Administrasi
Tabel 2.10. Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jarak Dengan Ibukota
Kabupaten Sumbawa Barat
Luas Wilayah Jarak Dengan
Jumlah
No Kecamatan Ibukota
(km2) (%) Desa/Kel
Kabupaten (km2)
1 Poto Tano 158,88 8,59 8 25
Jumlah
Taliwang Kuang 6 8 50
Jereweh Beru 4 14
Maluk Benete 5 17
Sekongkang 7 21
Sekongkang
Bawah
Tabel 2.3. Rincian Sebaran Penggunaan Lahan di KSB Tahun 2006 - 2010
Tanah/Lahan
I.
Sawah:
Sawah Irigasi
3 836 869 869 869 1.233
Sederhana PU
Sawah Irigasi
4 594 589 589 589 589
Sederhana Non PU
Tanah/Lahan
II. Kering:
Ditanami
4 1.945 3.179 3.179 3.179 3.179
Pohon/Hutan Rakyat
Padang Rumput/
6 2.465 2.610 2.610 2.610 2.610
Pengembalaan
8 Kolam/Tebat/Empang 20 173 0 14 14
Rawa-rawa (tidak
9 987 987 987 987 987
ditanami)
Sementara Tidak
10 2.201 2.407 2.407 2.407 2.357
Diusahakan
Pekarangan/Permuki
11 man 1.048 1.048 1.071 1.071 1.071
(rumah/bangunan)
Sumber: BPS KSB dan BAPPEDA KSB, 2010; Dinas HUTBUNTAN KSB,
2010.
Dari Tabel 2.03. di atas diketahui bahwa sebaran penggunaan lahan di KSB
tahun 2010 meliputi: lahan sawah 5,12% yang sebagian besar berupa lahan sawah
irigasi teknis dan irigasi setengah setengah teknis, dan lahan kering 94,88% yang
sebagian besar berupa hutan negara. Perkembangan penggunaan lahan selama
periode tahun 2006 – 2010, luas lahan sawah meningkat rata-rata 1,32% per tahun
disebabkan adanya pembangunan prasarana irigasi baru, sebaliknya luas lahan
kering menurun rata-rata 0,07% per tahun.
Lahan sawah, baik sawah irigasi maupun sawah tadah hujan umumnya
dimanfaatakan untuk usahatani padi dan palawija. Lahan kering yang digunakan
untuk kegiatan pertanian dalam arti luas berupa: tegal/kebun, ladang/huma,
perkebunan, ditanami pohon/hutan rakyat, hutan negara, padang
rumput/pengembalaan, tambak, dan kolam/tebat/empang, belum dimanfaatkan
secara intensif untuk pengusahaan berbagai jenis komoditas pertanian dan
perikanan, sedang pemeliharaan ternak umumnya dilakukan secara ekstensif.
Lahan kering berupa hutan negara menempati porsi penggunaan yang sangat
luas (sekitar 72,90 % dari luas wilayah). Rincian luas hutan Negara berdasarkan
jenis penguasaannya disajikan pada Tabel 2.04. berikut di bawah ini.
Dari Tabel 2.04. diketahui bahwa sebagian besar hutan negara (59,27% dari
luas hutan negara atau 43,19% dari luas wilayah) tidak dapat dimanfaatkan secara
langsung untuk proses produksi pertanian, pertambangan atau kegiatan ekonomi
lainnya karena kawasan hutan tersebut harus tetap dipertahannya fungsinya untuk
melindungi ketersediaan sumbersaya tanah, air dan udara. Sementara itu, hutan
negara yang dapat dimanfaatkan secara langsung untuk kegiatan ekonomi hanya
40,73% dari luas hutan atau 29,73% dari luas wilayah.
Lahan KSB yang digunakan sebagai lokasi obyek Wisata Alam, dalam lima
tahun terakhir berkembang cukup pesat seiring dengan beroperasinya berbagai
perusahaan dan pelaksanaan pembangunan. Jumlah lokasi obyek wisata alam
yang potensial di KSB tahun 2010 sebanyak 32 lokasi, terdiri atas 13 obyek
wisata pantai dan 19 obyek wisata alam darat dan air (Dinas ESDM Budpar KSB,
2010).
Pulau-pulau Kecil
Pulau-pulau kecil (small island) adalah pulau-pulau yang berukuran kecil
yang secara ekologis terpisah dari pulau induknya (main land). Pulau-pulau kecil
KSB tahun 2009 berjumlah 16 pulau dengan luas sekitar 1.016,83 Ha. Pulau-
pulau kecil tersebut tidak mempunyai penghuni tetap, tetapi sebagian dari pulau-
pulau tersebut telah dimanfaatkan oleh sebagian kecil masyarakat KSB untuk
berbagai macam kegiatan seperti: pariwisata, budidaya mutiara, budidaya rumput
laut, penangkapan ikan, tempat pengambilan sarang burung walet, dan
pengambilan hasil hutan kayu dan non kayu.
2.4. Kependudukan
Penduduk (jiwa)
Sex Luas Kepadatan
No Kecamatan Laki- Peremp Jumlah %
Rasio (Km2) (Jiwa/Km2)
laki .
120000
100000
Jumlah (Jiwa)
80000
60000
40000
20000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
115000 31000
110000
29000
105000
28000
100000 27000
26000
95000
25000
90000
24000
85000 23000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tingkat kepadatan penduduk KSB yang tersaji pada Tabel 2.21. tergolong
“sangat jarang”, namun penyebaran penduduk antar kecamatan dan desa “relatif
tidak merata”, dimana desa-desa di Kecamatan Seteluk, Taliwang dan Maluk
lebih padat dari desa-desa di Kecamatan Poto Tano, Brang Rea, Brang Ene,
Jereweh dan Sekongkang. Sementara itu, rata-rata jumlah anggota rumahtangga
penduduk pada tahun 2009 sebanyak 3,82 jiwa.
Sumber: BPS KSB dan BAPPEDA Kabupaten Sumbawa Barat, 2006 – 2010.
80000
70000
Jumlah (jiwa)
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
0 - 14 15 - 64 65+
Data pada Tabel 2.24. dan Gambar 2.25. menunjukkan bahwa jumlah
penduduk yang tergolong sebagai tenaga kerja (usia 15 tahun ke atas), misalnya
pada tahun 2009 sebanyak 68.842 jiwa, sedang jumlah penduduk yang bukan
tenaga kerja sebanyak 31.247 orang, sehingga angka ketergantungan (dependency
ratio) sebesar 0,45, artinya setiap 100 orang yang bekerja menanggung hidup 45
orang yang tidak bekerja.
Tabel 2.14. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja di KSB Tahun 2006 – 2009
Perubahan
No. Kompenen 2007 2008 2009
(%/tahun)
Data pada Tabel 2.26. menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja dari
waktu ke waktu menurun dengan rata-rata penurunan 4,00 % per tahun,
sebaliknya jumlah buka angkatan kerja meningkat dengan rata-rata peningkatan
7,06 per tahun. Dari sejumlah angkatan kerja pada tahun 2009, masih terdapat
pencari kerja yang belum ditempatkan atau belum memperoleh pekerjaan
sebanyak 738 orang.
Data pada Tabel 2.18. menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan kerja
yang bekerja masih menggantungkan hidupnya pada lapangan usaha pertanian
dalam arti luas (misalnya pada tahun 2009 sebanyak 39,49 %), sedangkan jumlah
angkatan kerja pada lapangan-lapangan usaha lainnya relatif sedikit.
7. Sarjana Ke Atas - -
Data pada Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan kerja
mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, yaitu tidak sekolah sampai dengan
tamat sekolah dasar sebanyak 54,10 %, sedangkan angkatan kerja yang
berpendidikan relative baik, yaitu tamat sekolah menengah pertama ke atas
sebanyak 45,90 %.
Tabel 3.19. Pengukuran Kualitas Air Sungai yang melintasi Kota Taliwang
Kabupaten Sumbawa Barat TAHUN 2009
BAKU MUTU PP
HASIL UJI
82/01 TTG PPA
LABORATORIUM
& PKA
NO PARAMETER SATUAN Ket
SUNGAI
Kls III
H1 H2 H3
A Fisik
oC
1 Suhu Deviasi 3 27,57 27,33 27,7
Tidak
4 Kekeruhan NTU (-) 6,49 9,11 8,54
Dipersyaratkan
B Kimia
DO (standar
6 mg/L 3 1,26 0,39 0,19 < BAKU MUTU
minimum)
o/ Tidak
7 Salinity oo (-) 0,1 0,2 0,1
Dipersyaratkan
Kesadahan
8 mg/L 114,73 135,9 134,27 Tidak
sebagai CaCO3 Dipersyaratkan
Tidak
9 Klorida (Cl) mg/L (-) 9,5 22,87 7,2
Dipersyaratkan
Tidak
10 Amonium (NH4) mg/L (-) 0,02 0,03 0,04
Dipersyaratkan
11 Nitrit (NO2) mg/L 0,06 0,01 0,01 0,01 < BAKU MUTU
Tidak
15 Mangan (Mn) mg/L (-) 0,49 0,09 0,10
Dipersyaratkan
16 Cadmium (Cd) mg/L 0,01 0,002 0,002 0,002 < BAKU MUTU
17 Chromium (Cr) mg/L 0,05 0,017 0,017 0,017 < BAKU MUTU
18 Timbal (Pb) mg/L 0,03 0,03 0,03 0,03 < BAKU MUTU
Minyak dan
19 mg/L
Lemak 1000 2,5 2,5 2,5 < BAKU MUTU
20 Tembaga (Cu) mg/L 0,02 0,01 0,01 0,01 < BAKU MUTU
Tidak
21 Besi (Fe) mg/L (-) 0,184 0,373 0,278
Dipersyaratkan
22 Seng (Zn) mg/L 0,05 0,001 0,001 0,004 < BAKU MUTU
23 Detergen (MBAS) mg/L 200 0,037 0,067 0,05 < BAKU MUTU
Tidak
24 Nitrat (NO3) mg/L (-) 2,123 1,637 2,45
Dipersyaratkan
Tidak
25 Sulfat (SO4) mg/L (-) 0,77 2,61 2,63
Dipersyaratkan
C Biologi
26 Total Coliform MPN/100ml 10000 7000 6800 9333,3 < BAKU MUTU
KETERANGAN :
mg/L = miligram/liter
H1 = Hulu
H2 = Tengah
H3 = Hilir