Bab 2
Potensi Kabupaten Tapin
Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2012
B. Hidrologi
Kondisi hidrologi di wilayah Tapin dipengaruhi oleh Sungai Negera (beserta anak-
anak sungai) yang merupakan anak Sungai Barito dan Sungai Tapin (beserta anak-anak
sungai). Sungai Negara beserta anak sungainya yaitu Sungai Muning mengalir melalui
wilayah bagian barat Kabupaten Tapin, seperti pada Kecamatan Candi Laras Utara, Candi
Laras Selatan serta sebagian Kecamatan Tapin Tengah. Sedangkan Sungai Tapin mengalir
dari bagian timur hingga barat wilayah Kabupaten Tapin melalui Kecamatan Piani,
Kecamatan Bungur, Kota Rantau, Kecamatan Tapin Utara serta Kecamatan Bakarangan.
Kondisi hidrologi khas wilayah Kabupaten Tapin adalah rawa. Luas rawa di wilayah
Kabupaten Tapin (berdasarkan perhitungan secara digital) relatif luas yaitu seluas 28.243,313
hektar. Sebagian besar rawa yang ada di wilayah Kabupaten Tapin berada di Kecamatan
Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Bakarangan serta Tapin Tengah.
Kondisi hidrologi juga tidak bisa dilepaskan dari kondisi drainase tanah yang ada
wilayah Kabupaten Tapin. Hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Tapin tergenang
secara permanen yaitu berupa rawa dengan luas wilayah sekitar 133.058 hektar atau 61% dari
total luas wilayah Kabupaten Tapin. Wilayah yang tidak pernah tergenang air hanya seluas
63.300 Hektar atau sekitar 29% dari total luas wilayah Kabupaten Tapin. Dengan demikian
kondisi wilayah Kabupaten Tapin sebagian besar didominasi daerah lahan basah.
Berdasarkan kondisi lereng dan topografi di wilayah Kabupaten Tapin mempunyai
tingkat bahaya erosi relatif kecil. Daerah dengan tingkat bahaya erosi sedang sampai tinggi
hanya seluas 19.727 Hektar atau setara 9% total luas wilayah Kabupaten Tapin. Hal ini
menunjukkansecara alami kondisi fisik permukaan tanah di Kabupaten Tapin relatif baik.
C. Klimatologi
Curah hujan merupakan salah satu indikator wilayah untuk mengetahui kondisi tanah
dalam suatu wilayah. Keadaan cuaca ini banyak mempengaruhi semua kegiatan
pembangunan, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan yang bersangkutan
dengan wadah pembangunan itu sendiri yang berupa tanah. Tercatat curah hujan rata-rata
berkisar antara 10,00-24,17mm/hari dimana rata-rata curah hujan terendah pada Bulan
September dan tertinggi pada Bulan April.
Kelembaban udara dan temperatur dipengaruhi oleh ketinggian dan jarak dari
permukaan air laut. Rata-rata temperatur udara sebesar 27,10°C pada Bulan Desember
sampai dengan 28,70°C pada Bulan Februari dan Maret. Rata-rata kelembaban udara
berkisar antara 67% pada Bulan Agustus sampai dengan 85% pada Bulan Mei, November dan
Desember.
D. Geologi
Kabupaten Tapin yang termasuk kedalam Cekungan Barito merupakan daerah yang
menarik perhatian para ahli geologi maupun tambang sejak jaman Belanda. Beberapa
penulis terdahulu yang pernah melakukan penelitian di daerah Tapin dan sekitarnya adalah
Bemmelen R.W., 1949; menulis tentang geologi di Indonesia dimana dalam laporannya
bahwa di daerah Tapin dan sekitarnya (Kalimantan Selatan) mengandung endapan
batubara. Subandi dkk., 1993; telah melakukan inventarisasi endapan batubara di Kabupaten
Tapin yang hasilnya menyebutkan bahwa didaerah ini cukup baik untuk dikembangkan lebih
lanjut. Heryanto dan Sanyoto, 1987; melakukan pemetaan geologi Lembar Amuntai yang
hasilnya menyebutkan bahwa formasi pembawa batubara adalah Formasi Tanjung dan
Warukin.
Secara geologis Kabupaten Tapin terdiri dari tanah dataran tinggi dan pegunungan
yang memanjang dari arah Timur ke Selatan. Dari arah Utara ke Barat kebanyakan terdapat
dataran rendah (rawa). Jenis batuan utama di wilayah Tapin berupa batuan berumur
quarter. Wilayah yang mempunyai jenis batuan ini hampir di seluruh wilayah yaitu sekitar
80,01% dari luas wilayah. Selain jenis batuan berumur quarter, sebagian kecil wilayah Tapin
mempunyai batuan berumur mezoikum. Wilayah dengan batuan ini berada di Kecamatan
Binuang dan Piani. Sebagian besar wilayah Tapin terletak pada ketinggian kurang dari 500 m
dpl. Kondisi ini memberikan implikasi bahwa faktor ketinggian tempat bukan merupakan
kendala dalam usaha mengembangkan wilayah ini di sektor pertanian. Wilayah yang
ketinggiannya lebih dari 500 m dpl hanya terdapat disebagian kecil Kecamatan Piani.
Jenis Tanah di Kabupaten Tapin terdiri dari organosol gleyhumus, sebesar 73,50%
sebagian besar terletak di Kecamatan Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Binuang, Tapin
Selatan dan Tapin Tengah; podsolik merah kuning, sebesar 18,23% sebagian besar terletak di
Kecamatan Piani, Bungur, Tapin Selatan dan Lokpaikat; alluvial, sebesar 5,7% sebagian besar
terletak di Kecamatan Binuang, Tapin Selatan, Lokpaikat dan Tapin Utara; serta kompleks
podsolik merah kuning, Litosol, Latosol sebesar 2,57% terletak di Kecamatan Piani.
Berdasarkan aspek-aspek geomorfologi, dibagi menjadi 3 satuan bentuk asal dan 3 bentuk
lahan yaitu: bentukan asal denudasional (D) terdiri dari satuan bentuk lahan perbukitan
terkikis kuat (D1) bentukan asal fluvial (F) terdiri dari satuan bentuk dataran bekas rawa (F1),
dan bentukan asal struktural (S) terdiri dari satuan bentuk lahan perbukitan bergelombang
lemah (S1). Berdasarkan aspek fisik, kimia dan biologi penentu lingkungan pengendapan,
Kondisi pengendapan batubara pada Satuan Batulempung Warukin termasuk ke dalam
lower delta plain stadium lingkungan pengendapan limnic pada lower shoreline zone
dengan sistem deepwater aquatic system. Sedangkan kondisi pengendapan batubara pada
Satuan Batupasir Warukin termasuk ke dalam lower delta plain stadium lingkungan
pengendapan limnic - marsh pada lower shoreline zone - upper shoreline zone dengan
sistem deepwater aquatic system - wetland.
Seluruh Kecamatan di Kabupaten Tapin kecuali Kecamatan Tapin Utara tanahnya
mempunyai tekstur sedang, yang berarti tanah di wilayah ini relatif mudah diolah dan baik
untuk usaha pertanian. Sebagian besar (sekitar 88%) diantaranya merupakan tanah dengan
tekstur sedang, 0,45% bertekstur kasar yang terdapat disebagian Kecamatan Binuang, Tapin
Selatan, Tapin Utara, Lokpaikat, Bungur dan Piani. Tanah dengan tekstur halus terdapat di
seluruh kecamatan di Kabupaten Tapin.
Kedalaman efektif tanah berhubungan dengan kemungkinan perkembangan akar
tanaman yang ada di atasnya. Semakin besar kedalaman efektif tanah, umumnya semakin
baik bagi usaha pertanian. Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Tapin sebagian besar lebih
dari 30 cm. Bahkan sekitar 85% diantaranya mempunyai kedalaman >90 cm terdapat di
seluruh kecamatan, dan tidak ada yang mempunyai kedalaman <30 cm. Dengan demikian,
ditinjau dari kedalaman tanah, Kabupaten Tapin mempunyai potensi yang relatif baik.
c. Perikanan
Terkait fungsi perikanan, daerah mengarahkan pada Pengembangan produksi
perikanan darat maupun hasil penangkapan ikan. Arahan ini mempertimbangkan
belum adanya sarana dan prasarana yang menunjang agar sentra produksi perikanan
dapat berkembang.
d. Agro-industri
Terkait fungsi agro-industri, daerah mengarahkan pada pengembangan sentra agro
industri untuk menunjang berkembangnya penghasilan PAD di Kabupaten Tapin.
e. Pendidikan
Terkait fungsi pendidikan, daerah mengarahkan pada pengembangan kawasan
pendidikan tinggi. Arahan ini mempertimbangkan adanya perkembangan penduduk
dan kebutuhan pendidikan terutama pendidikan tinggi.
g. Transportasi Regional
Terkait fungsi transportasi regional, daerah mengarahkan pada peningkatan dan
pengembangan jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan arteri sekunder dan
kolektor, dan pengembangan pelabuhan perikanan Kabupaten Tapin. Arahan ini
mempertimbangkan bahwa berkembangnya kegiatan perangkutan, baik darat, &
laut juga berkembang cukup pesat.
h. Pusat Pelayanan
Terkait fungsi pusat pelayanan, daerah mengarahkan pada pengembangan kawasan
pemerintahan kabupaten, kawasan perumahan, kawasan pendidikan tinggi, kawasan
olahraga, pengembangan hutan/taman kota dan pengembangan fasilitas umum dan
sosial. Arahan ini mempertimbangkan adanya pembagian wilayah antara kawasan
pemerintahan Kabupaten Tapin, Kawasan permukiman yang telah berkembang
sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan juga berkembangnya kebutuhan
fasilitas umum & sosial cenderung meningkat, baik pendidikan, kesehatan, rekreasi,
olahraga, & peribadatan.
6 Ubi Jalar 5 6 65
8 Kacang Kedele 0 0 0
9 Kacang Hijau 0 0 0
Kelompok Industri Industry Kimia, Agro dan Hasil Hutan (IKAHH) dan Industry
Logam, Elektronika dan Aneka (ILMEA) memiliki laju pertumbuhan yang tinggi
sebesar 2,49. Kondisi industri di Kabupaten Tapin dapat dilihat pada tabel 2.4.
2.2.3. Pariwisata
Pariwisata di Kabupaten Tapin sangat ditunjang oleh ketersediaan akomodasi
hotel/losmen. Hotel terbanyak terdapat di Kecamatan Tapin Utara sebanyak 7 unit. Untuk
lebih jelasnya terdapat pada tabel 2.5.
1. Binuang 1
2. Hatungun
3. Tapin Selatan
4. Salam Babaris
5. Tapin Tengah
6. Bungur
7. Piani
8. Lokpaikat 1
9. Tapin Utara 7
10. Bakarangan
Jumlah (Total) 9
1. Binuang 8
2. Hatungun
3. Tapin Selatan 5
4. Salam Babaris
5. Tapin Tengah
6. Bungur 1
7. Piani
8. Lokpaikat
9. Tapin Utara 18
10. Bakarangan
Jumlah (Total) 35
2.2.4. Pertambangan
Kabupaten Tapin merupakan salah satu daerah yang merupakan sentra pertambangan
di Kalimantan Selatan. Pertambangan yang tertinggi berupa batu bara, pasir bangungan
(galian C), sirtu, tanah laterit.
2011 2012
2 Kaolin 0 0 0
2011 2012
Menurut data statistik BPS Kabupaten Tapin, distribusi jumlah penduduk terbesar
terdapat di Kecamatan Binuang sebanyak 28.511 jiwa dan Kecamatan Tapin Utara sebanyak
24.076 jiwa. Sedangkan untuk kecamatan-kecamatan lainnya relatif memiliki populasi
penduduk dibawah 20.000 jiwa. Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah
Kecamatan Piani dengan jumlah penduduk 5.578 jiwa dan Kecamatan Hatungun dengan
jumlah penduduk sebesar 8.308 jiwa.
Berdasarkan data yang ada pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapin, jumlah desa
terbanyak di Kecamatan Tapin Tengah sebanyak 17 desa dengan jumlah rumah tangga
sebanyak 18.188. kemudian Kecamatan Tapin Utara sebanyak 16 desa dengan jumlah rumah
tangga sebanyak 24.076 dan Kecamatan Candi Laras Utara sebanyak 13 desa dengan 16.597.
Jumlah
Jumlah Jumlah Rata-rata
No. Kecamatan Rumah
Desa Penduduk per km2
Tangga
Jumlah
Jumlah Jumlah Rata-rata
No. Kecamatan Rumah
Desa Penduduk per km2
Tangga
2.4. Transportasi
a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik
Aspek pelayanan umum dari Kabupaten Tapin juga dapat dilihat dari sarana
prasarana umum seperti jaringan jalan. Berikut adalah data proporsi panjang jaringan jalan
dalam kondisi baik.
Tabel 2.11
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Di Kabupaten Tapin Tahun 2013
1. Jenis Permukaan
b. Kerikil 41,25
2. Kondisi Jalan
b. Sedang 54,80
3. Kelas Jalan
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
e. Kelas IV 66,49
f. Kelas V 63,60
Tabel 2.12
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Menurut Kecamatan tahun 2013
di Kabupaten Tapin
Tabel 2.13
Panjang Jalan Kabupaten Berdasarkan Kelas Jalan
Setiap Kecamatan tahun 2013
di Kabupaten Tapin
Kelas Jalan
NO Kecamatan Tak
I II III III C IV V
Dirinci
Kelas Jalan
NO Kecamatan Tak
I II III III C IV V
Dirinci
Candi Laras - - - -
11 - 4,20 -
Selatan
Tabel 2.14
Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan Per Kecamatan tahun 2013
di Kabupaten Tapin
Rusak
NO Kecamatan Baik Sedang Rusak Jumlah
Berat
Rusak
NO Kecamatan Baik Sedang Rusak Jumlah
Berat
Tabel 2.15 Kondisi jalan Kabupaten Tapin Menurut Jenis Konstruksi 2013
Kondisi (km) Jumlah
No Jenis Konstruksi panjang
Baik Sedang Rusak Rusak Berat (km)
1. Aspal
3 Tanah
Contents
2.1. WILAYAH ADMINISTRASI .............................................................................................................. 1
Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng Di Kabupaten Tapin .................................................... 3
2.2.3. Pariwisata.................................................................................................................................. 10
Pariwisata di Kabupaten Tapin sangat ditunjang oleh ketersediaan akomodasi hotel/losmen. Hotel
terbanyak terdapat di Kecamatan Tapin Utara sebanyak 7 unit. Untuk lebih jelasnya terdapat pada
tabel 2.5. .................................................................................................................................................... 10
Tabel 2.6 Jumlah Restoran/Rumah Makan menurut Kecamatan tahun 2015 .................................... 11
Tabel 2.7 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik tahun 2012-2015 ..................................... 12
Kabupaten Tapin merupakan salah satu daerah yang merupakan sentra pertambangan di Kalimantan
Selatan. Pertambangan yang tertinggi berupa batu bara, pasir bangungan (galian C), sirtu, tanah
laterit. ........................................................................................................................................................ 12
Tabel 2.10 Luas Desa, Jumlah Penduduk, Kabupaten Tapin 2013 .................................................... 14
Tabel 2.15 Kondisi jalan Kabupaten Tapin Menurut Jenis Konstruksi 2013 ..................................... 19