diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas praktikum
Manajemen Pengambilan Keputusan pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember
Disusun Oleh
Golongan H / Kelompok 2
1.3.2 Manfaat
1. Bagi pemerintah, sebagai informasi untuk mengetahui perkembangan
agroindustri kopi.
2. Bagi masyarakat, sebagai informasi untuk mengetahui potensi seperti tenaga
kerja yang dibutuhkan.
3. Bagi penulis, dapat dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya dan
mengetahui pelaksanaan agroindustri kopi.
Perekrutan Tenaga
Kerja
Gambar 4.1 Struktur Hirarki Perekrutan Tenaga Kerja pada Agroindustri Kopi Herbal
Awal mula berdirinya usaha Agroindustri Kopi Herbal dikelola seorang
diri oleh pemilik agroindustri. Seiring berjalannya waktu, usaha agroindustri ini
semakin berkembang dan permintaan produk semakin meningkat sehingga
pemilik usaha agroindustri merasa kualahan kemudian memutuskan untuk
merekrut 1 orang tenaga kerja. Tahun-tahun berikutnya pemilik usaha menambah
tenaga kerja hingga saat ini Agroindustri Kopi Herbal smemiliki 4 tenaga kerja
dimana 3 tenaga kerja sebagai tenaga kerja bagian produksi dan 1 tenaga kerja
sebagai tenaga kerja pemasaran. Perekrutan tenaga kerja yang dilakukan pada
Agroindustri Kopi Herbal pemilik usaha agroindustri selaku manajer tidak
menetapkan kriteria-kriteria khusus, hal ini dikarenakan berkaitan dengan tujuan
utama usaha agroindustri tersebut didirikan. Tujuan utama usaha agroindustri
tersebut didirikan yaitu karena pemilik ingin menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar Agroindustri Kopi Herbal. Pemilik usaha agroindustri merasa
masih banyaknya masyarakat sekitar yang kurang mampu dalam hal ekonomi.
Kejujuran tenaga kerja sangat diperlukan dalam melakukan usaha agroindustri ini,
karena pemilik usaha tidak selalu mengawasi jalannya kegiatan produksi dan
pemasaran. Tenaga kerja pada Agroindustri Kopi Herbal juga harus memiliki
tanggung jawab yang tinggi sesuai dengan bagian tugas masing-masing agar
kegiatan dalam agroindustri dapat berjalan dengan lancar. Keuletan dalam
pelaksanaan kegiatan agroindustri juga sangat penting agar produksi semakin
bertambah sehingga dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.
JU TJ UL Total
KUA 0.352 0.229 0.014 0.596
PRO 0.123 0.071 0.097 0.291
PMS 0.111 0.034 0.030 0.175
Total 1
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai vector preferensi final pada masing-
masing divisi. Hasil tersebut dianalisis menggunakan AHP. Tabel tersebut
menunjukkan hasil divisi yang menjadi prioritas dalam Agroindustri Kopi Herbal.
Divisi-divisi tersebut terdiri atas Divisi Keuangan (KUA), Divisi Produksi (PRO),
dan Divisi Pemasaran (PMS). Divisi dalam agroindustri mempertimbangkan
berbagai kriteria tertentu untuk perekrutan tenaga kerja. Kriteria tersebut terdiri
atas jujur (JU), tanggung jawab (TJ), dan ulet (UL). Berdasarkan tabel 4.1
menunjukkan bahwa divisi yang paling diprioritaskan dalam Agroindustri Kopi
Herbal adalah Divisi Keuangan, hal ini didasarkan pada penilaian terkait kriteria
JU, TJ, dan UL sebesar 0,596. Divisi kedua yang diprioritaskan dalam
Agroindustri Kopi Herbal adalah Divisi Produksi, hal ini didasarkan pada
penilaian terkait kriteria JU, TJ, dan UL sebesar 0,291. Divisi ketiga yang
diprioritaskan dalam Agroindustri Kopi Herbal adalah Divisi Pemasaran, hal ini
didasarkan pada penilaian terkait kriteria JU, TJ, dan UL sebesar 0,175. Jadi,
divisi yang paling diprioritaskan dalam Agroindustri Kopi Herbal adalah Divisi
Keuangan.
Penilaian dalam analisis AHP ini dibutuhkan suatu konsistensi.
Mengetahui konsistensi dalam penilaian ini menggunakan Consistency Index
matriks perbandingan pereferensi berpasangan antar kriteria. Menghitung
konsistensi ini dengan membandingkan CI dan RI. CI merupakan Consistency
Index dan RI merupakan nilai pembangkit random. Pengambilan keputusan dalam
penilaian konsistensi ini yaitu jika nilai CI/RI ≤ 0,10 maka penilaian yang
dilakukan tidak konsisten dan jika nilai CI/RI < 0,10 maka penilaian yang
dilakukan konsisten. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai CI/RI pada penilaian
preferensi antar kriteria ini sebesar 0,046. Artinya, penilaian yang dilakukan
adalah konsisten.
DAFTAR PUSTAKA
Anzizhan, Syafaruddin. 2008. Sistem Pengambilan Keputusan. Jakarta: Grasindo.
Sembiring, S. A., P. Marbun, dan K. S. Lubis. 2015. Kajian Jumlah Biji dan Berat
Biji Basah Kopi Robusta pada beberapa Ketinggian, Kemiringan Lereng
dan Jenis Tanah di Kecamatan Dairi. Agroteknologi, 4(1): 1857 – 1864.
Taufik, Rohmat. 2011. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penilaian
Kinerja Karyawan Menggunakan Metode Analytical Hierarchi Process
(AHP). Jurnal Ilmiah Faktor Exacta, 4 (3):238-245.