KOPI ARABIKA
PROPOSAL
Oleh :
Punguan Hutagalung
190430019
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Arabika
NPM : 190430019
Jurusan : Agribisnis
Disetujui oleh:
Pembimbing Utama
Diketahui oleh:
i
Ketua Program Studi Dekan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana
atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini
Penyusunan Proposal Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh
gelar sarjana program studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo
Thomas.
1. Bapak Ir. Cyprianus P.H. Saragi, MS sebagai dosen pembimbing utama sekali-
gus sebagai Kepala Program Studi Agribisnis yang telah memberikan bimbingan,
arahan, motivasi dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
2. Bapak Dr. Ir. Pandapotan Sitompul, MM selaku dosen pembanding yang telah
3. Bapak Dr. Ir. Nurdin Sitohang, MP Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Ka-
4. Bapak/Ibu dosen dan staf pegawai Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo
5. Yang terkasih orang tua saya Marius Hutagalung dan Ibunda Roma Situ-
morang, S.Kep, Ners yang telah memberikan dukungan doa, semangat, perha-
ii
6. Abang dan adek saya Yohannes Aloysius Hutagalung dan Yeremia Huta-
gram studi Agribisnis 2019 yang membantu penulis selama menyelesaikan pro-
posal penelitian ini, dan juga untuk teman-teman yang belum saya sebutkan satu
penulisan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan
dan saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan
dapat bermanfaat.
` Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN.....................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah...............................................................................6
C. Tujuan Penelitian...................................................................................6
D. Kegunaan Penelitian..............................................................................7
A. Landasan Teori......................................................................................8
B. Tinjauan Pustaka.................................................................................18
C. Kerangka Berpikir........................................................................................19
D. Hipotesis Penelitian......................................................................................21
E. Batasan Operasional............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................31
iv
v
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di masa depan. Pengelolaan pembangunan pertanian yang tepat dan bijaksana akan
merupakan salah satu sumber devisa pada sektor pertanian (Asyer Theodorus Pala,
2021).
dan optimasi lahan, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan
dan peningkatan nilai tambahnya. Sebagai produk ekspor, komoditas kopi dapat
Selain peluang ekspor yang semakin terbuka, pasar kopi di dalam negeri masih
mencapai 90% dan sisanya sekitar 10 % produksi adalah kopi arabika. Sementara itu,
pangsa pasar komoditas dunia sekitar 85% adalah kopi arabika, 10% kopi robusta
dan sisanya 5% kopi liberka dan kopi ekselsa. Oleh karena itu dilakukanlah usaha
konversi kopi robusta ke kopi arabika dan penanaman baru pada lahan yang sesuai
kopi rakyat lebih dari 90% sedangkan sisanya kurang dari 10% berasal dari
budidaya dan pengolahan kopi sangat diperlukan bagi petani dan pekebun kopi untuk
menaikkan daya saing komoditas kopi nasional dipasar dunia (Puji Rahardjo, 2021).
3
berada pada urutan keempat penghasil komoditi kopi terbesar setelah Brazil,
Vietnam dan Kamboja. Luas lahan kopi di Indonesia mencapai 246.817 ha,
menghasilkan produksi 208.547 dan produktivitasnya 0,845 ton/ha pada tahun 2021.
Jumlah itu naik dibandingkan pada tahun 2020 yang memiliku luas lahan sebesar
sebagai sentra produksi kopi Arabika karena pangsa produksi kopi arabika di daerah
ini 26,67% dari produksi kopi arabika di Indonesia. Adapun, Provinsi yang menjadi
produsen kopi arabika terbesar Indonesia yaitu Aceh dengan menghasilkan sebesar
83.120 ton. Setelahnya ada Provinsi Sumatera Utara sebesar 55.621 ton, Sulawesi
Selatan 39.008 ton, Jawa Barat 18.790 ton, Nusa Tenggara Timur 13.289 ton yang
dan produksi tanaman kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2017-2021
yang termasuk kabupaten penghasil kopi arabika di Sumatera Utara dan terbesar ke
empat dengan produksi sebesar 9.620 ton setelah Kabupaten Tapanuli Utara yang
Kabupaten Humbang Hasudutan sebesar 9.620 ton (Badan Pusat Statistik Sumatera
Utara, 2021).
dan produksi tanaman kopi arabika di Kabupaten Dairi dari tahun 2017-2021
yang memiliki luas area penanaman dan produksi kopi arabika terbesar di Kabupaten
Dairi. Kecamatan Sumbul terbagi kedalam 19 desa dimana Desa Tanjung Beringin 1
memiliki lahan perkebunan kopi arabika yang cukup luas di Kecamatan ini. Sebagian
besar penduduk di Desa Tanjung Beringin 1 ini bekerja sebagai petani kopi Arabika.
dan produksi tanaman kopi arabika di Kecamatan Sumbul dari tahun 2017-2021
Kecamatan Sumbul yang memiliki luas daerah 540 ha dan lahan perkebunan kopi
arabika sebesar 192,5 ha dengan produksi 160 ton dan produktivitasnya 0,831
ton/ha. Adapun varietas yang kopi arabika yang ditanam di Desa Tanjung Beringin 1
adalah Sigararutang.
pertanian yang mengusahakan Kopi Arabika. Selain usahatani kopi arabika petani di
desa tersebut mengusahakan beberapa usaha tani lain antara lain: cabai, tomat,
bawang merah, daun bawang, daun sop, cabai, jagung, brokoli, jeruk siam, labu
siam, dll. Desa Tanjung Beringin 1 memiliki populasi keluarga yang berjumlah 424
KK terdapat 339 KK yang berprofesi sebagai petani dan petani kopi arabika sekitar
275 KK. Luas lahan petani kopi arabika terkecil 0,2 ha dan terbesar 1,2 di Desa
Tanjung Beringin 1.
Indonesia sebesar 0,845 ton/ha, Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,170 ton/ha,
6
Kabupaten Dairi sebesar 1,207 ton/ha, Kecamatan Sumbul sebesar 0,828 ton/ha dan
ton/ha. Produktivitas kopi arabika masih dibawah rata-rata potensi produksi sebesar
Perbedaan hasil produksi kopi arabika petani jauh berbeda. Hal tersebut disebabkan
oleh faktor seperti (1) kurangnya jumlah KK, Jumlah petani dan jumlah petani kopi
arabika, jumlah petani varietas sigararutang (2) faktor produksi luas lahan, bibit,
tenaga kerja pupuk, pestisida (4), teknologi yang masih sederhana, (5) harga
pupuk, (6) harga jual kopi arabika ditingkat petani yang masih rendah. Selain faktor-
faktor diatas terdapat faktor lain yang menghambat produksi kopi arabika seperti
iklim, cuaca, kesuburan tanah (Kantor Kepala Desa Tanjung Beringin 1, 2023).
dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Usaha Tani Kopi Arabika di Desa
B. Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi produksi usaha tani kopi
C. Tujuan Penelitian
7
D. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan
A. Landasan Teori
1. Ilmu Usahatani
dengan menggunakan tenaga kerja, modal sumber daya alam dan keterampilan yang
berkelanjutan yang mengacu pada kebutuhan pasar, potensi sumber daya, kondisi
2. Produksi
Kegiatan tersebut dalam ekonomi bisa dinyatakan dalam fungsi produk menunjukkan
jumlah output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan
guna, dimana guna berarti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
manusia atau faktor produksi adalah benda benda yang disediakan oleh alam atau
diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang atau jasa.
Produksi bisa juga merupakan suatu proses merubah kombinasi berbagai input
menjadi output. Pengertian produksi tidak hanya terbatas pada proses pembuatan saja,
pemasaran hasilnya. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa. Bahkan
sebenarnya perbedaan antara barang dan jasa itu sendiri, dari sudut pandang ekonomi,
10
sangat tipis. Keduanya sama-sama dihasilkan dengan mengarahkan modal dan tenaga
3. Fungsi Produksi
atau kegiatan di lapangan pertanian. Secara lebih luas, setiap proses yang
menciptakan nilai atau memperbesar nilai suatu barang adalah produki, atau dengan
mudah dikatakan bahwa produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau
memperbesar daya guna barang. Produksi tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan
produksi itu terdiri atas : (1) tanah atau sumber daya alam, (2) tenaga kerja atau
sumber daya manusia (3) modal, dan (4) kecakapan tata laksana atau skill. Sekalipun
tidak ada yang tidak penting dari keempat faktor produksi tersebut, namun yang
digunakan oleh para peneliti adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi produksi
Cobb-Douglas merupakan fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau
lebih. Variabel yang digunakan adalah variabel dependen (Y), yaitu produk yang
dihasilkan dan variabel independen (X), yaitu penggunaan faktor produksi. Sebelum
menggunakan fungsi produksi Cobb- Douglas ada salah satu syarat yang harus
dipenuhi adalah tidak ada dari nilai pengamatan yang memiliki nilai nol, yang
11
dimana nilai nol merupakan suatu bilangan yang nilainya tidak dapat diketahui.
Keterangan :
X3 : Bibit (Batang)
u : Error
e : Logaritma Natural
dan diubah bentuk fungsinya menjadi fungsi linear. Fungsi produksi Cobb-Douglas
memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan dari fungsi
pannya.
naan input dalam menghasillkan output dari sistem produksi yang dikaji.
Kesalahan pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data
yang dipakai sudah benar, terlalu ekstrim ke atas atau sebaliknya. Kesalahan
Dalam praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk
4. Biaya
menghasilkan beberapa produk tertentu dalam satu kali produksi. Biaya produksi
dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) biaya yang dikeluarkan oleh petani tapi
biaya pajak, alat pertanian. Biaya variabel (variabel cost) biaya yang dikeluarkan
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TVC = Total variable cost (Biaya tidak tetap total) (Sudarsono, 2008).
5. Pendapatan
Pendapatan adalah total pendapatan (uang, bukan uang) seorang individu atau
keluarga dalam jangka waktu tertentu. Jika petani dapat mengurangi biaya variabel
yang dikeluarkan dan diimbangi dengan hasil yang tinggi, pendapatan petani akan
meningkat.
π =TR-TC
14
Dimana :
6. Penerimaan
dengan harga jual produk. Dalam menghitung total penerimaan usahatani perlu
dipisahkan antara analisis parsial usahatani dan analisis simultan usahatani. Jika
keseluruhan usahatani. Sebaliknya, jika hanya satu tanaman yaitu jagung yang
diteliti, maka analisisnya disebut analisis parsial usahatani. Penerimaan total atau
pendapatan kotor ialah nilai produksi secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya
TR = P x Q
Dimana :
jual dan variabel jumlah produk yang dijual (Nita Roma R.Purba, 2023).
7. Kelayakan
15
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak tidaknya usaha yang dijalankan menilai dan meneliti sejauh mana
yang tersedia bagi kegiatan usaha adalah terbatas, maka perlu diadakan pemilihan
dari berbagai macam alternatif yang ada. Kesalahan dalam memilih usaha dapat
diadakan analisis terhadap berbagai alternatif kegiatan yang tersedia sebelum, sedang
dan sudah melaksanakannya dengan jalan menghitung biaya dan manfaat yang
diharapkan dari kegiatan tersebut R/C ratio adalah perbandingan antara penerimaan
penjualan dengan biaya biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga
menghasilkan produk. Usaha akan menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin
besar nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari
usaha tersebut. Revenue Cost Ratio adalah jumlah ratio yang digunakan untuk
melihat keuntungan relatif yang akan didapatkan dalam sebuah proyek/usaha yang
dijalankan.
Revenue Cost Ratio (R/C) Revenue Cost Ratio adalah jumlah ratio yang digunakan
untuk melihat keuntungan relatif yang akan didapatkan dalam sebuah proyek/usaha
yang dijalankan.
TC (Total Biaya)
16
Keterangan :
R = Penerimaan (Rp)
C = Biaya (Rp)
Apabila R/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak dijalankan (Kasmir, 2003).
a. Luas Lahan
Lahan dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief,
tanah, dan vegetasi, serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya
lampau dan sekarang, seperti reklamasi laut, pembersihan vegetasi, dalam hal ini
b. Tenaga Kerja
Dalam pengelolaan budidaya kopi dibutuhkan tenaga kerja untuk memperoleh faktor
produksi untuk memperoleh produksi kopi yang maksimal. Tenaga kerja yang
digunakan dalam jenis pertanian ini berasal dari keluarga sendiri, dan tenaga kerja
migran adalah tenaga honorer atau tenaga honorer dalam hubungan tolong menolong
Tenaga kerja pertanian terdiri dari pekerja pria dewasa, wanita dan anak-
anak. Seperti Mubiato mengatakan, sebagian besar tenaga kerja berasal dari petani
17
keluarga sendiri, termasuk ayah sebagai kepala rumah tangga, petani istri dan anak-
anak. semacam ini tenaga kerja dari keluarga petani adalah jenis kontribusi yang
c. Benih/Bibit
kualitas komoditas. Benih unggul umumnya diperoleh dari sumber benih yang
telah dimuliakan. Mutu benih merupakan awal dari keberhasilan suatu proses
produksi serta berkaitan erat dengan viabilitas dan vigor benih. Benih yang
tinggi produksi pertanian yang akan diperoleh. Faktor produksi benih memegang
menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Benih yang bermutu tinggi berasal
dari varietas unggul merupakan salah satu faktor penentu untuk memperoleh
d. Pupuk
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan pada
tanaman dengan maksud agar tanaman tersebut tumbuh. Pupuk yang diperlukan
tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah. Pupuk dapat digolongkan
menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk buatan (Mirnaini, 2013).
Pupuk alam atau pupuk organik adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan
sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik mempunyai kelebihan yakni
sebagai berikut :
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan
pupuk anorganik sangat menguntungkan petani yang memahami aturan pakai, sifat-
sifat dan manfaatnya bagi tanaman. Adapun keuntungan dari penggunaan pupuk
tepat.
3. Pupuk anorganik dapat tersedia dalam jumlah cukup atau mudah didapatkan
e. Pestisida
19
Pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
2. Memberantas rerumputan.
B. Tinjauan Pustaka
referensi dalam saat penulisan. Adapun studi empiric terdahulu yang mendukung
luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh positif dan
parsial faktor bibit dan pupuk berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap produksi
kopi robusta terhadap produksi kopi arabika, sedangkan luas lahan dan tenaga kerja
lahan, tenaga kerja, pupuk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
parsial faktor bibit dan pupuk berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap produksi
20
kopi terhadap produksi kopi arabika, sedangkan biaya tidak berpengaruh nyata
Asyer Theodorus Pala (2021) di Desa Weri Lolo dan Desa Buru Kaghu,
secara simultan faktor produksi bibit,pupuk, luas lahan tenaga kerja dan umur
tanaman berpengaruh nyata terhadap produksi kopi robusta. Secara parsial faktor
luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi
kopi robusta sedangkan faktor bibit, pupuk dan umur tanaman tidak berpengaruh
pupuk, lahan, modal dan tenaga kerja. Jika dilihat dari segi analisis finansial
usahatani kopi di daerah penelitian layak diusahakan dan dikembangkan hal ini dapat
dilihat pada nilai NPV > 0 yaitu sebesar 16,95% sedangkan nilai R/C > 1 yaitu
sebesar 30,80. Dengan Total biaya produksi per petani adalah sebesar Rp
3.194.223,89 atau 6.388.447 per hektar dan pendapatan usahatani kopi adalah
Hasil penelitian Najiyati dan Danarti (1999) tanaman kopi yang dirawat
dengan baik akan mulai berproduksi pada umur 3-4 tahun. Di daerah dataran rendah
biasanya tanaman kopi lebih cepat berbuah dibandingkan dengan di dataran tinggi.
Masa puncak produksi terjadi pada tanaman kopi berumur 7-9 tahun dengan kisaran
C. Kerangka Pemikiran
Dalam usaha tani kopi arabika petani menggunakan beberapa faktor produksi
seperti : luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida. Usahatani adalah ilmu yang
efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu.
nilai barang akan bertambah. Input dapat terdiri dari barang dan jasa yang digunakan
dalam proses produksi dan output yang merupakan barang dan jasa yang dihasilkan
proses produksi, yang menghasilkan output tertentu. Dalam sektor pertanian terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi (output) yaitu sebagai berikut :
Kelayakan usahatani adalah suatu ukuran untuk mengetahui apakah suatu usaha
petani. Suatu usaha yang dilaksanakan dinilai dapat memberikan keuntungan atau
layak diterima jika dilakukan analisis kelayakan usaha. Usahatani tersebut dikatakan
layak apabila menguntungkan dan dikatakan tidak layak bila tidak menguntungkan.
D. Hipotesis
diduga bahwa penggunaan faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk
23
kandang, pupuk ammophos dan pestisida top fungi berpengaruh nyata terhadap
E. Batasan Operasional
1. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengelola usahatani kopi ara-
bika.
2. Usahatani kopi arabika adalah suatu usaha yang dilakukan dengan mengusahakan
3. Varietas kopi arabika yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Sigarar
Utang.
4. Luas lahan adalah luas lahan yang ditanami kopi arabika yaitu tanaman
5. Produksi adalah hasil kopi arabika yang diperoleh petani dari luas lahan yang
6. Harga jual kopi arabika merupakan harga penjualan petani pada waktu penelitian
7. Biaya produksi total adalah penjumlahan dari seluruh biaya yang dikeluarkan un-
8. Penerimaan petani adalah hasil produksi kopi arabika yang dikali dengan harga
9. Pendapatan bersih usahatani kopi arabika adalah penerimaan petani dari hasil
penjualan produksi dikurang biaya produksi yang dinyatakan dalam satuan ru-
piah.
24
10. Jumlah pemakaian pupuk adalah banyaknya pupuk yang digunakan dalam satu
11. Jumlah pemakaian pestisida adalah banyaknya pestisida yang digunakan dalam
12. Kelayakan usahatani adalah suatu untuk mengetahui apakah suatu usaha layak
petani.
13. Tenaga kerja merupakan faktor produksi (input) yang penting dalam usaha tani.
Tenaga kerja dibagi atas tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) adalah tenaga kerja yang berasal dari luar
keluarga yang berlaku dalam satu hari orang kerja. Dengan jumlah jam kerja
dalam satu hari adalah delapan jam perhari (8 jam/hari) yang dibayar dengan
tingkat upah tenaga kerja pria Rp.100.00 dan tenaga kerja wanita Rp. 80.000
14. Data yang di analisis adalah data satu tahun yaitu bulan dari bulan April 2022 s/d
April 2023.
25
26
adalah suatu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan sengaja dengan
catatan bahwa sampel tersebut dapat mewakili populasi yang ada didaerah penelitan.
Adapun yang menjadi alasan dipilihnya desa ini sebagai lokasi penelitian,
adalah karena (1) petani di desa ini umumnya mengusahakan tanaman kopi arabika
(2) salah satu sentra produksi tanaman kopi arabika di Kecamatan Sumbul,
Kabupaten Dairi, Sumatera Utara (3) Mempertimbangkan jarak dan waktu ke daerah
penelitian.
yang ada besar populasi 152 KK, maka jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak
45 KK yang terdistribusi menurut umur tanaman pada kopi arabika varietas Sigarar
dilakukan dengan Stratified Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari
anggota populasi yang dilakukan berdasarkan strata umur tanaman pada Tabel 4.
III 10-13 53 15
Jumlah 152 45
Sumber: Kantor Kepala Tanjung Beringin 1 Tahun 2023
Menurut Umar (2002) Rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel
N
n=
1+ N ( e )2
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
Hasil perhitungan :
152
n= 2
1+ 152 ( 0,125 )
152
n=
1+ 2,375
152
n=
3,375
n = 45
sebanyak 45 KK, yang diambil dari keseluruhan jumlah petani kopi arabika di daerah
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada petani sampel
sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Kantor Kepala Desa. Disamping
itu juga digunakan buku bacaan dan laporan-laporan yang relevan dengan penelitian
Y = Produksi (ton)
X 3 = Bibit (Batang)
1. Uji Statistik
yang dihitung didasarkan pada model statistik. Secara umum R2 digunakan sebagai
informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam regresi R2 ini dijadikan sebagai
pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model
Jika R2 =1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data.
b) Uji F
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
Pada taraf α = 5%
Kriteria uji :
30
(Supranto, 1994).
c. Uji t
bi−b
t−hitung=
Sbi
Dimana :
b = Nilai hipotesis 0
Pada taraf α = 5%
Kriteria uji:
a) Uji Multikolinearitas
dengan menggunakan nilai variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika
nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > dari 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.
b) Uji Heterokedastisitas
31
atau tidak diantara data pengamatan dapat dijelaskan dengan menggunakan koefisien
yang ditetapkan sebelumnya (5%). Apabila koefisien signifikansi lebih besar dari
c) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji
0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi atau data berdistribusi normal. Jika
Untuk tujuan (2), biaya produksi dihitung dengan cara menambahkan biaya
TC = TFC + TVC
Dimana :
TC = Total Cost (Biaya Total)
TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
TVC= Total Variable Cost (Biaya Tidak Tetap Total)
Untuk tujuan (3), pendapatan bersih dihitung dengan cara mengurangkan
total penerimaan dengan total biaya, dengan rumus sebagai berikut :
32
π = TR – TC
Dimana :
π = Pendapatan Bersih
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Biaya Total)
Untuk mengetahui total penerimaan, dihitung dengan dengan cara
mengalikan harga output dengan jumlah produksi.
TR = P x Q
Dimana :
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
P = Price (Harga)
Q = Quantity (Jumlah)
33
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dalam Angka 2021. Luas Panen, Produksi,
dan Produktivitas Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara.
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dalam Angka 2017-2021. Luas Panen,
Produksi, dan Produktivitas Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara.
Badan Pusat Statistik Kabupaten dalam Angka 2017-2021. Luas Panen, Produksi,
dan Produktivitas Kopi Arabika di Kabupaten Dairi.
Badan Pusat Statistik Kecamatan dalam Angka 2017-2021. Luas Panen, Produksi,
dan Produktivitas Kopi Arabika di Kecamatan Sumbul.
Diki Aditya. 2022. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Tani Kacang
Hijau (Vigna Radiata L.) di Desa Pulau Gambar Kecamatan Serbajadi
Kabupaten Serdang Begadai. Medan: Fakultas Pertanian. Universitas
Muhammadyah Sumatera Utara.
Enny Randriani. 2018. Pengenalan Varietas Unggul Kopi. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Najiyati, S & Danarti. 1999. Budidaya Kopi dan Ekspor Kopi. Jakarta: Swadaya.
Sari, Kurnia. 2016. “Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal Ilmiah Research Sains. Vol.2 No.2:67-82.
Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi
Cobb-Douglas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Soekarwati, 2010. Pembangunan Pertanian PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudarsono. 2008. Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: Ekonisia.
Cetakan ke-2.
Zaman, N., D.W. Purba., I. Marzuki., I.A. Sa’ida., D. Sagala., B. Purba., T. Purba.,
D.M. Nuryanti., D.R.D. Hastuti. & Mardia. 2020. Ilmu Usahatani. Makassar:
Yayasan Kita Menulis.
36