SKRIPSI
Oleh:
AHMAD YANI
08C10404023
SKRIPSI
Oleh:
AHMAD YANI
08C10404023
Menyetujui,
Komisi Pembimbing,
Ketua Anggota
Mengetahui,
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Abu
Samah dan Ibu Samsinar yang lahir 28 Mai 1990 di Simpang Empat Kecamatan
Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan. Pada tahun 2002 menamatkan pendidikan
sekolah dasar di MIN Simpang Empat Kecamatan Kluet Utara Kabupaten Aceh
menamatkan pendidikan SMU pada tahun 2008 di SMAN 1 Kluet Utara, Aceh
Selatan. Pada tahun yang sama, penulis juga diterima menjadi mahasiswa Universitas
dan perluasan lapangan kerja tetapi juga bertujuan untuk memperluas pasar
maupun bahan baku industri. Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kacang
tanah tanaman ini bisa ditanam di sawah atau tegalan secara tunggal atau
yaitu 710.070 ton (2000) dan pada tahun (2005) menjadi 836.295 ton, hal tersebut
1
2
meningkat sebesar 1,36 persen. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
masih dibawah potensi hasil. Dengan demikian pada tahun 2012 perlu dilakukan
Dilihat dari tabel diatas Kluet Utara merupakan salah satu Kecamatan yang
ada di Kabupaten Aceh Selatan. Seperti halnya Kecamatan yang lain, Kecamatan
Kluet Utara juga memproduksi kacang tanah yang cukup serta memiliki pasar
mingguan yang menjadi tempat bertemunya para penjual dan pembeli kacang
tanah yang dipasarkan. Kacang tanah yang dipasarkan banyak berasal dari kebun-
kebun di dalam kecamatan Kluet Utara, tetapi ada juga yang dipasok dari luar
penanganan khusus sama halnya seperti golongan palawija yang lain. Seperti yang
diketahui salah satu sifat produk pertanian adalah segar dan sangat mudah rusak
4
Secara umum, tata niaga kacang tanah tidak terlepas dari kendala-kendala
Peningkatan produksi kacang tanah dari tahun ke tahun terbukti belum dapat
2004 sebesar 2,1 juta ton sedangkan produksi nasional baru mencapai 837.495
ton, pada tahun 2004 sedangkan permintaan pasar terutama disebabkan oleh
semakin besar. Ini berarti harga suatu produk akan terus meningkat, sehingga bagi
konsumen memerlukan peran lembaga tataniaga atau disebut juga dengan saluran
tata niaga. Saluran tataniaga berperan penting bagi para petani sebagai produsen
dalam upaya menyalurkan hasil produksi sampai kepada konsumen akhir dalam
waktu yang tidak lama, selain itu besar pula artinya bagi konsumen terhadap
pemenuhan gizi mereka. Oleh karena itu saluran tataniga menjadi saluran yang
Kluet Utara ?
biaya?
setiap saluran tata niaga di Kluet Utara dengan pendekatan margin tata
Teuku Umar. Di samping itu juga di harapkan dapat menjadi informasi dan
referensi bagi petani dan lembaga tataniaga terkait sebagai bahan pertimbangan
kedua belah pihak, khususnya untuk wilayah Kluet Utara dan daerah-daerah
Kacang tanah berasal dari Amerika Selatan sekitar Belivia, Peru, dan
Brazil. Varitas kacang tanah yang pertama masuk ke Indonesia adalah tipe
menjalar. Kacang tanah tipe ini telah dikenal sejak tahun 1709 yaitu pada abad ke-
16. Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena
mempunyai bentuk polong bewarna putih pada saat masi muda dan coklat setelah
tua,dalam biji kacang tanah terkandung 5-21% karbohidrat, 15-30% protein, 40-
Indonesia bertambah luas setelah masuknya Holle (1963) dari Inggris dan
Scheffer dari mesir dengan varietas tegak lebih kurang 3.000.000 Ha. Kacang
tanah paling banyak ditanam di Indonesia sampai sekarang adalah varietas holle
yaitu kacang tanah hasil perkawinan tipe tegak dengan tipe menjalar.
Kacang tanah merupakan salah satu bahan pangan dan industri, kacang
tanah dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai sayur, saus,
dan makanan ringan yang digoreng atau direbus. Sabagai bahan industri kacang
tanah keju, kue, sabun, dan minyak. Daun kacang tanah dapat digunakan untuk
pakan ternak dan pupuk, kacang tanah sangat tinggi kandungan lemak dan
proteinnya.
7
8
Tabel 4. Nilai gizi kacang tanah untuk setiap 100 gram bahan yang dapat
dimakan
Kandungan zat gizi Kacang goreng Mentega Kacang mentah
Karbohidrat (g) 18,8 18,8 14,6
Riboflavin (mg) 0,32 0,12 0,13
Vitamin A (SI) - - 130
Kalsium (mg) 74 59 73
Tiamin (mg) 0,32 0,12 0,86
Niasin (mg) 17,2 14,7 9
Fosfor (mg) 401 380 289
Kalori (kal) 585 589 687
Protein (g) 26 25,2 9,2
Lemak (g) 49,8 50,6 71,2
Besi (mg) 2,1 1,9 2,4
Serat (g) 2,4 1,8 2,3
Abu (g) 3,8 3,7 1,6
Sumber : Bertanam kacang tanah edisi revisi 2007
menjadi dua tipe, yaitu tipe tegak (bunc type) dan tipe menjalar (runner type).
Percabangan kacang tanah tipe tegak umumnya lurus atau sedikit miring ke
atas. Petani lebih suka membudidayakan tipe ini karena umur panenya lebih
cepat yaitu sekitar 100 – 120 hari. Selain itu, buahnya hanya pada ruas – ruas
tipe ini umurnya antara 5-7 bulan atau sekitar 150-200 hari. Tiap ruas yang
serentak.
9
Kacang tanah yang paling banyak ditanam di Kluet Utara sampai sekarang
adalah kacang tanah tipe tegak karena umur panennya lebih cepat yaitu sekitar 3 –
4 bulan atau 100 – 120 hari. Selain buahnya hanya pada ruas – ruas pangkal utama
2.2. TataNiaga
Dalam dunia usaha, pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya, pasar dan pemasaran memiliki tingkat
ketergantungan yang tinggi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Pasar
merupakan suatu masalah yang penting, tidak hanya dalam dunia usaha tetapi juga
pembagian keuntungan yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen
kepada semua pihak yang ikut serta didalam kegiatan produksi dan tataniaga.
merupakan keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam aliran barang atau jasa
komoditas pertanian mulai dari tingkat produksi (petani) sampai konsumen akhir,
yang mencakup aspek input dan output pertanian. Kohls dan Uhl (1985)
apa saja yang dijalankan oleh pelaku yang terlibat dalam tataniaga. Fungsi-
lembaga atau pelaku yang terlibat dalam tataniaga. Pelaku-pelaku ini adalah
satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah memilih secara tepat saluran
menyebabkan makin banyak rantai yang ikut dalam kegiatan pemasaran. Hal ini
menimbulkan biaya yang lebih besar sehingga dapat menyebabkan harga yang
kurang efektif dalam menyebar luaskan hasil produksi,namun karena mata rantai
11
yang lebih pendek maka biaya tata niaga dapat ditekan sehingga harga sampai
masing pihak berusaha untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam proses
terlibat adalah :
kemampuan pembiayaan yang dimiliki, serta melakukan fungsi tata niaga secara
pengumpul tugasnya membeli barang dan dikumpulkan baik dari produsen atau
pedagang perantara dengan skala yang relatif besar dibandingkan dengan skala
mempunyai skala usaha yang lebih besar dari pada pedagang pengumpul
(Malhotra, 2005).
sederhana dan yang rumit sekali. Hal demikian tergantung dari macam komoditi,
lembaga – lembaga tata niaga dan sistem pasar. Komoditi pertanian yang lebih
cepat sampai ketangan konsumen dan yang tidak mempunyai nilai tambah,
berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan barang dari produsen sebagai penghasil
dalam waktu, tempat, bentuk yang diinginkan konsumen. Hal ini berarti bahwa
saluran tataniaga yang berbeda akan memberikan keuntungan yang berbeda pula
jalur mana yang lebih efisien dari semua kemungkinan jalur-jalur yang
mencari besarnya margin yang diterima tiap lembaga yang terlibat. Hal ini
yang mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi tata niaga.
Margin tataniaga adalah perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar
konsumen dengan harga yang diterima petani produsen atau dapat pula
dinyatakan sebagai nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan tataniaga sejak dari
konsumen dengan harga yang diterima petani. Komponen margin tata niaga ini
melakukan fungsi-fungsi tata niaga yang disebut biaya tata niaga (Sudioyono,
2002).
didefinisikan dengan dua cara yaitu: 1) margin tata niaga merupakan perbedaan
antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, 2)
margin tata niaga merupakan biaya dari jasa-jasa tata niaga yang dibutuhkan
didefenisikan dengan dua cara, yaitu: (1) margin tata niaga merupakan selisih
antara harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima petani. (2)
margin tata niaga merupakan biaya dari balas jasa tata niaga.
tingkat produsen. Setiap lembaga tata niaga melakukan fungsi-fungsi tata niaga
yang berbeda sehingga menyebabkan perbedaan harga jual dari lembaga satu
lembaga tata niaga yang terlibat semakin besar perbedaan harga antar
Margin tata niaga pada suatu saluran tata niaga tertentu dapat dinyatakan
efisiensi yang tinggi. Salah satu indikator yang berguna dalam melihat efesiensi
harga yang diterima petani (farmer’s share) terhadap harga yang dibayar
konsumen akhir.
Semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya maka dari segi
operasional sistem tataniaga akan semakin efisien, begitu juga sebaliknya semakin
kecil nilai produk yang dijual rasio keuntungan terhadap biaya semakin kecil
2.6. Pasar
dan pembeli bertemu untuk mengadakan transaksi faktor produksi, barang, dan
jasa. Pasar dalam arti moderen berarti suatu proses aliran barang dari produsen ke
konsumen yang disertai penambahan guna barang baik guna tempat, waktu,
beberapa bentuk pasar. Pasar merupakan tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi jual beli pruduk baik berupa barang atau jasa.
Dalam ilmu ekonomi ada empat struktur pasar yaitu persaingan sempurna, dan
dimana sifat dan struktur pasar nya sangat bertentangan dengan pasar persaingan
sempurna.
belinya hanya satu kali dalam seminggu,pasar ini merupakann ciri-ciri pasar yang
paling banyak menarik perhatian para petani maupun para ahli ekonomi karena
Tata niaga menjadi sangat penting ketika produsen atau petani mampu
yang cukup dan kualitas yang baik. Dengan demikian ruanglingkup tata niaga
merupakan proses perpindahan barang dan jasa dari tangan produsen ketangan
konsumen akhir. Jangkauan tata niaga sangat luas, berbagai tahapan kegiatan
harus dilalui oleh barang dan jasa sebelum sampai ketangan konsumen, aliran
Dalam prilaku pasar mingguan hanya terjadi tiga bentuk aktifitas yaitu
atau penurunan harga. Jika pihak pembeli lebih kuat dibanding penjual, maka
banyak pihak yang meminta, maka harga akan semakin tinggi, semakin banyak
Oleh karena itu, peranan tata niaga semakin penting dan merupakan ujung tombak
tata niaganya. Tata niaga merupakan kunci keberhasilan usaha.Dalam tata niaga
maupun tidak langsung. Proses tata niaga merupakan proses yang sedang dan
jagung, kedelai, dan kacang hijau. Kacang tanah mempunyai nilai strategis
rumah tangga. Sedangkan bila petani mempunyai dua tipe lahan, yaitu tegalan dan
32%, padi 37% dan siwalan 14%. Kacang tanah di Kecamatan Kluet Utara,
menurut data BPS 2011, pada umumnya ditanam petani di lahan kering dan tadah
18
hujan (70%0) dan sisanya (30%) di sawah pengairan yang ditanam setelah padi
dalam membeli, sedangkan harga jual yaitu suatu tingkat harga yang digunakan
untuk menawarkan kacang tanah pada konsumen. Hasil pantauan dari BPS Kluet
Utara menunjukkan bahwa harga beli rata – rata adalah sebesar Rp. 3.375/kg,
sedangkan harga jual rata – rata pedagang adalah sebesar Rp. 5.375/kg.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2012 sampai Januari 2013
Desa Kota Fajar yang merupakan ibu kota Kecamatan Kluet Utara. Penentuan
sampel, karena pusat pasar untuk Kecamatan Kluet Utara terletak di Desa Kota
Fajar yang tentu saja jumlah dan peran lembaga tata niaga yang mengusahakan
jual beli kacang tanah, selain itu pasar yang terdapat di Kecamatan Kluet Utara
lebih luas dan lebih banyak pengunjung dibandingkan dengan pasar-pasar yang
yang terletak di sebelah utara ibu kota Kabupaten Aceh Selatan Tapaktuan dengan
yang sangat strategis untuk dikembangkan, terutama dalam sektor pertanian. Hal
ini disebabkan karena kecamatan Kluet Utara mempunyai areal yang cukup luas,
19
20
yaitu sekitar 12.472,00 hektar yang terdiri dari 19 desa dengan kepadatan
penduduk 22.271 jiwa. Areal yang cukup luas ini juga didukung oleh faktor –
faktor lainnya, seperti halnya transportasi dan daerah pemasaran. Dalam hal
transportasi, kecamatan Kluet Utara dilalui jaringan arteri sekunder (Banda Aceh
ke Medan) dalam keadaan masih cukup baik, dimana hal ini sangat menunjang
dalam hal tata niaga produksi baik luar kecamatan, kabupaten maupun ke luar
provinsi.
pengumpul, dan pedagang pengecer) yang terlibat dalam pemasaran kacang tanah
di Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan. Petani yang dimaksud adalah petani yang
pengumpul adalah agen dari pedagang pengecer yang membeli kacang tanah.
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah penduduk Kecamatan Kluet Utara
adalah 22.271 jiwa, dengan 11.316 diantaranya adalah perempuan dan sisanya
1.62 Persen lebih banyak perempuan dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-
laki.
nelayan, dan lainnya sangat kecil. Untuk lebih jelas mengenai keadaan mata
pegawai, nelayan, buruh dan lain-lain hanya mencapai 43.34 persen. Dengan
Pengumpulan data menggunakan tiga teknik (Soeratno dan Arsyad, 2003) yaitu:
berdasarkan koesioner yang telah disiapkan. Data dari petani dan pedagang
sampel meliputi biaya-biaya usaha tani, biaya pemasaran dan harga jual
kacang tanah.
pelaku yang sedang bertransaksi di pasar mingguan. Jumlah sampel yang diambil
sebanyak 30orang dari 150 orang populasi petani. Sedangkan pengambilan sampel
dari25 orang pedagang pengecer. Dengan demikian total sampel dari penelitian ini
jumlah sampel yang diambil minimal 10% dari total populasi. Jumlah populasi
dan besar sampel petani tanaman kacang tanah dan pedagang kacang tanah di
populasi tertentu dalam bidang tertentu secara cermat dan faktual dari data
3.4.2. Pelaku tata niaga adalah golongan produsen dan pedagang kacang tanah
pedagang eceran.
3.4.3. Pasar adalah lokasi geografis, dimana tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dan mengamati harga dari
3.4.4. Biaya tata niaga adalah seluruh jenis biaya yang dikeluarkan oleh lembaga
harga beli pedagang yang di hitung dari harga rata-rata pembelian kacang
harga beli dengan harga jual kacang tanah dalam bentuk komoditas yang
sama (Rp/Kg)
pemasaran dapat di hitung menggunakan rumus (Masyhuri, 1994, dan Yusuf, dkk,
2004)
MP = KP + BP
Dimana:
MP = Margin Pemasaran
KP = Keuntungan Pemasaran
BP = Biaya Pemasaran
26
efesiensi saluran tataniaga digunakan harga jual petani sebagai dasar dan
Jika share harga yang diterima petani lebih besar dari share margin tata
niaganya maka saluran tata niaga tersebut dikategorikan efesien. Begitu juga
sebaliknya,jika share harga yang diterima petani lebih kecil dari share margin tata
perbandingan atau rasio antara harga yang harus dibayar konsumen dinyatakan
Fs (%) ൌ x 100
Dimana:
Fs = farmer’s Share
penelitian bahwa:
konsumen.
2). Struktur dan prilaku pasar mingguan yang terdapat di Kluet Utara pada
3). Efesien atau tidaknya suatu saluran tataniaga sangat ditentukan oleh besar
kacang tanah karakteristik petani sebagai pelaku usaha tani dan pedagang sabagai
produktifitas kerja para petani dan pedagang dalam mencapai tujuan yang
dari 30 orang sampel petani dan 10 orang pedagang dari 200 populasi petani dan
pedagang, persentase petani dan pedagang sampel menurut karakter usia di daerah
Tabel 8. Persentase petani dan pedagang sampel menurut usia di daerah penelitian,
Tahun 2013
Kelompok Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
21 – 30 9 22,5
31 – 40 17 42,5
41 – 50 10 25
>50 4 10
Jumlah 40 100,00
Sumber : Daftar Primer (diolah), 2013
28
29
petani dan pedagang sampel di daerah penelitian relatif berusia produktif yaitu
42,5 persen atau 17 orang dari 40 responden (petani dan pedagang) dengan
kisaran usia antara 31 sampai 40 tahun. Kemudian di ikuti kisaran usia 41 sampai
dalam mengelola usahanya. Pedagang yang memiliki umur lebih muda jika
dibandingkan dengan pedagang yang lebih tua cenderung akan lebih bersemangat
dalam berusaha dan sering melakukan hal-hal yang sifatnya coba – coba untuk
kemajuan usahanya. Hal ini juga disebabkan mereka masih memiliki semangat
dan yang telah dilaksanakan sehingga latar belakang dan tingkat pendidikan
petani dan pedang sampel di daerah penelitian secara umum masih berpendidikan
rendah, yaitu 52,5 Persen tamat dari Sekolah Dasar (SD) atau sebanyak 21 orang,
dan diikuti oleh yang tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak
12 orang (30 persen), selanjutnya sebesar 17,5 Persen tamat dari Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) atau sebanyak 7 orang dari 40 orang sampel petani dan
aktifitas (kegiatan) sehari – hari para petani dan pedagang sampel. Dengan
pendidikan yang baik, petani dan pedagang sampel akan memiliki kemampuan
untuk menghadapi berbagai kendala yang mungkin timbul dan mencari solusi
akan menyulitkan petani dan pedagang sampel untuk berusaha kearah yang
hidup yang dikeluarkan. Semankin besar jumlah tanggungan dalam keluarga akan
semankin besar biaya yang dikeluarkan, dan akan memperkecil jumlah modal
yang dapat digunakan untuk menjalankan usaha. Untuk menutupi hal tersebut
harus diimbangi dengan pencurahan tenaga kerja dalam keluarga, sehingga dapat
petani dan pedagang sampel per kepala keluarga di daerah penelitian pada kisaran
31
1-3 Orang (65 persen) dan sisanya sebanyak 35 Persen atau berada pada kisaran
lebih lama akan lebih mudah dalam mengambil keputusan yang lebih baik pada
saat yang tepat. Persentase petani dan pedagang sampel menurut pengalaman di
Hasil penelitian menunjukan 47,5 Persen (19 orang) petani dan pedangang
sampel di daerah penelitian sudah cukup lama berusahatani kacang tanah dan
kegiatan menjual atau memasarkan kacang tanah yaitu berada di kisaran 1-5
tahun, kemudian diikuti 32,5 persen (13 orang) berada di kisaran 6-10 Tahun,
Luas lahan garapan merupakan faktor produksi yang penting dalam usaha
yang diterima oleh petani. Luas pengusahaan lahan tanaman kacang tanah yang di
0,74 Ha petani. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel 12 berikut.
32
memiliki luas lahan rata – rata 0,5 Ha sebanyak 16 orang (53,33 Persen).
Sedangkan sampel petani kacang tanah yang memiliki luas lahan rata-rata 1,0 Ha
sebanyak 14 orang atau 46,67 Persen. Luas lahan keseluruhan yang diusahakan
sampel petani kacang tanah di daerah penelitian sebesar 22 Ha. dan pada
umumnya lahan yang digunakan petani sampel di daerah penelitian adalah lahan
milik sendiri. Luas lahan masing-masing petani sampel dapat dilihat pada
lampiran 5.
pengeluaran yang di bayar untuk satu kali musim tanam. Perhitungan didasarkan
atas harga-harga yang berlaku di daerah penelitian. Sesuai dengan data yang
diperoleh bahwa biaya yang dikeluarkan oleh petani sampel dalam berusahatani
tanaman kacang tanah meliputi biaya sarana produksi (benih, pupuk, obat-obatan),
biaya penyusutan alat seperti cangkul, parang, karung (goni),dan biaya tenaga
kerja serta biaya lain. Penerimaan dan keuntungan petani sampel dalam
terdiri dari biaya sarana produksi, tenaga kerja, biaya peralatan dan lain-lain.
Pengusahaan tanaman kacang tanah sangat menguntungkan bagi petani. Hal ini
dapat terlihat dari besarnya pendapatan kotor dibanding dengan biaya produksi
pengumpul dan pedagang pengecer. Sistem tata niaga kacang tanah di Kluet
Utara dari produsen hingga ke tingkat konsumen, secara umum memiliki beberapa
Saluran tataniaga kacang tanah di Kluet Utara terdapat 2 saluran tataniaga yaitu:
konsumen.
Saluran tata niaga satu merupakan saluran tata niaga terdiri dari petani -
dilakukan diketahui bahwa petanidi Kluet Utara menjual kacang tanah melalui
pedagang pengumpul. Alasan petani menggunakan saluran tata niaga ini adalah
karena petani tidak perlu memasarkan sendiri produk yang dihasilkannya. Produk
petani yang dijual ke pedagang pengumpul sudah pasti terjual habis, karena sudah
Harga yang berlaku pada saluran tata niaga ini adalah harga yang terjadi di
pasar. Penentuan harga pasar berdasarkan informasi yang berasal dari pedagang
lainnya. Sistem pembelian umumnya secara tunai namun ada juga pedagang
pengumpul yang baru membayar produk petani ketika barang sudah habis terjual.
Hal ini disebabkan adanya kepercayaan diantara petani dan pedagang pengumpul.
kacang tanah diangkut dengan menggunakan kereta dan mobil. Biaya transportasi
pedagang pengumpul berbeda – beda , hal ini disebabkan karena daerah produksi
Saluran tata niaga dua merupakan saluran tata niaga yang terdiri dari
petani- pedagang pengecer - konsumen. Jenis saluran tata niaga ini dilakukan oleh
35
sebahagian dari petani responden. Petani membawa kacang tanah sendiri dengan
menggunakan kereta ada juga yang menggunakan mobil bak terbuka ke pasar
berada di pasar mingguan dengan sistem jual yaitu per Kg dan biaya transportasi
Rp 2.000 – Rp3.000 /goni. Pada saluran tata niaga ini, petani juga berperan
yang harus dikeluarkan oleh petani adalah biaya pengangkutan. Petani menjual
produk kacang tanah ke pasar, jika terjadi panen dan kacang tanah yang dibawa
saluran tata niaga dua adalah karena petani akan mendapatkan keuntungan yang
Saluran tata niaga kacang tanah yang ada di Kluet Utara cukup singkat,
pedagang, tanpa merugikan konsumen. Adapun saluran tata niaga kacang tanah
kecamatan kluet utara dari produsen ke konsumen dapat dilihat dari gambar
berikut :
36
Petani/Produsen
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengecer
Konsumen
Keterangan :
Saluran tetap
Saluran Tidak Tetap
Gambar 1, Skema Saluran Tata Niaga Kacang Tanah di Kecamatan Kluet Utara
Berdasarkan skema diatas terlihat adanya saluran tetap dan saluran tidak
tetap (kadang-kadang). Saluran tetap adalah saluran tata niaga yang sering dilalui
adalah saluran yang jarang terjadi, dimana produsen menjual langsung hasil
produksinya kepada pedagang pengecer di pasar. Jadi dalam hal ini produsen
langsung bertindak sebagai pedagang pengumpul. Praktek semacam ini tentu saja
memperlancar distribusi barang dan jasa dari tiap lembaga tata niaga yang terlibat.
Secara umum fungsi tata niaga yang dilaksanakan lembaga tata niaga terdiri dari
tiga fungsi yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas.
37
perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi fisik
merupakan perlakuan fisik yang perlu dilakukan agar komoditas yang diperlukan
konsumen dapat tersedia pada tempat yang diinginkan. Fungsi pertukaran berupa
pembelian dan penjualan, fungsi fisik terdiri dari pengolahan hasil, pengangkutan,
dan penyimpanan.
pasar. Fungsi pembiayaan merupakan kegunaan uang untuk berbagai aspek tata
kerugian pemasaran produk yang terdiri dari atas resiko fisik dan resiko harga.
Resiko fisik terjadi akibat kerusakan produk sedangkan resiko harga terjadi akibat
perubahan nilai produk di pasar. Informasi pasar merupakan hal yang diperlukan
produsen dan lembaga-lembaga tata niaga untuk kondisi pasar, lokasi, jenis mutu,
Setiap lembaga tata niaga yang terlibat dalam kegiatan tata niaga kacang
yang terlibat dalam kegiatan tata niaga kacang tanah Kluet Utara, Kabupaten
1). Petani
Fungsi tata niaga yang dilakukan oleh petani kacang tanah di Kluet Utara
adalah fungsi pertukaran berupa fungsi penjualan, fungsi fisik berupa kegiatan
38
a. Fungsi Pertukaran
penjualan. Petani kacang tanah di Kluet Utara yang menjual hasil produksinya
b. Fungsi Fisik
Fungsi fisik hanya dilakukan oleh sebagian petani jika petani tersebut
Pada umumnya biaya penyusutan kacang tanah tidak ada di tingkat petani,
c. Fungsi Fasilitas
dengan sangat mudah, tidak terdapat biaya dalam mendapatkan informasi pasar
bagi petani. Kegiatan informasi pasar yang dilakukan berupa perkembangan harga
dari petani lain yang sebelumnya menjual produknya, kualitas barang yang
tata niaga yang tepat untuk mengoptimalkan kegiatan penjualan untuk mencapai
efisiensi tata niaga. Kegiatan penanggungan resiko yang dialami petani berupa
yang dilakukan oleh petani meliputi pembiayaan untuk modal kegiatan produksi.
Modal petani berasal dari petani itu sendiri dan tidak berasal dari pinjaman atau
pemberian kredit oleh pihak lain, oleh karena itu petani harus dapat
Fungsi tata niaga yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah fungsi
pertukaran berupa fungsi pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa fungsi
pembiayaan.
a. Fungsi Pertukaran
petani dan memiliki petani langganan di Kecamatan lain. Setiap terjadi panen
mengambil produk kacang tanah yang telah di panen ke rumah petani, kemudian
membawa ke Pasar Mingguan untuk dijual. Penentuan harga yang ada dalam
b. Fungsi Fisik
c. Fungsi Fasilitas
muncul seperti penurunan harga, hal ini disebabkan banyaknya produk kacang
tanah di pasar yang berasal dari daerah lain. Fungsi pembiayaan yang dilakukan
oleh pedagang pengumpul yaitu penyediaan modal untuk membeli produk kacang
41
tanah dari petani sampai pedagang pengumpul dapat menjual produk tersebut di
pasar.
tata niaga yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah fungsi pertukaran
berupa fungsi pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa fungsi pengangkutan,
a. Fungsi Pertukaran
b. Fungsi Fisik
itu biaya retribusi pasar juga ditanggung oleh padagang pengecer kacang tanah.
biaya transportasi.
42
c. Fungsi Fasilitas
setiap tingkat pasar. Produk yang dihasilkan pesaing serta jenis dan kualitas
produk yang diminta oleh konsumen. Harga yang berlaku di pasar Minggu terjadi
harga kacang di pasar. Jika tidak habis terjual pedagang pengecer selalu berusaha
menjual habis kacang tanah dalam waktu satu hari dengan cara menurunkan harga
kegiatan pembelian sesuai dengan besarnya modal yang dimilikinya. Modal yang
sendiri dan bukan berasal dari pinjaman dari pihak lain. Rata-rata modal yang
pengecer. Semakin besar modal yang dimiliki pedagang pengecer , maka semakin
besar tingkat keuntungan yang diraih. Rata-rata pembelian kacang tanah pedagang
Berdasarkan Tabel 14 diatas diketahui bahwa pada saluran tata niaga satu
pengemasan dan fungsi fasilitas berupa resiko, pembiayaan dan informasi pasar.
yang membawa produk ke pasar untuk dijual. Kegiatan panen dilakukan oleh
petani dan langsung dijual pedagang pengumpul untuk dibawa ke pasar sehingga
Fungsi pengemasan tidak dilakukan karena produk kacang tanah yang dibawa
Produk yang dijual pedagang pengumpul terjual habis dalam satu minggu.
44
Pada saluran tata niaga dua, petani melakukan fungsi pertukaran berupa
penjualan dan fungsi pengangkutan untuk membawa kacang tanah yang akan
menjadi 1 karung, karena petani menjual dalam bentuk karung untuk pedagang
pengecer. Pada saluran tata niaga dua petani bertindak sebagai pedagang
pengumpul.
Pedagang pengecer pada saluran tata niaga satu dan dua melakukan fungsi
Fungsi pengangkutan dilakukan untuk membawa kacang tanah yang akan dijual
yang dijual pedagang pengecer tidak terjual habis dalam satu hari. Pada saluran
tata niaga dua fungsi-fungsi tata niaga yang dilakukan petani sama dengan saluran
penting yang diperlukan dalam penentuan struktur pasar meliputi jumlah pembeli
dan penjual yang terlibat, sifat atau keadaan produk, kondisi keluar masuk pasar
dan informasi pasar berupa biaya, harga dan kondisi pasar. Petani dan lembaga –
lembaga tata niaga yang terlibat dalam kegiatan tata niaga kacang tanah di pasar
1) Petani
Struktur pasar yang dihadapi petani kacang tanah di Kluet Utara bersifat
pasar bersaing sempurna karena jumlah petani yang banyak, tidak dapat
mempengaruhi harga dan petani bebas untuk keluar masuk pasar, hal ini terlihat
melalui keseragaman kualitas dari produk kacang tanah yang dihasilkan petani.
Pada saat penelitian dilakukan jumlah petani responden kacang tanah sebanyak 30
orang.
Informasi harga yang dimiliki petani cukup baik. Petani tidak memerlukan
harga dari pedagang pengumpul ataupun dari petani lainnya. Sistem penentuan
harga dilakukan oleh pedagang berdasarkan harga yang berlaku di pasar sehingga
kedudukan petani dalam sistem tata niaga sangat lemah. Petani tidak memiliki
2) Pedagang Pengumpul
Oligopoli, karena jumlah penjual dan pembeli sedikit. Terdapat hambatan bagi
Kluet Utara lebih sedikit jika dibandingkan jumlah petani. Pedagang pengumpul
Informasi pasar diperoleh pedagang pengumpul melalui survei pasar dan dari
pedagang lainnya.
3) Pedagang Pengecer
belikan bersifat homogen dan pedagang pengecer tidak dapat mempengaruhi pasar
kacang tanah ditentukan berdasarkan harga yang berlaku di pasar tetapi pembeli
harga didapatkan pedagang pengecer melalui survei pasar atau dari pedagang
lainnya. Selain itu pedagang pengecer dapat dengan mudah keluar masuk pasar,
karena tidak terdapat hambatan bagi pedagang pengecer lain untuk memasuki
Perilaku pasar adalah pola tingkah laku lembaga-lembaga tata niaga yang
pembelian dan penjualan, penentuan harga, dan kerjasama antar lembaga tata
niaga.
47
Hampir seluruh petani kacang tanah yang ada di Kluet Utara menjual hasil
panennya kepada pedagang pengumpul yang berasal dari desa tersebut. Petani
melakukan panen pada pagi hari dan pedagang pengumpul mengambil hasil panen
melakukan kegiatan panen jika membeli dari petani dengan sistem borongan.
menyediakan kacang tanah yang siap dijual. Pedagang membawa kacang tanah ke
Jumlah kacang yang dibeli dari pedagang pengumpul sekitar 1.144 kg sampai
dengan 1.150 Kg dan jumlah yang dijual pada umumnya habis terjual. Pedagang
tidak habis terjual pedagang menurunkan harga untuk menghindari kerugian yang
lebih besar.
48
untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Harga yang diterima petani
harga jual di tingkat pedagang pengumpul adalah harga beli di tingkat pedagang
pengecer, sedangkan harga jual di tinggkat pedagang pengecer adalah harga beli
Perkembangan harga jual, biaya tata niaga, keuntungan tata niaga, margin
tata niaga, dan bagian (Share) harga yang diterima petani dalam aktivitas tata
niaga kacang tanah pada berbagai saluran tata niaga di Kluet Utara pada saat
I.Petani
1.-Harga Beli - - - -
-Harga Jual 40.440.250 65,94 44.600.000 72,72
2.Biaya Produksi 7.783.017 12,69 7.783.017 12,69
3.Biaya TataNiaga - - 2.231.500 3,63
4. Harga Jual Bersih (1-2) 32.657.233 53,25 34.585.483 56,39
II Pedagang Pengumpul
1.-Harga Beli 40.440.250 65,94 - -
-Harga Jual 51.322.500 83,68 - -
2. Margin TataNiaga 10.882.250 17,74 - -
3.BiayaTataNiaga 2.231.500 3,63 - -
4.Keuntungan Tata Niaga 8.650.750 14,10 - -
III Pedagang Pengecer
1.-Harga Beli 51.322.500 83,68 44.600.000 72,72
-Harga Jual 61.325.000 100 61.325.000 100
2. Margin TataNiaga 10.002.500 16,31 16.725.000 72,72
3.BiayaTataNiaga 3.706.250 6,04 3.706.250 6,04
4.Keuntungan Tata Niaga 6.296.250 10,26 13.018.750 21,22
IV Konsumen Akhir
Harga Beli 61.325.000 100 61.325.000 100
V Total Margin TataNiaga 20.884.750 34,05 16.725.000 27,27
Total Biaya TataNiaga 5.937.750 9,68 5.937.750 9,68
Total Keuntungan TataNiaga 47.604.233 77,62 47.604.233 77,62
Sumber : Daftar Primer (diolah), 2013
1. Harga
tata niaga kacang tanah berbeda-beda besarnya. Pebedaan ini disebabkan oleh
kegiatan yang dilaksanakan pedagang perantara dalam fungsi tata niaga berbeda
dengan petani. Pada tabel 20 menginformasikan rata-rata harga jual yang diterima
petani dengan rata-rata harga jual yang diterima pedagang pengecer terhadap
50
harga beli konsumen akhir (Rp 61.325.000) pada saluran I sebesar Rp 40.440.250.
Perolehan besar kecilnya rata-rata harga jual di tingkat petani tergantung dari
patokan rata-rata harga beli pedagang pengumpul yang merupakan agen dari
pedagang pengecer, hal ini disebabkan petani bukan penentu harga tetapi berperan
sebagai penerima harga. Patokan harga jual oleh pedagang pengumpul untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar, namun demikian biaya tata niaga yang
dikeluarkan petani terlihat lebih kecil karena jarak tempuh dalam melakukan
harga penjualan yang diterima petani sebesar Rp 44.600.000. saluran tata niaga II
ini merupakan saluran tata niaga yang pendek karena petani melakukan penjualan
langsung kepada padagang pengecer, akan tetapi petani harus menaggung risiko
jarak penjualan yang jauh dan beban biaya tata niaga yang lebih tinggi
Biaya tata niaga merupkan biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan
tata niaga. Secara keseluruhan biaya tata niaga kacang tanah berupa biaya
melakukan aktivitas tata niaga. Lembaga tata niaga yang terdiri dari petani dan
tata niaga kacang tanah hingga ke konsumen akhir, besarnya biaya yang
dikeluarkan bagi setiap saluran selalu berbeda-beda, semakin panjang saluran tata
51
niaga maka jumlah biaya yang dikeluarkan akan semakin bertambah. Pada tabel
tata niaga.
Tabel 16. Besarnya Biaya yang Dikeluarkan oleh Lembaga Tata Niaga pada
Berbagai Saluran Tata Niaga di Daerah Penelitian,Tahun 2013
Saluaran Tata Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Jumlah
Niaga (Rp) (Rp) (Rp)
I 2.231.500 3.706.250 5.937.750
II - 3.706.250 3.706.250
Sumber : Daftar Primer (diolah), 2013
pada saluan I sebesar Rp 5.937.750 besarnya biaya tata niaga pada saluran I
pengumpul. Sedangkan pada saluran II biaya tata niaga yang dikeluarkan oleh
berbagai lembaga tata niaga adalah sebesar Rp 3.706.250 saluran tata niaga II
merupakan saluran tata niaga yang pendek sehingga biaya yang dikeluarkan lebih
kecil dibandingkan dengan saluran tata niaga I karena petani menjual langsung
3. Keuntungan Pedagang
satu degan pedagang lainnya, hal ini diduga karena jasa yang dilakukan pedagang
tersebut berbeda-beda.
Keuntungan tata niaga adalah margin tata niaga dikurangi biaya tata niaga.
Persentase bagaian (Share keuntungan) yang diterima pelaku pasar terhadap harga
jual diperoleh dengan membagi keuntungan dengan harga jual dikalikan 100
52
persen. Besarnya keuntungan tata niaga dari berbagai jenis saluran tata niaga
Tabel 17. Keuntungan Tata Niaga pada Berbagai Saluran Tata Niaga
Kacang Tanah di Daerah Penelitian,Tahun 2013
Saluran Tata Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Jumlah
Niaga (Rp) (Rp) (Rp)
I 8.650.750 6.296.250 14.947.000
II - 13.018.750 13.018.750
Sumber : Daftar Primer (diolah), 2013
yaitu Rp 14.947.000, karena pada saluran tata niaga I petani menjual kacang tanah
langsung kacang tanah kepada pedagang pengecer walaupun harga beli pengecer
terhadap penjualan dari petani tidak sama dengan harga beli dari pedagang
pengumpul. Selisih rata-rata harga jual petani dengan harga jual pedagang
Analisis margin tata niaga dan bagian harga merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk mengetahui efesiensi tata niaga. Untuk mengetahui
besar margin tata niaga dilakukan perhitungan biaya yang dikeluarkan dan
keuntungan lembaga tata niaga yang ikut berperan dalam proses tata niaga.
53
Tabel 18. Besarnya Margin Tata Niaga Pada Berbagai Saluran Tata Niaga
Kacang Tanah di Daerah Penelitian, Tahun 2013
Saluran Tata Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer
Jumlah (Rp)
Niaga (Rp) (Rp)
I 10.882.250 10.002.500 20.884.750
II - 16.725.000 16.725.000
Sumber : Daftar Primer (diolah), 2013
Pada tabel 18 terlihat bahwa margin tata niaga yang paling besar adalah
pada saluran I yaitu Rp 20.884.750. Hal ini disebabkan karena pada saluran I
jauhnya jarak antara produsen dengan konsumen dalam melakukan aktivitas tata
niaga sehingga aktivitas penjualan kacang tanah terlebih dahulu melalui pedagang
pengumpul. Jauhnya jarak ini mengakibatkan tingginya biaya tata niaga. Margin
tata niaga yang terkecil terlihat pada saluran II yaitu sebesar Rp 16.725.000,
karena pada saluran II ini petani melakukan penjualan kacang tanah langsung
kepada pedagang pengecer walaupun dengan jarak tata niaga yang jauh dan risiko
yang tinggi.
dengan harga yang dibayar konsumen akhir dan dinyatakan dalam persentase.
Farmer’s Share memiliki hubungan negatif dengan margin tata niaga yang mana
semakin tinggi margin tata niaga, maka bagian yang akan diperoleh petani
semakin rendah. Farmer’s Share pada saluran tata niaga komoditas kacang tanah
Tabel 19. Farmer’s Share pada Saluran Tata Niaga Kacang Tanah di
Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan,Tahun 2013
Harga di tingkat Harga di tingkat
Saluran Tata Niaga Farmer’s Share
petani (Rp) konsumen(Rp)
Saluran Tata Niaga I 40.440.250 61.325.000 65,94
Saluran TataNiaga II 44.600.000 61.325.000 72,72
Sumber : Daftar Primer (diolah), 2013
Bagian harga yang terbesar diterima oleh petani terdapat pada saluran tata
niaga dua sebesar 72,72 persen, karena petani bertindak sebagai pedagang
menghasilkan Farmer’s Share sebesar 65,94 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
pada saluran tata niaga satu merupakan saluran tata niaga yang tidak
menguntungkan petani, Farmer’s Share yang tinggi dapat dicapai jika petani
komoditasnya usahataninya.
Untuk mengetahui efesien tidaknya tata niaga kacang tanah di Kluet Utara
dilihat dari besar kecilnya pembagian (share) harga yang diterima petani. Pada
saluran tata niaga I bagian harga (share) yang diterima petani sebesar 65,94
besarnya total margin tata niaga Rp.20.884.750 atau share margin tata niaga
sebesar 34,05 persen. Sedangkan share harga yang diterima petani pada saluran II
adalah sebesar 72,72 atau sebesar Rp.44.600.000 terhadap harga jual akhir
(Rp.61.325.000). Total margin tata niaga Rp.16.725.000 atau share margin tata
Jika dilihat dari besarnya bagian (share) harga yang diterima petani
terhadap share margin tata niaganya, maka kedua saluran tata niaga kacang tanah
55
di daerah Kluet Utara barada dalam koridor yang sangat efesien. Bagian harga
yang diterima petani sudah lebih dari 60 persen yaitu sebesar 65,94 persen
(saluran tata niaga I) dan 72,72 persen (saluran tata niaga II). Margin tata niaga
dan keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga tata niaga cukup imbang
sesuai dengan modal yang dikeluarkan dan risiko yang akan ditanggungnya.
Tabel 20. Keuntungan dan kerugian penguganaan setiap Saluran Tata Niaga
di Tingkat Petani
Saluran I Saluran II
- Petani tidak perlu menambah - Keuntungan yang diperoleh
biaya trasportasi. petani lebih tinggi dari
- Resiko yang diterima petani saluran satu.
keuntungan
akan lebih kecil. karena petani melakukan
- Petani tidak perlu melakukan penjualan langsung kepada
penyimpanan. pedagang pengecer.
- Keuntungan yang diperoleh - Petani harus menambah
lebih rendah dari saluran dua. biaya transportasi.
karena semakin panjangnya - Petani harus melakukan
saluran tata niaga penyimpanan hingga hari
Kerugian menyebabakan tingginya biaya pekan tiba.
tata niaga. - Resiko yang diterima petani
semakin besar.
I keuntungan yang diterima petani akan lebih kecil sedangkan pada saluran II
saluran I petani tidak perlu menambah biaya transportasi untuk perpindahan hasil
produksi dari sentral produksi ke pedagang pengecer, pada saluran II petani harus
karena petani tidak perlu memasarkan sendiri produk yang di hasilakan nya,
5.1. Kesimpulan
1. Sistem tata niaga kacang tanah di Kecamatan Klet Utara Kabupaten Aceh
Konsumen
Fungsi tata niaga yang dilakukan oleh petani kacang tanah di Klet Utara
pasar.
2. Struktur pasar yang dihadapi petani kacang tanah di Kluet Utara bersifat
pasar bersaing sempurna karena jumlah petani yang banyak, tidak dapat
mempengaruhi harga dan petani bebas untuk keluar masuk pasar. Perilaku
pasar secara umum sistem pembayaran antar lembaga tata niaga dan petani
tanah, kedua saluran tata niaga yang ada di Kecamatan Kleut Utara
Kabupaten Aceh Selatan sudah dikategori dalam saluran tata niaga yang
sangat efesien. Pada saluran tata niaga I bagian harga (share) yang
Sedangkan share harga yang diterima petani pada saluran II adalah sebesar
56
57
Jika dilihat dari besarnya bagian (share) harga yang diterima petani
terhadap share margin tata niaganya, maka kedua saluran tata niaga
kacang tanah di daerah Kluet Utara barada dalam koridor yang sangat
efesien. Bagian harga yang diterima petani sudah lebih dari 60 persen
yaitu sebesar 65,94 persen (saluran tata niaga I) dan 72,72 persen (saluran
tata niaga II). Margin tata niaga dan keuntungan yang diperoleh masing-
masing lembaga tata niaga cukup imbang sesuai dengan modal yang
5.2. Saran
2. Petani perlu membuat perencanaan produksi yang lebih baik yaitu dalam
3. Perlu adanya informasi pasar yang lebih baik sehingga petani dapat
langsung menjual hasil panennya dengan rantai tata niaga yang relatif
pendek dan margin tata niaga yang cukup seimbang diantara lembaga tata
niaga.
58
Badan Pusat Statistik .2012. Aceh Selatan Dalam Angka. Tapak Tuan:BPS Aceh
Selatan
Dahl, D.C. and Hammond J.W. Marketing and Price Analysis The agriculture
Industries. Mc Graw-Hill Book Compeny. New York.
Rasyid Marzuki , 2007, Bertanam Kacang Tanah, Edisi resivi, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Soeratno dan Lincolin Arsyad, 2003, Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan
Bisnis, Edisi Resivi, Cetak Keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
59
60
II. BIAYA USAHATANI (yang dibayar sesuai dengan luas lahan dalam sekali
panen)
Dilakukan Oleh Tenaga Biaya Satuan
Uraian Fisik Satuan Volume
Kerja (Rp)
1. Tenaga Kerja
- Persiapan lahan
HOK
- Penanaman
HOK
- Pemupukan
HOK
- Pengendalian
HOK
H/P
HOK
- Panen
2. Bahan – bahan
- Bibit Btg
- Pupuk Kg
- Obat – obatan Paket
3. Alat – alat
- Cangkul Bh
- Parang/pisau Bh
18. Produksi Kacang Tanah : ....... Kg (sesuai luas lahan)
4. Apakah Kendala yang Dihadapi Dalam Sistem Tata Niaga Kacang Tanah ?
63
Lampira 2.
Keterangan :
SP : Sangat Puas P : Puas CP : Cukup Puas
TP : Tidak Puas STP : Sangat Tidak Puas
66
Lampiran 4. Karakteristik petani dan pedagang sampel pada usahtanidan tata niaga kacang tanah di kluet
utara, tahun 2013
Tanggungan
Umur (Tahun) Pendidikan (Tahun) Pengalaman (Tahun)
Nomor Sampel (Orang)
21-30 31-40 41-50 >50 SD SLTP SLTA 1-3 >4 1-5 6-10 >10
1 - - 42 - 6 - - - 4 - - 18
2 - 30 - - 6 - - 1 - 2 - -
3 - 39 - - - 9 - - 4 - 10 -
4 - 35 - - - - 12 2 - 5 - -
5 23 - - - 6 - - 1 - 1 - -
6 - 30 - - - 9 - 2 - 3 - -
7 - - 41 - 6 - - - 5 - 10 -
8 27 - - - - - 12 1 - 3 - -
9 - 38 - - - 9 - 3 - 5 - -
10 25 - - - - - 12 1 - 2 - -
11 - 30 - - 6 - - 3 - - - 17
12 - 31 - - 6 - - 3 - 4 - -
13 - - 45 - - 9 - - 4 - 10 -
14 23 - - - - 9 - 1 - 2 - -
15 - 33 - - 6 - - 1 - 3 - -
16 - 32 - - 6 - - 2 - 3 - -
17 - 35 - - - 9 - 2 - 5 - -
18 - - 43 - - 9 - - 4 - 8 -
19 26 - - - 6 - - 1 - 5 - -
20 - 38 - - 6 - - 2 - - 6 -
21 - 36 - - - 9 - 2 - - 7 -
22 24 - - - 6 - - 1 - 2 - -
23 - - 49 - - 9 - - 4 - - 20
24 - 34 - - 6 - - 2 - 4 - -
25 - - 44 - - 9 - 4 - 9 -
26 22 - - - - - 12 1 - 1 - -
27 - - - 53 6 - - - 5 - - 25
28 - - 42 - 6 - - 2 - - 10 -
29 - 33 - - - 9 - 2 - - 8 -
30 - 35 - - 6 - - 2 - 5 - -
31 - - - 53 6 - - - 6 - - 30
32 - - 46 - 6 - - - 4 - 9 -
33 29 - - - - - 12 1 - 5 - -
34 - 33 - - 6 - - 1 - - 8 -
35 - - - 52 6 - - - 5 - - 22
36 - - 45 - - 9 - - 4 - 7 -
37 26 - - - - - 12 1 - 3 - -
38 - 35 - - - - 12 - 5 - - 19
39 - - - 51 6 - - 2 - - - 23
40 - - 46 - 6 - - - 4 - 10 -
Jumlah 225 577 443 209 126 108 84 43 62 63 112 174
Rata-rata 25 33,9 44,3 52,3 6 9 12 1,654 4,429 3,32 8,62 21,8
Jumlah Sampel 9 17 10 4 21 12 7 26 14 19 13 8
Persentase (%) 22,5 42,5 25 10 52,5 30 17,5 65 35 47,5 32,5 20
Sumber : Daftar Primer, Tahun 2013
Keterangan : 01 – 30 = Petani Sampel
31 – 40 = pedagang sampel
67
Lampiran. 5
Lampiran 10. Rata-Rata Produksi, Harga Jual, Nialai Produksi, dan Keuntungan
Pada Usahatani Tanaman Kacang Tanah di Daerah Penelitian,
(berdasarkan satu kali panen,Tahun 2013)
Luas Nilai Biaya
Produksi Harga Keuntungan
Nomor Sampel Lahan Produksi Produksi
(Kg) Jual (Rp) (Rp)
(Ha) (Rp) (Rp)
1 1.0 2.000 7.000 14.000.000 10.577.500 3.422.500
2 1.0 2.200 7.000 15.400.000 10.777.500 4.622.500
3 1.0 2.100 7.000 14.700.000 11.600.000 3.100.000
4 1.0 2.000 7.100 14.200.000 11.254.500 2.945.500
5 1.0 2.000 7.100 14.200.000 10.609.500 3.590.500
6 0.5 1.000 7.100 7.100.000 5.527.500 1.572.500
7 0.5 1.000 9.000 9.000.000 5.517.500 3.482.500
8 0.5 1.050 9.000 9.450.000 5.237.500 4.212.500
9 0.5 1.050 9.000 9.450.000 5.822.500 3.627.500
10 1.0 2.200 7.000 15.400.000 9.882.500 5.517.500
11 1.0 2.000 7.100 14.200.000 11.405.000 2.795.000
12 1.0 2.000 7.100 14.200.000 11.125.000 3.075.000
13 0.5 1.000 7.100 7.100.000 4.622.500 2.477.500
14 0.5 1.000 8.500 8.500.000 4.656.500 3.843.500
15 1.0 2.100 7.000 14.700.000 11.104.500 3.595.500
16 1.0 2.100 7.100 14.910.000 9.924.500 4.985.500
17 0.5 1.000 8.500 8.500.000 4.974.500 3.525.500
18 1.0 2.200 7.000 15.400.000 10.455.500 4.944.500
19 0.5 1.100 8.500 9.350.000 5.423.500 3.926.500
20 0.5 1.100 8.500 9.350.000 5.104.500 4.245.500
21 0.5 1.100 8.500 9.350.000 4.775.500 4.574.500
22 0.5 1.100 7.000 7.700.000 5.790.500 1.909.500
23 0.5 1.100 7.000 7.700.000 4.570.500 3.129.500
24 0.5 1.000 9.000 9.000.000 4.490.500 4.509.500
25 1.0 2.100 7.000 14.700.000 11.149.500 3.550.500
26 1.0 2.100 7.000 14.700.000 11.049.500 3.650.500
27 1.0 2.000 7.100 14.200.000 10.979.500 3.220.500
28 0.5 1.000 9.000 9.000.000 5.208.500 3.791.500
29 0.5 1.000 9.000 9.000.000 4.958.500 4.041.500
30 0.5 1.000 7.100 7.100.000 4.915.500 2.184.500
Jumlah 22 45.700 230.400 341.560.000 233.490.500 108.069.500
Rata-Rata 0.74 1523,33 7680 11385333,3 7.783.017 3602316,67
Sumber : Daftar Primer (diolah), 2013
73