DI KAYONG UTARA
PROPOSAL PENELITIAN
Dosen Pengampu
Dr. Nurliza, SP., MM
Disusun oleh:
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia-Nya peneliti masih diberi kesempatan untuk dapat
melewati tantangan dalam menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
Strategi Pemasaran Produktivitas Kopi Robusta di Kayong Utara dengan baik dan
tepat waktu.
Peneliti
Minarti
C1021211011
i
DAFTAR ISI
BAB 3 MERODOLOGI................................................................................. 13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Di Kalimantan Barat khususnya di Kayong Utara masyarakatnya banyak
menanam Kopi Robusta. Pengembangan kopi robusta di Kayong Utara ini sangat
diharapkan dapat memberikan pengoptimalan dan pemanfaatan dari ketersediaannya
lahan gambut yang rata-rata keberadaannya mempunyai cakupan luas di Indonesia
khususnya daerah Kayong Utara sehingga akan sangat meningkatkan produktivitas
dan efektivitas dari hasil perkebunan pada lahan-lahan tanah gambut.
Berdasarkan data BPS yang diketahui luas lahan (Ha) dan jumlah petani kopi
di Kabupaten Kayong Utara tahun 2015 tepatnya di Kecamatan Seponti dari luas lahan
sudah menghasilkan 94 hektar dengan jumlah petani kopi 90 orang. (BPS, 2015)
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia
usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaran merupakan pendorong
untuk meningkatkan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan
mengenai perilaku konsumen menjadi penting bagi perusahaan agar pemetaan
terhadap keinginan konsumen akan selalu mampu dipenuhi oleh perusahaan lewat
peluncuran produk yang bermutu. Karenanya perusahaan dituntut untuk memiliki
suatu kemampuan untuk berpandangan ke depan dalam mengarahkan dan memetakan
perilaku konsumen terhadap barang dan jasa (A. GUNALDI, 2019).
Kegiatan pemasaran yang efisien sangat dibutuhkan karena
berhubungan dengan tingkatan dan stabilitas harga yang memengaruhi
pendapatan petani (A. GUNALDI, 2019). Efisiensi pemasaran dapat memberikan
manfaat yang maksimum bagi petani sebagai produsen dalam saluran pemasaran
(A. GUNALDI, 2019). Analisis efisiensi pada setiap pelaku dalam rantai pasok
sebagai upaya menjamin pasokan kopi dalam negeri (A. GUNALDI, 2019).
Optimalisasi fungsi pemasaran pada setiap lembaga, peningkatan mutu pasca
panen, dan penjualan produk kopi olahan dapat menjadi alternatif kebijakan
dalam mengatasi ketidakefisienan pemasaran kopi Robusta
Pesatnya pemasaran di Indonesia memberikan banyak pengaruh kepada
pengusaha atau petani untuk tetap melanjutkan usahanya. Khususnya dalam bidang
pemasaran kopi robusta, cara apa yang digunakan untuk mempromosikan usahanya
dan tentunya kegiatan ini sangat memberikan dampak terhadap individu dan UMKM
itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul “Strategi
Pemasaran Produktivitas Kopi Robusta di Kayong Utara”.
2
1.2 MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran kopi robusta di
kayong utara?
2. Bagaimana strategi pemasaran kopi robusta di kayong utara?
1.3 TUJUAN
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran kopi
robusta di kayong utara
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran kopi robusta di kayong utara
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
penentuan pasar sasaran, dan strategi penentuan posisi pasar. Ketiga strategi
tersebut adalah kunci di dalam manajemen pemasaran:
1. Strategi Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke
dalam kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan,
karakteristik, ataupun, perilaku yang membutuhkan bauran produk dan bauran
pemasaran tersendiri. Atau dengan kata lain segmentasi pasar merupakan dasar
untuk mengetahui bahwa setiap pasar terdiri atas beberapa segmen yang
berbeda-beda. Segmentasi pasar adalah proses menempatkan konsumen dalam
sub kelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang
hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan.
(Setiadi. 2003:55) dalam (Menurut Kurtz (2016), 2015).
2. Strategi Penentuan Pasar Sasaran. Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen
sesuai dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut.
Sebagian besar perusahaan memasuki sebuah pasar baru dengan melayani satu
segmen tunggal, dan jika terbukti berhasil, maka mereka menambah segmen dan
kemudian memperluas secara vertikal atau secara horizontal. Dalam menelaah
pasar sasaran harus mengevaluasi dengan menelaah tiga faktor (Umar, 2001:46)
dalam (Menurut Kurtz (2016), 2015).:
2.1 Ukuran dan pertumbuhan segmen
2.2 Kemenarikan struktural segmen
2.3 Sasaran dan sumber daya
3. Strategi Penentuan Pasar Sasaran Penentuan posisi pasar (positioning) adalah
strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen, sehingga strategi ini
menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi
bagi pelanggan.
Menurut Philip Kotler, positioning adalah aktifitas mendesain citra dan
memposisikan diri di benak konsumen. Sedangkan bagi Yoram Wind, positioning
adalah bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak
pelanggan. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Manajemen pemasaran
dikelompokkan dalam empat aspek yang sering dikenal dengan marketing mix atau
bauran pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:78) dalam (Menurut
Kurtz (2016), 2015).bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat
5
pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat:
1. Product/Produk Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran. Elemen-elemen yang termasuk dalam bauran
produk antara lain ragam produk, kualitas, design, fitur, nama merek, kemasan,
serta layanan.
2. Price/Harga Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya.
Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan
membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan ciri-ciri produk, saluran
distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu.
3. Place/Tempat Tempat atau saluran pemasaran meliputi kegiatan perusahaan
yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran distribusi adalah
rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Saluran distribusi dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan
perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas
barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari
produsen ke konsumen (Kotler, 2005) dalam (Menurut Kurtz (2016), 2015)..
4. Promotion/Promosi Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan produk dan
membujuk pelanggan untuk membelinya. Definisi promosi menurut Kotler
(2005) dalam (Menurut Kurtz (2016), 2015). adalah berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh produsen untuk mengomunikasikan manfaat dari produknya,
membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk
tersebut. Secara rinci tujuan promosi menurut Tjiptono (2008: 221-222) dalam
(Menurut Kurtz (2016), 2015). adalah sebagai berikut:
4.1 Menginformasikan
4.2 Membujuk pelanggan sasaran
4.3 Mengingatkan
6
2.1.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan identifikasi yang bersifat sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan
strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
19 (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
(Ardiyansya, 2016)
7
Peluang
Kelemahan Kekuatan
Ancaman
Keterangan :
8
Tabel Matriks Eksternal Dan Internal
Faktor Internal STENGTHS ( S ) WEAK NESSES ( W )
Tentukan faktor-faktor Tentukan faktor-faktor kekuatan
kekuatan internal internal
Faktor Eksternal
OPPORTUNITY (O) Strategi SO Strategi WO
Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang
kekuatan eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan untuk
untuk memanfaatkan memanfaatkan peluang
peluang
THREATS ( T ) Strategi ST Strategi WT
Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
kekuatan eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan untuk
untuk mengatasi menghindari ancaman
ancaman
9
cukup merasa puas
dengan kualitas
produknya
Perencanaa Strategi Metode Penelitian yang Analisis SWOT akan
Pemasaran Dalam Windu di gunakan penulis menganalisa sebuah
Mukti Winahyu, Efendi dalam melakukan perusahaan dari segi
Tjendera, Reuben E. penelitian ini adalah Internal dan Eksternal.
Gutieerrez, Jimmy Sadeli analisis deskriptif. Dari segi Internal,
(2008) Peluncuran setiap perusahaan
Produk Baru Dengan secara umum memiliki
Merek “Exo Coffe” Pada kekuatan dan
PT. Jamu Puspo kelemahan masing-
Internusa. masing (Strength and
(Handoyo, 2019) Weakness).
Analisis Pelaksanan Analisis Deskriptif Strategi pemasaran
Strategi Pemasaran dengan Pendekatan sudah cukup
Terhadap Keunggulan Kualitatif menerapkan marketing
Bersaing. (Sidabalok, mix mereka dengan
2019). baik dari segi product,
(Handoyo, 2019) price namun tidak
dengan place dan
promotion. Dimana
masih banyak terdapat
kekurangan dari segi
place dan promotion.
10
Kopi Robusta
Pemasaran
SWOT
Didunia bisnis di Indonesia timbul begitu banyak persaingan usahan dan industri,
baik itu industri besar maupun kecil. Banyak terjadi perubahan dan ketidakpastian di
lingkungan perusahaan. Keadaan ini memaksa perusahaan untuk lebih baik
merencanakan dan merumuskan strategi bersaing, agar bertahan dalam pasar persaingan
masa kini, dengan cara memperhatikan perubahan-perubahan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kinerja pemasaran perusahaan. Suatu perusahaan dapat mengembangkan
strategi bersaing dengan cara mencari kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal
perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal tersebut. Pengembangan strategi bersaing
ini bertujuan agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan
eksternal sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal, yang sangat
penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen dengan dukungan optimal dari sumberdaya yang ada. Mendirikan
perusahaan tidak lepas dari kendala yang muncul dari dalam maupun dari luar lingkungan
sekitar perusahaan. Untuk dapat bertahan dari berbagai persaingan, perusahaan perlu
menerapkan sebuah strategi. Peneliti berasumsi bahwa strategi yang dapat membantu
dalam strategi pemasaran kopi robusta adalah dengan cara menjaga kerjasama antara
perusahaan dengan pelanggan dan juga menjaga kualitas produk. Untuk menentukan
11
strategi-strategi yang tepat , maka perlu bagi perusahaan untuk melakukan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Oppurtunity, dan Threat) dalam menentukan strategi pemasaran.
Dimana analisis ini terdiri dari 2 variabel analisis, yaitu analisis faktor internal yang
terdiri dari kekuatan dan kelemahan, dan analisis eksternal yang terdiri dari peluang dan
ancaman. Analisis yang di lakukan ini memungkinkan perusahaan mengetahui posisi
bersaing serta memilih strategi pemasaran yang berdaya saing pula.
12
BAB 3
METODOLOGI
13
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, yakni Desember 2022
sampai Februari 2023.
14
partisipan. Dengan penggunaan teknik wawancara, partisipan juga lebih bisa
menyampaikan informasi secara langsung sehingga peneliti mampu
mendapatkan jawaban lebih rinci dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepada partisipan. Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan
oleh peneliti adalah wawancara semi terstruktur. Dengan menggunakan
wawancara semi terstruktur diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi
yang sesuai dengan yang diharapkan dari responden. Maka dari itu, dalam
wawancara semi terstruktur ini diperlukan adanya pedoman wawancara yang
memuat sejumlah pertanyaan terkait. Namun, nantinya pertanyaan juga bisa
dikembangkan ketika berada di lapangan. Sehingga dengan demikian akan
diperoleh data yang lengkap untuk menganalisis permasalahan yang diteliti.
b. Observasi
Pada penelitian ini peneliti memilih pengumpulan data menggunakan teknik
observasi, alasannya agar peneliti mampu melakukan pengamatan terhadap
kejadian yang terjadi serta melibatkan diri secara langsung pada pengumpulan
data dan informasi yang dicari untuk menjawab pertanyaan yang menjadi
permasalahan pada penelitian.
3.3.2 Data Sekunder
Alasan peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini adalah data
sekunder cenderung lebih singkat dan hemat waktu karena sudah tersedia oleh
pihak lain sehingga kita tidak perlu melakukan wawancara, survey, observasi dan
teknik pengumpulan data tertentu lainnya. Data sekunder biasanya bersumber dari
pihak ketiga, hal ini dikarenakan sebagian besar sumber data berbentuk dokumen
atau arsip dan opini para ahli. Karena memanfaatkan dokumen dan pendapat-
pendapat ahli yang biasanya tersebar di media atau wadah lainnya, tidak ada
kewajiban untuk mendatangi secara langsung lokasi dimana fenomena tersebut
berada. Data sekunder diperoleh melalui artikel dan jurnal.
15
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah petani kopi yang menjual kopi robusta di Kayong Utara berjumlah 90
orang petani kopi.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan objek dalam
melakukan penelitian dan pengujian data. Metode yang digunakan dalam penarikan
sampel ini adalah sampling jenuh atau sensus: Sampling jenuh atau sensus adalah teknik
berdasarkan dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa sampling jenuh atau
sensus teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota populasi. Dalam
penelitian ini yang menjadi sampel adalah para pembeli atau konsumen dari pemasaran
kopi.
Dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang lebih sering digunakan adalah
purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Snowball sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit,
lama-lama menjadi besar. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan teknik purposive
sampling, karena peneliti merasa sampel yang diambil paling mengetahui tentang
masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Penggunaan purposive sampling dalam
penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana pemasaran kopi liberika di
Kayong Utara.
16
4. Harga kopi robusta yang
terjangkau Skala ordinal
5. Lokasi penjualan yang
kurang strategis
Strategi 2. Faktor 1. Banyaknya pesaing Skala ordinal
Pemasaran Eksternal 2. Kopi yang menjadi Skala ordinal
kebiasaan dan
kebudayaan masyarakat
3. Hubungan yang baik Skala ordinal
dengan konsumen
4. Kopi dari Kecamaran Skala ordinal
Seponti menjadi yang
terbaik di Kayong Utara
17
internal dan faktor eksternal perusahaan. Matriks SWOT adalah sebuah cara yang
diterapkan untuk membuat sebuah strategi pemasaran. Empat kemungkinan alternatif
strategik yang akan diperoleh dengan menggunakan matriks ini ialah strategi
SO,strategi WO, strategi ST,dan strategi WT.
18
yang masih kurang
efektif
Lokasi penjualan yang 0,04 1 0,04
kurang strategis
Sistem promosi yang 0,06 2 0,12
dilakukan masih kurang
efektif
FAKTOR INTERNAL BOBOT RATING SKOR
Diskon yang hanya 0,04 1 0,04
dilakukan pada saat
pameran
Daerah pemasaran yang 0,06 2 0,12
sedikit
Jumlah Kelemahan 0,31 0,57
Total 1,00 2,77
19
Kopi yang telah menjadi 0,13 4 0,52
kebiasaan dan
kebudayaan masyarakat
Hubungan yang baik 0,12 3 0,36
dengan konsumen
Kopi Robusta menjadi 0,13 4 0,52
yang terbaik di Indonesia
Tingginya permintaan 0,12 4 0,48
kopi Robusta di Kayong
Utara
Jumlah Peluang 0,71 0,63
Ancaman
Keadaan ekonomi 0,05 1 0,05
masyrakat akibat
COVID-19
Penetapan pajak setiap 0,07 2 0,14
pembelian produk
Kebijakan PSBB dan 0,05 1 0,05
PPKM yang membatasi
kegiatan masyarakat
Perubahan sosial akibat 0,06 2 0,12
COVID-19
Banyaknya pesaing 0,06 2 0,12
Jumlah Ancaman 0,31 0,48
Total 1,00 3,11
MATRIKS SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O) Strategi SO Strength + Strategi WO
Opportunity 2,20+2,63= Weakness+Opportunity
4,83 0,57+2,63 = 3,20
20
Ancaman (T) Strategi ST Strength + Strategi WT Weakness +
Threats 2,20 +0,48 = 2,68 Threats 0,57+0,48 = 1,05
21
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyansya, A. (2016). Strategi Pemasaran Kopi Siap Saji (Studi Kasus Kedai
Kopi “Teori” Di Kota Makassar). 11(9), 141–156.
BPS. (2015). Luas Tanaman (Ha) dan Jumlah Petani Kopi (KK) di Kabupaten
Kayong Utara Menurut Kecamatan, 2015. BPS.
https://kayongutarakab.bps.go.id/statictable/2016/12/13/96/luas-tanaman-ha-
dan-jumlah-petani-kopi-kk-di-kabupaten-kayong-utara-menurut-kecamatan-
2015.html
Frans, S., & Tiara Narundana, V. (2022). Strategi Pemasaran Robusta Coffee
Bunga Dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Pada Masa Pandemi Covid-
19. SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya,
Teknologi, Dan Pendidikan, 1(7), 1109–1120.
https://doi.org/10.54443/sibatik.v1i7.132
Hanifawati, T., Suryantini, A., & Mulyo, J. H. (2018). Jurnal Sosial Ekonomi dan
22
Kebijakan Pertanian. Jurnal Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian, 7(1),
30–36.
http://dx.doi.org/10.21107/agriekonomika.v7i1.2513%0AABSTRACT
23
Kualitas Produk dan Strategi Pemasaran Terhadap Penjualan Pada PT.
Astragraphia Medan. Jurnal Manajemen, 6(1), 1–6.
24