Anda di halaman 1dari 27

STRATEGI PEMASARAN PRODUKTIVITAS KOPI ROBUSTA

DI KAYONG UTARA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai satu diantaranya Syarat Lulus


Mata Kuliah Metode Penelitian

Dosen Pengampu
Dr. Nurliza, SP., MM

Disusun oleh:

Minarti NIM C1021211011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia-Nya peneliti masih diberi kesempatan untuk dapat
melewati tantangan dalam menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
Strategi Pemasaran Produktivitas Kopi Robusta di Kayong Utara dengan baik dan
tepat waktu.

Penyusunan proposal penelitian ini dapat terselesaikan berkat dorongan


maupun bimbingan semua pihak yang turut membantu peneliti. Pada kesempatan
ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Nurliza, SP., MM selaku dosen pengampu mata kuliah Metode
Penelitian
2. Keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan kepada peneliti
untuk menyelesaikan proposal ini dengan baik
3. Teman-teman dari program studi Agribisnis yang memberikan
semangat dan motivasi kepada peneliti untuk menyelesaikan proposal
penelitian ini

Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran serta kritik demi


kesempurnaan dan perbaikan proposal sehingga dapat memberikan manfaat bagi
yang membacanya.

Pontianak, 6 Maret 2023

Peneliti

Minarti

C1021211011

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................... 1


1.2 MASALAH ..................................................................................... 3
1.3 TUJUAN ......................................................................................... 3
1.4 MANFAAT PENELITIAN ........................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4

2.1 LANDASAN TEORI ...................................................................... 4

2.2 PENELITIAN TERDAHULU ....................................................... 9

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................... 10

BAB 3 MERODOLOGI................................................................................. 13

3.1 WAKTU, LOKASI, WAKTU ......................................................... 13


3.2 DATA DAN JENISA DATA ........................................................... 14
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ............................................... 14
3.4 POPULASI DAN SAMPEL ............................................................ 15
3.5 VARIABEL DAN PENGUKURAN ............................................... 16
3.6 ANALISIS DATA ............................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kopi merupakan salah satu komoditas yang memberikan sumbangan yang
cukup besar bagi devisa negara, menjadi produk ekspor dari sektor perkebunan yang
mempunyai peran penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Dalam mata
rantai produksi kopi, mulai dari petani yang menghasilkan biji kopi, roaster yang
berperan penting dalam proses penyangraian, barista yang bekerja dalam penyeduhan
kopi, dan segala jenis pekerjaan yang berkaitan dengan proses pemasaran kopi
merupakan pemilik peran dalam peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia
(Ardiyansya, 2016)
Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia sebagai produsen
dan eksportir komoditas kopi setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia (International
Coffee Organization, 2019). Komoditas kopi sangat berkaitan langsung dengan gaya
hidup masyarakat saat ini dimana dapat dilihat pada fenomena bertumbuhnya bisnis
kedai kopi di Indonesia (Nurul Amalia & Ningsih, 2021)
Nilai ekspor kopi Indonesia ke dunia pada 2015 tercatat US$ 1,19 miliar
atau naik 15,2 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Dari nilai tersebut,
Amerika masih tetap menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor kopi. Nilai
ekspor kopi ke Amerika US$ 281,1 juta atau market share 23,47 persen. Selanjutnya,
Jepang dengan nilai ekspor US$ 104,9 juta atau pangsa pasar mencapai 8,7 persen.
Pada tahun lalu, Moelyono memaparkan negara tujuan ekspor kopi Indonesia periode
Januari-November 2015 seperti Amerika senilai US$ 255,76 juta(Ardiyansya, 2016)
Saat ini masyarakat Indonesia memiliki gaya hidup yang modern, salah satunya
adalah masyarakat banyak yang mengkonsumsi olahan kopi setiap harinya. Kopi dapat
dikonsumsi berbagai lapisan masyarakat baik masyarakat dalam golongan remaja
maupun dewasa bahkan orang tua. Apabila dilihat dari sisi ekonomi, konsumen kopi
olahan bukan hanya dari masyarakat perkotaan saja tapi juga masyarakat yang tinggal
di pedesaan (2019 GUNALDI, 2021)

1
Di Kalimantan Barat khususnya di Kayong Utara masyarakatnya banyak
menanam Kopi Robusta. Pengembangan kopi robusta di Kayong Utara ini sangat
diharapkan dapat memberikan pengoptimalan dan pemanfaatan dari ketersediaannya
lahan gambut yang rata-rata keberadaannya mempunyai cakupan luas di Indonesia
khususnya daerah Kayong Utara sehingga akan sangat meningkatkan produktivitas
dan efektivitas dari hasil perkebunan pada lahan-lahan tanah gambut.
Berdasarkan data BPS yang diketahui luas lahan (Ha) dan jumlah petani kopi
di Kabupaten Kayong Utara tahun 2015 tepatnya di Kecamatan Seponti dari luas lahan
sudah menghasilkan 94 hektar dengan jumlah petani kopi 90 orang. (BPS, 2015)
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia
usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaran merupakan pendorong
untuk meningkatkan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan
mengenai perilaku konsumen menjadi penting bagi perusahaan agar pemetaan
terhadap keinginan konsumen akan selalu mampu dipenuhi oleh perusahaan lewat
peluncuran produk yang bermutu. Karenanya perusahaan dituntut untuk memiliki
suatu kemampuan untuk berpandangan ke depan dalam mengarahkan dan memetakan
perilaku konsumen terhadap barang dan jasa (A. GUNALDI, 2019).
Kegiatan pemasaran yang efisien sangat dibutuhkan karena
berhubungan dengan tingkatan dan stabilitas harga yang memengaruhi
pendapatan petani (A. GUNALDI, 2019). Efisiensi pemasaran dapat memberikan
manfaat yang maksimum bagi petani sebagai produsen dalam saluran pemasaran
(A. GUNALDI, 2019). Analisis efisiensi pada setiap pelaku dalam rantai pasok
sebagai upaya menjamin pasokan kopi dalam negeri (A. GUNALDI, 2019).
Optimalisasi fungsi pemasaran pada setiap lembaga, peningkatan mutu pasca
panen, dan penjualan produk kopi olahan dapat menjadi alternatif kebijakan
dalam mengatasi ketidakefisienan pemasaran kopi Robusta
Pesatnya pemasaran di Indonesia memberikan banyak pengaruh kepada
pengusaha atau petani untuk tetap melanjutkan usahanya. Khususnya dalam bidang
pemasaran kopi robusta, cara apa yang digunakan untuk mempromosikan usahanya
dan tentunya kegiatan ini sangat memberikan dampak terhadap individu dan UMKM
itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul “Strategi
Pemasaran Produktivitas Kopi Robusta di Kayong Utara”.

2
1.2 MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran kopi robusta di
kayong utara?
2. Bagaimana strategi pemasaran kopi robusta di kayong utara?

1.3 TUJUAN
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran kopi
robusta di kayong utara
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran kopi robusta di kayong utara

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat kepada penulis maupun
masyarakat tentang produktivitas pemasaran kopi robusta di Kayong Utara.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI


2.1.1 Pengertian Strategi
Strategi Pemasaran Terdapat beberapa macam pengertian strategi dari para
ahli. Menurut Maramus dalam (Menurut Kurtz (2016), 2015). strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi didefinisikan
secara khusus sebagai tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa (Menurut Kurtz (2016), 2015).
Menurut Kotler dan Lane (2007) dalam (Ii, 2019) menyatakan bahwa
pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya menjadi individu dan
kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.

2.1.2 Pengertian Strategi Pemasaran menurut para ahli


Strategi pemasaran merupakan suatu upaya untuk memasarkan suatu
produk baik barang maupun jasa, dengan menggunakan konsep atau pola rencana
dan taktik tertentu sehingga akan memberikan profit yang tinggi dalam suatu
perusahaan itu sendiri (Amal, 2022)
Menurut Assauri (2013:15) dalam (Musyawarah & Idayanti, 2022),
“Strategi pemasaran adalah seperangkat tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan
yang memandu usaha pemasaran suatu perusahaan dari waktu ke waktu, pada
semua tingkatan dan acuan serta alokasi, terutama respon perusahaan terhadap
lingkungan dan kondisi persaingan yang selalu berubah”.
2.1.3 Perumusan Strategi Pemasaran
Merumuskan strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga
langkah secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar, strategi

4
penentuan pasar sasaran, dan strategi penentuan posisi pasar. Ketiga strategi
tersebut adalah kunci di dalam manajemen pemasaran:
1. Strategi Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke
dalam kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan,
karakteristik, ataupun, perilaku yang membutuhkan bauran produk dan bauran
pemasaran tersendiri. Atau dengan kata lain segmentasi pasar merupakan dasar
untuk mengetahui bahwa setiap pasar terdiri atas beberapa segmen yang
berbeda-beda. Segmentasi pasar adalah proses menempatkan konsumen dalam
sub kelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang
hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan.
(Setiadi. 2003:55) dalam (Menurut Kurtz (2016), 2015).
2. Strategi Penentuan Pasar Sasaran. Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen
sesuai dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut.
Sebagian besar perusahaan memasuki sebuah pasar baru dengan melayani satu
segmen tunggal, dan jika terbukti berhasil, maka mereka menambah segmen dan
kemudian memperluas secara vertikal atau secara horizontal. Dalam menelaah
pasar sasaran harus mengevaluasi dengan menelaah tiga faktor (Umar, 2001:46)
dalam (Menurut Kurtz (2016), 2015).:
2.1 Ukuran dan pertumbuhan segmen
2.2 Kemenarikan struktural segmen
2.3 Sasaran dan sumber daya
3. Strategi Penentuan Pasar Sasaran Penentuan posisi pasar (positioning) adalah
strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen, sehingga strategi ini
menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi
bagi pelanggan.
Menurut Philip Kotler, positioning adalah aktifitas mendesain citra dan
memposisikan diri di benak konsumen. Sedangkan bagi Yoram Wind, positioning
adalah bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak
pelanggan. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Manajemen pemasaran
dikelompokkan dalam empat aspek yang sering dikenal dengan marketing mix atau
bauran pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:78) dalam (Menurut
Kurtz (2016), 2015).bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat

5
pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat:
1. Product/Produk Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran. Elemen-elemen yang termasuk dalam bauran
produk antara lain ragam produk, kualitas, design, fitur, nama merek, kemasan,
serta layanan.
2. Price/Harga Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya.
Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan
membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan ciri-ciri produk, saluran
distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu.
3. Place/Tempat Tempat atau saluran pemasaran meliputi kegiatan perusahaan
yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran distribusi adalah
rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Saluran distribusi dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan
perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas
barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari
produsen ke konsumen (Kotler, 2005) dalam (Menurut Kurtz (2016), 2015)..
4. Promotion/Promosi Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan produk dan
membujuk pelanggan untuk membelinya. Definisi promosi menurut Kotler
(2005) dalam (Menurut Kurtz (2016), 2015). adalah berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh produsen untuk mengomunikasikan manfaat dari produknya,
membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk
tersebut. Secara rinci tujuan promosi menurut Tjiptono (2008: 221-222) dalam
(Menurut Kurtz (2016), 2015). adalah sebagai berikut:
4.1 Menginformasikan
4.2 Membujuk pelanggan sasaran
4.3 Mengingatkan

6
2.1.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan identifikasi yang bersifat sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan
strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
19 (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
(Ardiyansya, 2016)

Dalam bisnis, analisis SWOT adalah pusat untuk mengembangkan strategi


kompetitif. SWOT adalah singkatan dari Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan
Ancaman. SWOT template yang mudah diadaptasi untuk mengembangkan strategi
kompetitif. SWOT posisi kekuatan dan kelemahan internal yang sama untuk
melihat kesempatan dan ancaman yang terkait dengan masalah eksternal. Dalam
format ini, sumber daya dan kemampuan yang cocok untuk lingkungan yang
kompetitif. Hasilnya adalah strategis yang kemungkinan menjadi lebih jelas.
Berdasarkan analisa swot, dapat dilakukan penentuan Grand Startegy atau
strategi utama dari perusahaan. Cara mengetahui posisi kinerja perusahaan apakah
pada kuadran I, II, III atau IV adalah dengan mengkombinasikan pertemuan antar
garis absis (kekuatan – kelemahan) dengan ordinat (peluang – ancaman) pada
diagram analisis swot.

7
Peluang

Strategi Turnaround III I Strategi Agresif

Kelemahan Kekuatan

Strategi Defensif IV II Strategi Diversifikasi

Ancaman

Diagram Analisis SWOT

Keterangan :

Kuadrat I: Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki


Peluang dan kekuatan sehingga strategi yang diterapkan adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadrat II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki
kekuatan dari internal. Strategi yang diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman dengan strategi diversifikasi.
Kuadrat III: Perusahaan menghadapi peluang besar, tetapi dilain pihakmemiliki
kelemahan internal. Fokus strategi adalah meminimalkan masalah
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik dengan strategi
turnaround.

8
Tabel Matriks Eksternal Dan Internal
Faktor Internal STENGTHS ( S ) WEAK NESSES ( W )
Tentukan faktor-faktor Tentukan faktor-faktor kekuatan
kekuatan internal internal

Faktor Eksternal
OPPORTUNITY (O) Strategi SO Strategi WO
Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang
kekuatan eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan untuk
untuk memanfaatkan memanfaatkan peluang
peluang
THREATS ( T ) Strategi ST Strategi WT
Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
kekuatan eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan untuk
untuk mengatasi menghindari ancaman
ancaman

2.2 PENELITIAN TERDAHULU

Judul Penelitian Analisis Hasil Penelitian


Fenomenologi Strategi Analisis Deskriptif IKM kopi Banyuwangi
Pemasaran Industri Kecil Kualitatif dan Uji sudah dapat mengetahui
Menengah (IKM) Kopi Triangulasi mencari biji kopi yang
Di Kabupaten berkualitas dan proses
Banyuwangi. (Aji, 2020). pengolahan yang baik
(Handoyo, 2019) dengan menggunakan
mesin roasting. Produk
dari IKM kopi
Banyuwangi sudah

9
cukup merasa puas
dengan kualitas
produknya
Perencanaa Strategi Metode Penelitian yang Analisis SWOT akan
Pemasaran Dalam Windu di gunakan penulis menganalisa sebuah
Mukti Winahyu, Efendi dalam melakukan perusahaan dari segi
Tjendera, Reuben E. penelitian ini adalah Internal dan Eksternal.
Gutieerrez, Jimmy Sadeli analisis deskriptif. Dari segi Internal,
(2008) Peluncuran setiap perusahaan
Produk Baru Dengan secara umum memiliki
Merek “Exo Coffe” Pada kekuatan dan
PT. Jamu Puspo kelemahan masing-
Internusa. masing (Strength and
(Handoyo, 2019) Weakness).
Analisis Pelaksanan Analisis Deskriptif Strategi pemasaran
Strategi Pemasaran dengan Pendekatan sudah cukup
Terhadap Keunggulan Kualitatif menerapkan marketing
Bersaing. (Sidabalok, mix mereka dengan
2019). baik dari segi product,
(Handoyo, 2019) price namun tidak
dengan place dan
promotion. Dimana
masih banyak terdapat
kekurangan dari segi
place dan promotion.

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN


Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian strategi pemasaran kopi
Robusta (studi kasus pemasaran kopi liberika di Kayong Utara)

10
Kopi Robusta

Pemasaran

Identifikasi Faktor Identifikasi Faktor


Internal Strategi Pemasaran Eksternal
Kopi

SWOT

Kerangka pemikiran Strategi Pemasaran Kopi Robusta

Didunia bisnis di Indonesia timbul begitu banyak persaingan usahan dan industri,
baik itu industri besar maupun kecil. Banyak terjadi perubahan dan ketidakpastian di
lingkungan perusahaan. Keadaan ini memaksa perusahaan untuk lebih baik
merencanakan dan merumuskan strategi bersaing, agar bertahan dalam pasar persaingan
masa kini, dengan cara memperhatikan perubahan-perubahan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kinerja pemasaran perusahaan. Suatu perusahaan dapat mengembangkan
strategi bersaing dengan cara mencari kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal
perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal tersebut. Pengembangan strategi bersaing
ini bertujuan agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan
eksternal sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal, yang sangat
penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen dengan dukungan optimal dari sumberdaya yang ada. Mendirikan
perusahaan tidak lepas dari kendala yang muncul dari dalam maupun dari luar lingkungan
sekitar perusahaan. Untuk dapat bertahan dari berbagai persaingan, perusahaan perlu
menerapkan sebuah strategi. Peneliti berasumsi bahwa strategi yang dapat membantu
dalam strategi pemasaran kopi robusta adalah dengan cara menjaga kerjasama antara
perusahaan dengan pelanggan dan juga menjaga kualitas produk. Untuk menentukan

11
strategi-strategi yang tepat , maka perlu bagi perusahaan untuk melakukan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Oppurtunity, dan Threat) dalam menentukan strategi pemasaran.
Dimana analisis ini terdiri dari 2 variabel analisis, yaitu analisis faktor internal yang
terdiri dari kekuatan dan kelemahan, dan analisis eksternal yang terdiri dari peluang dan
ancaman. Analisis yang di lakukan ini memungkinkan perusahaan mengetahui posisi
bersaing serta memilih strategi pemasaran yang berdaya saing pula.

12
BAB 3
METODOLOGI

3.1 METODE, LOKASI, WAKTU

Dalam penelitian ini, sangat diperlukan metode guna untuk memperoleh


data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas dan gambaran
dari masalah tersebut secara jelas, dan nyata. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Alasan peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif
deskripti agar peneliti bisa menjalankan penelitian ini dengan mencari sedetail
mungkin masalah penelitian berdasarkan kenyataan atau realita yang jelas ada di
lapangan. Penelitian deskriptif merupakan metode dalam kelompok manusia, suatu
objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang yang bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran secara sistematis
struktural dan aktual mengenai fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
postpositivisme, yang digunakan untuk peneliti pada kondisi objek yang alamiah.
Sumber dari hasil data yang diperoleh melalui dua data yaitu pertama Data primer dan
yang kedua data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari tempat dan
subjek penelitian dengan nyata. Dalam hal ini peneliti memperoleh data langsung
dengan wawancara dan observasi kepada petani kopi robusta tersebut dan data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari data lain yang sudah ada. Sehingga
penulis tidak mengumpulkan data langsung di lapangan. Dalam hal ini peneliti
memperoleh data sekunder melalui jurnal maupun artikel dari media.

Lokasi penelitian ada di Desa Podorukun, Kecamatan Seponti, Kabupaten


Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat sejak. Peneliti mengambil lokasi penelitian
tersebut karena Di Desa Podorukun merupakan penghasil kopi robusta terbanyak di
Kayong Utara. Kopi robusta di Desa Podorukun memiliki karakter rasa dan aroma
yang berbeda, Sebagai kopi dataran rendah Indonesia yang tumbuh di daratan
Kalimantan memberikan citarasa yang eksotis dan berbeda dari daerah lain sebagai
penghasil kopi robusta.

13
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, yakni Desember 2022
sampai Februari 2023.

3.2 DATA DAN JENIS DATA


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunaakan data kualitatif.
Penjelasan data yang dilakukan bisa menggunakan jenis uraian eksplanasi dan
deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kualitatif deskriptif. Alasan
peneliti menggunakan data kualitatif deskriptif karena peneliti inigin mendeskripsikan
keadaan yang akan diamati dilapangan dengan lebih spesifik dan mendalam. Penelitian
ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian sehingga data yang terkumpul
bersifat deskriptif untuk mengidentifikasikan pemasaran kopi robusta di Kayong
Utara. Selain menggunakan data kualitatif deskriptif peneliti juga menggunakan data
primer dan data sekunder.
3.2.1 Data primer
Data primer diperoleh lewat pengamatan atau wawancara langsung dengan
narasumber. Alasan peneliti menggunakan data primer dalam penelitian agar
dapat memperoleh informasi mengenai permasalahan dilapangan secara
mendalam.
3.2.2 Data sekunder
Data sekunder diperoleh lewat catatan yang berkaitan dengan objek
penelitian, misalnya buku-buku, artikel, karya ilmiah. Peneliti menggunakan
data sekunder dalam penelitian alasannya agar bisa membantu peneliti dalam
mencari teori maupun data yang tidak didapatkan dilapangan.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam
pengumpulan data, diantaranya:
3.3.1 Data Primer
Pengumpulan data primer ini peneliti menggunakan 2 cara yaitu:
a. Wawancara
Teknik Wawancara yang dilakukan peneliti dengan alasan agar peneliti
mampu mengajukan pertanyaan dengan bertatap muka langsung pada

14
partisipan. Dengan penggunaan teknik wawancara, partisipan juga lebih bisa
menyampaikan informasi secara langsung sehingga peneliti mampu
mendapatkan jawaban lebih rinci dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepada partisipan. Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan
oleh peneliti adalah wawancara semi terstruktur. Dengan menggunakan
wawancara semi terstruktur diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi
yang sesuai dengan yang diharapkan dari responden. Maka dari itu, dalam
wawancara semi terstruktur ini diperlukan adanya pedoman wawancara yang
memuat sejumlah pertanyaan terkait. Namun, nantinya pertanyaan juga bisa
dikembangkan ketika berada di lapangan. Sehingga dengan demikian akan
diperoleh data yang lengkap untuk menganalisis permasalahan yang diteliti.
b. Observasi
Pada penelitian ini peneliti memilih pengumpulan data menggunakan teknik
observasi, alasannya agar peneliti mampu melakukan pengamatan terhadap
kejadian yang terjadi serta melibatkan diri secara langsung pada pengumpulan
data dan informasi yang dicari untuk menjawab pertanyaan yang menjadi
permasalahan pada penelitian.
3.3.2 Data Sekunder

Alasan peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini adalah data
sekunder cenderung lebih singkat dan hemat waktu karena sudah tersedia oleh
pihak lain sehingga kita tidak perlu melakukan wawancara, survey, observasi dan
teknik pengumpulan data tertentu lainnya. Data sekunder biasanya bersumber dari
pihak ketiga, hal ini dikarenakan sebagian besar sumber data berbentuk dokumen
atau arsip dan opini para ahli. Karena memanfaatkan dokumen dan pendapat-
pendapat ahli yang biasanya tersebar di media atau wadah lainnya, tidak ada
kewajiban untuk mendatangi secara langsung lokasi dimana fenomena tersebut
berada. Data sekunder diperoleh melalui artikel dan jurnal.

3.4 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

15
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah petani kopi yang menjual kopi robusta di Kayong Utara berjumlah 90
orang petani kopi.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan objek dalam
melakukan penelitian dan pengujian data. Metode yang digunakan dalam penarikan
sampel ini adalah sampling jenuh atau sensus: Sampling jenuh atau sensus adalah teknik
berdasarkan dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa sampling jenuh atau
sensus teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota populasi. Dalam
penelitian ini yang menjadi sampel adalah para pembeli atau konsumen dari pemasaran
kopi.
Dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang lebih sering digunakan adalah
purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Snowball sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit,
lama-lama menjadi besar. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan teknik purposive
sampling, karena peneliti merasa sampel yang diambil paling mengetahui tentang
masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Penggunaan purposive sampling dalam
penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana pemasaran kopi liberika di
Kayong Utara.

3.5 VARIABEL DAN PENGUKURAN


Alasan peneliti menggunakan operasional variabel agar ungkapan secara jelas
dari masing-masing variabel dalam penelitian dan dijabarkan kedalam indicator-
indikator. Adapun indicator yang dimaksud merupakan suatu konsep yang dapat diukur.

Variabel Indikator Ukuran Skala


1. Faktor 1. Pelayanan yang baik Skala ordinal
Internal 2. Harga sesuai dengan Skala ordinal
kualitas produk
3. Produk kopi robusta Skala ordinal
Strategi yang menarik
Pemasaran Skala ordinal

16
4. Harga kopi robusta yang
terjangkau Skala ordinal
5. Lokasi penjualan yang
kurang strategis
Strategi 2. Faktor 1. Banyaknya pesaing Skala ordinal
Pemasaran Eksternal 2. Kopi yang menjadi Skala ordinal
kebiasaan dan
kebudayaan masyarakat
3. Hubungan yang baik Skala ordinal
dengan konsumen
4. Kopi dari Kecamaran Skala ordinal
Seponti menjadi yang
terbaik di Kayong Utara

3.6 ANALISIS DATA


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif dengan
menggunakan analisa alat bantu analisis yakni SWOT. Alasan peneliti menggunakan
analisis SWOT dalam penelitian karena ingin meningkatkan kesadaran akan faktor-
faktor yang digunakan untuk membuat keputusan bisnis atau menetapkan strategi
bisnis. Selain itu bertujuan untuk bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threaths)
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi. Dengan demikian perencanaan strategis
(strategic plan) harus menganalisis faktor-faktor strategis meliputi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada pada saat ini. Keempat
faktor tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yakni eksternal dan
internal. Dari faktor eksternal maka disusun faktor strategi eksternal (EFAS / Eksternal
Strategic Factor Analysis Summary) dan dari internal disusun faktor internal (IFAS /
Internal Strategic Factor Analysis Summary). Kemudian Matriks SWOT diterapkan
dengan maksud menciptakan strategi pemasran dengan menghubungkan faktor

17
internal dan faktor eksternal perusahaan. Matriks SWOT adalah sebuah cara yang
diterapkan untuk membuat sebuah strategi pemasaran. Empat kemungkinan alternatif
strategik yang akan diperoleh dengan menggunakan matriks ini ialah strategi
SO,strategi WO, strategi ST,dan strategi WT.

Tabel Skor IFAS Kopi Robusta


FAKTOR INTERNAL BOBOT RATING SKOR
Kekuatan
Citarasa Robusta Coffee 0,10 4 0,40
yang enak dan harum
Robusta Coffee memiliki 0,10 4 0,27
kualitas yang sangat baik
Produk Robusta Coffee 0,08 3 0,24
yang yang higenis
Produk Robusta Coffee 0,09 3 0,40
yang memiliki kemasan
menarik
Harga Robusta Cofee 0,08 3 0,24
yang terjangkau
Harga yang sesuai 0,09 3 0,27
dengan kualitas produk
itu sendiri
Pelayanan yang baik 0,08 3 0,24
Promosi bonus hadiah 0,07 2 0,14
yang sangat menarik
Jumlah kekuatan 0,69 2,2
Kelemahan
Varian dan bentuk rasa 0,07 3 0,21
yang masih kurang
variatif
Ketersediaan dan 0,04 1 0,04
pendistribusian produk

18
yang masih kurang
efektif
Lokasi penjualan yang 0,04 1 0,04
kurang strategis
Sistem promosi yang 0,06 2 0,12
dilakukan masih kurang
efektif
FAKTOR INTERNAL BOBOT RATING SKOR
Diskon yang hanya 0,04 1 0,04
dilakukan pada saat
pameran
Daerah pemasaran yang 0,06 2 0,12
sedikit
Jumlah Kelemahan 0,31 0,57
Total 1,00 2,77

Tabel Skor EFAS Kopi Robusta


FAKTOR BOBOT RATING SKOR
EKSTERNAL
Peluang
Kebijakan politik ekspor 0,12 4 0,48
impor membuat produk
semakin dikenal
Perkembangan teknologi 0,09 3 0,27
yang maju

FAKTOR BOBOT RATING SKOR


EKSTERNAL

19
Kopi yang telah menjadi 0,13 4 0,52
kebiasaan dan
kebudayaan masyarakat
Hubungan yang baik 0,12 3 0,36
dengan konsumen
Kopi Robusta menjadi 0,13 4 0,52
yang terbaik di Indonesia
Tingginya permintaan 0,12 4 0,48
kopi Robusta di Kayong
Utara
Jumlah Peluang 0,71 0,63
Ancaman
Keadaan ekonomi 0,05 1 0,05
masyrakat akibat
COVID-19
Penetapan pajak setiap 0,07 2 0,14
pembelian produk
Kebijakan PSBB dan 0,05 1 0,05
PPKM yang membatasi
kegiatan masyarakat
Perubahan sosial akibat 0,06 2 0,12
COVID-19
Banyaknya pesaing 0,06 2 0,12
Jumlah Ancaman 0,31 0,48
Total 1,00 3,11

MATRIKS SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O) Strategi SO Strength + Strategi WO
Opportunity 2,20+2,63= Weakness+Opportunity
4,83 0,57+2,63 = 3,20

20
Ancaman (T) Strategi ST Strength + Strategi WT Weakness +
Threats 2,20 +0,48 = 2,68 Threats 0,57+0,48 = 1,05

Tabel di atas menunjukan hasil perhitungan kombinasi Matriks SWOT, maka


strategi prioritas yang digunakan untuk meningkatkan penjualan Kopi Robusta adalah
strategi SO dengan total nilai 4,83 dan strategi WO dengan total nilai 3,20. Dari analisis
SWOT dapat diketahui strategi faktor internal maupun strategi eksternal yang harus
dilakukan Kopi Robusta. Jadi strategi-strategi tersebut adalah strategi pemasaran Kopi
Robusta untuk meningkatkan penjualan pada masa sekarang ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Amal, A. (2022). Analisis strategi pemasaran kopi liberika dalam meningkatkan


kualitas kinerja umkm. 1–10.

Ardiyansya, A. (2016). Strategi Pemasaran Kopi Siap Saji (Studi Kasus Kedai
Kopi “Teori” Di Kota Makassar). 11(9), 141–156.

BPS. (2015). Luas Tanaman (Ha) dan Jumlah Petani Kopi (KK) di Kabupaten
Kayong Utara Menurut Kecamatan, 2015. BPS.
https://kayongutarakab.bps.go.id/statictable/2016/12/13/96/luas-tanaman-ha-
dan-jumlah-petani-kopi-kk-di-kabupaten-kayong-utara-menurut-kecamatan-
2015.html

Frans, S., & Tiara Narundana, V. (2022). Strategi Pemasaran Robusta Coffee
Bunga Dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Pada Masa Pandemi Covid-
19. SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya,
Teknologi, Dan Pendidikan, 1(7), 1109–1120.
https://doi.org/10.54443/sibatik.v1i7.132

Gautama, Y., & Mulyaningsih, A. (2022). Strategi pemasaran kopi robusta di


kabupaten serang robusta coffee marketing strategies in serang district. 4(2),
291–305.

GUNALDI, 2019. (2021). Analisis strategi pemasaran kopi arabika ‘kbq


baburrayan’ di kabupaten aceh tengah marketing strategy analysis of arabic
coffee “kbq baburrayan” in central aceh district. Jurnal of Management, 8(6),
7714–7721.

GUNALDI, A. (2019). Efisiensi Pemasaran Kopi Robusta Kabupaten


Tanggamus. 13(1), 95–109.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/171049

Handoyo, M. A. (2019). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN


PUSTAKA 2.1. 1–64. Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1(69), 5–
24.

Hanifawati, T., Suryantini, A., & Mulyo, J. H. (2018). Jurnal Sosial Ekonomi dan

22
Kebijakan Pertanian. Jurnal Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian, 7(1),
30–36.
http://dx.doi.org/10.21107/agriekonomika.v7i1.2513%0AABSTRACT

Ii, B. A. B. (2019). 015---Bab-Ii. 8–28.


https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/255657/015---BAB-II.pdf

Menurut Kurtz (2016). (2015). Strategi dan Program Pemasaran. Jurnal


Administrasi Bisnis (JAB), 29(1), 59–66. file:///D:/ARTIKEL/BAB 2_86529-
ID-analisis-strategi-pemasaran-untuk-mening.pdf

Musyawarah, I. Y., & Idayanti, D. (2022). Analisis Strategi Pemasaran Untuk


Meningkatkan Penjualan Pada Usaha Ibu Bagas di Kecamatan Mamuju.
Forecasting: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen, 1(1), 1–13.

Nurul Amalia, D., & Ningsih, R. (2021). STRATEGI PENGEMBANGAN


MARKETING MIX DENGAN ANALISIS SWOT PADA GERAI KOPI
LIBERIKA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT The
Development Strategy Of Marketing Mix With SWOT Analysis In The
Liberika Coffee’s Outlets in West Tanjung Jabung Regencygs. Agrisep,
20(2), 421–441. https://doi.org/10.31186/jagrisep.20.2.421

Prasetyo, P. (2019). Budidaya Kopi Liberika di lahan gambut. Research Program


on Forest,Trees and Agroforestry, 04, 3–6.

Priangani, A. (2013). Memperkuat Manajemen Pemasaran Dalam Konteks. Jurnal


Kebangsaan, 2(4), 1–9.

Qurtubi, Q., Trisnaningtias, D. M., & Yudhanata, M. F. (2019). Identifikasi


Variabel yang Berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran dan Indikator
Kinerja Pemasaran untuk Industri Hotel. Jurnal Sistem Dan Manajemen
Industri, 3(1), 1. https://doi.org/10.30656/jsmi.v3i1.1432

Rusdi, M. (2019). Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Volume Penjualan


pada Perusahaan Genting UD. Berkah Jaya. Jurnal Studi Manajemen Dan
Bisnis, 6(2), 83–88. https://doi.org/10.21107/jsmb.v6i2.6686

Saribu, H. D. T., & Maranatha, E. G. (2020). Pengaruh Pengembangan Produk,

23
Kualitas Produk dan Strategi Pemasaran Terhadap Penjualan Pada PT.
Astragraphia Medan. Jurnal Manajemen, 6(1), 1–6.

Sunarsasi, & Hartono, N. R. H. (2020). Strategi Pemasaran Usaha Kecil


Menengah di Kabupaten Blitar (Studi Pada UKM Cap Kuda Terbang Bu
Sulasmi). Jurnal Translitera, 9(1), 22–31.
file:///C:/Users/acer/Downloads/bab 2_928-Article Text-2294-1-10-
20200324.pdf

Tanujaya, C. (2017). Perancangan Standart Operational Procedure Produksi Pada


Perusahaan Coffeein. Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis, 2(1), 90–95.

V.A.R.Barao, R.C.Coata, J.A.Shibli, M.Bertolini, & J.G.S.Souza. (2022). No


Title. Braz Dent J., 33(1), 1–12.

Veronica, S., & Kurniati, A. (2022). PENGEMBANGAN PEMASARAN KOPI


BUBUK LIBERIKA MERANTI DI DESA KEDABU RAPAT
KECAMATAN RANGSANG PESISIR KABUPATEN KEPULAUAN
MERANTI (KASUS PADA CV. ZAROHA) Marketing Development of
Liberika Meranti Coffee Powder in Kedabu Village Rangsang Pesisir District
Kepulauan Meranti Regency (Case on CV. Zaroha). Jurnal Dinamika
Pertanian Edisi XXXVIII Nomor, 2(2022), 205–214.

Widyaningtyas, D., Raharto, S., & Agustina, T. (2014). Marketing efficiency


analysis of Arabica Coffee at Karangpring Village Sukorambi Subdistrict
Jember Regency. Berkala Ilmiah Pertanian, 1(1), 1–10.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/69101

24

Anda mungkin juga menyukai