Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Perikanan pada hakikatnya adalah peningkatan

produktivitas usaha, peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan pelaku utama dan

pelaku usaha beserta keluarnya. Salah satu perwujudan dan komitmen

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui pusat pelatihan dan penyuluhan KP

Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan untuk ikut serta dalam

pembangunan Kelautan dan Perikanan. Penyuluh Perikanan merupakan tahapan

proses kegiatan persiapan, perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Diharapkan dengan adanya penyuluh Perikanan, para pelaku usaha utama dan

pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan dapat berubah pola pikir dan

perilaku dalam kegiatan usahanya ke arah yang lebih baik melalui teknologi

anjuran yang tepat guna.

Penyuluh perikanan sangat berguna sebagai suatu pedoman teknis

penyuluhan perikanan dalam menjalankan kegiatan pendampingan dan pembinaan

terhadap masyarakat. Diharapkan Penyuluh Perikanan ini dapat mengidentifikasi

dan merumuskan permasalahan yang di lapangan, sehingga dapat dituangkan ke

dalam rencana tindak lanjut kegiatan Penyuluh Perikanan, yang tentu saja

disinkronisasikan dan koordinasikan dengan program-program dari KKP dasn

BPPP Medan.

Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu Kabupaten yang berada di

bagian pantai timur wilayah Provinsi Aceh yang beribukota Lhoksukon. Terletak

1
pada koordinat 96.52.00o-97.31.00 o Bujur Timur dan 04.46.00o –

05.00.40o Lintang Utara, yang berbatasan langsung dengan:

1. Sebelah Utara dengan Selat Malaka dan Kota Lhokseumawe.

2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Timur.

4. Sebelah Barat dengan Kabupaten Bireuen.

Kabupaten yang beribukota di Lhoksukon ini mempunyai wilayah seluas

3.296,86 km2 atau 329.686 Ha. Dengan panjang garis pantai 51 Km, dan

kewenangan kabupaten adalah sampai 4 mil laut, maka luas wilayah laut

kewenangan ini adalah 37.744 Ha atau 3.774,4 Km2. Wilayah Kecamatan yang

paling luas adalah Kecamatan Paya Bakong yang meliputi 12.69% dari luas

wilayah Kabupaten Aceh Utara, sedangkan wilayah Kecamatan yang paling

sempit daerahnya adalah Kecamatan Lapang dengan luas hanya 19.27 Km 2. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1 Dibawah ini:

Tabel 1.
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase


1 Sawang 384,65 11,67
2 Nisam 42,74 3,48
3 Nisam Antara 84,38 2,56
4 Bandar Baro 42,35 1,28
5 Kuta Makmur 151,32 4,59
6 Simpang Keramat 79,78 2,42
7 Syamtalira Bayu 77,53 2,35
8 Geurudong Pase 269,28 8,17
9 Meurah Mulia 202,57 6,14
10 Matang Kuli 56,94 1,73
11 Paya Bakong 418,32 12,69
12 Pirak Timu 67,70 2,05
13 Cot Girek 189,00 5,73
14 Tanah Jambo Aye 162,98 4,94

2
15 Langkahan 150,52 4,98
16 Seunuddon 100,63 3,05
17 Baktiya 158,67 4,81
18 Baktiya Barat 83,08 2,52
19 Lhoksukon 243,00 7,37
20 Tanah Luas 30,64 0,93
21 Nibong 44,91 1,36
22 Samudera 43,28 1,31
23 Syamtalira Aron 28,13 0,85
24 Tanah Pasir 20,38 0,62
25 Lapang 19,27 0,58
26 Muara Batu 33,34 1,01
27 Dewantara 39,47 1,20
Jumlah 3.296,86 100,00

Kondisi topografi wilayah Kabupaten Aceh Utara terdiri atas dataran dan

daerah yang berbukit-bukit. Sebanyak 760 desa di Aceh Utara terletak di dataran

sedangkan di daerah perbukitan terdapat 92 desa. Di Wilayah Kabupaten Aceh

Utara mengalir 8 sungai yang bermuara ke Selat Malaka, yakni Krueng Buloh,

Krueng Lambanyung, Krueng Keureutou, Krueng Gunci, Krueng Keukuh,

Krueng Ceuko, Krueng Peuto dan Krueng Jambo Aye. Selain sungai, di

kabupaten ini terdapat pula 4 gunung dengan ketinggian berkisar antara 776 m

hingga 2.839 m.

Kondisi klimatologi Kabupaten Aceh Utara dapat dijelaskan oleh tekanan

udara, suhu, kelembaban, banyaknya hujan dan intensitas hujan. Rata-rata tekanan

udara yang terjadi selam bulan Januari hingga Desember adalah 1010,81 ppm

dengan kelembaban rata-rata mencapai 85%. Suhu udara yang terjadi selam tahun

2016 rata-rata 27,04 0C. Di wilayah Aceh Utara, curah hujan yang terjadi selama

tahun 2016 relatif tinggi. Setiap bulan terjadi hujan rata-rata perbulannya 13 hari.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2 Dibawah ini:

3
Tabel 2.
Kondisi Klimatologi Kabupaten Aceh Utara

Tekanan Curah
Suhu Rata- Kelembaban Banyaknya
Bulan Udara Hujan
Rata Rata-Rata Hari Hujan
Rata-Rata (MM)
Januari 1011,5 26,60 85 30,20 11
Februari 1011,5 26,45 83 43,70 9
Maret 1010,9 27,30 84 86,00 14
April 1010,4 27,10 87 168,90 11
Mei 1010,0 27,80 83 225,10 11
Juni 1010,1 27,10 84 1,60 5
Juli 1010,5 27,620 83 128,10 15
Agustus 1010,9 27,80 83 15,50 9
September 1011,4 27,10 84 142,60 23
Oktober 1011,2 27,80 87 114,30 16
November 1010,4 26,60 87 79,00 16
Desember 1010,9 26,60 86 166,10 16
Rata-Rata 1010,81 27,04 85 100,09 13,00

Dari segi kependudukan, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara pada

tahun 2016 mengalami pertambahan sebesar 193.492 jiwa. Kabupaten Aceh Utara

yang memiliki luas wilayah sebesar 3.296,86 km2 memiliki tingkat kepadatan

penduduk sebesar 164 jiwa/Km yang tersebar di seluruh Kecamatan yang ada dan

memiliki rata-rata penduduk rumah tangga sebesar 4 jiwa.

1.2. Tujuan

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan penyuluhan,

meningkatnya pengetahuan, keterampilan, sikap dan motivasi masyarakat,

khususnya budidaya udang vaname. Terutama dalam meningkatkan pendapatan

dan kesejahteraannya.

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan penyuluhan

perikanan di bentuk kelompok khalayak yang di suluh berdasarkan kesamaan

jenis usaha, wilayah pemukiman, dan disesuaikan dengan kondisi setempat.

4
BAB II

KONDISI DAN POTENSI WILAYAH

2.1. Profesi Masyarakat Wilayah Dataran

Namun terlepas juga masyarakat wilayah daratan yang mempunyai profesi

di kolam, sungai, danau, rawa dan waduk untuk mencari nilai ekonomis untuk

kebutuhan hidupnya.

2.2. Identifikasi dan Analisis Faktor Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan semua kondisi dan faktor yang berada di

dalam batas wilayah administratif (yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya

manusia, infrastruktur, kelembagaan dan sosial ekonomi) dan wewenang

Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten yang mungkin dapat

berfungsi sebagai kekuatan yang dapat mendukung dan mendorong Pemerintah

Daerah dalam mengembang visi dan misi mewujudkan visinya atau sebaliknya

sebagai kelemahan yang dapat menghambat dalam mengembang misi dan

mewujudkan visinya.

Tabel 3.
Unsur-Unsur Faktor Lingkungan Internal

Unsur-Unsur Lingkungan Internal


No Aspek No Kekuatan No Kelemahan
1 Ekonomi 1 Kabupaten Aceh Utara 1 PDRB Kabupaten Aceh
memiliki luas daratan Utara relatif rendah dan
dan bahan untuk membutuhkan dana yang
budidaya udang relatif besar untuk
vaname pembiayaan
pembangunan perikanan
secara umum
2 Masih tersedianya 2 Pertumbuhan bidang
sarana dan prasarana budidaya udang vaname
umum dan mendukung dan perikanan lainnya
lainnya yang relatif masih sangat rendah

5
Unsur-Unsur Lingkungan Internal
No Aspek No Kekuatan No Kelemahan
memadai
3 Tersedianya lembaga 3 Ketersediaan sarana dan
keuangan yang prasarana pendukung
memadai aktivitas budidaya udang
vaname sangat rendah
2 Sosial Budaya 1 Meningkatnya 1 Produktivitas masyarakat
kepedulian dan jumlah rendah karena kualitas
LSM yang bergerak di SDM yang rendah
bidang pemberdayaan menyangkut
masyarakat keterampilan,
pengetahuan, etos kerja
dan sikap mental
2 Sebagian besar
masyarakat pelaku usaha
perikanan di wilayah
dataran tergolong
keluarga miskin
3 Terbatasnya lapangan
pekerjaan dan rendahnya
pertumbuhan angkatan
kerja
4 Terbatasnya sarana dan
prasarana perhubungan,
pendidikan, kesehatan,
listrik dan air bersih
5 Masih ada anak petani
budidaya yang
kehilangan orang tuanya
dan mengalami kesulitan
dalam memperoleh
pendidikan yang layak
6 Terbatasnya jumlah guru
dan tenaga kesehatan di
wilayah pesisir
3 Politik 1 Adanya komitmen 1 Belum adanya
yang kuat dari mekanisme yang jelas
Pemerintah Daerah tentang perlibatan
dalam upaya stakeholders dalam
pembangunan dan pembinaan masyarakat
pengembangan 2 Masyarakat masih
ekonomi perikanan dipandang sebagai objek
secara keseluruhan pembangunan
4 Teknologi 1 Belum tersedianya 1 Teknologi yang
bantuan teknis yang digunakan masih bersifat
diperlukan untuk tradisional
membangun kembali 2 Masih kurangnya tempat
kegiatan budidaya lahan budidaya
udang vaname yang 3 Terbatasnya informasi

6
Unsur-Unsur Lingkungan Internal
No Aspek No Kekuatan No Kelemahan
masih terbatas sifatnya dan pengenalan
teknologi kepada
masyarakat lokal
4 Belum terealisasinya
bantuan teknis yang
mamadai

2.3. Strategi Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan

Lembaga-lembaga Desa bersifat umum yang di Kecamatan Dewantara

terdiri dari BPD, LSM, PKK Karang Taruna, Koperasi dan KUD. Disamping itu

juga terdapat lembaga-lembaga kemasyarakatan yang khusus seperti kelompok

tani, KUB (Kelompok Usaha Bersama) dan kelompok Binaan Penyuluh pelaku

usaha budidaya udang vaname.

Strategi besar dalam aspek kelembagaan dielaborasi dari solusi-solusi yang

dilakukan dengan melibatkan semua stakeholders. Alternatif-alternatif solusi

permasalahan kelembagaan dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4.
Alternatif-Alternatif Solusi Permasalahan Kelembagaan

No Solusi
1 Pengembangan organisasi pelaku usaha budidaya
2 Peningkatan partisipasi budidaya udang vaname
3 Memperkuat posisi budidaya udang vaname pelaku usaha perikanan
4 Mengurangi ketergantungan pada pengumpul
5 Harga dasar udang vaname
6 Peningkatan pendapatan petani pembudidaya
7 Evaluasi bantuan Pemerintah
8 Peningkatan perhatian/pemahaman Pemda
9 Penguatan/pengembangan kelembagaan pembudidaya
10 Peningkatan pengawasan
11 Peningkatan koordinasi antar budidaya organisasi/instansi Pemda
12 Peningkatan kapasitas SDM
13 Meningkatkan manajemen usaha
14 Perda persaingan usaha yang sehat
15 Peningkatan kemitraan usaha

7
2.4. Pembangunan dan Pengembangan Kapasitas Sarana dan Prasarana

Strategi utama pembangunan dan pengembangan kapasitas sarana dan

prasarana dijabarkan ke dalam beberapa strategi antara lain yaitu peningkatan

aksebilitas, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana produksi

perikanan budidaya udang vaname:

1. Peningkatan aksebilitas dapat dilakukan dengan perbaikan sistem penyaluran

dan transportasi budidaya yang ada. Hal ini bertujuan untuk memperlancar

pendistribusian barang dan orang, mempertinggi keuntungan, meminimumkan

biaya pemasaran. Satu hal penting dalam upaya meningkatkan aksebilitas ini

adalah adanya bak-bak penyimpanan udang dan pasar udang sebagai pintu

gerbang pendistribusian dan pemasaran udang yang baik dan budidaya di

dalam ataupun keluar daerah.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana produksi bertujuan untuk

mendukung peningkatan produksi udang. Peningkatan kapasitas produksi

usaha budidaya udang vaname dapat dilakukan antara lain dengan cara

peningkatan dan rehabilitasi sarana tambak, pengolahan pasca panen serta

pengadaan benih udang di pembudidaya.

8
BAB III

PENETAPAN MASALAH

Tabel 5.
Penetapan Masalah

No Masalah Umum Masalah Khusus


1 Teknik pelaku usaha a. Pelaku utama belum adanya teknologi
pembudidaya masih tepat guna, baik teknologi Reticular
tradisional Activating System (RAS)
b. Pelaku utama belum memahami tentang
budidaya CBIB
2 Pelaku usaha budidaya Perlu adanya bantuan benih udang untuk
masih terkendala dengan pelaku usaha perikanan
benih udang
3 Masih lemah dan a. Kurang aktif kelompok dalam
rendahnya kesadaran menjalankan kegiatan keorganisasian
mengenai kelembagaan b. Masih lemahnya sistem administrasi
pelaku usaha usaha baik individu maupun kelompok
4 PKS (pengetahuan, a. Belum optimalnya kesadaran pelaku
keterampilan dan sikap) utama tentang pentingnya merawat alat-
pelaku utama (petani alat pengolah budidaya
budidaya) dalam kegiatan b. Masih kurangnya kesadaran pelaku utama
pengolahan budidaya tentang pentingnya kebersamaan

9
BAB IV

PENETAPAN TUJUAN

Tabel 6.
Penetapan Tujuan

No Tujuan Umum Tujuan Khusus


1 Meningkatkan PKS a. Meningkatkan wawasan pelaku utama
(pengetahuan, keterampilan tentang pentingnya menumbuh
dan sikap) pelaku utama kembangkan kelompok pelaku utama
tentang kelembagaan b. Pembentukan, pengukuran dan
penguatan sistem kelompok pelaku
utama
2 Menjalin hubungan kerja a. Meningkatkan wawasan pelaku utama
sama dan kemitraan antara tentang pentingnya pengolahan
penyuluh perikanan bantu, budidaya yang benar
pelaku utama (khususnya b. Meningkatkan wawasan pelaku utama
petani budidaya) dan Dinas tentang pentingnya menjaga kualitas
Kelautan dan Perikanan budidaya dan hasil produksi lebih
meningkat

10
BAB V

CARA MENCAPAI TUJUAN

Dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pedesaan di

bidang kelautan dan perikanan, setiap kegiatan harus didukung oleh kondisi yang

memungkinkan, dan semua kegiatan yang akan dilaksanakan harus terkoordinasi

dengan Kementerian Kelauatan dan Perikanan melalui Pusat Pelatihan dan

Penyuluhan KP Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan secara

serasi dan baik.

Berdasarkan potensi sumberdaya alam yang dimiliki masih perlunya

rehabilitasi dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan usaha

pelaku utama dan pelaku usaha, hal ini apabila dilakukan secara bertahap akan

memperbaiki tingkat perekonomian bagi masyarakat pelosok daratan yang

bersangkutan. Peningkatan kapasitas dan kemampuan sumberdaya manusia

mengenai kegiatan usahanya juga tidak kalah penting untuk dilakukan, misalnya

melalui kursus, pelatihan dan diskusi kelompok.

Langkah kerja penyuluh perikanan yang ditempuh adalah mengarah

kepada peningkatan kemampuan dan kapasitas kelompok khususnya pelaku utama

perikanan dalam mengembangkan usahanya. Rencana kerja tahunan penyuluh

perikanan ini dilatarbelakangi oleh identifikasi faktor penentu di wilayah kerja,

secara garis besar rencana kerja tahunan penyuluh perikanan adalah sebagai

berikut:

11
1. Pelaksanaan Sistem Latihan dan Kunjungan

Dalam pelaksanaan latihan ini penyuluh dan kelompok masyarakat

diharapkan dapat mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang diselenggarakan dari

penyuluh sendiri maupun dari dinas atau instansi yang terkait guna mendukung

kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha dalam pengembangan kegiatan

usahanya. Tujuan dilaksanakan pelatihan adalah sebagai berikut ;

a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

b. Menyampaikan informasi dan teknologi

c. Penyampaian permasalahan yang dihadapi di lapangan sekaligus mencari jalan

keluar pemecahannya.

Sedangkan maksud dari pelaksanaan kunjungan adalah pendampingan dan

pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha baik perorangan maupun

kelompok secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, dengan orientasi

penyuluhan menjurus pada materi-materi yang dibutuhkan oleh pelaku utama dan

pelaku usaha.

2. Demonstrasi

Kegiatan ini meliputi 2 cara yaitu;

a. Demonstrasi Plot/ Pond

Demonstrasi plot/pond bertujuan untuk memberikan media belajar secara

langsung dan juga sebagai pembanding bagi masyarakat di sekitarnya.

Demonstrasi plot/pond ini juga sebagai kaji terap bagi penyuluh yang hasilnya

bisa digunakan untuk menetapkan rekomendasi bagi penyuluh di wilayah binaan.

Inilah media penyuluh yang paling tepat bagi masyarakat yang tingkat penerapan

12
inovasinya masih lamban. Demplot/Dempond ini dilakukan di tempat yang

dianggap strategis, proses pelaksanaannya mulai dari awal persiapan sampai

produksi.

b. Demonstrasi Cara

Demonstrasi cara ini digunakan untuk memperagakan cara-cara baru yang

dianggap masyarakat masih asing, kegiatan ini bisa dilaksanakan di ruangan

maupun di lapangan.

Tujuan demplot/dempond adalah sebagai berikut;

a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha

b. Menarik perhatian masyarakat mengenai teknologi baru dan kelebihannya,

sehingga membangkitkan keinginan dan minat untuk mengadopsinya

c. Untuk memperoleh data dan referensi bagi para penyuluh dalam dasar

memberikan rekomendasi untuk suatu teknologi terapan terhadap petani

budidaya.

3. Temu Lapang/ Temu Wicara

Kegiatan temu lapang atau temu wicara dilakukan untuk menyampaikan

informasi-informasi berkaitan dengan bidang usaha yang dikembangkan kepada

pelaku utama dan pelaku usaha dari dinas atau instansi yang terkait dan

sebaliknya mengenai kegiatan usahanya.

13
4. Temu Teknis

Kegiatan temu teknis dilakukan untuk memberikan diklat (pendidikan dan

pelatihan) teknis dalam pengembangan kegiatan usaha kepada pelaku utama dan

pelaku usaha oleh instansi yang terkait dan berwenang.

14
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Penyuluh perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta

pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan

dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber

daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,

pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian

fungsi lingkungan hidup.

Penyuluhan Perikanan merupakan kegiatan pendidikan yang mengandung

proses belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar berlangsung efektif dan

efisien, diperlukan suasana belajar mengajar yang tepat. Penyuluh Perikanan yang

memiliki peranan strategis dalam upaya Pembangunan perikanan pada hakikatnya

adalah peningkatan produktivitas usaha, peningkatan pendapatan, peningkatan

taraf hidup, dan kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan dan

keluarganya. Penyuluhan perikanan yang kandungan materinya berisikan

informasi teknologi (teknis, ekonomis, dan sosial) kelautan dan perikanan sangat

diperlukan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia kelautan dan

perikanan. Untuk itu, teknologi yang digunakan harus merupakan teknologi

kelautan dan perikanan tepat guna yang bersifat dinamis, sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan

oleh pengguna dalam meningkatkan nilai tambah komoditas perikanan.

15
6.2. Saran

Diharapkan kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pembangunan

perikanan, serta perlu adanya kegiatan pelatihan-pelatihan agar pelaku usaha

termotivasi untuk melakukan apa yang telah disuluhkan oleh para penyuluh.

Diharapkan kepada Pemerintah Daerah sudi kiranya untuk turun tangan

untuk memberikan bantuan, baik sarana dan prasarana atau sebagaimana yang

diperlukan oleh pelaku usaha agar lebih memperbaiki namanya di mata

masyarakat.

Penulis juga berharap kepada para pembaca agar memberikan saran dan

kritikan kepada penulis agar pembuatan Laporan Tahunan selanjutnya bisa lebih

baik lagi.

Aceh Utara, 10 Desember 2018


Penyusun
Penyuluh Perikanan
Kecamatan Dewantara

Syamsul Bahri, A.Md. Pi


NIP. 19601231 198703 1 071

16

Anda mungkin juga menyukai