Anda di halaman 1dari 38

II - 1

2.3.1. Layanan Urusan Pilihan


2.3.1.1. Kelautan dan Perikanan
a. Potensi lahan dan pemanfaatan potensi lahan
Gambaran umum penyelenggaraan urusan kelautan dan perikanan di Kabupaten Sumbawa
diantaranya dapat dilihat dari tingkat pemanfatan potensi lahan, baik untuk perikanan laut, perairan
umum, perairan air tawar dan air payau, seperti disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.1.
Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Kabupaten Sumbawa (2010)
No Sumber Daya
Potensi Dimanfaatkan
Luas (Ha) Prod (ton) Luas (Ha) % Prod (ton) %
1 2 3 4 5 6 7 8
I Perikanan Laut

a. Perikanan Tangkap

1. P. Pantai 677,600 24,864 677,600 100 37,242 149.78

2. P. Lepas Pantai 900,000 30,789 286,722 31.86 3,848 12.50

3. Z E E 7,400,000 203,390 0 0 0 -

Jumlah 8,977,600 259,043 964,322 10.74 41,090.20 15.86

b. Budidaya Laut

1. Budidaya Rumput Laut 14,950 897,000 5,940 39.73 43,935 4.90

2. Budidaya Kerapu 1,200 15,080 260 21.67 198 1.31

3. Budidaya Mutiara 5,700 13.4 2,108 36.98 0.3 2.24

Jumlah 21,850 912,093 8,308 38.02 44,133 4.84
II Perairan Umum

1. Waduk Dam 1,074 1,074 704 65.55 1,488 138.55

2. Sungai 900 900 796 88.44 332 36.89

3. Laguna 50 50 23 46.00 20 40.00

Jumlah 2,024 2,024 1,552 76.68 1,840 90.91
III Perairan Air Tawar

1. Kolam 1,464 1,756 131.18 8.96 372 21.18

2. Sawah/mina Padi 398 119 0 - 0 -

3. Kerambah/KJA 406 11,990 131.58 32.41 59 0.49

Jumlah 2,268 13,868 131.58 5.80 430 3.10
IV Perairan Air Payau

1. Tambak 10,375 12,744.50 2,720.30 26.22 32,903 258.17

Jumlah 10,375 12,744.50 2,720.30 26.22 32,903 258.17

TOTAL 9,014,117 1,199,773 977,033.98 10.85 120,396.20 10.03
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa 2010
Pada tahun 2010 pemanfaatan lahan untuk pembangunan urusan kelautan dan perikanan
secara kumulatif sudah mencapai 10,85% dari luas lahan potensinya. Pemanfaatan terbesar baru
mencapai 41% untuk perairan laut dan 32,903% untuk perairan air payau. Hal ini menunjukkan
bahwa peluang pengembangannya sangat terbuka pada masa selanjutnya.
Gambaran pemanfaatan lahan setiap tahunnya pada beberapa tahun terakhir disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.2.
Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Lahan Perikanan Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No Sumber Daya
Luas Potensi
(Ha)
Pemanfaatan (Ha)
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7 8
I Perikanan Laut

a. Perikanan Tangkap 8,977,600 953,840 955,840 958,700 964,322 964,322

b. Budidaya Laut 21,850 6,207 7,207 7,589 8,017 8,308
II Perairan Umum 2,024 1,436 1,454 1,488 1,522 1,523
III Perairan Air Tawar 2,268 111,8 117,83 123,34 128,36 131,58
II - 2

IV Perairan Air Payau 10,375 1955,8 2,136 2280,4 2,383 2720,30

TOTAL 9,014,117 964.755 970.180 976.180 976.373 977.035
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa 2010
b. Produksi Perikanan
Produksi perikanan yang paling dominan di Kabupaten Sumbawa adalah perikanan tangkap.
Komoditas ikan dengan kuantitas produksi tertinggi tahun 2010 meliputi udang (air payau), rumput
laut, kembung, kakap, kerapu, layang, lencam, tongkol, ikan air rawar, bandeng, peperek.

Tabel 2.3.
Produksi Perikanan Kabupaten Sumbawa Terhadap Provinsi NTB (2006-2010)
Tahun Kab. Sumbawa
Provinsi
NTB
Proporsi Growth KS Growth NTB
1 2 3 4 5 6
2010 120.396 381.888 31,5% 80% 173,06%
2009 66.563 139.850 48% 16% 6%
2008 57.469 131.898 44% 8% 21%
2007 53.060 108.955 49% 37% 7%
2006 48.329 101.875 38% 14% 6%
Rata-Rata 67.236 172,89 42,10% 31% 42,6%
Sumber: DDA NTB dan DDA Kab. Sumbawa, 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan Kabupaten Sumbawa sebagai salah
satu dari 10 Kabupaten/kota di NTB sejak Tahun 2006 2010, memberikan kontribusi produksi
rata-rata 42%. Gambaran tingkat produksi perikanan di Kabupaten Sumbawa setiap tahunnya pada
beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.4.
Potensi dan Produksi Perikanan di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No Sumber Daya
Potensi
Produksi
(Ton)
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Perikanan Tangkap 259,043 29,970 34,600.0 38,591.1 41,155.0 43,855.0
2 Budidaya Laut 912,093 12,3131.1 13,626.7 27,075.0 42,227.0 66,049.0

Total 1,171,136
42,383.1 48,226.7 65,666.1 83,382.0
109,904.0
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa 2010
c. Cakupan pembinaan kelompok nelayan
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan cakupan pembinaan kelompok budidaya
rumput laut dan kelompok nelayan, secara berturut-turut disajikan sebagai berikut.

Tabel 2.5.
Data Jumlah Kelompok Budidaya Rumput Laut per Kecamatan 2010
No Kecamatan Jumlah Kelompok Jumlah Pembudidaya
Jumlah Kelompok
Penerima Bantuan
1 2 3 4 5
I. Alas Barat 26 267 6
II. Alas 1 18 -
III. Buer 2 20 -
IV. U t a n 2 48 2
V Lab. Badas 9 113 3
VI Moyo Hilir 6 84 3
VII. Lape 16 278 1
VIII Maronge 7 111 1
II - 3

IX Plampang 13 174 5
X Tarano 27 555 7

Total 109 1668 28
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sumbawa (2010)
Tabel 2.6.
Kelompok Nelayan Perikanan Tangkap Per Kecamatan Tahun 2010
No Kecamatan Jumlah Kelompok
1 2 3
1 Alas Barat 18
2 Alas 79
3 Buer 45
4 Utan 29
5 Lab.Badas 55
6 Moyo Hilir 31
7 Moyo Utara 19
8 Lape 11
9 Maronge 16
10 Plampang 46
11 Labangka 5
12 Tarano 33
13 Lunyuk 8
14 Moyo Hulu 2
Jumlah 400
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sumbawa (2010)

2.3.1.2. Pertanian
a. Pertanian Tanaman Pangan
1. Produksi
Tanaman padi yang merupakan bahan makanan pokok masyarakat merupakan komoditas
strategis. Kabupaten Sumbawa merupakan daerah lumbung padi secara regional bahkan nasional.
Predikat ini wajar saja jika dilihat perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman
ini. Dalam kurun waktu 2005-2009 terjadi peningkatan luas panen dari 54.212 Ha menjadi 76.471
atau 9,25%, sedangkan produksinya meningkat 12,64% dari 241.241 ton menjadi 383.649 ton,
demikian pula produktivitasnya naik 3,06% dari 4,45 ton/ha menjadi 5,02 ton/ha. Peningkatan
indikator tersebut semua diatas rata-rata NTB.
Tabel 2.7.
Perbandingan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi
Tahun
Kab. Sumbawa Prov. NTB
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)
1 2 3 4 5 6 7
2009 76.471 383.649 5,02 374.279 1.870.775 5,00
2008 68.654 332.515 4,84 359.714 1.750.677 4,87
2007 61.930 284110 4,59 331.916 1.526.347 4,60
2006 63.805 289.306 4,53 341.418 1.442.627 4,23
2005 54.212 241.241 4,45 300.394 1.367.869 4,55
Growth 9,25% 12,64% 3,06% 5,82% 8,21% 2,54%
Sumber : DDA NTB dan Kab. Sumbawa, 2006-2010

Selain padi, jagung merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Sumbawa.
Pertumbuhan luas areal panen dalam 5 tahun terakhir meningkat sangat signifikan yaitu rata-rata
tahunan 26,59%, sedangkan pertumbuhan produksi jagung sebesar 44,28%, dan produktivitasnya
II - 4

tumbuh 13,55%. Perbandingan luas panen, produksi dan produktivitas jagung di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.8.
Perbandingan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung
Tahun
Kab. Sumbawa Prov. NTB
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)
1 2 3 4 5 6 7
2009 27.199 100.840 3,71 81.543 308.863 3,71
2008 16.047 52.530 3,27 59.078 196.263 3,32
2007 11.004 30904 2,81 42.955 120.612 2,81
2006 13.075 33.892 2,59 40.617 103.963 2,56
2005 12.236 27.330 2,23 39.380 96.459 2,45
Growth 26,59% 44,28% 13,55% 21,11% 35,97% 11,63%
Sumber : DDA NTB dan Kab. Sumbawa, 2006-2010

2. Percetakan sawah baru
Dalam rangka mewujudkan Kabupaten Sumbawa sebagai daerah agribisnis, maka
ektensifikasi seperti percetakan sawah baru, perluasan areal tanam, serta usaha intensifikasi
pertanian mutlak perlu dilakukan.
Tabel 2.9.
Percetakan Sawah Baru Tahun 2008-2010 (Ha)
NO Lokasi/Kecamatan
Tahun
2008 2009 2010
1 2 3 4 5
1 Lab. Jambu/Tarano 15 - -
2 Lab. Sangoro/Maronge 20 - -
3 Emang Lestari/Lunyuk - 20 -
4 Brang Kolong/Plampang - 20 -
5 Kakiang/Moyo Hilir - 20 -
6 Pungkit/Moyo Utara - 20 -
7 Lab. Sangoro/Maronge - 20 -
8 Perung/Lunyuk - - 20
9 Kalabeso/Buer - - 20
10 Lopok/Lopok - - 20
11 Baru Tahan/Moyo Utara - - 20
12 Pungkit/Moyo Utara - - 20
13 Lab. Jambu/Tarano - - 20
14 Marente/Alas - - 20
15 Juran Alas/Alas - - 20
Total 35 100 160
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sumbawa (2010)
3. Kelompok Tani Binaan
Kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang dibina di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.10.
Jumlah Kelompok Tani & Gapoktan Kabupaten Sumbawa
Per Kecamatan Tahun 2010
No Kecamatan
Jumlah Pok
Tani
Jumlah
Gapoktan
Kelas
Pemula Lanjut Madya Utama
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alas Barat 67 9 19 45 1 0
2 Alas 64 9 14 16 26 8
3 Buer 83 6 28 18 35 1
4 Utan 225 9 84 56 53 0
II - 5

5 Sumbawa 89 6 49 23 7 2
6 Unter Iwes 131 6 65 48 15 1
7 Moyo Hilir 300 18 215 78 6 0
8 Moyo Hulu 211 9 77 107 12 0
9 Lenangguar 168 4 102 43 18 0
10 Lunyuk 93 6 47 43 0 0
11 Lape 205 10 0 204 1 0
12 Plampang 377 6 289 86 2 0
13 Labangka 84 6 23 59 2 0
14 Empang 141 8 102 33 2 0
15 Tarano 143 8 73 60 2 1
Jumlah 2381 120 1.187 919 182 13
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sumbawa (2010)
b. Peternakan
1. Peningkatan populasi
Populasi ternak besar di Kabupaten Sumbawa, hasil registrasi tahun 2006-2009
menunjukkan statistik sebagai berikut.
Tabel 2.11.
Populasi Ternak di Kabupaten Sumbawa (ekor)
Jenis Ternak
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
1. Sapi Bali 82.585 95.776 114.156 129.194 154.258
2. Sapi Sumbawa 1.222 1.290 1.488 1.799 2.539
3. Kerbau Sumbawa 64.208 63.659 64.407 56.636 54.535
4. Kuda Sumbawa 32.980 34.062 36.505 37.326 37.436
5. Kambing 43.159 44.726 38.467 36.622 38.462
6. Domba 1.198 1.231 1.224 1.307 1.270
7. Babi 5.791 5.128 6.706 5.632 5.580
8. Ayam Ras Pedaging 256.773 300.861 216.378 273.490 192.118
9. Ayam Buras 545.507 552,952 557.546 568.038 607.700
10 Itik 12.386 8.615 6.605 7.524 7.539
11. Entok 6.590 6.506 5.662 4.793 6.054
JUMLAH 1.052.399 1.114.806 1.049.144 876.220 1.107.491
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (beberapa tahun)

Pada tabel tersebut ditunjukkan secara umum tentang ternak besar di Kabupaten Sumbawa
yang mencakup Sapi Bali, Sapi Sumbawa, Kerbau Sumbawa, dan Kuda Sumbawa.
Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia, dan Pemerintah Pusat telah menetapkan Pulau
Sumbawa sebagai tempat pemurnian Sapi Bali. Adapun keunggulan Sapi Bali, yakni daya
reproduksi cukup tinggi, dengan calving interval cukup pendek serta kemampuan adaptasi terhadap
lingkungan sangat baik jika dibandingkan dengan jenis sapi lainnya.Populasi Sapi Bali tahun 2006
sampai tahun 2010 meningkat rata-rata sebesar 15,45%.
Sapi Sumbawa merupakan rumpun sapi lokal yang berkembang di pulau Sumbawa dengan
asal usul dari sapi Hissar yang sejak didatangkan dari India oleh Pemerintah Hindia Belanda sekitar
tahun 1908, diternakkan secara murni oleh masyarakat di pulau Sumbawa secara turun temurun
sampai sekarang. Sapi Sumbawa telah ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor
2909/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan Rumpun Sapi Sumbawa, sebagai
Sumber Daya Genetik Hewani asal Kabupaten Sumbawa. Sapi Sumbawa merupakan sapi jenis
penghasil susu daerah tropis. Sapi Sumbawa disukai dan dikembangkan karena kemampuannya
bertahan hidup atau mempunyai kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan
lingkungan.Populasi Sapi Sumbawa tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 meningkat sebesar rata-
rata 19,76%.
II - 6

Kerbau Sumbawa merupakan jenis kerbaulokal yang telah dipelihara secara turun temurun
oleh masyarakat Sumbawa umumnya dimanfaatkan sebagai ternak kerja. Ditetapkan dengan SK
Menteri Pertanian Nomor2910/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan
Rumpun Kerbau Sumbawa.Populasi Kerbau tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 menurun
sebesar rata-rata 4,34%.
Kuda Sumbawa merupakan salah satu rumpun kuda asli Indonesia yang mempunyai
keseragaman bentuk fisik dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi dengan baik pada
keterbatasan lingkungan serta keunggulan daya angkut, tarik, dan lari, disamping itu juga
dimanfaatkan sebagai penghasil susu (Susu Kuda Liar). Kuda Sumbawa mempunyai ciri khas
dengan rumpun kuda asli atau kuda lokal lainnya dan merupakan kekayaan sumberdaya genetik
ternak lokal Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Kuda Sumbawa ditetapkan dengan
SK Menteri Pertanian Nomor2917/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan
Rumpun Kuda Sumbawa.Populasi Kuda Sumbawa tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
meningkat rata-rata 3,31%.
Selanjutnya potensi pengembangan kawasan peternakan sampai tahun 2010, tersebar di
beberapa kecamatan, dan untuk saat ini sebaran populasi terbesar berada pada : (1) Sapi Sumbawa
(lokasi: Desa Penyaring Kec. Moyo Utara); (2) Kerbau Sumbawa (lokasi: Desa pernek,
Lenangguar, Sumbawa, Karang Dima, Rhee, Stowe Brang, Juru Mapin, Labuhan Alas, Labuhan
Mapin, Mapin Kebak, Olat Rawa, Jotang).
Tabel 2.12.
Sebaran Wilayah Ternak per Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No. Kecamatan Sapi Bali Sapi Sumbawa Kerbau Sumbawa Kuda Sumbawa
1 2 3 4 5 6

1 Sumbawa 6.164 - 128 250
2 Unter Iwes 8.036 139 341 653
3 Lab. Badas 8.996 - 398 437
4 U t a n 11.053 20 523 793
5 R h e e 4.541 - 138 224
6 A l a s 1.923 - 324 619
7 B u e r 2.530 - 367 590
8 Alas Barat 4.285 - 1.279 1.040
9 Batulanteh 4.738 - 734 1.129
10 Moyo Hulu 13.630 15 6.418 2.430
11 Ropang 4.583 - 399 2.875
12 Lenangguar 3.767 6 3.464 1.606
13 Lantung 2.366 - 278 1.059
14 Lunyuk 11.643 - 1.665 1.465
15 Orong Telu 3.129 - 1.965 1.591
16 Moyo Hilir 11.248 284 6.679 4.106
17 Moyo Utara 6.285 1.485 2.539 961
18 L a p e 3.679 - 4.928 1.183
19 L o p o k 11.032 476 2.677 3.843
20 Plampang 13.372 30 4.306 3.000
21 Maronge 3.091 33 3.501 374
22 Labangka 5.306 1 159 109
23 Empang 3.570 1 8.454 5.199
24 Tarano 5.291 49 2.871 1.909
J U M L A H 154.258 2.539 54.535 37.436
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa 2011

Adapun perbandingan populasi dan pertumbuhannya antara Kabupaten Sumbawa dengan
Provinsi NTB disajikan melalui tabel berikut.

Tabel 2.13.
Perbandingan Pertumbuhan Ternak Kabupaten Sumbawa dengan NTB
II - 7

Kab. Sumbawa
Ternak 2008 2009 2010
1 2 3 4
Kuda 36.505 37.326 37.529
Sapi 115.644 130.993 149.062
Kerbau 64.407 56.636 53.464
Kambing 38.467 36.622 38.462
Provinsi NTB
Ternak 2008 2009 2010
Kuda 77.997 77.837 76.517
Sapi 546.114 592.875 695.951
Kerbau 161.450 155.307 158.064
Kambing 495.028 439.989 435.938
Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Dari tabel di atas menunjukan bahwa sampai dengan Tahun 2010 Kabupaten Sumbawa
sebagai salah satu Kabupaten dari 10 Kabupaten/Kota di NTB yang memiliki proporsi sumbangan
cukup besar terhadap populasi ternak NTB. Proporsi tersebut yaitu: 1). Kuda memiliki proporsi
sumbangan terhadap populasi ternak Nusa Tenggara Barat sebesar 48,93 %; 2). Kerbau sebesar
34,50 %; dan 3). Sapi sebesar 22,53 %.
2. Cakupan bina kelompok peternak
Gambaran umum mengenai kelompok tani binaan dalam bidang peternakan di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.14.
Jumlah Kelompok Petani Ternak Berdasarkan Kelas Kelompok
Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No Kecamatan
Kelas
Jumlah
Pemula Lanjut Madya Utama
1 2 3 4 5 6 7
1 Empang 16 6 - - 22
2 Tarano 8 3 - - 11
3 Plampang 13 1 - - 14
4 Labangka 11 - - - 11
5 Maronge 5 4 - - 9
6 Lape 14 2 - - 16
7 Lopok 13 3 - - 16
8 Moyohilir 14 4 - - 18
9 Moyoutara 12 2 - - 14
10 Moyohulu 9 17 2 - 28
11 Lenangguar 6 - - - 6
12 Ropang 10 - - - 10
13 Lantung 4 - - - 4
14 Orong Telu 4 - - - 4
15 Lunyuk 8 11 - - 19
16 Sumbawa 8 5 1 - 14
17 Untir iwes 10 2 5 - 17
18 Lab. Badas 8 4 - - 12
19 Batulanteh 7 - - - 7
20 Utan 10 2 3 - 15
21 Rhee 6 - - - 6
22 Alas 11 8 2 - 21
23 Alas Barat 12 5 3 - 20
24 Buer 8 - - - 8
Jumlah 227 79 16 - 322
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa 2010

3. Ketersediaan Lar Ternak
II - 8

Ketersediaan lar (padang penggembalaan) ternak di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai
berikut.
Tabel 2.15.
Jumlah dan Luas Lar (Padang Penggembalaan) Ternak di Kabupaten Sumbawa
Tahun 2010
No Kecamatan / Desa Nama Lar Luas (Ha) Keterangan
1 2 3 4 5
1 Plampang
1. Sejari Sejari 500 Lab. Peternakan
2. Plampang Ai Ampuk 400 SK. Bupati
( Dusun Pamunga ) No. 700 Th. 2000
3. M u e r Padak Liyin 300
( Dusun Lb. Ala )
Lutuk Kele 200 SK. Bupati
( Dusun Br. Kolong ) No. 830 Th. 2000
Bukit Barisan 200 Permohonan Masy
( 6 Mei 2002 )
4. Simu & Muer Ponto 1,000
Biara 200
5. Teluk Santong Dusun Lab. Ala 100 SK. BUPATI
2 Maronge
1. Maronge Tanak Dewa 400 SK. Bupati
( Dusun Maronge ) No. 832 Th. 2000
2. Lab. Sangoro Sampar Gurin 450
( Dusun Lb. Sangoro )
3 E m p a n g
1. Pers. Gapit Lar Padak Nyarinying 200
2. B o a l K u k i t 200 Permohonan Masy
Lar Tiu Batang 300
Ai P u s a i 500
3. Lamenta Ai N y i r 500
4. J o t a n g M e l u n g 100
S o m a n g 200
5. O n g k o S e m a n g i 300
4 T a r a n o
1. Batu Lanteh P r a p a t 500
2. Lb. Aji/ Lb. Jambu Gili Rakit 1,500 SK. Bupati
No. 1520 Th. 2000
5 U t a n
1. M o t o n g Kuang Bira 256 SK. Bupati
No. 1766 Th. 2010
Sepakat 300 Permohonan Masy
( 1 Sept. 2003 )
2. Tengah Lemak Segolong 351
3. Stowe Brang Jorok Jati 197
4. Sabedo Sampar Sabedo 175
6 R h e e
1. L u k Sampar Kuang Rea 358
2. R h e e Sampar Bulu 411
7 Moyo Hilir
1. Kakiang, Ngeru B a d i 200
Berare, Moyo
2. Tanjung Bele Lar Tanah Rentung 50
3. Ngeru, Kakiang Lar P u n a 500

II - 9

No Kecamatan / Desa Nama Lar Luas (Ha) Keterangan
1 2 3 4 5
8 Moyo Utara
1. Pungkit / Olat Cabe 1,000
Sebewe & Kukin Pusuk Pepar SK. Bupati
Limung 1,007 No. 650 Th. 2010
2. Penyaring Lenang N A P 100 Permohonan Masy
9 Lape
1. Lab. Kuris Pulau Ngali 600
Pulau Liang 400
Badi 300
Maja 300
10 Lopok
1. L o p o k Badi, Batuapi, Lenanggoal 800
Mate Jaran, Jeruk Bang,
Liang Bungir, Liang Layar
2. M a m a Serara 260
Ponto 370
10 L u n y u k
1. Jelapang Jelapang 8
2. P l a r a Sampar Rau 10
3. K r i d a Lenang Kaliang 50
4. Mekar Sari Lapan Jontal 75
11 Moyo Hulu
1. Semamung Kuang Ai Suir 100
2. L i t o P e n u a 50
Labakung 100
3. Batu Tering Sangka Bulan 30
Ragan Goa 100
Seberak 100
12 R o p a n g
1. Ropang / Lebin Kake, Sampar Selam, 3,000
Sebunga
Sampar Pola, Telamir, 2,000
Popok, Penak
13 Lenangguar
1. Lenangguar Sedado, Sering 1,000
Uma Ramung 500
2. Tatebal Sampar Bukal 1,500
Buin Balit, Temutung 500
14 Lantung
1. L a n t u n g Sampar Klisu 1,000
Sampar Liang Jonge 1,000
15 Alas Barat
1. Mapin Kebak Bara Mayung 75
(Dsn. Ai Jati )
Ai Selayar 100
Total Seluruh Luas 27.283
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa 2010
4. Jumlah pengeluaran ternak
Jumlah pengeluaran ternak ke luar daerah yang tercatat di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
II - 10


Tabel 2.16.
Pengeluaran Ternak ke Luar Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No. Tujuan
Sapi Kerbau Kuda Kuda
Potong Hissar Bibit Potong Betina NP Bibit Potong Poni
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Tahun 2010 8,162 89 200 2,301 - - 1,632 23
2 Tahun 2009 8,764 1,581 80 3,466 - 86 3,228 12
3 Tahun 2008 7,792 125 2,170 4,936 - - 2,759 26
Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)


5. Jumlah pemotongan ternak
Jumlah pemotongan ternak di Kabupaten Sumbawa yang tercatat melalui Rumah Potong
Hewan (RPH) disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.17.
Pemotongan Ternak dan Penerimaan Retribusi Tiap RPH
di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No RPH
Jenis Ternak (Ekor)
Jumlah Pejagal (Orang)
Sapi Kerbau Kuda Kambing
1 2 3 4 5 6 7
1 RPH Bangkong 1,740 652 667 2,996 15
2 RPH Sabang 651 154 - - 7
3 TPH Moyo Hulu - - - - 1
4 TPH Lenangguar - - - - 1
5 TPH Lunyuk 58 16 6 - 2
6 RPH Langam 138 445 - - 3
7 RPH Plampang 224 199 31 - 4
8 RPH Empang 111 316 133 - 4
9 RPH Utan 86 320 - - 4
10 RPH Alas 133 1,481 - 44 5
Jumlah 3,141 3,583 837 3,040 46
Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)
6. Kasus kematian ternak
Salah satu masalah peternakan adalah adanya penyakit ternak yang pada akhirnya
mengakibatkan kematian ternak. Kasus kematian ternak yang ditangani di Kabupaten Sumbawa
sebagai berikut.
Tabel 2.18.
Kasus Penyakit Ternak Yang di Tangani di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1 2 3
1 SC = Scabies 147
2 BEF = Bovine Epiferal Fever 312
3 HEL = Helminsiasis 861
4 AT = Anthrax 0
5 COC = Coccidiosis 8
6 PE = Pink Eye 7
7 SE = Septicaemi Epizootica 304
8 MCF = Malignant Cataral Fever 14
9 STR = Strangles 83
10 ORF

8
11 SA = S u r r a 26
12 TEL = Teleziasis 256
II - 11

13 BZ = Baliziekte 61
14 SNOT

79
15 SAL = Salmonella 0
16 FA = Facsiliosis 14
17 Tym = Tympani 9
18 DEM = Demodex 1
19 PUL = Pulorum 0
20 ENTR = Enteritis 1
Jumlah 2.195
Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

c. Perkebunan
1. Produktivitas lahan perkebunan
Komoditas perkebunan di Kabupaten Sumbawa terdiri dari kelapa, kopi, jambu mente,
kakao, kemiri, asam, kapuk, pinang, vanili, lontar dan jarak pagar. Adapun luasan areal perkebunan
serta produksinya berdasarkan jenis komoditasnya disajikan secara berturut-turut sebagai berikut.
Tabel 2.19.
Luas Areal (Ha) Komoditas Perkebunan Kab. Sumbawa
Komoditas
Tahun Rata-rata
pertumb. (%) 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Kelapa 5,337.51 5,387.51 5,193.33 5,193.33 (0.89)
Kopi 4,697.00 4,759.00 4,060.19 4,290.19 (2.57)
Jambu Mente 7,671.79 7,701.79 7,479.94 6,912.93 (3.36)
Kakao 69.13 119.13 67.13 92.13 21.97
Kemiri 977.92 977.92 971.48 971.57 (0.22)
Asam 686.85 686.85 675.90 675,90 1.39
Kapuk 444.18 437.98 443.95 441.85 (0.17)
Pinang 143.42 78.37 146.17 106.17 4.60
Vanili 3.63 3.63 3.63 3.63 -
Lontar 33.25 33.75 39.25 43.25 9.33
Jarak Pagar 857.25 857.25 992.50 1,006.00 5.71
JUMLAH 20,921.93 21,072.91 20,110.57 19,754.64 (1,87)
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa 2010
Selanjutnya mengenai produksi masing-masing komoditas perkebunan di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.20.
Produksi Komoditas Perkebunan Kabupaten Sumbawa
Komoditas
Tahun
Rata-rata pertumbuhan
(%)
2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Kelapa 2,969.14 2,987.24 2,239.85 2,922.10 2.02
Kopi 1,600.54 1,609.98 1,726.80 2,206.01 11.87
Jambu Mente 1,536.98 1,551.38 846.20 1,692.78 18.51
Kakao 0.30 0.30 0.23 0.39 15.41
Kemiri 345.56 349.95 92.89 293.54 47.94
Asam 705.70 1,293.20 278.61 569.17 36.36
Kapuk 99.28 101.90 42.99 123.14 43.76
Pinang 5.92 6.75 14.53 25.26 67.71
Vanili 0.47 0.47 0.47 - (33.33)
Lontar 36.60 37.50 10.44 40.97 74.24
Jarak Pagar 508.11 558.22 558.22 486.80 (0.98)
Jumlah 7,808.60 8 ,602.67 5,558.05 9,361.00 14,40
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa 2010

Dengan memperbandingkan jumlah produksi dengan luasan areal setiap komoditas
perkebunan diperoleh tingkat profuktivitas areal perkebunan sebagai berikut.
II - 12

Tabel 2.21.
Produktivitas Areal Perkebunan di Kabupaten Sumbawa
Komoditas
Tahun Rata-rata pertumbuhan
(%) 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6
Kelapa 55.63 55.45 43.13 56.27 2.02
Kopi 34.08 33.83 42.53 51.42 11.87
Jambu Mente 20.03 20.14 11.31 24.49 18.51
Kakao 0.43 0.25 0.34 0.42 15.41
Kemiri 35.34 35.79 9.56 30.21 47.94
Asam 102.74 188.28 41.22 84.21 36.36
Kapuk 22.35 23.27 9.68 27.87 43.76
Pinang 4.13 8.61 9.94 23.79 67.71
Vanili 12.95 12.95 12.95 0.00 -33.33
Lontar 110.08 111.11 26.60 94.73 74.24
Jarak Pagar 59.27 65.12 56.24 48.39 -0.98
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa 2010

Memperhatikan table diatas, jika dilakukan perbandingan/menghitung produktivitas tiap-tiap
komoditas, menunjukan bahwa produktivitasnya sangat kecil, hal ini desebabkan karena di dalam
angka luas areal tanaman tersebut terdapat Tanaman Menghasilan (TM) dan tanaman yang belum
menghasilkan (TBM).




2.3.2.3. Kehutanan
Gambaran umum kondisi daerah terkait denganh urusan kehutanan dilihat dari beberapa
indikator, seperti luasan kawaan hutan, persentase hutan dan lahan kritis yang di-
direhabilitasi, serta kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB.
a. Luas kawasan Hutan
Kawasan hutan di Kabupaten Sumbawa terdiri atas kawasan hutan lindung (43,17%),
kawasan hutan konservasi (7,19%), dan kawasan hutan produksi (49,64), dengan luas kawasan
hutan seluruhnya sebesar 398,108.35 Ha. Bila dibandingkan dengan luas wilayah daratan
Kabupaten Sumbawa sebesar 6643.98 km2, maka luas kawaan hutan di Kabupaten Sumbawa
mencapai 59.92%. Selengkapnya disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.22.
Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Sumbawa Berdasarkan Tata Guna Hutan
Provinsi NTB Tahun 2010
No. Tata Guna Hutan Luas (Ha) Persentase (%)
1 2 3 4
A Hutan Lindung 171,853.62 43.17
B Kawasan Konservasi 28,638.40 7.19
1. Taman Buru 22,537.90 5.66
2. Taman Wisata Alam 6,100.50 1.53
C Hutan Produksi 197,616.33 49.64
1. Hutan Produksi Tetap 53,691.88 13.49
2. Hutan Produksi Terbatas 135,491.45 34.03
3. Hutan Produksi yang dapat dikonversi 8,433.00 2.12
JUMLAH 398,108.35 100.00
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa (2010)

b. Penanganan lahan kritis
II - 13

Selanjutnya gambaran umum kondisi daerah terkait dengan luasan lahan kritis di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.23.
Lahan Kritis di Kabupaten Sumbawa (2004-2009)
No
Periode
Identifikasi
Prioritas
Kekritisan
Tingkat
Kekritisan
Kawasan
Budidaya
Dalam
Kwsn
Luar
Kwsn
Luas (Ha)
Alat dan
Sumber Data
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lahan Kritis BPDAS Dodokan Moyosari NTB 2004
1 2004 Prioritas I Sangat Kritis 1,894.70 205.17 9,638.34 9,843.51 Citra Landsat TM 7
Kritis 8,690.15 13,644.92 11,107.29 24,752.21
BP-DAS
Dodokan
Moyosari NTB
Jumlah Prioritas I 10,584.85 13,850.09 20,745.63 34,595.72
2004 Prioritas II Agak Kritis 20,508.61 57,762.27 21,508.73 79,271.00
Potensial Kritis 46,509.30 117,524.87 71.252,09 117,524.87
Jumlah Prioritas II
67,017.91 175,287.14 21,508.73 196,795.87
Jumlah Total 2004 77,602.76 189,137.23 42,254.36 231,391.59
Lahan Kritis BPDAS Dodokan Moyosari NTB 2009
2 2009 Prioritas I Sangat Kritis 42.09 0.07 1,729.59 1,771.75 Citra Landsat TM 7

Kritis 3,889.08 4,297.63 458.14 8,644.84
BP-DAS
Dodokan
Moyosari NTB
Jumlah Prioritas I 3,931.17 4,297.70 2,187.73 10,416.59

2009 Agak Kritis 59,824.07 32,925.94 26,108.98 118,858.99

Potensial Kritis 152,150.06 175,662.62 103,450.19 431,262.86

Jumlah Prioritas II 211,974.13 208,588.56 129,559.17 550,121.85
Total 2009 215,905.30 212,886.26 131,746.90 560,538.44
3 Perubahan Prioritas I Sangat Kritis -1,852.61 -205.10 -7,908.75 -8,071.76


2004-2009

Kritis -4,801.07 -9,347.29 -10,649.15 -16,107.37


Jumlah Prioritas I -6,653.68 -9,552.39 -18,557.90 -24,179.13


Perubahan Prioritas II Agak Kritis 39,315.46 -24,836.33 4,600.25 39,587.99


2004-2009

Potensial Kritis 105,640.76 58,137.75 32,198.10 313,737.99


Jumlah Prioritas II 144,956.22 33,301.42 36,798.35 353,325.98


Total (2009-2004) 138,302.54 23,749.03 18,240.45 329,146.85

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa, 2010 (Diolah)
Berdasar data tersebut selanjutnya dapat dilihat tingkat kenaikan/penurunan luas lahan kritis
pada tahun 2004 dengan tahun 2009, dimana secara keseluruhan terjadi peningkatan luaan lahan
kritis di Kabupaten Sumbawa baik pada kawasan budidaya, dalam kawasan maupun luar kawasan.
Meskipun demikian, penanganan terhadap lahan kritis yang menjadi prioritas I sudah menunjukkan
penurunan luas pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2004.
Gambaran umum penanganan penanaman untuk rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten
Sumbawa selama periode tahun 2005-2010 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.24.
Perkembangan Penanaman Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan
di Kabupaten Sumbawa
No Jenis Kegiatan
Luas (Ha)
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Gerhan 1,450 200 2,100 315 158 0
2 BBS (Bibit Bakti Sosial) 475 1,880 2,250 1,875 570
3 Rehabilitasi Daerah Tangkapang Air
dan Sumber2 Mata air
0 160 70 80 80
4 Rehabilitasi Bantaran sungai 0 0 14 7 200 0
5 Pengembangan Mangrove 0 0 10 0 0 45
6 Rehabilitasi Lahan Kritis Luar dan
dalam kawasan
0 0 0 0 0 100
7 Pengembangan Hutan Tanaman (NTB -
WRMP) Bank Dunia/Loan
0 0 0 0 75 150
8 Kebun Bibit Rakyat (KBR) 0 0 0 0 0 6,500
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa, 2010 (Diolah)

II - 14

2.3.2.4. Energi dan Sumber Daya Mineral
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan energi dan sumberdaya mineral
antara lain dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut.

a. Potensi Sumberdaya Mineral
Berdasarkan keadaan geologi, wilayah Kabupaten Sumbawa memiliki keanekaragaman
sumberdaya dan cadangan mineral tambang baik untuk mineral logam, mineral bukan logam dan
mineral batuan.Untuk potensi emas di lokasi Dodo dan sekitarnya secara terukur sebesar 1.671 ton
dengan areal 200 Ha, dan potensi pasir besi di sepanjang pantai selatan. Potensi mineral di
Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu keunggulan komparatif wilayah. Jenis mineral yang
didentifikasi meliputi sirtu, batu bangunan, tanah urug, batu lempung/ tanah liat, kaolin, gipsum,
batu gamping, marmer, krisopras, batuan silika, kalsedon, emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu),
pasir besi.
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap beberapa jenis bahan galian serta lokasi dan luasan
serta potensi sumberdayanya baik yang sudah ditambang maupun belum yang ada di Kabupaten
Sumbawa dapat menunjukkan potensi daerah ini, sebagai berikut.

1. Bahan Galian Industri
Lokasi bahan galian industri berupa sirtu, batu bangunan dan tanah urug yang selama ini
cukup potensial untuk ditambang di Kabupaten Sumbawa tersebar di beberapa lokasi sebagai
berikut.
Tabel 2.25.
Potensi Bahan Galian Industri Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No Lokasi Bahan Galian
Sumber
Daya
(m3)
Prospek Pengembangan
1 2 3 4
Bahan Galian Industri
a. Sirtu
Kecamatan Sumbawa
1 S. Brang Biji, Ds. Kr. Cemes. 50.625 Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke
lokasi 2 S. Brang Bara, Kel. Brang Bara 13.500
Kecamatan Badas
3. S. Dsn. Kanar, Ds. Labuan Badas 11.750 Ditambang
4. Alur Brang Kanar, Ds. Labuan Badas. 5.000
Kecamatan Utan Rhee
5. S. Rhee, Dsn/Ds. Rhee Beru 78.750 Belum ditambang, rencana akan ditambang.
6. S. Rhee, Dsn Rhe Loka, Ds. Rhee Beru. 106.250
7. Brang Utan, Desa Tengah 115.000
Kecamatan Alas
8. Brang Perenang, Ds labuan Burung 15.750 Ditambang penduduk, pembeli datang ke lokasi
9. S. Alas, Dsn. Kalimango, Ds. Juran 13.875
Kecamatan Ropang
10. Aliran Brang Ledang, Desa Tatebal 92.500 Ditambang, pembeli ke lokasi
Kecamatan Moyo Hilir
11. Sungai Serading 50.000 Ditambang, tanpa ijin
Kecamatan Moyohulu
12. Sungai Batubulan, Desa Batubulan 100.000 Ditambang oleh penduduk
13. Brang Sebasang, Desa Sebasang 50.000 Penambangan setempat-setempat oleh penduduk
Kecamatan Lape Lopok
14. Brang Langam, Desa Lopok 90.000 Belum ditambang
II - 15

No Lokasi Bahan Galian
Sumber
Daya
(m3)
Prospek Pengembangan
1 2 3 4
b. Batu Bangunan
Kecamatan Sumbawa
15. Perbukitan Sering, Desa Kerato dan
Desa Jorok
39.062.500 Pernah di tambang penduduk, pembeli datang ke
lokasi.
Kecamatan Badas
16. Dusun Karang Dima, Ds. Karang Dima - Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke
lokasi. 17. Dusun Bangkong, Desa Karang Dima 2.812.500
18. Dusun Kanar, Desa Labuan Badas 2.421.875
Kecamatan Utan Rhee
19. Bukit Dusun Bale keban, Desa Sebedo 14.062.500 Belum ditambang
Kecamatan Alas
20. Olat Jelangu, Dsn. Kalabeso 12.500.000 Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke
lokasi. 21. Olat Rea, Ds Terusa 8.333.333
22. Lereng Bt. Desa Mapin Kebak 91.250.000
Kecamatan Moyo Hilir
23. Tengke, Desa Poto 540.000 Ada kegiatan penambangan secara manual
Kecamatan Moyo Hulu
24. Bukit Batutering, 1 Km dari Liang
Petang ke selatan
750.000 Belum ditambang
Kecamatan Lape Lopok
25. Olat Pesinar, Ds Lopok ( Km 20-21
Sbw Dompu )
15.000.000 -
26. Olat Loka, Dsn Mamak, Ds Berora 3.750.000 -
27. Olat Bini Laki, Desa Dete. 1.200.000 Prospek, namum Belum ditambang
28. Olat Batang, Ds. Lape 10.000.000 Penambangan oleh penduduk sekitar.
Kecamatan Plampang
29. Olat Pajangarea Dsn. Sanggoro Ds.
Maronge
5.000.000 -
30. Olat Malang, Ds Teluk Santong 60.000.000 -
31. Baturasak, Ds. Sepakat 2.500.000 -
32. Brang Plampang, Dsn Sanggoro Ds.
Maronge
45.000
c. Tanah Urug
Kecamatan Sumbawa
23. Kp. Irian Atas, Kel. Uma sima 1.937.500 Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke
lokasi 24. Unter Setia, Kp. Kebayan, Kel. Brang
Biji.
2.640.166,7
Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa
2. Bahan Galian Keramik
Potensi bahan galian keramik teridentifikasi yang ada di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.26.
Potensi Bahan Galian Keramik Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No Lokasi Bahan Galian
Sumber
Daya
(m3)
Prospek Pengembangan
1 2 3 4
Bahan Galian Keramik
a. Batu Lempung / Tanah Liat
Kecamatan Sumbawa
1. Osapsio, Kelurahan Brang Biji 475.500 Ditambang penduduk, dibeli pem-borong
bangunan. 2. Jalan lingkar barat Sumbawa Besar,
Kel. Kerato.
212.500
II - 16

No Lokasi Bahan Galian
Sumber
Daya
(m3)
Prospek Pengembangan
1 2 3 4
Kecamatan Labuan Badas
3. Bantaran Sungai Desa Kanar 50.000 Ditambang, pembeli ke lokasi
4. Dataran sebelah utara jalan ke arah
Desa Bangkong
281.250 Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke
lokasi
Kecamatan Alas dan Alas Barat
5. Dusun Dalam 656.250 Ditambang penduduk, pembeli datang ke lokasi.
6. Desa Gontar 2.625.000
Kecamatan Lunyuk
7. Desa. Sumber Sari. 287.500 Ditambang, dibeli penduduk sekitar
Kecamatan Moyo Hilir
8. Perbukitan Rendah Desa Ngeru 337.500 Belum ditambang
Kecamatan Moyo Hulu
9. Dataran Leseng, Desa Batubulan 1.000.000
b. Kaolin
Kecamatan Lunyuk
9. Desa Sumber Sari. - Belum di tambang
10. Bukit sekitar Brang Lamar. -
c. Gipsum
Kecamatan Alas
11. Labuan alas - Belum di tambang
Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa

3. Bahan Galian Aneka Industri
Potensi bahan galian aneka industry yang teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.27.
Potensi Bahan Galian Aneka Industri Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No Lokasi Bahan Galian
Sumber
Daya
(m3)
Prospek Pengembangan
1 2 3 4
Bahan Galian Aneka Industri
a. Batugamping
Kecamatan Sumbawa
1. Lereng utara Olat Langko, Kampung
Raberas
41.500.000 Ditambang penduduk dan CV, pembeli datang ke
lokasi.
2. Tanjung Batubeling, Kel. Brang Biji. 2.687.500 Ditambang, pembeli ke lokasi
Kecamatan Badas
3. Bt. Labuan Badas, Ds. Labuan Badas 1.718.750 Ditambang, pembeli ke lokasi
4. Bukit Desa Kencana 97.656,25 Belum ditambang
5. Tj. Batugong, Ds Labuan Badas 195.312,5
Kecamatan Utan dan Rhee
6. Ds. Jati Sari, Ds. Rhee Beru 875.000 Ditambang penduduk, pem-beli datang ke lokasi.
7. Unter Beringin, Dsn. Badang, Ds
Jorok.
48.515.625
8. Dsn, Seseng, Desa Rhee Loka 100.000 Ditambang oleh penduduk
Kecamatan Alas Barat
9. Perbukitan Ds. Labuan Mapin 1.562.500 Ditambang, pembeli ke lokasi.
Kecamatan Lenangguar
10 Dsn. Karang Jati, Ds. Tatebal. 1.612.500 Belum ditambang
Kecamatan Lunyuk
11. Desa Sumbersari. 1.625.000 Ditambang, pembeli ke lokasi.
Kecamatan Moyo Hilir dan Moyo Utara
II - 17

No Lokasi Bahan Galian
Sumber
Daya
(m3)
Prospek Pengembangan
1 2 3 4
12. Senampar, Desa Penyaring 1.350.000 Belum ditambang
13. Bukit Liang Ular, Desa Moyo 187.500 Belum ditambang
Kecamatan Moyo Hulu
14. Pernek, Desa Pernek (Km 11 Sbw
Lunyuk )
15.000 Prospek untuk kapur tohor, belum ditambang.
15. Olat Monte, Kp. Monte, Ds. Pernek 10.000.000 Belum ditambang
16. Olat Mokong, Desa Mokong 90.000.000 -
17. Bukit Desa Batubulan (35 km dr Sbw) 20.000.000 Belum ditambang
18. Perbukitan Ds Batutering, 30.000.000 Belum ditambang
Kecamatan Labangka
19. Labangka, 23 km dari Plampang 20.000.000 Belum ditambang
Kecamatan Empang
20. Kp. Lamenta Ds. Lamenta 2.250.000 Belum ditambang
b. Marmer
Kecamatan Sumbawa
21. Bt. Kp. Raberas, Kel. Seketeng (satu
tubuh dng Bgp-1)
41.500.000 Belum ditambang.
Kecamatan Alas Barat
22. Bt.Ds.Labuan Mapin (satu tubuh Bgp-
8)
1.562.500 Belum ditambang.
Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa




4. Bahan Galian Batu Hias
Potensi bahan galian batu hias teridentifikasi yang ada di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.28.
Potensi Bahan Galian Batu Hias Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No Lokasi Bahan Galian
Sumber Daya
(m3)
Prospek Pengembangan
1 2 3 4
Bahan Galian Batu Hias
a. Krisopras
Kecamatan Lunyuk
1. Brang Lamar - Lemar Lempu, Ds.
Padasuka
- Belum ditambang
b. Batuan Silika
Kecamatan Lenangguar
1. Dusun Ledang, - Digali untuk bahan bangunan
c. Kalsedon
Kecamatan Lunyuk
1. Brang Sedempit, Ds. Lunyuk Rea - Belum ditambang
Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa
5. Bahan Galian Logam
Potensi bahan galian logam yang telah teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.

II - 18

Tabel 2.29.
Potensi Bahan Galian Logam Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No Lokasi Bahan Galian
Sumber
Daya
(m3)
Prospek Pengembangan
1 2 3 4
Bahan Galian Logam
a. Emas (Au)
Kecamatan Ropang
1. G. Dodo, - Akan ditambang PT. NNT
Kecamatan Lunyuk
2. Teluk Puna - Belum ditambang
Kecamatan Lape
3. Olat labaong - Ditambang oleh masyarakat.
Kecamatan lantung
4. Lantung - Ditambang oleh masyarakat.
5. Dan tersebar di Kecamatan lainnya
wilayah Kabupaten Sumbawa
-
b. Perak (Ag)
Kecamatan Batulante
1. Desa Semongkat. - Belum ditambang
Kecamatan Lenangguar
2. Ledang - Belum ditambang, sedang di eksplorasi oleh PT.
NNT 3. Lemurung -
c. Tembaga (Cu)
Kecamatan Ropang
1. G. Dodo. - Sedang eksplorasi PT NNT
d. Pasir Besi
Kecamatan Rhee
1. Pantai Muara Brang Rhee - Belum ditambang
2. Pantai Jatisari -
Kecamatan Lunyuk
3. Pantai Teluk petani, Ds. Padasuka 125 Ditambang penduduk setempat, untuk kebutuhan
sendiri.
4. Pantai Babar, Dsn Mekar Sari, Ds
Lunyuk Ode.
66 Belum ditambang
5. Pantai Muara Brangbeh, Desa
Padasuka.
175
6. Pantai Telonang 28,5
7. Sepanjang Pantai Selatan dari Lunyuk
Tarano
- Belum ditambang
Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa

b. Potensi Sumberdaya Energi Listrik
Potensi sumberdaya energy listrik teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa adalah sebagai
berikut.
Tabel 2.30.
Sumberdaya Energi Air di Kabupaten Sumbawa
No Kecamatan Sungai/ Bendungan
Volume
(m3)
Debit
(m3/dtk)
Head
(m)
Energi
(MWh/Thn)
1 Lunyuk Brang Beh - 70,3 2 7.249,527
2 Alas Brang Ode (marente) - 3,27 2 337,211
3 Moyo Hulu Bendungan Batu Bulan 46,5 Juta 1.635 38,5 8.377,170
4 Lape Lopok Bendungan Mamak 32,5 juta 1.490 41,5 4.600,560
5 Plampang Bendungan Tiu Kulit 10,8 juta 408 31,7 2.451,740
6 Empang Bendungan Gapit 10,3 juta 380 29 1.001,840
Sumber data: Laporan Tahunan Dinas Pertambangan dan Energi Tahun 2010

II - 19

c. Potensi Sumberdaya Energi Panas Bumi
Energi panas bumi sangat berpeluang untuk dikembangkan apalagi ketersediaannya di
Indonesia sangat besar. Dari hasil survey teridentifikasi 251 lokasi yang tersebar di seluruh
Indonesia. 3 (Tiga) Lokasi berada di Nusa Tenggara Barat, 1 (satu) diantaranya terdapat di
Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Maronge.

Gambar 2.12
Lokasi Energi Panas Bumi di NTB

Berdasarkan hasil penyelidikan energi panas bumi yang ada di Desa Maronge yang
diindikasikan dengan munculnya berupa mata air panas dan umumnya bertipe bikarbonat dengan
temperature 3543
O
C.
Estimasi temperatur reservoir berdasarkan hasil perhitungan geothermal dengan
menggunakan silica mixing sekitar 102
O
C dengan potensi energi sebesar 6 MWe. Data teknisnya
dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 2.31.
Tingkat Penyelidikan Lapangan Panas Bumi di NTB
Lapangan/ Daerah Panas
Bumi
Tingkat Penyelidikan
Metode
Saran Penyelidikan
Selanjutnya
Geologi Geokimia Geofisika
Sembalun, Lombok Timur
(~ 1300 m dpl)
Survei :
-Pendahuluan (Dit. Vulkanologi,
1984)
- Rinci (PLN, 1993)

Mapping

Hg & CO2
Survey

Tahanan Jenis
Survey : Head On,
MT/CSAMT
Pemboran dangkal (Landaian
suhu)
Huu, Dompu
(10 1000 M dpl)
Survei :
-Pendahuluan (Dit. Vulkanologi,
1981)
- Rinci (PLN, 1995; DIM, 2004)

mapping

Hg & CO2
Survey

Tahanan Jenis,
Gravity, Geomagnet
Survey MT/CSAMT
Pemboran dangkal (Landaian
suhu)
Maronge, Sumbawa
( ~ 100 m dpl)
Survei :
-Pendahuluan (Dit. Geologi, 1975;
Dit. Vulkanologi, 1996)

mapping

Hg & CO2
Survey

SP
-
Tabel 2.32.
Ringkasan Karakteristik Lapangan Panas Bumi di NTB
Lapangan/Daerah Panas Lingkungan Manifestasi
II - 20

Bumi Geologi
Jenis
Temperatur
(
o
C)
Tipe
Fluida
Sembalun, Lombok Timur
(~ 1300 m dpl)
Gunung api Kuarter dan kaldera, patahan-
patahan/
kekar-kekar intensif.
Mata air panas, batuan ubahan 42 -62
SO
4,
Cl -
SO
4,

Huu, Dompu
(10 1000 M dpl)
Vulkanik Tersier (tufa dasitik & kerucut
andesit),
intrusi, patahan-patahan normal, graben
Mata air panas, Fumarol ?,
batuan ubahan
37 82
HCO
3
, Cl -
SO
4,

Maronge, Sumbawa
( ~ 100 m dpl)
Batuan Tersier, graben, intrusi Mata air panas 35 43 HCO
3
, Cl.
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sumbawa (2010)
Tantangan pengembangan energi panas bumi antara lain adalah pengembangan panas bumi
sangat padat modal terutama pada tahap awal yaitu tahapan eksplorasi yang berdampak kepada
aspek pembiayaan dan nilai dari keseluruhan proyek serta penentuan harga steam yang diperoleh.
Namun dalam waktu jangka panjang biaya pengembangan panas bumi akan lebih kecil karena
pasokan energi terus berlangsung.
2.3.2.5. Kepariwisataan
Penyelenggaraan urusan pilihan pariwisata dalam rangka memfasilitasi pengembangan
inovasi dibidang kepariwisataan, pemerintah daerah telah berupaya mengembangan sarana dan
prasarana obyek dan daya tarik wisata. Sasaran yang ingin dicapai adalah penataan obyek wisata
dan daya tarik wisata.
a. Rasio obyek wisata yang ditangani
Maraknya pembangunan pariwisata di berbagai daerah termasuk di Nusa Tenggara Barat
seperti yang selama ini berlangsung, ternyata belum mampu terkejar oleh pembangunan pariwisata
Kabupaten Sumbawa, meskipun dari aspek sumberdaya alam yang dapat menjadi obyek wisata
dapat dikatakan cukup memadai, Kabupaten Sumbawa juga memiliki peluang untuk
mengembangkan destinasi unggulan pariwisata di NTB dengan pariwisata budayanya.
Pengembangan-pengembangan obyek wisata terus dilanjutkan, untuk menarik wisatawan
lokal dan mancanegara sebagai salah satu upaya dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah.
Dilihat dari segi potensi kebudayaan dan potensi obyek wisata dan daya tarik wisata sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 129 Tahun 2005 tentang Lokasi Obyek Wisata dan
Tempat Rekreasi, terdapat 53 satuan obyek/kawasan wisata, yaitu 25 obyek wisata alam, 23 jenis
obyek wisata budaya dan 5 jenis obyek wisata minat khusus. 23 obyek wisata diantaranya telah
memiliki sarana dan prasarana wisata. Dari 53 obyek wisata tersebut, 10 obyek diantaranya
dikategorikan sebagai satuan kawasan wisata unggulan, dan hingga saat ini baru sebanyak 15 obyek
wisata yang tertangani (28,30%). Secara rinci 53 obyek seperti disajikan sebagai berikut.

Tabel 2.33.
Obyek Wisata di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No Nama/Jenis Daya Tarik Wisata Lokasi Jarak
Aksesibilit
as
Sarana
Transportasi
1 2 3 4 5 6

1 Dalam Loka/Istana Raja Sumbawa Kel. Seketeng, Kec. Sumbawa 0 km Jalan Aspal Kend. Umum
2 Bala Kuning/Rumah Keluarga Sultan Kel. Seketeng, Kec. Sumbawa 0 km Jalan Aspal Kend. Umum
3 Wisma Praja/Istana Sultan Kel. Brang Bara, Kec. Sumbawa 5 km Jalan Aspal Kend. Umum
4 Batu Gong/Gong Batu Orong Bawa, Kec. Utan 49 km Jalan Aspal Kend. Umum
5
Makam Karongkeng/Kuburan
Keramat
Karongkeng, Kec. Empang 96 km Jalan Aspal Kend. Umum
6 Liang Petang/Gua Alam Desa Batu Tering, Kec. Moyo Hulu 25 km Jalan Aspal Kend. Umum
7 Sarkofagus/Kuburan Tua Ai Renung Batu Tering , Kec. Moyo 19 km Jalan Aspal Kend. Umum
II - 21

No Nama/Jenis Daya Tarik Wisata Lokasi Jarak
Aksesibilit
as
Sarana
Transportasi
1 2 3 4 5 6
Hulu
8 Saliper Ate/Pantai, Taman Rekreasi
Labuhan Sumbawa, Kec. Lab.
Badas
5 km Jalan Aspal Kend. Umum
9 Batu Kuping/Pantai Kel. Brang Biji, Kec. Sumbawa 5 km Jalan Aspal Kend. Umum
10 Tanjung Menangis/Pantai Kel. Brang Biji, Kec. Sumbawa 10 km Jalan Biasa Kend. Umum
11 Pantai Tanjung Pasir/Snorkling Pulau Moyo, Kec. Lab. Badas 19 km Jalan Aspa Kend. Umum &
l Perahu
12 Ai Manis/Pantai, Snorkling Pulau Moyo, Kec. Lab. Badas 19 km Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
13 Pantai Goa/Tanjung Pengamas Karang Dima, Kec. Lab. Badas 8 km Jalan Aspal Kend. Umum
14 Pantai Empan Ds. Empan, Kec. Lab. Badas 12 km Jalan Aspal Kend. Umum
15 Pantai Batu Gong
Ds. Labuhan Badas, Kec. Lab.
Badas
15 km Jalan Aspal Kend. Umum
16
Pulau Moyo/Pantai, Taman Laut,
Taman Buru
Labuan Aji, Pulau Moyo Kec.Lab.
Badas
19 km Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
17 Pulau Dangar/Taman Laut Labuhan Ijuk, Kec. Moyo Utara 25 km Jalan Aspal Kend. Umum
18 Labuan Sawo/Pantai Ds. Penyaring, Kec. Moyo Utara 17 km Jalan Aspal Kend. Umum
19 Batu Bulan/Bendungan Batu Bulan, Kec. Moyo Hulu 12 km Jalan Aspal Kend. Umum
20 Pulau Ngali/Pantai Labuhan Kuris, Kec. Lape 40 km Jalan Aspal Kend. Umum
21 Bendungan Mamak Desa Mamak, Kec. Lape 28 km Jalan Aspal Kend. Umum
22 Pantai Sekokat Labangka , Kec. Labangka 80 km Jalan Aspal Kend. Umum
23 Gili Sentigi/Pulau, Pantai Labuhan Jontal, Kec. Maronge 75 km Jalan Aspal Kend. Umum
24
Telaga Lompa/Danau, Alun,
Pegunungan
Muer, Kec. Maronge 62 km Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
25 Liang Dewa/Pegunungan, Pantai Labangka , Kec. Labangka 80 km Jalan Aspal Kend. Umum
26 Tiu Kulit/Bendungan Simu, Kec. Maronge 64 km Jalan Aspal Kend. Umum
27 Gili Tapan/Pulau Plampang , Kec. Plampang 51 km Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
28 Jemplung/Pantai Labuhan Jambu, Kec. Tarano
100
km
Jalan Aspal Kend. Umum
29 Pantai Maci/Pantai, Selancar Mata, Kec. Tarano
143
km
Jalan Aspal Kend. Umum
30 Pulau Rakit/Pantai Labuhan Jambu, Kec. Tarano
100
km
Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
31 Pulau Depi/Pantai Labuhan Jambu, Kec. Tarano
100
km
Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
32 Brang Bako/Pantai Jotang, Kec. Empang
115
km
Jalan Aspal Kend. Umum
33 Teluk Saleh/Pantai Labuhan Jambu, Kec. Tarano
125
km
Jalan Aspal Kend. Umum
34 Pulau Raja Kepe/Pulau, Pantai Empang, Kec. Empang 93 km Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
35 Pantai Sili/Selancar Mata, Kec. Tarano
143
km
Jalan Aspal Kend. Umum
36 Gili Bedil/Pulau, Pantai, Alam Laut Lab. Padi Kec. Utan 53 km Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
37
Gili Keramat/Pulau, Pantai, Alam
Laut
Lab. Padi, Kec. Utan 53 km Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
38 Bendungan Beringin Sila Stowe Brang, Kec. Utan - Jalan Aspal Kend. Umum
39 Pulau Bungin/Pulau, Pantai Desa Bungin, Kec.Alas 75 km Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu
40 Lampin/Pantai Lunyuk, Kec. Lunyuk - Jalan Aspal Kend. Umum
41 Pandan Sari/Pantai Lunyuk, Kec. Lunyuk - Jalan Aspal Kend. Umum
42 Pantai Tero Jotang, Kec. Empang
125
km
Jalan Aspal Kend. Umum
43 Ai Mata Tiju/Air Terjun Pulau Moyo, Kec. Lab.Badas 22 km Jalan Aspal Kend. Umum
44
Semongkat/Kolam Renang, Alam
Pegunungan
Desa Semongkat, kec. Batulanteh 17 km Jalan Aspal Kend. Umum
45 Ai Beling/Air Terjun Desa Sempe, Kec. Moyo Hulu 38 km Jalan Aspal Kend. Umum
46 Teba Muren/Air Terjun Desa Lenangguar, Kec. Ropang 41 km Jalan Aspal Kend. Umum
II - 22

No Nama/Jenis Daya Tarik Wisata Lokasi Jarak
Aksesibilit
as
Sarana
Transportasi
1 2 3 4 5 6
47 Tiu Pasai/Air Terjun Lape, Kec. Lape 36 km Jalan Aspal Kend. Umum
48 Ai Panas/Sumber Air Panas Maronge, Kec. Maronge 45 km Jalan Aspal Kend. Umum
49 Air Terjun Sebra Desa Marente, Kec. Alas - Jalan Aspal Kend. Umum
50
Dusun wisata Pamulung/Dusun
Tradisional
Karang Dima, Kec. Lab. Badas 9 km Jalan Aspal Kend. Umum
51
Dusun wisata Perung/Rumah
Tradisional
Desa Pelat, Kec. Sumbawa 5 km Jalan Aspa Kend. Umum
l
52 Desa Wisata Tepal/Rumah Tradisional Desa Tepal, Kec. Batulanteh 42 km Jalan Aspal Kend. Umum
53 Desa Wisata Poto/Pengrajin Tenun Desa Poto, Kec. Moyo Hilir 11 km Jalan Aspal
Kend. Umum &
Perahu

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)

Kendala yang dirasakan selama ini terkait dengan pengembangan destinasi pariwisata adalah
belum terpolanya tema-tema obyek wisata yang ada, sehingga menyulitkan dalam perencanaan
pembangunan dan penataannya, lemahnya aksesibilitas lokasi obyek-obyek wisata alam yang
potensial, yang pada akhirnya belum mampu menggerakkan masyarakat dan dunia usaha untuk
secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama bergerak membantu pemerintah untuk menggeliatkan
potensi tersebut.

b. Tingkat Hunian Hotel
Tingkat hunian hotel/losmen dapat juga dijadikan sebagai salah satu indikator dalam melihat
kunjungan ke Kabupaten Sumbawa, meskipun tidak semua tamu hotel merupakan wisatawan yang
akan mengunjungi obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Sumbawa. Sebagai gambaran
tingkat hunian hotel pada tahun 2009-2010 di Kabupaten Sumbawa, disajikan sebagai berikut.

Tabel 2.34.
Jumlah Tamu Hotel di Kabupaten Sumbawa (2009-2010)
No Bulan Kewarganegaraan
Tahun
Peningkatan (%)
2009 2010
1 2 3 4 5 6
1 Januari WNI 1794 2255 25.7
WNA 79 52 -34.2
2 Februari WNI 2000 2433 21.7
WNA 70 41 -41.4
3 Maret WNI 2175 2600 19.5
WNA 60 36 -40
4 April WNI 2212 2713 22.6
WNA 43 43 0
5 Mei WNI 2873 2725 -5.15
WNA 112 69 -38.4
6 Juni WNI 2674 2487 -6.99
WNA 164 96 -41.5
7 Juli WNI 2895 2459 -15.1
WNA 219 225 2.74
8 Agustus WNI 2642 2831 7.15
WNA 290 241 -16.9
9 September WNI 2301 2371 3.04
WNA 134 188 40.3
10 Oktober WNI 2654 1647 -37.9
WNA 230 115 -50
11 November WNI 2627 2619 -0.3
WNA 55 54 -1.82
12 Desember WNI 2324 2602 12
II - 23

No Bulan Kewarganegaraan
Tahun
Peningkatan (%)
2009 2010
1 2 3 4 5 6
WNA 88 91 3.41
WNI 29171 30742 5.39
Jumlah WNA 1544 1251 -19
Total 30715 31993 4.16
Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Seni Budaya Kab. Sumbawa (2010)



2.3.2.6. Perindustrian
Gambaran umum jumlah usaha industri di Kabupaten Sumbawa dalam beberapa tahun
terakhir ini disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.35.
Jumlah Usaha Perindustrian di Kabupaten Sumbawa
No Uraian Satuan
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Jumlah IKM unit 3,223 3,303 3,429 3,490 3,505
2 Sentra IKM :




- Jumlah sentra Sentra 138 114 114 136 141 143

- Jumlah unit usaha sentra Unit 2,776 2208 2,208 2,760 2,760 2,782
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa (bebera tahun terbitan)

2.3.2.7. Perdagangan
a. Jumlah usaha perdagangan
Dalam rangka pengembangan usaha perdagangan dalam negeri, maka layanan pembinaan
dan layanan fasilitasi perizinan dilaksanakan terhadap unit-unit usaha. Sebagai gambaran kinerja
dalam pertumbuhan usaha perdagangan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.36.
Jumlah Usaha Perdagangan di Kabupaten Sumbawa
No Uraian Unit
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah usaha mikro perdagangan Unit 5,762 5,762 5,762 5,762

Jumlah usaha kecil perdagangan Unit 4,108 4,504 4,860 5,325 4,774

Jumlah usaha kecil perdagangan yang
dibina
Unit 458

Jumlah usaha menengah perdagangan Unit 158 154 156 160 268

Jumlah usaha besar Unit 19

WDP

2,057 2,408 2,797 3,252
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa (bebera tahun terbitan)
b. Sarana dan prasarana perdagangan
Ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang tumbuhkembangnya usaha
perdagangan di Kabupaten Sumbawa.
Tabel 2.37.
Ketersediaan Prasarana Pasar di Kabupaten Sumbawa
No Jenis Pasar
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7
II - 24

1. Pasar Induk 0 0 0 0 0
2 Pasar Tradisional 14 14 14 15 15
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa (bebera tahun terbitan)
Ketersediaan prasarana pasar induk hingga saat ini belum ada di Kabupaten Sumbawa, dan
pasar tradisional belum merata ada di setiap kecamatan. Sebaran ketersediaan prasarana pasar di
kecamatan disajikan sebagai berikut.


Tabel 2.38.
Prasarana Pasar di Kabupaten Sumbawa (2010)
No Kecamatan
Pasar
Jumlah
Induk Tradisional
1 2 3 4 5
1 Lunyuk - 1 1
2 Orong Telu - - -
3 Alas - 1 1
4 Alas Barat - - -
5 Buer - 1 1
6 Utan - 1 1
7 Rhee - - -
8 Batulanteh - - -
9 Sumbawa - 3 3
10 Labuhan Badas - 1 1
11 Unter Iwes - - -
12 Moyo Hilir - 2 2
13 Moyo Utara - - -
14 Moyu Hulu - - -
15 Ropang - - -
16 Lenangguar - 1 1
17 Lantung - - -
18 Lape - - -
19 Lopok - 1 1
20 Plampang - 1 1
21 Labangka -
22 Maronge - 1 1
23 Empang - 1 1
24 Tarano - - -
Jumlah 15 15
Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa (2010)
Selanjutnya gambaran tera/tera ulang dalam beberapa tahun terakhir disajikan sebagai
berikut.
Tabel 2.39.
Persentase Tera/Tera Ulang di Kabupaten Sumbawa
No Uraian Satuan
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah alat kemetrologian ( UTTP ) yang ada Unit 5,328 5,084 5,084 4,500 4,721 5,084

Jumlah alat kemetrologian yang diuji/ Tera Unit 5,084 3,519 3,942 2,706 4,487 Blm ada tera ulang

Persentase % 95.42 69.22 77.54 60.13 95.04

Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa (2010)

2.3.2.8. Ketransmigrasian
II - 25

Transmigrasi pada dasarnya merupakan strategi pembangunan wilayah dalam rangka
peningkatan taraf hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia secara
terintegrasi dan lintas sektoral, dalam rangka pemerataan penyebaran penduduk dan tenaga kerja
serta pembukaan dan pengembangan daerah produksi baru dalam rangka pelaksanaan pembangunan
daerah yang dapat menjamin peningkatan taraf hidup transmigran dan masyarakat sekitarnya.
Gambaran umum daerah terkait urusan transmigrasi diantaranya dapat dilihat dari beberapa aspek,
seperti perkembangan transmigran, perkembangan jumlah lokasi (UPT), dan peningkatan KTM.
a. Perkembangan UPT dan transmigran
Jumlah KK transmigran yang sudah ditempatkan sejak pertama kalinya pada tahun 1989 di
Kabupaten Sumbawa hingga tahun 2006 sebanyak KK dan 12336 jiwa. Perkembangan jumlah Unit
Permukiman Transmigrasi di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.

Tabel 2.40.
UPT dan Perkembangan Transmigran di Kabupaten Sumbawa
No Nama UPT
Tahun Penempatan Jumlah
1989-1996 1997 1998 1999 2003 2004 2006
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 `16
1 Labangka I 355 1709 355 1709
2 Labangka 2 250 1160 250 1160
3 Labangka 3 270 1268 270 1268
4 Labangka 4 275 1344 275 1344
5 Labangka 5 300 1164 300 1164
6 Tolo Oi 240 1017 240 1017
7 Prode SP I 0 0 100 395 100 395
8 Prode SP II 0 0 150 652 150 652
9 Prode SP III 0 0 0 0 283 1373 283 1373
10 Sampar Goal SP I 0 0 0 0 0 0 200 842 200 842
11 Sampar Goal SP II 0 0 0 0 0 0 0 0 100 408 100 408
12 Buin Batu SP III 200 1004 200 1004
Jumlah 1450 6645 240 1017 250 1047 283 1373 200 842 100 408 200 1004 2931 12336
Sumber : Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kab. Sumbawa (2010)

Pemerintah daerah telah ikut melaksanakan program nasional melalui penempatan
transmigran di UPT, dengan pola integrasi penduduk dari luar Kabupaten Sumbawa dengan 20%
penduduk setempat.
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah
sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness)
merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan
tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa
kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang
telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan
daya saing daerah. Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam beberapa tolok
ukur, sebagai berikut:
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka Konsumsi RT Per Kapita)
Angka konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah
tangga/keluarga, yang menggambarkan jumlah pengeluaran rumah tangga terhadap seluruh rumah
tangga di suatu daerah dalam kurun waktu yang sama. Pada umumnya, pengeluaran konsumsi
II - 26

rumah tangga terdiri atas pengeluaran untuk konsumsi pangan dan pengeluaran untuk konsumsi non
pangan. Rumah tangga/keluarga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk
konsumsi pangan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non pangan. Angka
rata-rata pengeluaran rumah tangga dapat digunakan untuk melihat indeks pengeluaran rumah
tangga per kapita dan tingkat kesejahteraan dari rumah tangga yang bersangkutan.


Tabel 2.41.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka Konsumsi RT Per Kapita) (2010)
No Komponen Jumlah
1 2 3
1 Total Pengeluaran Rumah Tangga 138.048
2 Jumlah Rumah Tangga 108.938
Indeks Pengeluaran konsumsi RT per kapita 1,27
Sumber : Sumbawa Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa, 2010 (Data diolah)

Memperhatikan tabel tersebut, jumlah pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Sumbawa
sebesar 138.048, yang merupakan pengeluaran untuk konsumsi pangan dan konsumsi non pangan.
Indeks Pngeluaran Rumah Tangga untuk konsumsi yang menunjukkan angka lebih besar dari 1
yaitu 1,27 berarti bahwa rata-rata rumah tangga di Kabupaten Sumbawa di dalam masih lebih besar
membelanjakan pendapatannya untuk keperluan konsumsi (baik untuk pangan maupun non
pangan), yang seharusnya kelebihan sebesar 0,27 dapat disisihkan untuk saving (tabungan) atau
yang lainnya. Selanjutnya untuk konsumsi non pangan rumah tangga di Kabupaten Sumbawa
disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.42.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Non Pangan di Kabupaten Sumbawa
No Komponen Jumlah
1 2 3
1 Total Pengeluaran Rumah Tangga non pangan 41.682
2 Total Pengeluaran Rumah Tangga 138.048
Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita 30,19%
Sumber : Sumbawa Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa, 2010 (Data diolah)
Tabel di atas memberikan gambaran bahwa 30,19 persen dari pendapatan rumah tangga
yang mencapai angka 138.048, telah digunakan untuk keperluan non pangan seperti : biaya
pendidikan, kebutuhan sandang dan papan (perumahan) dan lain-lain. Kenyataan tersebut sekaligus
mengindikasikan bahwa proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk konsumsi pangan lebih besar
dari konsumsi non pangan.
Apabila dikaitkan dengan kondisi PDRB Kabupaten Sumbawa yang menunjukkan
peningkatan setiap tahun dengan proporsi lebih besar dari pertumbuhan penduduk, berarti
pendapatan masyarakat perkapita juga meningkat, maka kondisi ini sesungguhnya sangat
berlawanan dengan Hukum Engel yang menyatakan bahwa dengan asumsi selera seseorang adalah
tetap, proporsi pengeluaran rumah tangga untuk pangan akan semakin kecil seiring dengan semakin
meningkatnya pendapatan.
b. Nilai tukar petani
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur
tingkat kesejahteraan petani dengan mengukur kemampuan tukar produk (komoditas) yang
dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses
produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga. Jika NTP lebih besar dari 100 maka
periode tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya jika NTP
lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan daya beli petani.Nilai Tukar Petani dihitung dengan
II - 27

membandingkan faktor produksi dengan produk, yaitu perbandingan antara indeks yang diterima
(It) petani dan yang dibayar (Ib) petani.
Nilai tukar petani khusus untuk di tingkat Kabupaten/Kota di NTB, NTP belum tersedia
sedangkan nilai NTP ditingkat Provinsi telah dipublikasikan oleh BPS secara reguler. Sebagai
gambaran NTP di Kabupaten Sumbawa, maka disajikan NTP tingkat provinsi NTB seperti terlihat
pada tabel berikut ini.

Tabel 2.43.
Nilai Tukar Petani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (2009)
No Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
Sep-09 Okt- 2009
1 2 3 4 5
1 Tanaman Pangan

- Indeks Yang Diterima (it) 114,39 115.81 1.24
- Indeks Yang Dibayar (ib) 125,39 125.07 -0,26
- Nilai Tukar Petani (NTPP) 91,22 92.60 1.51
2 Holtikultura
- Indeks Yang Diterima (it) 118.33 117.49 -0.71
- Indeks Yang Dibayar (ib) 125.47 125.13 -0.27
- Nilai Tukar Petani (NTPP) 94.31 93.89 -0.45
3 Tanaman Perkebunan Rakyat
- Indeks Yang Diterima (it) 114.35 115.86 1.32
- Indeks Yang Dibayar (ib) 121.97 121.86 -0.05
- Nilai Tukar Petani (NTPP) 93.75 95.08 1.42
4 Peternakan
- Indeks Yang Diterima (it) 139.79 140.15 0.26
- Indeks Yang Dibayar (ib) 119.62 119.79 0.14
- Nilai Tukar Petani (NTPP) 116.86 117 0.12
5 Perikanan
- Indeks Yang Diterima (it) 116.81 116.39 -0.36
- Indeks Yang Dibayar (ib) 121.86 121.44 -0.34
- Nilai Tukar Petani (NTPP) 95.85 95.84 -0.01

Gabungan :
- Indeks Yang Diterima (it) 119.15 119.89 0.62
- Indeks Yang Dibayar (ib) 123.81 123.57 -0.15
- Nilai Tukar Petani (NTPP) 96.23 97.02 0.82
Sumber: Statistik Provinsi NTB (2010)

2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Fasilitas wilayah atau infrastruktur merupakan salah satu aspek penunjang daya saing daerah
dalam hubungannya dengan ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung aktivitas
ekonomi daerah di berbagai sector baik di daerah maupun antarwilayah. Semakin memadai
ketersediaan fasilitas wilayah, semakin kuat daya saing daerah tersebut.

2.4.2.1. Aksessibilitas Daerah
a. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan merupakan salah satu indikator penting untuk
melihat aksessibilitas daerah, sebagai gambaran ketersediaan prasarana jalan untuk menampung
sejumlah kendaraan di daerah dalam rangka memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam
melakukan aktivitasnya.
II - 28

Tabel 2.44.
Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah Kendaran Umum di Kabupaten Sumbawa
No Sarana Angkutan Darat 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 Angkutan Kota Antar Provinsi
(AKAP)
15 15 15 38 29 29 29
2 Angkutan Kota
185 214 137 158 130 138 91
3 Angkutan Pedesaan
370 370 204 255 245 216 186
4 Angkutan Kota Dalam Provinsi
(AKDP)
46 46 47 98 98 98 98
5 Jumlah angkutan umum R4 616 645 403 549 502 481 404
6 Panjang Jalan (Pusat,Prov, dan
Kab.
1377.14 1539.18 1539.18 1542.24 1581.71 1377.14 1539.18
7 Rasio pjg jalan thdp
ketersediaan sarana angkutan
2.24 2.39 3.82 2.81 3.15 2.86 3.81
Sumber: Sumbawa dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan)

b. Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan jumlah arus penumpang dan arus barang di
Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.45.
Jumlah Arus Penumpang dan Arus Barang di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No U r a i a n
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah arus penumpang 603,854 508,466 493,672 410,877 442,997
2
Jumlah arus barang (darat,
laut, udara)
226,591,027 224,652,326 265,632,171 293,104,124 303,183,238
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)
2.4.2.2. Fasilitas bank dan non bank
Pelayanan perbankan kepada masyarakat semakin luas dengan bertambahnya jumlah kantor
bank. Semakin berkembangnya perekonomian daerah dan tingginya persaingan untuk menarik
nasabah mendorong bank untuk lebih meningkatkan dan melengkapi pelayanannya kepada
masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan jumlah jaringan kantor
pelayanan sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Data sampai Desember 2009 jumlah bank (bank umum dan BPR) yang beroperasi di
Kabupaten Sumbawa sebanyak 23 bank dengan jumlah kantor yang tersebar di wilayah Kabupaten
Sumbawa sebanyak 44 kantor dengan status kantor terdiri dari kantor cabang, kantor cabang
pembantu, kantor kas dan kantor unit.
Tabel 2.46.
Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank di Kabupaten Sumbawa
No
Uraian
Tahun
2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 2 3 4 5 6 7 8
Bank Umum
Jumlah Bank 6 6 6 7 7 9
Jumlah Kantor 21 21 21 23 28 22

BPR
Jumlah Bank 13 13 13 14 14 14
Jumlah Kantor 22 22 22 23 23 22
Sumber: Bank Indonesia, Mataram (Beberapa tahun terbitan)

II - 29

Bank-bank yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa terdiri dari bank umum dan bank BPR
baik pemerintah, swasta maupun Pemda, selengkapnya disajikan berikut ini.






Tabel 2.47.
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di Kab. Sumbawa (2009)
No Bank KP KC KCP KK KU Total
1 2 3 4 5 6 7 8
A Bank Umum
1. Pemerintah
- PT. BNI 46 (Persero) - 1 1 - - 2
- PT. BRI (persero) - 1 - - 9 10
- PT. BPD NTB - 1 1 - - 2
- PT. BTN (Persero) - - - 1 - 1
- PT BANK MANDIRI (Persero), Tbk - - 1 - - 1

2. Swasta


- PT. Bank Danamon Indonesia - - 3 - - 3
- PT. Bank Mega - 1 - - - 1
- PT. Bank Syariah Mandiri - - 1 - - 1
- PT. Bank Tabungan Pensiunan Negara - - 1 - - 1
B BPR
1. Pemda

- PD. BPR NTB Sumbawa Kantor Pusat 1 - - - - 1
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Empang - 1 - - - 1
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Labuhan - 1 - - - 1
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Lenangguar - 1 - - - 1
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Lopok - 1 - - - 1
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Utan - 1 - - - 1
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Moyo - 1 - - - 1
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Plampang - 1 - - - 1
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Alas - 1 - - - 1

2. Swasta

- - - -

- PT. BPR Kabalong Abdi Swadaya 1 - - - - 1
- PT. BPR Lopok Ganda 1 - - 1 - 1
- PT. BPR Samawa Kencana 1 2 - 6 - 9
Ket: KP = Kantor Pusat; KC = Kantor Cabang; KCP = Kantor cabang Pembantu; KK = Kantor KasKU = Kantor Unit.
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Nusa Tenggara Barat - Bank I ndonesia Mataram, 2010
2.4.2.3. Ketersediaan Restoran/rumah makan
Ketersediaan restoran/rumah makan di suatu daerah dapat menunjukkan indikator tingkat
daya tarik investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan
perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya.
Perkembangan ketersediaan restoran/rumah makan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai
berikut.
Tabel 2.48.
Jumlah Restoran/Rumah Makan Kabupaten Sumbawa
No Uraian
Tahun 2006 Tahun 2010
Jumlah Usaha Jumlah Kursi Jumlah Usaha Jumlah Kursi
1 2 3 4 5 6
1. Restoran 6 188 8 294
2. Rumah makan/Caf/Depot 151 2284 164 2483
Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)
II - 30

2.4.2.4. Jumlah penginapan/hotel
Ketersediaan hotel/penginapan sangat menunjang dalam pelaksanaan pembangunan
perekonomian suatu daerah termasuk peluang-peluang yang ditimbulkannya. Gambaran
ketersediaan hotel/penginapan di Kabupaten Sumbawa disajikan pada tabel berikut.




Tabel 2.49.
Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Kabupaten Sumbawa
No Jenis Penginapan/Hotel
Tahun 2006 Tahun 2010
Jumlah
Hotel
Jumlah
Kamar
Jumlah T.
Tidur
Jumlah
Hotel
Jumlah
Kamar
Jumlah
T. Tidur
1 2 3 4 5 6 7 8
A Hotel Berbintang:

1 Hotel Bintang 5 0 0 0 0 0 0
2 Hotel Bintang 4 1 19 19 1 19 19
3 Hotel Bintang 3 0 0 0 0 0 0
4 Hotel Bintang 2 1 7 15 1 7 16
5 Hotel Bintang 1 1 29 56 1 24 50
b. Hotel Non Bintang:

1 Hotel Melati 20 370 680 21 381 695
Total jumlah penginapan/Hotel 23 425 770 24 431 780
Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Dari data pada table tersebut diketahui bahwa jumlah hotel di Kabupaten Sumbawa dalam
lima tahun terakhir hanya bertambah satu buah hotel melati dengan penambahan jumlah kamar
sebanyak 6 kamar dan penambahan jumlah tempat tidur sebanyak 10 buah.

2.4.2.5. Persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan akses air bersih
Dari 109.953 unit rumah di Kabupaten Sumbawa, sebanyak 47.273 yang telah
menggunakan akses air bersih (42,99%). Gambaran umumnya disajikan pada table berikut.
Tabel 2.50.
Persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Akses Air Bersih
No Kecamatan Penduduk Jumlah rumah
Jumlah
Keluarga
Jumlah RT Yang
Menggunakan Akses
Air Bersih
%
1 2 3 4 5 6 7
1 Tarano 15203 3,662 3.543 1383 37.77
2 Empang 21580 5,651 5.415 1885 33.36
3 Plampang 27813 7,045 7.408 2274 32.28
4 Labangka 10148 2,834 2.834 639 22.55
5 Maronge 9767 2,459 2.641 1100 44.73
6 Lape 16131 4,289 4.364 2463 57.43
7 Lopok 17550 4,693 4.735 2575 54.87
8 Moyo Hilir 22238 5,928 5.941 1386 23.38
9 Moyo Utara 9023 2,833 2.4 1276 45.04
10 Moyo Hulu 19871 5,819 5.414 2204 37.88
11 Ropang 5017 1,394 872 393 28.19
12 Lenangguar 6286 1,754 1.456 850 48.46
13 Lantung 2767 911 1.803 574 63.01
14 Lunyuk 18123 4,721 4.348 1460 30.93
15 Orong Telu 4530 1,128 1.166 203 18.00
16 Batu Lanteh 10127 2,714 2.77 543 20.01
17 Unter Iwes 18108 4,594 4.766 2756 59.99
II - 31

18 Sumbawa 56649 15,082 13.052 8494 56.32
19 Lab. Badas 28870 6,572 6.669 2893 44.02
20 Rhee 6908 1,838 1.779 670 36.45
21 Utan 28828 7,771 7.471 3316 42.67
22 Buer 13408 3,593 3.818 1561 43.45
23 Alas 27993 7,359 7.279 3590 48.78
24 Alas Barat 18425 5,309 5.267 2785 52.46
Jumlah (Kab/Kota) 415363 109953 978.339 47.273 42,99
Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2010)

2.4.2.6. Fasilitas listrik
Faktor pendukung keberhasilan pembangunan banyak ditentukan oleh keberadaan listrik.
Listrik memiliki fungsi yang sangat strategis dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Desa yang mempunyai listrik mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik tentunya
dibandingkan desa yang belum memiliki listrik. Setiap tahun jumlah pelanggan listrik terus
bertambah baik untuk keperluan rumah tangga, kebutuhan industri maupun kebutuhan lainnya.
Berikut ini adalah gambaran layanan listrik PLN sampai dengan tahun 2010.
a. Ketersediaan Listrik
Penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan memajukan
kesejahteraan masyarakat. Penyedia utama layanan listrik di Kabupaten Sumbawa selama ini adalah
PT. PLN, yang kapasitas layanannya disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.51.
Ketersediaan Listrik PLN di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No Uraian
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7
1. Daya tersambung (kVA) 49.532,34 53.018,69 59.639,10 64.400,35 67,607,80
2. KWH Jual (kWh) 76.309.507 88.004.933 98.376.659 108.597.276 118.609.493
3. JTM (kms) 832,370 832,370 812,040 821,090 755,915
4. JTR (kms) 765,050 765,050 728,480 696,000 843,924
5. Gardu (buah) 324 331 333 374 546
6. Trafo (buah) 324 331 333 374 546
7. Kapasitas Trafo (kVA) 21.077 21.977 22.127 31.276 38.672
8. kWH Jaringan 84.129.012 96.364.635 106.913.686 122.333.260 132.521.420
9. kWH pemakaian 75.562.853 88.035.254 98.449.388 108.597.276 118.609.493
10. Jumlah Desa Terlayani Listrik
PLN
123 123 123 123 158
11 Jumlah Pelanggan PLN
(Sambungan)
53.998 54.781 56.645 57.454 71.721
Sumber : PLN Cabang Sumbawa (2010)

b. Banyak VA Tersambung
Ketersediaan daya listrik yang memadai menunjukkan kapasitas kemampuan layanan listrik
yang diberikan kepada masyarakat konsumen. Jumlah VA daya listrik tersambung di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.

Tabel 2.52.
Jumlah VA Tersambung Pada Layanan PLN di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No Klasifikasi Pelanggan
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7
1 Sosial (VA) 1.209.200 1.433.050 1.590.350 1.813.200 2.324.250
II - 32

2 Rumah Tangga (VA) 29.721.000 30.971.300 33.684.300 35.197.100 44,083,700
3 Usaha (VA) 4.581.750 4,939.850 5.189.300 6.370.550 9,138,650
4 Industri (VA) 3.448.600 3.888.000 5.579.050 6.034.400 6,342,600
5 Gedung dan Jasa (VA) 1.626.930 1.777.100 1.968.400 2.194.550 3,280,900
Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)
Berdasarkan data tersebut, konsumen terbesar yang memanfaatkan daya lisrik di Kabupaten
Sumbawa adalah rumah tangga, sedangkan dari klasifikasi sosial merupakan konsumen terendah.


c. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
Hingga tahun 2010, dari seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Sumbawa sudah sebanyak
158 desa/kelurahan yang sudah terlayani listrik PLN (93,54%), dengan jumlah pelanggan
seluruhnya sebanyak 71.721 pelanggan pada semua klasifikasi. Perkembangan jumlah pelanggan
listrik PLN di Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 2006-2010 disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.53.
Jumlah Pelanggan Listrik Di Kab. Sumbawa (2006-2010)
No Klasifikasi Pelanggan
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7
1 Sosial 1.014 1.121 1.188 1.255 1.586
2 Rumah Tangga 51.033 51.644 53.382 54.133 67.085
3 Usaha 1.537 1.581 1.611 1.578 2.349
4 Industri 39 44 54 59 65
5 Gedung dan Jasa 375 391 410 429 636
Jumlah 53.998 54.781 56.645 57.454 71.721
% Rumah Tangga 94,51 94,27 94,25 94,22 93,54
Sumber : BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Sumbawa menunjukkan peningkatan setiap tahunnya
untuk semua klasifikasi pelanggan. Dari total pelanggan yang ada, 93-95% adalah rumah tangga.
Selanjutnya gambaran rasio elektrifikasi pada setiap tahun disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.54.
Rasio Elektrifikasi di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No Uraian
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7
1
Rumah Tangga Seluruhnya 100355 101193 105568 108938 109953
2 Rumah Tangga Berlistrik 51033 51644 53382 54133 67085
3
% Rumah Tangga Berlistrik
terhadap total rumah tangga
(Rasio elektrifikasi) (%)
50.85 51.04 50.57 49.69 61.01
Sumber : BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Gambaran data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga masyarakat
berlistrik di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa berkisar pada skala 49-62% dari total rumah
tangga yang ada. Selain pasokan energi listrik dari PLN, di Kabupaten Sumbawa juga terdapat
layanan pasokan energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
2.4.3. Iklim Berinvestasi
a. Keamanan dan ketertiban
II - 33

1. Angka kriminalitas yang tertangani
Keberadaan kehidupan sosial masyarakat, salah satunya dapat terlihat dari kasus-kasus
tindak kriminal yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat daerah. Semakin banyak
jumlah kasus tindak kriminal menunjukkan bahwa kehidupan sosial kemasyarakatan di satu sisi
belum sepenuhnya mampu mewujudkan ketenteraman, dan di sisi lain menunjukkan bahwa tingkat
kesadaran hukum yang masih rendah.
Permasalahan-permasalahan sosial yang kerap terjadi Kabupaten Sumbawa dapat terlihat
dari jumlah tindak kriminal yang terjadi sepanjang tahun 2010, yakni sebanyak 3.349 kasus
(0,80%). Hal ini menggambarkan keamanan Kabupaten Sumbawa masih dapat dikatakan kondusif.
Pada tahun-tahun sebelumnya dalam kurun ewaktu lima tahun terakhir juga menunjukkan statistik
yang tidak terlalu berbeda.
Tabel 2.55.
Kasus Kriminalitas Yang Tertangani di Kabupaten Sumbawa
No
Jenis Kriminal Yang Telah
Tertangani
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah kasus pembunuhan 3 4 4 0
2. Jumlah kasus pencurian 182 128 321 128
3. Jumlah kasus criminal lainnya 435 430 833 636
4.
Jumlah tindak kriminal selama 1
tahun
620 562 1.158 764 3.349
5. Jumlah penduduk 401.209 406.888 413.869 420.750 415.363
6. Angka kriminalitas (4)/(5) 0.0015 0.0014 0.0028 0.0018 0.0081
Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

2. Jumlah Demonstrasi
Aksi demonstrasi atau unjuk rasa yang dewasa ini cenderung menjadi media penyampaian
aspirasi, kritik ataupun aksi solidaritas dan tuntutan lainnya, meskipun frekwensinya tidak terlalu
tinggi dengan volume gerakan yang relatif kecil, namun tidak dapat dipungkiri bahwa aksi-aksi
tersebut tetap muncul setiap tahun di Kabupaten Sumbawa. Jumlah unjuk rasa yang terjadi pada
tahun 2006, 43 kali, meningkat menjadi 52 kali pada tahun 2010 dengan mengangkat isu-isu bidang
politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Meskipun demikian, namun aksi-aksi tersebut
merupakan aksi damai dan tidak sampai melebar menjadi anarkhis ataupun berubah fokus sehingga
menimbulkan korban baik barang/aset maupun orang, sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan
aksi-aksi massa yang ada selama ini tidak menimbulkan inkondusifitas daerah.

Tabel 2.56.
Jumlah Demonstrasi di Kabupaten Sumbawa
No Uraian
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah unjuk rasa 43 28 37 63 52
Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)
b. Kemudahan Perijinan
Iklim investasi di suatu daerah, selain ditentukan oleh factor tinggi rendahnya potensi dan
peluang pengembangan potensi sumberdaya yang dimiliki, serta orientasi penanaman modal para
investor pada daerah tersebut juga dipengaruhi oleh kepastian hukum serta kepastian waktu layanan
perijinan yang diberikan. Dalam hal waktu layanan perijinan di Kabupaten Sumbawa, melalui tabel
berikut disajikan berbagai jenis dan lama proses perijinan sebagaimana sudah ditetapkan dalam
ketentuan peraturan yang berlaku.
II - 34

Tabel 2.57.
Jenis Ijin Dan Lama Proses Pengurusan
N
o
Jenis Izin Masa Berlaku
Pemberi
Pertimbangan
Dasar Hukum
Waktu (Hari)
SOP
1 2 3 4 5 6
1 Peruntukan Penggunaan Tanah Selamanya Bag. Pemerintahan perda No.14/1997 6
2 IMB Selamanya Tim Teknis perda No.64/1999 7
3 Gangguan/Tempat Usaha 3 tahun Tim Teknis Perda 15/1999 6
4 Penggilingan Padi Huller dan Penyosoh Beras 3 tahun Dipertapang Perda 32/2001 7
5 IUJK 3 tahun Bag. APP Perda 19/2002 4
6 Izin Reklame Disesuaikan Dishubkominfo Perda 2/1999 4
7 Izin Penyimpanan/Penimbunan BBM 3 tahun Distamben Perda Prop.7/1995 5
8 IU Perdagangan 3 Tahun Diskoperindag Perda 28/2001 3
9 Izin Usaha Industri 3 Tahun Diskoperindag Perda 29/2001 5
10 TDP 5 Tahun Diskoperindag Perda 30/2001 3
11 Izin Usaha Penyediaan Jasa Listrik 3 tahun Distamben Perda 10/2002 3
12 Izin Pemanfaatan Kayu Tanah Milik (IPKTM) 1 bulan Dsihutbun Perda 26/2006 5
13 Izin Menimbun dan Mengecer Kayu 1 Tahun Dsihutbun Pergub 26/2007 5
14 Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu 6 bulan Dsihutbun Perda 24/2002 5
15 Usaha Pembudidayaan 3 Tahun Dislutkan Perda 16/2007 5
16 Izin Pembelian, Pengumpulan dan Pemasaran Hasil Perikanan 3 Tahun Dislutkan Perda 16/2007 5
17 Izin Hotel 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
18 Izin Cottage 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
19 Izin Pondok Wisata 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
20 Izin Hunian Wisata/Service Apartemen 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
21 Izin Restaurant dan Rumah Makan 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
22 Izin BAR 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
23 Izin Jasa Boga/Cattering 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4
24 Izin Karaoke, PlayStation dan VideoGame(tertutup) 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
25 Izin Kolam Memancing 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
26 Izin Biro Perjalanan Wisata dan Agen Pariwisata 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
27 Izin Wisata Tirta 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
28 Izin Penginapan Remaja 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4
29 Izin Perkemahan 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4
30 Izin Tempat Konvensi, Pameran dan Balai Pertemuan 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4
31 Izin Bioskop/Teather (Panggung Terbuka dan tertutup) 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4
32 Izin pasar Seni dan Soveneir Shop 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
33 Izin Pulau Untuk Wisata 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7
34 Izin Petambangan Daerah Exploitasi 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7
35 Izin Petambangan Daerah Pengolahan/Pemurnian 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7
36 Izin Petambangan Daerah Explorasi 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7
37 Izin Petambangan Daerah Pengangkutan 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7
38 Izin Petambangan Daerah Penjualan 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7
39 Izin Petambangan Daerah Penyelidikan Umum 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7
40 Izin Petambangan Daerah Jasa Usaha Pertambangan 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7
41 Izin Explorasi Air Bawah Tanah 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 14
42 Izin Pengeboran Air Bawah Tanah 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7
43 Izin Pengambilan Air Bawah Tanah 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7
44 Izin Penurapan Air Bawah Tanah 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7
45 Izin Pengambilan Mata Air (SIPMA) 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7
46 Izin Perusahaan Pengeboran Air Bawah Tanah (SIPPAT) 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7
47 Izin Juru Bor (IJB) 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7
48 Izin Usaha Peternakan Unggas 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
49 Izin Usaha Peternakan Kambing/Domba 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
50 Izin Usaha Peternakan Sapi Potong 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
51 Izin Usaha Peternakan Kerbau Potong 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
52 Izin Usaha Peternakan Sapi Perah 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
53 Izin Usaha Peternakan Kerbau Perah 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
54 Izin Usaha Peternakan Kuda 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
55 Izin Usaha Peternakan Sapi Bibit 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
56 Izin Usaha Peternakan Kerbau Bibit 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
57
Izin Usaha Pengiriman Ternak dan Bahan Hasil Ternak Antar
pulau
1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
II - 35

N
o
Jenis Izin Masa Berlaku
Pemberi
Pertimbangan
Dasar Hukum
Waktu (Hari)
SOP
1 2 3 4 5 6
58 Izin Usaha Pemotongan Hewan 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4
59 Izin Praktek Berkelompok Dokter Umum 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5
60 Izin Praktek Berkelompok Dokter Gigi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5
61 Izin Praktek Berkelompok Bidan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5
62 Izin Praktek Berkelompok Keperawatan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5
63 Izin Balai Pengobatan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5
64 Izin Rumah Bersalin 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5
65 Izin Balai Kesehatan Ibu dan Anak 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
66 Izin Balai Klinik Rawat Inap 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
67 Izin Penyelenggaraan Pelayanan Medik Dasar Lain 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
68 Izin Praktek Berkelompok Dokter Spesialis 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
69 Izin Praktek Berkelompok Dokter Gigi Spesialis 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
70 Izin Rumah Sakit Umum 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 12
71 Izin Klinik Spesialis 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 12
72 Izin Klinik Kecantikan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7
73 Izin Penyelenggaraan Pelayanan Medik Spesialis lain 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7
74 Izin Apotek 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 21
75 Izin Penyelenggaraan Laboratorium Medis 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7
76 Izin Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Masyarakat 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7
77 Izin Penyelenggaraan Laboratorium Gigi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7
78 Izin Penyelenggaraan Optikal 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7
79 Izin Toko Obat 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7
80 Izin Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Penunjang Lain 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
81 Izin Sinshe 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
82 Izin Tabib 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
83 Izin Akupunktur 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
84 Izin Batra Refleksi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
85 Batra Pijat Urat 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
86 Batra Patah Tulang 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
87 Batra Ramuan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
88 Batra Tenaga Dalam 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
89 Batra Tusuk Jari 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
90 Batra Pendekatan Agama 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
91 Batra Paranormal 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
92 Batra Sunat 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
93 Batra Tukang Gigi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
94 Batra Gurah 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
95 Batra Dukun Bayi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
96 Batra Reikey Master 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
97 Batra Q Gong 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
98 Batra Chiropractie 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4
99
Surat Terdaftar Sarana Pengobatan dan Pengobatan Tradisional
Lainnya
5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7

Rata-rata waktu yg dibutuhkan untuk mengurus perijinan 6
Sumber : KPPT Kabupaten Sumbawa (2010)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 99 jenis perijinan yang mendukukung iklim
investasi. Dalam pengurusan Izin Usaha berdasarkan Standard Operating Prosedure (SOP)
pelayanan perizinan Kabupaten Sumbawa melalui Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
mengeluarkan Izin Usaha, rata-rata 6 hari kerja.

c. Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah Dan Macam Pajak Dan Retribusi Daerah)
Sebagai implementasi dari Peraturan Daerah di atas, telah di tetapkan beberapa macam dan
jenis pajak dan retribusi daerah sebagai berikut.
Tabel 2.58.
Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi daerah
No. Jenis Pajak dan Retribusi Daerah
1 2
I Pajak Daerah
II - 36

No. Jenis Pajak dan Retribusi Daerah
1 2
1 Pajak Hotel
2 Pajak Restoran
3 Pajak Hiburan
4 Pajak Reklame
5 Pajak Penerangan Jalan
6 Pajak Mineral bukan Logam dan batuan
7 Pajak Sarang Burung Walet
8 Pajak Parkir
9 Pajak Air Tanah
10 Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

II Retibusi Daerah
A Retribusi Jasa Umum
1 Retribusi Pelayanan Kesehatan
2 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
3 Retribusi Penggantian Biaya KTP/Akta cat. Sipil
4 Retribusi Pelayanan PArkir di tepi jalan umum
5 Retribusi Pelayanan Pasar
6 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
7 Retribusi Pelayanan Kesehatan Ternak

B Retribusi Jasa Usaha
1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
2 Retribusi Pasar Grosir
3 Retribusi Terminal
4 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
5 Retribusi Rumah Potong Hewan
6 Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
7 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
8 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
9 Retribusi sewa kios/MCK/PKL terminal

C Retribusi Perizinan Tertentu
1 Retibusi Izin Mendirikan Bangunan
2 Retribusi Izin Gangguan/Keramaian
3 Retribusi IzinTrayek
4 Retribusi Izin Usaha Perikanan
5 Retribusi Izin Peruntukan Tanah
6 Retribusi Izin Pengambilan Hasil Hutan Ikutan
7 Retribusi Izin Tanda Daftar Perusahaan
8 Retribusi Tanda Daftar Gudang
9 Retribusi Izin Usaha Perdagangan
10 Retribusi IUP Padi Heuller dan Penyimpanan Beras
11 Retribusi Izin Usaha Perindustrian
12 Retribusi Izin Usaha Pertambangan Umum
13 Retribusi Izin Penggunaan dan Pemanfaatan ABT
14 Retribusi Izin Ketenagalistrikan
15 Retribusi Izin Usaha Sarana Pariwisata
16 Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi
17 Retribusi Izin Ketenagakerjaan
Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa

d. Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung iklim usaha
Pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam mendorong Investasi, telah menetapkan Perda yang
mendukung iklim investasi, sebagai berikut.
1) Peraturan Daerah nomor 20 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan
Penjualan Minuman Beralkohol;

II - 37

2) Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kab. Daerah
Tk II Sumbawa Nomor 6 Tahun 1999 tentang Retribusi Izin Trayek;

3) Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Usaha Perikanan
4) Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Nomor 34 tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan;

5) Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa

6) Peraturan Daerah Nomo 33 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
7) Peraturan Daerah Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah
2.4.4. Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan
pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan
obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar
benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan
profesional. Disamping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan
teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional.
Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya
saing daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam
rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat
ketergantungan penduduk untuk melihat sejauhmana beban ketergantungan penduduk. Kualitas
manusia yang memajukan peradaban tersebut pada umumnya berada pada usia produktif 15-64
tahun. Oleh karena itu ada-tidaknya, besar-kecilnya kelompok usia tersebut menjadi bonus
demografis yang dapat menjadi pendorong kemajuan.
Kabupaten Sumbawa memiliki kelompok usia produktif lebih dari 60%, sehingga prasyarat
untuk menghasilkan manusia unggul telah tersedia. Komposisi penduduk seperti terlihat pada tabel
berikut, yang menunjukkan bahwa ada bonus demografi dalam 15-30 mendatang di Kabupaten
Sumbawa.

Tabel 2.59.
Komposisi Penduduk dan Rasio Ketergantungan (RK)
Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010
Tahun
0-14 tahun 15-64 tahun > 65 tahun RK
(%) (%) (%) (%)
1 2 3 4 5
2005 31,56 64,59 3,85
54,82
2006 33,44 62,69 3,87
59,52
2007 33,43 62,70 3,87
59,49
2008 30,13 66,26 3,61
50,92
2009 30,45 66,45 3,1
50,49
2010 30,44 64,68 4,88
54,61
Sumber : diolah dari BPS Kab. Sumbawa 2008-2011

Berdasarkan komposisi penduduk tersebut diatas, tergambar rasio ketergantungan
(dependency ratio), yakni perbandingan antara penduduk kelompok usia tidak produktif (penduduk
usia muda 0-14 tahun dan usia tua di atas 65 tahun) terhadapkelompok usia produktif (penduduk
usia antara 15-64 tahun). Perkembangan rasio ketergantungan Kabupaten Sumbawa terlihat melalui
gambar berikut.
II - 38



Sumber : diolah dari BPS Kab. Sumbawa 2008-2011
Gambar 2. 13
Perkembangan Rasio Ketergantungan Kabupaten Sumbawa

Potensi sumberdaya manusia Kabupaten Sumbawa terlihat dari kesadarannya terhadap
pendidikan.Tingkat pendidikan masyarakat relatif lebih baik terlihat dari angka melek huruf dan
rata-rata lama sekolah diatas NTB.Pendidikan bagi anak juga masih menjadi prioritas keluarga, oleh
karena itu APK dan APM pendidikan dasar di Kabupaten Sumbawa juga diatas rata-rata provinsi.
Penguasaan Bahasa Indonesia dalam masyarakat juga amat baik hingga ke pelosok desa, hal ini
menjadikan manusia sumbawa dapat menerima informasi secara baik.
Disamping itu, kultur masyarakat yang egaliter, terbuka dan memiliki etos sate to dan
kangila menjadi modal sosial keberhasilannya dalam bidang-bidang tertentu. Hal ini terbukti
banyak tokoh-tokoh berpengaruh di tingkat provinsi dan nasional yang berasal dari
Sumbawa.Disamping itu, perkembangan yang menggembirakan adalah mulai maraknya perguruan
tinggi dari berbagai disiplin ilmu (universitas, institut, akademi dan sekolah tinggi).
Dari berbagai aspek tersebut, terdapat berbagai masalah terkait SDM seperti peningkatan
rasio ketergantungan (dari 50,49% tahun 2009 menjadi 54,61% tahun 2010), masalah ekonomi
menjadi penghalang utama akses masyarakat ke jenjang pendidikan tinggi, belum berkembang skill
kewirausahaan terutama dikalangan usia muda dan lulusan sarjana masih berorientasi bekerja
sebagai PNS atau disektor formal lainnya. Belum banyak sarjana yang terjun secara totalitas di
bidang agribisnis.

54.82
59.52
59.49
50.92
50.49
54.61
45.00
50.00
55.00
60.00
65.00
2005 2006 2007 2008 2009 2010
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

Tahun

Anda mungkin juga menyukai