pernah mengalami masalah selama tugasnya. Eko mengaku
akhir-akhir ini bekerja di RS YARSI, beliau terkadang mengalami keluhan nyeri pada
pinggang belakangnya. Beliaupun merasa keluhan itu karena terlalu lama duduk
disatu pos, karena sepanjang hari ia menghabiskan waktu nya dengan duduk. Ia
mengaku tidak mengetahui pola duduk yang benar seperti apa. Tidak ada keluhan lain
yang dirasakan Eko saat bekerja selain itu.
Masalah Medis : Nyeri pinggang
Masalah Non-medis : Pola duduk yang benar
1.4.7 Satpam RS YARSI Saudara Reza
Nama : Reza Dwi Merlin
Umur : 35 tahun
Tanggal Lahir : 31-01-1984
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sumur Batu
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Status pernikahan : Menikah
Suku : Jawa

Pak Reza sudah bekerja 5 tahun sebagai satpam dan biasanya ia bekerja 12
jam sehari. Ia bekerja dengan sistem rolling dan selama bekerja di RS YARSI dimana
dalam seminggu bekerja mendapatkan 2 hari libur. Ia bekerja didalam RS YARSI
untuk memantau keadaan didalam RS YARSI.Pekerjaan pak reza menuntut ia
kebanyakan berdiri dan duduk dalam beberapa kali saja.
Pola makan pak reza biasanya makan 3 kali sehari dengan rutin dan biasanya
untuk sarapan dia biasa makan dari rumah dan untuk makan siang ia membawa
makanan yang sudah disiapkan oleh orang rumah. Makanan yang biasa di konsumsi
pak reza adalah nasi, sayur, lauk pauk dan lain-lain, dan selalu mencuci tangan
sebelum makan. Ia jarang mengkonsumsi buah buahan namun selalu memakan sayur
setiap harinya. Dalam sehari ia kira kira minum 2 botol aqua 1 liter dan pagi biasanya
minum 1 gelas kopi. Ia juga mempunyai kebiasaan merokok dan kira kira merokok
setengah bungkus perhari.
Kebiasaan Olahraga pak reza bisa dibilang jarang karena pak reza olahraga
bisa dalam 2 minggu hanya 1 kali dalam berolahraga dan olahraga yang biasa
dilakukan adalah lari pagi. Oleh karena itu, pak reza kadang kadang merasa badan
pegal pegal akibat pekerjaannya dan biasanya hanya mengoleskan balsem untuk
meredakan pegal pegalnya. Untuk pola tidur, pak reza rata rata sehari tidur 6-7 jam
dalam sehari dan kalau waktu libur biasanya ia menghabiskan waktu bersama
keluarga.
Riwayat penyakit pak reza tidak mempunyai penyakit turunan seperti
hipertensi, diabetes, dll. Belakangan ini, ia hanya flu biasa dan hanya minum obat
warung atau jika mengalami flu berat dan demam ia berobat ke puskesmas.

Kondisi rumah dan lingkungan pak reza lumayan padat karena berbatasan
langsung dengan rumah penduduk lainnya, rumahnya mempunyai ventilasi dan
pencahayaan yang baik, mempunyai 1 toilet dan satu rumah diisi oleh 4 orang yaitu,
ibu pak reza, istri dan 1 orang anak. Untuk pembuangan sampah tiap hari biasanya
diangkut oleh petugas.
Masalah Medis: pegal-pegal
Masalah Non Medis: pola olahraga, kebiasaan merokok
1.4. 8 Satpam RS YARSI Saudara Sian
Identitas Responden
Nama Responden : M.Sian
Umur Responden : 34 tahun
Tanggal Lahir : 06 Juli 1984
Suku : Betawi
Alamat : Tambun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Telepon :-
Pendidikan terakhir : SMK
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Satpam RS YARSI
Riwayat Penyakit : Tidak ada

Bapak Sian bekerja sebagai anggota satpam di Rumah Sakit Universitas


YARSI dengan durasi kerja selama 12 jam setiap kerjanya. Ia bekerja mulai pukul
08.00 hingga pukul 20.00. Bapak Sian telah bekerja menjadi satpam di Rumah Sakit
Universitas YARSI selama hampir satu tahun. Ia bekerja 5 hari dalam satu minggu.
Sebelum bekerja di Rumah sakit Universitas YARSI ia juga pernah bekerja sebagai
satpam di Tanjung Priok selama kurang lebih 10 tahun. Pola dan siklus pekerjaannya
terdapat pergantian shift, yaitu shift bekerja pukul 08.00-20.00 dan 20.00-08.00 dan
itu akan bergilir setiap harinya. Bapak sian merasa bahwa beban pekerjaannya selama
ini cukup tidak terlalu berat. Kegiatan yang dilakukan pada waktu kerja yaitu
membantu mengarahkan pasien, menjaga dan mengamankan IGD. Selama bekerja ia
lebih sering melakukan pekerjannya sembari duduk dengan durasi 1 jam, apabila
sudah terasa pegal biasanya ia akan berdiri. Namun, ia tidak mengatahui bagaimana
posisi duduk yang baik dan benar sehingga ia merasakan sedikit pegal pada kaki dan
pinggangnya bila duduk terlalu lama. Selama bekerja menjadi satpam ia tidak ada
keluhan berat mengenai kesehatannya. Pak sian memiliki waktu istirahat pada pukul
12.00-13.00.
Setiap hari Pak Sian makan 3 kali sehari, sarapan pada pukul 06.00 dan makan
siang pukul 12.00 namun ia jarang makan malam biasanya ia makan malam pukul
19.00, jarak dari makan terakhir dengan waktu tidurnya sekitar 2 jam. Pak Sian
memiliki pola makan yang teratur dan mengetahui frekuensi makan yang benar.
Makanan yang dikonsumsi setiap harinya makanan pokok seperti nasi beserta lauk
pauk, sayur dan makanan favoritnya yaitu jengkol, namun dia jarang mengkonsumsi
snack karena tidak begitu menyukainya. Pak Sian mengetahui apa yang dimaksud
dengan makanan cepat saji dan ia sering mengkonsumsi makanan cepat saji biasanya
2 hari sekali.
Untuk pola tidur, Pak Sian biasa tidur pada pukul 11 malam, dia tidak
mengetahui waktu dan durasi tidur yang baik karena dengan durasi 5-6 jam tidur ia
merasa belum puas namun mendapatkan kwalitas tidur yang baik. Pak Sian tidak
memiliki gangguan terbangun pada malam hari maupun mengalami mimpi buruk,
hanya saja ia sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil pukul 04.00.
Sebagai satpam ia juga pernah tidak tidur dalam sehari hal ini terjadi karena ia harus
bekerja lebih lama dari waktu biasanya, namun tidak sering. Dan ia merasa bahwa
jika pola tidurnya terganggu akan mempengaruhi semangat dan stamina untuk
menjalani rutinitas. Namun ia selalu berusaha untuk menjaga pola tidur agar lebih
baik.
Pola olahraga Pak Sian cukup rutin, setiap sebelum tidur dan bangun tidur ia
melakukan angkat barbel sekitar 30-60 menit. Walaupun ia merasa pekerjaannya
sebagai satpam di Rumah Sakit Universitas YARSI sudah cukup melelahkan tapi ia
tetap membutuhkan olahhraga. Pak Sian mengetahui pola olahraga yang baik dan
menganggap bahwa olahraga itu sangat penting bagi kesehatan. Selama melakukan
olahraga Pak Sian tidak pernah merasakan adanya keluhan yang bersangkutan dengan
kesehatannya.
Bapak Sian jarang mengkonsumsi kopi, jika ingin meminum kopi ia hanya
meminum 1-2 teguk saja. Pak Sian juga memiliki kebiasaan merokok, setiap harinya
ahmad menghabiskan sekitar dua batang dan biasa merokok setelah makan. Rokok
yang biasa di konsumsi Ahmad adalah gudang garam filter dan Ia mengetahui bahaya
dari merokok. Namun, hingga saat ini Ia tidak memiliki keluhan terkait kebiasaan
merokoknya.
Kondisi lingkungan dan rumah bapak sian tergolong baik dan nyaman karena
terdapat ventilasi yang baik, pencahayaan baik, lingkungan sekitar rumahnya nyaman,
tidak terlalu padat. Sistem pembuangan sampah dan limbanya pun ada dan
terkoordinir dengan baik. Pak Sian juga merasa untuk kebutuhan sehari-harinya sudah
tercukupi. Pak Sian juga pernah memeriksakan kesehatannya di puskesmas.
Masalah medis : Pegal akibat durasi duduk yang cukup lama
Masalah non-medis : Pengetahuan tentang pola duduk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

Perilaku manusia (human behavior) merupakan reaksi yang dapat bersifat


sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khususnya dan pada berbagai
spesies hewan umumnya memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-
specific behavior) yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan kehidupan.
Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan
tindakan.

2.1.1 Faktor Perilaku

Menurut teori Green et al. (1999), kesehatan individu dan masyarakat


dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku
(non-perilaku). Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor
meliputi: perilaku seseorang berhubungan faktor predisposisi, faktor pemungkinan
dan faktor penguat. Oleh sebab itu, akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan
perilaku serta hal-hal yang berhubungan dengan perilaku, adalah:

1. Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor predisposisi mencakup


pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, dan persepsi yang berkenaan dengan
motivasi seorang atau kelompok untuk bertindak. Sedangkan secara umum
faktor predisposisi ialah sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang
atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini mungkin
mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap kasus, faktor ini
mempunyai pengaruh. Faktor demografis seperti status sosial-ekonomi, umur,
jenis kelamin, dan ukuran keluarga saat ini juga penting sebagai faktor
predisposisi.
2. Faktor pemungkin (enabling factor). Faktor pemungkin mencakup berbagai
keterampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku
kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, personalia
klinik atau sumber daya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga
menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya, jarak ketersediaan
transportasi, waktu, dan sebagainya.
3. Faktor penguat (reinforcing factor). Faktor penguat adalah faktor yang
menentukan tindakan kesehatan untuk memperoleh dukungan atau tidak.
Sumber penguat tergantung pada tujuan dan jenis program. Di dalam
pendidikan pasien, faktor penguat bisa berasal dari perawat, bidan dan dokter,
pasien dan keluarga.

2.1.2 Teori-teori Perilaku

Sedangkan beberapa teori tentang perilaku lainnya, antara lain dikemukan oleh:

Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi


manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010).
Perilaku merupakan fungsi karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik
individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat, keperibadian, dan
sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan
faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki
kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kekuatannya lebih besar dari
karakteristik individu (Azwar, 2010).

Sementara pengertian perubahan perilaku menurut Emilia (2008), ditentukan


oleh konsep risiko, penentu respon individu untuk mengubah perilaku adalah tingkat
beratnya risiko atau penyakit secara umum, bila seseorang mengetahui ada risiko
terhadap kesehatan maka secara sadar orang tersebut akan menghindari risiko.

Menurut Judge dan Bono (2001), teori perubahan perilaku self efficacy yang
menekankan adanya contoh dalam diri seseorang sehingga perilaku seseorang
dicontoh oleh masyarakat sekitar hingga menjadikan sebuah budaya masyarakat.
Teori perubahan perilaku ini biasa digunakan dalam perubahan perilaku masyarakat
khususnya kesehatan dengan memanfaatkan tokoh masyarakat sekitar yang dianggap
mempunyai peran penting dan mempunyai suritauladan khususnya dibidang
kesehatan. Pendekatan perubahan perilaku masyarakat didasarkan pada tokoh
masyarakat sekitar yang mempunyai pengaruh lebih atau suritauladan dalam perilaku
hidup sehat.

Teori lain dikemukakan Lohrmann et al (2008), dengan teori perubahan perilaku


The Ecology Model of Health Behavior menekankan pada perubahan perilaku yang
dipengaruhi oleh situasi lingkungan sekitar. Pendekatan perubahan perilaku
digunakan pada pendekatan perubahan perilaku yang pesan perubahan perilaku di
bawa oleh anak didik untuk merubah perilaku orang tua maupun masyarakat.
Informasi/ pesan yang diterima di dalam meja studi diharapkan dapat diterima oleh
orang tua maupun masyarakat. Informasi/ pesan menjadi keyakinan dan persepsi
sebuah kebenaran sehingga terjadi perubahan perilaku pada orang tua atau
masyarakat.

Perilaku seseorang atau masyarakat ditentukan oleh pengetahuan, sikap,


kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan.
Selain itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap
kesehatan akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Perubahan
perilaku ditentukan oleh konsep risiko. Penentu respon individu untuk mengubah
perilaku adalah tingkat beratnya risiko atau penyakit. Secara umum, bila seseorang
mengetahui ada risiko terhadap kesehatan maka secara sadar orang tersebut akan
menghindari risiko.

2.1.3 Tahapan Perubahan Perilaku

Terdapat beberapa tahapan yang dilalui sehingga kita dapat mengalami


perubahan perilaku. Tahap-tahap tersebut antara lain tahap mengetahui, memahami,
mempraktekkan, merangkum, serta tahap evaluasi.

Pada tahap pertama, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
adalah pengetahuan (knowledge). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek.

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Komponen kognitif
merupakan representasi yang dipercaya oleh individu. Komponen kognitif berisi
persepsi dan kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu kepercayaan
datang dari yang telah dilihat, kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai
sifat atau karakteristik umum suatu objek. Sekali kepercayaan telah terbentuk, akan
menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai yang dapat diharapkan dari objek
tertentu. Namun kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak terlalu akurat.
Kadang-kadang kepercayaan tersebut terbentuk justru dikarenakan kurang atau
tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi. Seringkali komponen
kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan atau opini.

Tahap kedua adalah tahap memahami (comprehension), merupakan tahap


memahami suatu objek bukan sekedar tahu atau dapat menyebutkan, tetapi juga dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek.

Tahap selanjutnya, tahap ketiga, tahap aplikasi (application), yaitu jika orang
yang telah memahami objek yang dimaksud dapat mengaplikasikan prinsip yang
diketahui pada situasi yang lain.
Sedangkan tahap ke empat merupakan tahap analisis (analysis), merupakan
kemampuan seseorang menjabarkan dan atau memisahkan. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis jika dapat membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram pada pengetahuan atas objek
tersebut.

Tahap ke lima adalah sintesis (synthesis). Tahap ini menunjukkan kemampuan


seseorang untuk merangkum suatu hubungan logis dari komponen komponen
pengetahuan yang dimiliki. Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun
formulasi baru. Sedangkan tahap terakhir, berupa tahap evaluasi (evaluation). Tahap
ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek.

2.1.4 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi 3, kelompok yaitu:

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance), yaitu usaha seseorang


untuk memelihara kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan jika
sedang sakit.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan (health
seeking behavior), yaitu perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan
seseorang saat sakit dan atau kecelakaan untuk berusaha mulai dari self
treatment sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan, yaitu cara seseorang merespon lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut
tidak mempengaruhi kesehatannya.

Perilaku spesifik yang mendapat perhatian utama dalam kaitannya dengan


penularan penyakit adalah perilaku penangan air, penanganan mencuci tangan
sebelum makan, mencuci peralatan makan dengan bersih sebelum digunakan,
mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, mencuci bahan makanan
sebelum digunakan dan merebus air minum sebelum diminum, kondisi ini akan
memberi peluang bagi agen penyebab diare untuk mengkontaminasi dan menularkan
penyakit secara fecal-oral.
Masyarakat mengembangkan pengertian sendiri tentang sehat dan sakit sesuai
dengan pengalaman hidupnya atau nilai-nilai yang diturunkan oleh generasi
sebelumnya, maka pencegahan penyakit diare yang sering dilaporkan terjadi akibat
lingkungan yang buruk tergantung persepsi masyarakat tentang diare. Artinya, jika
diare dipersepsikan sebagai suatu penyakit tidak serius dan tidak mengancam
kehidupannya maka perilaku pencegahan akan penyakit diare pun tidak terlalu serius
dilakukan. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa diare merupakan masalah
kesehatan yang perlu diwaspadai, otomatis mereka akan bereaksi serius terhadap
penyakit ini dengan mengembangkan perilaku-perilaku pencegahan.

Terkait kesehatan masyarakat, banyak penyakit yang dapat dicegah melalui


kebiasaan atau perilaku hygienis, seperti dengan praktek Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS). Beberapa penyakit seperti diare, tifoid, kecacingan, dan flu burung, dapat
dicegah dengan CTPS ini. Juga terkait perilaku buang air besar sembarangan,
perilaku cuci tangan, merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, dengan
adanya beberapa data berikut:

1. Baru 12% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar.
2. Hanya 9% ibu-ibu yang mencuci tangan pakai sabun setelah membersihkan
tinja bayi dan balita.
3. Hanya sekitar 7% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun sebelum memberi
makan kepada bayi dan balita.
4. Baru 14% masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan.
5. Perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakan air
bersih yang mengalir akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%
(Depkes, 2000).

2.1.5 Pengukuran dan Uji Perilaku

Pengukuran tes/evaluasi adalah satu nama atau satu makna hanya bila di
sambungkan dengan permasalahan yang sesungguhnya akan bebeda arti. Arti
pengukuran adalah proses pengukuran berkenaan dengan mengonstruksi,
mengadministrasi dan penskoran tes, pengukuran konselor, dan sebagainya.

1. Pengukuran (Assessment)
Pengukuran atau mengukur adalah menggunakan alat ukur untuk
memperoleh data kuantitatifmengenaihal yang diukur.

2. Tes /Ujian

Salah satu instrumen/alat untuk mengukur kemampuan atau kondisi suatu


obyek denganmenggunakanalat ukur.

Menurut Francis Gatton Pengukuran Psikologi adalah pengukuran aspek-aspek


tingkah laku yang terlihat, yang dianggap mencerminkan prestasi, bakat, sikap, dan
aspek-aspek kepribadian yang lain.

Hal – Hal yang dapat diukur:

1. Pengukuran berhubungan dengan pengambilan keputusan,


keputusan - keputusan itu menyangkut:
a. Instruksional
b. Korikuler
c. Penempatan dan Klasifikasi Personil
2. Pengukuran berhubungan dengan fisik dan psikis
a. Tes fisik (General Check up untuk fisik)
b. Tes mental / psikotest

Teknik skala yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku adalah dengan
menggunakan teknik skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas
dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari
pertanyaan/pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar
dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat seperti cheklist dengan interpretasi
penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisanya
dapat dilakukan seperti skala likert (Alimul hidayat, aziz. 2007:103).

2.1.5.1 Jenis-jenis Tes Psikologis


1. IQ prestasi tes

Tes IQ mengaku menjadi ukuran kecerdasan, sedangkan tes prestasi adalah


ukuran penggunaan dan tingkat perkembangan penggunaan kemampuan. IQ (atau
kognitif) tes dan tes prestasi tes norma-referensi umum. Dalam jenis tes, serangkaian
tugas disajikan untuk orang yang sedang dievaluasi, dan tanggapan seseorang yang
dinilai dengan hati-hati sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Sesudah pengujian
selesai, hasilnya dapat dikompilasi dan dibandingkan dengan respon dari kelompok
norma, biasanya terdiri dari orang-orang pada usia yang sama atau tingkat kelas
sebagai orang yang sedang dievaluasi. tes IQ yang berisi serangkaian tugas biasanya
membagi tugas ke dalam verbal (mengandalkan pada penggunaan bahasa) dan
kinerja, atau non-verbal (mengandalkan tangan jenis mata tugas, atau penggunaan
simbol atau objek). Contoh tugas tes IQ verbal adalah kosakata dan informasi
(menjawab pertanyaan pengetahuan umum). contoh non-verbal dihitung penyelesaian
teka-teki (majelis obyek) dan gambar yang cocok dengan mengidentifikasi pola
(penalaran matriks).

Tes IQ (misalnya, WAIS-IV , WISC-IV , Cattell Culture Fair III , Woodcock-


Johnson Tes Kognitif Kemampuan-III, Stanford-Binet Intelligence Scales V) dan tes
prestasi akademik (misalnya WIAT , WRAT , Woodcock-Johnson Pengujian Prestasi-
III) dirancang untuk diberikan kepada baik individu (oleh evaluator terlatih) atau
sekelompok orang (kertas dan pensil tes).

2. Tes Sikap

Uji Sikap menilai perasaan seseorang tentang orang, kejadian, atau objek. Sikap
skala digunakan dalam pemasaran untuk menentukan individu (dan kelompok)
preferensi untuk merek, atau item. Biasanya menggunakan tes sikap baik Skala
Thurston, atau Skala Likert untuk mengukur item tertentu.

3. Tes Neuropsikologis

Tes ini terdiri dari tugas-tugas khusus dirancang digunakan untuk mengukur
fungsi psikologis diketahui terkait dengan struktur otak tertentu atau jalur. Mereka
biasanya digunakan untuk menilai penurunan setelah cedera atau sakit diketahui
mempengaruhi neurokognitif berfungsi, atau bila digunakan dalam penelitian, untuk
kontras kemampuan neuropsikologi seluruh kelompok eksperimental.

4. Tes Kepribadian
Tindakan psikologis kepribadian sering digambarkan sebagai tes objektif atau tes
proyektif. Istilah "tes objektif" dan "test proyektif" baru saja datang di bawah kritik
dalam Journal of Personality Assessment. Semakin deskriptif "rating skala atau
ukuran laporan diri" dan "tindakan respon bebas" yang disarankan, daripada istilah
"tes objektif" dan "tes proyektif," masing-masing

2.2 Kerangka Teori

Faktor Perdisposisi
(Predisposing factors):
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Keyakinan
- Nilai – nilai

Faktor Pendukung
(Enabling factors):
Perilaku
2.3 Kerangka Konsep

Keaadaran terhadap Perilaku


Olahraga yang jarang

2.4 Definisi Operasional


Tabel 2. Definisi Operasional
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan masyarakat: ilmu dan seni. Jakarta: PT Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Lampiran 1. Kuisioner

KUISIONER KUNJUNGAN LAPANGAN

IDENTITAS
1. Nama Responden : ....................
2. Umur Responden : .......... tahun
3. Tanggal Lahir : ...../...../.......... (dd/mm/yyyy)
4. Suku : ....................
5. Alamat : ......................................................................................
.......

.............................................................................................
6. Jenis Kelamin : Laki-Laki/Wanita (Lingkari Salah Satu)
7. Pendidikan Terakhir :
8. Status Perkawinan :
9. Pekerjaan :
10. Jam Kerja :
RIWAYAT PENYAKIT
1. Apakah menurut dokter, anda menderita suatu penyakit kronis?
2. Jenis penyakit kronis
a. Jantung &Pembuluh Darah
b. Diabetes Mellitus
c. Paru-Paru
d. Ginjal
e. Stroke
f. Lainnya, ......................
POLA MAKAN
1. Makanan apa yang biasa anda makan setiap hari?
.............................................
2. Dalam sehari, berapa kali anda makan? Sebutkan waktunya!
.............................................
3. Apakah anda mengkonsumsi sarapan sebelum beraktivitas sehari-hari?
.............................................
4. Pada pukul berapa biasanya anda sarapan?
.............................................
5. Seberapa sering anda mengkonsumsi sarapan dalam seminggu?
.............................................
6. Apakah anda memiliki kebiasaan mengkonsumsi makan siang?
.............................................
7. Pada pukul berapa biasanya anda makan siang?
.............................................

8. Seberapa sering anda makan siang pada waktu tersebut dalam seminggu?
.............................................
9. Apakah anda biasa mengkonsumsi makan malam?
.............................................
10. Pada pukul berapa biasanya anda makan malam?
.............................................
11. Seberapa sering anda makan malam pada waktu tersebut dalam seminggu?
.............................................
12. Berapa jarak antara makan terakhir anda dengan waktu tidur anda?
.............................................
13. Seberapa sering anda mengkonsumsi makanan snack?
.............................................
14. Apa jenis snack yang biasa anda makan?
.............................................
15. Apakah anda mengetahui makanan yang disebut makanan cepat saji/fastfood?
.............................................
16. Seberapa sering anda mengkonsumsi makanan cepat saji/fastfood?
.............................................
POLA TIDUR
1. Apakah anda mengetahui pola tidur yang baik?
.............................................
2. Apakah anda mengetahui berapa jam aturan pola tidur yang baik?
.............................................
3. Menurut anda, pada pukul berapa waktu tidur yang baik?
.............................................
4. Apakah jam kerja anda mempengaruhi pola tidur anda?
.............................................
5. Apakah anda memiliki kebiasaan yang dilakukan apabila ingin memulai tidur?
.............................................
6. Apakah anda sering mengalami gangguan terbangun ketika tidur pada malam
hari?
.............................................
7. Ditempat kerja anda, adakah tempat dan waktu untuk beristirahat?
.............................................
8. Jika iya, pada pukul berapa anda beristirahat?
.............................................
9. Apakah anda merasa pola tidur anda mempengaruhi kerja anda?
.............................................
10. Menurut anda, apakah pola tidur anda mempengaruhi kesehatan anda?
.............................................
11. Apakah anda merasa sudah mendapatkan kualitas tidur yang baik?
.............................................
12. Apakah anda merasa tidak puas dengan tidur anda?
............................................
13. Apakah anda pernah mengkonsumsi obat tidur?
.............................................
14. Apakah anda mengetahui resiko akibat pola tidur yang kurang baik?
.............................................
15. Apakah anda pernah memeriksakan kesehatan anda ke PUSKESMAS atau
Rumah Sakit?
.............................................
16. Apakah anda sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil?
.............................................
17. Apakah anda sering mengalami mimpi buruk yang mengganggu tidur anda?
.............................................
18. Apakah lingkungan tempat tinggal anda dapat mendukung anda untuk tidur
dengan pola yang baik?
.............................................
19. Apakah keluarga anda sering mengingatkan anda untuk menjaga pola tidur
yang baik?
.............................................
20. Pernahkah anda tidak tidur dalam sehari?
.............................................
21. Jika pernah, seberapa sering frekuensinya?
.............................................
22. Apakah tidur siang membuat anda sulit tidur dimalam hari?
.............................................
23. Jika pola tidur anda terganggu, apakah hal tersebut mempengaruhi semangat
dan stamina anda untuk menjalani rutinitas?
.............................................
24. Pernahkah anda berusaha untuk menjaga pola tidur anda agar lebih baik?
.............................................
POLA OLAHRAGA
1. Apakah anda rutin melakukan olahraga?
.............................................
2. Apa jenis olahraga yang anda lakukan?
.............................................
3. Seberapa sering anda melakukan olahraga dalam seminggu?
.............................................
4. Berapa lama waktu yang anda gunakan dalam sekali olahraga?
.............................................
5. Pada pukul berapa biasanya anda melakukan olahraga?
.............................................
6. Menurut anda, bagaimana pola olahraga yang baik?
.............................................
7. Apakah menurut anda, anda sudah berolahraga dengan cukup?
.............................................
8. Apakah lingkungan tempat tinggal anda mendukung anda untuk berolahraga?
.............................................
9. Apakah keluarga anda sering mengingatkan anda untuk berolahraga?
.............................................
10. Apakah anda mengalami gangguan kesehatan saat sedang berolahraga?
Contoh : cepat letih, sesak nafas, jantung berdebar-debar, nyeri sendi, nyeri
tulang
.............................................
11. Jika iya, seberapa sering anda mengalami gangguan tersebut?
.............................................
12. Menurut anda, seberapa penting berolahga bagi kesehatan?
………………………………..
KONSUMSI KOPI
1. Apakah anda sering mengkonsumsi kopi?
…………………………………………………..
2. Jika iya, berapa kali/sachet/gelas sehari?
…………………………………………………..
3. Jenis kopi yang diminum? Hitam/susu/lain-lain
…………………………………………………..
4. Pada waktu kapan anda mengkonsumsi kopi?
…………………………………………………..
5. Apakah ada keluhan mengenai kesehatan saat setelah mengkonsumsi kopi?
…………………………………………………..
6. Apakah anda mengetahui bahaya terlalu banyak konsumsi kopi?
…………………………………………………..

KONSUMSI ROKOK
1. Apakah anda merokok?
…………………………………………………..
2. Jika iya, berapa batang/bungkus anda habiskan dalam sehari?
…………………………………………………..
3. Jenis dan merk rokok yang anda konsumsi?
…………………………………………………..
4. Pada waktu kapan anda merokok?
…………………………………………………..
5. Apakah anda mengetahui bahaya merokok?
…………………………………………………..
KONDISI RUMAH DAN LINGKUNGAN
1. Bagaimana kondisi rumah? (bagaimana ventilaisnya? Bagaimana
pencahayaannya? Toilet /MCK ada berapa? Satu rumah diisi berapa orang?
………………………………………………….
2. Bagaimana kepadatan penduduk di lingkungan rumah?
………………………………………………….
3. Bagimana sistem pembuangan sampah dan limbah?
…………………………………………………..
4. Apakah kebutuhan hidup sehari-hari sudah tercukupi?
…………………………………………………..
5. Apakah terdapat komunitas satpam? Apakah bergabung didalamnya?
…………………………………………………..
RIWAYAT PEKERJAAN
1. Sebelum menjadi Security di RS YARSI, pernah bekerja di tempat lain?
…………………………………………………..
2. Jika pernah, sebagai apa anda saat bekerja di tempat itu?
…………………………………………………..
3. Sudah berapa lama anda bekerja di tempat itu?
…………………………………………………..
4. Apakah ada keluhan mengenai kesehatan saat anda bekerja di tempat itu?
…………………………………………………..
5. Apakah keluhannya berlangsung hingga saat ini?
…………………………………………………..
6. Apakah keluhan mengganggu aktivitas, pola makan dan/atau waktu tidur?
(susah tidur/mudah terbangun)
……………………
7. Apakah ditempat kerja terdahulu anda disediakan tempat untuk istirahat?
(kursi/sofa/Kasur)
…………………………………………………..

PEKERJAAN SAAT INI


1. Sudah berapa lama anda bekerja di RS YARSI?
…………………………………………………..
2. Selama bekerja di RS YARSI sebagai Security, sudah pernah di tempatkan
dimana?
…………………………………………………..
3. Saat ini, anda bekerja pada bagian apa?
…………………………………………………..
4. Bagaimana pola dan siklus pekerjaan anda saat ini? Apakah ada pergantian
shift kerja?
…………………………………………………..
5. Jika ada, seberapa frekuensi pergantiannya?
…………………………………………………..
6. Apakah ada pergantian bagian tempat kerja?
…………………………………………………..
7. Jika ada, seberapa frekuensi pergantiannya?
…………………………………………………..
8. Apa saja kegiatan yang anda lakukan dalam pekerjaan anda?
…………………………………………………..
9. Bagaimana beban kerja yang anda rasakan pada pekerjaan anda saat ini?
…………………………………………………..
10. Apakah anda merasakan adanya perbedaan beban kerja saat anda ditugaskan
di tempat lain?
…………………………………………………..
11. Paling sering anda di tempatkan dibagian mana?
…………………………………………………..
12. Apakah pada saat bagian ini, anda merasakan ada keluhan mengenai kesehatan
karena pekerjaan anda?
…………………………………………………..
13. Jika iya, bagaimana keluhannya?
…………………………………………………..
14. apakah anda merasakan keluhan juga saat di bagian lain?
…………………………………………………..
15. Jika iya bagaimana keluhannya?
…………………………………………………..
16. Apakah keluhan mengganggu aktivitas, pola makan dan/atau waktu tidur?
(susah tidur/mudah terbangun)
………………………………………………….
17. Ketika melakukan pekerjaan lebih sering berdiri atau duduk?
..............................................................................
18. Dalam sehari duduk/berdiri berapa lama?
…………………………………………………..
19. Apakah ada keluhan yang dirasakan karena duduk/berdiri terlalu lama? (sakit
pinggang/kesemutan/ngilu/tegang/sakit leher/sakit pada punggung bagian
bawah)
…………………………………………………..
20. Apakah keluhan yg diatas mempengaruhi aktivitas, pola makan dan/atau
waktu tidur?
…………………………………………………..
21. Menurut anda, duduk yang baik seperti apa? (tegak/bungkuk/bersandar/
miring)
…………………………………………………..
22. Apakah anda mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh postur duduk yang
salah?

Anda mungkin juga menyukai