KIN-NIKKO 2001
KENAGARIAN TABEK PATAH KABUPATEN TANAH DATAR
Oleh : Cindy Agustine
(Di bawah bimbingan Sri Nofianti, SP., M.Si)
RINGKASAN
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah
produk termasuk bubuk kopi adalah pemilihan saluran distribusi yang tepat.
Saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai
kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang atau jasa dari produsen
ke konsumen. Sebagai produsen yang menghasilkan bubuk kopi tentunya CV.
Kin-Nikko 2001 juga melakukan pemilihan saluran distribusi yang akan
digunakan untuk memasarkan bubuk kopi agar sampai ketangan konsumen secara
efektif dan efisien.
Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dilakukan di CV. Kin-Nikko
2001 yang berlokasi di Kenagarian Tabek Patah, Kecamatan Salimpauang,
Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Adapun tujuan dari penulisan
Laporan Tugas Akhir ini adalah mengetahui penerapan jenis saluran distribusi
bubuk kopi dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran
distribusi bubuk kopi CV. Kin-Nikko 2001. Kegiatan PKPM ini dimulai pada
tanggal 27 Februari – 06 Mei 2017. Data yang digunakan dalam penulisan tugas
akhir ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang
penulis gunakan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yaitu wawancara,
observasi, studi pustaka dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil PKPM yang dilakukan, CV. Kin-Nikko 2001
menggunakan 2 jenis saluran distribusi yaitu saluran distribusi langsung dan
saluran distribusi tidak langsung. Untuk saluran distribusi tidak langsung
menggunakan tingkat saluran yaitu saluran tingkat 1, tingkat 2 dan tingkat 3.
Masing-masing saluran menggunakan lembaga perantara seperti pedagang besar
dan pedagang pengecer, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
saluran tersebut berupa sifat produk, skala produksi dan jumlah pembeli potensial.
Dengan melakukan pemasaran produk bubuk kopi secara langsung dan tidak
langsung, maka permintaan konsumen akan bubuk kopi di wilayah pemasaran
dapat terpenuhi. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola saluran
distribusi produknya dengan baik, agar perusahaan mampu meningkatkan
penjualan yang pada akhirnya dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
serta memperluas daerah jangkauan pemasaran.
RIWAYAT HIDUP
Kabupaten Tanah Datar, serta menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Saluran
I. PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi satu setengah
juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2005). Selain itu, kopi juga
merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Indonesia. Data menunjukan
(Pusat Data Dan Statistik Pertanian, 2015). Negara utama tujuan ekspor kopi
Indonesia adalah Amerika Serikat dengan share rata-rata sebesar 19,35 persen
dari total ekspor kopi Indonesia. Untuk kawasan Asia yakni negara Jepang dengan
share rata-rata 14,35. Sedangkan untuk ekspor kopi Indonesia di daerah Eropa,
yaitu Jerman dan Italia dengan share rata-rata 15,88 persen dan 6,71 persen
(Hadiutomo, 2010).
Diluar dan dalam negeri kopi juga sudah lama dikenal oleh masyarakat,
sehingga prospek industri pengolahan kopi sangat baik untuk diusahakan. Salah
Sumatera Barat adalah CV. Kin- Nikko 2001, yang dikenal sebagai pelopor
Tanah Datar. Kopi kiniko merupakan kopi olahan tradisional yang terbuat dari
kopi robusta dengan pengolahan sederhana dan dapat menghasilkan bubuk kopi
yang halus.
dipisahkan dari kegiatan saluran distribusi, tanpa adanya kegiatan distribusi tidak
akan ada penyaluran hasil produksi kepada konsumen. Kegiatan saluran distribusi
mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan jumlah dan kualitas
Bubuk kopi kiniko merupakan produk unggulan dari CV. Kin-Nikko 2001
dari produk-produk minuman lainnya seperti kopi spesial, serbat, ramuan pinang,
kopi pinang, kopi jahe dan coffea beans. Bubuk kopi kiniko memiliki citarasa
yang gurih dan memiliki kadar asam yang rendah, sehingga bubuk kopi kiniko ini
banyak diminati oleh kalangan masyarakat, karena sesuai dengan selera konsumen
serta aman untuk dikonsumsi. Selain itu, Bubuk kopi kiniko juga merupakan
produk minuman yang paling banyak terjual dengan rata-rata penjualan 4.019,3
merupakan produk minuman yang paling banyak terjual, bubuk kopi kiniko juga
merupakan produk minuman dengan jumlah yang paling banyak diproduksi oleh
kiniko lainnya. Maka dari itu, pihak perusahaan harus memilih dan menggunakan
aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tetapi dalam arti
agar barang–barang dapat dibeli oleh konsumen. Dengan adanya saluran distribusi
semakin luas. Semakin baiknya saluran distribusi yang digunakan oleh produsen
terhadap konsumen, maka akan semakin banyak konsumen yang dapat direbut
(Kotler, 2007). Disamping itu, keterlambatan yang terjadi pada proses distribusi
akan dapat mengganggu operasi perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
Dengan adanya saluran distribusi ini, maka pihak perusahaan dapat memilih
serta menggunakan saluran distribusi yang ada secara tepat, hal ini tentu
dengan tujuan perusahaannya. Dari uraian diatas maka penulis merasa tertarik
untuk membahas lebih lanjut sebuah laporan tentang CV. Kin-Nikko 2001 yang
1.2 Tujuan
2001
2.1.1 Kopi
Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam family
(Danarti & Najiyati, 2008). Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor yang
2008). Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh masyarakat. Di dunia
perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, akan tetapi yang paling sering
dibudidayakan adalah kopi arabika, kopi robusta dan kopi liberika (Danarti &
Najiyati, 2008).
berikut:
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionita
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Astridae
Ordo : Rubiaceace
Genus : Coffea
Spesies : Coffea robusta
dan tanah. Tanah yang dibutuhkan untuk tanaman kopi berbeda-beda menurut
keadaan darimana asal tanaman itu. Pada umumnya tanaman kopi menghendaki
tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur dan banyak mengandung humus.
Akar tanaman kopi membutuhkan oksigen yang lebih tinggi, yang berarti tanah
dengan sistem drainase yang kurang baik dan tanah liat berat tidak cocok untuk
pertumbuhan tanaman kopi. Selain itu, tanaman kopi menghendaki kondisi tanah
dengan reaksi yang agak asam dengan ph 5,5-6,5. Akan tetapi, hasil yang lebih
optimum sering kali diperoleh pada tanaman yang lebih asam dengan keadaan
masing jenis tanaman kopi perlu diketahui dengan baik. Faktor suhu berperan
penting terhadap masa pertumbuhan vegetatif, makin tinggi elevasi akan makin
lambat pertumbuhan kopi yang pada akhirnya akan mempengaruhi umur tanaman
Tanaman kopi akan tumbuh baik bila suplai air cukup tersedia, walaupun
kelembapan yang rendah, udara yang sangat kering selama periode pertumbuhan
tanaman kopi. Untuk itu upaya pengaturan kelembapan perlu dilakukan dengan
Menurut Syakir (2010), terdapat tiga jenis kopi yang telah dibudidayakan,
yakni:
1. Kopi Arabika
Kopi arabika (coffea arabica) merupakan jenis kopi yang paling disukai
karena rasanya dinilai paling baik. Jenis kopi ini disarankan untuk ditanam
diketinggian 1000-2100 mdpl. Namun masih bisa tumbuh baik pada ketinggian
diatas 800 mdpl. Bila ditanam didataran yang lebih rendah, jenis kopi ini sangat
Para petani kopi arabika biasa mengolah buah kopi dengan proses basah.
Meski memerlukan biaya dan waktu lebih lama, tapi mutu biji kopi yang
2. Kopi Robusta
budidaya. Jenis kopi ini tumbuh baik pada ketinggian 400-800 mdpl dengan suhu
21-24 0C. Budidaya jenis kopi inisangat cocok dilakukan didataran rendah dimana
Karena harganya yang murah, para petani seringkali mengolah biji kopi robusta
3. Kopi Liberika
Kopi liberika (coffea liberica) bias tumbuh dengan baik didataran rendah,
dimana robusta dan arabika tidak bisa tumbuh. Jenis kopi ini paling tahan
keunggulan dari kopi liberika. Ukuran daun, percabangan dan tinggi pohon jenis
kopi liberika lebih besar dari arabika dan robusta. Kopi liberika mutunya dianggap
memisahkan biji kopi dari kulitnya dan pengeringan dengan kadar air 10-13%.
1. Pengolahan Basah
dimana biji kopi difermentasi dengan air selama kuran lebih 72 jam.
2. Pengolahan Kering
karena tanpa proses fermentasi sudah dapat diperoleh mutu yang baik.
Dengan metode kering, biji kopi yang telah dipetik dibentangkan pada
tikar khusus dan biarkan untuk terjemur sinar matahari selama 2-3 minggu.
yang digunakan sesuai keperluan (jenis, jumlah, harga, tempat dan waktu). Proses
ini memperlancar arus pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non
fisik.
yang saling tergantung yang terlibat dalam proses menjadikan produk atau jasa
siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Dalam proses tersebut terdapat lembaga-
lembaga mulai dari produsen, lembaga perantara, hingga konsumen akhir. Karena
adanya perbedaan jarak dari lokasi produsen ke lokasi konsumen, maka fungsi
barang dari produsen ke konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dengan
melakukan efisiensi dan membuat produk tersedia secara luas dan terjangkau oleh
pasar sasaran.
atau sekelompok organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses yang
memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi
oleh konsumen.
a) Kelebihan:
dihindari sehingga harga jual yang sampai ditangan konsumen akan lebih murah.
kerusakan produk.
dalam waktu cepat tanpa melalui perantara, sehingga konsumen pun dapat
b) Kelemahan:
setiap konsumen yang membeli produk mereka. Sehingga kontak penjualan antara
konsumen dan produsen terjadi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan
Adapun kelebihan dan kelemahan dari suluran distribusi tidak langsung ini
adalah:
a) Kelebihan:
konsumen
antara produsen dan konsumen akan lebih sedikit dibandingkan jika produsen
perantara atau melakukan penjualan secara tidak langsung maka akan mengurangi
jumlah pekerjaan yang harus dilakukan produsen. Disamping itu, produsen juga
fasilitas-fasilitas penyimpanan
produsen. Sehingga hasil penjualan produk tersebut dapat digunakan kembali oleh
informasi
b) Kelemahan
Semakin panjang rantai pemasaran suatu produk maka semakin lama produk
tersebut akan diterima oleh konsumen. Jika produk dipasarkan secara langsung
oleh produsen, maka produk tersebut langsung diterima oleh konsumen. Namun,
dengan adanya pedagang perantara, maka produk dari produsen akan disalurkan
akhir.
tambahan disetiap saluran distribusi. Sehingga harga jual produk saat sampai
ditangan konsumen akan lebih mahal dibandingkan dengan harga jika pemasaran
Menurut Kotler (2007) jenis barang pada saluran distribusi bedakan menjadi
2 golongan yaitu :
tiga tingkat)
Pengecer
Konsumen
Barang industrial adalah produk atau jasa yang dibeli untuk digunakan
dalam proses produksi barang atau jasa lainnya dalam operasi bisnis atau
dua tingkat)
Menurut Kotler dan Keller (2007), saluran distribusi barang industri dapat
Pengecer
Pemakai Industrial
a. Distribusi Intensif
produk sebanyak mungkin dibeberapa toko melalui pengecer dalam jumlah yang
banyak, sehingga dapat menciptakan sebuah merek dan dapat dikenal serta mudah
didapat. Strategi ini biasanya digunakan untuk barang kebutuhan sehari-hari dan
barang mentah.
b. Distribusi Ekslusif
agar para penyalur tidak saling bersaing. Dengan menggunakan strategi ini,
menentukan harga, promosi, kredit dan jasa-jasa lain. Selain itu dengan
produk dan dapat menaikan harga. Biasanya saluran ini dipakai untuk
c. Distribusi selektif
tenaga kerja untuk menjaga toko-toko, sehingga keuntungan yang diperoleh bisa
lebih besar. Selain itu cara ini juga dapat menciptakan hubungan baik antara
produsen dengan para perantara tertentu. Dengan melakukan distribusi selektif ini,
maka dapat memungkinkan produsen untuk meraih ruang lingkup pasar yang
cukup besar dengan pengawasan yang lebih baik juga dengan biaya yang lebih
sedikit.
yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual
yang bertindak atas nama sendiri untuk keperluan sendiri dalam hal menjual atau
membeli barang atau jasa. Dimana hal ini terjadi pemindahan kepemilikan dan
pengecer dan pedagang lain. Pedagang besar tidak melakukan penjualan eceran
Menurut Tjiptono (2008), pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang
penanganan barang secara fisik dalam jumlah yang besar, dan menjual barang-
barang tersebut (biasanya dalam jumlah yang lebih kecil) kepada pengecer atau
b. Pengecer (retailer)
langsung dengan penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir untuk
yang melakukan kegiatan usaha terutama menjual barang kepada konsumen akhir.
Yaitu perantara yang bertindak bukan atas dirinya sendiri, jadi perantara
tersebut tidak memiliki hak atas barang atau jasa dari perusahaan ke konsumen.
Menurut Tjiptono (2008) agent middleman (broker) adalah perantara yang hanya
produsen.
produsen tidak lepas dari faktor-faktor intern dan ekstern. Faktor tersebut menurut
a. Pertimbangan Pasar
1. Jenis Pasar
pengecer.
Jika pelanggan potensial relatif sedikit, maka akan lebih baik bila perusahaan
memakai tenaga penjual sendiri untuk menjual secara langsung kepada pembeli
grosir yang besar, karena jumlah pemesanan yang besar menyebabkan bentuk
pemasaran langsung ini lebih banyak (feasible). Sedangkan untuk toko grosir
b. Pertimbangan Produk
Namun juga produk yang nilai unitnya rendah itu dijual dalam kuantitas besar
menjadi lebih besar, maka saluran distribusi yang pendek secara ekonomis lebih
feasible. Sementara itu produk yang nilai unitnya tinggi kerap kali dijual melalui
2. Perishability
Untuk produk-produk yang fisiknya mudah rusak dan tidak tahan lama lebih
c. Pertimbangan Perantara
d. Pertimbangan Perusahaan
melakukan promosi yang agresif dan dapat mengawasi kondisi persediaan barang
dan harga eceran produknya. Untuk tujuan ini seringkali perusahaan memilih
selama 2,5 bulan (10 minggu) dimulai dari tanggal 27 Februari – 6 Mei 2017.
PKPM dilakukan di CV. Kin-Niko 2001 yang berada di Kenagarian Tabek Patah,
Ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada laporan tugas akhir ini
adalah mengetahui saluran distribusi bubuk kopi yang diterapkan perusahaan dan
Data dan sumber data yang digunakan pada laporan ini terdiri dari data
primer dan data sekunder.
1. Data primer
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat dari literatur baik buku,
internet, jurnal dan berbagai sumber lainnya yang sesuai judul laporan dan praktek
yang dilakukan, guna menunjang, menguatkan dan mendukung isi laporan ini.
masyarakat sekitar
c. Studi pustaka, mempelajari teori-teori dari literatur dan referensi yang berkaitan
Perusahaan kiniko didirikan oleh Drs. Abdul Aziz Idris pada tahun 1981 dan
dengan nama Kiniko Enterprise. Usaha ini di mulai dengan keinginan untuk
panen dari petani di Tanah Datar dengan harapan supaya petani setempat semakin
Nama kiniko berasal dari dua bahasa yaitu bahasa Jepang “Kin Nikko” yang
artinya cahaya atau sinar emas dan bahasa minang Kiniko yang artinya saat ini
atau sekarang ini. Pada tahun 1989 perusahaan Kiniko dirubah menjadi CV. Kin-
Pada tahun 2001 akta CV. Kin-Nikko diubah menjadi CV. Kin-Nikko 2001
dengan penanggungjawab :
menjalankan perusahaan.
adalah pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi dan berkembang hingga produksi
berbagai macam makanan dan minuman dengan sertifikat SNI No. 01-3542-94
dan telah terdaftar di Badan POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia No.
SP dalam menghasilkan kopi bubuk, kopi jahe, kopi daun, serbat, ramuan pinang,
pisang sale original, pisang sale coklat, pisang sale wijen, dodol pepaya, dodol
Tahun 1987 CV. Kin-Nikko 2001 membentuk centra oleh – oleh yang
dijadikan tempat penjualan produk – produk makanan dan minuman yang telah
diproduksi oleh Kiniko dan UKM yang ada di 14 kecamatan pada wilayah Tanah
Datar, sehingga wisatawan domestik dan mancanegara tidak sulit mencari oleh –
oleh ketika berkunjung ke Tanah Datar, karena CV. Kin-Nikko 2001 berada di
Tahun 2008 Kiniko membangun kafe untuk menyambut tamu Nasional dan
Sumatra Barat.
meyakini dengan memberikan wadah seperti yang ada didalam program akan
memberikan pandangan hidup yang lebih cerah di masa depan untuk anak – anak
Adapun berbagai produk yang diproduksi oleh CV. Kin-Nikko 2001 yaitu :
1. Kopi Kiniko
2. Kopi Spesial
3. Coffe Beans
4. Serbat
5. Ramuan Pinang
6. Kopi Jahe
7. Kopi Pinang
8. Pisang Sale
9. Karabu Saga
a. Visi
Mancanega”.
b. Misi
Nagari Tabek Patah dengan menyerap hasil panen petani – petani setempat dan
wilayah Indonesia.
a. Direktur
operational .
keberlangsungan perusahaan
dan kualitas yang telah ditetapkan perusahaan serta mengawasi kerja para
karyawan dibawahnya
yaitu karyawan tetap untuk staf kantor sebanyak 9 orang, tenaga kerja harian
untuk karyawan masing – masing unit sebanyak 16 orang dan tenaga kerja
borongan sebanyak 2 orang. Jam kerja untuk karyawan CV. Kin-Nikko dimulai
dari jam 08.00 – 16.000 WIB dan jika melebihi waktu tersebut maka akan di
hitung jam lembur. Sedangkan untuk riwayat pendidikan sumber daya manusia
(tenaga kerja) perusahaan, dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut ini merupakan
Kondisi keuangan CV. Kin-Nikko 2001 dapat dilihat dari laporan keuangan
CV.KIN-NIKKO 2001
LAPORAN LABA RUGI
APRIL 2017
a. Deskripsi produksi
Kegiatan bisnis yang dijalankan oleh CV. Kin-Nikko 2001 terdiri dari 5 unit
kegiatan yaitu produksi minuman, produksi makanan, centra oleh – oleh, cafe
Kiniko dan unit pertanian. Untuk produksi minuman yaitu dengan memproduksi
biji kopi menjadi bubuk kopi mulai dari kegiatan persiapan alat dan bahan,
pisang sale dengan proses produksi dimulai dari persiapan alat dan bahan,
minuman dan makanan CV. Kin-Nikko 2001 secara langsung dan untuk kegiatan
produksi cafe tergantung pada pesanan para pengunjung (konsumen) yang datang
budidaya tanaman pisang pada lahan kiniko milik pribadi. Namun kegiatan
budidaya ini sudah tidak aktif lagi dilakukan, dikarenakan sedikitnya hasil panen
yang didapat dari budidaya tanaman pisang tersebut, sehingga pihak perusahaan
dalam memproduksi produk pisang sale dan keripik pisang melakukan pembelian
b. Deskripsi produk
Produk dihasilkan oleh CV. Kin-Nikko 2001 adalah produk barang berupa
makanan dan minuman yang dihasilkan oleh perusahaan. Produk minuman yang
diproduksi sendiri oleh perusahaan antara lain kopi kiniko, kopi spesial, kopi jahe,
kopi pinang, coffe beans, serbat dan ramuan pinang. Bubuk kopi kiniko
merupakan kopi olahan tradisional yang terbuat dari kopi robusta dengan
pengolahan sederhana, namun menghasilkan bubuk kopi yang halus. Dimana pada
saat melakukan penyeduhan bubuk kopi mudah larut dengan air. Selain itu, bubuk
kopi kiniko memiliki citarasa yang gurih dan memiliki kadar asam yang rendah,
karena pada saat proses produksi bubuk kopi kiniko menggunakan bahan
penolong seperti jagung, gaplek dan gula. Untuk produk makanan yang
diproduksi sendiri oleh perusahaan terdiri dari 3 jenis makanan yaitu pisang sale,
keripik pisang dan krabusaga, sedangkan untuk produk supplier yang dititipkan di
CV. Kin-Nikko 2001 terdiri dari 61 jenis produk (dapat dilihat pada lampiran 3).
Untuk menu makanan yang ada di cafe antara lain pisang bakar keju, nasi goreng,
mie ayam, ayam kecap, capcai dan lainnya. Produk minuman dan makanan tidak
c. Deskripsi pelanggan
CV. Kin-Nikko memiliki 2 jenis pelanggan yakni pelanggan lokal dan non
pelanggan non lokal merupakan pelanggan diluar Sumatera Barat dan para
pelanggan lokal dan non lokal, dimana pelanggan lokal ini merupakan masyarakat
unit centra oleh-oleh CV. Kin-Nikko, sedangkan untuk pelanggan non lokal
centra oleh-oleh CV. Kin-Nikko. Selain itu, pelanggan untuk produk minuman
khususnya produk bubuk kopi kiniko terdapat di daerah Kota Padang terutama di
d. Deskripsi pemasok
Pemasok bahan baku unit makanan (bahan baku pisang) berasal dari petani
pemasok untuk bahan baku unit minuman (bahan baku biji kopi) adalah dari
wilayah Sumatera Barat terutama Batu sangkar dan untuk pemasok unit cafe
adalah pasar, grosir, warung yang berada di Kota batu sangkar. Untuk pemasok
sale, keripik pisang, krabusaga, kopi kiniko, kopi spesial, kopi jahe, kopi pinang,
coffe beans, serbat, ramuan pinang dan produk-produk dari supplier. Produk-
pisang, krabusaga, kopi kiniko, kopi spesial, kopi jahe, kopi pinang, coffe beans,
Kiniko dengan menyusun setiap produk pada rak-rak yang telah tersedia secara
yang diinginkan. Untuk pemasaran bubuk kopi secara tidak langsung, CV. Kin-
berikut :
Produsen
Pedagang Besar
D C
Pedagang
Besar B A
Pedagang Pengecer
Konsumen
Keterangan :
1. Strategi produk
45 g, 90 g dan 235 g. Berikut merupakan tabel jenis kemasan produk bubuk kopi
kiniko yaitu :
Jumlah
No Jenis Kemasan Produk (Buah)
Pak/Lapik Bal
1 Bubuk Kopi 235 g 4 80
2 Bubuk Kopi 90 g 10 200
3 Bubuk Kopi 45 g 20 400
4 Bubuk Kopi 15 g ( gantungan) 10 2.500
Dimana 1 lapik berisi 10 sachet kemasan 15 g, 1 ikat berisi 5 lapik dan 1 bal berisi
50 lapik. Untuk produk bubuk kopi kemasan 45 g yaitu 1 pak berisi 20 kemasan
45 g dan 1 bal berisi 20 pak. Untuk produk bubuk kopi kemasan 90 g yaitu 1 pak
berisi 10 kemasan 90 g dan 1 bal berisi 20 pak. Sedangkan kemasan produk bubuk
kopi kemasan 235 g yaitu 1 pak berisi 4 kemasan 235 g dan 1 bal berisi 20 pak.
plastik polipropylen. Kemasan bubuk kopi kiniko memiliki design dan warna
yang terang untuk menarik minat beli konsumen yaitu menampilkan design rumah
gadang (rumah khas suku minang) dengan perpaduan warna merah dan gold.
Untuk produk minuman lainnya seperti serbat, ramuan pinang, kopi jahe dan kopi
Sedangkan untuk kopi spesial dan coffea beans menggunakan kemasan berwarna
gold dan ditambah design gambar kopi yang menarik. Nama produk beserta harga
Untuk strategi produk unit makanan seperti pisang sale, keripik pisang dan
krabusaga menggunakan packaging dan label. Untuk produk pisang sale dikemas
dalam 2 kemasan yaitu kemasan 200 g dan 500 g, sedangkan untuk produk keripik
pisang dikemas dalam kemasan 200 g dan untuk produk krabusaga dikemas dalam
produk, berat produk, merek dagang, alamat email dan website CV. Kin-Nikko
2001. Sementara itu, untuk strategi produk yang dijual di unit cafe sesuai pesanan
secepat mungkin, sehingga konsumen tidak menunggu terlalu lama. Selain itu,
unit cafe juga memanfaatkan suasana keindahan alam dan suasana tradisional
untuk menghidangkan minuman kopi, minuman daun murbei dan minuman kawa
daun. Dengan suasana alam yang indah dan udara yang sejuk maka menjadikan
cafe kiniko menjadi tempat objek wisata yang disukai oleh para pengunjung.
2. Strategi harga
Strategi penetapan harga jual produk bubuk kopi yang diterapkan CV.
yang diinginkan, serta mempertimbangkan harga pasar yang tengah berlaku pada
produk tersebut. Pemasaran secara langsung ditetapkan harga jual bubuk kopi 1
kg yaitu sebesar Rp 50.000/kg/pak untuk konsumen non lokal dan harga jual Rp
pemasaran dan harga jual Rp 36.000/kg/pak melalui pedagang besar. Daftar harga
produk bubuk kopi untuk masing-masing saluran distribusi dapat dilihat pada
lampiran 5.
Untuk strategi harga pada unit makanan yang dijual secara langsung di
unit centra oleh-oleh kiniko hampir sama dengan harga jual pesaing (centra oleh-
oleh sanjai), namun untuk produk supplier yang dititipkan di unit centra oleh-
oleh, CV. Kin-Nikko 2001 menggunakan strategi harga jual produk dengan cara
menaikan harga normal dari produk yang dititipkan oleh supplier (titip jual).
Sedangkan untuk harga jual produk yang ada di unit cafe sesuai dengan harga jual
3. Strategi distribusi
utama sebuah usaha adalah memproduksi sebuah produk yang kemudian akan
2001 yaitu distribusi langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung dipasarkan
4. Strategi promosi
distribusi yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Untuk pemasaran
produk makanan dan produk cafe yaitu secara personal selling (saling bertatap
muka) dengan konsumen dan pemberian tester. Selain itu, promosi penjualan juga
menggunakan media promosi berupa lefleat, bliboard dan daftar menu cafe.
untuk produk minuman (bubuk kopi) adalah menggunakan jasa tenaga pemasaran,
pedagang besar dan guide. Guide merupakan pemandu wisata dari layanan travel
Terdapat dua jenis saluran distribusi bubuk kopi yang digunakan CV. Kin-
Nikko 2001 yaitu saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak
Padang. Hasil produksi biji kopi menjadi bubuk kopi rata-rata menghasilkan 1
ton/minggu dengan proses produksi mulai dari persiapan alat dan bahan,
Produsen
Pedagang Besar
Pedagang
Besar
Pedagang Pengecer
Saluran 0
Konsumen
a. Saluran tingkat 0
Produsen Konsumen
Tingkat Lama
Tingkat
No distribusi
Saluran Nama langsung
No juga Jabatan
Namadikenal dengan saluranPendidikan
Jabatan Bekerja
tingkat nol, Pendidikan
Satrio Budiman Satrio Budiman
1 Aziz 1
dimana produk dipasarkan oleh produsen Direktur
Aziz langsung kepada S1
Direktur
konsumen tanpa 5 Tahun
S1
2 Evlyne 2 HRD
Evlyne HRDS1 5 Tahun
S1
melalui perantara.
3 Proses
Della penjualan
Mestika 3 produk
ADM.
Della dilakukan
Officer di unit
Mestika ADM. centra
S1 perusahaan, 5 Tahun
Officer S1
Tonton Tonton
4
yaitu di centra HendrawanKiniko
oleh-oleh 4 Manager
Tabek Marketing
Patah.
Hendrawan Kegiatan S1
penjualan
Manager Marketing langsung 2 Tahun
S1
5 Yasril 5 Security
Yasril SMA
Security 2 Tahun
SMA
dikerjakan oleh
6 satu Martini
orang tenaga
6 kerja wanita
Karyawan
Martini dan sekaligusKaryawan
sebagai
SD kasir di unit10 Tahun
SD
7 Syamsuir 7 Karyawan
Syamsuir KaryawanSD 10 Tahun
SD
centra tersebut.
8 Produk bubuk
Yustin kopi yang dijual
Karyawan secara langsung yaitu
SD bubuk kopi 23 Tahun
8 Yustin Karyawan SD
9 Masrizal 9 Karyawan
Masrizal SD 10 Tahun
kemasan 15 g (gantungan), kemasan 45 g, kemasan 90 g Karyawan
dan kemasan 235 g. SD
10 Yulia 10 Karyawan
Yulia KaryawanSD 23 Tahun
SD
11 Mursida
Untuk harga jual produk bubuk Karyawan
11 kopi dapat
Mursida SMA
Karyawan
dilihat pada lampiran 23
9. Pemasaran SMA Tahun
12 Yetrawati 12 Karyawan
Yetrawati KaryawanSD 23 Tahun
SD
bubuk kopi13secara Ermayulis
langsung sebanyak
13 200 kg/minggu dariKaryawan
Karyawan
Ermayulis total SD
hasil produksi23 Tahun
SD
14 Afri Wijaya 14 AfriKaryawan
Wijaya SMK
Karyawan 10 Tahun
SMK
yaitu menghasilkan
15 1 ton bubuk
Junaidi 15 kopi/minggu.
Karyawan
Junaidi SMA
Karyawan 3 Tahun
SMA
Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Penjualan
16 bubuk
Joni kopi16secara langsung
Pemasaran
Joni dapat bersifat pesanan, ketika10 Tahun
SMA
Pemasaran SMA
17 Murniati 17 Karyawan
Murniati SMP
Karyawan 15 Tahun
SMP
konsumen 18 tidak dapat berbelanja
Ade RD 18 langsung ke
Karyawan unit centra. Dimana
SD konsumen 15 Tahun
Ade RD Karyawan SD
19 Lenny Karyawan SMA 10 Tahun
menghubungi langsung pihak 19 perusahaanLenny Karyawan
melalui media komunikasi (handphone) SMA
20 Zarti Madona20 ZartiKaryawan
Madona SMK
Karyawan 2 Tahun
SMK
21 pesanan
dan melakukan Ayu Fransiska
produk. Ayu Karyawan
21 Produk Fransiska
yang dipesan dapatKaryawan SMPsendiri oleh 5 Tahun
diambil SMP
22 Riswandi 22 Karyawan
Riswandi SMA
Karyawan 10 Tahun
SMA
pemesan 23 atau diantar
Nurdianismalangsung
23 kealamat
Karyawan
Nurdianisma pemesan. Pengiriman
KaryawanSD barang 10 Tahun
SD
24 Fitrawati 24 Karyawan
Fitrawati SMP
Karyawan 2 Tahun
SMP
menggunakan jasa pengiriman barang dan biaya pengiriman barang tersebut
dahulu mentransfer biaya pembelian produknya sesuai pesanan melalui via ATM.
Selain menjual bubuk kopi kiniko, centra oleh-oleh Kiniko juga menjual
produk dari supplier (dapat dilihat pada lampiran 3) yang bersifat konsinyasi.
produk dari supplier ke centra oleh-oleh Kiniko harus memberikan tester sebagai
media promosi kepada pelanggan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah kasir
perusahaan adalah produk yang dititipkan akan dibayar setelah produk tersebut
laku terjual. Dalam proses penjualan produk supplier, pihak perusahaan tidak
normal untuk setiap produk yang dititipkan (titip jual). Untuk proses pengecekan
produk kembali, jika produk yang dititipkan bersifat tidak tahan lama, maka yang
sekali, sedangkan jika produk yang dititipkan bersifat tahan lama, maka yang
melakukan pengecekan kembali adalah pihak kasir perusahaan, dengan cara kasir
Salah satu syarat dalam sistem konsinyasi yang dilakukan pihak perusahaan
dengan supplier adalah bahwa produk yang dititipkan tidak boleh sama dengan
Persentase penjualan bubuk kopi secara langsung sekitar 20% dari total
penjualan bubuk kopi selama 1 minggu dengan rata-rata penjualan lebih kurang
200 kg dari rata-rata hasil produksi 1 ton bubuk kopi/minggu. Sedikit banyaknya
penjualan bubuk kopi secara langsung juga dipengaruhi oleh banyaknya tamu
pengunjung yang datang, maka semakin tinggi pula peluang penjualan bubuk
kopi, karena tamu (pengunjung) yang datang merupakan tamu non lokal, sehingga
bubuk kopi yang dibeli oleh tamu tersebut dijadikan oleh-oleh. Biasanya
pengunjung (non lokal) lebih banyak melakukan transaksi belanja secara langsung
di unit centra. Melihat kondisi tersebut, maka karyawan centra (kasir) melakukan
manfaat produk dan harga produk. Promosi bubuk kopi juga dilakukan di unit
cafe dengan cara pemberian tester kepada para konsumen. Untuk konsumen non
lokal diberikan secara gratis, sedangkan untuk konsumen lokal dikenakan tarif
harga Rp 3.000/gelas.
langsung ini juga bertujuan untuk mempertahankan konsumen yang telah ada dan
produsen barang tersebut tanpa melalui pihak lain sebagai perantara. Jadi dalam
memperoleh harga yang lebih rendah karena pendeknya rantai pemasaran, waktu
produk yang berkualitas bagus dan dapat langsung menikmati produk lebih cepat.
Selain itu, produsen lebih tanggap dalam mengatasi keluhan konsumen, adanya
dengan konsumen, biaya lebih rendah karena biaya pengiriman barang ditanggung
Penjualan bubuk kopi kiniko di unit centra bagi konsumen lokal dan non
lokal tidak memiliki perbedaan produk, seperti kemasan, komposisi ataupun berat
berbeda yaitu untuk konsumen lokal harga bubuk kopi yang ditawarkan sebesar
Rp. 40.000/kg/pak sedangkan untuk konsumen non lokal harga bubuk kopi yang
bagi konsumen non lokal. Namun, terdapat beberapa kelemahan dari saluran
distribusi langsung ini yaitu bagi produsen penjualan produk belum terjamin atau
belum pasti habis, karena penjualan produk tergantung banyaknya konsumen yang
berbelanja, sehingga resiko produk tidak terjual cukup tinggi, sedangkan bagi
konsumen adanya perbedaan harga jual produk antara konsumen lokal dengan
produk bubuk kopi secara langsung yaitu kendala ketersediaan produk bubuk kopi
di unit centra yaitu kurangnya ketersediaan produk bubuk kopi. Hal ini
disebabkan karena bahan baku kopi terbatas akibat meningkatnya harga jual biji
kopi. Selain itu, adanya kewajiban perusahaan dengan pemasok kopi yang harus
dibayar terlebih dahulu, sebelum membeli biji kopi dari pemasok tersebut.
Sehingga ketika tamu (pengunjung) banyak datang untuk berbelanja, maka unit
yaitu produsen menggunakan satu atau lebih peran perantara dalam memasarkan
CV. Kin-Nikko 2001 adalah distribusi tingkat 1, tingkat 2 dan tingkat 3. Dimana,
dalam memasarkan bubuk kopi terdapat tiga perantara sebelum bubuk kopi
a. Saluran tingkat 1
pemasaran secara tidak langsung ini hanya dilakukan seminggu sekali. Jumlah
penjualan produk bubuk kopi secara tidak langsung lebih besar daripada penjualan
bubuk kopi secara langsung yaitu sebesar 80% dari total penjualan bubuk kopi
kopi dari rata-rata hasil produksi bubuk kopi sebanyak 1 ton/minggu. Sehingga
persentase penjualan bubuk kopi untuk saluran tingkat 1 melalui tenaga kerja
pemasaran di kota Padang yaitu sebesar 50% atau 500 kg bubuk kopi/minggu.
Selain itu, masyarakat lokal cenderung lebih menyukai bubuk kopi kiniko (non
ori) dibandingkan bubuk kopi spesial (ori), karena kopi spesial (ori) rasanya lebih
pekat dan pahit, sedangkan bubuk kopi kiniko (non ori) dalam proses
yang gurih dan memiliki kadar asam yang rendah seperti kopi-kopi instan pada
umumnya yang ada dipasaran. Sedangkan untuk tamu non lokal menyukai bubuk
kopi kiniko dan bubuk kopi spesial, karena menurut tamu non lokal cita rasa kopi
spesial seperti kopi arabika yang pekat dan memiliki kadar asam cukup tinggi.
Meskipun demikian, tamu non lokal juga mengkonsumsi kawa daun sebagai
lampiran 6). Harga jual bubuk kopi yang dikeluarkan perusahaan kepada tenaga
pengecer akan menjual bubuk kopi tersebut kepada konsumen akhir. Harga bubuk
kopi ditingkat konsumen akhir bisa mencapai Rp 41.000-Rp 42.000/ kg. Biaya-
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja pemasaran yaitu biaya
60.000/orang. Perusahaan menggunakan jasa upah angkut pada saat tenaga kerja
Selain gaji pokok yang diterima, tenaga kerja pemasaran Padang juga
pengecer yaitu sebesar Rp 2.000/kg. Sistem pembayaran untuk gaji tenaga kerja
pemasaran biasanya sama dengan tenaga kerja lainnya yaitu gaji tenaga kerja
dapat diambil 1 minggu sekali secara cash melalui administrasi kantor perusahaan.
dahulu melalui via ATM. Produk bubuk kopi yang tidak terjual ditanggung oleh
perusahaan, namun hal ini jarang sekali terjadi, karena penjualan bubuk kopi
Berikut ini adalah kegiatan pemasaran bubuk kopi kiniko secara tidak
Gambar 7. Kegiatan pemasaran bubuk kopi menggunakan jasa upah angkut dalam
mengantarkan produk bubuk kopi ke pedagang pengecer
b. Saluran tingkat 2
Kota Padang. Penjualan bubuk kopi di Padang melalui pedagang besar sama
halnya dengan penjualan bubuk kopi melalui tenaga kerja pemasaran, yaitu pada
hari jumat. Produk bubuk kopi yang dipasarkan kepada pedagang besar adalah
Padang cukup tinggi, sehingga permintaan konsumen terhadap bubuk kopi kiniko
selalu continue (terus-menerus). Pada saluran tingkat 2 ini, pedagang besar yang
biasa digunakan oleh perusahaan bernama Buya yang berlokasi di kelurahan Air
Pacah Simpang 4 kota Padang. Untuk pedagang besar 1 (Buya) menjual kembali
bubuk kopi kiniko kepada para pedagang pengecer di kelurahan Air Pacah
Simpang 4 (dapat dilihat pada lampiran 7). Rata-rata penjualan bubuk kopi di kota
Padang sebesar 800 kg/minggu, sehingga persentase untuk penjualan bubuk kopi
saluran tingkat 2 sebesar 10% atau penjualan bubuk kopi kepada pedagang besar 1
sebanyak 100 kg/minggu. Harga jual bubuk kopi yang diberikan perusahaan
kepada pedagang besar 1 sebesar Rp 36.000/kg, sehingga harga jual bubuk kopi
c. Saluran tingkat 3
Produsen Pedagang Besar 2 P. Besar P. Pengecer Konsumen
bernama Ujang yang berlokasi di Kalumbu kota Padang. Bubuk kopi yang
kelurahan Balai Baru, Kalumbu, Kuranji, Belimbing, Lubuk Minturun dan Limau
Manis (dapat dilihat pada lampiran 8). Harga jual bubuk kopi yang diberikan
perusahaan kepada pedagang besar 2 sama dengan harga jual bubuk kopi yang
penjualan bubuk kopi di kota Padang sebesar 800 kg/minggu, sehingga persentase
untuk penjualan bubuk kopi saluran tingkat 3 sebesar 20% atau penjualan bubuk
Dalam proses pemasaran produk bubuk kopi di Kota Padang, antara tenaga
kerja pemasaran dan kedua pedagang besar tidak boleh memasuki wilayah
pemasaran satu sama lainnya, karena setiap perantara sudah mempunyai pasar dan
Berikut ini merupakan produk bubuk kopi yang dipasarkan secara tidak
langsung melalui pedagang pengecer di Kota Padang dapat dilihat pada gambar 8.
terjamin, resiko produk tidak terjual kecil, mengurangi tugas produsen dalam
nota order kepada tenaga kerja pemasarannya, perantara sebagai media promosi
sehingga penggunaan waktu lebih efisien. Selain itu, perantara juga menyediakan
sampai ketangan konsumen akhir. Namun, saluran distribusi secara tidak langsung
ketangan konsumen lambat, harga jual produk sampai ketangan konsumen relatif
mahal, biaya pemasaran lebih tinggi karena adanya biaya transportasi biaya gaji
dan biaya angkut, serta perusahaan tidak mengetahui keluhan konsumen secara
cepat.
banyak tenaga kerja untuk menjual produk, namun produk tersebut dapat diterima
oleh pasar. Selain itu, pihak perusahaan juga dapat meraih ruang lingkup pasar
yang besar.
hampir sama dengan kendala pada penjualan distribusi langsung yaitu kurangnya
jumlah produksi bubuk kopi. Kendala yang kedua yaitu tingginya permintaan
pasar akan bubuk kopi kiniko hampir tidak terpenuhi, dikarenakan perusahaan
tidak mempunyai cukup dana untuk membeli biji kopi untuk diproduksi, sehingga
pedagang pengecer cukup kecewa dengan kondisi seperti ini, karena pesanan atau
permintaan bubuk kopi yang diinginkan tidak sesuai dengan yang dipesan atau
prduk, dimana bubuk kopi yang seharusnya diantar ke Kota Padang hari Jumat,
namun karena produksi bubuk kopi belum cukup atau belum selesai dikemas
selanjutnya yaitu pada hari sabtu atau hari minggu. Kendala lainnya yang
Armada tersebut mengalami gangguan teknis karena sesuatu hal misalnya ban
pendistribusian produk bubuk kopi kiniko, hal ini dikarenakan setiap daerah atau
kopi yang berbeda atau konsumen sudah menyukai rasa khas kopi lainnya (produk
yang sudah dikenal atau sudah pernah dikonsumsi sebelum produk bubuk kopi
kiniko). Selain itu, pihak perusahaan juga sulit memasuki produk bubuk kopi ke
melalui dua saluran distribusi yaitu saluran distribusi langsung dan saluran
1. Sifat produk
Sifat produk bubuk kopi yang akan dipasarkan merupakan produk tahan
lama dan tidak mudah rusak, rata-rata masa simpan produk bubuk kopi yang telah
dalam kemasan selama 2 bulan, sehingga menjadi alasan pihak perusahan untuk
minggunya yaitu pada hari jumat. Jumlah pesanan produk bubuk kopi yang
dibawa rata-rata 800 kg dari hasil produksi kopi yaitu rata-rata 1 ton bubuk kopi
/minggu. Bubuk kopi ini akan dipasarkan kepada 2 pedagang besar dan 1 tenaga
kerja pemasaran. Namun dalam pemesanan bubuk kopi, kedua pedagang besar
dan satu tenaga kerja pemasaran memesan dalam jumlah yang berbeda. Untuk
pedagang besar I (Buya) rata-rata bubuk kopi yang dipesan sebanyak 100
kg/minggu, untuk pedagang besar 2 (Ujang) rata-rata bubuk kopi yang dipesan
sebanyak 200 kg/minggu, sedangkan untuk tenaga kerja pemasaran (Joni) rata-
rata bubuk kopi yang dipesan sebanyak 500 kg/minggu. Untuk tenaga kerja
bubuk kopi kepada pedagang pengecer saja, sedangkan untuk pedagang besar 2
hanya memasarkan atau menjual kembali produk bubuk kopi ke pedagang besar
(grosir).
Alasan mengapa jumlah produk bubuk kopi yang dipesan pedagang besar
2 lebih banyak daripada pedagang besar 1 adalah target pasar dari pedagang besar
2 itu sendiri adalah grosir, biasanya grosir lebih banyak dalam melakukan jumlah
pedagang besar 2 memiliki kedai harian pribadi yang cukup besar, sehingga
langsung ke kedai harian tersebut dan ada juga beberapa grosir yang
ditanggung oleh pihak pribadi. Sistem penjualan bubuk kopi kepada pedagang
besar dibayar cash setelah produk bubuk kopi di antar kelokasi masing-masing
Berikut ini adalah produk bubuk kopi yang dipasarkan secara tidak
langsung kepada pedagang besar 1, dapat dilihat pada gambar 9 dibawah ini :
Disamping itu, produk bubuk kopi juga dipasarkan secara tidak langsung
Gambar 10. Bubuk kopi yang dipasarkan kepada pedagang besar 2 (kedai harian)
Skala produksi bubuk kopi tergolong skala cukup besar, karena hasil
produksi kopi menghasilkan rata-rata 1 ton bubuk kopi /minggu. Dengan skala ini
akan sulit melakukan pemasaran secara langsung, sehingga 80% penjualan bubuk
kopi dilakukan secara tidak langsung di Kota Padang. Disamping itu, skala usaha
yang cukup besar mampu memenuhi kebutuhan produk pada setiap saluran tidak
Pembeli potensial atau konsumen bubuk kopi kiniko lebih banyak berada
di Kota Padang dibandingkan diwilayah perusahaan atau unit centra. Hal ini
berdasarkan tamu atau pengunjung yang datang dan singgah ke CV. Kin-Nikko
2001 untuk menikmati minuman khas kopi dan berbelanja. Biasanya dalam
penjualan langsung ini, tamu yang sering belanja adalah tamu non lokal,
sedangkan tamu lokal jarang belanja. Jika tamu sepi, maka pendapatan yang
secara tepat dan pasti. Sedangkan untuk penjualan secara tidak langsung,
pedagang pengecer memesan produk dalam jumlah cukup besar, hal ini
menunjukkan bahwa konsumen menyukai produk bubuk kopi kiniko. Dengan ciri
khas yang dimiliki kopi kiniko, maka produsen dapat memenuhi selera konsumen
yang ada dipasaran dengan memberikan bubuk kopi yang halus dari proses olahan
kopi robusta secara tradisional, sehingga memiliki aroma kopi yang khas, citarasa
kopi yang gurih, namun memiliki kadar asam yang rendah sehingga aman untuk
kesehatan. Maka dari itu, dengan menggunakan saluran distribusi tidak langsung,
produknya dan konsumen pun akan bersusah payah mengejar produsen untuk
dapat menikmati produknya. Selain itu dengan adanya saluran distribusi yang baik
dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh pasar dan menunjang
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
50.000/kg/pak.
pemasaran dan pedagang besar (Buya dan Ujang). Harga jual bubuk kopi
a. Sifat produk
Sifat produk bubuk kopi yang akan dipasarkan merupakan produk tahan
lama dan tidak mudah rusak, rata-rata masa simpan produk bubuk kopi
Skala produksi bubuk kopi tergolong skala cukup besar, karena kopi yang
Jumlah pembeli potensial bubuk kopi kiniko lebih banyak di Kota Padang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Jumlah
Harga Jual
No Jenis Produk
Pak/Lapik ke Agen
Minggu ke
No Aspek
Pengenalan
1 Gambaran/Lingkungan
Umum Perusahaan
Pencatatan
2 Keuangan/Pembukuan
a. Produk Minuman
b. Produk Makanan
c. Kegiatan Produksi
e. Kegiatan di Office
f. Kegiatan Pemasaran