Anda di halaman 1dari 13

II.

kondisi Umum

BAB II
KONDISI UMUM PUSKESMAS KATOI
KABUPATEN KOLAKA UTARA

2.1 Kondisi Geografis.

Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara membentang dari


Utara ke Selatan pada Bujur 120o45’00” sampai 120o30’13” BT dan
Lintang 02o00’00” sampai 03o30’00” Lintang Selatan, dengan batas-
batas wilayah antara lain sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan denganKecamatan Kodeoha.


2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mowewe Utara.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Ibu Kota Kabupaten
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Pantai Timur Teluk Bone

Daerah ini terdiri dari wilayah daratan seluas+ 2.215 Km,


disertai pulau Ujung Tobaku dan Lokasi Terumbuh Karang serta
pelabuhan Kapal Motor yang menghubungkan antara Katoi dan
Siwa sulawesi selatan dengan pemandangan yang indah.Selain itu
juga memiliki wilayah perairan laut membentang sepanjang Teluk
Bone, seluas 12,376 km2. Pada tahun 2007 Puskesmas Katoi
Kabupaten Kolaka Utara terdiri dari 6 (enam) Desa dengan wilayah
seluas kurang lebih 68,9 Km2 yang selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel. II.1

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-1
II. kondisi Umum

Tabel II.1
Nama Ibu Kota Kecamatan dan Jumlah Desa Menurut Desa
Di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2014

Luas Jumlah
No Kecamatan Desa Kelurahan
Wilayah Desa
(Km2)
1 Maruge 12,28 0 1
2 Lambuno 11,5 0 1
3 Simbula 6,67 0 1
4 Katoi Katoi 12,5 0 1
5 Tobaku 13.0 0 1
Lanipa-
6 0 1
nipa 12,9

Jumlah 68,9 0 6
Sumber : Data Puskesmas Katoi Kab Kolaka Utara Tahun 2014

2.2.Kependudukan

Laju pertumbuhan penduduk Puskesmas Katoi Kabupaten


Kolaka Utara sangat dinamis, dimana pada tahun 2013 sebesar
6262 jiwa, tahun 2014.sebesar 6474 jiwa, mengalami peningkatan
sebesar 212 jiwa

Penyebaran penduduk pada masing-masing Desa cenderung


hampir merata dengan konsentrasi tertinggi pada Desa katoi dengan
persentase masing-masing 25,4 % atau 1.644 jiwa dan terendah
pada desa Simbula dengan Persentase 12,4% atau 801 jiwa.
Penyebaran penduduk ini, masih sangat ditentukan pada
pemenuhan lapangan kerja, terutama di sektor pertanian. Maka
persebaran penduduk pada Tabel.1.2 berikut juga menggambarkan,
keberadaan lapangan kerja dan ketersediaan lahan perkebunan
pada wilayah kecamatan masing-masing

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-2
II. kondisi Umum

Tabel II.2
Persebaran Penduduk Puskesmas Katoi
Menurut Jenis Kelamin Menurut Desa
Tahun 2014

Jenis Kelamin
Jumlah
Penduduk Laki
No Desa Persebaran Rumah
(Jiwa) – Perempuan Tangga
Laki
1 Maruge 1243 627 616 204

2 Lambuno 821 432 389 159

3 Simbula 801 412 389 158


4 Katoi 1644 853 791 300

5 Tobaku 1155 612 543 164


6 Lanipa 810 412 398 173

Puskesmas
6.474 3.348 3.126 1.158
Katoi

Sumber: Pendataan Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara Tahun 2014

Kepadatan penduduk pada masing-masing kecamatan


cenderung sangat bervariasi, hal ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi topografi wilayah, dimana Kecamatan Katoi Kabupaten
Kolaka Utara memiliki kondisi wilayah yang 80 % berbukit, dan
sebahagian lagi berupa lereng-lereng yang terjal. Karena itu,
dimana dari 6 desa memiliki hamparan tanah datar yang luas
menjadi daerah yang juga memiliki tingkat hunian masyarakat
yang padat. Namun demikian secara umum tingkat hunian
penduduk di wilayah puskesmas Kecamatan Katoi Kabupaten
Kolaka Utara masih rendah dengan kepadatan rata-rata 38
Orang/Km2.
Adapun Wilayah yang memiliki kepadatan penduduk
terendah adalah Desa Lanipa Nipa sementara tingkat hunian
tertinggi berada di Desa Katoi. Untuk jelasnya dapat dilihat pada
Tabel II.3

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-3
II. kondisi Umum

Tabel II.3
Nama Ibu Kota Kecamatan dan Jumlah Desa Menurut
Kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2014

Jumlah Luas
Penduduk Wilayah Kepadatan
No Kecamatan Desa
(Jiwa/Km2)
(Jiwa) (Km2)
1 Maruge 1243 12,28 101,06
2 Lambuno 821 11,5 71,39
3 Katoi Simbula 801 6.67 119,55
4 Katoi 1644 12,5 131,52
5 Tobaku 1155 13,0 88,85
Lanipa-
6 12,9 62,79
nipa 810

Jumlah 6.474 68,9 94


Sumber : Pendataan Puskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara Tahun 2014

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-4
II. kondisi Umum

2.1. Pertambangan Umum


2.1.1. Potensi
Sejauh ini potensi bahan galian Kolaka Utara yang telah
teridentifikasi antara lain, nikel, emas, bijih besi, kromit,
batubara, marmer dan berbagai potensi yang lain. Keseluruhan
potensi ini hampir tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kolaka
Utara dengan konsentrasi terbesar terletak di jazirah utara
Kabupaten Kolaka Utara. Secara umum potensi bahan galian
dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel II-1
Potensi Bahan Galian Kabupaten Kolaka Utara
No. Blok Potensi Ket.
1 Porehu, Batu Nikel Laterit, Besi Laterit,
Putih,Tolala Bijih Besi, Chromit, Pasir
Chromit, Magnesit,
Marmer, Kalsit,Chrysoprat.
2 Pakue, Pakue Batu Malihan, Batu
Utara, Pakue Gamping, Batuan
Tengah Ultramafik, Sirtu, Batu
gamping Meta.
3 Ngapa Batu Malihan, Batu Bara,
Batuan Ultramafik,
Kristalin/fragmental, Batu
gamping Meta
4 Kodeoha, Tiwu Batuan Malihan, Batu
Gamping Meta
5 Lasusua, Katoi Nikel Laterit, Besi Laterit,
Magnesit, Batugamping
Kristalin/Marmer
6 Lambai, Rante Indikasi Emas,
Angin, Wawo Batugamping
Kristalin/Marmer
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Kolaka Utara

Potensi sebagaimana yang terlihat pada tabel tersebut


merupakan indikasi awal dan belum menggambarkan potensi
yang sesungguhnya, mengingat penyelidikan pendahuluan

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-5
II. kondisi Umum

belum menjangkau keseluruhan wilayah Kolaka Utara karena


terbatasnya dana dan sumber daya manusia yang dimiliki. Dari
keseluruhan potensi sebagaimana yang terlihat pada tabel
diatas, komoditas nikel dan krom saat ini saat ini telah dikelola
oleh beberapa perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan.
Khusus untuk komoditas nikel kegiatan ekspor ke mancanegara
telah dilakukan sejak tahun 2010.
2.1.2. Izin Usaha Pertambangan
Pada awal tahun 2009 Pemerintah mengeluarkan regulasi yang
menyangkut pertambangan dengan terbitnya Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu
Bara. Keluarnya Undang-Undang ini kemudian disusul dengan
serangkaian Peraturan Pemerintah yang diterbitkan pada
Februari 2010. Undang-undang ini ditandai dengan adanya
berbagai penyesuaian-penyesuaian dari Undang-undang
sebelumnya tentang Pertambangan Umum sebagai akibat
adanya perubahan paradigma tatanan pemerintahan di negara
kita dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi atau yang
lebih populer dikenal dengan otonomi daerah.
Disamping memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Daerah, dalam Undang-undang Nomor 4 tersebut
juga diatur tentang perubahan istilah Kuasa Pertambangan
menjadi Izin Usaha Pertambangan, demikian pula perubahan-
perubahan istilah dalam tahapan proses penambangan. Sebagai
akibat dari perubahan-perubahan istilah tersebut maka
dilakukan penyesuaian terhadap KP yang telah ada selama ini.
Tabel berikut menggambarkan jumlah Izin Usaha Pertambangan
di Kabupaten Kolaka Utara
Tabel II-2
Jumlah Izin Usaha Pertambangan di Kabupaten Kolaka Utara
Sesuai dengan Tahapan Tahun 2015

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-6
II. kondisi Umum

NO TAHAPAN Jumlah IUP KET


1 Eksplorasi 18
2 Operasi 40
Produksi
JUMLAH 58
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Kolaka Utara

Izin usaha sebagaimana tersebut diatas terdiri dari jenis


Tambang Nikel 49 IUP Kromit 6 IUP, Mangan 1 IUP, Batu Besi 1
IUP dan Batu Bara 1 IUP.
2.2. Kelistrikan
2.2.1. Rasio Elektrifikasi
Rasio elektrifikasi Kolaka Utara pada saat ini diperkirakan diatas
angka 60 %. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan
angka Nasional, bahkan masih dibawah rata-rata Provinsi
Sulawesi Tenggara. Saat ini terdapat 2 kecamatan di Kolaka
Utara yang sama sekali belum dilintasi jaringan listrik PLN akan
yakni Kecamatan Porehu dan Kecamatan Tolala, tetapi 2
kecamatan ini sudah menikmati listrik dari PLTS terpusat.
Sementara itu jumlah desa yang telah menikmati fasilitas listrik
sebanyak 110 dari total 133 desa yang ada. Meskipun
persentase desa yang terlistriki cukup besar, akan tetapi pada
desa-desa tersebut sebahagian masyarakat belum dapat
menikmati listrik karena letak perumahan penduduk yang susah
dijangkau oleh jaringan listrik PLN.
2.2.2. Kondisi Pembangkitan dan Potensi
PT.PLN (Persero) Ranting Lasusua secara keseluruhan didukung
oleh 2 lokasi Pembangkit, masing masimg PLTD Lanipa dengan
Kapasitas Pembangkit kurang lebih 8 MW dan Pembangkit
Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Mikuasi dengan kapasitas 0,5
MW. Pada tahun 2012 terjadi kerusakan pada PLTM Mikuasi
yang berakibat suplai daya dari PLTM tersebut hingga 2013

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-7
II. kondisi Umum

terhenti. Akibatnya saat ini suplai daya keseluruhan berasal dari


PLTD Lanipa.
Dengan besar daya sebagaimana disebutkan diatas maka kondisi
ketersediaan daya saat ini masih surplus karena perkiraan
beban puncak sekitar 7,2 MW. Akan tetapi mengingat
permintaan akan sambungan listrik yang semakin hari semakin
meningkat dengan daftar tunggu yang belum sepenuhnya
terealisasi maka kondisi saat ini diperkirakan hanya dapat
bertahan sampai satu tahun kedepan, apalagi laju pembangunan
ekonomi Kolaka Utara yang pesat menuntut penyediaan
infrastruktur tenaga listrik yang signifikan.
Untuk proyeksi lima tahun kedepan diperkirakan kebutuhan
listrik besarnya dua kali dari kondisi saat ini atau diperkirakan
sekitar 18 MW. Langkah yang ditempuh untuk menutupi
kebutuhan daya hingga lima tahun kedepan adalah antara lain
dengan menambah kapasitas pembangkit PLTD Lanipa.
Disamping itu interkoneksi jaringan Trans Sulawesi yang
melewati Kolaka Utara dan saat ini pembangunannya telah
mulai dilaksanakan diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan
tersebut.
Disamping berupaya untuk melakukan penambahan kapasitas
melalui PLTD, pemerintah Kabupaten Kolaka Utara juga telah
merintis upaya pengembangan potensi air untuk kepentingan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro. Disamping
PLTM Mikuasi pemerintah bekerjasama dengan PT PLN
membangun PLTM di dua lokasi yang berbeda yaitu PLTM Lapai
dan PLTM Rio Rita. Pembangunan kedua PLTM dimaksud saat
ini telah dirintis dan telah sampai pada tahap pembebasan
lahan. Diperkirakan pembangunan PLTM tersebut dapat
dirampungkan pada tahun 2014 mendatang. Selain kedua
sungai tersebut, masih terdapat beberapa sungai yang
Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017
Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-8
II. kondisi Umum

berpotensi digunakan sebagai pembangkit Listrik Tenaga MINI


Hidro Maupun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.

Tabel II-3
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
di Kabupaten Kolaka Utara

PERKIRAAN
No. SUNGAI KAPASITAS KET
(MW)
1 MIKUASI 0,5 Telah dibangun PLTM
2 LAPAI 5 Dalam Proses Pembangunan
3 RANTELIMBONG 6 Dirintis kerjasama dengan pihak swasta
4 RANTEANGIN 3 Dalam Kajian
5 RIO RITA 5 Dalam Proses Pembangunan

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Kolaka Utara

2.2.3. PLTS DAN PLTMH


Beberapa desa dalam wilayah Kabupaten Kolaka Utara secara
teknis belum dapat dilayani dengan listrik yang bersumber dari
jaringan PLN hingga beberapa tahun kedepan. Kendala teknis
yang dihadapi adalah jauhnya letak pemukiman penduduk dari
jaringan, lokasi pemukiman yang tersebar disekitar pegunungan
dan kondisi pemukiman yang terpencar-pencar.
Untuk daerah daerah seperti itu kebijakan yang ditempuh
Pemerintah Kolaka Utara adalah dengan mengusakan energi
alternatif sebagai sumber listrik. Untuk desa-desa yang memiliki
potensi air maka dikembangkan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) sedangkan untuk daerah yang tidak
memiliki potensi air diupayakan dengan bantuan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) baik yang tersebar (SHS) maupun
yang terpusat.

Tabel II-4
PLTMH di Kabupaten Kolaka Utara Pada Tahun 2014

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-9
II. kondisi Umum

No. LOKASI Kapasitas (KVA) KET


1 PLTMH Sarambu 35 Telah beroperasi
2 PLTMH Raoda 35 Telah beroperasi
3. PLTMH Larui 30 Telah beroperasi
4 PLTMH Porehu 250 Telah beroperasi
5 PLTMH Latawaro 35 Rusak
6 PLTMH Lapolu 15 Beropersi
7 PLTMH Majapahit 55 Rusak
8 PLTMH Leleulu 80 Telah beroperasi
9 To’bela 35 Telah beroperasi
10 Patikala 25 Telah beroperasi
11 Koreiha 125 Telah beroperai
12 Latali 25 Telah berperasi
13 Parutellang 35 Telah beroperasi
14 Lametuna 35 Telah beroperasi
15 Lelewawo 35 Telah beroperasi
Sumber Data; Dinas Pertambangan Dan Energi Kab. Kolaka Utara

Disamping PLTMH pemerintah juga telah mengadakan bantuan


PLTS kepada masyarakat baik dengan sistem PLTS Tersebar
maupun PLTS terpusat. Untuk PLTS Tersebar (SHS) paling tidak
10 desa telah diberikan bantuan sedangkan untuk PLTS
Terpusat 3 desa mendapat bantuan masing-masing Sulaho,
Lawaki Jaya dan Bahari.
2.3. Migas
Salah satu kendala utama pada sektor migas di Kabupaten Kolaka
Utara adalah seringnya terjadi kelangkaan dan kemahalan harga
BBM. Hal ini tidak terlepas dari terbatasnya jumlah penyalur resmi
BBM di Kabupaten Kolaka Utara. Pertambahan jumlah penduduk,
pertambahan jumlah kendaraan, serta intensitas kendaraan dari
Sulawesi Selatan dan sebaliknya yang melintasi Kolaka Utara tidak
diimbangi dengan penambahan jatah BBM setiap lembaga penyalur
resmi BBM juga menjadi salah satu biang kelangkaan BBM,
disamping prilaku illegal masyarakat yang menyalahgunakan abbm
subsidi. Jumlah penyalur BBM di Kabupaten Kolaka Utara dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel II-5
Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017
Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-10
II. kondisi Umum

Jumlah Penyalur BBM di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2014


NO. JENIS PENYALUR JUMLAH KET
1 SPBU 2
2 PSPD -
3 APMS 4
4 POOL KONSUMEN 1
5 AGEN LPG 1
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Kolaka Utara

2.4. Penerimanaan Daerah


Sebagai salah satu sector yang diberi tanggung jawab untuk
meningkatkan penerimaan daerah, sektor pertambangan Kabupaten
Kolaka Utara beberapa tahun terakhir telah menunjukkan
kontribusinya baik melalui PAD, Sumbangan Pihak ketiga sektor
pertambangan maupun CSR. Besarnya Penerimaan Daerah dari
sektor pertambangan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II-6
Penerimaan Daerah Kolaka Utara Dari Sektor Pertambangan
Lain-lain
No. TAHUN PAD CSR Keterangan
Penerimaan sah
1 2005 60.660.500
2 2006 130.371.280
3 2007 1.018.844.950
4 2008 1.129.105.000,-
5 2009 1.641.422.762
6 2010 1.944.048.692 335.137.420 117.568.710
7 2011 2.714.544.487 16.360.297.376 5.966.026.056
8 2012 2.971.825.664 43.947.658.287 14.720.855.974
9 2013 2.475.444.999 73.346.527.217 6.862.466.018

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Kolaka Utara

2.5. Masalah-masalah
Disamping beberapa kemajuan yang telah dicapai sebagaimana
tergambar diatas pembangunan disektor pertambangan dan energi
masih menghadapi beberapa kelemahan dan permasalahan baik
dari sisi teknik, administrasi maupun dukungan regulasi.Beberapa
permasalahan yang dapat diungkapkan antara lain :

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-11
II. kondisi Umum

a. Belum Maksimalnya Penyediaan Data Potensi Tambang


Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 mengisyaratkan bahwa
kedepan untuk memberikan izin Usaha Pertambangan kepada
suatu badan usaha dilakukan melalui mekanisme lelang.
Dengan mekanisme ini maka daerah harus menyediakan data
mengenai sumber daya mineral yang terkandung pada lahan
yang akan dilelang. Kesulitan yang dihadapi saat ini adalah
besarnya biaya yang akan dibutuhkan untuk melakukan
penyelidikan umum terhadap bahan galian meneral yang
dimiliki. Akibatnya Pemerintah daerah hanya akan menyediakan
data yang sangat terbatas dan tingkat akurasi yang cukup
rendah.
b. Belum Maksimalnya Dukungan Sarana dan Prasarana
Peralatan untuk kegiatan geologi, pertambangan, dan kelistrikan
pertambangan yang dimiliki saat ini jumlahnya belum memadai
untuk memberikan hasil yang optimal. Dengan kondisi
peralatan pertambangan dan kegeologian terbuka peluang
terjadinya kesalahan-kesalahan, baik dalam pengukuran
maupun kesalahan pemetaan yang dapat berakibat pada
terjadinya celah atau bahkan yang lebih ekstrim terdapatnya
lokasi yang tumpang tindih.
c. Jumlah dan Kualitas SDM yang Minim
Sektor pertambangan dan energi merupakan merupakan salah
satu sektor yang spesifik yang memerlukan Sumber Daya
Manusia pengetahuan dan keterampilan tersendiri. Jumlah
tenaga teknis saat ini masih masih perlu penambahan termasuk
pengangkatan tenaga teknis lain yang belum ada. Disamping
jumlah yang masih kurang kualitas tenaga yang ada perlu
ditingkatkan dengan pelatihan teknis termasuk didalamnya
pelatihan penggunaan alat-alat pertambangan, kegeologian, dan
kelistrikan.

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-12
II. kondisi Umum

d. Kegiatan Pertambangan yang Berpotensi Merusak


Lingkungan
Kegiatan pertambangan secara teoritis memang sangat erat
kaitannya dengan pengelolaan lingkungan. Kita tidak dapat
menutup mata bahwa hampir seluruh kegiatan pertambangan
sangat berpotensial untuk menimbulkan kerusakan lingkungan.
Oleh karena itulah pemerintah menerapkan aturan yang cukup
ketat berkaitan dengan kegiatan pertambangan sehingga disatu
sisi dapat memberikan manfaat yang besar terhadap
kesejahteraan masyarakat tetapi juga sedapat mungkin
meminimalkan dampak kerusakan yang ditimbulkan.
e. Keterbatasan Dana
Kegiatan kegeologian, khususnya yang menyangkut survey,
penyelidikan, dan eksplorasi membutuhkan dana yang cukup
besar dan belum sanggup disediakan Pemerintah Daerah
mengingat prioritas sektor lain yang juga membutuhkan
anggaran. Demikian pula keinginan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan listrik memerlukan dana yang
sangat besar sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk
pemenuhannya.
f. Kondisi Wilayah Kolaka Utara yang Tidak Seluruhnya dapat
Dijangkau Jaringan Listrik PT.PLN (Persero)
Kondisi geografis Kabupaten olaka Utara dengan tofografi yang
didominasi gunung dan bukit menjadikan sebahagian wilayah
Kolaka Utara tidak mungkin dapat dilalui jaringan Listrik.
Terhadap desa-desa terpencil Pemerintah Daerah menempuh
kebijakan dengan menyediakan pembangkit listrik alternatif
yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sistem tersebar
serta penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.

Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016/2017


Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara II-13

Anda mungkin juga menyukai