Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH MODAL KERJA, LUAS LAHAN, DAN TENAGA

KERJA TERHADAP PENDAPATAN USAHA TANI


KOPI ARABIKA
( Studi Kasus di Desa Manik saribu, Kecamatan Pam.Sidamanik,
Kabupaten Simalungun )

Usulan Penelitian

Oleh :
ELYA RODOSMA MANIK
183020055

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
PEMATANGSIANTAR
2021
PENGARUH MODAL KERJA, LUAS LAHAN, DAN TENAGA
KERJA TERHADAP PENDAPATAN USAHA TANI
KOPI ARABIKA
( Studi Kasus : di Desa Manik Saribu, Kecamatan Pam. Sidamanik,
Kabupaten Simalungun )

/USULAN PENELITIAN
/

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian untuk Penulisan


Skripsi Pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Simalungun Pematangsiantar

Oleh :
ELYA RODOSMA MANIK
183020055

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
PEMATANGSIANTAR
2021
PENGARUH MODAL KERJA, LUAS LAHAN, DAN TENAGA
KERJA TERHADAP PENDAPATAN USAHA TANI
KOPI ARABIKA
( Studi Kasus di Desa Manik saribu, Kecamatan Pam. Sidamanik,
Kabupaten Simalungun )

/USULAN PENELITIAN
/Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian untuk Penulisan
Skripsi Pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Simalungun Pematangsiantar

Oleh :
ELYA RODOSMA MANIK
183020055

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Komisi Pembimbing I Komisi Pembimbing II

Wahyunita Sitinjak, SP, MP Ir. Hotman Tuah, M.Si


NIDN : 0108068802 NIDN : 0117095901

Mengetahui/Menyetujui :
Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian

Wahyunita Sitinjak, SP, MP


NIDN : 0108068802

Tanggal Seminar Proposal : ………………………..


DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN........................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori................................................................................ 8
B. Hasil Penulisan Terdahulu.............................................................. 12
C. Kerangka Pemikiran........................................................................ 14
D. Hipotesa ......................................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 17
B. Populasi, Sampel dan Ukuran Sampel............................................ 17
C. Metode Pengumpulan Data............................................................. 18
D. Metode Analisis Data...................................................................... 19
E. Batasan Operasional........................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................22

i
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor

pertanian sebagai sumber mata pencaharian maupun penopang pembangunan

nasional. Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman pangan, subsektor

holtikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, dan subsektor

kehutanan. Pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor yang sangat

berperan sebagai mata pencarian masyarakat karena mayoritas penduduk

Indonesia bekerja sebagai petani, namun produktivitas pertanian masih jauh

dari harapan (BPT Pertanian,2009).

Subsektor perkebunan memiliki karakteristik tanaman yang dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu tanaman tahunan dan tanaman semusim.

Tanaman tahunan merupakan tanaman yang membutuhkan waktu yang

panjang untuk berproduksi. Biasanya jangka waktu produksi tanaman tahunan

hingga mencapai puluhan tahun dan bisa dipanen lebih dari satu kali. Contoh

tanaman tahunan misalnya kelapa, kelapa sawit, karet, kakao, cengkeh, kopi,

lada, pala, kemiri, kayu manis, panili, teh, kapuk, dan lain sebagainya.

Sedangkan tanaman semusim merupakan tanaman yang hanya bisa dipanen

satu kali dengan siklus hidup satu tahun sekali. Contoh tanaman semusim

misalnya tebu, sereh wangi, nilam, dan tembakau (Permatasari, 2014).

Salah satu komoditi pada subsektor perkebunan adalah tanaman kopi.

Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam

perekonomian nasional.

1
Hal ini terlihat dari peran sektor perkebunan kopi terhadap penyediaan

lapangan kerja, penyedia devisa Negara melalui ekspor. Dalam hal penyediaan

lapangan kerja usaha tani kopi dapat memberi kesempatan kerja sebagai

pedagang pengumpul hingga ekspotir, buruh perkebunan besar dan buruh

industri pengelola kopi. Indonesia pernah mengalami penurunan produksi kopi

hal ini di sebabkan karena umur kopi yang sudah cukup tua, dan pemeliharaan

yang cukup insentif. Namun hal tersebut masih dapat di tingkatkan dengan

cara merehabilitasi tanam kopi yang tidak produktif lagi dan meningkatkan

terhadap pemeliharaan kopi tersebut. Dengan demikian peran kopi tetap dapat

di pertahankan dan di harapkan dapat meningkatkan pendapatan nasional,

mengingat kopi merupakan salah satu komoditi ekspor yang unggul

(Retnandari dan Tjokrowinoto dalam Karo, 2009). Kopi juga merupakan jenis

tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat

terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah tandus

yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman kopi.

Terdapat dua spesies tanaman kopi yang dikembangkan di Indonesia ,

yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Kopi Arabika merupakan jenis kopi

tradisional, dianggap paling enak rasanya, dan kopi Robusta yang memiliki

kafein lebih tinggi, dapat dikembangkan dalam lingkungan dimana kopi

Arabika dapat tumbuh, dengan rasa yang pahit dan asam. Kopi Arabika di

Indonesia umumnya ditanam di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Bali,

dan Nusa Tenggara Timur.

Sumatera Utara sebagai salah satu daerah penghasil tanaman pangan

khususnya kopi Arabika di Indonesia, dimana komoditi ini mempunyai

2
peranan penting dalam perekonomian yang diarahkan untuk peningkatan hasil,

mutu produksi dan peningkatan pendapatan masyarakat terutama petani.

Adapun data perkembangan luas tanaman dan produksi tanaman kopi di

Sumatera Utara dalam empat tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1 di bawah

ini :

Tabel 1. Data Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi di Sumatera Utara

Tahun Luas Lahan (Ha) Produks(Ton) Produktivitas / %

2014 61.231,44 49.176,51 0,231

2015 59.815,00 49.085,00 0,230

2016 63.339,00 53.237,00 0,250

2017 82.293,00 61.092,00 0,287

Total 266.678,44 212.590,51 0,998 Sumber

: Data Statistik Perkebunan Sumatera Utara 2017

Berdasarkan data di atas, luas lahan tanaman kopi Arabika yang semakin luas

tidak memicu bertambahnya jumlah produksi kopi Arabika, dilihat dari jumlah

produktivitas kopi Arabika.

Di Sumatera Utara terdapat beberapa kabupaten yang berusahatani

kopi Arabika. Salah satunya adalah Kabupaten Simalungun. Sebahagian di

seluruh daerah Kabupaten Simalungun baik Kecamatan dan desanya

berusahatanikan kopi khususnya tanaman kopi jenis Arabika. Hal ini

mengingat dari segi lingkungan (tanah, iklim, ketinggian tempat dan suhu)

yang mendukung pertumbuhan kopi Arabika.

3
Berikut adalah data Luas lahan dan produksi tanaman kopi Arabika

Kabupaten simalungun tahun 2014-2017 dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

Tabel 2. Data Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi di Sumatera Utara

Tahun Luas Lahan (Ha) Produks(Ton) Produktivitas / %

2014 11. 316, 80 6143, 50 0,236

2015 11. 325, 00 6191, 47 0,238

2016 11. 367, 65 6632, 32 0,255

2017 11. 374, 50 7007, 09 0,269

Total 45.383, 95 25.974,38 0,998

Sumber : Data Statistik Perkebunan Sumatera Utara 2017

Berdasarkan data di atas luas areal tanaman kopi di Kabupaten Simalungun

pada tahun 2014-2017 mengalami peningkatan luas tanam yaitu mulai dari 11.

316, 80 Ha. Tidak hanya luas areal kopi yang semakin meningkat, produksi

kopi pun mengalami kenaikan. Produktifitas kopi di kabupaten Simalungun

setiap tahunnya juga stabil.

Menurut data statisik dinas perkebunan, Kabupaten Simalungun Provinsi

Sumatera Utara sebagai salah satu penghasil kopi arabika terbesar di Indonesia.

Data hasil komoditas kopi dan jumlah petani di Kabupaten Simalungun Provinsi

Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini:

4
Tabel 3. Hasil Produksi dan Jumlah Petani Kopi Arabika di Kecamatan

Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun tahun 2018

Kecamatan Hasil Hasil Jumlah

Produksi Produksi Petani


No Pamatang
Panen Panen Raya (Desa)
Sidamanik
Racutan
1 Sipolha Horison 5 ton 15 ton 205

2 Bandar Manik 5,5 ton 16,5 ton 190

3 Manik Saribu 4,5 ton 13,5 ton 185

4 Sinaman 4 ton 12 ton 200

5 Sarimantin 3 ton 9 ton 160

6 Simantin 3,5 ton 10,5 ton 170

7 Gorak 2,5 ton 7,5 ton 145

8 Tambun Raya 9 ton 165

Sihapora 3,5 ton 10,5 ton 175

10 Jorlang huluan 3 ton 9 ton 165

Sumber data : diolah pada tahun (2018)

Hasil Produksi Panen Racutan dan Panen Raya di Desa Manik Saribu

Kabupaten Simalungun menempati posisi ke 3 (tiga) dengan jumlah petani

5
sebesar 185 orang. Desa Manik Saribu memiliki hasil produksi panen racutan

yang dihasilkan sebesar 4,5 ton per 2 minggu dan panen raya sebesar 13,5 Ton

per 1 (satu) tahun sekali dengan jumlah petani sebanyak 185 orang. Dengan

didukungnya jumlah petani yang cukup besar namun hasil pertanian di Desa

Manik Saribu belum maksimal jika dilihat dari data tersebut jika dibandingkan

demgan Desa-Desa yang lain yang ada di Kecamatan Pamatang Sidamanik.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu diketahui bagaimana tingkat

pendapatan, luas lahan, tenaga kerja dan resiko usaha tani kopi dan bagaimana

hubungan antara luas lahan tenaga kerja, modal dengan pendapatan usaha tani

kopi di Desa Manik Saribu Kecamatan Pam.Sidamanik Kabupaten

Simalungun.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Modal Kerja, luas lahan, dan tenaga kerja, berpengaruh terhadap

pendapatan usaha tani kopi Arabika di Desa Manik Saribu, kecamatan

Pam.Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

2. Bagaimana pengaruh Modal Kerja, luas lahan, dan tenaga kerja, terhadap

kelayakan usaha Kopi arabika di Desa Manik Saribu, Kecamatan Pam.

Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

3. Apakah modal, luas lahan,dan tenaga kerja berpengaruh secara bersama-

sama terhadap pendapatan petani Kopi Desa Manik Saribu Kecamatan

Pam. Sidamanik Kabupaten simalungun.

C. Tujuan Penelitian

6
Sesuai dengan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang

telah diuraikan diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui profil modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja pada

usaha tani Kopi Arabika di Desa Manik Saribu, Kecamatan

Pam.Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui adakah Pengaruh modal kerja, luas lahan dan tenaga

kerja terhadap pendapatan usaha tani Kopi Arabika di Desa Manik Saribu,

Kecamatan Pam. Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana (S1) Jurusan

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Simalungun.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang

berhubungan dengan penelitian usaha tani kopi arabika.

3. Sebagai sumber informasi bagi peneliti yang ingin membedah lebih

dalam lagi tentang usaha tani kopi arabika.

4. Bagi petani kopi arabika dapat digunakan sebagai informasi dan bahan

pertimbangan untuk mengetahui pendapatan usaha tani kopi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

7
A. Landasan Teori

Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan

cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

yang mengorganisasikan sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu

usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).

Usahatani merupakan suatu kegiatan produksi dimana peranan input

(Faktor produksi atau korbanan) dalam menghasilka output (hasil atau

produksi) menjadi perhatian yang utama (Sianipar, 1998)

Dari beberapa defenisi tersebut dapat diartikan bahwa yang dimaksud

dengan usahatani adalah usaha yang dilakukan petani dalam memperoleh

pendapatan dengan jalan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja dan

modal yang mana sebagian dari pendapatan yang diterima digunakan untuk

membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan usahatani.

1. Modal kerja

Modal adalah produk atau kelayakan yang digunakan untuk

memproduksikan hasil selanjutnya (Rusdiah Nasution, 2008). Modal kerja

pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus menerus ada dalam menopang

usaha yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan

atau jasa dengan waktu penerimaan penjualan.

8
Modal kerja mempunyai 2 fungsi :

a. Menopang kegiatan produksi

b. Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan

secara langsung dengan produksi dan penjualan.

Modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu usaha

apalagi bagi usaha kecil. Modal kerja sangat erat hubugannya dalam rangka

menghitung kebutuhan modal kerja. Perhitungan modal kerja yang berbeda

akan menyebabkan perhitungan modal kerja yang berbeda (Ahmad, 1997).

2. Luas Lahan

Luas penguasaan lahan pertanian merupakan suatu yang sangat penting

dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaaha pertanian. Dalam usaha tani

misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien

dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan usaha, semaki tidak

efisien usaha tani yang dilakukan kecuali bila usaha tani dijalankan dengan tertib.

Luas pemilikan atau penguasaan berhubung dengan efisiensi usaha tani

penggunaan masukan akan semakin efisien bila luas lahan yang dikuasai semakin

besar.

Luas lahan mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengara pada

segi efisiensi akan berkurang karena hal berikut :

a. Lemahnya pengawasan pada faktor produksi seperti bibit, pupuk, obat-

obatan dan tenaga kerja

b. Terbatasnya persediaan tenaga kerja disekitar daerah itu yang pada akhirnya

akan mempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut.

9
c. Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian dalam

skala luas tersebut.

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja 15 – 64 tahun yang

dapat bekerja untuk memproduksi. Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi

tidak sama pada setiap cabang produksi (Daniel, 2002).

Tenaga kerja usaha tani dapat dibedakan atas tenaga kerja pria, tenaga

kerja wanita dan tenaga kerja anak-anak. Tenaga kerja usaha tani dapat diperoleh

dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh

dengan cara upah. Tenaga kerja upahan ini biasanya terdapat pada usaha tani yang

berskala luas.

Kebutuhan tenaga kerja meliputi seluruh produksi berlangsung unuk

bertanaman kegiatan itu dapat dilakukan pada usaha- usaha (Hernanto, 1993) :

- Persiapan lahan

- Persiapan tanam

- Pengadaan sarana produksi

- Penerimaan

- Pemeliharaan

- pemanenan

- Penjualan

Sedangkan manajemen keberadaan tidak menyebabkan proses produksi

tidak berjalan atau gagal. Secara fisik, fungsi pengelolaan atau manajemen

adalah memaksimalkan produk dengan mengkombinasikan dengan faktor

10
tanah, modal, dan tenaga kerja dengan menerapkan teknologi yang tepat.

Kurang seringnya faktor atau variabel manajemen dipakai dalam analisis

ekonomi pertanian disebabkan karena sulitnya melakukan pengkuran terhadap

variabel tersebut (Daniel, 2002).

4. Pendapatan Usaha

Menurut Rahim dan Astuti (2008), Pendapatan Usaha Tani adalah

selisih penerimaan dari hasil usaha tani dengan semua biaya selama proses

produksi (Biaya usaha tani). Biaya usaha tani tersebut merupakan semua nilai

dari korbanan ekonomis yang dikeluarkan oleh produsen (petani) dalam

mengelola usaha taninya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Biaya usaha

tani diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

- Biaya tetap ( fixed cost) umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap

jumlah nya dan terus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak

atau sedikit, seperti : pajak, penyusutan alat, gaji karyawan, sewa lahan., alat

pertanian dsb, sehingga biaya ini dikatakan biaya yang tidak dipengaruhi

oleh besarnya produksi komuditas pertanian.

- Biaya tidak tetap (Variabel Cost) merupakan biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh hasil produksi komuditas pertanian, seperti : biaya untuk

saprodi (sarana produksi komuditas pertanian), sehingga biaya ini diartikan

pula sebagai biaya yang sifatnya berubah-ubah sesuai dengan besarnya

produksi komiditas pertanian yang diperoleh. Jika menginginkan produksi

tinggi maka faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja perlu ditambah,

pupuk juga ditambah dsb.

11
Pendapatan dalam analisis usaha tani menurut Gustiana (2004) dibagi

menjadi 2 pengertian, yaitu :

Pendapatan Kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usaha

tani selama 1 tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau

pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga

persatuan berat pada saat pemugutan hasil produksi.

Pendapatan Bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam 1

tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Ida Ayu Nyoman Utami Dewi (2017), Hasil penelitian “ Pengaruh Modal

Tenaga Kerja, Dan Luas Lahan Terhadap jumlah Produksi Kopi Arabika Di

Kecamatan Kintamani Kabupaten bangli” Maka dapat disimpulkan beberapa

hal. Variabel modal,tenaga kerja, dan luas lahan memiliki pengaruh signifikan

secara serempak terhadap jumlah produksi kopi arabika di Kecamatan

Kintamani Kabupaten Bangli . Variabel modal, tenaga kerja dan luas lahan

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi kopi

arabika di Kecamatan Kintamani kabupaten Bangli. Nilai absolut koefisien

beta yang dibakukan yang paling besar adalah modal yang berarti bahwa

proses produksi kopi arabika di Kecamatan Kintamani bersiat pada modal.

Rusdiyah Nasution (2008), hasil penelitian “Pengaruh Modal Kerja,,

Luas Lahan dan Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Usaha Tani Nenas(Studi

kasus Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun)”. Dapat

diambil kesimpulan, bahwa : Modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja secara

serempak berpengaruh nyata terhadap produksi nenas, sedangkan secara

12
parsial modal kerja dan tenaga kerja tidak memberikan pengaruh nyata

terhadap produksi, sedangkan luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi.

Cahaya Nyarti Silalahi (2019), hasil penelitian “Pengaruh Luas Lahan,

Tenaga Kerja, dan Modal terhadap Produksi Jahe Merah (Studi Kasus di

Nagori Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten

Simalungun)”. Dapat diambil kesimpulan bahwa : Secara persial dari ketiga

variabel bebas menunjukan bahwa luas lahan berpengaruh nyata, tenaga kerja

tidak berpengaruh nyata, dan modal berpengaruh nyata terhadapa produksi

usahatani jahe merah di Nagori Dolok Saribu Kecamatan Dolok Pardamean

Kabupaten Simalungun. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa usahatani jahe

merah di Nagori Dolok Saribu Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten

Simalungun layak dikembangkan dengan nilai R/C 2,23, artinya setiap

pengeluaran sebesar Rp 1 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,23.

Dengan pendapatan rata-rata per usaha tani sebesar Rp 14.711.791.

Binaria Sinaga (2018) hasil peneitian “Analisis pendapatan dan Faktor-

faktor yang mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Jahe”. Dapat disimpulkan

bahwa : Faktor yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan

usaha tani jahe adalah produksi, harga, dan tenaga kerja. Produksi, harga,

tenaga kerja, pendidikan, dan pengalaman secara serempak berpengaruh nyata

terhadap pendapatan usaha tani jahe. Pendapatan yang diperoleh petani jahe

didaerah penelitian adalah sebesar Rp.89.748.225,-/Ha/MT. Nilai R/C Rasio

dari usaha tani jahe adalah 2,82.

Suryanti (2017) hasil penelitian “ Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan,

dan Tenaga kerja terhadap Pendapatan petani bawang merah di desa sakuru

13
kec. Monta Kab. Bima”. Dapat disimpulkan bahwa: bahwa variabel modal

kerja, luas lahan, dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan dan

berhubungan positif terhadap tingkat pendapatan petani bawang merah didesa

sakuru kec. Monta kab. Bima. Variabel modal kerja dan tenaga kerja secara

parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pendapatan petani

bawang merah, sedangkan luas lahan berpengaruh signifikan dan berpengaruh

nyata terhadap pendapatan petani bawang merah di desa sakuru kec monta kab

bima.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka Berpikir menggambarkan pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat yaitu pengaruh Modal Kerja, Luas lahan dan Tenaga

Kerja terhadap Pendapatan usaha tani Kopi Arabika. Proses produksi akan

berjalan dengan lancar jika persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dapat

terpenuhi, persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Ketiga

faktor produksi harus memiliki keterkaitan demi terwujudnya suatu

pendapatan yang lebih produktif. Perbedaan dalam pengunaan ketiga faktor

produksi tersebut akan mempengaruhi tingkat produksi yang akhirnya akan

mempengaruhi penerimaan usaha tani. Penerimaan usaha tani merupakan hasil

produksi dikalikan dengan harga jual, dan selisih antara penerimaan usaha tani

dan modal kerja. Inilah yang disebut dengan pendapatan usaha tani.

Pendapatan ini dipengaruhi oleh faktor produksi yang terdiri dari tiga

komponen yaitu modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja.

14
MODAL KERJA
(X1)

Biaya Tenaga Kerja

Biaya Bahan Produksi

LUAS LAHAN
( X2 )
PENDAPATAN USAHA
Luas tanah yang di TANI
usahakan ( Y)

Milik sendiri Besarnya pendapatan yang


dihasilkan petani pada
Sewa usaha tani kopi Arabika

TENAGA KERJA
(X3)

Jumlah Tenaga Kerja(X1)

(keluarga/ non keluarga)

Keterangan :
(X1) : Modal kerja
(X2) : Luas Lahan
(X3) : Tenaga Kerja
(Y) : Pendapatan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Modal kerja (X 1), Luas Lahan (X2), Tenaga Kerja (X3)
dan Pendapatan Usaha Tani (Y)

15
D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diterima apabila terbukti kebenaranya melalui

penelitian. Menurut Sugiono (2010:64). Hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena

yang diberikan berdasarkan teori yang relavan. Sesuai dengan rumusan

masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

1. Diduga adanya pengaruh Modal kerja, Luas Lahan dan Tenaga Kerja

terhadap Pendapatan Usahatani Kopi Arabika di Desa Manik Saribu,

Kecamatan Pam. Sidamanik , Kabupaten Simalungun.

2. Ada hubungan pengaruh Modal kerja, Luas Lahan dan Tenaga Kerja

terhadap kelayakan usaha tani kopi arabika.

III. METODE PENELITIAN

16
A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Manik Saribu Kecamatan Pamatang

Sidamanik Kabupaten Simalungun dengan alasan karena masyarakat di Desa

manik Saribu Kecamatan Pamatang Sidamanik sebagian besar mata

pencaharianya adalah sebagai petani dan lebih banyak membudidayakan Kopi

Arabika. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2021 –oktober 2021.

B. Populasi, Sampel, dan Ukuran Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

mengenai Kopi Arbika di Desa Manik Saribu Kecamatan Pamatang Sidamanik

Kabupaten Simalungun.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012:117). Dalam penelitian ini jumlah populasi di Desa Manik Saribu

Kecamatan Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, yaitu berjumlah 185 KK.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang

diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi nya

(Sugiyono, 2012:11).

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah usaha tani kopi

arabika. Berdasarkan informasi dari kantor kelurahan Manik Saribu jumlah

17
populasi usaha tani Kopi arabika di daerah tersebut tercatat sebanyak 185 KK.

Maka yang Diambil untuk menjadi sampel sebanyak 30 sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada responden

dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan.

Sedangkan data sekunder di peroleh dari sumber-sumber lain yang relefan

seperti Kantor Kelurahan Manik saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab.

Simalungun dan dari dinas terkait lainnya yang dapat mendukung kelengkapan

data penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Kelayakan

Untuk menjawab hipotesis 1 digunakan analisis ratio R/C atau yang

dikenal dengan perbandingan antara penerimaan dan biaya

produksi,secara sistematis dengan rumus :

R/C Ratio = TR/TC

Keterangan:

TR = Total Revenue (penerimaan total)

TC = Total Cost (biaya total)

Dimana:

R/C < 1 : maka usaha tani kopi arabika tidak layak di kembangkan

18
R/C = 1 : usaha tani kopi arabika impas ( balik modal) tapi belum

layak di kembangkan

1<R/C<2 : usaha tani kopi arabika mengalami keuntungan tapi belum

layak di kembangkan

R/C >2 :usaha tani tani kopi arabika sudah mengalami keuntungan

dan layak untuk dikembangkan.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel-variabel maka

digunakan metode Regresi Linear Berganda yaitu suatu alat ukur mengenai

hubungan yang terjadi antara variabel terikat dengan dua atau lebih variabel

bebas. Untuk membantu dalam analisis data, maka penelitian menggunakan

program SPSS ver.2,1 agar memudahkan dalam proses menganalisa data

penelitian.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linear berganda. Yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang

terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan formula:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :

Y = Pendapatan(Rp)

a = Konstanta (intercept)

X1 = Modal Kerja (RP)

X2 = Luas Lahan (Ha)

X3 = Tenaga Kerja (HOK)

e = Residu

19
b1, b2, b3 = koefisien regresi

E. Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap variabel dalam

penelitian ini dalam mengumpulkan informasi yang dibutuhkan maka disusun

defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

1. Usaha tani kopi arabika merupakan budidaya tanaman yang

diselenggarakan petani pada lahan yang dimilikinya.

2. Petani kopi adalah orang yang melakukan usaha tani kopi dimana kopi

arabika ini digunakan sebagai mata pencaharian.

3. Lahan usaha tani kopi arabika adalah sebagian atau keseluruhan lahan

petani yang diusahakan dalam membudidayakan kopi arabika (rante)

4. Luas lahan areal penanaman kopi yang dimiliki petani diukur dengan

satuan rante.

5. Bibit adalah biji yang yang telah diseleksi bagus dan disemaikan

menjadi bahan tanaman (batang).

6. Pupuk organik adalah pupuk yang dapat digunakan untuk memperbaiki

struktur tanah dan sebagai penambah unsur hara (ton).

7. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dapat membantu pertumbuhan dan

perkembangan tanaman secara baik, pupuk anorganik banyak digunakan

petani sesuai dengan keadaan dan kebutuhan tenaman tersebut (kg).

8. Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu, terutama bagi usaha tani

yang bergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya

penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman,

produktivitas, dan kualitas produk. Tenaga kerja keluarga dan non

20
keluarga petani yang digunakan per kegiatan dalam satu kali masa tanam.

(HOK).

9. Modal merupakan yang diperlukan untuk membiayai semua kegiatan

usaha. Modal ini digunakan untuk pembiayaan, seperti bibit, pupuk, obat

(pembasmi dan/atau pencegah hama, penyakit dan gulma tanaman), upah

tenaga kerja, serta biaya pemasaran (Rp).

10. Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang (Rp).

11. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produksi dengan harga (Rp).

12. Pendapatan adalah penerimaan dikurang biaya produksi usahatani (Rp)

21
DAFTAR PUSTAKA

Gunarti Purba (2019). Analisis Pendapatan Petani Kopi Arabika Di Kecamatan


DolokSanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
Binaria Sinaga (2018) Analisis Pendapatan dan Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Usahat Tani Jahe,Universitas Sumatera
Utara.
Gustiana F. (2004). Studi Perbandingan Pendapatan Usaha Tani Jagung Hibrida
dan non Hibrida di Kec. Kalirejo Kab. Lampung Tengah (Skripsi).
Universitas Lampung Bandar Lampung.
Rahim dan Astuti, (2008). Pendapatan Usaha Tani
. Moehar, (2001). Ilmu Usaha Tani. Jakarta : Penebar Swadaya
Rahim, ABD & DRD. (2008). Ekonomika Pertanian(Pengantar Teori dan
kasus). Jakarta : Penebar Swadaya.
Ida Ayu Nyoman Utami Dewi. (2017). “Pengaruh Modal, tenaga Kerja, dan Luas
Lahan Terhadap jumlah produksi kopi Arabika Di Kecamatan Kintamani
Kabupaten Bangli”universitas Udayana.
Rusdiyah Nasution.(2008). “Pengaruh Modal Kerja, luas lahan, dan tenaga
kerja terhadap pendapatan usaha tani nenas” Universitas Sumatera
Utara. Medan
Silalahi, Cahaya Nyarti. (2019). Pengaruh Luas Lahan dan Tenaga Kerja
Terhadap produksi Jahe Merah Fakultas Pertanian. Universitas
Simalungun
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R &D. Bandung : Penerbit Alfabeta
Sugiono.(2010).Statistika Untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta
Sugiono.(2012) Memahami Penelitian Kualitatf.Bandung : Alfabeta

22
23

Anda mungkin juga menyukai